Kalo menurut para ahli sih, ini terjadi karena gelombang otak (brainwave) kita tidak berada pada frekuensi Beta. 😖 Bingung? Sama. Eits, simpen dulu bingungnya ya, Sobs!
Pada waktu lainnya, kita dihadapkan pada situasi yang bikin susah tidur. Ya disebabkan oleh berbagai pikiran yang berkecamuk di hati yang menuntut untuk dipikirkan sekaligus. Ya karena mikir masalah keuangan, pekerjaan. Ya karena adu argumen dengan teman kerja lah, atau malah adu argumen dengan suami/istri atau malah mertua yang tak menemukan titik temu. Ya karena anak yang harus dijemput atau diantar ke sekolah namun kendaraan malah lagi rusak lah, ya karena rumah yang sudah amburadul karena belum sempat dibersihkan dan ditata, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti ini tentu akan bikin mumet, bahkan bikin stress, mulai dari stress ringan, menumpuk hingga menggunung dan ujungnya jadi sulit tidur. Terus ini gimana ngatasinya atuh lah?
Menurut para ahli sih, untuk mengatasi sulit tidur kayak gini, maka gelombang otak (brainwave) kita harus lah berada pada level Delta. 😖 Hayo! Bingung? Terus gimana caranya? Eits, sabar dulu atuh, Sobs!
Stress yang ga jelas juga seringkali membuat kita kacau. Rutinitas mengerjakan tugas yang membosankan sebenarnya juga menjadi penyebab munculnya stress, yang dari hari ke hari terendap dan membentuk energi negatif tersendiri. Selain itu, kebiasaan multitasking juga ditengarai menjadi penyebab pecahnya konsentrasi, sehingga hasil kerja menjadi tidak maksimal bahkan tidak tercapai sesuai target. Memang sih, terkadang dengan melaksanakan pekerjaan secara multitasking, orang beranggapan bahwa dua atau tiga pekerjaan akan selesai dalam waktu yang hampir bersamaan, padahal..., justru kinerja tak maksimal sehingga hasilnya pun tak optimal. Hal ini, ujung-ujungnya kan bikin kita tak puas dan malah jadi stress kan? Jadilah kita sulit tidur, hati tak bahagia, gagal fokus dan kesehatan mulai terganggu. Terus, untuk mengatasi persoalan ini, sebaiknya gimana atuh, Al?
Nah, menurut para ahli juga nih, yang harus dilakukan adalah mengatur atau mengarahkan gelombang otak kita agar bisa berada pada level yang sesuai untuk situasi ini.
Nah lo! Pasti makin bingung deh. Dari tadi gelombang otak melulu ya, Sobs? Emang semudah itu kita mengontrol gelombang otak? Memindah-mindahkannya semudah kita menyetel gelombang radio kah? Engga kan? 😓
Tunggu, Sobs! Masih ada satu kasus menarik lainnya lagi nih. Dan kuyakin bahwa yang ini sering banget kita hadapi deh. Yaitu kasus di mana anak/ponakan sulit sekali diajak untuk fokus belajar. Sulit banget untuk menghapal. Sulit banget untuk konsentrasi mengerjakan pekerjaan rumahnya, pekerjaan tangan-nya, atau pun hal lain yang menuntut konsentrasi. Pasti sering donk menghadapi kejadian ini?
Terus solusinya, Al?
Hm..., menurut para ahli sih, *hayyah, para ahli lagi!!!
Untuk mengatasi hal-hal seperti ini, maka gelombang otak (brainwave) si anak harus lah berada pada level yang sesuai dengan kebutuhan itu! 😖 Hayyah! Terus, gimana caranya menyetel si gelombang otak itu? Lanjut baca deh, Sobs, solusi jitunya ada di paling bawah, ya! Sekarang kita pelajari dulu tentang si brainwave alias gelombang otak, ok?
Gelombang Otak/Brainwave dan kinerjanya.
Otak manusia adalah sekumpulan sel saraf yang mampu menghasilkan gelombang listrik dinamis. Pasti sudah pernah tau donk akan hal ini? Nah, gelombang ini lah yang disebut dengan gelombang otak atau kerennya sering kita dengar dengan istilah brainwave. Brainwave ini pada umumnya terdiri atas lima jenis gelombang yaitu: Delta, Theta, Alpha, Beta dan Gamma, seperti yang terlihat pada skema di bawah ini.
Mari kita lihat satu persatu, ya!
Gelombang Delta.
adalah gelombang yang berada pada frekuensi sekitaran 0.2 - 3 Hz. (diukur dengan Electro Encephalograph/EEG). Manusia yang berada atau mampu menyetel gelombang otaknya untuk berada pada frekuensi ini maka akan mampu tertidur dalam kondisi lelap, nyenyak. Atau dengan kata lain, seseorang yang sedang tidur lelap, maka sesungguhnya dia sedang berada pada frekuensi gelombang Delta ini. No dream alias tidak bermimpi sama sekali. Jadi dia akan LELAP. Etapi...., kondisi ini juga dialami oleh orang-orang yang jatuh pingsan atau koma dengan skala yang 'parah'.
Gelombang Theta
Berada pada kisaran frekuensi 3 - 8 Hz dan memungkinkan pikiran kita untuk berada dalam suasana relaksasi yang sangat ekstrim. Dalam kondisi ini, manusia bisa merasa seolah dirinya sedang tertidur. Kondisi ini juga terjadi pda saat seseorang sedang melakukan meditasi yang sangat dalam.
Gelombang Theta familiar dengan aktivitas Rapid Eye Movement (REM), di mana seseorang dianggap telah tertidur, dengan mata tertutup, namun sesungguhnya bola matanya bergerak cepat ke sana kemari. Pada gelombang Theta ini lah mimpi-mimpi hadir.
Gelombang Alpha
Berkisar pada frekuensi antara 8 - 12 Hz. Ini adalah gelombang di mana rata-rata kondisi pikiran manusia berada. Gelombang ini memungkinkan manusia untuk mampu berkonsentrasi dan terfokus pada satu tujuan atau sasaran saja. Misalnya nih. Ketika kita sedang serius membaca, main game, nonton televisi, nonton film, membetulkan barang yang rusak dan lain sebagainya. Pada saat (tekun) melakukan aktivitas ini, maka sebenarnya kita sedang berada pada gelombang Alpha. Jadi pikiran memang dituntut untuk konsentrasi.
Namun, tak menutup kemungkinan jika pada gelombang ini juga memungkinkan seseorang untuk berada pada keadaan relaksasi, lho! Malah bisa juga dalam keadaan melamun/daydreaming atau bahkan santai tanpa melakukan apapun.
Gelombang Beta (12 - 27 Hz)
Ditandai dengan kondisi manusia yang berada pada keadaan sadar sempurna. Pada gelombang ini, kita akan berada pada kondisi pikiran yang aktif dan waspada. Jadi, pada saat kita sedang beraktivitas normal, misalnya sedang melakukan kegiatan harian atau aktivitas normal, maka gelombang otak kita berada pada gelombang ini. Jelas ya, Sobs? Jadi gelombang Beta, memungkinkan/menjaga pikiran kita untuk tetap fokus dan sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar, atau pun aktivitas lainnya yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Aktivitas gelombang Betha yang tidak mencukupi ketika seseorang berada dalam aktivitas normalnya, akan menyebabkan gangguan mental dan emosional seperti depresi, ADD (attention deficit disorder), insomnia, dan lain sebagainya. Wah, kalo begitu, pada saat melakukan rutinitas harian, kita butuh banget menyetel gelombang otak kita ke frekuensi Betha donk ya? Bisa kah? Bisa...., baca sampai tuntas ya, karena solusinya ada banget tuh di bawah ini. 😊
Gelombang Gamma
Terjadi ketika seseorang mengalami aktivitas mental yang sangat tinggi, misalnya nih, sedang berlaga di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, sedang berpidato, sedang presentasi di depan klien, dosen, guru atau siapapun, berorasi, tampil di muka umum, ketakutan atau keadaan lainnya yang sangat menegangkan baginya.
Gelombang Hipergamma dan Lambda
Walau ga tercantum di infografik di atas, tapi aku coba cantumin juga deh ya tentang gelombang hipergamma dan lambda. Gelombang ini, kabarnya sih berhubungan dengan kemampuan supranatural, metafisika atau dunia keparanormalan.
Bisa kah Gelombang Otak dikondisikan?
Nah, Sobs! Sekarang udah paham banget kan bagaimana posisi gelombang otak mempengaruhi aktivitas kita? Untuk bisa fokus bekerja, maka kita perlu mengkondisikan gelombang otak kita agar aktif pada frekuensi Beta. Atau agar bisa rileks, maka kita perlu mengubah gelombang otak kita untuk berada pada frekuensi lainnya yang sesuai. Etapi, Al, kan ga semudah memutar gelombang radio sih?
Iya, sih, Sobs! Makanya aku mau perkenalkan sebuah alat bantu, yang sudah aku pakai/uji selama dua bulan ini, dan terbukti banget dalam membantu diriku yang multitasking dan sulit konsentrasi ini, agar mampu mengatur gelombang otak sesuai dengan level yang aku butuhkan.
Ha? Serius, Al?
Yup. Udah dua bulan ini aku pakai sebuah device. Namanya Cerebro Brain Frequency Emitter, sebut saja CEREBRO. Device ini merupakan besutan dokter David Budi Wartono. Iya, si dokter kece pemilik Lineation Center ituh. 😊
CEREBRO Brain - Device Pengontrol Gelombang Otak Manusia
untuk berada pada mode yang diinginkan.
Fungsinya adalah untuk membantu penggunanya agar bisa mengatur frekuensi gelombang otak ke level yang dibutuhkanmya. Misalnya nih, kita pengen bisa fokus nulis nih, seperti aku yang saat ini sedang nulis artikel ini, maka aku cukup pakai headband cerebro dan menyetelnya ke mode 'focus', maka si frequensi emiter akan mengarahkan gelombang otak kita ke level yang kita butuhkan sehingga tanpa sadar kita sudah menulis dengan tekun. Iyap. Tak salah lagi, Sobs! Memang semudah itu, dan honestly, aku sungguh sangat terbantu dengan device Cerebro ini.
A post shared by Alaika Abdullah (@alaikaabdullah) on
Kepo yang mana sih itu Cerebro?
Itu lho, Sobs, yang kayak bandana yang aku kenakan kebalik di kepalaku itu lho!
Yang headband warna item ituh.
Ah iya, aku juga sudah coba gunakan mode 'learning' untuk mempercepatku menghapal beberapa ayat al-Quran yang ingin aku hapal! Keren banget deh, si Cerebro ini! Thanks dr. Dave! Selain untuk hal yang aku sebutkan di atas, cerebro juga masih punya banyak mode lain, lho! Misalnya untuk stress reduction atau mengurangi stress, deep sleep untuk child, deep sleep healing, brainstorming, dan lain sebagainya.
Cerebro juga udah ngebantuin Intan, lho!
Yes, Cerebro juga udah ngebantuin Intan dalam menyiapkan Internship Reportnya, lho! Tak hanya itu, Intan juga menggunakan frequency emitter ini untuk bisa fokus mengerjakan skripsinya. Again, thank you dr. Dave for the Cerebro!
The Device called CEREBRO.
Pasti penasaran kan yang gimana sih itu Cerebro? Oke, baiklah, yuk kita lihat penampakannya di bawah ini, ya!
![]() |
Paket Cerebro |
Jadi satu paket Cerebro tuh terdiri atas dua device, yaitu berupa headband dan emitter. Keduanya berfungsi sama, hanya saja cara penggunaannya yang berbeda.
Headband adalah seperti yang terlihat pada foto di bawah ini, atau fotoku paling atas, yang sedang menggunakan headband, scroll up deh! Hehe.
Headband praktis melekat langsung di kepala, namun jika kita ingin mengaktifkan mode 'sleep' maka akan mengganggu kenyamanan tidur karena tentu kita akan was-was takut headband-nya ntar malah patah ketimpa kepala kan?
Emiter, merupakan device yang bisa dipakai bersama, dan tidak perlu dihubungkan ke kepala saat kita ingin menggunakannya. Karenanya, emiter (lihat foto di atas ini) menjadi pilihan saat aku ingin menggunakan bantuan cerebro untuk mencapai deep sleep.
Selain itu, cerebro emitter, sering banget aku pakai jika sedang berdua Intan. Cukup letakkan emiter ini di meja kerja di mana kami berdua sedang bekerja dan memang sama-sama butuh bantuan cerebro untuk mengatur frekuensi gelombang otak yang kami butuhkan.
Dan..., dalam sekejap maka kami pun akan langsung tekun karena frekuensi gelombang otak kami sudah tune in pada frekuensi yang dibutuhkan. 😊
Beberapa mode yang tersedia pada Cerebro
Seperti yang sudah aku uraikan di atas, banyak sekali manfaat dari cerebro ini, Sobs. Device kece ini memang dihadirkan dengan 5 mode utama yaitu mode;
Headband adalah seperti yang terlihat pada foto di bawah ini, atau fotoku paling atas, yang sedang menggunakan headband, scroll up deh! Hehe.
![]() |
Headband Cerebro |
![]() |
Emitter Cerebro - Ini bisa dipake untuk berdua lho! |
Selain itu, cerebro emitter, sering banget aku pakai jika sedang berdua Intan. Cukup letakkan emiter ini di meja kerja di mana kami berdua sedang bekerja dan memang sama-sama butuh bantuan cerebro untuk mengatur frekuensi gelombang otak yang kami butuhkan.
Dan..., dalam sekejap maka kami pun akan langsung tekun karena frekuensi gelombang otak kami sudah tune in pada frekuensi yang dibutuhkan. 😊
Beberapa mode yang tersedia pada Cerebro
Seperti yang sudah aku uraikan di atas, banyak sekali manfaat dari cerebro ini, Sobs. Device kece ini memang dihadirkan dengan 5 mode utama yaitu mode;
- Tingkatkan Kualitas Tidur
- Memeperdalam Meditasi
- Kurangi stress/kecemasan
- Peningkatan Fokus
- Mode Belajar Cepat
Selain dari kelima mode utama ini, tentunya cerebro masih memiliki banyak lagi mode lainnya, lho, Sobs. Diantaranya adalah mode: brainstorming; paduan learning and focus; healing, dan lain sebagainya.
Harga Cerebro Brain Frequency Emitter.
Untuk harga dan tanya-tanya tentang Cerebro ini, boleh banget deh main ke websitenya di http://cerebrobrain.com/ atau tanya-tanya langsung ke penciptanya di telegram dr. Dave di @Krissnannda.
Well, Sobs, ga terasa uraianku udah panjang banget nih. Semoga penjelasanku tentang gelombang otak dan hubungannya dengan kinerja kita dapat ditangkap dengan jelas, ya. Paham kan, Sobs, mengapa kita kudu mampu mengkondisikan frekuensi gelombang otak kita sesuai dengan kebutuhan? Memang tak semua manusia mampu melakukannya tanpa alat bantu. Termasuk aku, sungguh tak mudah bagiku memindah-mindahkan frekuensi gelombang otak sesuai kebutuhan. Untungnya ada Cerebro, yang bikin kesulitan ini teratasi dengan baik. Alhamdulillah. Thanks Cerebro!
Uniknya gelombang otak/brainwave
Al, Bandung, 6 Januari 2017