Menjadi blogger akan kurang sempurna rasanya jika belum bergabung dengan komunitas-komunitas blogger yang begitu banyak bertebaran di jagad maya. Mengapa harus bergabung dengan komunitas? Kalau pertanyaan itu diajukan kepadaku, maka jawabanku adalah, karena blogger tidak akan dapat berkembang seorang diri. Kalo pun dapat, maka kita akan butuh waktu untuk bergerak maju dan mengenalkan diri. Bergabung di salah satu atau beberapa komunitas blogger, adalah jalan untuk mempercepat personal branding! Juga sebagai jembatan tempat kita memperkenalkan tulisan-tulisan kita [SHARE] dan mengundang teman-teman di komunitas untuk berkunjung ke rumah maya kita, sehingga imbasnya adalah meningkatnya page views blog kita. Bener ga, Sobs?
Namun, apa jadinya jika komunitas tempat kita bergabung itu, justru bukannya semakin membuat kita berkembang dan happy? Yang ada malah bikin kita suntuk binti bete? Nah, lho! Pasti banyak di antara Sobats, yang bergabung dengan beberapa komunitas, mengalami hal seperti ini kan? Dimana salah satu atau salah dua dari komunitas itu, malah bikin kita terpaku dan mati gaya? Hehe. Terpaku dan mati gaya gimana, Al?
Ya gitu deh, misalnya, saat kita masuk dan menyapa dengan ramah di wall komunitas A, lalu share postingan, terus yang terlihat di monitor kita adalah, sapaan kita seen by si anu, si una, si nua, dan lainnya, tapi tak ada komentar sama sekali. Huft, gimana rasanya, Sobs? Sedih yaaa? Ibaratnya di alam nyata nih, kita menyapa dengan ramah sebuah kelompok, tapi orang-orang di kelompok tersebut hanya memandang sekilas, tanpa ada balasan, hadeuh! Sakit donk rasanya? Hehe. Demikian juga saat anggota lainnya menyapa, beramah tamah, jika tidak di tag/colek namanya, maka sapaan itu hanya membeku, berlalu dan ketimpa oleh postingan anggota lainnya, yang tak jarang justru bernasib serupa pula.
Namun, apa jadinya jika komunitas tempat kita bergabung itu, justru bukannya semakin membuat kita berkembang dan happy? Yang ada malah bikin kita suntuk binti bete? Nah, lho! Pasti banyak di antara Sobats, yang bergabung dengan beberapa komunitas, mengalami hal seperti ini kan? Dimana salah satu atau salah dua dari komunitas itu, malah bikin kita terpaku dan mati gaya? Hehe. Terpaku dan mati gaya gimana, Al?
Ya gitu deh, misalnya, saat kita masuk dan menyapa dengan ramah di wall komunitas A, lalu share postingan, terus yang terlihat di monitor kita adalah, sapaan kita seen by si anu, si una, si nua, dan lainnya, tapi tak ada komentar sama sekali. Huft, gimana rasanya, Sobs? Sedih yaaa? Ibaratnya di alam nyata nih, kita menyapa dengan ramah sebuah kelompok, tapi orang-orang di kelompok tersebut hanya memandang sekilas, tanpa ada balasan, hadeuh! Sakit donk rasanya? Hehe. Demikian juga saat anggota lainnya menyapa, beramah tamah, jika tidak di tag/colek namanya, maka sapaan itu hanya membeku, berlalu dan ketimpa oleh postingan anggota lainnya, yang tak jarang justru bernasib serupa pula.
Lalu, bagaimana agar Komunitas itu hangat dan interaktif?
Kunci jawabannya sebenarnya terletak pada anggota komunitas itu sendiri. Adalah diri kita sendiri [sesama anggota komunitas] lah juru kunci kehangatan dan kenyamanan sebuah komunitas. Ibarat di dalam sebuah kelurahan [ga usah kecamatan apalagi kabupaten lah yaaa :)], jika penduduknya saling tak acuh, saling tak peduli dan jarang mau bertegur sapa, maka dipastikan, kelurahan tersebut akan menjadi sebuah kelurahan yang penduduknya tidak akan saling mengenal, tidak akan saling peduli apalagi saling membantu. Jadi, kunci agar komunitas kita menjadi tempat bernaung/kongkow yang asyik, hangat dan menyenangkan adalah, be interaktif! Saling menyapa dan saling peduli. Coba deh, pasti akan asyik.
sekedar coretan,
Al, Ciamis, 31 Januari 2014