Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa Setiap negara memiliki persyaratan tersendiri dalam pengurusan visa bagi calon visitor untuk boleh masuk ke negaranya. Salah satunya adalah Korea. Untuk masuk ke negara ini, diperlukan beberapa syarat utama yang harus dipenuhi, salah satunya adalah surat sponsor, di mana menyatakan bahwa sang sponsor akan menanggung penuh segala biaya yang diperlukan selama dalam perjalanan dan berada di Korea. Selain itu, di dalam surat sponsor ini juga perlu ada pernyataan yang memastikan bahwa traveler atau visitor TIDAK AKAN menggunakan kesempatan ini (selama berada di negara tersebut) untuk mencari kerja.
Lalu, siapakah yang akan mengeluarkan surat pernyataan sponsor itu, Al?
Ya, tergantung, sih, Sobs. Jika perjalanan kita adalah berdasarkan biaya kita sendiri, berarti surat sponsornya adalah self-sponsorship (sponsori diri sendiri), jika biaya perjalanan ditanggung oleh suami atau kantor, ya surat sponsornya ditandatangani oleh suami atau kantor.
Berikut adalah contoh surat sponsor oleh diri sendiri atau Self-Sponsorship.
Letter of Self - Sponsorship
The Embassy of South Korea Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 57 -58 Menteng Dalam - Tebet – Jakarta Selatan DKI Jakarta – 12870 – Indonesia Jakarta, 7 February 2017 Dear Visa Officer, I, (name), Passport No. ......................., Indonesian Nationality, hereby stand as financial sponsor for myself during my visit to South Korea. I am going to travel to South Korea starting on 4 March 2017 up to 9 March 2017 for a vacation purpose. All of the accomodation and expenses during my visit will be fully covered by my personal account and I guarrantee that I will not seek any employment in your country and will return to Indonesia on 9 March 2017 since I have to come back to my work on Monday, 13 March 2017. Should you have any question or other documents required for this visa application, please kindly contact me at(your email)or my mobile phone (your mobile phone number) Thank you very much for your kind attention, Your great support and consideration are highly appreciated. Sincerely Yours, (Name)
Jika sponsornya oleh suami atau pun kantor, maka tinggal mengganti kalimat/menyesuaikan saja, menerangkan bahwa biaya perjalanan ditanggung oleh suami/kantor dan menjamin bahwa si tertanggung tidak akan mencari pekerjaan di Korea Selatan.
Semoga artikel ini bisa membantu, ya, Sobs! Selamat mengurus Visa!
contoh surat sponsor pengurusan visa,
Al, Bandung, 12 Maret 2017
Imlek 2017, nuansanya masih hangat memancar, sehangat mentari pagi yang sinari Kota Bandung si lautan api. Jika beberapa hari lalu, aku bercerita tentang persiapan sambut Imlek yang dipersiapkan oleh The Trans Luxury Hotel Bandung, untuk para tamu setianya, maka hari ini, aku mau cerita tentang kisah seru TOUR DE PETJINAN van BANDOENG - Napak Tilas Jejak Petjinan/Tionghoa di Kota Bandung.
Ah, iya, program ini merupakan kerjasama Komunitas Aleut (sebuah komunitas pecinta wisata sejarah dan lingkungan yang telah berusia lebih kurang 11 tahun) dengan Best Western Premier La Grande Hotel - Bandung. Dan sebagai blogger yang juga suka banget nulis tentang traveling and history, undangan untuk turut serta dalam napak tilas ini, pastinya aku sambut dengan happy, donk, ah!
Hari masih pagi (sekitar pukul 5.30 wib) kala kupacu Gliv ke alun-alun Kota Bandung. Meeting point -nya adalah di halaman rumput hijaunya yang cerah dan sejuk dan instagramable. Belum banyak peserta yang datang kala aku tiba di tekape, sehingga baik aku, Efi, Bang Aswi, punya banyak waktu untuk jeprat-jepret terlebih dahulu.
Oh, iya, Teh Venta, sang marcom Best Western Hotel memperkenalkan aku pada sepasang koko-cici cantik-tampan, yang berseragam kasual kuning. Ealah, senada dengan pakaian yang aku pakai deh. Padahal ga janjian dress code lho kita. Hehe.
A photo posted by Alaika Abdullah (@alaikaabdullah) on
Tak hanya Koko dan Cici Jakarta ini, lho, yang turut serta di dalam Tour de Petjinan van Bandung ini, melainkan turut pula sepasang jaka-mojang Bandung, dan sepasang Hakka Ako - Amoy Bandung juga. Selain itu, beberapa rekan media dari majalah dan koran ternama, plus member dari Komunitas Aleut yang pastinya turut serta sebagai penunjuk jalan. Yang pasti, aura excited sudah mengintip bahkan sesaat sebelum gathering dan briefing dimulai, lho! Yes, we were so excited for this Petjinan Tour, yang akan menempuh rute2 yang sudah ditentukan dengan berjalan kaki.
Teh Venta dari Best Western Premier La Grande Hotel - Bandung
sedang briefing sebelum tour dimulai
Kopi Aroma
Walo kabarnya Kopi Aroma ini sudah begitu melegenda, namun aku baru tahu akan kabar ini, ya, pada hari tour ini, Sobs! Aih, kemana aja eikeh? Hehe.
Jadi, Kopi Aroma ini adalah sebuah pabrik kopi yang sudah berdiri sejak tahun 1930, berlokasi di Jalan Banceuy, dan dimiliki oleh Tuan Tan Houw Sian, yang sebelumnya bekerja di perusahaan kopi milik Belanda, yang kemudian memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tersebut dan mendirikan usaha kopi kecil-kecilan dengan nama Aroma.
Perlahan tapi pasti, Kopi Aroma mengemuka, dan dikenal sebagai kopi terbaik dan unik di Bandung dan Indonesia, karena mempergunakan raw material (kopi) terbaik dan mempertahankan penggunaan mesin-mesin pengolahnya tetap seperti pertama kali pengolahan kopi ini dimulai. Jadi perpaduan the best quality and the unique machine menjadi andalan eksistansi Kopi Aroma ini hingga kini. Tak heran jika pembelinya harus sampai ngantri setiap harinya untuk mendapatkan bubuk kopi legendaris ini, Sobs!
Saat ini, Kopi Aroma dikelola oleh generasi kedua sekaligus pewaris tunggal dari Tuan Tan, yaitu Widyapratama. Pasar Baru
Siapa yang tak kenal Pasar Baru? Sebuah pasar yang di dalamnya terjadi transaksi perdagangan hingga milyaran rupiah. Pasar yang awalnya masih sangat tradisional ini, baru mengalami sentuhan bangunan semi permanen pada tahun 1906, di mana jajaran pertokoan berada di bagian paling depan sementara pada bagian paling belakangnya diisi oleh los-los pedagang.
Bangunan ini kemudian direnovasi pada tahun 1926. Terdapat dua buah pos yang mengapit jalan masuk menuju kompleks Pasar Baru. Pasar Baru Bandung sempat menjadi kebanggaan warga karena meraih predikat sebagai pasar terbersih dan paling teratur se-Hindia Belanda pada tahun 1035. Wow! Pasar terbersih se-Hindia Belanda, lho! Keren, yak?
Barulah pada tahun 1970-an dilakukan renovasi terhadap pasar ini dan menjadikannya gedung modern bertingkat tanpa menyisakan lagi bentuk bangunan lamanya. Renovasi berikutnya dilakukan pada tahun 2001, menghadirkan pasar baru dalam bentuk yang kita temui saat ini. Orang-orang Pasar Baru
Ini tak kalah menariknya, Sobs! Ada banyak kisah menarik di balik Pasar Baru yang masih bisa kita telusuri. Di antaranya adalah kisah para saudagar Bandung tempo dulu yang tinggal dan menjalankan usaha dagangnya di kawasan ini. Mereka adalah para saudagar yang berasal dari Sunda, Jawa, Palembang, bahkan India dan Arab.
Keluarga-keluarga Tionghoa pun tak ketinggalan dalam mewarnai khasanah budaya dan keberadaan orang-orang di Pasar Baru ini. Ada yang menjadi saudagar batik Solo, yaitu keluarga Tan Djin Gie, yang bisa juga disebut sebagai salah satu pelopor perdagangan batik di Pasar Baru.
Bahkan, legenda tentang kiprah keluarga Tan Djin Gie di Bandung bisa ditemui di dalam roman "Rasia Bandung' yang terbit pada 1918. Keluarga ini menjadi salah satu fokus utama yang ditulis di dalam buku, dan rumah tokoh ini masih ada sampai sekarang, lho! Seru, ya?
Pecinan Lama
Kawasan ini merupakan awal pemukiman masyarakat Tionghoa di Bandung. Pada masa Hindia Belanda memang terdapat pengelompokan penduduk berdasarkan etnisitas seperti di kawasan Pecinan ini. Pada berikutnya, kawasan Pecinan dipindahkan dan diperluas lebih ke arah Timur, sehingga kawasan awal disebut sebagai Pecinan Lama.
Sebuah bangunan tua di sudut barat laut Jalan Pecinan Lama masih nampak bergaya lama dan terlihat kurang terawat. Model bangunan sudut seperti terlihat pada gambar di atas, tuh, selain menarik dipandang mata juga memberikan ruang yang cukup luas bagi persimpangan jalan.
Jalan Raya Pos
Sebagai akibat dari peristiwa Perang Diponegoro (1825 - 1830), banyak orang Tionghoa yang berpindah ke berbagai tempat, di antaranya Bandung. Konon Daendels- lah yang memaksa mereka datang ke Bandung melalui Cirebon sebagai tukang perkayuan dan dalam upaya menghidupkan perekonomian di pusat kota dekat De Grotepostweg (Jalan Raya POs). Daerah hunian para pendatang baru ini berada di Kampung Suniaraja.
Kawasan Pecinan di Kampung Suniaraja memiliki batas Jalan Asia-Afrika, Banceuy, Suniaraja dan Oto Iskandardinata. Kabarnya sih, pada masa awal itu, terdapat sekitar 13 orang kaum Tionghoa saja di sana. Pada perkembangan berikutnya, konsentrasi pemukim Tionghoa berkembang dan menyear ke arah barat.
Warung Kopi Purnama
Nah, jika di atas tadi ada pabrik kopi legendaris 'Kopi Aroma' maka di Pasar Baru ini juga ada yang namanya warung kopi legendaris, bernama Warung Kopi Purnama. Berdiri sudah cukup lama, pada era 1930 dengan nama Chang Chong Se yang berarti 'Silakan Mencoba'. Didirikan oleh Yong A Thong yang hijrah dari Kota Medan, sekitar abad ke 20, dengan membawa tradisi 'Kopi Tiam'. Wow, dari Medan, ternyata. Hehe.
Btw, pasti kepo kan akan apa itu tradisi 'Kopi Tiam"? Nah, ternyata, Sobs, kaum Tionghoa tuh punya tradisi 'sarapan sambil minum teh. Kata 'Kopi Tiam' merupakan perkembangan dari istilah 'Yam-Cha' di Tiongkok. 'Sarapan sambil minum teh'. Di daerah Melayu, termasuk Indonesia, budaya minum teh ini pun berganti menjadi minum kopi. Jadilah sarapan sambil minum kopi. Begicuu, deh, Sobs!
Pada tahun 1966, kedai kopi Chang Chong Se pun berganti nama menjadi Warung Kopi Purnama, dikelola secara turun temurun dan kini telah memasuki generasi ke 4.
Pasar Ciguriang
Meski secara resmi ibukota Kabupaten Bandung pindah dari Dayeuhkolot pada tahun 1810, namun Bandung baru memiliki pasar pada tahun 1812, lho. Pasar itu dikenal dengan nama Pasar Ciguriang. Lokasinya berada di kawasan Jalan Kepatihan.
Pada bulan November 1845, pasar yang menjadi pusat perdagangan di Bandung pada saat itu ludes dilahap api, Pasar Ciguriang dibakar sebagai umpan untuk membunuh Asisten Residen Priangan dan Bupati Bandung oleh beberapa orang yang mendendam keduanya.
Untuk menampung para pedagang dan aktivitas pasar, maka pada tahun 1884, lokasi penampungan baru mulai dibuka dan sisi barat kawasan Pecinan. Kawasan inilah yang kemudian dikenal sebagai kawasan Pasar Baru. Babah Kuya
Bukan, Sobs! Ini bukan Uya Kuya, tapi Babah Kuya, si toko jamu. Siapa coba yang tak kenal dengan toko jamu dan rempah legendaris ini? Merupakan saksi eksistensi warga Tionghoa di awal kelahiran pusat perdagangan Kota Bandung. Toko jamu Babah Kuya didirikan oleh Tan Sioe How pada sekitar abad ke 18. Toko ini telah mewariskan keahlian meracik bahan ramuan tradisional Nusantara secara turun temurun.
Sebagian besar bahan untuk jamu-jamu di toko Babah Kuya ini (sekitar 95%) berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, dan sebagaian sisanya diimpor dari luar negeri.
Saking terkenal dan universalnya, Babah Kuya tak hanya menjadi rujukan para tabib, tapi juga peramu pengobatan tradisional Nusantara, bahkan juga menjadi rujukan pengobatan modern, lho.
Cakue Osin dan Kuliner Nusantara
Ada yang suka banget makan Cakue? *Lirik diri sendiri dan ngacung deh eikeh. Yes, tanpa kita sadari, sebenarnya, banyak sekali penganan nusantara yang justru berasal dari penganan warga Tionghoa. Salah satunya ya Cakue ini. Selain itu, bakso, bacang, capcay, siomay, bakpau dan berbagai macam penganan lainnya merupakan hasil akulturasi dari kebudayaan Tionghoa dan memperkaya khasanah kuliner Nusantara.
Bicara tentang kuliner Tionghoa yang mengindonesia, bagi Sobats penggemar Cakue yang sedang ke Bandung, jangan lupa atau carilah kedai Cakue Osin, karena rugi banget jika sudah ke Bandung tapi tidak mencicipi cakue Osin yang rasanya memang yummy banget ini, lho!
A photo posted by Alaika Abdullah (@alaikaabdullah) on
Selain cakue, kita juga bisa mencicipi bubur kacang tanah yang rasanya lezat banget, lho!
Cakue Osin ini sudah eksis sejak tahun 1934, dan hingga sekarang masih mempertahankan nikmatnya rasa cakue Osin, bubur kacang Fujian dan beberapa menu lainnya, yang akan sayang banget jika dilewatkan dengan begitu saja.
Hotel Surabaya
Napak tilas selanjutnya selepas menikmati sajian yummy di kedai Cakue Osin, adalah berjalan ke hotel Surabaya, yang semua adalah merupakan 'Landhuis' (komplek tempat tinggal) orang Tionghoa, yang berdiri sejak tahun 1884. Didirikan oleh Tan Djin Gie, salah satu saudagar batik Solo di Bandung. Namun seiring dibukanya jalur kereta api Bandung - Batavia, bangunan ini dikembangkan menjadi sebuah hotel.
Sayangnya, bangunan bagian belakang hotel yang merupakan bangunan tertua telah digantikan oleh bangunan baru yaitu Hotel Gino Feruci, sementara bagian depan disewakan dan digunakan sebagai tempat usaha.
Kelenteng Satya Budhi
Kelenteng ini dibangun dari hasil sumbangan warga Tionghoa dan diprakarsai oleh Letnan Tionghoa di Bandung saat itu. Tan Djoen Liong. Pada awalnya, kelenteng ini bernama Kuil Hiap Thian Khong yang berarti "Istana Para Dewa".
Rancangan dan pembangunannya dikerjakan oleh para pekerja yang didatangkan dari Tiongkok Selatan. Pemujaan utama kelenteng ini ditujukan kepada Koan Kong, seorang panglima militer masa dinasti Han (206 - 25 SM) yang bergelar Dewa Perang (Koan Te Kun). Pemugaran Kelentang sempat terjadi pada tahun 1958 dan 1985.
Nah, Sobs, itulah sekilas jejak Petjinan van Bandung, dan usai touring ini, rombongan Tour de Petjinan van Bandung pun diundang untuk menikmati santap siang di Best Western Premier La Grande - Bandung, yang pastinya langsung disambut hangat dan tak sabar oleh para peserta tour, mengingat perut yang sudah kriuk-kriuk setelah napak tilas menelusuri jejak langkah para warga Tionghoa masa lampau, napak tilas the Petjinan van Bandung. Amazing, sungguh sebuah pengalaman yang membuka wawasan dan salut kepada Best Western yang memulai progam ini. Juga kepada Komunitas Aleut yang telah selama 11 tahun konsisten pada tujuan mulia ini.
Well, Sobs, yuk, santap siang dulu, nantikan postingan-postingan berikutnya yang tak kalah menariknya, ya!
Jejak langkah de Petjinan van Bandung,
Al, Bandung, 28 Januari 2017
Glamping Seru di TRIZARA RESORTS Setiap orang pasti butuh yang namanya PIKNIK. REKREASI. Sepakat, Sobs? Ya, walo ga harus yang jauh-jauh sih, ga mesti ke luar kota atau ke luar negeri segala. Berpiknik di dalam kota atau sedikit melipir ke pedesaan, atau hanya menikmati me-time berkualitas, juga sudah masuk kategori piknik, toh? Dan bisa banget memberikan efek yang luar biasa bagi refresh-nya urat-urat saraf kita, hati dan pikiran. Setuju?
Beberapa minggu lalu, aku bener-bener sedang butuh piknik! Pengen melipir kembali ke alam, yang udaranya bersih, sejuk kalo bisa malah yang bikin menggigil tapi juga ga bikin rempong. Pengennya camping, tapi males kalo kudu bawa 'peralatan perang' dan mendirikan tenda sendiri. Ribet kan? Wong pengen rileks, menikmati alam, tapi kok kudu rempong bawa-bawa peralatan. Hehe. Eh, Alhamdulillahnya, sebagai blogger yang juga suka nulis tentang traveling, aku tuh dapat undangan untuk turut serta dalam acara gathering bloggers yang diadakan oleh Trizara Resorts dan diperuntukkan bagi beberapa bloggers dari Jakarta dan Bandung. Wow! Sungguh sebuah undangan yang ga perlu pikir panjang lagi untuk bilang YES!Glamping di Trizara Resorts, coba, Sobs? Siapa yang mau nolak? Secara aku tuh udah beberapa kali baca tulisan teman-teman yang sempat staycation dan menikmati serunya glamping di sana.
Eh, by the way, udah pada familiar belum sih dengan yang namanya glamping? Atau malah hobi banget, hingga selalu punya alokasi budget untuk glamping? Glamping Seru di Trizara Resorts. Glamping, umumnya dikenal sebagai penggalan istilah 'glamour camping' atau kalo aku sih bilangnya camping manja-nikmat. Ya iya lah. Gimana ga glamour coba, jika untuk kegiatan camping ini, kita cukup bawa badan dan pakaian saja, tanpa rempong bawain tenda dan mendirikannya segala. Ga perlu repot-repot bawain 'peralatan perang' seperti panci dan kompor lapangan untuk memasak. Glamping, ga perlu bawa-bawa semua itu, Sobs! Di tekape, sudah tersedia tenda kece yang di dalamnya malah tersedia spring bed cantik nan kokoh yang siap menampung kita untuk tak hanya bobok cantik, tapi juga bisa dijadikan spot kece untuk berfoto ria. Ga percaya? Lihat deh, fotoku yang satu ini, di dalam salah satu tendanya Trizara Resorts.
Ini beneran, lho! Ini di dalam tenda! Bukan di hotel. Lihat deh 'jendela tenda'nya di mana aku menembuskan pandang pagi itu? Tenda khaaan?
Yes, Trizara Resorts emang beneran a Glamping space, lho! Dan..., petualangan pun dimulai!
Yes, seperti yang sudah kami rencanakan, karena lokasi Trizara Resorts berada di wilayah kota Bandung, maka kami, tim Bandung, memilih untuk tak tergesa-gesa berangkat ke lokasi. Mencoba memperkirakan arrival time kami tak berselisih terlalu jauh dengan tim Jakarta, yang kali ini tentu akan memerlukan waktu tempuh yang jauh lebih lama dibanding biasanya, mengingat jembatan Cisomang masih prohibited untuk dilalui oleh bis atau pun kendaraan besar lainnya, karena sedang dalam perbaikan. Berdasarkan pertimbangan itu, maka kami pun baru bergerak pada jam 9-an dengan speed yang santai bahkan singgah dulu di beberapa tempat. Hingga kemudian, sesuai perkiraan kami pun tiba di Trizara Resorts pada pukul 11.30an atau kurang lebih pukul 12 siang gitu, deh. Karena tim Jakarta belum tiba, maka kami pun mengisi waktu dengan taking some pictures sambil ber-exist ria lah.
A photo posted by Alaika Abdullah (@alaikaabdullah) on
Photo taken by @bangaswi
Itu baru salah satu spot foto kece milik Trizara Resorts, lho, Sobs! Masih banyak lagi spot-spot ciamik lain yang menanti untuk dijadikan lapak bernarsis ria. Jeprat-jepret emang kebutuhan, sih, ya? Hehe.
Teriknya Mentari tak menyurutkan niat hati untuk ciptakan foto kece.
Lobby Trizara Resorts yang terbuka, memberi kebebasan
bagi mata untuk menikmati indahnya berbagai space yang tersedia,
serta kebebasan bagi sang angin untuk menghalau 'gerah'
Check in to the TENT
Yes, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah puas berfoto ria, ceklak ceklik di berbagai spot yang janjikan keindahan, akhirnya room/tenda pun siap untuk dihuni. Karena tim Jakarta diketahui masih jauh 'terseok-seok' oleh jarak tempuh yang di luar kebiasaan, maka kami pun dipersilakan untuk check in lebih dahulu. Dan aku, bisa mengintip siapa aja yang akan jadi teman setenda ku malam nanti. Yeay, ada Nurul Noe (udah pernah ketemu beberapa kali sebelumnya) serta ada teman baru, yaitu Windah Tsu. Asyik! Oh iya, aku kebagian tenda jenis SVADA, yang peruntukannya adalah untuk 4 orang. Ha? 4 orang? Empit-empitan, donk? Enggak lah, Sobs! Justru Trizara Resorts itu well prepared dalam menyambut para tamunya. Mereka menyediakan 4 kategori tenda/camp sesuai kebutuhan para tamu. Kategori Tenda Mewah yang ada di Trizara Resorts.
1. Netra Tent Tenda jenis ini masuk kelas luxury, karena menawarkan view yang bener-bener bikin mata adem dan hati takjub akan keindahan alam yang terpampang di depan mata.
Sumber: trizara.com
Bisa melihat sunset, sunrise, dan Gunung Tangkuban Perahu (cukup) dari TENDA saja! Makanya ga heran kan kenapa Netra Tent ini menjadi yang paling mahal dan limited (hanya berjumlah 13 tenda)? Netra Tent hanya diperuntukkan untuk berdua saja.
Yes! Bener, cocok banget emang untuk yang sedang honeymoon, atau sedang ingin (hanya) berdua saja dengan pasangan tersayang. Etapi, ingin berdua teman juga masih teteup BOLEH kok. Hehe.
2. Zana Tent
Sumber: trizara.com
Nah, sebenarnya yang paling cocok untuk honeymooners sih yang ini. Karena biasanya pasangan yang ingin honeymoon kan ga ingin diganggu oleh keramaian alias butuh suasana tenang, syahdu. Ga perlu banget juga sih untuk lihat-lihat sunrise atau sunset segala, kan, ya? Haha.
Tenda bernama Zana ini hanya dibatasi dalam jumlah 12 tenda saja, dan berlokasi di bagian paling bawah, menjanjikan kedamaian dan ketenangan yang silence is golden, deh! Terletak pada bagian paling bawah di Trizara Resorts. Janjikan kedamaian dan hening.
3. Svada dan Nasika Tent
Nah, untuk kita yang datang berkelompok atau rame-rame, baik bersama keluarga atau teman-teman tersayang, Trizara Resorts juga telah bersiap menyambut kehadiran kita dengan menawarkan tenda bernama Svada atau Nasika. Berdaya tampung 4 orang per tenda, dengan fasilitas tak kalah mewahnya. Satu spring bed - King Size, dan 1 spring bed atas - bawah ukuran 4 feet, siap memanjakan bobok cantik kita sembari menyelusup ke bawah selimut setelah menikmati aneka agenda malam hari, mulai dari barbeque dan api unggun, hingga ke aneka permainan.
Kapan lagi coba leyeh-leyeh dengan sahabat di atas tempat tidur,
sambil menikmati hangatnya kopi pagi? Ditemani pula oleh
sang fotografer yang mengarahkan gaya
agar menghasilkan foto cantik seperti ini? Haha
Tenda Nasika mau pun Svada merupakan tenda mewah jenis family, yang tersedia dalam jumlah paling besar dibandingkan kedua jenis tenda sebelumnya. Selain untuk konsumsi keluarga, tenda jenis ini juga cocok banget bagi kantor-kantor yang sedang membawa staf-stafnya untuk team building atau refreshing, atau untuk group-group atau komunitas.
Fasilitas Di dalam Tenda
Nah, ini! Pasti pada kepo kan, ada apa aja sih, di dalam tenda ini? Tenda kok isinya kece badai gitu, sih? Ada spring bed mewah segala? Eits, itu belum semuanya, lho! Tak hanya menyediakan spring bed empuk yang bikin kita males untuk bangkit dan bergerak, tapi tenda-tenda di Trizara Resorts juga menyediakan rest room yang tak kalah mewah. Namanya juga resorts, walo berdiri di atas alam terbuka dan berkonsep camping, tapi ya itu, Sobs, camping yang glamour alias high class! Jadi jangan heran jika kamar mandi atau rest room-nya juga kelas resorts, ya!
Lalu ada apa lagi, Al?
Banyak. Namanya juga tenda mewah untuk glamping, maka jangan pernah kuatir untuk meninggalkan barang-barang berharga saat kita hendak menikmati udara dan alam di luar tenda. Sebuah deposit box unik berupa peti yang terbuat dari kayu, telah tersedia, lengkap dengan gembok yang bisa kita pakai untuk mengunci peti besinya agar benda-benda berharga aman adanya.
Selain itu? Banyak! Ada colokan listrik untuk memastikan kita ga akan kehabisan daya/power si gadget tercinta, terus ada teh, kopi, dan kettle listrik serta cup to prepare the coffee or tea, layaknya hotel-hotel berbintang. Ada, meja kerja lengkap dengan kursinya, dan beberapa item lainnya.
Svada Camp dan Interior propertinya
Hanya saja, di tenda-tenda Trizara Resorts memang tidak tersedia AC dan televisi. AC, jelas ga perlu, secara udara Lembang tau sendiri kan dinginnya? Etapi, jika pun sedang terik pada siang harinya, sebuah kipas angin siap sedia kok di langit-langit tenda untuk sejukkan ruangan.
Televisi? Ngapain? Jauh-jauh glamping kok mau nonton televisi, kan mending di rumah aja atuh, kalo mau nonton tv. Hehe.
Fasilitas Lain di Trizara Resorts.
Layaknya sebuah resorts, Trizara juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti wifi berkecepatan tinggi, ruang meeting (berupa tenda kece, donk, teteup); Cafe (Indriya Cafe) untuk tempat breakfast, lunch maupun dinner; ada juice bar; ada juga terrace cafe.
Meeting Package
Ingin merecharge energi berfikir dan melalukan rapat evaluasi atau pertemuan penting lainnya dengan tim, atau team building? Trizara Resorts adalah pilihan yang sangat tepat, Sobs! Berkonsep Be One with Nature atau menyatu dengan alam, memang tepat sekali untuk meremajakan kembali pemikiran yang penat dan membangun tim atau team building.
Ada 3 Meeting Room sesuai kapasitas yang dibutuhkan, tersedia di glamping kece ini. 1. Sabha Room (35 persons) 2. Melana Room (35 persons) 3. Lagna Room (90 persons)
PreWedding Package.
Bukan Trizara Resorts namanya jika tak jeli menyediakan kebutuhan yang satu ini. Alam Lembang yang sejuk, dan keindahannya yang menakjubkan, tentu menjadi pilihan yang mengena banget untuk event-event sekelas PreWed!
Sobats ingin menghelat prewed yang berkesan? Cobain di Trizara Resorts, deh.
Honeymoon Package
Masih dalam rangka memanjakan customer-nya, Trizara Resorts juga menyediakan aneka package untuk keperluan honeymoon, lho! Hayoo, yang butuh honeymoon kedua, jangan kalah dengan yang hendak honeymoon pertama, lho! Cobain paket-paket as mentioned on the image beside, ya!
Trizara Gathering Packages
Masih ada paket lainnya, lho! Bagi Sobats yang butuh gathering, Trizara sudah mengemas aneka paket seru dan fun seperti yang tertera pada gambar di bawah ini, deh!
Atau butuh Entertainment Packages?
Tenang, Trizara Resorts juga punya! Mau Off Road (Landy Package), juga ada! Atau mau semuanya alias Full Package? Bisa juga!
Ayo, cek gambar di bawah ini, dan tentukan pilihanmu, ya, Sobs! Dijamin seru, fun and happy!
Harga paket per January 2017
Lihat kan, Sobs? Untuk fasilitas olah raga sendiri, tersedia banyak sekali jenisnya, ya? Lihat deh gambar paling kanan dari gambar di atas. Wow! Seru dan free. Ada juga space untuk zumba atau senam pagi atau sepedaan.
Eh ada lagi, lho! Yang paling dinanti jika berkunjung ke Trizara secara berkelompok adalah momen-momen khusus malam hari, yaitu kebersamaan di depan api unggun setelah barbeque di terrace cafe!
Gimana, Sobs? Kece badai emang Trizara Resorts ini, ya? Menjanjikan keseruan jika kita datang berkelompok, menjanjikan kedamaian dan keharmonisan jika datang bersama keluarga, menjanjikan romantisme dan syahdunya cinta jika kita datang berdua pasangan. Hm..., mau banget atuh, ke sini lagi. Hehe.
Serunya Aktivitas Hari Pertama - Archery Battle.
Wow! Ga terasa, tulisan ini udah panjang banget, ya, Sobs? 1.784 kata hingga ke kata terakhir pada paragraf paling akhir. Dan ini belum kelar, lho! Aku belum bercerita tentang keseruan yang kami alami pada hari pertama juga hari kedua. Di hari pertama, karena tim Jakarta sampai lokasi udah terlalu siang, bahkan memasuki sore hari, maka hanya satu aktivitas yang kami lakukan begitu tim Jakarta tiba, yaitu Archery battle. Yeaaay!!! Ini emang yang paling aku nantikan sih. Etapi, hari kedua juga ga kalah seru, lho! Kami off road bersama Landies (Landrovers). Seru pisan! Tapi, Sobs, mengingat artikel yang kian panjang ini, cerita keseruan hari pertama dan kedua, mending aku ceritakan pada postingan berikutnya, deh, ya. Artikel yang ini udah panjang banget, euy! See you on the next post, atuh lah. Okey, Sobs?
Baca lanjutannya di: Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
Trizara Resorts
Jalan Pasirwangi Wetan, Lembang, Indonesia
Phone: +622282780085
Website: http://www.trizara.com
Instagram: https://www.instagram.com/trizararesorts
Kisah seru glamping di Trizara Resorts,
Al, Bandung, 25 Januari 2017
8 Pilihan Hotel Murah di Malang untuk Solo Traveler Siapa sih yang ga suka traveling? Aku yakin, most of us, pasti seneng donk yang namanya traveling atau bepergian, terutama untuk relaxing jiwa yang lelah, ya, toh, Sobats? Bagiku sendiri, traveling baik dalam rangka tugas negara kantor maupun keperluan pribadi, selalu menjadi salah satu aktivitas menarik yang pastinya menjadi salah satu tools untuk terapi jiwa. Dan bagiku lagi, nih, Sobs, travelingberjamaah ber-grup atau pun sendirian alias solo traveling, ga masalah. Apalagi jika wilayah yang dikunjungi atau destinasi tujuan itu masih wilayah negeri sendiri, traveling sendirian, mah, gampil! Siapa takut! Bahkan bisa jadi suatu hal yang punya sensasi tersendiri, lho! Cobain, deh! Sensasinya itu, beda banget dibandingkan traveling dengan grup atau teman-teman, lho! Dengan ber-solo traveling, kita jadi punya waktu yang lebih banyak untuk ekplorasi minat atau hobi kita secara lebih mendalam, tanpa terikat pada teman seperjalanan. Kita bisa menentukan segala sesuatu sendiri, tanpa harus merasa 'ah, ga enak dengan si A, atau si B'. Dan berbagai alasan lainnya, deh. Intinya adalah, solo traveling itu, punya keasyikan tersendiri, lho! Selain juga punya kesempatan tersendiri bagi kita sendiri untuk mengukur dan melatih kemandirian kita.
Nah, bicara tentang solo traveling, nih, Sobs, aku pengen bagi info 8 hotel murah di Malang yang pas di dompet nih yang bisa kita jadikan tempat menginap jika kita ingin main dan ber-solo traveling di Kota Malang, nih, Sobs! Pada tau kan ya, jika Kota Malang ini sering banget menjadi destinasi wisata para solo traveler?
1. Hotel Wills Indah
Sumber: traveloka.com
Ke Malangnya naik kereta api? Pasti asyik banget, ih! Nah, kalo kita masuk ke Kota Malangnya via kereta api, atau pun ingin meninggalkan Kota Malang dengan menumpang kereta api, maka menginap di hotel yang dekat ke stasiun kereta api adalah pilihan terbaik. Dan jangan kuatir, Sobs. Ada sebuah hotel kece dengan rate bersahabat nih yang bisa kita jadikan pilihan menginap. Terletak di Klojen, berjarak hanya sekitar 1 kilometer doank dari stasiun, cuma butuh waktu kurang dari 5 menit lho untuk mencapai stasiunnya.
Hotel ini berbintang satu, harga kamar mulai dari IDR. 264.704. Cheap banget, ya? Selain kamarnya yang nyaman, keuntungannya adalah posisinya yang terletak di jantung kota. Aksesnya gampang dan berdekatan dengan tempat-tempat kuliner legendaris, seperti Bakso Bakar Pak Man dan Surabi Imut.
2. Butik Capsule Hostel
Sumber: traveloka.com
Yup, ga perlu jauh-jauh ke Jepang, lho, untuk merasakan menginap di hotel kapsul. Malang juga memiliki hotel serupa, tepatnya Butik Capsule Hostel yang berlokasi di wilayah Klojen. Satu ruangan diisi oleh bilik-bilik tempat tidur yang diberi pembatas. Lantai 1berisi bed-bed yang merupakan mixed capsule alias campur cewek cowok, sedangkan lantai 2 untuk Female Capsule, jadi khusus solo traveler yang cewek nih.
Dekorasi Butik Capsule Hostel ini girly banget, lho! Aku yakin, pasti para solo traveler wanita akan jatuh hati pada dekorasi hostel satu ini, deh! Mulai dari wallpaper pada dindingnya; bantal imut-imut yang bermotif kartun; kerai berwarna hijau yang membatasi bilik, ditambah pula keramahan para stafnya yang bikin hati adem yang bahkan diakui oleh para pengguna Tripadvisor akan membuat kita betah menginap di sana. Ga hanya itu, lho, Sobs, kita juga bisa menyesap kopi dan teh gratis di meja makan seraya berinteraksi dengan traveler lainnya. Asyik, ya? Lalu rate per-capsulenya berapa, Al? Cukup murah, Sobs, hanya IDR. 125.000 per malam, lho! Tertarik? Yuk, langsung catet dan melipir ke sana kalo ke Kota Malang, ya!
3. Dewarna Zainul Arifin
Sumber: traveloka.com
Suka mengeksplorasi tempat-tempat yang bernuansa tempo doeloe? Nah, Kota Malang adalah tempat yang masih kental akan nuansa tempo doeloe nih, Sobs! Khususnya di wilayah seputaran Alun-alun Malang. Kita bisa mengeksplorasi bangunan-bangunan bersejarah, terutama tempat-tempat peribadatannya, seperti Masjid Jami, Gereja Kayutangan dan Kelenteng Eng An Kion.
Butuh tempat kulinari tempo doeloe juga? Nah, wajib banget deh nyobain Toko Oen, yang memang sudah masyur sejak zaman kolonial Belanda. Toko Oen masih mempertahankan arsitektur khas Belanda dan hingga kini masih menyediakan es krim sebagai menu utamanya. Cocok banget nih untuk kudapan sembari meresapi suasana tempo doeloe.
Jika ingin mengunjungi tempat-tempat tersebut dalam sekali jangkauan, cocok banget deh kalo menginapnya juga di hotel-hotel terdekat ke wilayah itu. Kita bisa jadikan salah satu hotelnya, yaitu Dewarna Zainul Arifin.Rate-nya juga terjangkau banget deh, Sobs, cukup dengan IDR. 350 ribu, kita udah bisa bermalam di Deluxe Double Bed, dengan fasilitas yang dilengkapi AC, wifi gratis, shower dan balkon.
4. Hasanah Guest House Soekarno Hatta
Sumber: traveloka.com
Hotel murah di Malang lainnya adalah Hasanah Guest House. Perjalanan menuju Hasan Guest House dari Stasiun Blimbing hanya sejauh 3 kilometer, dan 11 km dari Bandara Abdul Rachman Saleh, lho, Sobs! Lokasinya lumayan strategis, berdekatan dengan jalan protokol. Rate-nya? Cukup IDR. 220.000, kita sudah bisa menginap di Standard Room. Fasilitasnya udah mencakup wifi gratis, AC, shower, dan sarapan. Murah kan? 5. Everyday Smart Hotel
Sumber: traveloka.com
Berlokasi di jalan Soekarno Hatta No.2, Everyday Smart Hotel ini bisa dibilang sebagai hotel yang paling strategis karena letaknya persis menghadap jalan protokol yang terhubung ke beberapa wilayah utama. Banyak pula angkutan umum yang lalu lalang di depannya, sehingga memudahkan akses kita ke mana-mana. Untuk wisata kulinerinya sendiri, Jalan Soekarno Hatta emang tempatnya, Sobs. Hampir semua jenis makanan ada di sana. Tak terkecuali pada malam harinya. Trotoar pun disulap menjadi lapak-lapak berjualan kopi panas sampai ceker pedas. Wow, syedaaap! Tertarik menginap di Everyday Smart Hotel? Cukup dengan IDR. 332.000,- startingnya, lho, Sobs! 6. The Batu Villas
Sumber: traveloka.com
Malang dan Batu emang rasanya sulit dipisahkan, deh, Sobs. Tanggung aja rasanya jika sudah ke Malang tapi ga sempat eksplorasi Kota Batu. Ada Jatim Park 1 dan Museum Angkut yang menanti disambangi, lho! Dan paling efektif tuh, menginapnya di hotel terdekat agar menjajal areal wisatanya itu makjleb. Hotel yang bisa menjadi pilihan di antaranya adalah The Batu Villas, Sobs!
Meskipun merupakan hotel bintang dua, tapi The Batu Villas ini menghadap pegunungan dan berdekatan dengan beberapa tempat wisata, dan harganya sangat terjangkau, lho! Bahkan bagi backpacker sejati, bisa banget menginap di Backpacker Dorm Bed-nya yang cukup dengan merogoh kocek senilai IDR. 74.900,- lho! Jika ingin kamar yang lebih nyaman, bisa juga memilih Junior Room seharga IDR. 245.000,- 7. Baliku Guest House
Sumber: traveloka.com
Selain The Batu Villas, Baliku Guest House juga bisa dijadikan pilihan kece untuk tempat menginap, nih, Sobs! Jaraknya ke Museum Angkut hanya sejengkal, lho! Bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Namun, pastinya bagi seorang solo traveler sejati, tujuan traveling tentunya bukan sekedar mengunjungi tempat-tempat wisata favorit sejuta umat, lah, ya? Ada banyak hal yang bisa dieksplorasi di sekitarnya, tergantung lokasi menginap.
Nah, aktivitas yang paling dianjurkan jika menginap di Bali Guest House yang berharga mulai dari IDR. 300.000,- per malam ini adalah berjalan kaki di pagi hari, nikmati dulu sejuknya udara pegunungan sebelum beraktivitas lainnya. Nikmati indahnya berinteraksi dengan penduduk lokal di Pasar Batu yang tak jauh dari situ dan bisa juga mengunjungi perpustakaan unik yang terbuat dari kontainer bekas, lho! Unik dan menarik!
8. Riverstone Hotel and Cottage
Sumber: traveloka.com
Nah, ini pilihan paling jitu bagi para travelers atau solo traveler yang ingin menjauh dari keramaian. Riverstone Hotel and Cottage! Lokasinya yang terletak di kaki Gunung Panderman, dengan harga terjangkau dimulai dari IDR. 325.300, lebih dari cukup dalam menjawab kebutuhan di atas, lho! Nikmati kenyamanan fasilitas di sana, serta nikmati pula kemudahan akses ke tempat-tempat wisata seperti Jatim Park 2, Kusuma Agro Wisata dan Alun-alun Kota Batu. Jelajahi juga tempat-tempat wisata alam paling memukau se-Kota Batu, seperti Coban Rondo, Cangar, Selecta dan Songgoriti.
Nah, Sobats tercinta, gimana? Makin pengen dan ga sabar mau ber-solo traveling ya? Hihi. Aku jugaaa. Pengen eksplor Kota Malang hingga ke Kota Batu-nya, liburan mendatang, ah! Semoga informasi ini bisa membantu dalam mencari hotel murah seputar Kota Malang dan Kota Batu, ya! Oya, harga yang tercantum berdasarkan info per Januari 2017, ya!
Berbagi info,
Al, Bandung, Jumat, 20 Januari 2017
Geothermal Melimpah Ruah di Kamojang. Beneran, lho! Yang pernah baca postinganku tentang PLTP Kamojang, pasti sudah tau donk di mana itu letaknya desa kece yang satu ini? Yes, di Garut. Dan postingan ini adalah kelanjutan dari postingan sebelumnya, yang akan berkisah tentang perjalananku dan beberapa teman blogger ke PLTP Kamojang, di salah satu dusun di Garut, yang namanya menjadi membahana karena menjadi area pengembangan energi geothermal pertama di Indonesia, dan menjadikan Pertamina sebagai perusahaan panas bumi (geothermal) terbesar di Indonesia. Wow!
Berkunjung ke Kamojang.
Bersama Komunitas Wegi dan Teman-teman Blogger di PLTP Kamojang
Adalah suatu keberuntungan yang luar biasa bagiku, mendapat kesempatan bersama Komunitas Wegi dan teman-teman blogger untuk berkunjung ke Kamojang. Emang ada apa di Kamojang? Banyak! Penasaran?
Baca: PLTP Kamojang dan Konservasi Elang Jawa deh
Bandung yang sering disambangi hujan setiap siang ke sore hari, jelas membuat banyak tempat di wilayah ini dan sekitarnya menjadi tergenang air bahkan banjir. Tak heran jika perjalanan kami dari Bandung ke Garut, justru terhenti sekian lama di Rancaekek, yang memang terkenal sebagai daerah macet rawan banjir. Hingga akhirnya, kami tiba di Mess Pertamina Kamojang pada saat mentari tak lagi bersinar alias sudah gelap. Namun, tentu, traveling with friends selalu menimbulkan bahagia tersendiri, apalagi dengan agenda seru yang tentu telah dipersiapkan dengan apik oleh panitia. Hm.
Benar saja, rangkaian agenda malam hari, sungguh diluar dugaan. Seru and fun. Karena panitia mengemasnya dengan informal, dimulai dari perkenalan yang 'ngawur dan bikin ngakak dan sukses mengusir kantuk', hingga ke hipnotis yang seru dan nambah ilmu. Haturnuhun panitia untuk malam yang berkesan!
Site visit to PLTP Kamojang.
Aktivitas pagi hari dimulai dengan senam pagi ceria yang dikomandoi oleh Kang Ali. Seru-seru geli nan happy! Foto-foto bahkan sempat pula bikin video manekin karya Kang Ali Muakhir. Ah, sungguh bikin kita-kita jadi semakin kompak deh. Acara selanjutnya adalah berkunjung ke PLTP Kamojang, sebagai tujuan utama dari kunjungan ini, dan sungguh, berkunjung ke sini, seperti membuka kembali ingatanku akan masa-masa kerja praktek di PT. ExxonMobil saat masih kuliah di Teknik Kimia dahulu. Tentu alur prosesnya beda banget, sih. Namun melihat kilangnya, dengan peralatan processnya, ada kemiripan lah, yang cukup untuk membawaku ke masa-masa lalu itu. Hm, jadi kangen masa-masa mengenakan helm pengaman dan safety shoes. *Abaikan! Sudah pada tau apa itu energi geothermal?
Kata geothermal atau sering juga kita kenal dengan sebutan panas bumi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata geo yang berarti bumi dan thermal yang berarti panas. Gabungan keduanya menghasilkan arti panas bumi. Yang kemudian dijabarkan sebagai energi panas yang tersimpan di dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya, yang kemudian diberdayakan sedemikian rupa sebagai sumber energi.
Panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan, juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi, ataupun bersumber dari beberapa fenomena lainnya, seperti;
Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi
Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi
Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.
Geothermal Melimpah Ruah di Kamojang
Berkunjung ke PLTP Kamojang pada tanggal 11-12 November 2016 bersama Komunitas Wegi dan teman-teman blogger lainnya, sungguh membuka mata.
Betapa negeri kita ini adalah negeri yang kaya raya. Termasuk kaya akan panas bumi. Seperti yang pernah aku tulis pada postingan sebelumnya, nih, Sobs, cadangan panas bumi di Indonesia mencapai 29.000 MegaWatt atau 40% cadangan panas bumi dunia, lho! See? 40% cadangan panas bumi dunia itu ada di republik tercinta! Masih ragu akan kekayaan alam kita yang melimpah ruah? Hanya sayang, Sobs, sumber energi dari panas bumi ini baru diberdayakan sekitar 2000 MW saja atau berkisar sekitar 8% saja. Sayang banget, yak?
Padahal sumber energi panas bumi itu merupakan sumber energi yang relatif aman dan ramah lingkungan, karena fluida (air) hasil pengolahannya akan diinjeksikan kembali ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi. Penginjeksian fluida (air) ke dalam reservoir adalah suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan (sustanable energy). Kenapa sih? Kok baru sedikit sekali pemberdayaannya?
Nah, ini! Ini dia, nih! Padahal kan ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang artinya kita ga perlu kuatir akan habis stocknya, toh? Etapi, kenapa Pemerintah masih sedikit sekali memberdayakannya? Padahal cadangan panas bumi kita begitu besar? Dan berbagai pertanyaan lanjutan pun menggantung di kepala, deh! Hehe.
Well, Sobs, dari kunjungan ke PLTP Kamojang kemarin tuh dijelaskan bahwa sebenarnya kini Pemerintah semakin menggalakkan eksplorasi geothermal. Targetnya pada tahun 2025 nanti, akan mencapai 2.267 MW dan akan naik rata-rata 17% pertahun. Pertamina akan terus mendorong Indonesia untuk memiliki kemandirian energi demi mewujudkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi bangsa.
PLTP Kamojang - KMJ 21
Pertamina Geothermal Energi (PGE) di Kamojang merupakan anak perusahaan dari Pertamina. PT. PGE ini mengelola industri potensi panas bumi yang berada di kawasan Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Lapangan panas bumi Kamojang - KMJ 21, yang dikelola sejak 1983 ini merupakan yang terbaik di dunia karena uap yang dikeluarkan sangat kering (very dry) dan kelembabannya sangat rendah.
PT. PGE memiliki 5 unit penghasil energi panas bumi yang digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Energi geothermal dari unit pertama, kedua dan ketiga dijual ke PT. Indonesia Power, sementara energi geothermal dari unit 4 dan 5 dikelola sendiri oleh PGE Kamojang, dengan hasilnya dijual ke PLN.
Mas Adi dari CSRnya Pertamina Kamojang menjelaskan tentang site plant PLTP Kamojang
Hingga saat ini PGE telah mendapatkan 58 penghargaan skala korporasi, nasional dan internasional dari segi lingkungan, inovasi, community development hingga ke sistem managemen. Dan the most highlighted award adalah PGE telah berturut-turut menggondol proper emas, sebagai bukti dari sebuah kinerja yang tentunya dihasilkan oleh effort yang tidak main-main. Serius dalam menjalankan dan mewujudkan visi misi, plus secara produktif bersinergi antara industri dan lingkungan yang baik, termasuk di dalam implementasi CSR yang berkontribusi lebih.
Selain mendapatkan informasi melalui slide presentasi yang disampaikan dengan sangat jelas oleh Ibu Dila, dari PGE, kami juga berkesempatan untuk touring langsung ke area plant PGE, sehingga dapat melihat langsung (dari dalam mobil, sih) peralatan proses yang ada di PT PGE ini.
Sungguh, berkunjung ke sini memang membuka mata. Bahwa sudah saatnya Pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya, termasuk para pemegang keputusan di negeri ini, harus mendukung penuh upaya pemberdayaan dan pemanfaatan energi geothermal ini dengan sebaik-baiknya. Memang, sih, biaya investasi awal akan membludak, tapi setelahnya? Hasil yang kita peroleh juga worth it banget, lah, ya?
Sudah saatnya kita mendukung penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan dalam rangka go green dan mempertahankan kelestarian alam dan planet bumi. Yuk, dukung pemerintah dan Pertamina dalam mengupayakan langkah ini, yuk!
Daerah Wisata dan Konservasi Alam di Kamojang
Tak lengkap rasanya jika kita berkunjung ke suatu wilayah tanpa mampir dulu di daerah-daerah wisatanya. Dan Kamojang, sebagai daerah yang terkenal akan panas buminya yang melimpah ruah, tentu saja memiliki banyak kawah uap. Tadinya aku berfikir, yang namanya kawah, adalah semacam ceruk lebar yang mengeluarkan uap berlimpah ruah, dengan berbagai tempat atau ruang-ruang alami yang ditata sedemikian rupa untuk tempat orang-orang menikmati sauna. Hehe. Ternyata eikeh salah, bo'. Kawah Kamojang memiliki daya tarik tersendiri. Bersemayam limpahan uap/steam yang sebenarnya jika dikelola dengan profesional dan berseni, akan menjadi magnit yang luar biasa dalam menarik wisatawan dalam mau pun luar negeri. Sayangnya, so far, yang nampak di depan mata, hanya sebuah hamparan dengan beberapa lubang yang mengeluarkan uap panas, yang (lagi-lagi) jika saja ditata dengan baik dan berseni, tentu akan tampak lebih kece.
Kawah kereta api.
Kawah ini masih di dalam lingkup kawah wisata Kamojang. Akan langsung kita temukan tak jauh dari lokasi kita masuk ke kawah. Dikunceni *boso opo iki? oleh seorang aki-aki, yang beratraksi memperlihatkan betapa uap panas berwarna putih bersuara memekakkan telinga itu mampu menerbangkan buntelan plastik atau helaian apa saja yang kita lemparkan di atasnya. Bahkan, si aki juga mempraktekkan bagaimana jika sebuah buluh bisa menghasilkan suara seperti suara kereta api jika lubang buluhnya dilalui oleh uap tadi.
Kawah Hujan
Selain kawah kereta api, ada pula yang disebut kawah hujan. Bukan karena hujan khusus turun di area ini, melainkan karena ada sebuah tempat di mana air terjun mini akan memancur hingga membasahi kita yang berada di dekatnya. Jika air terjun biasa, temperatur airnya adalah dingin, maka yang ini, sudah pasti donk, air yang memancar itu bertemperatur panas. Iya donk, kan air ini Kamojang, sumber panas bumi melimpah ruah! Sayangnya, karena ga bawa baju ganti, aku urung untuk menikmati cipratan air panas yang ditengarai bisa menyembuhkan aneka gatel2 pada kulit, hingga ke mematikan bakteri jerawat. Wah, bagus juga, yak?
Selain itu, air panas ini juga dimanfaatkan oleh penjual telur rebus lho! Ga butuh tungku perapian untuk merebus, karena temperatur si air tadi sudah cukup untuk mematangkan telur rebusnya. Seru, ya!
Kami juga sempat mencoba terapi uap, yang dikunceni oleh seorang aki yang punya kemampuan untuk mengontrol temperatur dan arah uap yang dikeluarkan dari tumpukan bebatuan, lho! Dan ini, unik banget! Temperatur dan arah uap akan mematuhi perintah si aki. Kami mencobanya beramai-ramai, menikmati temperatur uap yang dinaikkan hingga oleh si aki hingga kami menyerah, ga sanggup lagi saking panasnya.
Rame-rame mencoba terapi uap di kawah hujan - Kamojang
Mencoba menurunkan temperatur uap panas di Kawah Hujan - Kamojang
Konservasi Alam - Elang Jawa
Pernah melihat Elang Jawa? Bisa membayangkan bagaimana gambarnya? Aku awalnya sih engga. Bahkan ketika orang-orang bilang bahwa Elang Jawa itu adalah burung garuda, sang lambang republik tercinta ini, pun, aku tetap belum punya gambaran seutuhnya. Cuma makin kepo, pengen lihat, yang gimana sih si burung Elang Jawa yang tersohor itu?
Dan, akhirnya saat itu pun tiba. Usai dari kawah wisata Kamojang, setelah makan siang, kami pun check out dari mess Pertamina, tempat kami menginap, meluncur ke lokasi Konservasi Elang Jawa. Kepo banget deh, eikeh. Gimana sih bentuknya? Sebesar apa sih dia?
Dan.... tara!
Sumber Foto Elang Jawa: Dari group WA Peserta Jelajah Green Industri - Kamojang
Elang Jawa dalam bahasa Internasionalnya adalah Javan Hawk Eagle(Nisaetus bartelsi), dengan ukuran panjang tubuh 60 – 70 Cm, rentang sayap 100 – 130 Cm dan berat sekitar 1500 – 2500 gram. Elang jenis ini tersebar hampir di seluruh hutan pegunungan di Pulau Jawa, di antaranya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun salak, Gunung Sawal, Gunung Simpang, Gunung Tangkuban Perahu, Panaruban, Cagar alam Takokak Cianjur, Gunung Ciremai, Gunung Selamet, Baturaden, Dieng dan Gunung Merapi. Tujuan dari Konservasi Elang Jawa ini adalah bukti kepedulian pertamina mendukung keanekaragaman hayati, untuk menjaga kelestarian populasi elang yang mulai mengalami penurunan. Di tempat konservasi ini, terdapat sekitar 50 ekor Elang Jawa yang tengah menjalani rehabilitasi oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Elang tersebut menjalani rehabilitasi karena pernah dipelihara oleh manusia sehingga tidak layak untuk dilepaskan di alam liar, untuk mengatasi masalah tersebut Pertamina Kamojang bekerja sama dengan BBKSDA untuk melakukan rehabilitasi terhadap Elang Jawa dan nantinya setelah bisa beradaptasi akan dilepas ke alam liar. Elang Jawa terancam punah karena beberapa faktor, di antaranya karena Elang jenis ini bertelur dalam jangka waktu dua tahun sekali, itu pun setiap elang hanya menghasilkan satu butir telur, dan faktor lainnya adalah karena ulah manusia yang sengaja memburu elang untuk dipelihara secara pribadi. Hm..., jadi sekarang udah pada tau kan, ya, bahwa Elang Jawa atau pun elang lainnya ga boleh dipelihara secara pribadi, lho! Jika Sobats masih memilikinya, yuk, atuh, serahkan ke tempat konservasi agar bisa dikembalikan ke alam. Mereka layak banget untuk hidup bebas di alam, lho! Beri mereka kebebasan karena mereka juga termasuk makhluk yang memiliki hak azasi tersendiri. Yuhuuu! Well, Sobats, sebenarnya masih pengen cerita banyak, sih, tapi waktu dan kesempatannya ga cukup nih, ntar disambung pada postingan berikutnya aja, ya!