I love My Body

𝕀 𝕝𝕠𝕧𝕖 𝕄𝕪 𝔹𝕠𝕕𝕪 Bicara tentang tubuh, tak semua dari kita menyukai bentuk tubuh sendiri. Terkadang, kita malah begitu silau melihat indahnya 'rumput tetangga', ya enggak, sih?

Demikian juga dengan tetangga, sang pemilik 'keindahan', terkadang juga tergiur untuk ngerumpiin kita yang 'gersang rumputnya' atau malah terlalu 'subur' hingga terlihat makmur (baca: gendut, gembul, gempal, dan kata lainnya yang sinonim 😊).  


Ini sudah seperti hal lumrah saja di lingkungan masyarakat kita, eh, bukan cuma di masyarakat kita, sih, tapi di berbagai belahan dunia pun, orang-orang masih suka kok ngerumpi seperti ini. 

Tak hanya di dunia nyata, bullying dan judgmental ini justru tumbuh subur di dunia virtual. Teman-teman pasti sering mendapati hal ini, atau malah menjadi objek penderitanya, atau..., jangan-jangan malah kamu menjadi pelakunya? Hehe. Ops!

Bicara tentang tubuh, tak semua dari kita memiliki tubuh ideal (memenuhi kriteria yang disebutkan di majalah atau yang disuratkan dalam ilmu kesehatan). Ada yang kekurusan, kegemukan, kependekan, ketinggian, tidak lurus, bungkuk, kaku, dan berbagai penghakiman lainnya. Yang jelas, banyak yang tak puas akan hal itu dan membenci tubuhnya sendiri. Betul apa betul, teman-teman? 😁

Padahal yang salah siapa, sih? Tubuh kita atau kitanya yang tak mengurusnya dengan baik?

Bicara tentang penghakiman atau judgmental terhadap tubuh, baik yang di-label oleh orang lain atau diri sendiri, menghasilkan rasa minder dan bikin down, bukan? Menjadikan diri kehilangan semangat, depresi hingga putus asa, dan..., paling parahnya adalah justru jadi membenci tubuh sendiri. Ini nih, yang gawat, teman-teman!

Ini yang bikin fatal dan bikin 𝕋𝕦𝕓𝕦𝕙 𝕜𝕚𝕥𝕒 𝕞𝕖𝕟𝕛𝕒𝕕𝕚 𝕤𝕖𝕕𝕚𝕙! 

Kok bisa? Ya, bisa lah! 

Hello...? 

𝔻𝕠𝕟'𝕥 𝕪𝕠𝕦 𝕜𝕟𝕠𝕨 𝕥𝕙𝕒𝕥 𝕠𝕦𝕣 𝕓𝕠𝕕𝕪 𝕔𝕒𝕟 𝕥𝕒𝕝𝕜?

I Love My Body

𝔸𝕝𝕚𝕙-𝕒𝕝𝕚𝕙 𝕞𝕖𝕟𝕘𝕙𝕒𝕜𝕚𝕞𝕚, 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕖𝕟𝕔𝕚 𝕒𝕥𝕒𝕦 𝕞𝕖𝕟𝕘𝕙𝕚𝕟𝕒𝕟𝕪𝕒, 𝕞𝕖𝕟𝕘𝕒𝕡𝕒 𝕥𝕒𝕜 𝕜𝕚𝕥𝕒 𝕔𝕠𝕓𝕒 𝕦𝕟𝕥𝕦𝕜 𝕞𝕖𝕝𝕚𝕙𝕒𝕥 𝕒𝕡𝕒 𝕤𝕒𝕛𝕒 𝕤𝕚𝕙 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕓𝕚𝕤𝕒 𝕜𝕚𝕥𝕒 𝕤𝕪𝕦𝕜𝕦𝕣𝕚 𝕕𝕒𝕣𝕚 𝕥𝕦𝕓𝕦𝕙 𝕜𝕚𝕥𝕒 𝕚𝕟𝕚?

Pernah enggak terbayang gimana kalo si tubuh 'menyerah'? Meradang dan mogok fungsinya? Kudu di papah ke kamar mandi, atau duduk di kursi roda, atau malah terbaring tak berdaya di tempat tidur. Jika sudah begini, betapa memiliki tubuh seperti yang kita hakimi atau hina itu pun kita bersedia. Ye kan? 

Tubuh adalah kendaraan bagi jiwa. Bayangkan teman-teman, bisa apa jiwa kita ini tanpa raga? Bisa ngapain? Dan tubuh kita, bisa apa tanpa jiwa? Keduanya butuh saling mutualisme. Tubuh akan kaku dan mati jika lepas dari jiwa, dan jiwa tak akan bisa apa-apa lagi di dunia ini jika tak ada lagi tubuh tempat dia menghuni. 

𝕐𝕦𝕜, 𝕔𝕚𝕟𝕥𝕒𝕚 𝕥𝕦𝕓𝕦𝕙 𝕜𝕚𝕥𝕒. 𝕋𝕣𝕖𝕒𝕥 𝕙𝕖𝕣/𝕙𝕚𝕞 𝕨𝕖𝕝𝕝. 𝔹𝕖𝕣𝕚 𝕕𝕚𝕒 𝕟𝕦𝕥𝕣𝕚𝕤𝕚 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕕𝕚𝕒 𝕚𝕟𝕘𝕚𝕟𝕜𝕒𝕟, 𝕡𝕒𝕜𝕒𝕚𝕜𝕒𝕟 𝕕𝕚𝕒 𝕓𝕒𝕛𝕦 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕕𝕚𝕒 𝕤𝕦𝕜𝕒𝕚. 𝔹𝕖𝕣𝕚 𝕕𝕚𝕒 𝕤𝕖𝕟𝕥𝕦𝕙𝕒𝕟 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕕𝕚𝕒 𝕙𝕒𝕣𝕒𝕡𝕜𝕒𝕟, 𝕝𝕒𝕪𝕒𝕟𝕚 𝕕𝕚𝕒 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕡𝕖𝕟𝕦𝕙 𝕜𝕖𝕞𝕦𝕝𝕚𝕒𝕒𝕟. 𝕐𝕦𝕜! 

ℍ𝕠𝕨?

Kita bahas di postingan berikutnya yaaa! Yang pasti, mari mensyukuri dan cintai bagaimana  pun bentuk tubuh kita. 𝔹𝕖 𝕘𝕣𝕒𝕥𝕖𝕗𝕦𝕝!

Alaika, Bandung, 20 September 2020


11 comments

  1. Jleb banget..makasih reminder-nya Mbak Al...
    Suka lupa sama diri sendiri nih hiks. "Love your body" bener banget ini..kalau bukan kita sendiri yang mencintai dan peduli, siapa lagi..

    ReplyDelete
  2. Tubuh adalah kendaraan bagi jiwa. Bayangkan teman-teman, bisa apa jiwa kita ini tanpa raga?

    MasyaAllah. Ini tamparan banget buatkuuuu Mba
    Baiqlaahh, I REALLY REALLY LOVE MY BODY!

    ReplyDelete
  3. Yuuuk.. i Will loooove my body the way itself

    ReplyDelete
  4. Konsep self love ini tampaknya sudah menarik perhatian banyak anak muda. Dan beberapa tahun belakangan tingkat kesadaran wanita atas gerakan self love ini cukup membawa peningkatan yang signifikan ya mbak.

    ReplyDelete
  5. kesehatan fisik dan psikis harus berjalan seiring

    kalo sakit psikisnya, fisiknya juga demikian

    Menurut saya, gemuk berawal dari psikis yang berimbas ke fisik

    Nggak percaya diri, marah yang tak terlampiaskan dst, berujung pada makanan, minuman dan gaya hidup ngga sehat

    ReplyDelete
  6. Stigma disini...tubuh kurus itu paling ideal. Nyatanya, gemuk kurus seharusnya qt menghargai dan mencintai diri sendiri ya mba AL

    ReplyDelete
  7. wah, betul juga nih. jiwa tanpa raga apa jadinya? makanya baik2 sama tubuh ya. diperhatikan kebutuhannya. makasi sudah diingetin. semoga kita semua sehat walafiat

    ReplyDelete
  8. Apapun bentuk tubuh kita yang terpenting adalah SEHAT. Satu kata yang tentunya akan bikin hidup kita lebih bahagia. Hati juga adem dan mau berkegiatan apapun jadi lebih mudah serta menyenangkan.

    ReplyDelete
  9. mashaAllah mba Al, jleb bacanya. Jujur aja setelah melahirkan rasanya dunia berubah termasuk bentuk tubuh. Namun lupa bahwa tubuh ini harus disyukuri, karena ia sehat karena ia kuat. Terima kasih sudah mengingatkannya ya mba :) Yang pasti kita jangan lupa menjaga tubuh ini dengan makanan sehat.

    ReplyDelete
  10. Makasih mbak Al, sudah diingatkan untuk mencintai diri sendiri. Terutama tubuh ini. Dengan mencintai, pastinya kita juga bakal mikir, asupan terbaik mana yang masuk ke tubuh sendiri.

    ReplyDelete
  11. Setuju mba siapa lg yg mencintai tubuh Kita selain Kita sendiri dgn memberi nutrisi yg baik trs jg dng olahraga pokoknya pola hidup sehat

    ReplyDelete