Bounce Rate! Dibaca cepat jadinya boncret. Haha. Eits, jangan ketawa dulu! Emang gitu kan bacanya? 😁 Etapi, apaan sih bounce rate itu? Dan seberapa pentingkah nilainya ini bagi para bloggers? Nah, ini! Ini lah yang bikin aku jadi berkunjung ke rumah si Mbah Google Analytics dan ngobrol dengannya, lalu mencoba membuat catatannya di sini, Sobs!
Bounce Rate, adalah sebuah tolok ukur yang tak bisa diremehkan, bagi kita, pemilik blog. Tentu saja pemilik blog yang ingin blognya memiliki nilai jual serta berkualitas. Ops! Yup. Karena Bounce Rate punya definisi begini, Sobs!
Bounce Rate adalah parameter yang menandakan jumlah persentase kunjungan visitor ke dalam blog atau website kita, lalu serta merta pergi lagi. Artinya, si visitor hanya masuk ke blog kita, melihat-lihat hanya di halaman di mana dia masuk itu lalu pergi (left) tanpa melihat/membuka halaman-halaman lainnya. 😒
Pertanyaannya adalah, apakah ini berarti bahwa halaman-halaman lainnya di blog kita tidak menarik? Apakah halaman yang dia landing itu tidak menarik, sehingga dia menyamaratakan bahwa halaman-halaman lainnya pun tidak menarik?
Atau..., justru informasi yang dia cari sudah mencukupi alias tepat sasaran, sehingga dia cukup puas dan tak perlu mencari di halaman lainnya lagi. Nah, ini!
Kebanyakan kita justru sudah terdoktrin bahwa nilai bounce rate yang tinggi itu ga baik, sehingga ada yang mengklaim bahwa SEMAKIN KECIL Bounce Rate maka SEMAKIN BAIK sebuah blog.
Padahal seperti yang tertulis pada gambar yang aku skrinsut dari halaman rumahnya si Mbah Google Analytic ini, justru memberi dua sudut pandang yang berbeda, lho! Lihat deh.
Sumber Gambar: Skrinsut dari Halaman Google Analytic Helps. |
Belum tentu. Tergantung! Jika memang tujuan dari blog/web kita adalah berharap agar si pengunjung tak hanya singgah di satu halaman itu saja, tapi juga berlanjut ke halaman lainnya di blog kita, maka nilai bounce rate yang tinggi adalah pertanda tidak baik. Pertanda tidak sesuai dengan harapan kita, karena kita kan berharapnya dia lanjut ke halaman lainnya kan?
Namun, jika tujuan dari blog kita adalah untuk memberikan informasi tentang suatu hal, dan si pengunjung hadir di halaman kita tepat sasaran, dalam artian, dia memang mendarat di halaman yang dicarinya, lalu membacanya hingga tuntas dan left tanpa membuka halaman lainnya. Justru bagus bukan? Artinya dia memang mendapatkan info yang dia cari, dan pergi setelahnya tanpa harus mencarinya di halaman-halaman lainnya. Dalam hal ini, Bounce Rate yang TINGGI justru dapat diterima dengan baik bukan?
Sumber Skrinsut dari sini
|
Blogs, biasanya memiliki nilai bounce rate yang tinggi. Sebuah artikel yang ditulis apik dan detil, biasanya akan cukup memuaskan pembacanya, membuat mereka paham dan tercukupi informasinya sehingga pergi tanpa beralih ke halaman lainnya lagi. Ada juga sih pengunjung yang masih menyempatkan diri untuk memberi komentar, namun kebanyakan pencari informasi justru sering bersikap sebagai silent visitor.
Apalagi jika kedatangan mereka adalah berasal dari sosial media, maka setelah membaca artikelnya, mereka akan di-direct kembali ke sosmed darimana mereka berasal. Sehingga sifat natural ini akan menimbulkan bounce rate yang tinggi.
Ini juga yang menjadikan sebuah blog tetap tinggi nilai bounce rate-nya, meskipun pemilik blog telah berupaya menyisipkan internal link maupun rujukan/iklan untuk mengarahkan pengunjung ke halaman terkait lainnya.
Jadi, kalo menurut aku sih, seperti yang tertulis pada skrinsut di atas itu, tinggi rendahnya nilai bounce rate kudu diselaraskan kembali dengan tujuan dari blog/halaman blog kita.
Baca juga: Cara Sederhana Menaikkan DA/PA
Sebagai contoh, artikel Visa Turki Kini pada blogku ini sering banget disinggahi pencari informasi tentang visa ke Turki, dan pengunjung (utamanya) hanya bermain di halaman ini saja, tanpa membuka halaman lainnya karena informasi yang tersaji di halaman itu memang sudah mencukupi.
Dalam kasus ini, artinya bounce rate yang tinggi ini justru menunjukkan pengalaman pengguna yang baik. Artinya, dia ga perlu mencari di halaman lainnya informasi-informasi ini karena memang sudah tersaji di halaman "Visa Turki Kini" itu.
Namun, jika kita membuat postingan berantai tentang suatu informasi atau promosi, dan mengharapkan si pengunjung kemudian akan meluncur ke halaman berikutnya (yang kita harapkan), namun si pengunjung malah menutup halaman dan left, artinya bounce rate yang tinggi ini justru merugikan. Karenanya kita harus mencari cara agar bisa menurunkan nilai bounce rate-nya.
Lalu, gimana sih cara melihat Bounce Rate itu, Al? Dari tadi ngomongin bounce rate melulu.
Ops. Lupa, Sobs! Untuk melihat nilai bounce rate, kita bisa pake google analytic. Pasti udah tau donk caranya? Jika belum tau, bisa meluncur ke sini, deh, dan baca-baca dulu di sana ya!
Cara Menurunkan Nilai Bounce Rate Yang Tinggi
Percaya atau tidak, banyak orang yang terobsesi untuk menurunkan nilai bounce rate-nya yang terlihat tinggi. Bounce rate tinggi itu di kisaran angka berapa sih, Al?
Sumber dari sini Jadi Bounce Rate terhitung tinggi, jika berada di atas score yang tertera pada gambar ini. |
Caranya, Al? Caranya adalah dengan melakukan beberapa langkah yang aku dapatkan dari beberapa sumber, dan aku rangkum di bawah ini, ya!
Cara Ampuh Menurunkan Nilai Bounce Rate yang Ketinggian.
1. Blog Kita Sudah Mobile Friendly?
Saat ini, kebanyakan pengguna/pengunjung blog/website mengaksesnya via mobile. Pengalaman yang tidak menyenangkan saat mereka mendarat di blog/web kita via smartphone mereka, tentu akan membuat mereka cepat-cepat menutup halaman yang mereka kunjungi dan good bye with a bad record!
2. Berikan Kenyamanan Bagi Pengunjung Blog Kita
Halaman blog yang penuh dengan pops up, iklan yang bertubi-tubi dan semacamnya tentu bikin kesel. Sebel. Reaksi paling cepat adalah close and left! Ga mau kan kita kejadian seperti itu? Jadi berikan kenyamanan bagi pengunjung blog kita dengan menghindarkan tampilan-tampilan yang nyebelin seperti itu, yes!
3. Content is The King
Iya donk. Apapun ceritanya, konten yang tak bermutu, menye-menye, ga relevan, tentu bikin pengunjung kecewa dan berakhir pada aksi close and left. Jadi? Sediakan konten yang menarik, informatif dan jelas.
4. Sisipkan Related Article di dalam Postingan
Salah satu cara untuk mengikat-hubungkan pembaca dengan artikel terkait di halaman kita yang lain adalah dengan menyisipkan internal link. Kalo aku sih, mulai menggunakan istilah 'baca juga: bla bla bla' yang diberi link menuju artikel yang dimaksud, agar pembaca tertarik untuk klik and go there setelah membaca artikel yang sedang di hadapannya. Bisa juga dengan menyisipkan internal link dengan cara-cara lainnya.
5. Lengkapi Navigasi di Blog Kita dengan Tepat dan Responsive
Yes. Pasti kesel kan jika berkunjung ke sebuah blog, tapi buta arah. Ga ada navigasi, cuma ada home dan about doank, tanpa kategori atau hal penting lainnya. Masak kita mau ngubek-ngubek tak tentu arah? Capek deh!
6. Hindari Iklan yang Berlebihan.
Nah ini. Pernah kan menghadapi blog yang setiap kita scroll selalu saja si iklan mengikuti untuk di klik? Boro-boro ngeklik, mending close and left, lalu googling artikel lain yang serupa deh!
7. Loading Speed Blog Jangan Berat dan Lemot, ya!
Yes, siapa coba yang sanggup dan sabar bertahan jika saat hadir di halaman sebuah blog, cuma melihat jam pasir yang muter-muter? Ampyun dije deh kalo eikeh, mah. Terpaksa deh close and left!
Nah, Sobs, itulah tujuh cara yang aku rangkum dari tips menurunkan nilai bounce rate, semoga bermanfaat yaaa. Yuk, kita coba praktekkan dan lihat hasilnya gimana, yuk!
Seputar Bounce Rate,
Al, Bandung, 31 Oltober 2017