Hm, udah lama banget nih ga menulis tentang anak perempuan tersayang. Intan. Untuk teman-teman yang adalah generasi blogger jadul, aku yakin banget pasti masih inget donk dengan putri semata wayang aku, yang dulunya, saat kita masih rutin update harian tentang our daily life on the blog, kita terbiasa bertutur tentang anak-anak kita? Hehe.
Ah, time flies! Intan udah tumbuh menjadi seorang perempuan muda berbudi pekerti luhur, sehat, smart, dan cantik. Masyaallah tabarakallah. Alhamdulillah ya Allah. Dan semoga anak-anak kalian, temen-temen 'blogger jadul' juga mengalami progres signifikan yang menenangkan jiwa dan bikin hati bahagia, ya!
Malam ini, setelah dapat ijin dari Intan, aku pengen menulis tentangnya. Iya donk. Kalo jaman anak-anak ini masih kecil, kita bisa dengan bebas menyusun diksi membentuk cerita, berkisah tentang mereka ya?
Nah, sekarang? Aku yakin bahwa temen-temen juga pasti kudu ijin dulu pada anak masing-masing jika ingin menulis tentang mereka, ya gak sih?
Sekilas tentang Intan
Saking lamanya tidak berkisah tentang putri semata wayang ini, aku lupa update terakhir tentangnya kapan ya? Hm, kayaknya saat Intan lulus dari Labschool dan berhasil masuk ke President University, deh, ya? Dan sejak dia ngampus, aku sudah tak pernah lagi berkisah tentangnya, karena apa-apa kudu ijin dulu padanya kan? Haha.
Dan berbeda dari emaknya yang eksis dan narsis ini, haha, nah Intan tuh kagak. Anak cantikku ini kurang suka diekspos, padahal begitu banyak kisah menarik juga penuh tantangan yang dia jalani saat ngampus di sana. Sehingga vakum lah cerita tentangnya, paling secuplik dua kisah tentangnya sebagai caption saat aku sesekali upload foto berdua dengannya di Instagram. 😊
Balik lagi tentang Intan. Alhamdulillah, anak gadisku ini memiliki sifat supel, friendly, dan berjiwa sosial tinggi, sehingga tak sulit baginya untuk membangun network dengan siapa pun, bahkan dengan orang yang baru dikenalnya. Sifat ini pula yang berkontribusi baginya, sehingga tak lama seusai wisuda, Intan berhasil diterima di sebuah lembaga international yang memang menjadi impiannya sejak lama, yaitu Lembaga PBB, tepatnya UNDP (United Nation Development Program).
Dan walau emaknya ini juga pernah bekerja di lembaga ini, namun dengan tegas Intan memastikan bahwa dirinya masuk ke sana karena network yang dia jalin sendiri, dan memang layak untuk bekerja di sana. Ah, Nak. Emang siapa yang minta diakui bahwa kamu tuh masuk ke sana karena Umi? Hehe. No body!
Alhamdulillah, tak terhingga rasa syukurku kepada Allah, yang selalu memudahkan langkahnya. Dan dengan setia aku menuliskan kebahagiaan ini sebagai salah satu dari 7 poin rasa syukur yang biasa aku tuliskan pada jurnal syukur cantik, yang setia menampung curahan rasa syukur harianku.
Prince Leo - Kado Terindah dari Intan
Dan..., tiba lah kita pada pembicaraan ini. Tentang kado terindah dari Intan. Hihi.
Jadi tuh, sejak tahun lalu, Intan resign dari kantor lama untuk bergabung kembali ke ASEAN Foundation, dan dipercaya untuk turut serta mengawal project yang didanai oleh Google melalui kantornya ini. Ruang lingkup kerjanya adalah di 10 negara ASEAN, sehingga Intan dan timnya perlu melakukan mission (perjalanan dinas) ke 10 negera ASEAN ini.
Nah, karena sudah sering aku larang untuk belikan aku oleh-oleh, dan sebaiknya uang dari missionnya ini ditabung saja, atau dibelikan emas or crypto coin, kali ini, sepulang dari Brunei, Intan malah menghadiahi aku sesuatu yang bener-bener di luar dugaanku! Dan bikin aku langsung nangis!
Aku dan Intan memang penyayang kucing. Dan sejak Hazel hilang, aku sudah memutuskan untuk tidak lagi memelihara anabul lucu itu, deh. Sakit, kalo sempat ngalami kehilangan lagi.
Eh suatu hari, temannya Intan nitip dua ekor anabul jenis british shorthair, yang ternyata emang gemesin banget! Secara cepat Chio dan Kimmy (kedua anabul tersebut) lengket denganku, dan aku pun jatuh hati. Tapi yang namanya dititip, aku tentu menyiapkan diri untuk melepas mereka kembali ke pemiliknya saat dijemput pulang donk.
Jadi ketika sebulanan kemudian, apa dua bulan ya, lupa. Kimmy dan Chio pun dijemput oleh pemiliknya. Walau sedih, tentu kami melepasnya dengan suka rela lah. Dan seorang teman Intan lainnya, malah menawarkan in case aku dan Intan mau adopsi salah satu anabul mereka, karena ga mungkin dibawa pindahan ke kota lain.
Pucuk dicinta ulam pun tiba donk. Apalagi anabulnya syantik imut menggemaskan. Jenis Persia kayaknya. Sudah ditanya pula oleh temannya itu aku mau pilih yang mana. Dan kami pun memilih donk. Beli peralatan makannya, litter box, dan lainnya.
Ealah..., tunggu punya tunggu, ternyata para anabul itu justru diadopsi oleh orang lain dan kami tidak kebagian. Sedihnya hatiku..... (jadi kayak lagu apa ini ya?) Pokoknya sedih dan kecewa. Murung lah pokoknya.
Intan berusaha menenangkan emaknya ini. Mana dia mau berangkat ke Brunei pula saat itu, dan emak bakalan tinggal sendirian. Intan bisikin, "Mi, sabar ya, nanti kita cari anabul lain aja ya. Kita minta sama Allah yuk, Mi."
Aku memang membiasakan sejak Intan kecil, apa pun itu, jangan lupa minta ke Allah, pasti akan dikasih. Dan....?
Sepulangnya Intan dari 5 days missionnya ke Brunei Darussalam, dia bergerak dalam diam. Dan pas hari H-nya (hari kedatangan si anabul), aku diajak menjemput ke kantor ekspedisinya. Masyaallah. Air mataku menetes menyaksikan anak bayi lanang ini.
Akhirnya punya anak lanang juga! A british shorthair. |
Ini mah sudah kece. Di saat kedatangannya, dikirim dari Jawa Timur, anak lanangku ini masih cemong-cemong, mungkin karena hanya bisa mendekam di dalam pet cargonya tanpa bisa leluasa bergerak, makan tidur dan pup-pee, juga di dalam kandang yang sempit gitu, akhirnya jadi cemang cemong dan bau pup! Hihi.
Namun yang namanya penyayang anabul, aku tak peduli dengan aroma menyengat itu. Dan si anabul pun seperti mengerti my welcoming language! Dia mengeong manja.
Hihi, iya, manjaaa. Gimana ga manja, umurnya baru tiga bulanan! Dan Masyaallah, ini kaka Intan mengeluarkan dana berapa untuk mengadopsi kamu, nak? British shorthair umur 3 bulanan kan sudah diatas belasan jutaan ya?
Namun jawaban Intan apa coba, bestie, saat aku desak harga yang harus dia keluarkan?
"Mi, udah, untuk kali ini ga usah umi tanyain berapa-berapanya ya, Mi, plis, yang penting Umi doakan saja agar rezeki Intan ditambah Allah melebihi yang sudah Intan keluarkan. Doakan saja kita semua sehat, dan murah rezeki, ok, Umi sayang?"
Ah..., speechless eikeh, bestie!
Tak menunggu lama, anabul itu kami bawa pulang, dan mandikan sendiri di kosan, karena di beberapa petshop yang kami hubungi tidak tersedia air panas, sehingga dikuatirkan jika anabulnya mandi air dingin, makin stress.
Jadilah kami mandikan sendiri dengan air hangat di rumah, dan Masyaallah, walau baru berusia tiga bulanan, si anabul ini sangat human friendly, ga galak, nurut pula saat dimandikan.
Leo, tepatnya Prince Leo, kami beri nama. Anak lanang pertama umi, Intan sibling, kata Intan. Haha.
Welcome home, Prince Leo. Umi and Sist Intan love you to the moon and back! Makasih ya, Anak Umi sayang, udah ngasih Umi hadiah seindah ini. All of life comes to you with ease, joy, and glory, Nak. Aamiin ya Allah.
Al, Jakarta, 16 November 2022