Hello, bestie? Kalian termasuk yang punya hobi menulis ga, sih? Kalo aku, yes pake banget! Dari kecil tuh aku udah suka bikin cerita fiksi sendiri, di dalam buku tulis, yang mana story-nya terbentuk ketika ngasih makan bebek di sore hari. What???
Yep! Haha. Iya, dulu, saat masih kanak-kanak (sekitar kelas 3 SD), dan kami sekeluarga masih tinggal di kampung, aku sudah kebagian tugas untuk feeding the duckling and its mom (mama bebek dan anak-anaknya).
Nah, setiap melakukan proses ini, aku tuh udah bikin cerita di dalam hati, bikin story seolah-olah mama bebek minta agar anak-anaknya diem dan berbaris manis, karena sebentar lagi kakak Al akan datang bagi-bagi makanan. Hehe. Dan story berkembang sesuai suasana hati dan imajinasi Al kecil saat itu. Bagiku sih itu sungguh bikin hari-hariku ceria dan berwarna. Menjadikan pekerjaan feeding the duckling tak lagi menjemukan.
Tak hanya membentuk dialog, tapi aku juga mengubah percakapan-percakapan imaginer itu ke dalam tulisan, dengan menulisnya di dalam salah satu buku tulis yang memang aku peruntukkan sebagai tempat menuang cerita-cerita di atas.
Kebanyakan ide cerita itu biasanya berkembang setelah membaca halaman demi halaman fiksi yang ada di majalah Bobo. Hayo, siapa yang juga menjadi pelanggan setia majalah anak-anak ini? Dan sampai sekarang si Bobo ini masih terbit kan ya? Hihi.
Menulis di Blog Hingga Menerbitkan Novel Sendiri
Perjalanan menulis ini memang tiada pernah berhenti bagiku, walau masih dalam bentuk draft fiksi yang hanya teronggok di dalam lembaran-lembaran kertas folio, karena aku tak pernah mencoba mengirimkannya ke majalah-majalah remaja saat itu, atau majalah-majalah wanita (kala aku beranjak dewasa).
Writing is a self-healing |
Baru lah format menulisku beralih ke bentuk digital setelah aku mengenal yang namanya blog. My Virtual Corner ini adalah salah satu blog perdana yang aku rintis, dan Alhamdulillah masih eksis dan terus menelurkan tulisan-tulisan hingga kini. Tak hanya itu, blog ini juga berjasa dalam membawaku menjadi juara utama dalam ajang pemilihan Srikandi Blogger indonesia pada tahun 2013, persembahan Kumpulan Emak Blogger yang bekerjasama dengan Acer Indonesia saat itu. Alhamdulillah.
Selain itu, tulisan-tulisan di blog ini juga menjadi penyumbang award (menjadi juara-juara dalam kompetisi menulis) dan menyumbangkan hadiah-hadiah keren bagiku. Alhamdulillah.
Namun, menjadi seorang author/penulis fiksi adalah cita-cita yang tak pernah padam, walau terkadang sering redup. Hingga suatu ketika, ada tantangan dari banyak teman untuk meneruskan draft fiksi berjudul "Selingan Semusim" untuk aku tamatkan dan publish sebagai sebuah novel. Aku pun menerima tantangan itu, dan mulai berupaya untuk mewujudkannya.
Sebagai seorang pengarang yang namanya justru belun dikenal, adalah tantangan maha besar dalam menarik perhatian penerbitan makro sekaliber Gramedia. Dan aku cukup legowo untuk tak memasukkan penerbitan itu atau yang sekelasnya di dalam daftar penerbit yang aku bidik.
Noo. Kala itu sudah banyak penerbit indie yang dengan senang hati membantu para penulis/author wanna be menerbitkan buku mereka. Sehingga aku pun ingin menitipkan harapan pada salah satu penerbitan ini.
Maka aku pun menuntaskan draft novel yang tadinya duduk manis dan sudsh sangat nyaman di dalam file word document bernama Selingan Semusim itu. Opsi POD alias Print On Demand juga menggiurkan!
Aku bekerja dengan penuh gairah dalam menuntaskan novel itu. Termasuk dalam proofreading (yang di kemudian hari aku temukan masih banyak salahnya, hihi). Lalu aku juga belajar layouting sendiri dengan software In-Design. Yes, jadi baby novelku itu aku bidani sendiri, saking semangatnya aku untuk mengukir namaku sebagai salah satu penulis fiksi tanah air. 🙂
Mendirikan Penerbitan Indie Sendiri
Ini adalah langkah gila lainnya. Awalnya iseng googling tentang cara dan biaya pendirian penerbitan indie. Dan OMG, biayanya masih affordable banget untuk kantongku. Yes, please, doaku pada-Nya. Dan ga pake lama, Smartgarden Publishing & Printing pun menjadi brand penerbit indieku. Khusus untuk menerbitkan buku-buku aku sendiri, karena setelah Selingan Semusim, tentu aku masih ingin menerbitkan buku-buku lainnya donk!
Dan tentu saja aku kemudian juga membuka peluang bagi teman-teman penulis lainnya untuk menerbitkan buku mereka melalui penerbitanku. Hitung-hitung memudahkan teman-teman wujudkan impian mereka juga kan? Memungkinkan mereka untuk MENERBITKAN BUKU SENDIRI.
Belajar Menulis Dimana?
Ini adalah pertanyaan yang sering banget ditanyakan oleh teman-teman yang membaca blog ini maupun my baby novel. Dan jawabnya? Jujurly aku pun bingung. Apalagi ketika ada yang ingin belajar menulis padaku. Hayyah, aku belajarnya secara otodidak, loh. Dan kayaknya aku tuh menulis dengan using my own writing style deh. Ga pake format tertentu. Makanya aku ga terima murid loh, bestie.... 😊
Dan bicara tentang pelajaran menulis blog atau pun buku, cerpen, cerbung atau tulisan lainnya, sebenarnya banyak banget loh sumber ilmu yang kita bisa pelajari, baik secara gratis mau pun yang berbayar.
Terutama untuk yang sedang belajar menulis cerpen, nih, bestie, ada seorang temen baikku, seorang Penulis Lampung bernama Naqqiyah Syam, yang berbagi tips tentang cara menulis cerpen. Cus deh ke link Blogger Lampung ini dan serap ilmunya. Ada banyak tips jitu yang dibagikan Kak Naqqy di sana, loh!
Al, Jakarta, 8 April 2023