My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Hello, Bestie. Good morning, and how are you doing? Semoga pada sehat dan siap untuk memulai hari ini dengan semangat prima dan penuh rasa syukur, ya! 

Btw, bicara tentang rasa syukur, mantemans terbiasa menuliskan rasa syukur di sebuah buku/jurnal, atau hanya sekedar mengucapkannya di dalam hati atau suara, sih?

Kalo aku, bertahun lalu, biasanya hanya mengucapkannya saja, tanpa merasa perlu untuk menuliskannya, sih. Namun sejak fokus pada self-development beberapa tahun lalu, aku mulai menulis rasa syukur setiap pagi selesai my morning routine, di lembaran halaman buku cantik yang aku namai Gratitude Journaling Book. 

Awalnya memang sering ke-skip, tidak konsisten, namun kemudian menjadi suatu kebiasaan yang menarik dan memberi manfaat nyata bagi kebahagiaan diriku. This is amazing, loh! 

Apa sih Gratitude Journaling itu? 

Gratitude Journaling adalah untaian rasa syukur yang kita tuliskan secara harian di dalam catatan/buku harian/jurnal. Biasanya sih berisi minimal 7 rasa syukur yang kita rasakan di setiap hari, dituliskan di pagi hari setelah usai morning routine, atau di malam hari setelah usai beraktivitas harian. 

Memiliki jurnal ini terbukti mampu meningkatkan kebahagiaan, loh! Kok bisa? Karena dengan menuliskan ketujuh rasa syukur itu secara sadar ke dalam buku, secara tak langsung kita sedang memberitahu ke alam bawah sadar kita bahwa kendala apa pun yang akan kita hadapi di hari tersebut, akan sanggup kita hadapi karena kita telah dipenuhi oleh energi keberkahan dari Sang Pencipta. 

Membaca kejadian-kejadian baik (yang kita tuliskan di dalam gratitude journaling) akan sangat membantu kita ketika sedang berada di masa-masa sulit. Ini akan memanggil energi baik itu untuk hadir kembali, dan membuat kita seakan diselimuti kembali oleh energi kebahagian dan positivity. Mengingatkan kita bahwa badai akan berlalu, dan sesudah kesulitan pasti akan muncul kemudahan. 

Manfaat Gratitude Journaling 

1. Menurunkan Level Stres

Memfokuskan diri pada hal-hal positif, biasanya akan mengarahkan kita untuk tetap terkontrol, tenang, dan secara natural mampu menghindarkan diri dari perasaan stres yang berlebih. Kebiasaan bersyukur akan menuntun kita untuk menjaga diri secara lebih baik, berprilaku hidup sehat, dan memiliki kemampuan manajemen stres yang baik. 

2. Mendapatkan Perspektif Baru

Dengan menulis gratitude journal, kita dapat mulai mengamati dan melihat pola tentang apa saja yang menurut kita penting dalam hidup, sehingga akan membantu kita untuk mampu mengapresiasi tiap hal kecil yang kita alami dan hadapi. 

Selain itu, cara pandang kita terhadap suatu situasi tergantung pada sudut pandang yang kita gunakan. Disaat kita memilih untuk mencari hal-hal yang dapat disyukuri, perspektif kita dalam melihat suatu hal akan berubah dan kita mampu menyadari hal-hal yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

3. Memunculkan Self Awareness

Mengetahui hal apa saja yang penting dalam hidup dapat membantu kita untuk dapat lebih mindfull dalam memutuskan sesuatu. Kita dapat menjadi seseorang yang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan karena kita mengerti hal apa saja yang benar-benar kita sukai. 

Nah, hal ini berguna banget dalam melakukan 'filtrasi' saat kita harus menentukan pilihan. Kita dapat menjadi pribadi yang tidak mudah hanyut pada arus dengan mengikuti apa yang banyak diikuti oleh kebanyakan orang. 

Self awareness juga berarti bahwa kita dapat mengenal diri sendiri secara lebih baik lagi, yang tentunya akan memberi manfaat positif dalam masa perkembangan emosional sekaligus spiritual. 

4. Sebagai Pengingat di Masa Sulit

Gratitude Journal secara tidak langsung membantu kita untuk mengingat hal-hal baik yang pernah kita alami, loh! Yang mana juga akan sangat membantu kita ketika menghadapi masa-masa sulit. Membuka buku gratitude atau gratitude journal, akan memberi pengaruh baik dalam memancarkan energi kebahagiaan. 

Memulai Gratitude Journal 

Nah, how to start? 

Sebenarnya tidak sulit, loh, bestie. Tinggal siapkan buku/jurnal dan alat tulisnya. Kalo aku, sengaja beli buku yang cantik, colourful pen, biar tulisannya cantik, dan menarik. Lalu komit/pasang niat di dalam hati untuk konsisten menulis jurnal gratitude secara harian. Bisa pilih jurnal gratitude pagi, atau jurnal gratitude malam. Atau kalo ingin menulis dua kali sehari, di pagi dan di malam hari juga boleh banget loh. 

Kalo aku sih, memilih di pagi hari saja, usai morning routine. 

Dan, ga harus di buku (hard copy) loh. Bisa juga menulis gratitude journaling itu secara softcopy/e-gratitude journaling). Misalnya dengan menggunakan aplikasi smartphone seperti Presently, atau Notes. 


Apa Yang Ditulis di Dalam Gratitude Journaling?


Ga ada yang saklek, sih. Aku tuh biasanya menuliskannya seperti ini, dan besoknya berubah lagi, sesuai dengan situasi/rasa syukur yang aku rasakan.

Jakarta, 24 November 2022

  • I am so so so grateful for My Lord who allows me to face this new day and getting much much better than yesterday. Thank you, thank you, thank you, My Lord, and the universe for the fresh air I am breathing and I am so thankful that I am able to breathe more comfortably than yesterday. 
  • I am grateful for everything coming to my way, whether the great or not-so-good ones. I am learning to accept this and use them as a tool for my learning journey. They all play an important part in shaping the better version of me. 
  • I am grateful for my mom and dad for their unconditional love and support for me and my daughter.
  • I am grateful for always my daughter's support and unconditional love that is being my weapon to continue this life. Thank you, thank you, thank you. 
  • I am grateful for being connected to many new wonderful people and amazing leaders so that I am able to learn so much from them in my journey toward my goal. Thank you, thank you, thank you.
  • I am so so so happy for the beautiful souls around me because having them made me easier to ignore the negative people who also surround me. I am thankful so so so much for these beautiful souls, your love, encouragement, and support hold me accountable for my action. Thank you, thank you, thank you. 
  • I am grateful for all my support systems, who are always available anytime I faced the challenges in my life.

Nah, bestie, ini hanya sekedar contoh, dan ga harus sama seperti ini. Bisa disesuaikan dengan apa yang teman-teman rasakan. Karena rasa syukur setiap orang tentu berbeda-beda khaan?

Ah, iya, jangan lupa juga untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada tubuh kita, yang telah dengan setiap menopang kita, menjadi kendaraan kita di dalam berkegiatan apa pun yang kita inginkan. Berterima kasih, dan menghargai tubuh kita dengan memberinya nutrisi yang cukup dan pantas, adalah bentuk rasa terima kasih dan apresiasi kita baginya kan?

Menjaga kesehatan tubuh juga adalah bentuk self-love yang pastinya dibutuhkan dan akan membuat tubuh kita happy. Btw, bicara tentang kesehatan tubuh, aku jadi teringat dengan Mba Hidayah Sulistyowati,  seorang blogger kesehatan asal Semarang, yang di dalam blognya tuh banyak ngebahas tentang tips-tips kesehatan, coba deh main ke blognya, bestie, ada juga kiat tentang Self-Love, loh di sana. 

Salam,
Al, Jakarta, 24 November 2022

Hello, besties! Membaca judul di atas, pasti akan membawa ingatan kita ke kasus kekerasan dalam rumah tangga yang masih hangat diperbincangkan itu gak, sih? Iya, kisah KDRT yang dialami oleh Lesti Kejora. Dan pasti masih ingat banget donk tentang kisah perjalanan dan tindak lanjut hingga ujung dari KDRT yang dilakukan sang suami, Rizky Billar, terhadap sang istri yang imut kecil mungil itu? 

But..., dalam artikel ini, aku tak hendak mengajak teman-teman untuk membahas kisah dan kasus mereka sih. Selain karena sudah banyak yang membahasnya, juga pasti lah kita sudah harus move on donk dari huru-hara berita seputaran mereka terus?

Etapi, bicara tentang kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT, masih banyak orang yang beranggapan bahwa suatu tindakan baru digolongkan ke dalam KDRT, apabila sudah menyangkut penganiayaan fisik. Padahal..., ada beberapa tahapan yang seharusnya sedari dini sudah kita pahami dan waspadai agar kita tidak memberi space/ruang bagi terjadinya kekerasan fisik itu sendiri. 

Lah, emang ada tahapannya, Al?

Ada, donk. Dan dalam artikel ini, aku ingin mengulas beberapa tahapan KDRT agar kita waspada dan tidak memberi kesempatan untuk berlanjut ke hal-hal yang mengerikan dan membahayakan jiwa, ok? 

Namun sebelum membahas tentang tahapan KDRT ini, aku ingin mengingatkan kembali bahwa yang namanya KDRT ini bukan saja terjadi antara suami istri, namun bisa juga terjadi oleh orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, kakak terhadap adik, atau justru adik terhadap kakak, atau pun anggota keluarga lainnya, ya, bestie? 

Tiga Tahapan KDRT: Mulai dari Kekerasan Verbal, Ekonomi, hingga ke Kekerasan Fisik

1. Kekerasan Verbal

Bicara tentang kekerasan, kekerasan yang satu ini sering TIDAK dianggap sebagai bentuk kekerasan, dan sering ditoleransi sebagai sikap yang sudah menjadi karakter sang pelaku. Bahkan masih banyak para korban yang mencoba untuk 'nerimo' sambil 'mengelus dada' terhadap prilaku ini. 

Padahal kekerasan verbal ini memiliki dampak signifikan di dalam menjatuhkan mental/psikis si korban., baik itu dilakukan dengan tanpa disadari oleh pelaku atau memang dilakukan dengan sengaja. Membuat korban menjadi rendah diri, kurang kepercayaan diri, bersedih hati, kehilangan semangat hidup, bahkan ada yang sampai berniat untuk mengakhiri kehidupannya atau bunuh diri. 

Bentuk-bentuk kekerasan verbal dapat berupa ucapan atau bahasa tubuh yang disadari atau tidak, disengaja atau tidak, membuat pasangan, anak, atau anggota keluarga yang dituju menjadi rendah diri. 

Contoh:

  • Ucapan/kata-kata kasar (hamburan jenis hewan yang ada di kebun binatang, sumpah serapah, ejekan, pelecehan sikap/kata, dan lain sebagainya). 
  • Bahasa tubuh yang merendahkan orang yang dituju/korban.
  • Menuduh/menyalahkan korban
  • Berdebat tanpa ujung
  • Manipulasi
  • Dan lain sebagainya.

2. Kekerasan Ekonomi

Kekerasan dalam bentuk ini disebut juga sebagai penelantaran ekonomi keluarga, dan secara umum korban dari kekerasan ini adalah perempuan dan anak-anak. Tidak hanya terhadap rumah tangga yang mengalami perceraian/perpisahan, namun banyak juga terjadi di mana seorang suami/ayah menelantarkan perekonomian keluarganya. 

Lalu pertanyaannya adalah, apakah tindakan ini bisa dilaporkan sebagai tindakan KDRT atau tindakan yang melanggar hukum? 

Jawabannya; BISA. Hanya saja, banyak sekali kasus-kasus seperti ini yang tidak dilaporkan kepada polisi untuk ditindak sebagaimana mestinya, sehingga semakin sedikit yang diselididi, disidik, dan dituntut di depan pengadilan. Data yang tersedia baik di tingkat regional mau pun tentang kekerasan jenis ini pun sangat sedikit jika tak ingin kita sebut langka, padahal begitu dibutuhkan dalam menetapkan berbagai kebijakan untuk mencegah merajalelanya bentuk kekerasan ini.

3. Kekerasan Fisik

Nah, kekerasan yang satu ini seringkali merupakan KDRT pada wanita dan anak-anak, dimana seorang suami atau ayah, karena satu dan lain hal, dengan mudahnya melayangkan tangan, kaki, atau menggunakan benda-benda lainnya untuk menganiaya istri atau pun anak-anaknya. Ada banyak sekali kisah yang kita temukan di masyarakat, baik yang berada di sekitar kita secara langsung, atau yang kisahnya kita baca atau tonton dari media. 

Namun, walau secara umum kekerasan fisik pelakunya sering didominasi oleh kaum laki-laki, tak berarti bahwa kaum perempuan tidak pernah menjadi pelakunya. 

Ada banyak juga kasus kita temukan di mana ibu-ibu melakukan kekerasan atau KDRT terhadap anak-anak, atau malah terhadap suaminya. 

Apakah bisa ditindak atau dipidanakan? 

Tentu saja, SEJAUH ada laporan dari pihak korban, agar polisi bisa melakukan tindak lanjut. 


Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghentikan/mengurangi tindakan KDRT

Untuk keluar dari kekerasan rumah tangga ini, apa pun bentuknya, tentu harus dimulai dengan keberanian diri untuk menghentikannya. Dimulai dengan mengambil sikap ini, nih, bestie.

1. Niat. 

Katakan pada diri sendiri (jika kamu menjadi korban KDRT), "That's enough, atau cukup sudah. Aku tak akan membiarkan diriku menjadi korban kekerasan lebih lanjut di dalam rumah tanggaku. Aku harus membela diri dan harga diriku."

Kenapa niatnya harus seperti ini?

Karena kita perlu menanamkan prinsip ke alam bawah sadar bahwa kejadian KDRT ini tidak boleh berulang kembali. 

2. Bicara Langsung Kepada Pelaku atau Cari Juru Bicara

Baik suami atau istri yang menjadi korban KDRT, maka sebaiknya langkah berikutnya adalah duduk dan bicara antar kedua belah pihak, suami dan istri, selaku orang dewasa. Jika ga berani, takut di-KDRT-kan lagi, maka cari penengah/facilitator, sebelum mengambil langkah membawa kasus ini ke yang berwajib. Karena jika sudah melapor, maka polisi akan menerima laporan dan menindaklanjuti. Jangan sampai ketika pihak yang berwajib sedang memproses kasusnya, eh kita malah mencabut laporan.

3. Melapor ke Pihak Berwajib

Yess, setelah duduk, berbicara, dan tegaskan sikap, maka lanjutkan ke pihak yang berwajib, jika dirasa itu adalah tindakan yang harus segera dilakukan. Selain memberi efek jera kepada pelakunya, juga agar semakin banyak data yang masuk, dan menjadi contoh bagi warga masyarakat lainnya agar bersikap lebih hati-hati.

4. Minta Bantuan Profesional

Meminta bantuan profesional dalam menghadapi kasus ini juga bisa menjadi jalan keluar yang baik dalam menghindari diri dari depresi selama proses berlangsung. 

Nah, besties, semoga tulisan ini bisa menjadi soft reminder bagi kita semua ya, agar terhindar dari prilaku KDRT, ya!

Salam,

Alaika, Jakarta - 21 November 2021

Hm, udah lama banget nih ga menulis tentang anak perempuan tersayang. Intan. Untuk teman-teman yang adalah generasi blogger jadul, aku yakin banget pasti masih inget donk dengan putri semata wayang aku, yang dulunya, saat kita masih rutin update harian tentang our daily life on the blog, kita terbiasa bertutur tentang anak-anak kita? Hehe.

Ah, time flies! Intan udah tumbuh menjadi seorang perempuan muda berbudi pekerti luhur, sehat, smart, dan cantik. Masyaallah tabarakallah. Alhamdulillah ya Allah. Dan semoga anak-anak kalian, temen-temen 'blogger jadul' juga mengalami progres signifikan yang menenangkan jiwa dan bikin hati bahagia, ya! 

Malam ini, setelah dapat ijin dari Intan, aku pengen menulis tentangnya. Iya donk. Kalo jaman anak-anak ini masih kecil, kita bisa dengan bebas menyusun diksi membentuk cerita, berkisah tentang mereka ya? 

Nah, sekarang? Aku yakin bahwa temen-temen juga pasti kudu ijin dulu pada anak masing-masing jika ingin menulis tentang mereka, ya gak sih? 

Sekilas tentang Intan

Saking lamanya tidak berkisah tentang putri semata wayang ini, aku lupa update terakhir tentangnya kapan ya? Hm, kayaknya saat Intan lulus dari Labschool dan berhasil masuk ke President University, deh, ya? Dan sejak dia ngampus, aku sudah tak pernah lagi berkisah tentangnya, karena apa-apa kudu ijin dulu padanya kan? Haha. 

Dan berbeda dari emaknya yang eksis dan narsis ini, haha, nah Intan tuh kagak. Anak cantikku ini kurang suka diekspos, padahal begitu banyak kisah menarik juga penuh tantangan yang dia jalani saat ngampus di sana. Sehingga vakum lah cerita tentangnya, paling secuplik dua kisah tentangnya sebagai caption saat aku sesekali upload foto berdua dengannya di Instagram. 😊

Balik lagi tentang Intan. Alhamdulillah, anak gadisku ini memiliki sifat supel, friendly, dan berjiwa sosial tinggi, sehingga tak sulit baginya untuk membangun network dengan siapa pun, bahkan dengan orang yang baru dikenalnya. Sifat ini pula yang berkontribusi baginya, sehingga tak lama seusai wisuda, Intan berhasil diterima di sebuah lembaga international yang memang menjadi impiannya sejak lama, yaitu Lembaga PBB, tepatnya UNDP (United Nation Development Program). 

Dan walau emaknya ini juga pernah bekerja di lembaga ini, namun dengan tegas Intan memastikan bahwa dirinya masuk ke sana karena network yang dia jalin sendiri, dan memang layak untuk bekerja di sana. Ah, Nak. Emang siapa yang minta diakui bahwa kamu tuh masuk ke sana karena Umi? Hehe. No body! 

Alhamdulillah, tak terhingga rasa syukurku kepada Allah, yang selalu memudahkan langkahnya. Dan dengan setia aku menuliskan kebahagiaan ini sebagai salah satu dari 7 poin rasa syukur yang biasa aku tuliskan pada jurnal syukur cantik, yang setia menampung curahan rasa syukur harianku. 

Prince Leo - Kado Terindah dari Intan

Dan..., tiba lah kita pada pembicaraan ini. Tentang kado terindah dari Intan. Hihi.

Jadi tuh, sejak tahun lalu, Intan resign dari kantor lama untuk bergabung kembali ke ASEAN Foundation, dan dipercaya untuk turut serta mengawal project yang didanai oleh Google melalui kantornya ini. Ruang lingkup kerjanya adalah di 10 negara ASEAN, sehingga Intan dan timnya perlu melakukan mission (perjalanan dinas) ke 10 negera ASEAN ini. 

Nah, karena sudah sering aku larang untuk belikan aku oleh-oleh, dan sebaiknya uang dari missionnya ini ditabung saja, atau dibelikan emas or crypto coin, kali ini, sepulang dari Brunei, Intan malah menghadiahi aku sesuatu yang bener-bener di luar dugaanku! Dan bikin aku langsung nangis! 

Aku dan Intan memang penyayang kucing. Dan sejak Hazel hilang, aku sudah memutuskan untuk tidak lagi memelihara anabul lucu itu, deh. Sakit, kalo sempat ngalami kehilangan lagi. 

Eh suatu hari, temannya Intan nitip dua ekor anabul jenis british shorthair, yang ternyata emang gemesin banget! Secara cepat Chio dan Kimmy (kedua anabul tersebut) lengket denganku, dan aku pun jatuh hati. Tapi yang namanya dititip, aku tentu menyiapkan diri untuk melepas mereka kembali ke pemiliknya saat dijemput pulang donk. 

Jadi ketika sebulanan kemudian, apa dua bulan ya, lupa. Kimmy dan Chio pun dijemput oleh pemiliknya. Walau sedih, tentu kami melepasnya dengan suka rela lah. Dan seorang teman Intan lainnya, malah menawarkan in case aku dan Intan mau adopsi salah satu anabul mereka, karena ga mungkin dibawa pindahan ke kota lain.

Pucuk dicinta ulam pun tiba donk. Apalagi anabulnya syantik imut menggemaskan. Jenis Persia kayaknya. Sudah ditanya pula oleh temannya itu aku mau pilih yang mana. Dan kami pun memilih donk. Beli peralatan makannya, litter box, dan lainnya. 

Ealah..., tunggu punya tunggu, ternyata para anabul itu justru diadopsi oleh orang lain dan kami tidak kebagian. Sedihnya hatiku..... (jadi kayak lagu apa ini ya?) Pokoknya sedih dan kecewa. Murung lah pokoknya. 

Intan berusaha menenangkan emaknya ini. Mana dia mau berangkat ke Brunei pula saat itu, dan emak bakalan tinggal sendirian. Intan bisikin, "Mi, sabar ya, nanti kita cari anabul lain aja ya. Kita minta sama Allah yuk, Mi."

Aku memang membiasakan sejak Intan kecil, apa pun itu, jangan lupa minta ke Allah, pasti akan dikasih. Dan....?

Sepulangnya Intan dari 5 days missionnya ke Brunei Darussalam, dia bergerak dalam diam. Dan pas hari H-nya (hari kedatangan si anabul), aku diajak menjemput ke kantor ekspedisinya. Masyaallah. Air mataku menetes menyaksikan anak bayi lanang ini. 

Akhirnya punya anak lanang juga! A british shorthair. 

Ini mah sudah kece. Di saat kedatangannya, dikirim dari Jawa Timur, anak lanangku ini masih cemong-cemong, mungkin karena hanya bisa mendekam di dalam pet cargonya tanpa bisa leluasa bergerak, makan tidur dan pup-pee, juga di dalam kandang yang sempit gitu, akhirnya jadi cemang cemong dan bau pup! Hihi.

Namun yang namanya penyayang anabul, aku tak peduli dengan aroma menyengat itu. Dan si anabul pun seperti mengerti my welcoming language! Dia mengeong manja. 

Hihi, iya, manjaaa. Gimana ga manja, umurnya baru tiga bulanan! Dan Masyaallah, ini kaka Intan mengeluarkan dana berapa untuk mengadopsi kamu, nak? British shorthair umur 3 bulanan kan sudah diatas belasan jutaan ya? 

Namun jawaban Intan apa coba, bestie, saat aku desak harga yang harus dia keluarkan?

"Mi, udah, untuk kali ini ga usah umi tanyain berapa-berapanya ya, Mi, plis, yang penting Umi doakan saja agar rezeki Intan ditambah Allah melebihi yang sudah Intan keluarkan. Doakan saja kita semua sehat, dan murah rezeki, ok, Umi sayang?"

Ah..., speechless eikeh, bestie!

Tak menunggu lama, anabul itu kami bawa pulang, dan mandikan sendiri di kosan, karena di beberapa petshop yang kami hubungi tidak tersedia air panas, sehingga dikuatirkan jika anabulnya mandi air dingin, makin stress. 

Jadilah kami mandikan sendiri dengan air hangat di rumah, dan Masyaallah, walau baru berusia tiga bulanan, si anabul ini sangat human friendly, ga galak, nurut pula saat dimandikan. 

Leo, tepatnya Prince Leo, kami beri nama. Anak lanang pertama umi, Intan sibling, kata Intan. Haha. 

Welcome home, Prince Leo. Umi and Sist Intan love you to the moon and back! Makasih ya, Anak Umi sayang, udah ngasih Umi hadiah seindah ini. All of life comes to you with ease, joy, and glory, Nak. Aamiin ya Allah.


Al, Jakarta, 16 November 2022



Dulu banget, aku ga pernah lepas dari buku saat traveling! Baik itu traveling dalam rangka mission/dinas ke luar daerah atau pun luar negeri, mau pun saat traveling dalam rangka leisure atau jalan-jalan saja. 

Namun makin ke sini, seiring dengan semakin mudahnya koneksi internet melalui genggaman tangan, atau ipad kesayangan, dan kemudahan mengakses beraneka-ragam movies yang tersedia di dalam gadget tersebut, dengan hanya berlangganan Netflix, Disney, atau aplikasi penyedia film lainnya, maka kebiasaan membawa buku ketika sedang traveling pun, bagiku, terkesampingkan. Audio visual menjadi begitu menarik dan menghibur. 

Bahkan, dengan kecanggihan teknologi masa kini, kebiasaan membaca buku pun kini teralihkan ke dalam bentuk audio gak sih? Kalian termasuk ke dalam golongan yang suka mendengarkan audio book, atau masih berada dalam tim baca buku? 

Dan bagi yang suka membaca buku, kalian termasuk ke dalam tim baca buku fisik atau sudah beralih juga ke dalam bentuk ebook? Hehe. 


Namun...., secanggih apa pun teknologi, jika koneksi sedang bermasalah, atau ketika kita sedang dalam perjalanan ke daerah yang poor connection, atau ke daerah yang justru no connection sama sekali, maka kehadiran buku sebagai teman perjalanan tentu akan sangat membantu, ye khan bestie? Terutama bagi para book reviewer nih, ga mungkin banget lah ya pisah dari yang namanya buku? Hehe. 

5 Manfaat Bawa Buku Saat Traveling

Nah, bicara tentang buku, berikut aku ingin mengingatkan diriku sendiri lagi nih, tentang manfaat membawa buku dan membacanya saat sedang traveling. Yuk, simak, yuk, siapa tau kan jadi menambah semangat kamu juga nih, bestie, untuk menggalakkan kembali hobi membaca kamu yang sempat tergantikan oleh nonton movies, misalnya, atau tergantikan oleh hobi-hobi lainnya.

1. Buku, adalah teman perjalanan terbaik bagi para solo traveler. 

Baik kamu adalah seorang blogger traveler, atau seseorang yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat sendirian, maka buku adalah sahabat terbaik dalam mengatasi rasa jenuh. Membaca buku akan membuat rasa bosan terobati, karena pikiran kita teralihkan ke dalam bacaan yang sedang kita lahap. Jadi nambah insight juga kan? 

2. Sebagai Pengganti HP, sehingga HP-nya bisa istirahat sejenak.

Yup, semakin ke sini, kita semakin sulit deh untuk lepas dari yang namanya gadget kan? Ada aja alasan agar kita tetap buka HP dan melakukan check and recheck. Cek email lah, buka Media Sosial lah, dan lain sebagainya. Yang pasti, kita terpapar radiasi yang dihasilkan HP sehingga berpotensi merusak otak bahkan tubuh kita. 

Nah, dengan adanya buku, maka peralatan yang selalu dalam genggaman itu bisa rehat sejenak, menjauhkan kita dari pengaruh radiasi tadi, juga membantu kita untuk mengurangi kecanduan terhadap penggunaan HP. Juga pastinya bisa menjaga keawetan HP khaaan?

3. Menenangkan Hati

Yes, membaca buku, menurutku bisa banget bikin hati dan pikiran rileks. Kerasa ga, sih, bestie? Tapi balik lagi ke materi/genre yang kita baca, sih, ya? Makanya, jika memang tujuannya adalah untuk relaksasi, maka bacalah buku-buku yang bergenre demikian, jangan baca yang tentang peperangan, gossip, atau hal-hal negatif lainnya, ya! Hehe. 

4. Menambah Pengetahuan

Sudah pasti, donk! Membaca buku pasti akan menambah pengetahuan, karena buku adalah gudangnya ilmu. Asalkan membaca bukunya dengan serius loh, ya, bukannya lompat sana turun sini. Hehe. 

5. Menambah Pengetahuan

Yup. Terkadang pengetahuan kita mentok akan sesuatu. Misalnya tentang bagaimana melakukan trading forex. Bisa saja sih kita mendapatkan ilmu dari internet, namun biasanya tersedia dalam potongan-potongan yang tidak lengkap kan? Atau yang memang ujung-ujung artikel/videonya mengarahkan kita untuk mengikuti kursus atau membeli buku panduan lengkapnya. 

Nah, belajar dari buku khusus yang memang ditulis untuk hal-hal spesifik tersebut, tentu saja akan memperkaya pengetahuan kita. 

Dan, selain dari lima poin di atas, ada banyak lagi loh manfaat membaca buku. Yuk, bestie, tambahin poin lainnya di kolom komentar, yuk! 

Al, Jakarta -15 November 2022

Bali, siapa yang tak ingin berkunjung, berlibur, atau malah berkegiatan atau living there coba? Pulau dewata ini memang selalu saja menarik minat banyak orang, termasuk aku, yang udah sejak lama menanamkan keinginan untuk bisa duduk manis, menuliskan lanjutan novel Selingan Semusim yang sudah ditunggu-tunggu lanjutannya oleh pembacaku, di sana. 

Ah, Bali, aku tuh memang pengen banget deh ke sana. Tidak hanya untuk writing the novel, tapi juga living my life as the digital nomad. Kayaknya asyik banget ya, menikmati keunikan pulau dewata itu. Bersosialisasi dengan masyarakatnya yang ramah dan baik hati, menikmati alamnya yang indah dan menakjubkan, serta, hm...., bersyukur karena diberi kesempatan oleh-Nya untuk menikmati kehidupan ini. 

Bali, oh Bali.... 


Hm, apakah kini saatnya? Toh Intan sudah mandiri, bekerja dan malah sering mission ke luar kota dan luar negeri, ayahku, sudah setahun beristirahat di alamnya yang baru, dan ibu juga sudah di kampung halaman. Menimang cucu cantik (anaknya adikku) yang baru saja lahir bulan lalu. 

Lalu aku? 
Ah, ini masaku, menikmati kehidupanku. Intan juga mendukung banget sih, agar uminya mulai enjoying this life sesuai dengan yang aku inginkan. Which is stay in Bali, atau di mana pun yang aku suka, dengan tentu saja keep in touch with her. Thank to technology, btw, untuk kemudahan berkomunikasi dan menghubungkan aku dan Intan, bahkan sejak dia kecil dulu, saat aku harus on mission (dinas luar) atau jauh darinya secara fisik. 

Back to Bali. Tapi aku kok kayaknya malah ingin ke Balinya melalui kereta api, ya? Dan melakukan perjalanan estafet gitu. Aih, belum apa-apa aku udah excited sendiri, nih gaes! Haha.

Udah kebayang nih perjalanan estafet ini, dimulai dari Jakarta, turun di Yogyakarta. Stay there for two or three night, menikmati Malioboro dan sekitarnya, dan meet up dengan teman-teman blogger Yogyakarta.

Lalu perjalanan lanjut ke Surabaya. Yuhuu. Stay dua harian, baru kemudian main ke Lamongan dulu. 

Eh, ke Lamongan ngapain, Al? Emang ada sodara di sana? 

Ada donk. Kebetulan aku punya uwak yang sudah lama banget merantau ke Lamongan, dan ibu sempat nitip pesan in case aku ke Surabaya, usahakan untuk sowan ke tempat Uwak di Lamongan. Jadi walau pun nginepnya nanti di Surabaya, pas banget lah ya! Dan bicara tentang Lamongan, sudah pasti donk aku juga pengen kopdaran dengan teman-teman Blogger Lamongan! Seru deh pastinya. 


Surabaya - Bali. 

Nah, tinggal selangkah lagi nih. Dari Surabaya bisa naik kereta dari Stasiun Gubeng. Dan menurut panduan yang aku baca-baca dari beberapa traveler sih, bisa naik kereta api Probowangi tujuang Ketapang Banyuwangi dengan tarif yang ternyata murah banget, euy! Hanya IDR. 56 K dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. 

Turun di Stasiun Ketapang Banyuwangi, tinggal jalan kaki sekitar 600 m ke Pelabuhan Ketapang. Atau bisa naik angkutan umum lah ke Pelabuhan ini. Naik kapal feri ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali dengan tarif kece badai, hanya IDR. 8.500 per orang. Woww!! Seriously??

Turunnya nanti di BALI. Yuhuuu. Semurah itu ternyata, yaaa? Dan sudah pasti asyik karena perjalanannya estafet. Ya setidaknya bagiku itu sih masuk ke dalam kategori asyiiiik! 

Where to Stay in Bali dan mau kemana saja di Bali? 

Nah, ini! Inginnya tinggal minimal sebulanan di sana. Jadi bisa semingguan di Bali Selatan, menikmati Kuta, Seminya, Canggu, Nusa Dua, dan Jimbaran. Menulis di pantai, menikmati semilir angin sepoinya, atau menikmati hempasan ombak yang menjilat jemari-jemari kaki yang telanjang tanpa balutan sepatu atau sandal. It is lovely, isn't it? Hehe. 


Lalu beralih ke suasana tenang persawahan Ubud, menikmati sesi yoga yang menghadap ke hutan, dan bercengkrama dengan damainya alam Ubud, Kintamani, dan Tegallalang di bagian Bali Tengah. 

Minggu berikutnya, setelah menikmati ketenangan dan damainya alam, kita pun bisa beranjak ke bagian timur Bali. Menikmati pantai Sanur, Amed, dan Karangasem. Belajar menyelam, atau menjelajah gunung berapi yang masih aktif? Oh, nooo. What an excitement!


Bali, oh Bali.... 


Al, Jakarta, 5 November 2022

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • Lelaki itu, Ayahku
  • It's Me!
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Berani Lapor Kejahatan Siber

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes