Pasti enggak enak banget kan jika sedang dihinggapi oleh rasa yang satu ini? Ga asyik! Dan aku tiba-tiba saja diserang oleh rasa mual yang luar biasa tadi malam. Bukan, bukan karena aku masuk angin atau lagi hamil lho yaaaaa! Etapi, gegara chitchat dengan seorang teman online (yang sebenarnya udah akrab dan temanan lama, ada sekitaran 10 tahunan lah). Ha? Chitchat bisa bikin mual?
Ya bisa bangetlah, cyiiin! Tak hanya mual, aku bahkan merasa simpati dan respectku terhadapnya anjlok seketika dan jadi pasang jarak terhadapnya. Bukan apa-apa, tiba-tiba saja aku seperti sedang chitchat dengan seekor monster! Habis, kisahnya tentang sebuah peristiwa yang olehnya sendiri tidak pernah direncanakan tapi akhirnya dilakukannya, sungguh bikin aku shock. Ga nyangka, jika kejadian seperti itu bisa terjadi di dunia nyata, bukan tertinggal di dalam film-film biru. Hadoh! Jelas saja aku mematok jarak dan menarik diri dari ngobrol santai dengannya. Hingga perubahan sikap yang kentara ini, membuatnya tak enak hati dan heran sendiri. Dia tak habis pikir bagaimana kisah yabg diceritakannya itu bisa membuatku seperti ini, padahal menurutnya, hal itu bukanlah sesuatu yang janggal atau aneh.
Dan aku semakin tak simpati padanya. Walau telah kucoba bersikap netral dan fair, bahwa itu bukanlah urusanku dan bukan pula tanggung jawabku, namun tetap saja, untuk hal seperti ini, kok aku tak punya stock toleransi?
Dan, hm..., aku memang tak punya toleransi untuk hal-hal seperti ini. Walo dia terus berusaha untuk netralkan suasana, aq tetap tak mampu mencair. Aku butuh mampu untuk mengembalikan reapectku terhadapnya deh. Tak gampang bagiku untuk berpura-pura bahwa prilaku yang mereka lakoni itu adalah lumrah. Lumrah piye?
Bentuk kasih sayang yang bagaimana sih, yang ada di jiwa seorang ibu, yang dengan santai meminta sahabat baiknya untuk memperawani anak gadisnya dengan dalih melatihnya bercinta? Aku gagal paham sebagaimana aku gagal menemukan bentuk cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya dalam prilaku yang demikian!
Its a bulshit and a big Crazy Life! Dan aku bener-bener mual hingga butuh waktu lama untuk menuangkan kisah gila ini ke dalam tulisan ini. And I was shocked!
Al, Busway on the way home
27 July 2015
Ya bisa bangetlah, cyiiin! Tak hanya mual, aku bahkan merasa simpati dan respectku terhadapnya anjlok seketika dan jadi pasang jarak terhadapnya. Bukan apa-apa, tiba-tiba saja aku seperti sedang chitchat dengan seekor monster! Habis, kisahnya tentang sebuah peristiwa yang olehnya sendiri tidak pernah direncanakan tapi akhirnya dilakukannya, sungguh bikin aku shock. Ga nyangka, jika kejadian seperti itu bisa terjadi di dunia nyata, bukan tertinggal di dalam film-film biru. Hadoh! Jelas saja aku mematok jarak dan menarik diri dari ngobrol santai dengannya. Hingga perubahan sikap yang kentara ini, membuatnya tak enak hati dan heran sendiri. Dia tak habis pikir bagaimana kisah yabg diceritakannya itu bisa membuatku seperti ini, padahal menurutnya, hal itu bukanlah sesuatu yang janggal atau aneh.
Dan aku semakin tak simpati padanya. Walau telah kucoba bersikap netral dan fair, bahwa itu bukanlah urusanku dan bukan pula tanggung jawabku, namun tetap saja, untuk hal seperti ini, kok aku tak punya stock toleransi?
Dan, hm..., aku memang tak punya toleransi untuk hal-hal seperti ini. Walo dia terus berusaha untuk netralkan suasana, aq tetap tak mampu mencair. Aku butuh mampu untuk mengembalikan reapectku terhadapnya deh. Tak gampang bagiku untuk berpura-pura bahwa prilaku yang mereka lakoni itu adalah lumrah. Lumrah piye?
Bentuk kasih sayang yang bagaimana sih, yang ada di jiwa seorang ibu, yang dengan santai meminta sahabat baiknya untuk memperawani anak gadisnya dengan dalih melatihnya bercinta? Aku gagal paham sebagaimana aku gagal menemukan bentuk cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya dalam prilaku yang demikian!
Its a bulshit and a big Crazy Life! Dan aku bener-bener mual hingga butuh waktu lama untuk menuangkan kisah gila ini ke dalam tulisan ini. And I was shocked!
Al, Busway on the way home
27 July 2015