Malam ini, mumpung belum bisa tidur, aku ingin berbagi sebuah cerita, nih, Sobs! Cerita dari negeri dongeng semut alias Belarusia. Kali ini aku ingin berkisah tentang pasar induk Caringin dan Gede Bage yang sukses bikin mata suegerrr dan fresh! Ih, seger dan fresh artinya kan sama, Al? Hihi. Anyway, gimana enggak fresh, Sobs, tampilannya itu lho, bersih pake bingits! Teratur dan estetis! Eits, bukan tak cinta tanah air lho ya, eikeh mah cinta banget akan NKRI. Tapi ini bicara masalah kebersihan dan tertib serta disiplinnya negeri orang lho! Kan yang baik-baik harus diapresiasi dan diupayakan agar bisa implemented di negeri sendiri khaaan?
Well, bicara tentang pasar induk yang satu ini, adanya di negeri semut alias Belarusia, sebuah negeri republik, terletak di belahan Eropa Timur dengan ibu kota negara bernama Minsk, yang secara administratif dibagi menjadi 6 provinsi dan sebuah kota khusus. Kecil yak? Berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa dalam luas wilayah 207,600 km2 --> info dari Mbah Wiki.
Seperti yang pernah aku tuliskan di dalam beberapa postingan lama, kehadiranku di negeri dingin ini adalah dalam rangka memenuhi undangan dari adik ipar, yang asli putri Belarusia sinih, Sobs! Maka, Alhamdulillah, jadilah aku menjejakkan kaki di negeri cantik mereka, dan berkesempatan pula untuk main-main ke pasar induk tadi.
Bicara tentang pasar tradisional, yang ada di imagi kita tentulah sebuah tempat di mana terjadi transaksi jual beli terhadap berbagai barang baik kebutuhan primer mau pun sekunder. Mulai dari berbagai bahan makanan, baik yang sudah siap santap mau pun yang masih berupa raw material-nya. Berbagai buah, sayur, hingga ke pakaian pun ada di pasar tradisional. Begitu juga dengan sebuah pasar sentral tradisional yang kami kunjungi di kota Minsk ini, Sobs!
Hanya saja, bedanya adalah...., di negeri mereka, pasar tradisionalnya bersih banget, tertata rapi dan cantik! Have a look!
Cantik dan bersih banget, ya, Sobs, pasar mereka? Ini baru pasar tradisional, gimana dengan pasar moderennya, ya?
Sementara pasar tradisional kita? Hayyah, jangan ditanya dan jangan pula berharap terlalu banyak deh. Kebanyakan pasar tradisional kita, masih mengikuti musim. Yup, ikut musim. Musim hujan, maka becek dan berlumpur lah dia. Musim kemarau? Maka kering dan lumayan bersih lah dia. Etapi, kebiasaan masyarakat kita dalam mengelola sampah, justru masih jauh dari standard, yang sering menjadi pemicu yang menjadikan pasar kita semakin kotor.
Memang sih, ada petugas kebersihan, yang memang bertugas membersihkan kotoran/sampah produksi para pelaku pasar, namun, masak mentang-mentang ada petugasnya, lalu kita tak berkewajiban untuk turut menjaga kebersihan, dengan lebih awas dan bijaksana dalam mengelola sampah yang kita hasilkan? Masak sih negeri yang mayoritas muslim ini, yang selalu mengelukan 'kebersihan adalah sebagian daripada iman' tak mampu jaga kebersihan?
Etapi, you know the situation lah, ya? Semoga saja, ke depannya, pemerintah dan masyarakat negeri ini dapat saling bahu membahu dalam menumbuhkan kedisipilinan dan kesadaran untuk hidup bersih dan sehat, melalui aksi peduli kebersihan, yang tentunya akan berefek pada aksi-aksi positif lainnya, sehingga bukan mustahil lagi untuk menciptakan pasar tradisional yang bersih dan rapi, serta cantik seperti pasar yang aku kunjungi di negeri cantik bernama Belarus itu. Bisa khaaan? Tiada yang mustahil jika ada MAU di dalam diri khaaaan?
Well, bicara tentang pasar induk yang satu ini, adanya di negeri semut alias Belarusia, sebuah negeri republik, terletak di belahan Eropa Timur dengan ibu kota negara bernama Minsk, yang secara administratif dibagi menjadi 6 provinsi dan sebuah kota khusus. Kecil yak? Berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa dalam luas wilayah 207,600 km2 --> info dari Mbah Wiki.
Seperti yang pernah aku tuliskan di dalam beberapa postingan lama, kehadiranku di negeri dingin ini adalah dalam rangka memenuhi undangan dari adik ipar, yang asli putri Belarusia sinih, Sobs! Maka, Alhamdulillah, jadilah aku menjejakkan kaki di negeri cantik mereka, dan berkesempatan pula untuk main-main ke pasar induk tadi.
Bicara tentang pasar tradisional, yang ada di imagi kita tentulah sebuah tempat di mana terjadi transaksi jual beli terhadap berbagai barang baik kebutuhan primer mau pun sekunder. Mulai dari berbagai bahan makanan, baik yang sudah siap santap mau pun yang masih berupa raw material-nya. Berbagai buah, sayur, hingga ke pakaian pun ada di pasar tradisional. Begitu juga dengan sebuah pasar sentral tradisional yang kami kunjungi di kota Minsk ini, Sobs!
Hanya saja, bedanya adalah...., di negeri mereka, pasar tradisionalnya bersih banget, tertata rapi dan cantik! Have a look!
Cantik dan bersih banget, ya, Sobs, pasar mereka? Ini baru pasar tradisional, gimana dengan pasar moderennya, ya?
Sementara pasar tradisional kita? Hayyah, jangan ditanya dan jangan pula berharap terlalu banyak deh. Kebanyakan pasar tradisional kita, masih mengikuti musim. Yup, ikut musim. Musim hujan, maka becek dan berlumpur lah dia. Musim kemarau? Maka kering dan lumayan bersih lah dia. Etapi, kebiasaan masyarakat kita dalam mengelola sampah, justru masih jauh dari standard, yang sering menjadi pemicu yang menjadikan pasar kita semakin kotor.
Memang sih, ada petugas kebersihan, yang memang bertugas membersihkan kotoran/sampah produksi para pelaku pasar, namun, masak mentang-mentang ada petugasnya, lalu kita tak berkewajiban untuk turut menjaga kebersihan, dengan lebih awas dan bijaksana dalam mengelola sampah yang kita hasilkan? Masak sih negeri yang mayoritas muslim ini, yang selalu mengelukan 'kebersihan adalah sebagian daripada iman' tak mampu jaga kebersihan?
Etapi, you know the situation lah, ya? Semoga saja, ke depannya, pemerintah dan masyarakat negeri ini dapat saling bahu membahu dalam menumbuhkan kedisipilinan dan kesadaran untuk hidup bersih dan sehat, melalui aksi peduli kebersihan, yang tentunya akan berefek pada aksi-aksi positif lainnya, sehingga bukan mustahil lagi untuk menciptakan pasar tradisional yang bersih dan rapi, serta cantik seperti pasar yang aku kunjungi di negeri cantik bernama Belarus itu. Bisa khaaan? Tiada yang mustahil jika ada MAU di dalam diri khaaaan?
sepotong catatan kecil
tentang indahnya pasar di negeri orang,
Al, Margonda Residence, 21 Nov 2015