My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
𝕊𝕖𝕝𝕒𝕤𝕒, 𝟚 ℕ𝕠𝕧𝕖𝕞𝕓𝕖𝕣 𝟚𝟘𝟚𝟙.

Pagi itu, aku masih di Bandung dan sama sekali tak ada firasat berarti yang hadir mengganggu. Agendaku pagi itu adalah handling urusan administrasi kependudukan yang masih processing di kelurahan tempat tinggal lama, dilanjut dengan jadwal talkshow sebagai salah satu narasumber untuk acara Gerakan Nasional Literasi Digitalnya Kominfo, yang mana aku kebagian jadwal siang hari (13.00 wib - 16.00 wib) untuk talk show-nya.  

Dan karena sedang berurusan di luar rumah plus nanggung juga untuk kembali for the show, maka aku putuskan untuk melakukan webinarnya itu di luar rumah. Janjian sama Nchie Hanie, karena sohib yang satu ini hapal bener cafe mana yang asyik untuk menjadi lapakku connecting to the zoom call dan berpartisipasi di dalam acara tersebut.

As usual, cafe pilihan Nchie emang apik dan nyaman banget untuk show, dan sepi pula! Sehingga agendaku menjadi salah satu pembicara di acaranya Kominfo tersebut berjalan lancar, menyenangkan (as usual), plus memberi nuansa tersendiri bagiku. I was so happy!

Sejauh itu, tetap saja tak ada firasat buruk, hanya saja di tengah show itu, ada telepon masuk dari Aceh. My mom was calling, bukan untuk sesuatu yang urgent, hanya karena  Ahmed, ponakan imut yang adalah putra dari adik bungsuku sedang bermain dengan riang gembiranya bersama ayahku. Ibu ingin memperlihatkan kegembiraan ayah dan Ahmed di siang itu.

Image source: Canva Pro

Sayangnya, HP-ku justru sedang aktif untuk Zoom call, sehingga aku menunda video-callnya, hanya bicara sekilas saja, memberi tau ibu bahwa HP-ku sedang aktif untuk Zoom call. Lagi pula, toh besok sore aku sudah berada di Banda Aceh, dan akan ketemu langsung serta stay bersama ayah dan ibu untuk beberapa waktu.

Ah, andai saja aku tahu bahwa saat itu adalah saat terakhir aku bisa melihat ayah dan berbicara langsung untuk terakhir kalinya dengan beliau! Pasti tak akan kutunda video-call itu.
Ah..., Tuhan.... hiks.... It is so pain, still pain, and truly painful. Andai saja aku tau...😭😭😭



Ini adalah cerita tentangnya. Tentang seorang lelaki baik yang tak perlu disandingkan apalagi dibandingkan dengan lelaki lain di dunia ini. Karena bagiku, lelaki baik ini adalah the best man in the world, for me, for my mom, my brothers, and of course for my daughter Intan. Namanya kusemat abadi di belakang namaku, baik nama virtual mau pun namaku yang sesungguhnya, to show him how grateful I am to be his daughter, dan juga sebagai kebanggaanku memilikinya sebagai ayahku. 


Lelaki baik ini, kini telah tutup usia. Meninggalkan kefanaan dunia dan pindah ke alamnya yang baru. Tiada lain yang bisa kami sertakan dalam mengiringi kepergiannya, hanya doa, agar Allah mengampuni segala salah dan khilafnya, melimpahkannya pahala atas segala kebajikan yang beliau hadirkan semasa hidupnya, dan semoga Allah kini memberinya kesenangan, kebahagiaan, kenyamanan, kedamaian, dan cahaya yang nyaman di alamnya yang baru. Husnul khatimah untuknya ya Allah 🙏 #mencoba ikhlas, walau hati merintih...,  
Bapak, kenapa sih ga nunggu sampai besok, sampai aku tiba di hadapanmu, dan bisa mengantarmu pergi. Hiks...

𝕊𝕖𝕟𝕪𝕦𝕞𝕒𝕟 𝕀𝕥𝕦...,

Menghembuskan napas terakhirnya beberapa saat setibanya di rumah sakit. Membuat semua yang mengantarnya ke sana (Ibu, kedua adik dan istri mereka) terpana, tak menyangka, jika Allah ternyata malah mengutus Izrail untuk 'menidurkan' ayahku di malam itu. 

Untungnya sang malaikat maut begitu santun dan welas asih dalam  bertugas sehingga (menurut penuturan adikku yang menyaksikan kepergian ayah), beliau pergi dalam keadaan begitu damai. Tersenyum, layaknya orang yang sedang tidur. Masyaallah. Rest in Peace, Daddy. Trims, Izrail. 

Ayahku, yang dua kali lolos dari gelombang maut dan dasyat tsunami yang menggulungnya kala itu, justru tak selamat kali ini. Ah, ajal..., tak satu pun dari kita yang mampu memprediksi deadlinenya, right? 

𝔹𝕒𝕔𝕒 𝕛𝕦𝕘𝕒 𝕥𝕖𝕟𝕥𝕒𝕟𝕘 𝔸𝕪𝕒𝕙𝕜𝕦, 𝕠𝕟𝕖 𝕠𝕗 𝕥𝕙𝕖 𝕤𝕦𝕣𝕧𝕚𝕧𝕠𝕣𝕤 𝕨𝕒𝕝𝕒𝕦 𝕥𝕖𝕝𝕒𝕙 𝕕𝕦𝕒 𝕜𝕒𝕝𝕚 𝕕𝕚𝕘𝕦𝕝𝕦𝕟𝕘 𝕠𝕝𝕖𝕙 𝕠𝕞𝕓𝕒𝕜 𝕥𝕤𝕦𝕟𝕒𝕞𝕚

Lalu, apa kabarku malam itu? Yang sedang dalam shuttle bus menuju bandara Soetta, dan terbang ke Aceh esok dini hari demi bertemu ayahku?

Aku terhempas, tertampar, dan tak kuasa menahan tangis. Nanar mataku membaca tulisan adikku, "Kak, Andri, bapak ka geutinggai geutanyoe." Yang artinya Kak, Andri, bapak sudah meninggalkan kita (meninggal dunia). Sesaat sesampai di rumah sakit. Oh Tuhan....

Tujuan ibu dan adik-adik membawamu ke rumah sakit adalah untuk mendapatkan infus, agar dirimu kembali bertenaga, Yah, karena kami yakin bahwa ayah baik-baik saja, hanya stamina yang drop.
Bagai tanggul yang pecah, ku tak kuasa menahan air mata. Lelaki berjiwa besar nan sangat pemaaf itu, panutanku itu, yang pundaknya selalu ada sebagai tempatku menumpahkan air mata, kini telah pergi. Tepat pada Selasa, 2 November 2021, pukul 23.31 wib. Tuhan...., Engkau panggil dia kembali kepada-Mu tepat 5 hari sebelum hari kelahirannya. 

Baca juga: 𝕌𝕟𝕥𝕦𝕜𝕞𝕦 𝔸𝕪𝕒𝕙, 𝔾𝕠𝕠𝕕𝕓𝕪𝕖 𝕄𝕪 𝕃𝕠𝕧𝕖𝕝𝕪 𝕆𝕗𝕗𝕚𝕔𝕖.

𝔸𝕝𝕝𝕒𝕙 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖 𝕌𝕟𝕚𝕧𝕖𝕣𝕤𝕖 ℍ𝕒𝕧𝕖 𝕆𝕦𝕣 𝔹𝕒𝕔𝕜!

Usai menerima kabar duka, semua berlangsung begitu cepat. Ada dua manusia lainnya yang juga shock mendapati kabar ini, yaitu adikku yang tinggal di Depok, dan Intan, putriku yang tinggal di Jakarta Selatan. Keduanya bergerak cepat. Dan Alhamdulillah, Allah always has our back! Ini yang selalu aku katakan kepada Intan, dan Allah memang selalu ada untuk kami, dan kita semua?

Yes, tengah malam itu, walau dalam keadaan duka lara, berhasil mendapatkan klinik yang masih buka untuk lakukan antigen test. Dan syukurnya lagi, per hari itu, 2 November 2021, peraturan wajib swab test untuk calon penumpang pesawat terbang sudah berganti ke (cukup) antigen test saja. Alhamdulillah.

Intan berhasil antigen test dan mendapatkan tiket pesawat untuk penerbangan paling awal ke Banda Aceh esok harinya. Begitu juga dengan adikku, Andri. Dan di tengah duka lara ini, Allah tetap menguatkan kami dengan mengijinkan kami terbang dalam pesawat yang sama. Masyaallah. Alhamdulillah ya Allah, thank you, thank you, thank you. 

Suatu hal yang rasanya sulit diperoleh, apalagi di masa mendesak seperti malam itu. Bisa mendapatkan antigen test di tengah malam buta, lalu mendapatkan tiket untuk penerbangan paling pagi, dan ternyata justru Allah mempermanis hasil dari upaya ini, melipur duka lara ini dengan menempatkan kami di dalam satu pesawat, sehingga bisa melalui berita duka ini dalam kebersamaan. Alhamdulillah ya, Allah. Again, thank you, thank you, thank you. 

𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕁𝕒𝕝𝕒𝕟, 𝔹𝕒𝕡𝕒𝕜

Banda Aceh, 3 November 2021. 
Kami sudah ditunggu oleh Bang Taufit, di bandara international Sultan Iskandar Muda. Kakak angkatku ini dengan setia telah menanti kedatangan kami sekitar sejam yang lalu, dan begitu urusan ambil bagasi selesai, kami bertiga langsung dilarikan Bang Taufit untuk segera tiba di rumah (duka). 

Suasana mengharu biru kala kami tiba di rumah.
Haru, duka, dan kesedihan mendalam menyatu, menyergap relung hatiku, yang kuyakin juga menerpa Andri dan Intan. Walau di pesawat tadi telah banyak air mata yang mengalir deras, namun kini, justru mengalir semakin deras. 

Apalagi ketika kami masuk ke ruangan tengah di mana jasad ayahku dibaringkan. Ah, bertatapan dengan ibu sungguh mengoyak hatiku. Runtuh pertahananku. Air mataku menghambur, memecah belah tanggul pertahananku. My strong mom was standing, menatapku sejenak, kami saling berpelukan, lalu bergerak cepat ke tempat jenazah dibaringkan. Karena tidak ingin memperlama prosesi pelepasan tubuh ayah kembali ke asalnya. 

Ah, sungguh, tak kuat hamba ya, Allah. Lelaki baik itu kini terbujur kaku. Diam, beku dengan seluruh tubuh dan wajah sudah terbungkus oleh kain kafan. Piluuu.... Dad, why do you leave so fast? I still wanna hug you and talk to you!

Kami berkumpul di sekeliling jasad ayahku, bergabung dengan pak ustadz yang adalah juga sahabat ayahku, sedang menunggu kedatangan kami. 

"Alhamdulillah, kini seluruh anak dan cucu almarhum Pak Abdullah sudah berkumpul, dan apakah kita perlu membuka penutup wajah agar pihak keluarga bisa mengucapkan selamat jalan kepada almarhum?" 

Kami hanya mampu mengangguk, tak kuasa mengeluarkan suara, bahkan untuk berkata, "Iya, Pak Ustadz."

Kelu. Kuyakin, rasa yang sama juga hadir dan menguasai hati ibu, dan ketiga adikku serta Intan. 

𝕃𝕖𝕝𝕒𝕜𝕚 𝕓𝕒𝕚𝕜 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕥𝕖𝕣𝕥𝕚𝕕𝕦𝕣 𝕡𝕦𝕝𝕒𝕤 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕤𝕦𝕟𝕘𝕘𝕚𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕤𝕖𝕟𝕪𝕦𝕞𝕒𝕟 𝕕𝕚 𝕓𝕚𝕓𝕚𝕣.

Aku tak mampu menggambarkan suasana ketika pak ustadz membuka bagian penutup wajah ayahku. Kuyakin teman-teman yang sudah pernah mengalami kehilangan orang-orang terkasih, hapal benar gimana rasanya momen ini, right? 

Air mata semakin tak terbendung. Bahkan juga dari ketiga pasang mata adikku. Walau cowok, terdengar jelas isakan tangis mereka. Apalagi aku, ibu, dan Intan. Ah, bapak, kami mengikhlaskan bapak pulang ke pangkuan-Nya, tapiiii...., 

Satu persatu kami dipersilahkan mencium ayah untuk terakhir kalinya, mengucapkan selamat jalan baginya. Dan sungguh...., bukannya aku cengeng, tapi memang cengeng sih..., rasanya aku sulit sekali melepaskan wajahku dari wajah ayah. Kuciumi beliau begitu lama, karena berdialog dengannya dari lubuk hatiku yang terdalam.

Bapak, terima kasih untuk seluruh jasamu dalam membesarkanku, mengajarkanku banyak hal sebagai bekal dalam kehidupanku, menjadikan role model bagi kami, dan ah, you are the best! Aku belum ingin melepaskanmu pergi, tapi siapa aku hingga berani-beraninya melawan DIA, Sang Maha? Pergilah, Bapak, I consider that you just moving to another world. Kita masih akan berkomunikasi kan? 

Tangan salah satu adikku menyentuh pundakku, memintaku untuk bergeser dan memberi peluang kepada Intan untuk saying goodbye to her grand daddy. Sama seperti aku, anak gadis yang jarang sekali menangis ini pun terisak. Mencium kakeknya dan mungkin juga berdialong dari lubuk hatinya yang terdalam. Terlena dalam wajah teduh sang kakek, hingga harus juga disentuh pundaknya untuk bergeser demi memberi kesempatan pada para cucu lainnya saying goodbye. Ah, kini aku tau persis perihnya rasa kehilangan itu.

ℝ𝕖𝕤𝕥 𝕀𝕟 ℙ𝕖𝕒𝕔𝕖, 𝔹𝕒𝕡𝕒𝕜.

Tanah tempat peristirahatan terakhir ayah tidak terlalu jauh dari rumah. Bahkan masih bisa dicapai dengan berjalan kaki. Ah, Alhamdulillah. Allah memang always has our back. Allah tuh sayang sama bapak. Bukan hanya diberikan lokasi rumah baru yang berdekatan dengan rumah adik-adikku, tapi juga ternyata dekat juga dengan lokasi TPU (Tempat Pemakaman Umum) yang ternyata diperuntukkan untuk ayah, sehingga ibu dan kami bisa mengunjunginya sesering mungkin. Ah, Alhamdulillah ya, Allah. Thank you, thank you, thank you. 

Dan tak terasa, hari ini, saat tulisan ini published, adalah hari ke 47 kepergian ayahku. Dan Alhamdulillah, karena rumah terakhirnya begitu dekat, kami begitu konsisten dan dengan sukacita mengunjunginya setiap hari, membacakan surah Yasin untuknya, di samping pusaranya. Alhamdulillah.

Dan..., ini adalah pencapaianku yang luarbiasa, membaca Yasin setiap hari tanpa putus, selama 47 hari dengan hari ini. Alhamdulillah. Rasa cinta kepada ayahku, menciptakan konsistensi yang menakjubkan. OMG. That is the beauty of love! 

Selamat jalan bapak, kami berusaha ikhlas, walau butuh waktu untuk menghentikan aliran air mata ini. 
Istirahatlah dalam damai, di taman indah alam barzakh. 

Tempatkan ayahku di syurgamu kelak, ya Allah. Dan beri ayahku tempat yang nyaman, tenang, dan damai baginya kini di alam kuburnya. Aamiin ya Rabbal Alamin.


Al, Banda Aceh
In Memory of My Amazing Dad
Day 47 - 19 December 2021

Indonesia adalah negeri yang kaya raya! Pasti pada sepakat donk dengan ungkapan ini? Karena memang beneran adanya kan? Terdiri dari ribuan pulau yang berjejer dari Barat hingga ke Timur, terbentang dari Laut China Selatan dan Samudera Pasifik di sebelah Utara, Samudera Hindia di Selatan, Samudera Pasifik di Timur, dan di bingkai oleh Samudera Hindia dari sebelah Baratnya.

Yup, dari gambar di atas, pasti kita takjub donk melihat kekayaan negeri tercinta ini? Lihat deh!
  • Memiliki 17.508 buah pulau
  • 1.91.440 km2 luas wilayah daratan
  • 3.272.810 km2 luas wilayah lautan
  • 1.331 etnis/suku bangsa
  • 272 juta jiwa penduduknya (per 2021)
  • 6 agama yang diakui oleh negara
  • 245 aliran kepercayaan terhadap Tuhan YME
  • 741 bahasa daerah

Dan bicara tentang bahasa nih, teman-teman, ternyata kita itu punya banyak banget bahasa daerah, ya? Padahal kalo bicara masalah provinsi, kita hanya memiliki 34 provinsi lho saat ini. Sementara bahasa daerahnya justru sampai 741 bahasa daerah. Wow!! Amazing, ya? 

Bicara tentang bahasa, aku jadi ingat tentang acara yang digelar oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) dalam program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) yang ditayangkan pada hari Sabtu, 27 November 2021 lalu, secara live di akun Instagram @merajut_indonesia dan akun Instagram @writingtradition.id, dipandu apik oleh Teh Evi Sri Rezeki, dengan menghadirkan narasumber, Kang Ridwan Maulana, dari Writing Tradition.



Perbincangan yang menurutku menarik banget, karena mengulas tentang sejarah kehadiran aksara-aksara, perkembangannya, penggunaannya, dan juga upaya untuk tetap melestarikannya di Nusantara tercinta ini.

Menurutku ini adalah topik unik sekaligus menarik karena jarang-jarang kan hari gini ada perbincangan related to this topic? 
Kang Ridwan Maulana, selaku narasumber menjelaskan bahwa awalnya sih ketertarikannya mempelajari aksara-aksara ini adalah murni untuk ketertarikan/kepentingan pribadinya, namun kemudian justru berkembang menjadi sebuah buku dan juga website, di mana manfaatnya tentunya akan luas dan bisa diakses oleh mereka-mereka yang membutuhkannya. 

Perbincangan yang terkesan santai penuh manfaat yang berlangsung hampir satu jam ini benar-benar membuka wawasan tentang asal muasal kehadiran aksara-aksara baik di dunia mau pun di tanah Nusantara. Aksara Nusantara adalah merupakan kekayaan intelektual bangsa kita, yang rasanya akan sayang banget jika generasi masa depan justru tidak pernah mendengar dan mengenalnya kan? 

Ini juga yang mendorong Kang Ridwan untuk lebih mendalami pengetahuannya tentang aksara-aksara yang ada di Nusantara ketimbang melanjutkan ketertarikannya belajar tentang aksara-aksara yang ada di luar Indonesia. 

Indonesia memiliki bermacam aksara tradisional, yang jika tidak dilestarikan tentu saja akan tenggelam seiring bergantinya jaman, apalagi dengan penggunaan aksara latin di dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu saja akan membuat aksara-aksara nusantara ini tertinggal jauh di belakang. 

Adalah PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) yang berinisiatif membentuk website "Merajut Indonesia (dot) Id", sebagai salah satu upaya pelestarian aksara nusantara, melalui program Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN), sehingga diharapkan masyarakat digital Indonesia nantinya akan dapat mengenali kembali aksara-aksara nusantara yang beragam ini. Tak hanya mengenali, namun juga tentu saja akan dapat menggunakannya secara digital. Wow, keren ya? Wow, I am so proud of that! Thank you, PANDI, untuk inisiasi dan tindaklanjutnya ini.  Oya, Merajut Indonesia ini juga mendapat dukungan dari UNESCO loh! Yeayy!!

𝕄𝕀𝕄𝔻𝔸ℕ (𝕄𝕖𝕣𝕒𝕛𝕦𝕥 𝕀𝕟𝕕𝕠𝕟𝕖𝕤𝕚𝕒 𝕞𝕖𝕝𝕒𝕝𝕦𝕚 𝕡𝕣𝕠𝕘𝕣𝕒𝕞 𝔻𝕚𝕘𝕚𝕥𝕒𝕝𝕚𝕤𝕒𝕤𝕚 𝔸𝕜𝕤𝕒𝕣𝕒 ℕ𝕦𝕤𝕒𝕟𝕥𝕒𝕣𝕒)


Dan..., sebelum kita balik ke summary dari event yang tertera pada banner di atas, aku mau sekilas ngajakin temen-temen untuk mengingat kembali nih, bahwa Indonesia itu kaya raya dalam banyak hal! Lihat lagi deh banner yang aku pajang di atas, tuh. Bikin bangga deh!

Yup, dari segi aksaranya pun, kita memiliki banyak jenis aksara, dari berbagai daerah, yang kita kenal dengan istilah aksara nusantara. Dan menurut sejarahnay sih aksara tertua di Nusantara itu (umumnya Asia Tenggara) disebarluaskan seiring penyebaran agama Budha, teman-teman. Tujuan awalnya adalah untuk menuliskan bahan ajaran, mantra-mantra, juga teks, dan aksara yang dipakai kala itu adalah Sidhhamatrika, yang disingkat dengan sebutan Siddham, tapi ada juga yang menyebutnya dengan istilah Prenagari. 

Aksara yang kemudian lebih populer di Nusantara adalah aksara dari dinasti Pallava (India Selatan) yang kemudian lebih popular dengan sebutan aksara Pallawa. Aksara ini cenderung tidak menyertakan unsur penanggalan, ditemui pada prasasti tujuh Yupa (tugu peringatan kurban) kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) yang estimasinya ada di tahun 400 Masehi dan sejumlah prasasti dari kerajaan Tarumanagara (Jawa Barat) tahun 450 Masehi. 

Uniknya tuh, teman-teman, kedua kerajaan ini letaknya berjauhan tapi sama-sama menggunakan aksara Pallawa Granta dan bahasa Sanskerta dengan gaya khas inovasinya. Bertuliskan pada batu alam yang berupa pahatan, beredar pada masa Kerajaan Tarumanegara. Khusus untuk prasasti Ciaruteun dan Muara Cianten (Kampung Muara), di tepi sungai Cisadane dan Cibungbulang (Bogor), Jawa Barat, disusun dan ditata dengan metrum (sloka) Sanskerta. Ada juga yang dipahat dengan motif pilih, umbi, dan sulur. 

Beberapa ahli mengemukakan bahwa pahatan berbentuk pilin, umbi, dan sulur ini sebagai bentuk aksara spesial yang disebut dengan istilah kru-letters, conch-shell-script atau aksara sangkha. 
Wuih, menarik banget ya, teman-teman? Jadi makin kepo kan dengan sejarah aksara ini? Dan adanya upaya untuk mendigitalisasikan aksara ini menurutku sih merupakan terobosan yang patut didukung penuh nih, teman-teman. Bangga banget pastinya kan jika kita bisa memakainya di dalam tulisan-tulisan kita? 

Penasaran ingin melihat jenis-jenisnya? Yuk, kita intip peta aksara yang terpampang jelas di website merajutindonesia.id berikut ini, yuk!

Sumber gambar: merajudindonesia.id


Sumber: merajutindonesia.id


Untuk keterangan aksara-aksaranya, teman-teman bisa langsung baca di merajutindonesia.id ya! Luangkan waktu untuk berkunjung ke sana, dan temukan banyak sekali info-info menarik di sana seputar aksara-aksara yang memperkaya khasanah budaya negeri tercinta kita ini. You will love it! 

Banda Aceh, 2 Desember 2021
Alaika
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Award

Award

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Ini 5 Alasan Tentang Pentingnya Kita Berkomunitas
  • 7 Cara Melepaskan Kemelekatan
  • Perempuan dan Cryptocurrency
  • Ini Dia 7 Tips Mulai Karirmu Sebagai Freelance Writer!
  • 5 Cara Mengatasi Kecemasan dan Depresi Pada Ibu
  • Ini dia 4 Hal Yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Tekanan Batin Pada Anak
  • 6 Tips Memilih Sekolah Terbaik Untuk Anak
  • KETIKA OTORITAS ALLAH DIAMBIL ALIH
  • This is what I did
  • More Holiday More Blogpost

Contact Form

Name

Email *

Message *

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 28
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 11
  • catatan spesial 20
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 9
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 47
  • health info 8
  • Healthy-Life 16
  • info 22
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 8
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 22
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 78
  • sekedar info 23
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 55
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • Veronica Ningrum 1
  • Veronica Ratna Ningrum 2
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Advertisement

facebook google twitter tumblr instagram linkedin

LET’S BE FRIENDS

Followers


Blog Archive

  • March (7)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Instagram

Instagram

Youtube

Freebies

Hello, There!

About Me
Read More About Me Here

Popular Post

  • Kamar Kenangan
    Hayo, siapa yang tidak pernah punya kamar kenangan? Kayaknya mostly of us pasti punya deh, ye khaan? Judul ini pops up begitu saja ketika ...
  • Bermimpilah Yang Besar, dan Itu Gratis, loh!
    Bermimpilah Yang Besar, dan Itu Gratis, loh! Mungkin pernah membaca di suatu tempat atau mendengarnya di suatu waktu? Dan sepakat donk bahwa...
  • Me Time - Urgent Ga, sih?
    Hayo, apa jawaban kamu jika pertanyaan pada judul di atas ditanyakan kepadamu, gaes?  "Me time, urgent ga, sih?" Kalo aku, akan la...
  • Indonesia dan Garis Cincin Api
    Sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, negeri tercinta kita ini sudah tak  asing deh dengan yang namanya ...
  • Ini Yang Bikin Aku Males Ke Bandung
      Ini Yang Bikin Aku Males Ke Bandung   NO! Bukan karena kotanya yang ga asyik. Bukan pula karena sahabat-sahabat yang sudah ga menyenangkan...
  • Pomodoro Technique - Teknik Jitu Bantu Kamu Fokus dan Produktif
    Pomodoro Technique -  Teknik Jitu Bantu Kamu Fokus dan Produktif. Hayo, ada yang sudah pernah menggunakan teknik ini belum? Atau jangan-jang...
  • Ketika Leo Sakit, Maka Emak pun Kalang Kabut
    Sudah beberapa hari ini, anabul kesayangan, yang juga aku dan Intan sepakati sebagai anak lanang umi, terlihat lesu. Ga banyak bergerak sepe...
  • Ini dia 4 Hal Yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Tekanan Batin Pada Anak
    Sama halnya seperti kita, manusia dewasa, maka anak-anak pun rentan terhadap yang namanya stres, trauma, depresi, tekanan batin, derita jiwa...
  • 5 Tips Mengatasi Adiksi Gadget Pada Anak
    5 Tips Mengatasi Adiksi Gadget Pada Anak Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran internet telah mengubah dunia. Telah memberikan begitu banyak ...
  • Belajar Sopan Santun dari Orang Korea?
    Hm..., belajar sopan santun dari orang Korea? Aih, ngapain jauh-jauh, kenapa enggak belajar dari budaya sendiri saja? Image created using C...

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes