My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Melanjutkan postingan 30 Facts about Me part 1, yuk kita langsung ke poin nomer 16 yaaaa. :)

16. Ditembak oleh adik kelas

Hihi..., yes! Adik kelas gitu lho! Saat itu aku jadi anak baru, pindahan dari Sigli, masuk ke SMP-Negeri 2 Banda Aceh, di kelas II-7, semester dua. Nah, pada hari pertama jadi murid baru itu, eh, pas jam istirahat, si adik kelas itu, masuk ke kelasku, dan langsung mendekat.

"Halo, kamu anak baru yang tadi pagi mulai sekolah di sini kan? Kenalin, aku Eddie." Uhuk, jentelmen banget ini cowok yak?

Aku balas ulurkan tangan, sebut nama. 'Iya, Alaika Abdullah!'

Dan, ya ampun, si anak bau kencur ini menggelitik telapak tanganku dengan jari tengahnya. Aku kaget, apalagi dia menarik tanganku agar tubuhku mendekat ke dia, lalu dia berbisik, "Al, aku suka sama kamu, mau ya jadi pacarku?"

Oh My God! Aji gile! Ini penghinaan apa penghormatan yak? Aku kan anak kelas dua, masak ditembak oleh adik kelas? Merah padam mukaku, apalagi mendengar tepuk tangan dari teman-teman yang sedang berada di kelas. Reaksiku selanjutnya? Salting dan menolak cintanya mentah-mentah, karena merasa dihina. Hahaha. Dasar bocah!

17. Jago mengetik 'buta'

Memiliki kemahiran mengetik 10 jari plus blind system alias mengetik buta sejak SMP, adalah berkah yang tak terhingga buatku. Belajarnya sih dari sekolah, kan ada mata pelajaran mengetik tuh, dan aku mampu melatih jemariku untuk bertugas sesuai fungsinya tanpa mata harus melihat ke tuts mesin ketik. Dan Alhamdulillah, memiliki kemampuan ini, membuat aku dilirik ayah untuk membantunya mengetik laporan-laporan yang harus dibuatnya secara berkala setiap minggu. Dan jadilah aku staff khusus ayah, mengetikkan laporan yang sudah disiapkan ayah dalam naskahnya yang bertulis tangan. Efeknya? Aku dapat gaji dunk! Alhamdulillah, gajiannya mayan banget, bisa nambah-nambah uang jajan.

18. Kami dan Burly, si monyet kesayangan

Jika anak-anak lain suka kucing, kelinci atau piaraan imut lainnya, maka aku dan adik-adik tuh sukanya melihara monyet! Itu pun terinspirasi dari sebuah novel detektif cilik di mana tokohnya memiliki seekor monyet yang cerdas. Nah, berawal dari situ, adikku, Zai, membujuk nenek kami yang tinggal di Lhoksukon untuk sudi menghadiahkan kami seekor monyet. Dan saking sayangnya sama cucunya ini, suatu pagi, si Nenek hadir di depan rumah. Turun dari becak, yang segera kami bantu dengan menurunkan kardus demi kardus oleh-oleh, seperti biasa jika beliau mengunjungi kami. Dan olala, salah satu kardus itu, berlubang-lubang. Dan dari celah-celah itu, terlihat bulu abu-abu dan sepasang mata yang mengintip dengan iseng. Ya ampyuuun, monyet! Burly adalah nama anugerah Zai untuknya.

Sore hari, aku sering mengajak Burly jjs, sayangnya, ibunda tercinta ga suka banget dengan aksi jalan-jalanku bersama Burly, masak anak gadis bawa monyet, ga keren ih!

19. Berantem [lagi] di sekolah

Ga punya maksud untuk menyakiti teman sekolah. Tapi teman yang satu ini [cowok] memang terkenal badung. Suatu hari, dia membuat ulah di depan mataku. Melakukan pelecehan terhadap teman sekelas kami, si cantik Clara Dewi yang lemah lembut dan pemalu. Masak si cowok ini, seenaknya saja nyolek dada Dewi, jadi keingat kejadian waktu aku di SD dulu deh, saat kejadian yang sama menimpa temanku [cewek] yang lain. Dan karena itu pula aku terlibat perkelahian, guna membela teman yang dilecehkan itu.

Perkelahian pun tak terelakkan. Tamparan kerasku melayang ke pipi si cowok, yang langsung membuatnya terperangah, membalas, dan kami pun bergumul. Guru Binpel yang kebetulan lewat, langsung turun tangan melerai. Dan kami pun bermusuhan setelahnya, baru baikan lagi setelah beberapa teman turun tangan mendamaikan.

20. Jadi kribo

Huft, ini adalah kejadian yang paling kental menggores di memori. Sukses membuat trauma. Saat itu, aku sedang bersiap untuk menjadi murid baru di SMA Negeri 3, Banda Aceh. Tahun itu, 1986, SMANTig masih merupakan sekolah terfavorit, dan bangganya luar biasa berhasil menjadi murid baru di situ.
Persiapan menjadi murid baru di sekolah favorit pun kulakukan dengan exciting. Salah satunya adalah mengubah gaya rambut. Kala itu, rambut 'wave' bergelombang sedang trend banget. Maka, rambut lurus sebahu yang aku miliki pun, aku ajak ke salon untuk di 'waving'. Berharap penuh akan penampilan baru yang wow sehingga akan membuatku tampil sebagai anak baru yang cantik dan menarik nantinya.

Tiga puluh menit waving pun berlalu. Dag dig dug jantungku menanti kakak stylist membuka satu persatu alat pengeriting yang dililitkan di rambutku. Ya Allah, semoga hasilnya secantik yang kuharapkan ya, Allah. Aamiin. 

Dan....? Ya Allah, Masyaallah, wajahku jadi tak karuan dengan tatanan rambut yang kini jadi kribo ala Ahmad Albar! Aku langsung ngamuk, mencak-mencak hingga suasana salon jadi heboh, temanku pun ikut mengkerut, takut.

Apa daya, saat itu teknologi bounding/rebounding belum ada. Jadilah aku mau tak mau harus pulang dengan penampilan baru yang sungguh jauh dari harapan. Air mata mengalir dengan setia hingga aku disambut oleh adik-adikku dengan olok-olok, begitu sampai rumah.

"Lho, kakak!!!! Kenapa jadi seperti Ahmad Albar gitu? Hahaha...". Semakin mengalir deras air mataku. Untunglah ayah dan ibu kemudian tampil menengahi, bahkan menjadi pahlawan dan penghibur lara hati.

"Ah, masih tetap cantik kok, dasar mukanya cantik, ya diapa-apain juga tetap cantik. Coba deh hapus air matanya, dan kakak lihat di cermin wajah kakak yang cantik, masih cantik kok kak!" Bujuk ayah. Tapi aku TAK PERCAYA, malah tetap merasa jadi si buruk rupa! Mana pede eikeh besok masuk sekolah, jadi anak baru dengan penampilan yang seperti ini? Cewek rambut Kribo. Hiks....


21. Salah Turun Gara-gara dibentak supir Robur


Robur, adalah bis kota yang biasanya wara wiri sepanjang Depan Mesjid Raya menuju Darussalam atau sebaliknya, mengangkut penumpang yang kebanyakan adalah para mahasiswa dan anak-anak sekolah. Sebagai anak sekolah yang super aktif, aku dan teman-teman se-geng, suka banget naik angkutan umum yang satu ini. Selain murah, penumpangnya rame, tempatnya besar dan luas. Terkadang kami malah kebagian jatah berdiri. Biasanya itu terjadi setiap pagi, saat akan ke sekolah. Nah, ini terjadi ketika kami duduk di bangku SMA kelas dua.

Seperti biasanya, kami kebagian tempat berdiri di belakang supir, berpegangan pada tiang-tiang yang memang disediakan untuk berpegangan. Seperti biasa pula, kami ngerumpi dengan ceria, dan tertawa-tawa. Namun kali ini, pak supir [mungkin sedang ricuh dengan istri di rumah], gampang banget marah. Entah di mana salahnya kami, eh tiba-tiba dia membentak. Suaranya menggelegar. "Kalian ini, ga bisa apa pelankan suara. Jangan ketawa-ketawa ngakak seperti itu!"

Kami pun kaget. Rasanya maluuuuuu banget! Langsung deh kami terdiam. Aduh, malu pisan euy! Dan kemudian, bus berhenti di depan sebuah sekolah. Aku pun tanpa ba bi bu, langsung ngeloyor turun. Terdengar suara teman-teman memanggil, tapi aku sudah menjejakkan kaki di tanah. Apaan sih, orang udah sampe kok bukannya langsung turun. Mau tambah malu di situ? 
Etapi, ya ampyuuuun, ternyata si Robur berhenti di depan sekolah Analis Kesehatan, bukan SMANTig! Wekekeke, aku salah turun. Kulihat teman-temanku menahan tawa di atas bus yang telah melaju. Terpaksa deh eikeh jalan kaki melanjutkan ke sekolah yang memang tak seberapa jauh lagi.

22. Nenek Saya Meninggal, Pak

Sudah menjadi kebiasaan dan peraturan di sekolah, bagi siapa yang terlambat hadir untuk mengikuti upacara bendera, maka kami akan di setrap di sebuah ruangan, dan Senin yang malang itu, aku terlambat! Pagar sekolah sudah ditutup. Takut donk, apalagi guru yang bertugas kali itu adalah si Pak RT [Ringan Tangan]. Aih, harus punya alasan yang masuk akal nih. Dan senjata andalanku adalah, teteup, menangis. Kuingat kejadian paling menyedihkan dalam hidupku, yang adalah saat nenek tercinta meninggal dunia. Kuhimpan seluruh kesedihan hingga kemudian air mata mengucur deras. Aku menangis dalam barisan [siswa yang terlambat], yang berbaris di dalam ruangan itu. Pak RT mendekat, 'Kenapa kamu menangis? Ada apa?'

"Hiks.... saya masih sedih Pak, nenek saya meninggal dunia tiga hari lalu. Pagi ini kami baru balik dari kampung. Makanya telat."

"Oh, ya sudah, kamu masuk ke kelas saja sana, istirahat ya." Hihi.

23. Jajan sepuasnya, bayar seadanya.

Eits, ini bukan murni eikeh lho ya. Nah, di kantin SMANTig, dulu [ga tau kalo sekarang], kantinnya bebas banget. Anak-anak makan kue-kue sepuasnya, tapi yang dibayar ala kadarnya alias suka nembak. Makan lima, diakui dan dibayar paling cuma 3. Nah, virus itu juga terkadang menular ke eikeh gituh, plus teman-teman juga. Tapinya, di saat-saat akhir sekolah, mungkin juga berkat tausiah-tausiah dari ibu guru agama, aku dan teman-teman se-geng kemudian memutuskan untuk mulai mencicil 'hutang' kue itu. Caranya? Misalnya makan kue 3, maka kami akan membayar seharga 6 kue. Sehingga pelan-pelan [menurut kami lho ya], hutang itu pun lunas sebelum kami meninggalkan SMANTig. Hihi.

24. Salah baca pengumuman Sipenmaru.

Sipenmaru? Yes, ketauan kan tahun berapa itu? Hehe. Jadi, aku tuh ikut Sipenmaru tahun 1989, dan saat baca pengumuman di koran, langsung lemes. Nangis. Sang baginda raja, ayahanda tercinta menghampiri. "Lho....lho, salah baca kali nak. Sini biar ayah cari namamu. Pasti ada di situ."

Dan..., jreng...jreng! Nah, ini nomormu bukan? Kurebut koran itu, telungkup, melihat dengan teliti. Ya Allah, Lulus! Aih, lulus di Fakultas Teknik, jadi anak Teknik Kimia. Ahamdulillah, rasanya gimana gituuuuh!

25. Ga bisa nyanyi.

Aku paling takut kalo sudah disuruh menyanyi. Bukan apa-apa sih, Sobs, cuma aku bener2 ga mampu kalo disuruh yang satu itu. Udah nyoba, belajar bersungguh-sungguh, tapi teteup aja iramanya lari sana sini, belok kiri belok kanan gituh.

26. Suka menggambar

Nah, kalo yang ini mah, eikeh suka banget! Tapi herannya, setelah mengenal komputer, berinteraksi dengan internet, aktif menulis, justru hobby menggambar ini tertinggal jauh. Jika dulu begitu gampang menirukan bentuk-bentuk benda untuk digambar, kini rasanya kok sulit banget ya. Harus belajar lagi deh ini.

27. Penggila dunia maya.

Nah, kalo ini mah ga heran kan? Sejak kenal internet, aku memang sulit move on! Jika dalam sehari saja ga konek ke net, dan main ke si mbah, buka socmed, dan blogging, rasanya kok seperti ada yang hilang gituh!

28. Jadi Srikandi Blogger 2013

Nah, ini adalah berkah dari blogging. Terpilih sebagai Srikandi Blogger Utama di dalam event yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger bersama Acer Indonesia adalah sebuah prestasi dan apresiasi tak terduga bagiku. Efeknya? Happy banget pastinya, dan semakin membuatku ingin menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama.

29. Suka Nekad dan sulit tinggal diam

Yup, ayah bilang aku orangnya nekad. Tapi biasanya nekadnya juga mikir-mikir alias penuh pertimbangan. Salah satu contoh nekad positif ini adalah, ketika keinginan hati untuk menerbitkan buku semakin menggelora di hati, sementara untuk menembus penerbitan mayor atau indie, bukan hal yang mudah. Indie sih bisa, tapi teteup butuh modal kan? Maka, setelah googling dan timbang sana timbang sini, aku nekad melakukan gerakan 'sekali mendayung dua tiga pulau terlampau'.

Aku nekad bikin penerbitan indie, bertajuk 'smartgarden publishing and printing'. Alhamdulillah, walau tidak maju pesat, tapi media satu ini telah menjadi kendaraanku dalam menerbitkan buku, dan Insyaallah ingin memfasilitasi teman-teman lainnya untuk terbitkan buku.

30. Pekerja Keras, dan fast learner

Tadinya ga yakin akan hal ini, karena menurutku, adalah orang lain yang bisa menilai kita dengan baik, ketimbang menilai diri kita sendiri. Tapi..., self assessment yang aku lakukan, ternyata juga beroleh hal yang sama dengan pendapat dari sumber luar [orang lain], bahwa ternyata diriku memang seorang pekerja keras dan pembelajar yang cepat. *Boleh dunk muji dan berbangga dengan diri sendiri? Kan self-motivated. Hihi*

Pantesan, walau ber-background chemical engineer, aku tuh fun and fine aja saat beralih profesi, dan bergabung di berbagai NGO international, yang bidang geraknya malah menjauh dari dunia industri/chemical things. Aku belajar banyak tentang bagaimana bekerja di medical NGO, bagaimana melakukan trauma healing, bagaimana berinteraksi dengan orang yang terkena bencana, bagaimana berinteraksi dan memotivasi orang-orang berkebutuhan khusus [saat bekerja di Handicap International] dan berbagai bidang pekerjaan di sector humanity lainnya.
 ~ Hidup ini indah, jika kita mampu menyiasati dan menjadikannya fun and fine. ~

Nah, Sobats tercinta, 30 point 30 facts about me akhirnya terungkap juga, semoga selain bikin cengar-cengir, beberapa yang tertulis serius, tidak menjadikannya terlihat sombong yak!
Hayo, mana 30 facts about you, ayo, berani ga gokil-gokilan menuliskannya?

Catatan iseng, 30 facts about me
Al, Bandung, 10 Oktober 2014



Ehem! Akhirnya duduk manis menjawab tantangan dari adinda yang ganteng, Hijrah Saputra Yunus, sang Gamin [Agam admin] grup Gam Inong Blogger, tentang 30 fakta tentang diri sendiri. Inginnya sih menjawab tantangan ini sesegera mungkin alias ASAP [as soon as possible], tapi apa daya, ternyata ASAP-nya baru sampai sekarang ini. Hihi.

Well, berbicara tentang fakta mengenai diri sendiri, sebenarnya bukan hanya 30 sih, tapi bisa lebih banyaaaaak. Tapi ya sudahlah, coba kita duduk manis dan memilih serta memilah, mana yang layak tampil yang kira-kira bisa bikin Sobats cengar cengir yak!

Okeh, inilah 30 fakta tentang akyu.... *gayalebay,
etapi..., karena 30 poin plus penjelasannya bakalan panjang, maka postingan ini aku penggal jadi dua bagian deh yaaa, siap?

1. Anak pertama dan satu-satunya perempuan

Foto milik pribadi
Terlahir sebagai anak pertama dan satu-satunya perempuan, ternyata tidak membuatku menjadi anak yang dimanja. Kesetaraan gender telah diterapkan bahkan sejak aku kecil. Huft. Mulai dari [ikutan] jaga burung di sawah hingga ke angkut air dari sumur di luar rumah [di pojokan pekarangan nun jauh di sana], untuk dibawa masuk dan diisi ke dalam beberapa guci [reservoir] penampung air. Huft, kayaknya ini nih yang bikin eikeh tumbuh menjadi cewek yang tidak tinggi, gegara kedua tangan asyik mengangkut air di dalam ember [timba] plastik yang lumayan besar ituh, jadinya tubuh juga ikut memendek kali ya? emang ngaruh?

2. Anak Desa yang Happy and Ndeso

Terlahir sebagai anak desa, di sebuah desa bernama Lamkawe, Kembang Tanjung, membuat masa kecilku happy dan ndeso. Walo ga punya lembu atau pun kerbau, aku selalu 'curi-curi' dari pandangan ibunda untuk bisa main ke rumah tetangga sebelah, yang menugaskan anaknya [teman satu kelasku] untuk menyuapi makanan ke lembu mereka. Diam-diam aku akan hadir di sana, dan menggantikan tugas Balah, temanku itu menyuapi sang lembu. Dan lembunya? Langsung semangat deh makannya saat disuapi oleh aku. Iya dunk, kan aku udah rapi dan wangi saat main ke situ, sementara si Balah, masih bau sawah!
Eits, Mantemans pernah nyuapi lembu/sapi/kerbau makan? Hihi... asyik lho!

3. Anak perempuan yang sangat pemalu

Nah, fakta yang ini, terjadinya duluuuu sekali! Bukan sekarang lho ya? Duluuuuuu, aku tuh tumbuh sebagai anak yang sangat pemalu. Entah kenapa, rasanya sulit sekali untuk berbicara di depan orang-orang yang tidak serumah dengan kami. Apalagi jika ada tamu, maka, jangan harap mereka bisa bertemu denganku, itu pula yang membuat aku selalu saja paceklik di saat hari raya. Ya iyalah, gimana coba mau dapat salam tempel, sementara bertemu muka dan salaman dengan para tamu aja malyuuu. *idih

4. Malu-maluin 

Ini adalah efek dari sifat pemalu ku yang luar biasa itu, Sobs! Jadi critanya begini. Suatu hari, ayahku sakit dan ga bisa ke kantor seperti biasanya. Nah, karena setiap harinya, Om Amin, rekan sejawat ayah selalu melewati gang rumah kami saat akan ngantor, maka aku diminta ayah untuk menanti Om Amin lewat, dan menitipkan surat ijin Ayah ke beliau. Maka, aku dengan pede menanti di ujung gang. Aku yakin, pasti aku akan dengan gagah berani menyetop Om Amin nanti. Ga perlu malu, toh Om Amin kenal baik denganku, anak ayah!
Namun, olala! Jreng...jreng! Om Amin pun tiba, dan melambatkan laju sepeda motornya, lalu menyapa. "Halo Al, kok main di jalan? Ga sekolah?"
Ow..ow! Aku kok malah gemetar. Dan gugup menjawab. 'Masuk siang, Om. Lagi nyari capung." Ampyun, kok malah jawaban itu yang keluar dari mulut eikeh? Hadeuh! Gaswat ini, bisa ngamuk deh baginda raja yang sedang atit. Dan begitu si Om Amin berlalu, sekonyong-konyong feeling-ku mendung kelabu. Kebayang amukan sang baginda begitu tau suratnya masih duduk manis di dalam saku jaketku. Hihi. Upaya terbaik yang sanggup kupikirkan kala itu adalah, menangis! Ya, MENANGIS. Maka aku pun mengusap air mata sambil balik ke rumah, yang langsung disambut oleh sang Baginda, heran.

'Lho, kok anak ayah nangis? Kenapa? Udah dikasih surat ayah?' Hadeuh, gaswat!

'Banyak kali nyamuk, Yah. Hu..hu..hu. Suratnya lupa Al kasih... maaf, Yah..."

Dan, aku pun kena setrap!

5. Anak perempuan tomboy

Untungnya, fase malu-malu dan malu-maluin ini tidak berkepanjangan. Ayah menemukan cara jitu. Tidak memaksa apalagi melatih aku untuk terampil bicara apalagi menerjunkan aku ikutan public speaking course, tapi malah membelikan buku tulis warna warni serta kelir dan buku gambar. Lalu aku pun tenggelam di dalam merangkai kata, menggambar dan menulis cerita. Aih, ayah tuh tauuuuu aja kebutuhan anaknya. Aku pun asyik dengan hobby baru dan kepercayaan diri yang tiba-tiba saja tumbuh. Aku dengan bangga sering menunjukkan hasil karyaku pada teman-temanku, teman ayah atau siapa saja yang datang dan menyapa. Tanpa kusadari, sifat pemalu itu terkikis sudah, dan malu-maluin itu, juga menyingkir. Hehe. Etapi, akunya malah berubah menjadi anak perempuan tomboy dan garang. Suka mendominasi kalo bermain dengan teman-teman, bahkan kadang suka ngakalin. Hihi. Hush, ssst! Diem!

6. Ga mau sekolah

Jika anak lain begitu happy dimasukkan ke sekolah, maka aku merasa itu sebagai sebuah siksaan tingkat dewa. Aku ga mau dan ga suka sekolah. Hari pertama hingga ketiga, aku hanya bertahan 10 menit di sekolah, lalu nangis minta pulang. Sementara si Syukri, anak tetangga kami, begitu girang dan bangga bersekolah. Dengan bangga dia menghapal nama-nama hari yang dia pelajari di sekolah. "Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu.... itulah nama-nama hari," dan berbagai 'temuan baru yang dia peroleh dari sekolah. Aku? Hanya melongo! Aih, si Syukri sudah mulai pinter, sementara aku? Ketinggalan jauh! Apalagi mamak mengompor-ngompori.

"Tuh, lihat kalo mau sekolah, kita jadi pinter! Lihat tuh Syukri, sebentar lagi dia akan semakin pinter, sementara kamu? Tertinggal dan jadi anak bodoh. Ga mau kan anak mamak jadi anak bodoh?"

Dan, aku pun memberanikan diri, untuk bertahan duduk di kelas, teteup, ditemani mamak [tepat duduk disampingku] sampai semingguan.

Minggu kedua, mamak pura-pura mau pipis, dan menghilang. Oh, mau ninggalin anaknya begitu saja? Noway! Dan aku pun tanpa ba bi bu, langsung meninggalkan bangku yang aku duduki, dan ambil jalan pintas menuju rumah. Dan? Aku tiba duluan di rumah kami, sukses membuat sang paduka ratu terbelalak dan marah, begitu beliau sampai di rumah. Hihi. Dan..., aku pun kena setrap! Tapi akhirnya, Alhamdulillah, karena kuatir akan ketinggalan oleh Syukri yang semakin gaya, aku akhirnya mampu bertahan di sekolah. Dan taukah, Sobs? Syukri, tinggal kelas lho! Hehe.

7. Suka berdialog sendiri

Eh, bukan gila lho ya! Aku tuh suka banget berdialong di dalam hati. Menciptakan dialog dan adegan-adegan seperti cerita gitu di dalam hati. Misalnya, saat sedang mencuci piring, aku tuh sepertinya sedang melamun, padahal sedang bikin cerita anak, yang idenya muncul selintas dan langsung aku kembangkan dulu di dalam pikiran, baru nanti setelah selesai tugas, aku tuangkan di dalam buku.

8. Suka mandi di kali dan cari sisa padi di sawah

kejam straight banget dalam menjagaku. Ga boleh mandi di kali, nanti kudisan! Ga boleh terjun dari jembatan ke dalam kali, nanti kakinya patah! Ga boleh ikutan teman-teman cari sisa-sisa padi di sawah yang sudah di panen, lalu dijual kiloan. Bikin malu ibu saja, emangnya ibu/ayah ga sanggup ngasih makan? Huft. banyak banget larangannya.
Sebagai anak desa, kebiasaan mandi di kali atau sungai adalah hal yang lumrah bukan? Etapi, tidak bagi ibuku. Beliau itu

Namanya juga anak-anak khaaan? Maka eikeh pun sembunyi2 deh melakukan kegembiraan ini. Pulang sekolah, kami segerombolan anak desa, langsung deh buka baju [masih kelas 3 SD] kalo ga salah, masih bebas buka baju atas dan hanya bermodalkan CD, kami langsung terjun bebas dari atas jembatan, meluncur manis [kaki bersila] ke dalam air sungai. Siapa yang posisi jatuhnya benar-benar bersila, maka dia hebat! Dan itu adalah dirikuh, hihi. Sedang asyik-asyiknya beratraksi dan baru saja pantatku menjejak air sungai, pinggangku sudah dicubit oleh seorang teman yang berada paling dekat denganku. Memberi isyarat ke atas jembatan. Aku pun tengadah, dan oh em ji, seorang wanita tangguh sudah berdiri garang, dengan sapu lidi! Memberi isyarat memanggil pake tangan dengan gaya angkuh. Hiks, ibuku sudah di atas jembatan, dan aku bagai si gumar apus yang malang, melangkah lunglai menuju paduka ratu. Hiks.

Lain waktu, aku dan teman-teman mencari sisa padi di sawah. Lumayankan, bisa dijual, nambah-nambah uang saku. Hihi. Berhasil dapat sekantong kresek ukuran sedang. Aih, mayan banget ini. Etapi, adaaaaaa aja yang lapor ke paduka ratu. Aku pun disetrap. Hiks.

9. Punya bakat bisnis sejak kecil

Ibuku, sang paduka ratu, sudah jelas akan melarang ide ini. Tapi aku kan ingin jualan [kacang asin] seperti beberapa teman sekelas! Maka, ide licinku bukan licik ya adalah, meminta paduka ratu untuk menggorengkan kacang asin itu untuk aku konsumsi. Alasanku, kan lebih sehat kalo mamak sendiri yang goreng, daripada beli dari mereka, belum tentu minyaknya sehat kan? *Masuk akal, pikir mamak, lalu permintaan ini pun disetujui dan dieksekusi*.

Dan..., aku pun berjualan dengan sukses. Iya lah, kacang asin bikinan mamak kan gurih dan bersih, ya pasti banyak yang beli dunk. Tapi ya gitu deh, adaaaa aja yang sirik! Ngadu. Dan aku pun dipanggil dan diinterogasi. Hiks. Bisnis kecil-kecilanku mandeg, di setop.

11. Menjatuhkan adik dari ayunan

Aku tuh hobby banget membaca buku cerita. Dan ayah adalah supplier buku cerita kelas wahid. Kami adalah mitra yang sangat klop. Dan ibu, tau aja memberikan tugas yang layak untukku. Yaitu menjaga adik. Yang paling aku suka adalah menjaga adik yang tidur pulas di ayunan. Jadi bisa dikerjakan sambil membaca buku.
Suatu hari, aku sedang tenggelam di dalam bacaan seru. Tanganku tanpa diatur telah begitu setia mengayun adikku yang lelap di ayunan. Sedikit saja bergoyang, tanganku akan langsung bertugas. Kali ini, si adik tak hanya menggeliat, tapi mulai ehek...ehek [menangis]. Aku masih asyik membaca, tanganku yang aktif mengayun. Semakin si adik menangis, semakin kuat aku mengayunnya. Hingga, volume tangisan itu akhirnya semakin meninggi, sementara bacaanku semakin seru. Maka satu-satunya cara adalah meningkatkan kekuatan ayun, dengan mata tetap pada buku. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, oalah, nasib malang menimpa adinda tersayang. Hentakan ayunan yang dihasilkan oleh tanganku, membuat ayunan itu berpindah tempat, dan meningkatkan volume suara tangis itu.

Mataku terbelalak, panik kala melihat ayunan beserta isinya sudah parkir terkulai di lantai kayu rumah kami. Dan..., sang baginda ratu pun hadir di hadapan dengan angkara murka. Menggendong si adik mungil serta sebelah tangan satunya lagi merampas buku bacaanku, melemparkannya ke lantai. Tak luput, amarah sang baginda ratu pun meluncur bebas dari bibirnya yang indah itu. Hadeuh, adikku sayang, maafkan kakak yaaaa, ga sengajaaaa.... Hiks. Aku tak marah di setrap, karena itu murni salahku.

12. Mencekik bebek

Kisah ini juga berhubungan erat dengan hobby membacaku. Suatu hari, aku ditugaskan oleh baginda ratu untuk menjaga padi yang sedang dijemur di halaman rumah, agar tidak diserbu oleh gerombolan siberat bebek tetangga yang sering bebas lepas. Happy donk dikasih tugas begitu. Bisa membaca dengan santai khaaan? Hehe. Dan membacalah diriku dengan asyik, tanpa sebentar pun mengalihkan pandangan ke hamparan padi yang sedang dijemur. Hingga kemudian, sebuah suara keras menghardik. "Ya ampun, Al! Itu bebek makan padi kita, kok malah dibiarin sih???"

Refleks, kualihkan pandangan ke sudut tikar di mana padi dihamparkan. Ya ampun, gerombolan si berat segerombolan bebek sedang berpesta pora. Geram, aku berlari menyerbu, gerombolan ini pun lari tunggang langgang, Berhasil kuraih salah satunya. Tanpa pikir panjang, kuputar leher bebek itu hingga gelagapan. Cengap-cengap dia, barulah aku tersadar oleh suara jeritan melengking baginda ratu.
"Aaaaaal! Lepaskan, mati nanti bebek itu!" Dan aku pun tersadar, refleks menjatuhkan bebek itu, yang terkulai lesu, menghirup udara perlahan dan gelagapan. Duh, hampir saja aku jadi pembunuh, ampuni hamba ya Allah..., dan malamnya, aku menerima tausiah dari ayah. Hihi.

13. Berantem dengan teman sekolah

Memasuki kelas 5, kami sekeluarga pindah ke Sigli. Jadi anak baru di sekolah yang baru. Asyik! Aku yang tak lagi pemalu, langsung dapat banyak teman baru. Malah jadi disegani gara-gara aku membela teman sekelasku [cewek] yang dibully oleh teman sekelas [cowok] yang memang bandel dan gatel.
Masak, si cowok meraba payudara [yang sebenarnya masih rata] milik temanku. Sakit dan pelecehan dunk itu. Refleks tanganku meraih ruler yang tergeletak di meja teman cewek itu, dan spontan mendarat di tangan si pelaku pelecehan itu. Perih dunk, orang aku mukulnya sekuat tenaga. Eh, si cowok marah, dan menonjok dadaku. Sakit banget! Refleks, kakiku pun melayang ke selangkangannya, sukses bikin dia menjerit. Impas. Lalu kami bergumul, dan dilerai oleh ibu guru. Dan aku langsung terkenal sebagai Al yang jago kungfu. Haha. Kungfu apaan? Kungfu dari film mandarin yang sering aku tonton di video kami iyaaa. Hihi.

14. Membiarkan Adik dicium orang gila

Punya adik baru, jelas happy dunk. Dan ini adalah adik bungsuku, yang beda usia denganku terpaut 12 tahun. Saat itu aku kelas 6 SD. Pagi hari, aku dan kak Nong, tetangga sebelah, suka banget membawa si adik jalan-jalan di depan pendopo Bupati Sigli. Jalan-jalannya pake kereta dorong baby lah. Suatu pagi, sedang asyik kami menghirup sejuknya udara tepi pantai, eh, si Mak Sani [orang gila yang suka merampas anak bayi], mendekat sambil menyanyi. Aneuk lon sayang, aneuk lon sayang.... *diulang-ulang dengan suara cempreng. Kami pun berlari menjauh dari si Mak Sani. Sayangnya, kami berdua lupa mengikut-sertakan si adik yang sedang tidur di dalam kereta dorong baby di dalam pelarian kami. Jadilah si adik bebas didekati dan dicium oleh si Mak Sani.

Gaswat! Mati deh eikeh! Terbayang amukan baginda raja dan ratu, tapi ga ada cara lain, apapun resikonya, aku menyayangi adikku sepenuh hati. Dan yang paling bisa menyelamatkan adikku adalah baginda raja dan ratu. Kami pun berlari tunggang langgang secepat mungkin menuju rumah yang memang tak jauh dari tekape. Kujelaskan pada mamak, yang langsung meluncur bak dewa halilintar menuju Mak Sani yang sudah mengembalikan si adik ke dalam box kereta dorong itu. Aku dan Kak Nong, tak berani lagi mendekat, hanya memantau dari jauh seraya berdoa. Selamatkan adik hamba ya Allah.

Alhamdulillah, mamak dan bapak berhasil menyelamatkan adik, dan aku serta Kak Nong, sukses menerima wejangan plus hukuman. Hiks.

15. Pindah ke Banda Aceh

Memasuki kelas 1 SMP, semester dua-an, kami sekeluarga pindah ke Banda Aceh. Dan mulailah kami jadi orang Banda. Yeay! Sayangnya, tinggal di kota besar, malah tak lagi memberi banyak petualangan bagiku dan adik-adik. Aku jadi murid baru di SMP Negeri 2 Banda Aceh. Aku dapat teman-teman baru yang sangat menyenangkan. Beda tempat, beda pula permainan dan kesenangan. Tapi waktu bermain, sudah otomatis berkurang, karena pelajaran pun sudah mulai lebih banyak menyita waktu. Selain belajar di sekolah, aku dan teman-teman pun ikutan berbagai kegiatan ekstra kurikuler, juga ikut les. Ya gitu deh.

Well, Sobats, postingan ini sudah terlalu panjang, jadi untuk poin 16 sampai 30 kita lanjut di postingan berikut di 30 facts about me part 2

catatan iseng, 30 fact about me part 1,
Al, Bandung, 11 Oktober 2014


Rafting? Ow ow! Seru dan penuh tantangan dunk pastinya? Itulah yang selalu ada di benakku setiap kata 'rafting' disebutkan. Excited! Sayangnya, keinginan untuk bisa ikutan rafting plus aneka kegiatan petualangan di alam, yang sudah muncul sejak usia muda dulu *jiah* tak pernah terlaksana, gegara ibunda tersayang tak pernah merestui putri satu-satunya ini melakukan kegiatan2 yang berbau maskulin. Hadeuh! Poor me... :( . Eits, tapi kalo camping masih dibolehkan seh, panjat pohon kalo ga ketauan juga selalu berhasil kok. Hehe.

Barulah ketika sudah memiliki Intan, *catet; udah jadi emak-emak * aku berkesempatan untuk menaklukkan puncak gunung Sibayak, Brastagi, Sumut, bersama teman-teman sesama pengurus SPSI [Serikat Pekerja Seluruh Indonesia] saat mengikuti pelatihan di Brastagi. Acara perpisahan yang kami pilih sungguh tak tanggung-tanggung, mendaki gunung bo'! Langsung membuat adrenalinku menggelora. Dan yihaaaa, akhirnya aku berhasil menjejakkan kakiku di puncak gunung Sibayak yang tinggi menjulang itu. Alhamdulillah. Walo hanya berkesempatan satu kali, tapi sukses bikin bahagia. Beneran!

Selanjutnya, darah petualang ini begitu sering menggelegak, ingin dipuaskan, namun sayangnya, waktu, kesempatan dan uang *pastinya*, belum berpihak kepadaku, sehingga akhirnya, keinginan yang satu ini, terpendam damai di lubuk hati. Hingga kemudian, kesempatan ini pun mampir di depan mata. Untuk yang kesekian kalinya, Nchie Hanie dan si bos Dewaseo nge-bbm, mengundang untuk turut serta ikutan dalam acara Rafting Bareng Dewaseo. Asyik. Walo sempat tarik ulur, akhirnya, kesempatan kali ini tak lewat begitu saja.

Singkat cerita, setelah touring menuju Cileunca Group House, dan having fun malamnya [baca; barbeque dan begadang], pagi ini, sesudah sarapan pagi, kami pun ambil ancang-ancang, untuk menuju lokasi rafting, yang tak jauh dari villa. Ah iya, villa-villa cantik ini berupa house group, berlokasi di Kota Pengalengan, sekitar 45 km dari Kota Bandung. Etapi, sebelum benar-benar menuju lokasi, sudah pasti kita-kita pada narsis ria dulu donk di villa yang memang cantik, hijau dan alami dengan view indah ini. Ga tanggung-tanggung, motor si Bos Argun pun jadi korbannya. Lihat deh Sobs!






Puas ber-narsis ria, maka kami pun menuju lokasi, yang dimulai dari situ Cileunca yang merupakan sebuah situ buatan dengan luas lebih dari 14.000 m2, dikelilingi oleh hutan pinus, perkebunan teh serta kebun sayuran milik masyarakat, dan menjadi sumber utama air sungai Palayangan. Pada situ Cileunca ini, kami dilatih [diberi arahan] oleh rafting guard baru kemudian menuju sungai Palayangan, untuk memulai the real rafting adventure. Yeaaaayy!!

Sungai Palayangan, Pengalengan ini memiliki debit air yang stabil sepanjang tahun, memiliki pemandangan alam yang indah serta jarak tempuh yang cukup dekat sehingga menjadi nilai tambah bagi para wisatawan yang hanya ingin melakukan wisata arung jeram.  Sayangnya, pada saat kami ber-arungjeram ini, kemarau membuat debit airnya menurun sehingga jadinya kurang memacu adrenalin deh! :) Tingkat kesulitan yang dimiliki oleh sungai ini berada pada Class III-IV [pada skala I - IV], dengan lintasan pengarungan sepanjang 5 km dan gradien 30-60 derajat.

Dan...? Jangan ditanya bagaimana serunya petualangan yang aku dan teman-teman rasakan. Seruuuu! Walau sebenarnya sih, jujur nih, masih kurang heboh karena debit airnya yang sedang turun banget! Jadinya ga sempat bikin diriku menjerit histeris deh, padahal tuh, pengen banget bisa berteriak kaget, takut dan histeris, seperti harapannya si Bos Dewaseo, yang dari awal sempat bilang gini, aih, pengen lihat Mba Al nanti menjerit histeris ah!

Ternyata, enggak tuh! Eikeh mah enjoy dan happy-happy aja, malah excited banget saat perahu karet kami tersangkut dan harus melakukan gerakan goyang-goyang di dalam perahu, guna membebaskan si perahu dari ketersangkutannya. Begitu ada aba-aba 'goyang-goyang', maka kami pun [seluruh awak perahu karet] langsung bergoyang ria, heboh. Aku malah sampai meloncat-loncat bak anak kecil yang masa kecilnya kurang bahagia. Haha.

Eniwei baswei, petualangan berarung-jeram ini, sungguh bikin bahagia! I am happy! Pengen melakukannya lagi dan lagi.



Trims, Kang Argun dan Nchie Hanie untuk undangannya, semoga Dewaseo semakin sukses dan berjaya yaaa! Yuk, kapan kita rafting bareng lagi? Tapi maunya saat debit air sedang lumayan tinggi atuh, biar seruuu. :)

catatan ber-arungjeram di sungai Palayangan,
Al, Bandung, 7 Oktober 2014
Ini adalah kali ketiga aku diajak bergabung, melakukan touring ke Pengalengan dan outing bersama teman2 blogger Bandung plus rekan-rekan dari DewaSeo. Kalo ga salah sih, undangan pertama itu terjadi pada tahun lalu deh, dan terpaksa dilewatkan begitu saja, gegara diriku jatuh sakit. Sedih banget, apalagi ketika melihat foto-foto seru mereka saat touring dan ber-arungjeram ria di Sungai Palayangan. Hadeuh, iriiii banget! Tapi, teman-teman dari Dewaseo, terutama Nchie, menyabarkan. Tenang, Mba, masih ada kesempatan lagi nanti kok. Dan hatiku pun lega.... berharap kesempatan itu segera datang lagi.

Dan, kali kedua, kesempatan itu pun terpaksa dilewatkan [lagi] dengan begitu saja, gegera kali kedua itu, diriku harus tugas ke Medan. Hadeuh! Ih, sebel deh! Duh, jangan-jangan, memang aku ga ditakdirkan untuk bisa berarung jeram ya? lebaydotcom. Lagi dan lagi, aku iri menyaksikan foto-foto dan cerita penuh petualangan yang dituturkan teman-teman blogger di blog mereka masing-masing. Hm... giliranku kapan yaaa? :(



Hingga, sebulan lalu, Nchie ngabarin bahwa DewaSeo meng-agendakan untuk outing lagi di Cileunca House Group, sekalian barbeque-an plus rafting, sehari setelah Idul-Adha, yang adalah hari ini. Otomatis aku langsung mendaftarkan diri dunk! Bertekad bahwa kesempatan kali ini ga boleh lewat begitu saja. Harus bisa ikutan. Dan Alhamdulillah, setelah tarik ulur antara jadi dan tidak, gegara satu dan lain hal yang tiba-tiba saja menjadi penghalang, akhirnya, waktu dan kesempatan pun berpihak kepadaku. Asyiiik! Dan perjalananpun dimulai, diawali dengan foto bersama di markasnya Dewaseo tadi jelang siang, sekitaran pukul 11 siangan.



Perjalanan seru, santai dan fun ini memakan waktu sekitaran 1,5 jam [Bandung - Pengalengan] hingga kemudian kami pun sampai di tekapeh, yaitu sebuah area yang bernama Cileunca Group House, berupa villa-villa artistik, yang asri dan cantik! Rumput datar yang bersih, seakan memanggil kami untuk segera take action [berfoto narsis] dengan segala pose. Dan benar saja, sejenak setelah beristirahat, shalat zuhur, duduk-duduk, kami pun bergembira ria di lapangan rumputnya yang luas. Udara dingin dan sejuk Cileunca pun begitu mendukung kegiatan narsis kami. Jadi ga heran kan jika kemudian, beginilah aksi kami siang jelang sore ini....


Aksi narsis ini cukup menghasilkan [banyak foto] sih, tapi ga mungkin dunk dipamerkan semuanya di sini, bisa-bisa ntar Sobats pada iri trauma deh main ke sini, hehe. Jadi biarlah foto collage ini yang mewakili to show you how excited we are having this event yaaa. :)

Selanjutnya, usai Magriban, acara puncak hari ini pun dimulai, yaitu barbeque daging hasil qurban kemarin. Kan ceritanya di hari raya Idul Adha kemarin, anak-anak Dewaseo ber-qurban tuh, nah, sebagian dari jatah mereka tuh di bawa deh ke sini untuk bakar-bakaran sate. Dan, jadilah menu kami malam ini berupa nasi liwet, sate sapi, ikan asin dan si piring terbang jengkol bikinan ibu penjaga villa. Jengkol? Hihi, iya dunk, kan jengkol tuh makanan yang disukai banyak orang. Emang sih, baunya itu amit-amit, tapi rasanya itu lho! Ckckck..., sst!


Acara berikutnya setelah makan malam adalah kongkow-kongkow. Pastinya dunk! Kan tujuan ke sini ini juga untuk having fun kan? Jadi ga heran jika kemudian pada main kartu [jongkok], untungnya aku ga ikutan, hihi, kalo enggak, pasti diriku deh ituh yang akan kena hukum melulu. Soalnya diriku kan paling ga beruntung kalo udah main kartu, baik yang main 'cangkul' mau pun jenis lainnya.

Maka, aku pun melarikan diri ke laptop, kebetulan aku dan Nchie punya sedikit tugas yang harus dikerjakan tepat waktu di malam itu. So, kami pun tenggelam di dalam usaha meraih sinyal, yang herannya begitu malam tiba, si sinyal langsung menghilang. Untungnya ada koneksi dari si Kang Argun yang baik hati. Pak Bos Dewaseo ini pun dengan bijak menawarkan sharing/tethering dari hapenya. Alhamdulillah, akhirnya aku dan Nchie pun berjaya melaksanakan tugas, hingga tugas selesai kami malah tenggelam di dalam belantara dunia maya, sampai lupa untuk segera tidur. Ga nyadar, tau-tau aja waktu sudah bertengger di angka dua. Oh My God, bisa gaswat inih, sementara besok kan mau rafting, di mana dibutuhkan stamina yang segar dan prima. Pantesan si Kang Argun bolak balik mengingatkan untuk segera tidur.

Okd Pak Boss, baiklah, eikeh segera log out dan istirahat, yuk, cyin Nchie Hanie, kita tidur yuk! Well, Sobats tercinta, sekian dulu sharing ringan tentang perjalanan dan touring serta outing ini yaaa, besok lanjut ke acara rafting, yeaaay!! Jangan kuatir atuh, pasti reportasenya menyusul, segera. :)

Catatan perjalanan ke situ Cileunca, #Outing
Al, Bandung, 6 September 2014

Seneng deh berkunjung ke rumah si Mbah pagi ini. Disambut oleh Doodle yang keceh seperti ini. Aih, Mbah Google, kamu perhatian banget seh! Terharuuuu.... *Peluk cium si Mbah dalam angan virtual, seraya ngebayangin si Mbah adalah seorang kakek tampan berambut panjang ala pendekar kungfu dari negeri tirai bambu. 
Doodle on Hari Batik Nasional
Kulirik sudut kanan Macsy, icon kalendarnya menampilkan angka 2, bulan October 2014. Yup, hari ini adalah Hari Batik Nasional. *Langsung ubek-ubek lemari nyari gaun berbahan batik yang tersimpan rapi dan jarang dipakai.* Iya sih, sebenarnya [honestly nih], aku bukanlah penyuka batik, tapi beragamnya motif dan kreasi batik yang kini memenuhi nusantara, membuat rasa tidak suka tadi perlahan menjadi sukaaaaaa! Batik-batik keren itu sekarang ini sudah available dalam bentuk gaun yang modis dan trendy! Asyik...

Berbicara tentang hari penting, ternyata tanggal 2 October adalah merupakan hari yang penuh apresiasi bagi Indonesia lho! Iya donk, gimana enggak coba, Sobs, hari ke 275 [ke 276 untuk tahun kabisat] dari kalendar Masehi ini, ternyata oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai hari pengakuan bahwa Batik sebagai warisan budaya manusia untuk dunia, berasal dari Indonesia. Tuh, keren kan? Batik adalah warisan budaya manusia untuk dunia, dan dihasilkan/berasal dari Indonesia, bukan dari negara tetangga, baik tetangga dekat mau pun tetangga jauh! Hehe. 

Bangga? So pasti! Nenek moyang kita sudah bercita rasa seni tinggi toh? Terbukti. Duduk manis dengan cantingnya meneteskan nilam ke lembaran kain, dengan penuh kesabaran hasilkan sehelai demi sehelai kain cantik bernama batik, yang kemudian telah diakui dunia sebagai sebuah warisan budaya manusia berseni tinggi. Terus, kita? Untuk mengenakannya saja males? *Nunjuk diri sendiri yang sempat ga suka sama batik, duluuuu. Wekeke.... 
Sekarang ga lagi kok, eikeh mah cinta Batik atuh! Lihat nih....

Ini mah narsis atuh, bukannya pamerin batiknya, haha.

Selamat Hari Batik Nasional, Temans! Sudahkah berbatik hari ini? :)

catatan pengingat,
Al, Bandung, 2 October 2014

Eits, jangan ngeres apalagi parno dulu. Apalagi sampai ambil langkah seribu. Postingan ini ga akan ada hubungannya dengan dunia misteri kok. :) Postingan ini hadir tercetus oleh twit seorang sahabat yang menulis seperti ini;


Serius, membaca ini, aku langsung ngakak, dan ngebalas twitan Ferhat, dan langsung deh kami bersahutan seraya ngeguyonan.



Dan beneran, guyonan ini pun berkembang ke postingan. Iseng aja seh! Itung-itung nambah entry di My Virtual Corner khaaaan? Hehe.

Etapi, jika dipikir secara serius, quote iseng ini bukan tanpa muatan positif lho. Coba deh dipikir-pikir, Sobs! Apa yang dikatakan oleh quote ini, ada benarnya juga ya? Kalo menurut aku sih, muatan positif dari 'Jangan coba jadi Barbie kalau hati dan kelakuan masih seperti boneka santet' adalah bahwa, bersikaplah apa adanya. Jangan berlagak sok baik apalagi baiiiik banget jika semua itu hanya kamuflase dalam rangka mendapatkan sesuatu. Jika memang ingin memperlihatkan suatu kebaikan, terapkanlah kebaikan itu terlebih dahulu di dalam kehidupan kita sehari-hari dan bagikan bagi orang-orang di sekitar kita, Insyaallah, semua itu akan terlihat nyata dan jauh dari kepura-puraan.

Kalo menurut Sobats sendiri, quote di atas artinya gimana, Sobs? Yuk share opinimu di dalam kolom komentar yuk!

sekedar catatan, iseng
Al, Bandung, 1 Oktober 2014

Aha! Pasti banyak yang masih belum ngeh akan apa sih DesTIKa itu? Kok tiba-tiba banyak bibir yang membicarakannya? Baik di fesbuk, twitter atau pun social media lainnya, kok banyak sekali cuap-cuap yang berisikan DesTIKa, festival DesTIKa, Majalengka, dan tema-tema similar dengannya. Tak hanya itu, tiba-tiba saja, nama Kabupaten Majalengka pun menjadi akrab di telinga.

Bagi kami sendiri, yang bergabung di Relawan TIK [Kota Bandung] khususnya, festival yang diadakan pada tanggal 26-27 September 2014 ini pun telah masuk ke dalam agenda, untuk dihadiri dan dijadikan momen berharga. Karenanya, menanti hari H ini pun janjikan kegembiraan tersendiri di hati. Asyik! Jadi ga sabar deh untuk ke Majalengka, apalagi melihat agenda acaranya yang wah, dan penuh manfaat.

Festival DesTIKa 2014

Pasti penasaran dunk apa itu Festival DesTIKa? Okeh, DesTIKa itu sendiri adalah singkatan dari Desa Teknologi Informatika dan Komunikasi, yaitu desa yang telah mulai melek dan terus aktif mengembangkan diri dan memajukan desanya dengan memanfaatkan Teknologi Informatika dan Komunikasi. Dengan kata lain, desa-desa ini [DesTIKa] telah memanfaatkan TIK untuk mengenalkan dan 'menjual'  mengabarkan potensi desanya kepada dunia melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi alias TIK.

Festival DesTIKA adalah sebuah festival yang menghadirkan DesTIKa [desa-2 keren ini], mulai dari Ujung Barat Pulau Sumatera [Aceh] hingga ke bagian Timur Indonesia [Papua], ke tekape tempat pelaksanaan acara. Festival DesTIKa sendiri telah dilaksanakan sebanyak dua kali, yang pertama diadakan pada Agustus 2013, di desa Melung, Banyumas - Jawa Tengah, sementara yang kedua ini diadakan di desa Tanjung Sari, Sukahaji - Majalengka - Jawa Barat.

Gimana? Festival DesTIKa keren kan? Eits, jangan under estimate dulu donk, desa-desa kini banyak yang sudah melek TIK lho! Sobats pernah dengar tentang Gerakan Desa Membangun? Hayyah, apalagi ituh? Tuh kan? Belum pernah dengar? O..ow!

Gerakan Desa Membangun adalah suatu gerakan gotong royong untuk mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi kepada desa guna dimanfaatkan untuk mengabarkan kepada dunia tentang potensi desa mereka yang didukung oleh Sistem Informasi Desa yang berbasis open source. ~dikutip dari blognya Mas Pradna --> http://pojokpradna.wordpress.com/2012/03/12/lokakarya-desa-membangun-desa-dermaji-banyumas/
Yuk kita ke Festival DesTIKa 2014 

Dari awal mendapatkan undangan, kami dari Relawan TIK Bandung memang telah meng-agendakan untuk turut serta hadiri acara keren ini, walau..., tidak bisa hadir dan berpartisipasi pada hari pertama, Jumat, 26 September 2014. Yah, namanya juga para hamba sahaya pekerja yang masih terikat pada urusan pekerjaan masing-masing di hari Jumat itu, maka dengan berat hati, terpaksa deh absen pada hari pertama, yang sebenarnya diisi oleh acara yang keren-keren. 
Barulah di hari kedua, Sabtu dinihari, kami sudah berkumpul di meeting point, yaitu pasar Gede Bage, untuk memulai perjalanan menuju Majalengka. Berharap bisa sampai di tekapeh sebelum mentari menampakkan diri, dan turut serta dalam acara jalan sehat, ealah, malah kejebak macet yang luar biasa. 

Bayangin, Sobs! Dua jam dalam lautan kemacetan di Cadas Pangeran, udah pasti sukses bikin bete lah. Ingin lanjut tidur, matahari malah udah mulai menampakkan diri. Huft, mana bisa bubuk lagi khaaan? Jadi deh, kami semua menikmati deraan kemacetan, sembari tersiksa menatap rangkaian 144 karakter yg dimention oleh teman-teman dari lokasi tekape, yang sedang asyik jalan santai hingga ke sarapan aneka penganan tradisional khas Majalengka. Hadeuh, bener-bener bikin iri deh! 

Barulah sekitar pukul 9.30 wib, kami berhasil sampai di tekape, yang langsung disambut hangat oleh panitia, juga oleh Oom paling beken yang selalu support kita-kita, yaitu Om Erry plus neng Shanti, yang udah ga sabar menanti kehadiran kita-kita. Hehe. 
Disuguhkan sarapan lontong, dan tempe mendoan, kami pun mengganjal perut dengan sukacita. Dan.... sudah pasti bernarsis ria dunk ah! 

Jadi ke Majalengka itu hanya  untuk narsisan doank, Al? 

Eits, jangan sekali-sekali berburuk sangka gitu dunk ah! Festival DesTIKa ini tak akan diadakan jika tidak untuk memberi aneka manfaat bagi para pesertanya lho! 

Penasaran? Yuk kita intip apa aja sih acara-acara di dua hari [26-27 September 2014] itu?

Ternyata nih, Sobs, selama dua hari itu, banyak juga acara keren yang dihelat oleh panitia DesTIKa. Ada seminar internet sehat, pembahasan Undang-undang Desa, Sosialisasi program Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kemkominfo] dan pameran potensi desa. Terus narasumbernya? Hm, jangan ragu jangan bimbang, narasumbernya juga dari sumber paling terpercaya lho, yaitu dari Kemkominfo, anggota DPR-RI, Akademisi, Pengembang Sistem Informasi hingga ke Pelaku Pemberdayaan Masyarakat. See? Keren yak? :)

Apa sih tujuan diadakan Festival DesTIKa ini?

Bicara tentang tujuan, tentu saja kegiatan yang diselenggarakan oleh Kominfo, Gerakan Desa Membangun [GDM[ dan RTIK Majalengka ini bertujuan untuk menghadirkan DesTIKa agar dapat saling berkumpul untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam memanfaatkan TIK dalam tata kelola pemerintahan desa yang lebih baik dan keterbukaan informasi publik desa. Sehingga antara satu desa dan desa lainnya, bisa saling berbagi wawasan, saling memotivasi dan menambah pengetahuan dalam rangka memajukan desa masing-masing. 

Acara ini dihadiri oleh perwakilian pemerintah desa berbagai daerah,  juga dihadiri oleh para relawan TIK dari berbagai daerah di Indonesia, serta para pelaku PNPM Perdesaan dari berbagai Kabupaten di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan sekitarnya. 

Diharapkan, perhelatan dua hari ini akan menghasilkan sinergi positif multipihak dalam rangka mempercepat pemerataan pembangunan desa, terutama dalam bidang sumber daya manusia dengan memanfaatkan TIK sebagai alatnya. 

Pelantikan RTIK Pacitan

Selain dari acara utama yang telah disebutkan di atas, ternyata pada hari kedua itu, ada sebuah acara lain yang sebenarnya tidak bisa dipandang sebelah mata yang diselenggarakan di celah sempit acara utama. Yaitu pelantikan Relawan TIK Pacitan. Whats? Orang Pacitan dikukuhkan di Majalengka? Eits! Ga papa kali....! Itu namanya unik toh? Kapan lagi? Daripada harus menunggu waktu yang entah kapan, dengan persiapan yang entah akan memakan waktu berapa lama, mengapa tidak memanfaatkan kesempatan yang telah tersedia di depan mata? Ya enggak?
Inilah yang dilirik oleh Relawan TIK Pacitan, apalagi melihat kehadiran salah satu tokoh penting RTIK Nasional hadir di tekape, yaitu Bapak Fajar Eri Dianto, maka langsung deh ditembak di tekape untuk mengukuhkan terbentuknya Relawan TIK Pacitan. Jadi, berlangsunglah acara pengukuhan RTIK Pacitan, pada hari Sabtu, 27 September 2014. Horeee! Selamat bergabung di dalam jajaran para relawan TIK, wahai rekan-rekan dari Pacitan! Yuk kita bahu membahu sosialisasikan dan buka mata masyarakat Indonesia agar melek TIK dan mampu berdayakan TIK bagi kemajuan desa/kota dan negeri tercinta! 


catatan Festival DesTIKa 2014,
diselenggarakan di Majalengka, 26-27 Sept 2014
Diposting oleh Alaika Abdullah, Bandung, 27 September 2014

Suatu pagi, dua hari lalu, aku dicegat oleh si Akang, ponakannya ibu kost.

"Teh, ini ada kiriman untuk Teteh, tapi kok cuma selembaran selembaran begini? Apa ini Teh?" tanya si Akang dengan polosnya seraya menyodorkan dua lembaran kertas tebal berwarna biru bergambar.

Awalnya sih aku juga ikutan bingung, karena biasanya nerima paket dalam kemasan, ga dalam bentuk selembar kertas seperti itu, tapi begitu meraih si kertas, olala..... Kartu Pos! Two pieces of postcard from Madagascar! Awesome!

Madagascar Postcard
Kartu Pos Pertama, tampilan depan
Madagascar Postcard
Kartu Post pertama, tampilan belakang
Postcard kedua, tampilan depan, unik ya?
Postcard kedua, tampilan belakang. 
Hayaaaa, thanks a lots for the postcards beh! Aih, akhirnya sampai juga, setelah perjalanannya yang jauh, dari Madagascar ke Bandung! Hehe. 

Penasaran akan siapa Haya, yang telah berbaik hati mengirim postcard dari negeri jauh ini? Yuk intip blognya di http://blog.hayanufus.com, wanita Aceh yang saat ini sedang berdomisili di Madagascar, mengikuti sang suami yang sedang bertugas di sana. Ingin dikirim kartu pos juga olehnya? Coba deh hubungi beliau dan berinteraksi langsung ya, tapi saya ga janji lho ya, bahwa akan diberikan seperti yang saya punya? Hehe.... *Eh, sombong.

Specially to cut adek Haya, makasih beurayeuk that untuk kartu pos jih beh, lagak-lagak that! Ingin lon kirim cit kartu pos dari nanggroe geutanyoe keu Madagascar, peu na meuheut? :)

Saleum, Alaika

senangnya terima kartu pos,
Al, Bandung, 28 September 2014


Panjat pohon? Ada yang suka melakukannya? Hehe.... anak kecil, pasti akan banyak yang menjawab suka jika pertanyaan ini diajukan kepadanya ya, Sobs? Itu juga hobbyku saat masih kecil dahulu. Eits, jangan salah, bahkan hingga usia remaja bahkan SMU, aku masih suka melakukan kegiatan ini, jika dan hanya jika menemukan pohon rindang yang enak untuk dibuat duduk bersantai. Tapi, di mana mendapatkan pohon rindang jika kita tinggal di sebuah perkotaan yang padat penduduknya? Huft, sulit donk. Makanya, setiap aku dan teman-teman satu geng, liburan ke kampung salah satu teman yang ada pohon rindangnya, maka kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan uji nyali uji ketrampilan ini lho. Apalagi jika pohon itu adalah pohon buah-buahan yang sedang ranum buahnya. Asyik banget kan? Duduk di dahannya sambil ngerujak! Slurp! Jadi ngences deh mengingatnya. :D

Nah, pagi ini, tak di sangka, sebuah misi [misi? jiah, keren banget bahasanya] membawaku ke masa kecil tak terlupakan itu. Ditugaskan mencari beberapa buah guava untuk obat, yang 'harus dipetik sendiri' dari pohonnya, akhirnya justru mengantarkan diriku pada nostalgiaan ini. [Baca: Panjat pohon!]. Asyiiiik! Etapi, sedang asyik menjangkau si buah jambu/guava, angin yang lumayan kencang pun berhembus, rasanya gimanaaaa gitu! :D


Ga nyangka banget deh jika di usia yang telah lebih dari kepala empat ini masih terampil panjat pohon. Tapi kalo panjat tebing, ampyun..., ga kuku dweh!

Kalo akar pohon seperti ini, mah, gampil! Ya enggak, Sobs? 

Nah, Sobats sendiri masih berani ga manjat pohon? Hehe. 


Tiba-tiba berkesempatan untuk nostalgiaan masa kecil
Al, Bandung, 22 September 2014


Haji Mabrur, komunikasi teratur.

Minggu lalu, diajak menemani ibu mengunjungi Nyakwa [Uwak] yang akan berangkat Haji. Alhamdulillah, setelah menanti di dalam daftar antrian yang lumayan panjang, akhirnya beliau berhasil juga masuk dalam daftar calon jemaah Haji yang dapat diberangkatkan pada tahun ini. Tepatnya 15 September 2014 nanti. Puji syukur tentu tiada putus, dipersembahkannya bagi Sang Maha Kuasa, yang telah me’mampu’kannya untuk melangkah ke tanah Suci, menjawab panggilan Ilahi Rabbi. Kok kata mampu pakai tanda petik? ☺

Sengaja pakai tanda petik, karena sesungguhnya Allah Ta'ala hanya me'mampu'kan orang-orang yang dipanggil-Nya untuk berkunjung ke rumah-Nya, bukan memanggil orang-orang yang Mampu untuk berkunjung ke sana. 

Sebenarnya, jika melihat kondisi Nyakwa yang selalu saja sakit-sakitan [kumat darah tingginya], plus usianya yang telah menua, berat rasanya bagi keluarga untuk melepaskannya berangkat Haji tanpa didampingi oleh salah satu anaknya. Juga, dokter langganan, berpendapat sama. Kuatir jika perjalanan Haji malah akan membuat Nyakwa bertambah sakit. Namun, apa sih yang tidak mungkin jika Allah menghendaki? Berkat tekad kuat dan upaya tak kenal lelah yang dilakukan oleh Nyakwa, plus dukungan penuh dari anak-anak dan menantu, stamina Nyakwa beranjak stabil hingga kemudian dokter pun menyatakan bahwa Nyakwa layak dan Insyaallah akan mampu untuk melakukan perjalanan Haji. Alhamdulillah.

Berbagai persiapan pun terus dilakukan, baik persiapan mental, pendalaman manasik Haji hingga ke menjaga asupan makanan sehat pun terus diterapkan oleh Nyakwa, yang tentu saja didukung penuh oleh anak-anak serta menantu. Tak hanya itu, dari segi komunikasi, ternyata Bang Ali tidak kalah sigap. Dalam rangka mempertahankan kelancaran komunikasi agar tetap teratur dan terhubung, anak sulung Nyakwa ini telah mempersiapkan paket Indosat Haji untuk sang bunda.

"Biar Mamak tetap bisa berkomunikasi secara teratur dengan kita nanti, biar ga kangen! Apalagi Vina tuh, pasti akan sangat kehilangan kan saat berjauhan dari nenek tercinta?" Ujarnya seraya menerangkan tentang pilihannya terhadap paket Indosat Haji, yang menurutnya adalah provider yang menyediakan harga paling terjangkau dibanding para kompetitornya.

Program Indosat Haji 2014 adalah pemberlakuan tariff promo, khusus bagi Jama’ah Haji Indonesia yang menggunakan kartu Indosat selama menjalankan ibadah Haji di Arab Saudi. Bang Ali menjelaskan bahwa untuk tahun ini, Indosat menawarkan beberapa manfaat prima, yaitu GRATIS Terima Telpon di Arab Saudi Setiap Hari dan Bonus Isi Ulang 20.000 setiap melakukan isi ulang Rp. 100.000.


What? Pelanggan akan mendapatkan manfaat dari panggilan masuk secara otomatis bebas tanpa pendaftaran dan GRATIS 5 menit menerima telpon di Arab Saudi [*penelpon adalah pengguna nomer Indosat*] setiap hari. Ini mah spektakuler atuh! Secara, aku tuh sering banget mengalami pulsa tiba-tiba kesedot habis gegara tanpa sadar langsung menjawab/menerima panggilan telepon saat berada di luar negeri [kena roaming]. Hadewww, Indosat Program Haji keren ini mah!

Tak hanya itu ternyata, Sobs! Indosat masih memberikan bonus 20 K setelah isi pulsa 100 K lho! Jadi setiap isi ulang Rp. 100.000,- maka Jemaah Haji akan mendapatkan bonus isi ulang senilai 20 ribu rupiah, yang hanya bisa dipakai untuk bersms-an dan voice service selama di Arab Saudi. Wuih, jadi bisa saling sms-an atau calling-an  dengan rekan jemaah lain jika hilang jejak atau nyasar khan? Hehe. Walau masa berlaku bonus adalah 7 hari dari tanggal isi ulang, teteup aja ini membantu banget kan bagi para jemaah Haji? Oya, yang perlu dicatat nih, layanan ini hanya berlaku bagi pengguna Mentari dan IM3 [prepaid] lho yaaa! Jangan lupa, untuk cek bonus langsung aja tekan *122*501#

Indosat Program Haji 2014, ternyata juga memberikan kenyamanan bagi para penggunanya untuk calling customer care secara gratis dan menggunakan seluruh layanan Indosat tanpa harus setting terlebih dahulu. Nah, ini juga membantu banget pastinya. Kebayang donk gimana akan ribet dan menderitanya para orang tua-tua [apalagi yang gaptek] yang sedang butuh konsentrasi beribadah, eh malah disibukkan dengan acara setting-setting dulu untuk mengakses suatu layanan/services.

Baik aku mau pun ibu, manggut-manggut setuju mendengarkan penjelasan Bang Ali tentang kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh Indosat dalam program Indosat Program Haji 2014. Ga rugi deh eikeh sejak dulu mengandalkan provider yang satu ini. Sobats penasaran dengan manfaat lainnya dari program keren ini? Coba deh diakses info lengkapnya di www.indosat.com/haji dan mungkin bisa juga sharing program ini bagi sanak keluarga atau mantemans yang hendak ber-Haji agar komunikasi lancar teratur sehingga tenang dalam beribadah demi mencapai Haji yang mabrur.

Haji Mabrur, Komunikasi Teratur, coba deh gunakan Indosat!

Tiga hari lalu, kalo ga salah, aku sampai bikin status di BB seperti ini; "Kirain cuma di sinetron yang seperti ini, bahwa ada teman karib yang tega merebut pasangan/kekasih sahabatnya. Ealah, ternyata, dalam kehidupan nyata pun, banyak lho yang begini. #BaladaPagarMakanTanaman"

Aku ga main-main dengan status itu, dan langsung mendapatkan banyak sekali response dari teman-teman di BB yang membaca update status itu. Hihi....

"Mba Al, are you okay? What's up? Sing sabar yooo!"
"Hi, Al, what's up, dear? Hope every thing is gonna okay over there!"
"Al, kamu baik-baik saja? Ada apa? Ayo cerita ke mba..."
"Mba Al, siapa yang menyakiti hatimu? Tega bener, ayo, gebrak ajah!"

Dan berbagai komentar responded my status update tersebut. Hehe....
Aku sendiri, jadi kaget juga sih, ga menyangka jika secepat itu teman-teman meresponse. Jadi terharu dengan perhatian mereka. Thanks, guys, for your care and attention!

Sebenarnya, bukanlah aku yang sedang mengalami kisah pengkhianatan itu. Tapi tak berarti bahwa diriku tak pernah alami itu lho. Pernah kok! Dan sakit! Makanya, saat teman yang satu ini telepon dan curhat sambil bersimbah air mata [lagi dan lagi, setelah beberapa teman alami hal serupa, teman yang ini juga mengalami pengkhianatan cinta]. Duh, kenapa sih dunia ini selalu saja jadi keruh oleh cinta yang patah? Dan kenapa sih, kejadian-kejadian seperti di sinetron ini selalu saja terjadi di alam nyata?

Duhai sahabat karib, kenapa sih ga mencari sasaran yang lain saja? Mbok ya jangan mengambil/merampas apa yang sudah menjadi milik sahabat karibmu donk. Di luar sana kan masih banyak, kenapa juga harus merebut milik teman sendiri???

Huft, atau.... jangan-jangan sulit ya mencari sasaran baru, sehingga dengan gelap mata, main rampas saja milik orang lain, bahkan milik sahabat sendiri? Entahlah....
Aku bukanlah ahli menata hati, karena hatiku sendiri pernah retak oleh peristiwa yang serupa. Tapi ketika teman-teman memilih untuk berlari kepadaku dan mengadukan kisahnya, maka menyediakan telinga dan hati yang lapang dalam menampung keluh kesah mereka, adalah hal yang paling bisa kulakukan. Nasehat, apalagi jalan keluar, belum tentu mampu aku berikan. Namun ternyata, pelajaran menunjukkan bahwa sebenarnya bukanlah solusi instant yang mereka harapkan right after they shared us their story. Mereka HANYA butuh diDENGARkan. Dan itu yang selalu aku lalukan, walo terkadang, tanpa disadari, mungkin juga bermodalkan pengalaman juga banyaknya kisah yang sudah dituturkan, spontan terpikirkan beberapa saran untuk atasi hati yang perih dan gundah gulana.

Menurutku, jangan malu untuk menumpahkan air mata, karena bagaimana pun, menangis akan membantu ciptakan rasa lega. Ada beban yang ikut berkurang seiring mengalirnya air mata. Jadi, menangislah, tapi ingat, JANGAN TERLALU lama. Tetapkan batasan/limit, mau menangis berapa lama [3 hari? Seminggu? Tapi kalo bisa jangan lebih dari 2 Minggu lho yaaa!]. Sayangkan? Membuang air mata berlebihan untuk seseorang yang tak lagi berharga?

Ayo, siapa pun yang mengalami kisah seperti di sinetron [pasangan/suami/istri] direbut oleh sahabat karib, bangkitlah. Yakin deh, masih ada hari esok setelah suramnya hari ini. Yakinlah, esok masih kan bersinar. Jiaaah!



Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!


istanbul Selat Bosphorus
Sesaat sebelum naik ke kapal verry
Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah.
Hai.... hai.... hai!
Ini adalah lanjutan dari serial catatan perjalanan ke tiga negara, yang sempat terhenti beberapa waktu yang lalu. Well, setelah berkunjung ke Blue Mosque alias si Mesjid Biru, sekarang, yuk kita mengitari selat Bosphorus! Yeaaayy!

Hari masih pagi ketika kami dengan begitu bersemangat bersiap menuju Selat Bosphorus. Sebuah selat yang begitu melegenda, yang pernah diceritakan oleh ibu guru Sejarah waktu aku masih duduk di bangku SMP dahulu.

Ya, sebuah selat yang membelah Turkey menjadi dua bagian, dan menjadikan negeri unik ini disebut sebagai negara dua benua. Karena sebagiannya terletak di daratan Eropa, dan sebagiannya lagi terletak di bagian Asia.
Selain membelah Turkey menjadi dua bagian, selat ini juga menjadi penghubung antara dua lautan yaitu Laut Marmara dengan Laut Hitam. Panjang selat ini sekitar 30 km, dengan lebar maksimum sekitar 3.700 meter pada bagian utara dan minimum 750 meter antara Anadoluhisari dan Rumelihisari. Kedalaman selat ini bervariasi antara 36 - 124 meter. Tepian selat ini berpenduduk padat dengan salah satu kotanya yang ternama adalah Istanbul.

sumber
Dipisahkan oleh selat Bosphorus, tak berarti bahwa bagian Asia tak lagi bisa terhubung dengan bagian Eropah. Ada dua jembatan megah siap menghubungkan kedua bagian ini. Yang pertama adalah Jembatan Bosphorus, dengan panjang sekitar 1.074 meter dan yang kedua adalah Jembatan Fatih Sultan Mehmet dengan panjang sekitar 1.090 meter. Jembatan Bosphorus mulai beroperasi pada tahun 1973 [aih, udah lama banget ya, umur eikeh tiga tahun ituh! :D], sementara Jembatan Fatih Sultan Mehmet mulai beroperasi pada tahun 1988. Jarak antar keduanya adalah sekitar 5 km.

Yuk Telusuri Selat Bosphorus

Istanbul memang menyimpan begitu banyak daya tarik. Salah satunya yang diwanti-wanti oleh teman-teman Turkey-ku jika berkunjung ke sana adalah menyusuri Selat Bosphorus. Awalnya, sebelum menjejakkan kaki di kota keren ini, aku sempat bertanya di dalam hati, apa sih yang menarik dari selat ini? Pertanyaan yang langsung terlupa begitu aku melihat langsung keindahan dan kebersihan serta keapikan tata kota ini. Semua yang terlihat di mata ini, cantik! Ingin hati mencari sedikit cela, masak sih negera orang ga ada jeleknya? [Dalam hal keindahan dan tata kota lho yaaa], tapi ya gitu deh, semua tampil bersih, indah dan tertata. Bahkan hingga ke tiang listriknya, nampak cantik dengan pot bunga yang diikatkan ke pinggang si tiang, sehingga kembang yang bermekaran jatuh menjuntai, memperindah sang tiang. Duh, kalo di negeri kita dibuat seperti ini, pasti makin betah dan makin bangga deh dengan Indonesia. Tapinya..., sampah aja masih suka bertebaran sembarangan sih. Hiks.

Duduk manis sambil narsis di atas kapal Verry, menunggu keberangkatan.
Oya, harga tiket kapal verry ini adalah @10 lira, setara dengan 50 ribu rupiah. 


Bersama Ayah dan Adik ipar
Back to Selat Bosphorus, yang adalah salah satu primadona 'wajib' dikunjungi jika kita sedang main ke Istanbul. Untuk berwisata ke tempat ini, kita harus mendatangi dermaga Eminonu. Karena dipandu oleh adik yang belasan tahun berdiam di Istanbul, maka kami tentu saja tak menemui kendala untuk mencapai dermaga ini. Tadinya aku membayangkan berwisata di sini akan seperti ini; naik verry, menyeberang ke suatu tempat, singgah dan kembali. Ternyata tidak begitu lho, Sobs! Baru ngeh setelah dijelaskan oleh adikku, bahwa kita hanya akan mengitari selat dengan verry, yang dimulai dari dermaga dan berlayar menyusuri selat yang akan memperlihatkan pemandangan belahan Eropa, dan nanti saat berbalik, kita akan dihadapkan [berlayar] pada pemandangan sisi Asia.

Awalnya udah sempat ga excited sih. Kalo sekedar berlayar non-stop seperti itu, apa indahnya? Tapi kemudian, saat kami sudah di atas verry, dan pemandangan yang tersaji baik yang di atas verry mau pun yang di sisi selat, sungguh membuat mataku segar dweh, Sobs! Ga percaya? Lihat deh foto-foto ini. Amboiii..... :)

Kiri - Atas : Sebuah benteng yang aku lupa namanya, dekat jembatan Bosphorus,
Kanan Atas: Istana Dolmabahce yang megah Belahan Eropah
Kiri  - Bawah : Dolmabahce Mosque [sisi Eropah]
Kanan Bawah - Gedung-gedung keren di sisi selat, belahan Asia. 

So wonderful ya, Sobs? Keren bin keceh ini mah!


Atas: Istana Dolmabahce
Bawah: Hotel mewah 
Sungguh aduhai pemandangan sisi kiri dan kanan selat ya, Sobs? Satu setengah jam rasanya ga cukup untuk memuaskan mata menatap keelokan dan kebersihan yang tersaji di sisi kiri kanan selat ini. Ditambah pula dengan air lautnya yang begitu bersih. Bener-bener biru. Ckckckck. Subhanallah, negeri orang kok bisa begitu bersih yaa?
Betewei nih, coba deh pertajam fokus penglihatan Sobts, hihi, jika teramat jeli, Sobats pasti akan menemukan beberapa object yang 'sesuatu' deh. Haha.

Well, Sobats, ingin sih menambah foto-foto ciamik yang masih begitu banyak berhamburan di albumku, etapi..... entar jadi kepenuhan dweh! 
So, see you on the next post yaaa!

catatan perjalanan tiga negara,
Al, Bandung, 8 September 2014

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • It's Me!
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes