Eits.....Jangan tersingung dulu apalagi berprasangka buruk padaku lho sobs! Karena Alaika itu kan baik hati dan tidak sombong. Hihi..
Judul di atas tidak bisa dipisahkan dari pengalamanku suatu hari, saat bepergian/traveling ke Calang/Aceh Jaya, yang di tempuh via udara karena kantorku kala itu tidak mengijinkan perjalanan staf via darat mengingat jalan darat kala itu masih belum begitu nyaman untuk diakses. Jadilah kami [aku dan seorang kolega] bepergian dengan menumpang pesawatnya mba Susi. Pada tau donk apa nama maskapainya mba Susi? Yes, kami menumpang pesawat Susi Air, yang memang spesialisasi di bidang rute-rute rural seperti itu. Hanya ke wilayah-wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau tuh rutenya.
Pagi itu, kami pun bersiap untuk masuk ke tubuh si Cesna [lupa type berapa], bebas mencari seats karena memang pada tiket tidak diberi nomor. Jangan dulu berfikir ribet apalagi sampai rebutan lho sobs, karena muatan pesawat ini hanya berisi maksimal sembilan orang, itu pun sudah termasuk untuk 'lesehan' seat. #Hayyah, apa pula itu lesehan seat? kayak di warung aja? haha
Lesehan seat ini adalah istilah ku sendiri kok sobs, habis, kursinya itu di'leseh'kan di lantai pesawat sih, jadi penumpangnya duduk selonjoran gitu deh. Hanya saja, jarang tuh seat lesehan ini ditempati penumpang, biasanya untuk meletakkan box-box lobster gitu deh. Tempat favoritku sendiri adalah seat di belakang pilot, dan beruntungnya, setiap perjalanan dengan pesawat ini, aku selalu bisa duduk di belakang pilot, jadi aku bisa melihat langsung aktivitas mereka, tekan menekan tombol yang tersaji di panel di hadapannya.
Ok, yuk lanjut ke topik. Seperti layaknya penerbangan sipil/komersial lainnya, akang pilot [karena ga ada pramugari] menyapa kami, mengucapkan selamat datang dan memberitahukan hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi emergency condition. Uniknya, si akang yang adalah bule ini, berbicara dalam bahasa Indonesia lho. Lumayan lancar walau kedengarannya malah lucu. [Gimana ga lancar coba, aku yang duduk di belakang dia kan keliatan jelas bahwa dia membaca semua itu dari selembar kertas yang dipegangnya!]
Tak ada kejadian khusus dalam penerbangan kali itu sobs, semua lancar, udara bagus, pilotnya pun asyik [ganteng-ganteng] sehingga mataku bersinar terang, haha. Pendaratan pun mulus setelah menempuh perjalanan 45 menit. Hanya saja nih sobs! Begitu selesai pendaratan, akang pilot dengan ramah dan ceria menoleh ke belakang, dan...
"Kita sudah sampai! Apa kabar? Masih Hidup?"
Ha???? Apa reaksi sobat jika mendengar pertanyaan ini diajukan pada sobat yang baru saja mendarat? hihi. Kami, kelima penumpang yang masih duduk manis di seat masing-masing, awalnya melongo, terpana, kemudian baru tertawa.
Seorang bapak menjawab, "Masih lah! Masak mati?" hihi.... semua kami tidak tersinggung, dan memaklumi, ini adalah masalah miskomunikasi. Maksud si akang pasti ingin bilang begini ;
"Here we are! How are you? Are okay?" Pasti seperti itu deh maksudnya.
Kami pun turun sambil senyum-senyum, disambut ramah oleh akang pilot dan co pilotnya yang juga telah berada di bawah. Olala, ternyata pilot ganteng tadi bukan akang, tapi teteh! Wanita. Gagah banget sih! Keren euy.... mba Susi punya banyak pilot asing dan wanita.
Judul di atas tidak bisa dipisahkan dari pengalamanku suatu hari, saat bepergian/traveling ke Calang/Aceh Jaya, yang di tempuh via udara karena kantorku kala itu tidak mengijinkan perjalanan staf via darat mengingat jalan darat kala itu masih belum begitu nyaman untuk diakses. Jadilah kami [aku dan seorang kolega] bepergian dengan menumpang pesawatnya mba Susi. Pada tau donk apa nama maskapainya mba Susi? Yes, kami menumpang pesawat Susi Air, yang memang spesialisasi di bidang rute-rute rural seperti itu. Hanya ke wilayah-wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau tuh rutenya.
Pagi itu, kami pun bersiap untuk masuk ke tubuh si Cesna [lupa type berapa], bebas mencari seats karena memang pada tiket tidak diberi nomor. Jangan dulu berfikir ribet apalagi sampai rebutan lho sobs, karena muatan pesawat ini hanya berisi maksimal sembilan orang, itu pun sudah termasuk untuk 'lesehan' seat. #Hayyah, apa pula itu lesehan seat? kayak di warung aja? haha
Lesehan seat ini adalah istilah ku sendiri kok sobs, habis, kursinya itu di'leseh'kan di lantai pesawat sih, jadi penumpangnya duduk selonjoran gitu deh. Hanya saja, jarang tuh seat lesehan ini ditempati penumpang, biasanya untuk meletakkan box-box lobster gitu deh. Tempat favoritku sendiri adalah seat di belakang pilot, dan beruntungnya, setiap perjalanan dengan pesawat ini, aku selalu bisa duduk di belakang pilot, jadi aku bisa melihat langsung aktivitas mereka, tekan menekan tombol yang tersaji di panel di hadapannya.
Ok, yuk lanjut ke topik. Seperti layaknya penerbangan sipil/komersial lainnya, akang pilot [karena ga ada pramugari] menyapa kami, mengucapkan selamat datang dan memberitahukan hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi emergency condition. Uniknya, si akang yang adalah bule ini, berbicara dalam bahasa Indonesia lho. Lumayan lancar walau kedengarannya malah lucu. [Gimana ga lancar coba, aku yang duduk di belakang dia kan keliatan jelas bahwa dia membaca semua itu dari selembar kertas yang dipegangnya!]
Tak ada kejadian khusus dalam penerbangan kali itu sobs, semua lancar, udara bagus, pilotnya pun asyik [ganteng-ganteng] sehingga mataku bersinar terang, haha. Pendaratan pun mulus setelah menempuh perjalanan 45 menit. Hanya saja nih sobs! Begitu selesai pendaratan, akang pilot dengan ramah dan ceria menoleh ke belakang, dan...
"Kita sudah sampai! Apa kabar? Masih Hidup?"
Ha???? Apa reaksi sobat jika mendengar pertanyaan ini diajukan pada sobat yang baru saja mendarat? hihi. Kami, kelima penumpang yang masih duduk manis di seat masing-masing, awalnya melongo, terpana, kemudian baru tertawa.
Seorang bapak menjawab, "Masih lah! Masak mati?" hihi.... semua kami tidak tersinggung, dan memaklumi, ini adalah masalah miskomunikasi. Maksud si akang pasti ingin bilang begini ;
"Here we are! How are you? Are okay?" Pasti seperti itu deh maksudnya.
Kami pun turun sambil senyum-senyum, disambut ramah oleh akang pilot dan co pilotnya yang juga telah berada di bawah. Olala, ternyata pilot ganteng tadi bukan akang, tapi teteh! Wanita. Gagah banget sih! Keren euy.... mba Susi punya banyak pilot asing dan wanita.
Well sobs, postingan ringan ini hanya bermaksud mengenang kembali hal-hal unik yang kadang kala membuat kita kaget, namun jadi senyum sendiri dan geleng-geleng kepala. Karena maksud mereka sebenarnya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka itu peduli dengan kita, hanya saja pemahaman karena bahasa yang masih minim, jadi salah kaprah deh.
Makanya, selalu berprasangka baik alias positive thinking itu perlu, agar kita bisa menelaah terlebih dahulu sebelum mengijinkan rasa tersinggung membahana.
Hidup ini indah! Have a great Wednesday sobs!
Al, Bandung, 24 Wednesday 2012