Sama halnya seperti kita, manusia dewasa, maka anak-anak pun rentan terhadap yang namanya stres, trauma, depresi, tekanan batin, derita jiwa, atau apa pun sebutannya. Hanya saja, jika kita yang dewasa, kebanyakan sudah paham akan gejala yang mengarah kesana, atau tau persih jika kita sedang mengalami derita batin ini, namun anak-anak, tidak menyadari bahkan tak paham akan apa yang sedang mereka alami.
Penyebab dari derita ini bisa beragam, misalnya aktivitas di luar rumah, seperti di sekolah, di tempat bermain, atau bahkan di rumah. Sama halnya seperti orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami stres manakala mendapat banyak tugas (Pekerjaan Rumah) yang sulit/tak mereka pahami, atau ketika berada pada circle pertemanan yang tak sehat alias toxic. Bahkan perkataan yang bersifat merendahkan, tidak menghargai, penuh amarah, dari para guru atau orang-orang di sekitar mereka, menjadi penyebab sakit hati, sedih, minder, dan akhirnya si anak mengalami stres atau bahkan depresi.
Suasana di dalam rumah, di mana hubungan kedua orang tua yang tidak harmonis, dipenuhi oleh amarah, perlakuan yang tidak bersahabat, jauh dari sifat melindungi, juga menjadi pemicu yang membuat si anak tertekan, dan membuat jiwanya menjadi resah, dan alam bawah sadarnya mencatat hal tersebut sebagai tekanan batin/trauma, yang nantinya akan terus dibawa hingga usia dewasa jika hal ini tidak segera diatasi.
Show that You CARE, Image created using Canva |
Gejala Anak Menderita Tekanan Batin itu Apa Aja, sih?
Nah, ini. Yuk, disimak, ya bestie. Seorang anak sedang berada dalam keadaan tertekan jika menunjukkan hal-hal berikut ini:
- Sulit tidur atau tidurnya tidak lelap, bahkan ngelindur/mengingau.
- Nafsu makan berkurang
- Tidak bersemangat dan murung
- Sulit berkonsentrasi, baik ketika sedang belajar di sekolah, di rumah, atau bahkan ketika bermain
- Kehilangan selera untuk bermain
- Perasaannya menjadi lebih sensitif dan moody.
Berikut 4 Hal Yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Tekanan Batin Pada Anak
Anda tak cukup hanya menerka-nerka apa yang terjadi pada anak. Perlu ada pendekatan khusus. Anda harus bisa menjadi teman cerita yang baik untuknya.
Dengarkan cerita-ceritanya. Lalu, ajak anak berbicara dari hati ke hati. Anda juga harus terbuka dengannya. Itu berguna untuk menimbulkan kesan bahwa Anda percaya padanya. Secara bertahap, si kecil akan mulai terbuka juga dengan Anda, Moms.
Ketika anak sudah siap bercerita, coba posisikan diri Anda sebagai pendengar aktif. Dengarkan ceritanya tak hanya dengan telinga, tapi juga lewat mata dan hati.
3. Luangkan Waktu Bersama
Masih ingat donk ketika kita masih kecil atau berada di usia anak-anak, rasanya tuh bahagia banget jika bisa menghabiskan waktu bersama ayah dan ibu, ya enggak, sih?
Apalagi jika ayah dan ibu adalah para pekerja atau orang-orang yang weekday-nya menghabiskan waktu di luar rumah, maka kebersamaan bersama mereka adalah suatu hal yang sungguh membahagiakan!
So, ketika anak kita sedang berada dalam masa-masa tertekan atau stres ini, segeralah beri anak kita waktu. Luangkan waktu untuk bermain bersamanya. Untuk bercerita, mendengarkan, bercanda, dan beraktivitas yang menyenangkan bersamanya. Ini akan sangat membantunya dan memberinya kepercayaan diri dan membuatnya merasa bahwa dirinya tidak lah sendiri.
4. Berikan Solusi
Seorang anak, yang sedang berada dalam tekanan, akan sangat merasa bahwa dirinya tak berdaya. Apalagi jika mengalami tekanan batin yang dalam, misalnya karena mengalami perundungan, pelecehan, atau berbagai hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya, akan membuat mereka 'jatuh' dan 'sulit' untuk bangkit. Di sini lah uluran tangan kita selaku orang tua sangat dibutuhkan. Dan di sinilah juga momen penting bagi kita selaku orang tua untuk segera bertindak, memberinya perlindungan sekaligus solusi agar derita yang dihadapinya bisa disembuhkan.
Jadilah orang pertama yang memberinya uluran tangan, karena di sini juga merupakan kunci dalam mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak. So, jangan sampai kebersamaan ini diberikan oleh orang lain, ya, mami-papi. Be the first!
Nah, itulah 4 tips yang dapat mami-papi lakukan ketika menghadapi kenyataan di mana si buah hati sedang berada dalam situasi tertekan, stres, atau mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Semoga bermanfaat ya.
Oya, untuk artikel-artikel parenting lainnya, aku punya seorang teman, Mba Ivayana C Wichayanti, a mom blogger yang aktif banget menulis tentang parenting dan home education, yang pastinya tulisan-tulisannya akan sangat mencerahkan mami-papi yang membutuhkan informasi-informasi serupa. Check it out, deh!
Salam,
Al, Jakarta, 16 Februari 2023