𝕁𝕦𝕕𝕦𝕝 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕞𝕖𝕟𝕘𝕦𝕟𝕕𝕒𝕟𝕘 𝕜𝕖𝕚𝕟𝕘𝕚𝕟𝕥𝕒𝕙𝕦𝕒𝕟? 😊 Yuk, kita obrolin? 😁
"Tarik napas yang dalam, hembuskan perlahan...,"
Teman-teman pasti sering diingatkan seperti ini baik oleh pikiran kita, atau orang terdekat ketika kita berhadapan dengan situasi yang menegangkan bukan?
Misalnya ketika berhadapan dengan orang yang marah kepada kita, atau orang yang sedang diamuk amarah, orang yang panik dan menyeret kita untuk turut panik bersamanya, dan sejenisnya.
Saat marah, haruskah dilawan dengan kemarahan juga? Image created by myself (Alaika Abdullah) using Canva. |
Yup. Kecenderungan yang terjadi ketika kita berhadapan dengan orang yang sedang dikuasai amarah, dihuni oleh kesedihan, atau diseret oleh arus emosional lainnya adalah, bahwa kita pun turut terseret di dalamnya.
Berhadapan dengan orang yang marah, apalagi memarahi kita (tanpa alasan yang kita pahami pula), seringnya membuat kita secara refleks turut marah. Iya apa betul? 😀 It was truly me. I WAS. Eikeh dulunya begicuuu, langsung nyambung dan ngebalas, hihi. Tapi sekarang ga lagi, donk!
Teman-teman sendiri gimana? Apakah langsung nyambung dan berbalik membela diri ketika berhadapan dengan orang yang sedang disulut amarah? Atau sedang diselimuti kesedihan atau energi negatif lainnya?
𝔹𝕣𝕖𝕒𝕥𝕙, 𝕤𝕥𝕖𝕡 𝕓𝕒𝕔𝕜, 𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜, 𝕥𝕙𝕖𝕟 𝕣𝕖𝕒𝕔𝕥.
Breath, step back, think, and react. Image created by Alaika Abdullah using Canva |
Pasti teman-teman juga sudah sering donk mempraktekkan langkah ini. Untuk menenangkan diri terlebih dahulu, tarik napas yang dalam, lalu perlahan hembuskan agar otak kita kembali mendapatkan asupan oksigen yang memadai untuk kembali dapat berfikir jernih? Hihi.
Jadi tuh, emang bener banget ketika kita berhadapan dengan situasi di atas, alih-alih ikutan marah (react the same way) mending kita lakukan langkah-langkah ini, deh, mantemans!
𝟜 𝕃𝕒𝕟𝕘𝕜𝕒𝕙 𝕄𝕖𝕟𝕘𝕙𝕒𝕕𝕒𝕡𝕚 𝕂𝕖𝕞𝕒𝕣𝕒𝕙𝕒𝕟 𝕕𝕒𝕟 𝔼𝕟𝕖𝕣𝕘𝕚 ℕ𝕖𝕘𝕒𝕥𝕚𝕗 𝕃𝕒𝕚𝕟𝕟𝕪𝕒.
➊. 🅑🅡🅔🅐🅣🅗
Tau donk efek positif dari bernapas dengan baik? Breathing in and out dengan tenang, teratur dan terukur, sungguh sangat membantu dalam memastikan suplai oksigen ke dalam otak kita tercukupi, sehingga kita bisa berfikir jernih dalam melaksanakan apa pun yang sudah terencana di dalam otak kita. Sepakat?
Nah, coba lakukan inhale-exhale ini ketika sedang berhadapan dengan energi negatif yang menghambur ke hadapan kita. Tapi tentu ga perlu dilakukan dengan dramatis tis tis, sampai menarik perhatian orang lain gitu, deh! Hihi. Biasa aja inhale-exhale. 😋 Sambil ingatkan dalam hati untuk tersenyum. Karena apa? Karena kita ga bisa tersenyum dan marah dalam waktu yang bersamaan. Jadi kudu milih salah satu, dan memilih tersenyum, tentu akan membuat amarah mundur donk?
➋. 🅢🅣🅔🅟 🅑🅐🅒🅚
Step back, alias mundur sejenak, atau setidaknya diem dulu sebentar...., merupakan langkah yang penting dalam memberi jarak bagi diri kita sendiri untuk mengundang rasa nyaman agar kita ga ikutan nyolot.
Dan ingat, breathing dan step back ini dilakukan dalam langkah yang berbarengan ya, mantemans. Akan lebih enakeun. Cobain, deh!
➌. 🅣🅗🅘🅝🅚
Nah, biasanya setelah langkah satu dan dua, kita sudah mendapatkan suplai oksigen yang cukup serta rasa lebih tenang di hati, sehingga mulai bisa berfikir dengan jauh lebih jernih. Dan biasanya nih, pikiran jernih ini sudah bisa berkontribusi bagi kita dalam memutuskan cara bagaimana yang sebaiknya kita lakukan sebagai reaksi kita terhadap lawan bicara atau apa yang sedang kita hadapi itu.
➍. 🅡🅔🅐🅒🅣
Yess! Kini saatnya kita beraksi. Kita sudah tau persis kan harus gimana? Setidaknya sudah menetapkan akan ngapain. Yang pasti bukan membalasnya dengan balik marah-marah atau memberikan energi yang sama, melainkan cara bijak yang akan mengademkan suasana, atau memberikan solusi yang tepat.
So, try it, ok? Jangan lupa, keep smiling and spread love, joy and happiness around!
Alaika, Bandung, 28 September 2020