Masih ingat akan novel perdanaku berjudul Selingan Semusim? Yang menuai banyak pro tapi juga tentu menghadirkan kontra? Ya, pro dan kontra, adalah juga ibarat Yin dan Yang bukan? Selalu berpasangan dalam setiap sisi kehidupan. Pro dan kontra adalah indikator bagi kita untuk mampu melanjutkan langkah kehidupan. Adalah indikator, dimana kita perlu melakukan adjustment-adjustment atau penyesuaian sehingga mampu meminimalisir 'kontra' yang ada. Tetapi, ini tentu TIDAKlah berarti bahwa kita WAJIB menanggapi kontra. Bagiku sendiri, aku akan menelaah terlebih dahulu, apa yang menyebabkan timbulnya kontra itu, begitu berbahayakah jika tidak ditindaklanjuti [diperbaiki] atau masih berada pada taraf aman, jika sepak terjangku dilanjutkan saja.
Back to the topic, tentang Selingan Semusim, sejujurnya, ada rasa haru di hati menyaksikannya laris manis walau hanya melalui penjualan online [Alhamdulillah]. Gimana ga haru, Sobs, novel ini, adalah murni hasil single fighter lho. Mulai dari menulis naskah, melakukan editing [makanya editingnya amburadul banget, haha], lay out juga sendiri [belajar In-Design sambil praktek langsung pada novel ini] dan akhirnya, pesimis dilirik oleh penerbit mayor dan juga males menghubungi penerbit indie, akhirnya aku malah kepikiran untuk mendirikan penerbitan indie milik sendiri, jadi ke depannya, jika ingin menerbitkan buku lagi, tinggal menggunakan penerbitan sendiri deh, ga ribet! Alhamdulillah, setelah melalui proses yang lumayan panjang, akhirnya penerbitan indie bernama Smartgarden Publishing and Printing pun lahir, dan langsung menangani si Selingan Semusim. Alhamdulillah, kepercayaanku akan pepatah "Ada kemauan pasti ada jalan' terbukti benar adanya. :)
Ah iya, hanya satu pengerjaan yang dibantu oleh seorang teman yaitu untuk mendesign covernya. Nah, kalo urusan itu aku nyerah deh. Akan butuh waktu untuk belajar terlebih dahulu. :)
Selingan Semusim sendiri bercerita tentang sebuah fiksi kehidupan yang sebenarnya banyak sekali terjadi di sekitar kita. Walau hanya sebuah fiksi, tapi pengamatan yang kulakukan di sekeliling, harus diakui sangat membantuku dalam memperkuat penokohan dan penentuan alur cerita. Bercerita tentang kisah cinta dan perselingkuhan, hukum sebab akibat dan konsekuensi yang harus diterima dari perbuatan yang terjadi. Singkat kata, Selingan Semusim, diklaim sebagai sebuah novel dewasa yang sangat berani bercerita secara detil tentang segala hal, baik tentang sex [hubungan intim], kebahagiaan, kesedihan, kehilangan dan air mata. Silih berganti dikemas secara apik dan menarik [ini menurut para pembaca yang secara langsung menghubungiku untuk menyampaikan kesan mereka lho ya. :), walau tentu saja, typo dan kekurangan terlihat di sana sini [maklum, novel perdana] :).
Beberapa teman [blogger] malah sempat membuat apresiasi berupa;
Review oleh Sahabat
Ending yang sengaja ku'gantung' [open ending], ternyata sesuai dengan harapan! Para pembaca langsung sms, BBM-an, chatting bahkan kirim email, menanyakan kemungkinan untuk dibuatkan lanjutan dari Selingan Semusim, dengan juga menitipkan 'special request'. Apaan special requestnya? Hihi.Yaitu meminta agar endingnya nanti dibuat happy. Menurut mereka, Novita sudah cukup lama menderita, ada baiknya jika dibuat ending yang membahagiakan baginya di novel kedua [pamungkas] nanti. Toh, Novita sudah lebih dari cukup menuai karma dari kesalahan dan kekhilafan yang dilakukannya?
Well, tertarik banget memang untuk melanjutkan novel ini, apalagi memang dari awal ada niat untuk membuat duologi Selingan Semusim, dengan awal latar yang akan bersetting di Afghanistan, negara di mana Novita dan Dr. Ridge menuju di akhir Selingan Semusim perdana. Etapi, yaitu, Sobs! Waktu dan kesibukan yang begitu menyita perhatian, membuatku belum sempat duduk manis untuk melanjutkan Selingan Semusim Kedua deh. Sabar yaaaaaa. :)
Belum pernah membaca Selingan Semusim perdana? Dan penasaran untuk memilikinya? Sok atuh order di sini, atau boleh juga langsung hubungi Alaika via yahoo messenger or email di bawah ini deh.
ym: alaika_abdullah@yahoo.com
email : alaikaabdul@gmail.com
Sekedar coretan,
Al, Bandung, 6 Februari 2014