Kapan hari, aku dapat undangan dari Alfamart untuk menghadiri acara yang sedang mereka gelar. Karena memang menarik, maka aku pun menyempatkan hadir ke tekape. Dan? Yes, ternyata memang sesuai dengan ekpektasi. Acara yang mereka gelar kali ini, tak kalah menarik dengan beberapa undangan dari mereka sebelumnya.
Kali ini, Alfamart, tepatnya PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk., Cabang Bandung 2 menggelar Pelatihan Manajemen Ritel Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Target partisipannya sudah pasti adalah para pelaku usaha mikro yang biasa berdagang di halaman Alfamart atau pun para pemilik warung-warung pilihan yang berada di bawah binaan Alfamart. Selain the target partisipan, Alfa juga mengundang 10 blogger pada pelatihan ini, tentu dengan maksud agar kami dapat menyebarluaskan tips yang diberikan di dalam pelatihan ini kepada masyarakat luas pada umumnya, dan sesiapa pun yang bergerak di bidang penjualan ritel pada khususnya.
Baideway aniwei, yang dimaksud dengan ritel itu pedagang yang gimana, sih, Al?
Nah, ini juga yang ingin aku perjelas, Sobs. Karena selama ini kita pasti suka ngambang ya, dalam mengartikannya? Ritel adalah salah satu cara pemasaran/penjualan produk dari pedagang yang dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir (end user) untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Jadi pedagang ritel adalah pedagang yang berjualan langsung kepada konsumen-akhir (end user)-nya.
Alfamart Memberikan Pelatihan Manajemen Ritel Untuk Para Pelaku UMKN
Kok mau-maunya sih Alfamart repot-repot ngasih pelatihan ini ke para pedagang ritel ini? Pasti Mantemans memiliki pertanyaan ini deh di kepala? 😊
Jadi tuh, Alfamart, selaku perusahaan yang telah memiliki lebih dari 13 ribu retail di seluruh Indonesia, pasti lah memiliki kewajiban untuk meng-upgrade kapasitas para pedagang ritel ini, agar mereka bisa bergerak maju dan meningkat bisnisnya. Yes, lebih dari 13 ribu lho! Keren banget ya Alfamart ini! Aku salut banget dan ngasih dukungan penuh deh untuk effort yang Alfa lakukan ini. Semoga terus berlangsung dan mampu beri manfaat bagi para partisipannya, ya!
Fenomena Perdagangan Ritel Indonesia Dewasa Ini.
Sebelum memberikan tips jitu bagi para pedagang ritel agar mampu eksis dan tetap laris manis di dalam bisnisnya, Kang Yogie Septyana Rochman, Branch Trainer PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. ini memaparkan fakta tentang laju perekonomian saat ini. Tentang nasib perdagangan ritel kini, yang ternyata bukannya membaik, melainkan malah sebaliknya. Data BPS per Agustus 2017 mengungkapkan bahwa laju produksi industri manufaktur mikro dan kecil tuh hanya 2,5% di kuartal kedua. Dan Sobs, angka ini ternyata merosot tajam dibanding kuartal 1 yang sempat menduduki angka 6,63%. Imbasnya apa? Beberapa pelaku ritel gulung tikar. Tak tanggung-tanggung, bahkan beberapa pelaku ritel raksasa pun akhirnya tumbang satu persatu, semisal Hypermart, 7 Eleven dan banyak lagi. Dampak negatif ini juga menyentuh para pedagang ritel tradisional, lho! 😞
Lalu harus gimana, donk? Para peserta yang adalah pelaku ritel konvensional ini pun antusias mencari solusi. Karena telah merasakan juga dampak buruk ini.
"INOVASI'. Jawaban tegas dari Kang Yogie, sang pemateri, langsung bikin kita-kita excited untuk mendengarkan jawabannya. Lebih lanjut Kang Yogie mengutip kalimat yang pernah disampaikan oleh Steve Jobs, 'Inovasi membedakan antara pemimpin dan pengikut'. Berinovasilah agar bisnis yang dijalankan mampu bertahan dan tetap menguntungkan.
Antara Mang Ucup dan Mak Iprih
Lebih lanjut, Kang Yogie memberikan contoh lugas yang tak hanya kocak, tapi sungguh mengena.
Tentang prilaku dua pedagang yang saling bertolak belakang. Yang satu, sebutlah Mak Iprih, dan satunya lagi Mang Ucup.
Kang Yogie menggambarkan suasana di mana pada suatu pagi yang dingin, Ujang berjalan ke warungnya Mang Ucup, untuk membeli sebungkus mie instant, karena perutnya yang terasa sangat lapar. Namun, sesampainya di warung Mang Ucup, Ujang malah mengurungkan niatnya membeli, karena melihat wajah Mang Ucup yang manyun, ga bersemangat dan malah jutek. Ujang membalikkan langkah, dan beralih ke warung Mak Iprih yang berjarak beberapa ratus meter dari warung Mang Ucup.
Mak Iprih menyambut kedatangan Ujang dengan ramah.
"Mari Jang, mau beli apa nih di warung emak?"
Ujang pun merasa senang mendapatkan sapaan ramah dari si emak. Tak hanya itu, tatanan barang di warung emak pun terlihat rapi dan mudah dicari barang-barangnya.
"Ini, Mak. Saya laper banget nih, mau beli mie sedaap. Ada Mak?" Jawab Ujang.
"Oalah, Jang. Mie sedapnya habis, euy. Gimana kalo Mie yang ini aja? Ini juga enak, lho! Emak sering banget nih masak mie yang ini, apalagi kalo hujan-hujan gini. Waaah, sip banget deh! Mau?"
Suara emak yang ramah, membuat Ujang tak terlalu mempersoalkan masalah merek, yang penting Mie instant, apalagi kata si emak, emak sendiri juga sering memasaknya dan enak. Ya sudah lah, jadi deh! Dan tak hanya itu, Emak dengan jagonya berhasil menambahkan item lainnya ke 'keranjang belanja' Ujang melalui kiat berikut.
"Jang, kalo makan mie mah kurang sip atuh kalo tanpa saus. Di rumah masih ada saus? Kalo emak pake yang ini, nih. Wuf, pedesnya muanteb! Terus tambahin sama kacang ini, lho! Rasanya makin muanteb! Cobain deh, Jang!"
Dan Ujang pun terkena 'provokasi' si emak. 😀 Yang tadinya mau belanja mie instant doank, pulangnya Ujang malah membawa 3 item belanjaan, yaitu mie instant, saus dan kacang. See? Inovasi dan pelayanan yang prima, membuat orang jadi betah dan jadi berbelanja lebih.
Seperti kata Kang Yogie, di Alfamart sendiri, para staf diajarkan untuk bisa membuat orang yang melangkah masuk ke Alfamart keluar dari Alfa dengan membawa setidaknya satu item belanjaan. Nah!
KEJU 2MBER
Pernah dengar istilah ini? Aku belum pernah. Baru pertama ini mendengar dan membacanya dari materi presentasi si Kang Yogie, and feeling excited to know more about it.
Jadi tuh, KEJU 2 MBER adalah singkatan dari Kemasan, Jenis, Ukuran, Merk, Manfaat, Barcode/PLU, Expired date dan Rasa.
Kedelapan unsur ini penting banget untuk diketahui dan dipahami oleh para pedagang agar mampu bertindak sigap atau menjawab dengan benar jika pelanggan bertanya akan hal ini. Untuk bisa eksis dan bertahan di dalam bisnis yang semakin hari semakin banyak pesaingnya ini, maka adalah penting sekali bagi para pedagang ritel konvensional maupun moderen untuk memahami KEJU 2MBER ini. Iya lah, bayangkan, jika pelanggan bertanya, lalu si pedagang justru gagap menjawabnya, kesannya jadi gimanaaa gituh kan? 😀
Produk Substitusi dan Komplimenter
Nah, selain menguasai tentang KEJU 2MBER, Kang Yogie juga memberi tips agar para pedagang ritel dapat eksis dan berjaya di dalam perdagangannya, maka perlu juga untuk mengetahui tentang produk substitusi dan komplimenter.
Pedagang haruslah terampil dalam berupaya agar calon pembeli meninggalkan toko/warungnya nanti dengan tak hanya membeli barang yang awalnya ingin dibelinya, tapi juga turut membeli barang lainnya yang terkait dengan barang pertama yang dibelinya itu. Contohnya adalah seperti yang Mak Iprih tawarkan kepada Ujang, selain mie instant yang memang menjadi tujuan belanja Ujang, juga kemudian Ujang turut membeli saus dan kacang (sebagai produk komplimenter).
Barang substitusi (barang pengganti) pada contoh di atas adalah keberhasilan Mak Iprih dalam 'membujuk' Ujang untuk tetap membeli mie instant di warungnya, walau bukan merk yang dikehendaki oleh Ujang.
Jadi sebagai pedagang, agar bisa eksis, maka haruslah mampu dalam menawarkan produk substitusi dan komplimenter, selain memahami KEJU 2 MBER tadi.
Tata Letak/Layout Produk
Selain hal di atas, satu hal lagi yang tak boleh dianggap remeh adalah tata letak/layout barang-barang dagangan. Iya lah! Pasti lah kita akan sebel jika mengunjungi sebuah warung yang penuh dengan barang dagangan, tapi tata letaknya amburadul. Bahkan untuk melihat di mana si penjual saja pun kita kesulitan. Sebel kan? Dan malah akan terkesan bahwa ini warung ga pernah ditata, dan barang-barangnya pasti udah jadoel. Haha.
Beda halnya saat kita memasuki sebuah warung yang ditata dengan rapi, teratur dan cantik. Hati langsung adem, dan jangan-jangan keluar dari situ kita sudah membawa banyak barang yang kita beli. 😀
Wah, Kang Yogie ngasih tipsnya berguna banget ini, ya, Sobs? Semoga informasi ini akan bermanfaat bagi siapa pun yang memerlukannya. Semoga para pedagang ritel dapat menerapkannya dan beroleh manfaat prima. Dagangan laris manis, bisnis kian eksis!
Thanks Kang Yogie dan Alfamart untuk trainingnya, semoga semakin jaya dan semakin sering bagi-bagi ilmu, ya!
Kali ini, Alfamart, tepatnya PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk., Cabang Bandung 2 menggelar Pelatihan Manajemen Ritel Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Target partisipannya sudah pasti adalah para pelaku usaha mikro yang biasa berdagang di halaman Alfamart atau pun para pemilik warung-warung pilihan yang berada di bawah binaan Alfamart. Selain the target partisipan, Alfa juga mengundang 10 blogger pada pelatihan ini, tentu dengan maksud agar kami dapat menyebarluaskan tips yang diberikan di dalam pelatihan ini kepada masyarakat luas pada umumnya, dan sesiapa pun yang bergerak di bidang penjualan ritel pada khususnya.
Baideway aniwei, yang dimaksud dengan ritel itu pedagang yang gimana, sih, Al?
Nah, ini juga yang ingin aku perjelas, Sobs. Karena selama ini kita pasti suka ngambang ya, dalam mengartikannya? Ritel adalah salah satu cara pemasaran/penjualan produk dari pedagang yang dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir (end user) untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Jadi pedagang ritel adalah pedagang yang berjualan langsung kepada konsumen-akhir (end user)-nya.
Alfamart Memberikan Pelatihan Manajemen Ritel Untuk Para Pelaku UMKN
Kok mau-maunya sih Alfamart repot-repot ngasih pelatihan ini ke para pedagang ritel ini? Pasti Mantemans memiliki pertanyaan ini deh di kepala? 😊
Jadi tuh, Alfamart, selaku perusahaan yang telah memiliki lebih dari 13 ribu retail di seluruh Indonesia, pasti lah memiliki kewajiban untuk meng-upgrade kapasitas para pedagang ritel ini, agar mereka bisa bergerak maju dan meningkat bisnisnya. Yes, lebih dari 13 ribu lho! Keren banget ya Alfamart ini! Aku salut banget dan ngasih dukungan penuh deh untuk effort yang Alfa lakukan ini. Semoga terus berlangsung dan mampu beri manfaat bagi para partisipannya, ya!
Fenomena Perdagangan Ritel Indonesia Dewasa Ini.
Sebelum memberikan tips jitu bagi para pedagang ritel agar mampu eksis dan tetap laris manis di dalam bisnisnya, Kang Yogie Septyana Rochman, Branch Trainer PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. ini memaparkan fakta tentang laju perekonomian saat ini. Tentang nasib perdagangan ritel kini, yang ternyata bukannya membaik, melainkan malah sebaliknya. Data BPS per Agustus 2017 mengungkapkan bahwa laju produksi industri manufaktur mikro dan kecil tuh hanya 2,5% di kuartal kedua. Dan Sobs, angka ini ternyata merosot tajam dibanding kuartal 1 yang sempat menduduki angka 6,63%. Imbasnya apa? Beberapa pelaku ritel gulung tikar. Tak tanggung-tanggung, bahkan beberapa pelaku ritel raksasa pun akhirnya tumbang satu persatu, semisal Hypermart, 7 Eleven dan banyak lagi. Dampak negatif ini juga menyentuh para pedagang ritel tradisional, lho! 😞
Lalu harus gimana, donk? Para peserta yang adalah pelaku ritel konvensional ini pun antusias mencari solusi. Karena telah merasakan juga dampak buruk ini.
"INOVASI'. Jawaban tegas dari Kang Yogie, sang pemateri, langsung bikin kita-kita excited untuk mendengarkan jawabannya. Lebih lanjut Kang Yogie mengutip kalimat yang pernah disampaikan oleh Steve Jobs, 'Inovasi membedakan antara pemimpin dan pengikut'. Berinovasilah agar bisnis yang dijalankan mampu bertahan dan tetap menguntungkan.
Antara Mang Ucup dan Mak Iprih
Lebih lanjut, Kang Yogie memberikan contoh lugas yang tak hanya kocak, tapi sungguh mengena.
Tentang prilaku dua pedagang yang saling bertolak belakang. Yang satu, sebutlah Mak Iprih, dan satunya lagi Mang Ucup.
Kang Yogie menggambarkan suasana di mana pada suatu pagi yang dingin, Ujang berjalan ke warungnya Mang Ucup, untuk membeli sebungkus mie instant, karena perutnya yang terasa sangat lapar. Namun, sesampainya di warung Mang Ucup, Ujang malah mengurungkan niatnya membeli, karena melihat wajah Mang Ucup yang manyun, ga bersemangat dan malah jutek. Ujang membalikkan langkah, dan beralih ke warung Mak Iprih yang berjarak beberapa ratus meter dari warung Mang Ucup.
Mak Iprih menyambut kedatangan Ujang dengan ramah.
"Mari Jang, mau beli apa nih di warung emak?"
Ujang pun merasa senang mendapatkan sapaan ramah dari si emak. Tak hanya itu, tatanan barang di warung emak pun terlihat rapi dan mudah dicari barang-barangnya.
"Ini, Mak. Saya laper banget nih, mau beli mie sedaap. Ada Mak?" Jawab Ujang.
"Oalah, Jang. Mie sedapnya habis, euy. Gimana kalo Mie yang ini aja? Ini juga enak, lho! Emak sering banget nih masak mie yang ini, apalagi kalo hujan-hujan gini. Waaah, sip banget deh! Mau?"
Suara emak yang ramah, membuat Ujang tak terlalu mempersoalkan masalah merek, yang penting Mie instant, apalagi kata si emak, emak sendiri juga sering memasaknya dan enak. Ya sudah lah, jadi deh! Dan tak hanya itu, Emak dengan jagonya berhasil menambahkan item lainnya ke 'keranjang belanja' Ujang melalui kiat berikut.
"Jang, kalo makan mie mah kurang sip atuh kalo tanpa saus. Di rumah masih ada saus? Kalo emak pake yang ini, nih. Wuf, pedesnya muanteb! Terus tambahin sama kacang ini, lho! Rasanya makin muanteb! Cobain deh, Jang!"
Dan Ujang pun terkena 'provokasi' si emak. 😀 Yang tadinya mau belanja mie instant doank, pulangnya Ujang malah membawa 3 item belanjaan, yaitu mie instant, saus dan kacang. See? Inovasi dan pelayanan yang prima, membuat orang jadi betah dan jadi berbelanja lebih.
Seperti kata Kang Yogie, di Alfamart sendiri, para staf diajarkan untuk bisa membuat orang yang melangkah masuk ke Alfamart keluar dari Alfa dengan membawa setidaknya satu item belanjaan. Nah!
KEJU 2MBER
Pernah dengar istilah ini? Aku belum pernah. Baru pertama ini mendengar dan membacanya dari materi presentasi si Kang Yogie, and feeling excited to know more about it.
Jadi tuh, KEJU 2 MBER adalah singkatan dari Kemasan, Jenis, Ukuran, Merk, Manfaat, Barcode/PLU, Expired date dan Rasa.
Kedelapan unsur ini penting banget untuk diketahui dan dipahami oleh para pedagang agar mampu bertindak sigap atau menjawab dengan benar jika pelanggan bertanya akan hal ini. Untuk bisa eksis dan bertahan di dalam bisnis yang semakin hari semakin banyak pesaingnya ini, maka adalah penting sekali bagi para pedagang ritel konvensional maupun moderen untuk memahami KEJU 2MBER ini. Iya lah, bayangkan, jika pelanggan bertanya, lalu si pedagang justru gagap menjawabnya, kesannya jadi gimanaaa gituh kan? 😀
Produk Substitusi dan Komplimenter
Nah, selain menguasai tentang KEJU 2MBER, Kang Yogie juga memberi tips agar para pedagang ritel dapat eksis dan berjaya di dalam perdagangannya, maka perlu juga untuk mengetahui tentang produk substitusi dan komplimenter.
Pedagang haruslah terampil dalam berupaya agar calon pembeli meninggalkan toko/warungnya nanti dengan tak hanya membeli barang yang awalnya ingin dibelinya, tapi juga turut membeli barang lainnya yang terkait dengan barang pertama yang dibelinya itu. Contohnya adalah seperti yang Mak Iprih tawarkan kepada Ujang, selain mie instant yang memang menjadi tujuan belanja Ujang, juga kemudian Ujang turut membeli saus dan kacang (sebagai produk komplimenter).
Barang substitusi (barang pengganti) pada contoh di atas adalah keberhasilan Mak Iprih dalam 'membujuk' Ujang untuk tetap membeli mie instant di warungnya, walau bukan merk yang dikehendaki oleh Ujang.
Jadi sebagai pedagang, agar bisa eksis, maka haruslah mampu dalam menawarkan produk substitusi dan komplimenter, selain memahami KEJU 2 MBER tadi.
Tata Letak/Layout Produk
Selain hal di atas, satu hal lagi yang tak boleh dianggap remeh adalah tata letak/layout barang-barang dagangan. Iya lah! Pasti lah kita akan sebel jika mengunjungi sebuah warung yang penuh dengan barang dagangan, tapi tata letaknya amburadul. Bahkan untuk melihat di mana si penjual saja pun kita kesulitan. Sebel kan? Dan malah akan terkesan bahwa ini warung ga pernah ditata, dan barang-barangnya pasti udah jadoel. Haha.
Beda halnya saat kita memasuki sebuah warung yang ditata dengan rapi, teratur dan cantik. Hati langsung adem, dan jangan-jangan keluar dari situ kita sudah membawa banyak barang yang kita beli. 😀
Wah, Kang Yogie ngasih tipsnya berguna banget ini, ya, Sobs? Semoga informasi ini akan bermanfaat bagi siapa pun yang memerlukannya. Semoga para pedagang ritel dapat menerapkannya dan beroleh manfaat prima. Dagangan laris manis, bisnis kian eksis!
Thanks Kang Yogie dan Alfamart untuk trainingnya, semoga semakin jaya dan semakin sering bagi-bagi ilmu, ya!
Sharing info tentang tips eksis dan laris manis
di dunia perdagangan ritel
Al, Bandung, 2 desember 2017