Financial Tips for Turning Your Hobby Into a Business - Oleh-oleh dari FunAncial Event Bandung
Hari gini, rasanya bohong banget kalo ada yang ngaku bahwa dirinya ga ingin bekerja sesuai dengan passionnya, right? Siapa coba yang enggak hepi jika dirinya dibayar bahkan ketika bersenang-senang? Ketika menjalankan hobinya?
Nah, bicara tentang bekerja sesuai dengan passion, rasanya memang sudah semakin menjadi pemikiran orang-orang, terutama para generasi milenial. Aku sendiri, sebagai emak milenial, masih dipenuhi oleh keinginan yang kuat untuk bisa turning my hobby into a business, loh!
Dan pas banget, keinginan untuk belajar tentang how to turn my hobby into a business ini terwujud oleh Home Credit, yang meng-organize sebuah Talkshow kece bertajuk "Turning Your Hobby Into a Business", yang menghadirkan seorang financial planner keren penuh ilmu, bernama Dipa Andika dan bintang tamu inspiratif bernama Mochammad Takdis. Hayo, ada yang familiar dengannya?
Acara ini digelar di Bandung, tepatnya di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters, pada hari Sabtu, 7 Desember 2019 kemarin, dihadiri oleh peserta umum dan para blogger. Seru banget!
Turut serta bersama Dipa Andika, seorang anak muda yang diusianya belum mencapai 30 tahun tapi sudah sukses luar biasa. Tak hanya sukses dalam pengumpulan aset dan berkarier sesuai dengan hobinya, namun anak muda yang mengaku drop out dari kampusnya ini, justru berhasil mengubah hobi menjadi profesi. Namanya Mochammad Takdis, yang didaulat sebagai narasumber tamu, mendampingi sang narsum utama, sungguh sukses memukau para audience.
Semua sudah punya, kecuali pacar! Haha. Yes, jadi tuh, Takdis ini punya hobi traveling yang luar biasa. Terutama naik gunung, yang saking hobinya pada kegiatan ini, membuatnya sering banget absen di kampus, hingga suatu hari mendapat notifikasi dari kampus bahwa dirinya harus di-drop out! Info drop out ini diterimanya ketika dia sedang menggeluti hobinya, yaitu mendaki gunung. Kebayangkan gimana berita miris ini hadir justru disaat dirinya sedang di puncak? Anehnya, anak muda ini hanya bilang, "Oh, ok. Baiklah," lalu melanjutkan perjalanan mendakinya. 😀
Menurutnya kala itu, ya sudahlah, mau apalagi. Ga ada gunanya juga kan terpuruk berlama-lama. Dan dia pun bertekad menjadikan ini sebagai titik balik baginya untuk bangkit. Mengubah hobi menjadi profesi. Dan...?
Dan amazingly, anak muda ini BERHASIL! Memiliki travel agency bernama Whatravel Indonesia sebagai kendaraannya dalam menyalurkan hobi sembari earning money! Membuka open trip untuk serving people yang ingin traveling, sembari menghasilkan RUPIAH. Bisa beli rumah secara cash, mobil cash, dan aneka aset lainnya. Amazing bukan? Aih, kujadi pengen deh seperti ini! Pengen lebih berani dalam memberdayakan hobi menulis dan bersosial media serta travelingku sebagai saluran penghasilan!
Acara keren ini tentu tidak akan terlaksana tanpa dedikasi dari Home Credit Indonesia. Btw, ada yang sudah familiar dengan aplikasi Home Credit? Udah terpasang di HP teman-teman kah? Mba Freya Pradita, Vice President dari Home Credit Indonesia menjelaskan bahwa Home Credit hadir di Indonesia untuk membantu masyarakat Indonesia dalam hal pembiayaan terhadap kebutuhan individual mau pun keluarga Indonesia, seperti kebutuhan akan gadget, laptop, kamera, dan pembiayaan isi rumah seperti AC, Televisi, Kulkas maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya, yang dapat diakses jasanya tanpa harus menggunakan kartu kredit. Sudah berdiri sejak tahun 2013, loh! Dan Home Credit tuh dalam menjalankan aktivitasnya berdasarkan 5 prinsip dasar yaitu wirausaha, inovasi, fokus pada hasil, kejujuran dan keadilan. Wah, keren!
Nah, teman-teman, itu sekelumit oleh-oleh dari acara keren ini. Beneran, deh. Sepulang dari event ini kulangsung deh mikir kalo mau melakukan aktivitas keuangan. Ini masuk latte factor ga, ya? Ini butuh atau ingin, ya? Hahaha.
Hayuk, ah, kita kelola keuangan dengan bijak, agar financial goal kita dapat tercapai sesuai dengan rencana dan buahkan bahagia. Sip?
Reportase ala Alaika Abdullah,
Bandung, 12 Desember 2019
Hari gini, rasanya bohong banget kalo ada yang ngaku bahwa dirinya ga ingin bekerja sesuai dengan passionnya, right? Siapa coba yang enggak hepi jika dirinya dibayar bahkan ketika bersenang-senang? Ketika menjalankan hobinya?
Nah, bicara tentang bekerja sesuai dengan passion, rasanya memang sudah semakin menjadi pemikiran orang-orang, terutama para generasi milenial. Aku sendiri, sebagai emak milenial, masih dipenuhi oleh keinginan yang kuat untuk bisa turning my hobby into a business, loh!
Dan pas banget, keinginan untuk belajar tentang how to turn my hobby into a business ini terwujud oleh Home Credit, yang meng-organize sebuah Talkshow kece bertajuk "Turning Your Hobby Into a Business", yang menghadirkan seorang financial planner keren penuh ilmu, bernama Dipa Andika dan bintang tamu inspiratif bernama Mochammad Takdis. Hayo, ada yang familiar dengannya?
Ki-ka: Narsum Utama Dipa Andika, Narsum Tamu Mochammad Takdis, MC Uchiet |
Acara ini digelar di Bandung, tepatnya di Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters, pada hari Sabtu, 7 Desember 2019 kemarin, dihadiri oleh peserta umum dan para blogger. Seru banget!
Mochammad Takdis, yang Sukses Mengubah Hobby Menjadi Profesi.
Turut serta bersama Dipa Andika, seorang anak muda yang diusianya belum mencapai 30 tahun tapi sudah sukses luar biasa. Tak hanya sukses dalam pengumpulan aset dan berkarier sesuai dengan hobinya, namun anak muda yang mengaku drop out dari kampusnya ini, justru berhasil mengubah hobi menjadi profesi. Namanya Mochammad Takdis, yang didaulat sebagai narasumber tamu, mendampingi sang narsum utama, sungguh sukses memukau para audience.
Semua sudah punya, kecuali pacar! Haha. Yes, jadi tuh, Takdis ini punya hobi traveling yang luar biasa. Terutama naik gunung, yang saking hobinya pada kegiatan ini, membuatnya sering banget absen di kampus, hingga suatu hari mendapat notifikasi dari kampus bahwa dirinya harus di-drop out! Info drop out ini diterimanya ketika dia sedang menggeluti hobinya, yaitu mendaki gunung. Kebayangkan gimana berita miris ini hadir justru disaat dirinya sedang di puncak? Anehnya, anak muda ini hanya bilang, "Oh, ok. Baiklah," lalu melanjutkan perjalanan mendakinya. 😀
Menurutnya kala itu, ya sudahlah, mau apalagi. Ga ada gunanya juga kan terpuruk berlama-lama. Dan dia pun bertekad menjadikan ini sebagai titik balik baginya untuk bangkit. Mengubah hobi menjadi profesi. Dan...?
Dan amazingly, anak muda ini BERHASIL! Memiliki travel agency bernama Whatravel Indonesia sebagai kendaraannya dalam menyalurkan hobi sembari earning money! Membuka open trip untuk serving people yang ingin traveling, sembari menghasilkan RUPIAH. Bisa beli rumah secara cash, mobil cash, dan aneka aset lainnya. Amazing bukan? Aih, kujadi pengen deh seperti ini! Pengen lebih berani dalam memberdayakan hobi menulis dan bersosial media serta travelingku sebagai saluran penghasilan!
Financial Tips Kece dari Mas Andika
Rasanya aku tuh beruntung banget dapat undangan dari Female Blogger Indonesia untuk hadir dalam acara yang dipersembahkan oleh Home Credit Indonesia ini. Pas banget sedang ingin belajar mengelola keuangan agar ga bocor di sana sini, eh pas pula dapat undangan acara FUNancial, Yang Kamu Mau ini! Topiknya tuh related banget dengan yang ku mau! Yuhuu.
Ada banyak AHA moments sebagai oleh-oleh dari penjelasan Mas Dipa Andika sebagai narasumber utama. Sebagai seorang financial planner andal, Mas Dipaa sukses bikin partisipan ternganga! Makjleb. Karena banyak hal keseharian yang kita anggap sebagai hal kecil, justru menjadi faktor yang berpengaruh besar dalam 'kebocoran' dompet!
Menurut Mas Andika, kita itu kudu banget punya impian. Dream big, and write them on the paper or wherever yang visual. Agar otak, pikiran dan hati tetap ingat akan itu, dan menumbuhkan serta memelihara keinginan agar kita terus mengupayakan untuk menggapai impian-impian itu.
Tepat di bagian registrasi, para peserta diminta menuliskan financial goalnya, dan menempelkannya pada board ini. Cantik, ya? 😊 |
Aha! Yes bener banget ini, mah! Untung deh ku mulai menerapakan langkah ini. 😊
Jadi salah satu takeaway yang paling makjleb yang menjadi catatanku adalah bahwa kita itu harus disiplin dalam mengatur cashflow kita. Terkadang, kita itu justru menganggap remeh hal-hal kecil dan terus menerus melakukannya, karena menurut kita, ah, cuma seribu dua ribu doank. Ah, cuma 5000 doank!
Tanpa sadar, justru LATTE FACTOR ini adalah penyebab bocornya dompet di akhir bulan, loh!
What? Latte Factor? Yes.
Jadi, Latte Factor adalah pengeluaran ceh-receh, hal-hal kecil yang selama ini kita anggap remeh. Yang memang dalam keseharian tidak kerasa efeknya. Misalnya saja, ketika kita tidak menemukan atm bank kita, maka kita dengan santai akan melakukan tarik tunai di atm bank lain, karena biaya administrasinya menurut kita sih, ga besar-besar amat lah! Cuma 5000 doank! Atau cuma 7500 Rupiah doank!
Contoh lain dari Latte Factor adalah nongkrong cantik di cafe-cafe ternama. Iya, sih, sambil internetan seharian, atau sambil meeting. Tapi jika di rumah kita juga ada wifinya, atau di kantor bisa full akses, kenapa harus sering-sering ke cafe ya? Kalo dihitung sebulan, jadi bengkak juga kan?
Wuih, Mas Andika sukses ngebuka mata kita semua, deh! Bener banget! Dan, iyaaa, ku juga selama ini ga pernah menghitung biaya parkir, di sini sebentar di sana sebentar, padahal kalo digabung, jadi banyak jugak! Wohooo. Banyak lagi deh contoh dari Latte Factor ini.
Belum lagi dalam hal lainnya, bahwa kita harus bener-benar mendisiplinkan diri dalam mengatur cashflow. Harus tegas dalam memastikan sesuatu itu kita beli karena butuh atau ingin. Dan seterusnya. Ah, banyak banget dapat ilmu dari si mas yang andal ini. Hatur nuhun pisan untuk ilmunya, Mas Andika! 🙏
Pentingnya Disiplin dalam Mengelola Keuangan
Jadi salah satu takeaway yang paling makjleb yang menjadi catatanku adalah bahwa kita itu harus disiplin dalam mengatur cashflow kita. Terkadang, kita itu justru menganggap remeh hal-hal kecil dan terus menerus melakukannya, karena menurut kita, ah, cuma seribu dua ribu doank. Ah, cuma 5000 doank!
Tanpa sadar, justru LATTE FACTOR ini adalah penyebab bocornya dompet di akhir bulan, loh!
What? Latte Factor? Yes.
Jadi, Latte Factor adalah pengeluaran ceh-receh, hal-hal kecil yang selama ini kita anggap remeh. Yang memang dalam keseharian tidak kerasa efeknya. Misalnya saja, ketika kita tidak menemukan atm bank kita, maka kita dengan santai akan melakukan tarik tunai di atm bank lain, karena biaya administrasinya menurut kita sih, ga besar-besar amat lah! Cuma 5000 doank! Atau cuma 7500 Rupiah doank!
Contoh lain dari Latte Factor adalah nongkrong cantik di cafe-cafe ternama. Iya, sih, sambil internetan seharian, atau sambil meeting. Tapi jika di rumah kita juga ada wifinya, atau di kantor bisa full akses, kenapa harus sering-sering ke cafe ya? Kalo dihitung sebulan, jadi bengkak juga kan?
Wuih, Mas Andika sukses ngebuka mata kita semua, deh! Bener banget! Dan, iyaaa, ku juga selama ini ga pernah menghitung biaya parkir, di sini sebentar di sana sebentar, padahal kalo digabung, jadi banyak jugak! Wohooo. Banyak lagi deh contoh dari Latte Factor ini.
Belum lagi dalam hal lainnya, bahwa kita harus bener-benar mendisiplinkan diri dalam mengatur cashflow. Harus tegas dalam memastikan sesuatu itu kita beli karena butuh atau ingin. Dan seterusnya. Ah, banyak banget dapat ilmu dari si mas yang andal ini. Hatur nuhun pisan untuk ilmunya, Mas Andika! 🙏
Home Credit Indonesia
Nah, teman-teman, itu sekelumit oleh-oleh dari acara keren ini. Beneran, deh. Sepulang dari event ini kulangsung deh mikir kalo mau melakukan aktivitas keuangan. Ini masuk latte factor ga, ya? Ini butuh atau ingin, ya? Hahaha.
Hayuk, ah, kita kelola keuangan dengan bijak, agar financial goal kita dapat tercapai sesuai dengan rencana dan buahkan bahagia. Sip?
Reportase ala Alaika Abdullah,
Bandung, 12 Desember 2019