Intan Anak Tetangga, yup, kalimat itu langsung bikin aku ngakak, ketika diceritakan oleh ibu gurunya Intan ke aku, nun jauh, di masa lalu, kala Intan masih duduk di sekolah Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Oya, sebenarnya kisah ini udah lama banget hingga bikin aku lupa sama sekali, namun barusan blogwalking ke postingannya Mba Enci Harmoni tentang buah hatinya di sekolah. Jadi keingat deh akan kisah lucu Intan, belasan tahun lalu.
Jadi ceritanya gini, nih, Sobs! Intan tuh, anaknya mandiri dan supel banget. Gampang banget berteman dengan siapa pun, dan ini beda jauh dengan sifat emaknya (di masa kecil) dahulu, yang pemalu dan penakut.
Baca juga: Alaika Yang Pemalu dan Malu-maluin
Nah, karena aku dan ayahnya Intan sama-sama bekerja, maka untuk urusan antar jemputnya Intan, tentu bukan hal yang mudah. Tapi Alhamdulillahnya, kami itu tinggalnya bertetangga (sebelahan rumah) dengan ibu gurunya Intan. Bu Fifi, namanya. Nah, Alhamdulillahnya lagi, bu Fifi ini emang baik banget, dan juga karena kami temenan, bu Fifi memang menawarkan diri agar Intan berangkat dan pulang sekolah bersamanya dan Lala (anaknya bu Fifi, yang juga adalah teman sekelas Intan). Siplah. Alhamdulillah, donk. Dan pulang sekolah, Intan diasuh oleh Nek Titi, ibu pengasuhnya, yang sudah seperti ibu sendiri bagiku, tinggalnya juga bertetanggaan.
Seperti halnya Lala, anaknya bu Fifi, Intan juga termasuk anak yang supel banget, seperti yang aku ceritakan di atas ituh. Dan karena sama kecilnya, sama pula seragamnya, keduanya memang terlihat mirip. Hanya saja Intan, tuh, hidungnya jauh lebih mancung dari Lala, hingga suatu hari, pernah tuh, Intan minta dipendekin idungnya biar mirip Lala. Haha. Ada-ada ajah! Oya, Intan juga anaknya punya jiwa sosial yang tinggi, lho. Suka bawa jajanan yang banyak ke sekolah, terus dibagi-bagiin ke teman-temannya. Hadeuh, emak bisa tekor, donk, kalo anaknya begini terus! Haha. Bu Fifi sampai bilang gini, deh.
'Kak, ini Intan luar biasa jiwa sosialnya, masak makanan di bagi-bagi ke teman sampai dia sendiri makannya cuma sedikit doang. Awalnya aku curiga apa makanannya ga enak, tapi tuh, anak-anak pada makan dengan bersemangat. Aku cicip, enak, kok! Ampun, deh. Ini si Lala juga jadi ikut-ikutan bagi-bagi makanan. Bersedekah, katanya.' Hayyah.
Suatu malam, aku dan bu Fifi lagi duduk nyantai di teras rumah. Biasalah, bercerita tentang perkembangan Intan dan Lala di sekolah. Nah, bercerita lah bu Fifi tentang kejadian suatu siang, sambil tertawa.
'Kak, tadi siang ada cerita lucu, lho! Kan kami naik angkot. Seperti biasa, Intan dan Lala duduk berdampingan, di sampingku. Nah, ada ibu-ibu yang memperhatikan keduanya. Ngajakin ngobrol kedua anak-anak ini. Wah, cantik-cantik banget ini. Sekolah di mana, nak? Tanya si ibu. Lala yang menjawab. Di TPA Istiqomah, bu. Nama saya Lala. Nama Saya Intan, sambut Intan juga. Lalu si ibu nanya lagi, Intan dan Lala sudah kelas apa? Keduanya serentak menjawab Kelas Nol Besar, bu. Haha. Terus si ibu bertanya lagi. Ini mamanya ya? " Fifi diam sejenak. Aku masih mendengarkan. Lalu lanjutnya,
'Aku senyum-senyum aja. Membiarkan Lala menjawab karena aku lihat, tuh anak, udah langsung mau menjawab. Iya, bu. Ini mama saya. Lalu tau enggak Kak, Intan lanjut dengan kalimat apa? Hihi.'
Aku penasaran donk.... 'Apa?' serbuku kepo.
'Intan langsung bilang, kalo Intan, anak tetangganya, bu. Umi Intan kerja, jadi ga dianterin Umi. Intan bareng sama bu Fifi, tetangga kami, ya kan, bu Fifi? Haha. Antara terenyuh dan pengin ngakak aku kak. Soalnya Intan tuh menjelaskannya dengan ceria, tanpa beban dan bangga gituh, menunjukkan kemandiriannya. Hehe. Dan si ibu juga pinter, langsung bilang gini. Oya? Wah, Intan jago, masih kecil udah mandiri, ya! Kata si ibu sambil mengacungkan jempol. Dan Intan langsung bangga.'
Hehe, Nak..., Nak. Kamu tuh, bikin Umi terenyuh, deh. Walo kamu bangga dengan kemandirianmu, tapi Umi sedih, ga bisa ngantarin apalagi nungguin atau jemput kamu ke/dari sekolah, karena Umi dan Ayah harus kerja. Maafkan Umi, ya, Nak. Tapi..., Umi memang bangga sama kamu, sayang! You are my sunshine, yang dari kecil ternyata memang sudah diciptakan untuk tangguh dan mandiri. I am proud of you, Nak! Love you endlessly!
Well, Sobs, punya kisah lucu tentang polah ananda? Share yuk, di kolom komentar.
Jadi ceritanya gini, nih, Sobs! Intan tuh, anaknya mandiri dan supel banget. Gampang banget berteman dengan siapa pun, dan ini beda jauh dengan sifat emaknya (di masa kecil) dahulu, yang pemalu dan penakut.
Baca juga: Alaika Yang Pemalu dan Malu-maluin
Nah, karena aku dan ayahnya Intan sama-sama bekerja, maka untuk urusan antar jemputnya Intan, tentu bukan hal yang mudah. Tapi Alhamdulillahnya, kami itu tinggalnya bertetangga (sebelahan rumah) dengan ibu gurunya Intan. Bu Fifi, namanya. Nah, Alhamdulillahnya lagi, bu Fifi ini emang baik banget, dan juga karena kami temenan, bu Fifi memang menawarkan diri agar Intan berangkat dan pulang sekolah bersamanya dan Lala (anaknya bu Fifi, yang juga adalah teman sekelas Intan). Siplah. Alhamdulillah, donk. Dan pulang sekolah, Intan diasuh oleh Nek Titi, ibu pengasuhnya, yang sudah seperti ibu sendiri bagiku, tinggalnya juga bertetanggaan.
Seperti halnya Lala, anaknya bu Fifi, Intan juga termasuk anak yang supel banget, seperti yang aku ceritakan di atas ituh. Dan karena sama kecilnya, sama pula seragamnya, keduanya memang terlihat mirip. Hanya saja Intan, tuh, hidungnya jauh lebih mancung dari Lala, hingga suatu hari, pernah tuh, Intan minta dipendekin idungnya biar mirip Lala. Haha. Ada-ada ajah! Oya, Intan juga anaknya punya jiwa sosial yang tinggi, lho. Suka bawa jajanan yang banyak ke sekolah, terus dibagi-bagiin ke teman-temannya. Hadeuh, emak bisa tekor, donk, kalo anaknya begini terus! Haha. Bu Fifi sampai bilang gini, deh.
'Kak, ini Intan luar biasa jiwa sosialnya, masak makanan di bagi-bagi ke teman sampai dia sendiri makannya cuma sedikit doang. Awalnya aku curiga apa makanannya ga enak, tapi tuh, anak-anak pada makan dengan bersemangat. Aku cicip, enak, kok! Ampun, deh. Ini si Lala juga jadi ikut-ikutan bagi-bagi makanan. Bersedekah, katanya.' Hayyah.
Suatu malam, aku dan bu Fifi lagi duduk nyantai di teras rumah. Biasalah, bercerita tentang perkembangan Intan dan Lala di sekolah. Nah, bercerita lah bu Fifi tentang kejadian suatu siang, sambil tertawa.
'Kak, tadi siang ada cerita lucu, lho! Kan kami naik angkot. Seperti biasa, Intan dan Lala duduk berdampingan, di sampingku. Nah, ada ibu-ibu yang memperhatikan keduanya. Ngajakin ngobrol kedua anak-anak ini. Wah, cantik-cantik banget ini. Sekolah di mana, nak? Tanya si ibu. Lala yang menjawab. Di TPA Istiqomah, bu. Nama saya Lala. Nama Saya Intan, sambut Intan juga. Lalu si ibu nanya lagi, Intan dan Lala sudah kelas apa? Keduanya serentak menjawab Kelas Nol Besar, bu. Haha. Terus si ibu bertanya lagi. Ini mamanya ya? " Fifi diam sejenak. Aku masih mendengarkan. Lalu lanjutnya,
'Aku senyum-senyum aja. Membiarkan Lala menjawab karena aku lihat, tuh anak, udah langsung mau menjawab. Iya, bu. Ini mama saya. Lalu tau enggak Kak, Intan lanjut dengan kalimat apa? Hihi.'
Aku penasaran donk.... 'Apa?' serbuku kepo.
'Intan langsung bilang, kalo Intan, anak tetangganya, bu. Umi Intan kerja, jadi ga dianterin Umi. Intan bareng sama bu Fifi, tetangga kami, ya kan, bu Fifi? Haha. Antara terenyuh dan pengin ngakak aku kak. Soalnya Intan tuh menjelaskannya dengan ceria, tanpa beban dan bangga gituh, menunjukkan kemandiriannya. Hehe. Dan si ibu juga pinter, langsung bilang gini. Oya? Wah, Intan jago, masih kecil udah mandiri, ya! Kata si ibu sambil mengacungkan jempol. Dan Intan langsung bangga.'
Hehe, Nak..., Nak. Kamu tuh, bikin Umi terenyuh, deh. Walo kamu bangga dengan kemandirianmu, tapi Umi sedih, ga bisa ngantarin apalagi nungguin atau jemput kamu ke/dari sekolah, karena Umi dan Ayah harus kerja. Maafkan Umi, ya, Nak. Tapi..., Umi memang bangga sama kamu, sayang! You are my sunshine, yang dari kecil ternyata memang sudah diciptakan untuk tangguh dan mandiri. I am proud of you, Nak! Love you endlessly!
Well, Sobs, punya kisah lucu tentang polah ananda? Share yuk, di kolom komentar.
Tentang Intan,
Al, Bandung, 29 September 2016
33 comments
Hehehe,cerita ini bikin aku berpikir memang sudah saatnya wanita untuk mandiri ya mbak, jadi gak merepotkan orang tua mulu. Ah, kakak intan cantiknya sama kayak bunda Al
ReplyDeleteHehe, iyaaa. Harus donk. Dan Intan tuh emang dari kecil udah mandiri, supel dan adaaa aja ulahnya. Hehe.
DeleteHahaha ...
ReplyDeleteIntan anak tetangga ...
Ah ada-ada saja. Tetapi diambil berkahnya saja, anak kita jadi lebih Mandiri, mudah bergaul dan mudah bersosialisasi dengan siapa saja.
Dan ini modal utama untuk berkarya di masa yang akan datang
Salam saya
Polosnya anak2, ya, Om? Hihi, nyantai aja dia menjelaskan pada ibu itu bahwa dia bukan anak bu Fifi melainkan anak tetangganya. Haha. Sampai saat ini saya mesem2 dan suka nguyel2 rambut Intan kalo ingat celotehannya itu, deh!
DeleteTrims untuk kunjungannya, Om.
Waah..ternyata kakak Intan lucu juga waktu kecil :D
ReplyDeleteHehe, namanya anak2, Mba. Lucu dan gemesin! Hehe
DeleteHihihi, anak aku baru 3thn dan banyak banget kejadian lucu yg bikin ngakak kalau ngebahas sama suami. Intan pinter bgt & ngga nyusahin Uminya :)
ReplyDeleteAnak2 memang pelipur lara orang tuanya, ya, Mba. Ada aja polahnya yang bikon kita geli bahkan sampai ngakak. Hehe.
DeleteIntan ternyata dari kecil emang pengertian bgt sm umi yak..hehehe
ReplyDeleteMalah makin gede makin mandiri. Kagum
Hehe, udah dilatih dari kecil, Mba Ruli. Secara dari kecil kami hanya tinggal bertiga. :)
DeleteJadi membayangkan ekspresi Intan waktu jawab : anak tetangganya.
ReplyDeleteHahaha.... lucu.
Jawabannya bisa sepanjang ituuuu
Hihi, iya, dulu Intan suka banget bicara.... kalo udah ngobrol panjang lebar deh. Sekarang? Sepertinya masih begitu sih. Hehe.
DeleteIntan mau pendekin hidung haha.. Orang otang aun mancungin gimana sih.. Anak anak memang lucu banget, kadang kita rindu ya masa anak anak mereka. Anak-anakku masih kecil mereka juga sering baut pernyataan mwnggelikan
ReplyDeleteIntan solehah..sayang bundanya ya..ih hebat mba intan mandiri n jiwa sosialnya harus diacungi jempol
ReplyDeleteIntan solehah..sayang bundanya ya..ih hebat mba intan mandiri n jiwa sosialnya harus diacungi jempol
ReplyDeleteYa Allah, Intaaann. LOL.
ReplyDeleteJadi mbayangin Intan pas kecil, Mba. Inget cerita kayak gini, Mba Al nggak pengen punya anak kecil lagi? Hihihi...
Jujur dan besar hati, Kak Intan ini.
ReplyDeleteBangganya mba Al punya anak gini :) Terharu saya bacanya.
Masa2 kecil mereka memang penuh dengan kisah lucu dan haru ya mba. Bener banget kalo anak itu anugerah dan penyejuk hati ortunya :)
ReplyDeleteJawaban polos dari anak kecil memang kadang bisa bikin kita senyum-senyum ya, Mbak 😁. Polos bangeet hehehe
ReplyDeleteAnak kecil, tingkah polahnya kadang sering bikin kita kaget, tersenyum tapi nggak sering buat kita bangga. semoga makin sholehah ya, Intan :)
ReplyDeleteIih... kak Intan pinter.. mandiri banget plus jiwa sosialnya jempol. Ortu mana yg gak bangga punya anak kaya gini ya, Mbak Al.
ReplyDeleteSalam buat kak Intan yang udah jadi gadis cantik :)
Itu cerita beberapa tahun lalu ya mbak? Minta tips donk supaya anak bisa mandiri gtu? pakah perlu dibiaskan sejak balita? Kdng bingung kalau balita antara pengen ngajarin dia mandiri, sama ngebantuin, contoh kecil2 kyk make sepatu, make baju dll
ReplyDeleteYa amoun Intan, lucu banget celotehannya. Aku jadi terinspirasi untuk mengingat-ingat celotehan anak-anakku waktu kecil. Nanti mereka baca catatan kita rasanya gimana, pastinya ya.
ReplyDeleteAkhirnya bisa komen tapi ini via hape mba Al..
ReplyDeleteYa ampun kebayang lucunya pas Intan kecil ngobrol kayak gitu sama ibu2 di angkot, gemezzin dehhh...
Hihihiii, anak-anak suka gitu ya, menakjubkan banget jawabannya.
ReplyDeleteJadi ingat si sulung waktu TK, berangkat sendiri karena TK depan gerbang perumahan. Deket banget lah, dan nggak mau diantar sampai sekolah. Jadi aku antarnya cuma sampai gerbang aja, trus bu gurunya nungguin di seberang jalan.
jadi mesem dan ikut flashback ke memori saat anak-anak saya masih kecil dulu..banyak lupanya sih, salam buat kak Intan mba Al..
ReplyDeleteTingkah polah anak-anak memang selalu indah untuk dikenang ya,Mbak :-D
ReplyDeleteHahaha Intan lucu bangat sih, jawabnya polos bgt 😁
ReplyDeleteBisa membayangkan ekspresi intan ketika menjelaskan dirinya sebagai as nak tetangga
ReplyDeletekocak si Intan, hheheh
ReplyDeleteanak tetangga
Semoga ibtan sehat selalu ya. Lucunya tingkah laku anak2.
ReplyDeleteWaah mbak. Kayak anak saya juga,rasanya...antara bangga dg kemandiriannya dan terenyuh ya
ReplyDeleteadikkj dulu juga begini lho, suka dititipin ke tetangga. ya sekalian main sih, kalau ayah atau ibu pulang kerja baru deh dijemput.
ReplyDelete