Sepertinya kali ini ga sempat posting banyak deh sobs, agenda saya lumayan padat nih hari ini, dimulai dari pagi hingga mungkin sampai malam hari nanti. Yups, hari ini saya harus mengawal workshop pembentukan Badan Pengelola yang kemungkinan besar akan berbentuk UPTD atau BLUD, belum tau deh tuh, yang nantinya akan bertugas sebagai Badan Pengelola Blang Bintang Regional Landfill yang sedang kami bangun. Lembaga tempat saya bekerja saat ini sedang mendanai dan sekaligus membangun (melalui sebuah kontraktor terpilih) sebuah TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah) Regional untuk Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang ditargetkan akan selesai dalam 5 bulan mendatang. Sementara itu, sebuah Badan pengelola tentunya harus sudah dipersiapkan agar siap untuk mengelola operasional dan maintenance TPA ini begitu ia selesai dikonstruksi.
Nah, saya ditugaskan untuk mengawal kegiatan ini dengan bekerja erat dengan related parties (Dinas Kebersihan Kota Banda Aceh dan juga Aceh Besar, Bina Marga Cipta Karya Aceh, dan instansi terkait lainnya, termasuk juga konsultan dari Kementerian PU yang akan datang dari Jakarta, hari ini).
Hadoh, kok jadi serius dan seperti menulis laporan ya? Ga asyik ah… baru satu paragraph rasanya kok udah seperti bikin laporan ke donor ya? Hihi… Dan jadinya makin menjauh dari topic dan judul postingan deh ini…. Huft.
Yuk back ke topic ajaah…masak update blog bicarain detil pekerjaan, ga nyantai lagi dunk....
Well sobats, sebenarnya saya tuh ingin cerita tentang kejadian lucu kemarin siang nih sobs. Lucu gimana? Hampir ketangkap kok lucu sih?
Yup.. Jadi ceritanya gini nih sobs. Kan kita pada lunch bareng tuh kemarin siang di luar area kantor (Kita berkantor di salah satu Gedung Kantor Gubernur Aceh). Nah pada saat kembali dari lunch ini, saat sedang seru-serunya kami becanda ria di dalam mobil, memasuki pekarangan kantor, tatapan mataku menangkap sesosok tubuh yang begitu familiar dimataku. Walau hanya dari belakang, saya hapal benar sosok ini. Oh my God, ga salah lagi, itu ayahanda saya…..
Refleks saya segera merunduk ke dasar jok mobil, menyembunyikan diri agar tidak terlihat dari jendela. Teman-teman saya kaget, pada berpaling ke saya. ‘What’s up?’
‘Mati gue, itu babe gue… bisa tewas gue kalo keliatan ga berjilbab begini!’ Disambut gelak tawa seluruh teman yang ada di dalam mobil.
Ngakak habis mereka yang dengan segera saya Ssst kan.
Ayah dan Ibu saya tuh paling ga suka melihat saya tanpa kerudung seperti ini:
Atau begini:
Maunya sih begini nih sobs:
Tapi juga paling ga suka jika penampilan saya itu sampai begini lho:
atau begini:
Hehehehehe.....
Saya intip kemana arahnya sang ayahanda menuju, kalo sempat ke gedung kami, bahaya beneer…. Bisa ngendap di mobil saya sampai sosoknya menghilang. Hehe…
Mungkin sobats udah pada tahu ya bahwa di Aceh itu berlaku syariah Islam. Dimana salah satu regulasinya adalah kewajiban para wanita untuk menutup aurat (baca ; berkerudung/berpakaian muslim). Saya sih selalu berpakaian muslimah sobats, cuma tidak berkerudung. Itu saja sih. Dan Alhamdulillah saya belum pernah ketangkap oleh para polisi syariah sih, secara saya jarang banget berkeliaran di tempat umum (baca angkutan umum, sepeda motor) tanpa selendang/kerudung. Peredaran saya juga cuma dari rumah ke kantor atau sebaliknya. Kalo pun ada rapat diluar kantor, itu juga perginya dengan menggunakan kendaraan kantor atau mobil pribadi. Jadi jarang terlihat secara bebas oleh polisi syariah bahwa saya sedang tidak berkerudung. Hehe.
Sebenarnya sekarang ini juga udah banyak banget wanita2 yang berkeliaran tanpa menggunakan jilbab sih, terutama para wanita/teman2 yang berasal dari luar Aceh. Saya sendiri sih lebih berprinsip begini sobs, pakaian yang sopan itu harus, tapi berjilbab itu panggilan hati dan jiwa. Saya ga mau berjilbab karena takut pada polisi syariah, tapi saya akan menggunakannya begitu hati saya siap untuk itu dan mengimplementasikannya dalam kehidupan saya. Banyak banget saya melihat para wanita yang menggunakan jilbab karena terpaksa atau takut pada polisi syariah. AKibatnya mereka mengenakannya dengan tidak ikhlas. Dimana masih menggunakan pakaian ketat membungkus tubuh, menonjolkan keseksian dan leher mengintip keluar. Hanya rambut ditutupi oleh jilbab. Oops, sungguh, saya tidak berniat untuk membahas tentang kelakuan para wanita lain. Let’s back ke topic.
Saya tidak takut pada poisi syariah kok sobats, yang saya takut adalah kepetok ayah dan ibu saya dalam keadaan tidak berkerudung. Hehe. Itu yang paling saya takuti. Ya seperti itu tadi, hehe.
Bukan apa-apa sobs, soalnya kalo sampai itu terjadi, ceramah panjang lebar akan diperdengarkan. Hahaha. Dan saya ga ingn melawan kedua orang tua tercinta itu. Mending menghindari konflik deh. Konflik sama orang lain sih saya ga akan lari sobs, tapi kalo harus berkonflik dengan ayah bunda, saya akan segera pamit undur dan melarikan diri deh. Hahahahahah. Seyeeeem.
Makanya tadi saya sampai refleks merunduk, sembunyi. Hehehe. Dan waktu turun dari mobil juga sampai mengendap-ngendap seperti orang main petak umpet. Hehe. Ampun deh. Untung ayah saya dan temannya tadi itu menuju kantin, bukan ke gedung kantor kami. Selamat… Alhamdulillah. Dan malamnya, saya sempatkan singgah ke rumah ayah ibu saya, sowan sambil mengantarkan a little gift untuk ayahanda. Kebetulan di Kuala Lumpur kemarin, saya sempat beli sebuah jam tangan keren yang saya yakin akan sangat pantas bertengger di tangan kanan ayah saya. Dan bener saja, beliau begitu senang melihat Rolex itu kini melingkar indah di tangannya. Saya bahagia melihat cahaya riang bersinar di matanya. Ayah, I do love you. I do admire you. Tapi saya juga sangat takut jika bertemu denganmu tanpa kerudung. Hahahahaha.
Ibu, adalah juga sosok yang sangat saya hormati. Yang juga saya takuti jika sempat bertemu beliau tanpa kerudung. Hehe. Bukan apa-apa sobs, kalimat-kalimat beliau berdua itu sangat kreatif dan mampu membuat hati teriris. Haha. Daripada berantem, kan bagusan menghindar toh?
Sayangnya saya gagal menemukan jam tangan yang cocok untuk menghiasi tangan ibu saya, tapi saya berjanji akan melunasi utang ini nanti, saat saya menemukan benda indah yang sesuai dan pantas untuknya. Itu janji saya.
Sebenarnya dulu saya pernah tuh ketangkap basah. Saat itu saya sedang service AC mobil di sebuah bengkel dekat rumah. Sambil menunggu, say abaca novel di dalam mobil. Jelas tidak berkerudung toh? Nah, sedang asyik membaca, saya melihat sebuah sosok yang begitu familiar melintas disamping mobil saya. Dengan akrab tanpa dosa saya menyapanya riang.
“Ayah, mau kemana?” Saya lupa bahwa saya sedang tidak berkerudung. Ayahanda saya kaget, menjawab tenang, tapi guratan tidak senang terpancar. Saya heran, what’s up? Hehe. Ayah menjawab seadanya bahwa beliau mau beli apa gitu… lalu berlalu. Kurang ramah. Saya tertinggal dalam keheranan. Baru saya kaget begitu tersadar bahwa saya baru saja tertangkap basah. Hahahaha.
Benar saja, saat singgah di rumah ortu saya, Ibunda saya langsung menembak saya tentang hal itu, ditambah wejangan2nya yang aduhai. Ampuuun, saya ini wanita 41 tahun…. Oh my God.
Well sobats, begitu deh ceritanya, untung ga sempat ketangkap deh kemarin siang, kalo ga? Wuih… bakalan dapan wejangan lagi dunk.
Nah, begitu deh cerita saya hari ini, apa ceritamu?
Write them in the comment ya sobats, I will back to read them after the workshop completed, atau sambil workshopan kalo koleksi netnya bagus. Okay?
All the best!
Alaika