My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Yup, meninju dokter yang sedang memberikan treatment pada kita, tentu tak seorang pasien pun merencanakannya. Ini bukan bercanda, tapi kejadian benaran gara-gara refleks akibat si dokter yang sedang memberikan treatment malah menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada si pasien. Lho, kok bisa? Emang ada gituh?
Ada! Dan akulah si pelakunya. Hehe.

Ih, kok bisa? Gimana critanya, sih, Al, sampe mukulin dokter gituh? 

Hehe, sungguh, itu terjadi sangat refleks. Beneran, deh! Sama sekali ga ada niatku untuk memukul sang dokter. Wong tujuan berkunjung ke situ adalah untuk mendapatkan bantuan, bukannya untuk mukulin orang, apalagi sang dokter. Jelas ga ada niat kan? Etapi, mau gimana lagi, habis, dokternya sih, keterlaluan!

Eits, bukan, bukan pelecehan. Tapi dokternya Oon!

Jadi critanya gini, nih, Sobs! Waktu itu, kira-kira tahun 2010 deh kayaknya, lupa-lupa ingat, tapi yang jelas, saat itu suami masih tinggal dan bekerja di Kuala Lumpur, sehingga aku sering banget deh bolak balik KL - Banda Aceh setiap bulannya. Nah, karena negeri jiran juga dikenal sebagai negeri yang canggih dalam bidang kesehatan dan kedokterannya, maka aku pun memutuskan untuk melakukan bongkar pasang implant KB di sana. Itu lho, implant yang dipasang di salah satu lengan. Nah, sudah waktunya implantku itu dibongkar untuk diganti yang baru. Maka kami pun memutuskan untuk melakukannya di salah satu klinik kece di Kuala Lumpur.

Berkunjunglah kami ke sana. Berkonsultasi pada salah satu dokter tampan, asli India. Yes, mirip-mirip bintang film siapa gitu, lupa namanya. Nah, senang donk ditangani oleh si dokter tampan. Apalagi bahasa Inggrisnya juga oke punya. Maka kami pun berkonsultasi dengan apik. Hingga kemudian, aku diminta untuk duduk [ga perlu berbaring] di atas bed pemeriksaan. Lalu si mas dokternya mulailah melakukan treatment. Sempat dianestesi berupa satu injeksi di lenganku, waktu itu. Dan entah kenapa, aku yakin bahwa dosis ini tak akan cukup untuk membuat lenganku kebal dan ga akan merasakan irisan pisau yang dengan tajam mengiris lenganku.

Benar saja, irisan pisau terasa banget mengiris lengan, dan aku pun meringis. Kucoba bertahan, sambil mengatakan bahwa obat biusnya belum bekerja maksimal. Kuceritakan padanya bahwa aku pernah dibius lokal saat menjalani bedah caesar, melahirkan Intan, tapi bius lokal tak bisa berfungsi sempurna, sehingga akhirnya aku dianjurkan untuk menerima bius total. Si dokter manggut-manggut dan mencoba menambahkan anestesinya. Lalu, beberapa menit kemudian, dia mulai mengutak-atik lenganku kembali, setelah terlebih dahulu menanyakan apakah lenganku mulai tak berasa? Dan sepertinya sih iya. Terbukti dari tidak terasa lagi kala dia membedah ulang lenganku, mencari dua implant sebesar lidi yang dua tahun sebelumnya ditanam di sana.

Etapi, tak lama, kok obok-oboknya itu mulai menimbulkan nyeri. Aku yang memang tak begitu tahan sakit, mulai meringis. Suamiku paham benar reaksi itu. Tapi si dokter, ya ga ngerti donk. Dia terus saja mengobok-obok, ibarat orang mencari jarum di dalam jerami. Diobok-oboknya sayatan yang terbentuk itu, semakin dalam, padahal aku sudah meringis bahkan mengaduh, mengatakan bahwa semua itu menyakitkan. Tapi sepertinya dia begitu terobsesi untuk menemukan implant itu. Lu kira ini game menemukan harta karun?

Refleks, akibat jeritanku tak digubrisnya, aku melayangkan pukulan tangan kiriku ke wajahnya. Sungguh, ayunan itu tak pernah kurencanakan! Hanya perintah otak ke tangan kiriku dalam rangka menyelamatkan lenganku yang semakin sakit. Bekerjasama dengan suara keras 'Doc, you hurt me so much, stop it!', maka tinju kiriku mendarat telak di wajah sang dokter yang begitu bernafsu mengobok-ngobok lenganku.

Kebayangkan, Sobs, betapa kaget dan terpananya si dokter kece? Hahaha. Lebih kaget lagi suami eikeh donk, cyin! Menyadari apa yang sedang terjadi, dia langsung mendekat, dan serba salah, ingin memperhatikan siapa terlebih dahulu. Menanyakan keadaan istrinya yang menangis-nangis atau minta maaf ke dokternya. Haha.

Baca Juga : Menjambak Rambut Setan

Si dokter tak kalah kagetnya. Terpana, tapi cepat juga reaksinya. Kukira dia akan marah, tapi ternyata malah segera minta maaf melihatku menangis kayak anak kecil. Responsif, dilapnya darah yang mengalir dari lenganku dengan kapas, dan mencoba menghentikan pendarahan itu. Aku tak berhenti menangis, karena memang sakit banget. Dia semakin bersalah, apalagi aku memarahinya. 'You should told us if you are not able to do that! Just told us, not to continue it!'

Si dokter makin ga enak donk. Minta maaf sambil memperban luka lengan akibat irisan dan obok-oboknya. Suamiku meminta agar treatment dihentikan saja, dan si dokter semakin merasa bersalah dan terlihat oon. Lalu kami memutuskan untuk pulang setelah terlebih dahulu minta maaf pada si dokternya. Bagaimanapun, tinjuku yang melayang ke pipinya itu, pasti sakitlah! Haha. Di jalan, suamiku tak habis pikir, kok bisa-bisanya otakku begitu refleks, melayangkan tinju ke orang tak dikenal seperti itu. 'Ih, Umi, tuh, ya! Ck..ck..ck, untung dokternya ga marah.'

'Eh, marah? Umi donk yang harusnya marah. Dasar dokter Oon! Enak aja mau marah! Kita harusnya menuntutnya tadi, bukannya malah minta maaf dan pulang. Harusnya malah ga perlu kita bayar dia ituh!' Semprotku. Suamiku hanya menggeleng-geleng kepala. Mungkin heran, dan bergumam dalam hati, serta berdoa, ya Tuhan, janganlah sampai aku kena tinju suatu hari nanti. Haha.

Kalo Sobats, pernahkah melalukan hal refleks seperti ini? Sharing donk di kolom komentar.

Sekedar Catatan,
Al, Bandung, 19 Februari 2016

14 Februari - Hari Ketuk Palu. Yup, jika sebagian besar penduduk dunia merayakan tanggal 14 Februari sebagai hari Valentine, maka bagiku, justru kebalikannya. Selain memang kami tidak menerapkan tradisi perayaan hari Valentine di budaya keluarga kami, dan menyambut tanggal 14 Februari sebagai hari biasa saja, maka sejak tahun 2008, aku membubuhkan tanda lain pada setiap tanggal 14 Februari. Yaitu hari istimewa di mana palu hakim diketuk tiga kali sebagai pertanda permohonanku untuk menurunkan nahkoda dari bahtera kecil kami, dikabulkan oleh Bu Hakim. Alhamdulillah. Aku dan ayahnya Intan resmi berpisah, setelah perjuangan panjang sekitar 8 bulanan harus aku tempuh dalam rangka upaya melepaskan diri. Kisahnya pernah aku tuliskan pada tulisan ini.

Cinta memang unik, seperti kisah yang aku tulis pada tulisan cinta oh cinta ini, beberapa tahun menjadi saat yang begitu indah, namun di tahun berikutnya malah jadi beraura neraka. Bukan! Jangan salah menilai dulu, aku yakin, setiap pasangan, sebelum beneran maju ke meja persidangan dan ajukan perpisahan, tentu sudah berdialog/diskusi panjang terlebih dahulu. Keduanya tentu sudah menganalisa, membuat SWOT analysis untuk sampai pada keputusan perpisahan. He and I also did it. Memang sih, dia tak ingin berpisah, tapi aku ingin pake banget! Karena memang sudah tak ada lagi yang bisa diperjuangkan dan dipertahankan.

Maka, mengajukan gugatan perpisahan adalah jalan keluar terbaik dari prahara yang melanda. Ga kasihan anak, Al? 

Justru kasihan anak  jika pernikahan ini dipertahankan. Kasihan mentalnya jika harus bertumbuh di dalam lingkungan rumah tangga yang sudah tak lagi sejalan. Kasihan Intan jika harus bertumbuh di dalam prahara yang terus berkepanjangan.

Maka, kutempuh langkah itu, dan setelah perjuangan panjang, akhirnya tepat pada 14 Februari 2008, palu hakim diketuk sebagai pertanda berakhirnya masa jabatan sang nakhoda, dan aku pun mengambil alih kemudi.

Kalo Sobats, adakah tanggal 14 Februari sebagai tanggal istimewa? Cerita yuk di kolom komentar.

Sekedar catatan,
Ditulis di dalam bus, otw Bandung-Margonda.
Al, 14 Februari 2016. 


Cara membuat stiker sendiri di telegram. 

Aha! Sesuai janji, maka hari ini, mumpung lagi jenuh karena kudu bedrest terus akibat terpapar si virus Varicella Simplex [cacar air], yuk, kita belajar cara bikin sendiri stiker untuk telegram. Pasti banyak yang penasaran kan, gimana sih itu, stiker bisa nemplak nemplok cantik di room chat? Pake foto wajah sendiri pulak? Atau malah foto anak tersayang, atau kekasih hati. Ihiiy!

Udah coba search di rumah si Mbah dan hasilnya seragam, yang malah satu dua artikel ditranslatekan asal jadi menggunakan google translate, yang malah ujung-ujungnya bikin bingung, tanpa hasil yang mencerahkan? Hihi.

Oke, yuk, biar ga panjang-panjang mukadimahnya, kita langsung ke tutorial ala Alaika Abdullah, yuk!

Yang dibutuhkan untuk membuat Sticker

1. Beberapa buah foto diri, baik color picture, cartoon diri, manga atau apapun yang ingin kita jadikan sticker.

2. Rangkaian kalimat yang sesuai keinginan untuk masing-masing gambar.

3. Aplikasi olah foto, aku sendiri menggunakan photoshop.

Berikut adalah beberapa image dasar [belum diolah] yang aku siapkan untuk membuat sticker.



Hihi, imut ya image2nya. Jangan tanya bagaimana membuatnya ya, Sobs, karena gambar-gambar di atas itu dibuat pada masa jaya-nya Line Sticker dulu. Sekarang sih udah ga ada lagi aplikasinya. Ga tau deh, kenapa Line ga menerbitkan lagi. Nah, waktu itu aku bikinnya langsung bikin ke dalam format jpeg, jadi ga bergantung lagi pada aplikasi onlinenya. Jadi saat diperlukan masih gampang utak atiknya.

Mari Membuat Sticker.

Ada 3 tahapan/langkah untuk membuat stiker sendiri for our telegram.

1. Utak atik dan finalisasi image di Photoshop
2. Kirim ke Mr. Bot-nya telegram
3. Add link sticker yang dihasilkan Mr. Bot ke telegram kita.

Yuk, langsung ke langkah pertama, ya!

1. Langkah Pertama : Utak atik dan finalisasi image di Photoshop

- Buka dulu aplikasi Photoshopnya di kompi. Ya iyalah, masak buka photoshop di android?

Aplikasi Photoshop
Jendela Photoshop yang baru dibuka

Import image yang mau kita utak atik, dengan klik File, Open, lalu pilih image yang mau diimport ke photoshop. Kalo aku, yang ini, nih! 



Bikin 'selection' dengan menandai bagian-bagian yang ingin kita keep /pertahankan dengan cara menggunakan 'pen tool' selection. Bisa juga sih menggunakan selection tool lainnya, tapi kalo aku lebih asyik pake pen tool ini, Sobs!

Lalu mulailah membubuhi titik demi titik, dari awal bagian yang ingin kita keep [titik A], hingga ke titik akhir [titik A lagi]. Jika ada yang salah tarik titik-titiknya, tinggal klik history dan kembali ke layer yang diinginkan. 

Bingung di mana history? Coba perhatikan baik-baik gambar di bawah ini, ya! Yang udah mastah/mastih photoshop, boleh banget nih bantuin jelasin. Okeh?


Setelah titik demi titik terhubungkan, hingga titik B terhubung ke titik A kembali, maka double klik dan pilih 'make selection'. Maka, akan terlihat lah bingkai garis putus2 yang bergerak, yang menandakan kita sudah menyeleksi gambar yang ingin kita keep tadi. 

Biarkan dulu seperti itu, kini lakukan Ctrl N [perintah untuk membuat New Layer/File]. Akan muncul sebuah jendela, dan pastikan ukuran dari layer baru ini adalah 512 x 512. Itu adalah ukuran gambar yang diminta oleh Mr. Bot dari telegram. Jadi jangan kurang dari itu, ya!


Tekan OK, maka kita akan berada di layer baru akibat dari aksi CTRL N tadi. 

Seperti ini layeru barunya. 
Arahkan kursor kembali pada layer di mana gambar yang kita make selection tadi berada. Jangan lupa, pindahkan posisi kursor dari pen tool ke move tool [yang paling atas kiri], agar kita bisa memindahkan gambar yang sudah kita seleksi tadi ke layer baru. 

Seret atau drag selection kita tadi ke layer baru, perhatikan sampai si layer baru muncul di layar, dan selection kita menempel di layer baru. Jika sudah, atur dan sesuaikan ukurannya. Gampang banget, tinggal dibesarkan atau kecilkan gambarnya. Jangan lupa, agar gambar tetap proporsional, saat membesar-kecilkan gambar itu, tekan tombol shift dengan tangan kiri, sementara tangan kanan membesar-kecilkan gambarnya. Agar gambarnya tidak peyang saat melepas kursor, lakukan antisipasi ini. Lepaskan tangan kiri dari tombol shift terlebih dahulu, baru kemudian lepaskan tangan kanan dari kursor. 

Setelah dipindahkan selection-nya ke layer baru
Biar cakep, pinggiran gambar yang baru kita potong itu kita kasih 'stroke' ya, biar ngebingkai agar cantik. Caranya? Hm, pada tulisan layer tuh sebelah kanan, double klik, akan muncul pop up window di mana pilihan stroke nanti ada untuk kita centang. Centang deh tanda stroke itu, dan sesuaikan warnanya. 

Tambahkan kalimat [Text]nya dengan membawa kursor pada 'T' di sebelah kiri layar, dan ketiklah kalimat yang kita inginkan. Kalo dalam gambar ini, aku menggunakan tiga layer untuk merangkai kalimatnya. Seperti ini, Sobs!


Nah, setelah gambarnya jadi, kita simpan dalam format PNG [sesuai permintaan mr. Bot], simpan juga dalam format aslinya yaitu psd agar kalo mau kita utak atik lagi, gampang. Cara mudahnya adalah, Ctrl klik semua layer yang aktif, baru tekan CTRL E, tujuannya untuk menyatukan semua layer untuk disimpan di satu file. Yup, save as dalam format PNG untuk Mr. Bot. 

Nah, gimana, Sobs, untuk langkah2 ini, mudah-mudahan berhasil diikuti dengan baik, ya! Kalo ga berhasil juga, minta bantu teman dulu deh bikin image finalnya, baru kita kirim ke mr. Bot. 

2. Langkah Kedua: Kirim rangkaian image final ke Mr. Bot.

Ok, setelah selesai finalisasi image, barulah kita pedekate dengan Mr. Bot. Tenang, robotnya baik kok. Malah sok cool, kalo kata akuh sih! Haha. Terus Mr. Bot itu, duduknya di mana, Al?

Sebenarnya, Mr. Bot itu ada di dalam kontak kita. Menggunakan username: @stickers , dan jika memerlukan bantuannya, maka kita tinggal open chat khusus untuk Mr. Bot. So, are you ready? 

Kita mulai, ya! 

Pilih kontak atau pada tanda pinsil di samping kanan laman telegram, klik tanda pinsil itu. Muncul daftar kontak, kan? Pada kolom search, masukkan username @stickers dan terbukalah kolom chat untuk berdialog dengan Mr. Bot.

Ada baiknya, untuk hasil maksimal sih, gunakan telegram via web [web.telegram.org] untuk ngobrol sama Mr. Bot dan bikin stickersnya, biar cepat dan jauh lebih asyik.


Untuk memulai paket sticker baru, maka pilih 'newsticker' pada tanda slash [/] yang terletak di samping icon smiley itu. Karena aku sudah punya paket sticker pribadi sebelumnya, maka aku memilih opsi 'addsticker' seperti yang terlihat pada gambar di atas. 

Ga masalah sih, petunjuk yang diberikan oleh Mr. Bot cukup jelas kok. Nah, setelah kita pilih newsticker atau addsticker, maka selanjutnya kita akan diminta oleh Mr. Bot untuk memberikan icon smiley, pilihlah icon yang kita mau, kalo aku sering memberikan icon smile [senyum], biar, iya donk, kan biar adem. Hihi.

Setelah si bot menerima icon smiley dari kita, maka dia akan minta kita untuk upload image. Nah, uploadlah image yang tadi sudah kita siapkan. Ingat ya, ukuran image adalah 512 x 512 pixel, dan ukuran file ga boleh lebih dari 350 KB. 

Kalo lebih Mr. Bot langsung nolak kayak gini nih! 



Jadi usahakan agar ukuran filenya sesuai yang diminta oleh Mr. Bot, ya, Sobs! Soalnya dia keras kepala juga tuh, ga mau terima walo bolak balik kita kirimin file yang sama dan diluar ukuran yang dia minta. Haha.

3. Menambahkan Sticker ke Telegram

Nah, setelah image diterima oleh Mr. Bot, maka langkah selanjutnya adalah tinggal tunggu sticker diproses dan dikirim balik ke kita dalam bentuk link. Klik link itu, dan begitu terbuka, akan ada opsi, add to sticker, maka langsung deh add ke sticker. Boleh juga dishare ke temen atau handai tolan kalo ingin pamer. Hehe. 



Eh, sticker itu letaknya dimana? Hah? Masih nanya? Ini lho, yang bentuknya kayak lingkaran yang bagian atasnya sobek. Kalo di web, stickernya ada di bagian chat, berbentuk icon smiley. 

Okeh, selamat mencoba yaa, semoga berhasil! Kalo ga bisa bikin imagenya, minta tolong adik, anak, ponakan atau siapa aja yang bisa deh! Untuk bikin stickernya, kudu bisa sendiri, kan dibantuin oleh Mr. Bot! 

Tutorial ala Alaika Abdullah
Bandung, 12 Februari 2016




aplikasi chatting

Telegram sebenarnya sih bukanlah aplikasi baru, melainkan sebuah aplikasi chating yang sudah lumayan lama dikembangkan. Aku sendiri pada awalnya ga ngeh akan aplikasi telegram ini, sih, sampai suatu ketika, teman-teman di grup buzzing, ngajak pindahan dari WA ke telegram. Nah, akhirnya duduk manis lah si telegram di hapeku yang saat itu masih menggunakan Oppi [OPPO find 5 mini] kesayangan. Sibuklah kami berinteraksi di telegram, namun karena tak banyak yang menggunakannya dan juga kapasitas hape masih cetek banget, akhirnya aku memilih untuk meng-uninstalling aplikasi ini, dan memaksimalkan 4 aplikasi chat yang aku benamkan di my smartOppi. Ke 4 aplikasi chatting yang aku pakai adalah whatsapp, line, FB messenger dan BBM. Cukup. Sekali2 online di skype kalo lagi perlu ngobrol dan video call.

Terus pindah hape, ganti ke yang kapasitasnya lebih gede, aku masih belum tertarik untuk re-install si telegram, karena masih asyik dengan whatsapp dan line. BBM kadang-kadang, juga FB messenger. Hm. But...? Tadi pagi, baca info dari MakPon Mira Sahid, bahwa whatsapp grup KEB akan ditiadakan dan mandah [pindah] ke telegram, karena bisa memuat kapasitas anggota yang lebih banyak, juga memiliki fitur2 yang lebih ok punya. Wow! Plus pula, tadi pagi dicolek oleh Neng Efi Fitriyah jika aku ingin bergabung ke grup baru itu atau tidak. Ya, pasti mau banget lah! Maka, sambil nongkrong di toilet, hihi, sambil installing si telegram deh ke my smartAndro, yang ternyata sekarang udah berkembang jauh lebih oke lho!

Apaan sih Telegram itu, Al? 

Masih ada yang nanya? Hihi. Yang udah mastah/mastih, postingan ini boleh langsung di skip yaa, bagi yang masih baru dengar, yuk, kita obrolin di sini yuk!

Jadi, Telegram adalah aplikasi chatting/messenger yang pada dasarnya hampir sama dengan messenger lainnya, digunakan untuk berkirim pesan, gambar-2, video dan juga dokumen. Iya, dokumen. Tapi..., lebih dari itu, telegram punya beberapa kelebihan lain yang bikin wow, lho! Salah satunya adalah bisa digunakan untuk melakukan kirim pesan rahasia, lho! Ho oh! Nah, ini yang kudu dicatet, terutama untuk yang punya banyak rahasia dan suka rahasia-rahasiaan, bisa nih, lirik telegram. Hehe.

Untuk lebih detilnya, perhatikan deh gambar di bawah ini, untuk tau lebih jauh bisa ngapain aja kita di telegram ini.


See? Banyak juga ya? Bisa untuk saling terhubung walo berada pada jarak yang jauh sekalipun, berkoordinasi di dalam big group [member sebuah grup bisa menampung 1000 member lho!], sinkronisasinya asyik, bisa dari device manapun, bisa kirim dokumen dalam tipe apa pun, bisa kirim pesan rahasia [enkripsi], bisa memusnahkan dengan sendirinya pesan rahasia tersebut dalam waktu yang telah kita atur, data kita disimpan di dalam cloud, bisa bikin tool sendiri/stikers, bisa mendapatkan feedback dari customers.

Seru banget, ya? Pantesan telegram saat ini ditengarai sebagai aplikasi paling seru di dalam per-chattingan karena dapat melakukan transfer data dengan ringan, cepat dan mudah serta TIDAK ada iklan. Semoga untuk seterusnya juga tidak ada iklan yaa. Hihi.

Gimana? Tertarik? Atau masih ingin tau kenapa sih kita harus nyoba ini aplikasi? Look at this image deh!


Gimana? Mulai kepo dan pengen segera install? Hehe.

Telegram, ambil dari mana? 

Untuk pengguna android, you may go to playstore and download + install the Telegram. Untuk pengguna ipad/iphone, bisa banget ambil dari sini deh.

playstore


Setelah installing, kita akan diminta untuk memasukkan kode negara dan nomor telepon yang akan kita pake untuk telegram kita. Lalu, sebuah sms akan masuk ke nomor yang kita daftarkan itu, dan jika confirmed, maka automatically, si tele alias telegram will take us in the telegram. 

Masukkan nama depan dan belakang [opsional] untuk profile kita, dan saranku sih, samain dengan nama akun sosmed kita yang lainnya juga, biar seragam, kan branding! Hehe.

Cara Menggunakannya?

Gampil pake bingits! Cari teman2 yang telah menggunakan telegram pada contact list hape kita, dengan cara klik tanpa pinsil pada bagian bawah telegram [lihat gambar di bawah].

Pilih teman mana yang akan kita ajak chat, caranya hampir sama kok dengan aplikasi chatting lainnya.

Opsi Reply untuk copy-paste chat teman

Nah, ini nih yang menarik. Ada banyak fitur kece lho di telegram ini. Yang paling aku suka tuh adalah fitur reply jika kita sedang ngobrol di grup nih, dan deretan chat sudah banyak berderet-deret, sementara kita belum sempat menjawab pertanyaan seorang anggota grup yang ditujukan ke kita, maka kita tinggal balik ke kalimat [chat] si teman itu, kita klik dan pilih opsi 'reply', maka seluruh pertanyaan akan ter-copy [mirip opsi quote pada twitter], sehingga jawaban kita akan jelas untuk pertanyaan yang mana dan dari siapa. Sip kan?


Hal ini juga berlaku untuk chat perorangan ya, jadi ga usah bingung dan penasaran melihat teman-teman di grup kok begitu easy mengcopy dan paste kan kalimat chat seseorang, tanpa harus mengetik ulang, yup, pake opsi reply ajah.

Kirim foto dan data lainnya

Ini juga fitur paling asyik di telegram nih, Sobs! Jika messenger lainnya kita kewalahan kalo ingin mengirimkan file/dokumen, maka melalui telegram kita bisa dengan leluasa mengirimkan aneka info, Cukup dengan menekan tanda file [itu lho, yang seperti clipper kertas ituh] di dekat kolom chat/teks, lalu kita akan diberi ruang untuk mengunggah foto, video, file/dokumen bahkan lokasi keberadaan kita pada lawan bicara kita. Selain itu, telegram juga menyediakan opsi search web image lho! Keren bingit, deh!



SECRET CHAT alias Chat RAHASIA

Aha! Ini dia, nih! Terkadang, kita memang butuh private chat yang tidak bisa dibongkar oleh siapapun, kecuali emang hacker kelas wahid, kali, ya? Hihi.

Untuk memulainya juga gampil banget, kok.

Pada menu telegramnya, pilih New Secret Chat, lalu pilih teman yang akan kita ajak chat. Jika kita ingin mengatur opsi self-destruct timer, juga bisa lho, sehingga pada waktu yang kita tentukan nanti, seluruh percakapan akan didelete sendiri by system/telegram. Jadi aman banget. Caranya juga gampang.



Setting Self-Destruct Timer

Nah, untuk melakukan chat rahasia,
Mulai chat Rahasia. Dari tab Kontak, pilih opsi New Secret Chat kemudian pilih nama teman anda. Setiap pesan yang dikirim di jendela ini akan dienkripsi, yang berarti bahwa tidak ada orang lain akan memiliki akses ke chatting ini. Anda dapat mengirim teks, media dan dokumen seperti chat biasa.
self destruct timer

Ganti Background? BISA banget!
Jika bosan dengan background default si tele, kita bisa banget tuh mengganti tampilan backgroundnya, baik dengan yang sudah disediakan maupun yang mau kita pasang sendiri. Caranya gampang, tinggal main ke 'setting' dan pilih background, lalu pilah pilih deh di situ sesuka kita. Bosen? Upload punya sendiri juga boleh.

Konek Telegram via Web

Terus, apakah telegram juga semudah aplikasi chatting lainnya, Al? Bisa digunakan juga ke PC/web?
BISA BANGET! Caranya juga gampang. Kita tinggal main ke http://web.telegram.org, lalu kita akan diminta untuk memasukkan nomor kode negara dan nomor hape yang kita di mana telegram kita daftarkan. Sebuah code akan dikirimkan ke telegram di hape kita, untuk kita masukkan sebagai password bagi telegram di web. Jika kode yang kita masukkan cocok, maka telegram akan connected, dan kita pun bisa chatting happily, deh! 

Gampang ya? 

Selain di web, telegram juga bisa banget didownload ke kompi, baik yang berbasis windows, mac, atau pun device seperti ipad dan iphone. So, telegram memang dirancang lengkap untuk semua perangkat, deh! Asyiknya!

Well, tutorial ini sudah begitu panjang, semoga dapat dipahami dan bermanfaat ya. Yuk, ah, kita bermain-main dengan telegram! Aku tuh paling suka dengan stiker2 bikinan sendiri yang lucu2, pake foto sendiri, jadi berasa kayak artes deh, ah! Hehe. 

catatan tentang telegram,
Al, 4 February 2016




Curug Cimarinjung, pernah mendengar nama curug yang satu ini. Eits, by the way, curug adalah bahasa Sunda untuk air terjun, ya, Sobs, jadi jangan bengong gitu donk kalo membaca tulisan curug. Hehe. Dan postingan ini adalah kelanjutan dari postingan sebelumnya, yang sudah tayang beberapa episode di My Virtual Corner ini. Curug Cimarinjung terletak di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Catet!

Bicara tentang traveling, catatan perjalanannya memang selalu seru dan menarik! Serasa tiada habisnya karena memang kesan yang tercipta selalu menggoda untuk dikenang, bahkan diulang. Seperti yang saat ini sedang aku rasakan kala menurunkan kenangan itu ke dalam bentuk tulisan ini, Sobs. Masih lekat di ingatan saat kunjungan ke curug ini. Hari telah beranjak sore, bahkan tak lama lagi sang pemancar cahaya akan segera menyusup di ufuk Barat. Walo tenaga telah terkuras oleh petualangan satu harian ini, namun secangkir bajigur yang aku minum di salah satu warung di Puncak Darma tadi, adalah penyuntik semangat ngetrip yang mampu beri keajaiban, sehingga dengan penuh semangat, kami mampu turun dari body Landy dengan cara melompat. Hap! Dan langsung mengikuti akang guide menuju jalanan setapak, di samping saluran irigasi yang mengarah ke curug Cimarinjung.

Suasana pedesaan sangat terasa. Aliran air yang mengalir di saluran irigasi ini terdengar gemericik. Sawah hijau yang tepatnya disebut ladang, menyajikan pemandangan hijau yang sejukkan mata. Tiba-tiba saja aku merasa seolah kembali ke alam masa kecil, saat masih tinggal di kampung, dan sering banget menghabiskan hari-hari soreku dengan mencari burung di pematang sawah, dan mencuci kaki yang kotor oleh tanah basah di kali kecil yang mengairi sawah-sawah penduduk. Hm... kuhirup aroma masa itu, dan aku seakan tertarik oleh pusaran waktu. *bukan lebay, lho, ya! Tapi emang rasanya begitu banget!

Kami terus melangkah, berbaris ke belakang tak ubahnya bebek yang rajin antri, satu persatu, karena jalanan yang kami tempuh memang jalan kecil yang hanya muat dua atau tiga orang berjejeran ke samping, tapi males juga kalo berjejeran ke samping sih, ntar kalo jatuh ke saluran air ini piye? Hihi. Jadilah kami berbaris layaknya bebek yang menuju kandang. Namun suara ceria obrolan tak mungkin untuk diredam. Badan boleh saja lelah, senja boleh saja menyapa, namun hati teteup donk, C E R I A! Apalagi ketika kami berhadapan dengan dua buah batu yang guedeee banget tinggi menjulang. Mangapit air limpahan air terjun yang tercurah dari ketinggian lebih kurang 40 m. Aih, ini kayak masuk ke zaman purbakala deh, ih! Banyak banget bebatuan besarnya.





Persis dinding batu Pak Flinston ya, Sobs? Hihi. Bersantai di lokasi ini, sembari menikmati keagungan ciptaan Ilahi Rabbi, adalah momen berharga yang tak selalu mampu kita raih. Apalagi diberi kesempatan untuk melihat cahaya jingga yang hendak masuk ke ufuk Barat, mengintip malu-malu dari celah bebatuan gede itu, duhai, betapa indahnya kreasi-Mu wahai Ilahi Rabbi.... Subhanallah.


Namun sayangnya, momen indah dan langka ini harus segera kami akhiri, karena suasana yang tadi sejuk dan damai, kini mulai terselip aroma misteri. Malam telah mulai memeluk bumi, dan...? Hiii.... eikeh ogah, ah, lama-lama di sini. Hayuk atuhlah kita pulang. Kalo siang atau daytime sih, berkunjung dan having rest here pasti akan asyik dan melahirkan banyak inspirasi. Tapi malam hari? Aih, kita kan bukan tim pemburu hantu, tapi tim blogger traveler! Halah.

catatan trip to Ciletuh 4, Curug Cimarinjung
Al, Margonda Residence, 28 January 2016
Words: 527




Drama satu babak. Melanjutkan postingan kemarin, maka kali ini kita akan bicara tentang sebuah drama yang terjadi tadi pagi. Sejak Intan sakit dan tinggal di Margonda, maka emaknya ini punya tugas ekstra setiap pagi, yaitu membasuh bintik-bintik berisi air [cacar air] itu dengan air yang telah diberi larutan dettol dengan kapas, barulah kemudian mengoleskan salep Acyclovir ke bintik-bintik itu agar cepat mengering.

Ikhlas? So pasti, donk. Apa pun akan kita lakukan untuk si buah hati, kan? So do I! Etapi, tugas istimewa ini pula yang telah menyebabkan aku terlambat sampai di kantor. Baru dua hari, sih, tapi eikeh ga enak aja saat memasuki lobby kantor, yang telah duduk antri orang-orang yang datang untuk mengurus Visa. Malu juga, sih. Masak tamu datangnya lebih awal di banding staff kedutaannya? Hehe.

Anyway, pagi ini, saking takut telat itu, aku buru-buru turun dari stasiun Cawang. Berharap abang gojek yang sudah sepakt menanti di farboden Tikungan Tebet, kini sudah berada di tempat. Kutelp dia untuk memastikannya. Ealah, si abang bilang dia kemungkinan baru akan sampai sekitar 10-15 menit lagi. Apa? 10-15 menit lagi? Itu fatal banget untuk kondisi terkini! Ga bisa dibiarkan nih, 15 menit ke depan, jika berangkatnya sekarang, eikeh sudah berada di depan hotel Grand Melia donk. Maka dengan sopan aku minta si abang agar berkenan aku cancel bookingnya, karena aku ga bisa menunggu selama itu. Takut makin telat. Dan si abang gojek pun sangat mengerti. Segera aku lakukan new booking dan Alhamdulillah langsung bersambut.

Si abang gojek pada new booking ini justru tiba dua menit setelah aku telp. Sip! Maka, sebelum meluncur ke tekape, aku langsung ambil masker yang dari tadi aku simpan di dalam kantong rok dan mengenakannya sebelum pasang helm. Begitu aku ready, kami pun langsung meluncur cantik. Tak pakai lama, paling juga sekitar 20 menitan, aku sudah diturunkan oleh si abang gojek di halaman kantor kedutaan kami. Sip. Dan aku langsung melangkah memasuki pintu yang telah dibukakan oleh bapak sekuriti kami, setelah bayar gojek. Murah banget, cuma 12 ribu rupiah, lho!


Drama dimulai


Kulirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku. 9.10 menit. Yes! Teteup telat. Cuma 10 menit. Tak apa lah, Jakarta macet gini, kok! Aku langsung melangkah masuk ke lobby kantor, di mana pada sofanya sudah duduk manis beberapa tamu yang sedang mengurus berbagai urusan mereka. Seems everything is ok. Hati pun happy.

Etapi, justru mendung mulai menghampiri saat aku menyalakan komputer, sembari tangan kananku merogoh kantong. Cari kaca mata. Dan, Dug! Lho..., lho..., lho! Kok ga ada? Kok ga ada? Kuraih tasku, membukanya terburu-buru. Feelingku sih bilang bahwa kacamata tidak masuk ke tas, karena dari berangkat dari Margonda, aku menyimpannya di kantong rok yang memang lega banget untuk menyimpan benda-benda seperti HP dan kacamata. Tuh kan, bener! Kacamata ga ada, euy! Kayaknya jatoh saat aku merogoh kantong untuk ambil masker di farboden Tebet tadi, deh! Hiks...

Drama pun dimulai. Aku langsung galau dan mulai heboh. Beberapa kolega menghampiri.
'Ada apa, sih, Al?'

'Kacamata ku ga ada, ih! Jatoh deh kayaknya. Duh, gimana ini? Gue kan ga bisa kerja tanpa kaca mata! Boro-boro di komputer, di hape aja kagak nampak tanpa kacamata! Hiks...'

Dan mereka cuma bisa bilang turut prihatin serta menyalahkan donk. 'Elu sih, nyimpennya ga teliti!' Huks....

Aduh, piye iki yo? Mau beli lagi? Mal juga baru akan buka jam 10-an kan? Terus kalo di mal kan mahal. Sementara ini bulan tua pula. Apa sebaiknya aku lari pulang aja sebentar? Di rumah masih ada cadangan beberapa kacamata baca lagi sih. Kalo jam segini, kereta arah ke Bogor pasti ga rame lah ya? Atau beli di Ace Hardware, tapi di mana Ace Hardware di daerah Kuningan ini?

Entahlah, aku bener-bener galau. Iyalah. Jika bagi sebagian orang, kaca mata hanyalah sebagai aksesoris pemanis penampilan, maka bagiku, dia adalah benda penting yang tanpanya aku ga akan bisa ngapa-ngapain. Faktor U memang tak bisa dibohongi. Aku butuh kacamata berlensa plus 1,5 untuk memperjelas penglihatan jarak dekat, terutama untuk baca di hape, buku, kompi mau pun gadget. Tanpa kacamata, maka produktivitas harian ku akan nol.

Maka, tak ada pilihan lain, aku harus balik ke rumah deh, ambil kacamata cadangan dan segera balik ke kantor. Dan, tak pake lama, aku langsung menghadap atasanku untuk pamit, yang langsung diiyakan tanpa banyak tanya lagi. Ya iyalah, mau ngapain di kantor jika ga bisa baca? Hihi.

Alhmadulillahnya, busway sepi banget. Hanya ada 4 penumpang termasuk aku, meluncur arah ke Pinang Ranti. Aku cukup sampai Cawang aja, sih! Dan akan segera lanjut ke naik komuter ke Stasiun UI. Etapi, nanti dulu. Bukannya di Stasiun Cawang juga ada yang jual kacamata di kaki lima? Kaca mata minus dan plus instant kan banyak dijual di kaki lima. Aha! Ada baiknya aku coba lihat dulu ke sana deh. Siapa tahu ada yang pas untuk mataku, kan?

Dan...? Taraaa! I found them! Beli dua langsung, untuk cadangan di kantor. Takut hilang lagi. Hehe. Problem solved. Aku pun langsung balik arah, nungguin busway arah ke Kuningan, dan dalam waktu singkat telah kembali berada di kantor. Drama satu Babak ini pun berakhir bahagia. Eaaa... :)


catatan hari ini,
Al, Margonda Residence, 26 January 2016
Words: 837

Cara Efektif Cegah Cacar Air. Hidup ini memang penuh dengan drama. Baru Senin kemarin aku dan Intan sepakat untuk pulang ke Bandung on the weekend, menjenguk sekaligus lanjut bantu-bantu ayah-ibu yang baru pindahan. Ealah, di Kamis sore, malah dengar berita tak mengenakkan dari Intan, bahwa dirinya ga enak badan, demam tinggi dan ga sanggup bangun sejak tadi malam. Hadeuh, Nak! Adaaa aja!

Dan bener saja, suaranya yang berat saat menelpon adalah indikasi kuat bahwa dirinya memang sedang serius sakit. Duh, ibu mana yang tak kuatir? Mana Gliv sedang dipake Ayah ibu di Bandung sana, dan mau jemput pake taksi juga kejauhan dan juga aku sendiri belum bisa cabut dari kantor deh ini.

Untungnya teman satu kosan Intan, yang memang akan pulang ke rumah ortunya di Bekasi, bersedia dengan senang hati menemani Intan pulang. Dari Cikarang menumpang mobil temannya yang akan ke Bekasi, lalu dari Bekasi, mereka berdua naik komuter hingga stasiun UI. Barulah dari stasiun UI, berjalan kaki ke Margonda Residence.

Sepulang kerja, kudapati Intan yang telah tertidur lelap. Kuraba dahinya, menyisakan suhu tubuh yang masih sedikit tinggi. Namun lelap tidurnya itu, sedikit membuatku tenang. Haruskah dibawa ke dokter segera? Sejak setahun ini, aku berusaha untuk tak segera mengunjungi dokter jika aku atau Intan mengalami kenaikan suhu tubuh [demam]. Karena biasanya, dengan istirahat yang cukup, plus vitamin C yang cukup kuat dosisnya, Insyaallah bisa untuk atasi demam ini. Paling banter, konsumsi paracetamol. Cukup. Begitu juga saat aku lihat Intan tertidur lelap, maka tak kubangunkan dia. Biarlah istirahat dulu.

Etapi, besoknya apa yang terjadi? Ternyata di wajah Intan malah timbul bintik-bintik berair. Kebetulan Dijah dan Bibah sedang main ke Margonda, dan adalah Dijah yang lebih dulu ngeh jika bintik-bintik berair ini adalah cacar air. Ha? Cacar Air? Hayyah, harusnya waktu bayi dulu kenanya, ini malah saat sudah dewasa pula! Dan Intan langsung panik melihat wajahnya bertumbuhan bintik-bintik berisi air, yang tak hanya menyerang bagian wajahnya, melainkan juga bagian tubuh lainnya, baik punggung, perut, paha dan bagian2 lainnya. Duh, Nak. Plis, deh! Dunia belum berakhir, sayang...

Dan, tak pake lama, aku sudah mendapatkan resep yang harus kutebus di apotik, dari seorang teman, plus juga si dokter kece yang di klinik DF. Iya, setelah mendapatkan resep dari temanku yang pernah mengalami hal serupa, di mana 2 anaknya kena cacar air, aku masih lakukan cross check lagi dengan si dokter kece, yang ternyata hasilnya sama persis.

Cara Efektif Cegah Cacar Air

'Tenang Al, jangan panik. Kami udah familiar dengan penyakit yang satu ini. Dua anak-anak di rumah kena cacar air. Kamu cari obat-obatan ini dan lakukan hal berikut deh, Al!' Tulis temanku via Whatsapp.

1. Minta Intan untuk tetap mandi, karena keringat di tubuhnya justru akan bikin rasa gatal semakin menjadi. Jangan lupa, tambahkan dettol ke air mandi Intan.

2. Oleskan Acyclovir salep ke bintik-bintik berisi air itu. Beli yang generic saja, harganya paling mahal 4 ribu rupiah, kalo yang paten mahal, seharga 70an ribu. Jadi, cari yang Acyclovir generic aja, karena bakal butuh banyak.

3. Setelah bintik-bintik berair itu kering, oleskan bio cream agar lukanya tidak berbekas.

4. Sebenarnya ada obat minum juga sih, yang kudu dibeli dengan resep dokter. Biasanya dokter akan ngasih Acyclovir 800 mg berupa kapsul atau tablet. Diminum 4 kali sehari. Fungsinya adalah sebagai anti virus yang harus diminum habis untuk persediaan 5 hari.

5. Itu saja. Ga perlu cari-cari air kelapa atau obat ini ina inu lainnya.

6. Jika kita sudah pernah terkena cacar air, jangan takut untuk berinteraksi dengan si penderita, karena tubuh kita sudah punya kekebalan, sehingga jika tubuh kita fit dan stabil, maka kita tidak akan tertular lagi. Namun untuk yang belum terkena cacar air ini, hati-hati, penyakit ini menular melalui udara, be aware!

Hm, baiklah. Siap. 

Sabtu-Minggu kemarin, total aku ga jadi kemana-mana. Mengurusi si buah hati yang sedang butuh perawatan prima. Namun Senin Selasa dan berikutnya? Aih, eikeh belum punya cuti, bo'! Mau ga mau kudu masuk kerja. Dan Alhamdulillahnya, Intan sudah mulai baikan. Bintik-bintik itu sudah mulai mengering, walo ada setengahnya lagi yang masih berair. Sebenarnya ga tega juga meninggalkan Intan sendirian di rumah. Makanya begitu jam kerja usai, aku langsung ambil langkah seribu dan berusaha keras sesegera mungkin pulang ke rumah. Apalagi memang kudu bawa Intan berobat ke dokter agar bisa dapatkan surat keterangan sakit untuk dikirim ke dosennya di kampus.

Malam itu, si dokter di Rumah Sakit Bunda Margonda tercengang, karena obat-obat yang akan diresepkannya sudah duluan kami miliki. Memang sih aku berterus terang bahwa aku sudah berkonsultasi jarak jauh dengan dokter kami yang di Bandung, dan si dokter yang memberi resep ini. Dan dokter muda di klinik ini pun manggut-manggut. Surat dokter pun kami peroleh untuk 3 hari. Yang artinya, kami harus berkunjung lagi kemudian untuk konsul serta dapatkan surat dokter untuk hari-hari setelahnya.

Alhamdulillah, ternyata mengobati cacar air kini bukan lagi hal yang sulit, ya, Sobs? Jadi ingat, dulu, jaman aku kecil, ibu sempat cerita bahwa ada orang yang sampai harus tidur di atas daun pisang, sakit panas dan perihnya tubuh oleh deraan si cacar air tadi. Namun kini? Obat-obatan yang diproduksi, teramat sangat menolong serta memudahkan kita di dalam menangani serangan si cacar air ini. Thanks to ilmu kedokteran juga teknologi, ya, Sobs?

cara mengobati cacar air,
Al, Margonda Residence, 24 Januari 2016
Words: 857
Cinta

Tertarik dengan judul di atas? CINTA? Hehe, bukan judul pemancing Sobats untuk mampir di sini, lho! Tapi emang tiba-tiba saja pengen nulis tentang benda abstrak yang satu ini. Memang hanya terdiri dari lima huruf, sih, tapi, efeknya luar biasa. Bisa bikin orang happy banget kala dia menyapa. Namun bikin mewek, ketika dia berlalu, apalagi jika berlalunya tanpa pertanda.

Lha, emang ada cinta yang pergi tanpa pertanda? BANYAK! Mulai dari yang dipanggil oleh Sang Pemilik jiwa, hingga ke yang berpaling karena hatinya tertambat pada wanita/pria lain yang tampak 'lebih' dari dirinya. Orang bilang cinta itu unik. Kalo menurutku sih, bukan hanya unik, tapi juga meresahkan karena sulit ditebak polanya. Pola...! Hehe, emang pattern atau template?

Yup, memang susah ditebak. Misalnya saja nih, pagi tadi baik-baik saja, harmonis manis romantis tanpa masalah. Eh, tiba-tiba saja, hanya karena salah ucap, jadi baper dan malah mengakhiri hubungan. Ga masuk akal kan? Walo mungkin ga sampai 50 persen kasus yang seperti ini, tapi bukan berarti tak ada, lho! Karena beberapa teman yang pernah chit-chat, pernah curcol tentang kejadian serupa ini.

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja suami marah, tersinggung oleh sebuah ucapan, penolakan halus karena ditolak bercinta. Bukannya ditolak sih, tapi sang istri sedang ingin rehat dulu sejenak, refreshing setelah seharian beraktivitas. Jadi dengan nada normal, si istri menunda dengan alasan yang cukup masuk akal. Ealah, si pasangan, sang kekasih hati, malah baper, tersinggung dan akhirnya mengakhiri hubungan.

Kalo menurutku sih, ini ga masuk akal. Ga percaya begitu saja saat dikatakan bahwa tak ada angin tak ada hujan, terus cinta berlalu. Rasanya ga mungkin banget kan? Pasti, selain karena ditolak secara halus saat minta ML, pasti ada alasan lain lah di balik itu, yang akhirya terakumulasi, hingga terjadi ledakan yang membuat hubungan berakhir. Jadi bak hakim, aku pun menggali informasi. Pasti ada penyebab utama si dia berlalu. Namun, ujung-ujungnya, aku malah dibentakin oleh si teman, 'elu mau belain dia atau apa, sih, Al? Ga percaya banget sama gue!'

Ops! Dan, aku pun hanya tutup mulut. Hm..., tapi dalam hati, tetap saja ga percaya. Masak cinta bisa berakhir begitu saja tanpa alasan yang kuat sih? Selain karena ditolak untuk menyalurkan hasrat, pasti harus ada alasan lain yang lebih kuat dari itu kan, Sobs? Ga mungkin aja suami/istri minta cerai hanya karena ditolak bercinta. Bisa saja mungkin karena si suami/istri sudah punya gebetan lain? Atau bisa saja karena si suami/istri sudah bosan/lelah menghadapi hal serupa setiap hari/minggu/bulan? Atau bisa saja karena si suami/istri jenuh dengan tingkah pasangan yang kekanakan dan sulit diajak bekerjasama dalam membina rumah tangga? Dan berbagai alasan vital lainnya. Kalo menurut Sobats? Mungkinkah hanya karena satu hal itu saja? Atau ada faktor pendukung lainnya?

sekedar chitchat,
Al, Margonda Raya, 21 Januari 2016
Geopark Ciletuh

Trip to Ciletuh 3 - Puncak Darma adalah postingan lanjutan dari postingan sebelumnya. Are you ready for the continuation of this post? Yuk, kita langsung ke tekape, ya!

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, maka seusai makan siang yang begitu nikmat, ditambah minuman kaleng dingin yang sedap dan juga shalat Zhuhur, maka kami pun tak lagi membuang waktu, melainkan langsung meluncur ke dua destinasi yang berbeda. Yang satu menggunakan mobil Toyota Avanza menuju ke Curug Cimariinjung, yang satunya meluncur gagah ke Puncak Darma.

Rombongan yang menuju ke Puncak Darma, sudah pasti adalah orang-orang yang dari tadi getol banget menaiki si gagah Landy, hehe. Dan itu termasuklah daku dan Nchie Hanie. Rasanya kami tak bosan-bosan berada di dalam mobil offroad yang gagah ini. Walo sudah dijelaskan bahwa medan perjalanan ke Puncak Darma nanti, akan penuh dengan tantangan karena jalanannya sangat berliku dan tak bersahabat. Etapi, kami tetap kukuh pada keputusan awal. Kami ikut Landy, titik!

Dan..., tak perlu menanti lama untuk melajukan ban gagah milik si Landy menuju ke bukit yang satu ini. Bukit yang sohornya dikenal dengan nama Puncak Darma, dan jangan tanyakan daku kenapa dia dinamakan demikian. Yang pasti, jalanannya sangat berliku, kadang curam, kadang terjal, dengan badan jalan yang beraspal tidak sampai seperempat dari perjalanan mencapai tujuan. Selebihnya? Jangan ditanya, luar biasa medannya, makanya hanya mobil off road sekaliber Landy yang mampu menjangkau tempat ini.

Walau berkendara mobil off road yang terkenal tangguh, tetap saja kami seperti bermain di wahana dufan. Yup, seperti sedang main kora-kora itu lho! Setiap liku dan terjalnya jalanan yang membuat seisi Landy bergeser ke kiri, ke kanan, ke depan atau pun ke belakang, selalu ditingkahi dengan jeritan dan teriakan antara excited tapi juga histeris. Ada sumringah tapi juga ketakutan di suara2 itu, milik para penumpang Landy. Akang supir hanya tertawa-tawa geli menyaksikan kami yang begitu happy hingga akhirnya teriakan-teriakan itu berakhir dengan suara takjub, begitu Landy menghentikan putaran rodanya di atas sebuah bukit.

Wow! Fantastico! Kuereen! Ciamik! Dan berbagai ungkapan kekaguman lainnya meluncur bersamaan dari bibir kami, para peserta trip Ciletuh ini. Memang, akan abnormal rasanya jika kita hanya berdiam diri saja menyaksikan keindahan ini. Ya iyalah, bagaimana mulut ini mau dibungkam, menyaksikan keindahan kreasi sang pencipta, seapik ini, coba, Sobs!

Geopark Ciletuh

Geopark Ciletuh

Bumi Ciletuh

Puncak Darma, bukit kebanggaan Warga Ciletuh ini terletak di ketinggian 230 m dpl, berada di dalam lingkup desa Girimukti, dan semakin rame saja dikunjungi wisatawan dari hari ke hari. Tak heran, pemandangan alam yang ditawarkannya memang luar biasa. Dari atas bukit ini, kita bisa menyaksikan indahnya teluk Ciletuh yang persis tapal kuda, atau yang oleh sebagian orang disebut sebagai Amphitheater alam, karena bentuknya yang setengah lingkaran itu juga menyerupai bentuk panggung teater. 'Tapal kuda' atau Amphitheater alam ini dibingkai pula oleh pantai landai dengan tanah hijau yang mengitari. Lihat deh gambar di bawah ini, keren banget khaaan?

Papsi Ciletuh
Picture taken by PAPSI
Berbeda dengan pulau Kunti yang tak berpenghuni yang kami kunjungi kemarin, kalo di Puncak Darma ini, kita tak akan takut kelaperan atau kehausan, Sobs! Beberapa kedai kecil siap sedia menawarkan kopi, teh dan penganan pengganjal perut semisal mie instant, kue-kue, dan beberapa snack lainnya. Jadi berlama-lama di Puncak Darma juga ga ada ruginya, lho!

Sayangnya, karena kami ke tempat ini sudah siang menjelang sore, dan masih dikarenakan kami harus bergantian dengan tim yang satu lagi. Maka kami tentu tak bisa berlama-lama di Puncak Darma ini. Padahal pengen banget lihat sunset dari puncak ciamik yang satu ini. Tapi mau gimana lagi, kami harus bertukar tempat. Rombongan yang tadinya ke Cimarinjung, akan diajak ke sini sementara kami juga akan berkunjung ke sana. Hm, baiklah... mudah-mudahan ada juga sunset yang mengintip dari celah curug alias air terjun Cimarinjung nanti. Sesampainya kami di sana.

Dan..., did you have the opportunity to meet sunset there, Al? Nantikan kisahnya pada postingan berikutnya, ya, Sobs! Ga kalah seru, deh!

Catatan Perjalanan - Trip To Ciletuh
Al, Margonda Residence, 18 Januari 2016 
Words: 618

Ciletuh

Trip to Ciletuh 2 - The Stones! Sengaja pake tanda seru, karena emang seru dan unik banget jelajah hari pertama keberadaan kami di Ciletuh. Yup, as I told you on my previous post, perjalanan ini memang seru dan penuh petualangan.

Dimulai dengan perjalanan dari Bandung ke tekape [desa Ciwaru, kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi], menginap di homestay alias rumah penduduk. Bangun pagi disambut dengan nasi kuning dan lauk pauk plus teh tawar dan kerupuk. Menikmatinya dengan cara unik, yaitu duduk cantik di bale-bale belakang rumah, sambil melihat rerimbunan pohon mangga yang buahnya sedang penuh bergelantungan. Duh, enaknya alam pedesaan!

Tak berlama-lama menikmati leyeh-leyeh cantik itu, karena sudah tersirat di dalam batin kami bahwa petualangan seru nan ciamik sudah menanti di luar sana. Yap, sesuai itenerary, hari ini kami akan jelajah alam Ciletuh yang sedang ngehits itu. Kulihat tujuan pertama adalah mengunjungi pantai Mandrajaya. Ha? Pantai? Ih, di kampungku juga banyak pantai, dan aku anak pantai. Ga ada menariknya kalo ini, mah! Etapi..., bakalan naik perahu dan lihat bebatuan kuno yang beraneka bentuk. Hm, sounds ordinary itu, mah! Biasa aja kalee! Lagian, aku juga sedang males berpanas-panasan, mana habis dilaser pula wajahku oleh si dokter kece dari DF Klinik. Huft, bisa kena cercan [ceramah cantik] ntar eikeh! Huks..

Tapi, ga etis juga donk kalo aku absen dalam jelajah hari pertama ini. Masak udah diajakin jajalgrat [jalan-jalan gratis], terus aku milah milih. Ga enak ah sama si Kang Hafidz dan Kang Erwin. Baiklah, lagian, belum tentu juga pantai ini tidak menarik, kita kan ga boleh menghakimi sesuatu sebelum tau persis situasinya. Ya enggak, Sobs?

Maka, bergeraklah kami menuju PAPSI, di mana di sana sudah berkumpul rekan-rekan lain yang menginap di other homestay. Ada yang masih sarapan pagi, ada yang sudah asyik ngobrol santai dengan para pemuda anggota PAPSI yang siap menemani kami jelajah alam Ciletuh ini.

Namun yang menarik hatiku dan Nchie Hanie adalah sesuatu yang lain, yang sedang parkir cantik di halaman samping kantor PAPSI itu. Bukan, bukan Toyota Avanza kinclong itu, sih. Kalo dia mah, di mana-mana juga kita sering melihat bahkan menggunakannya. Ini yang 'unik' dan beda adalah si Landy! Eits, bukan! Bukan Landak lah! Tapi sebuah Land rover tangguh, yang begitu menarik minta kami berdua untuk melakukan selfie mau pun wefie. Hehe. Iya lah, kapan lagi dapat spot ciamik begini kan? Lihat? Tak hanya kami yang tertarik, yang lain juga ikutan ber-selfie ria khaan?



Pantai Mandrajaya and The Stones!

Menjelajah dan bertualang dengan Avanza or other general cars? Mana seru! Naik Landy, donk! Yup, mobil off road ini memang menjanjikan keasyikan tersendiri. Apalagi, kabarnya [dari si akang tour guide] bahwa perjalanan menuju pantai ini akan melewati jalanan yang lumayan lama, dengan badan jalan yang tidak mulus. Pasti menjanjikan keseruan tersendiri. Iya lah, kalo mau nyaman mah, di dalam kota sana donk, ah! Hehe.

Benar saja, bermula dari desa Ciwaru hingga ke pangkalan [bibir pantai Mandrajaya] di mana kami harus melanjutkan perjalanan naik perahu, memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dan seperti komen awal tadi..., pantai? mana asyik? Bener, saudara-saudara! Pantai Mandrajaya menyambut kami dengan udara panasnya yang luar biasa. Ajigile, refleks aku langsung tarik bagian hijab yang masih menjuntai di dada, dan menjadikannya cadar untuk melindungi bagian wajah yang baru kena laser dan diwanti-wanti untuk melindunginya dari jilatan sinar mentari.

ciletuh
Ajigile ini panasnya! Ruarbiasa!
Perahu telah menanti dan pelampung segera melekat di badan masing-masing kami, yang menggunakannya dengan exciting. Asyik! Naik perahu. Biarin deh panas-panasan juga, toh udah pake cadar! Mudah-2an dokter David and Kang Renzha dari Klinik DF ga akan tau petualangan ini. Hihi. Dan anehnya, my underestimate terhadap pantai ini langsung menyingkir manakala perahu telah melaju. Kami begitu antusias taking pictures! Mulai dari selfie, we-fie hingga minta tukang perahu taking group pictures! Tiba-tiba saja kami satu perahu ini menjadi grup yang begitu solid. Begitu juga terlihat dengan para personil yang ada di perahu kedua. Seru pake bingits!

Geopark Ciletuh


Apalagi ketika perahu sudah mendekati bebatuan besar dan unik itu. Ada yang menyerupai punggung naga sehingga disebut batu naga, ada yang seperti motif batik, makanya disebut batu batik, ada pula yang seperti badak. Wow. Kabarnya sih, bebatuan ini sudah berusia ratusan tahun, nih! Makanya banyak diminati oleh para geologist maupun para mahasiswa geology, sebagai laboratorium alam mereka.

Perahu terus melaju, hingga akhirnya berlabuh di [bukan] dermaga, tapi di pinggir pantai Cikepek. Sebuah pantai tak berpenghuni, yang sering juga disebut pulau Kunti? Entahlah, aku lupa-ingat dengan nama yang belakang ini. Karena tak ada dermaga, maka kami terpaksa melompat ke dalam pinggiran air bibir pantai, sehingga mau tak mau sepatu pada basah semua deh. Lalu perjalanan dilanjut, menelusuri pantai cantik bertabur pasir halus yang begitu lembut.

Tak hanya itu, sepanjang pantai, kami berpapasan dengan batu-batu besar yang cantik, bertemu dengan kulit kerang yang juga tak kalah menarik, bintang laut yang menyapa dalam diam, dan aneka benda laut yang sudah terhampar dan mengering cantik di atas pasir yang kami lalui itu. Duh, indahnya semua itu, hanya sayangnya, udara dan pancaran sinar matahari begitu tajam, mengiris kulit. Di tambah pula dengan sepinya pulau [ya iyalah, namanya juga tak berpenghuni], tak ada satu pun kedai atau penjual asongan yang berjualan makanan dan minuman.

Geopark Ciletuh

Terik mentari sepertinya memang sukses bikin semangat kami yang tadinya begitu antusias menjelajah dan jeprat jepret di setiap spot ciamik, kini mengendur sempurna. Rasanya bisa menamatkan perjalanan [mencapai ujung] saja sudah anugerah, eh di tambah pula dengan perjuangan jalan balik ke perahu yang jika diukur2, mencapai 4 km pulang pergi. Hadeuh, haus dan lapar begitu menyatu, solid menyerang kami satu persatu. Malangnya kami, tak banyak dari kami yang membawa bekal. Hiks...

Sedih memang, bahkan hampir putus asa. Namun harus bagaimana? Mau tak mau, tetap harus kuat untuk berjalan balik donk, masak mau ditinggal di pulau Kunti? Emoh! Makanya, secara kompak kami tertatih balik ke perahu, dan langsung sumringah kala langkah kami menyentuh sisi perahu. Yeaaay! Sampai juga akhirnya! Tak menunggu lama, panggilan perut membuat kami tak lagi ingin ke sana kemari. Makan! Minum! That's all what we need. Hehe. Yang dimaklumi oleh Kang Hafidz and Kang Erwin dengan meminta tukang perahu untuk segera berpacu.

Lunch bareng nikmat, di sebuah rumah

Makan dan minum adalah anugerah tak ternilai harganya kala lapar dan dahaga melanda. Setuju, Sobs? Dan kami langsung melahap habis semua jatah yang diberikan oleh tim Bio Farma begitu si jatah sampai ke tekape. Makan siang yang begitu nikmat, setelah sekian lama menjelajah alam ciamik di tengah panas terik. Alhamdulillah. Dunia langsung terang benderang. Hehe. Dan selesai shalat zhuhur, kami pun melanjutkan perjalanan dengan [kembali] penuh semangat. Kali ini, rombongan dipecah menjadi dua. Peserta yang naik Avanza meluncur ke Curug Cimarinjung, yang aksesnya lebih mudah, sementara penumpang Landrover, melaju dengan gagah ke Puncak Darma.

Dan aku? Sudah pasti tetap memilih Landy yang tangguh donk ketimbang pindah ke Avanza. Begitu juga dengan Nchie Hanie, Bang Aswi dan Sandra. Kami tak sabar ingin melihat sendiri keindahan puncak Darma yang sedang menjadi buah bibir itu. Sobats juga penasaran? Nantikan ceritanya pada postingan berikutnya, ya!


Catatan Halan-2 Seru ke Ciletuh
Al, Margonda Residence, 17 Januari 2016
Words: 1143

Gojek
Pasti udah pada familiar donk dengan Mas-mas atau Mba-mba berjaket hijau, riding the motorbike dan mengantarkan pelanggannya ke tujuan? Bukan, bukan yang satunya, yang aku maksud ini adalah Mba/Mas pengendara Go-jek. Hayo, udah sering banget gunain jasa mereka? Kalo aku sih, sejak tiga bulan lalu, udah rutin menggunakan jasa mereka setiap pagi pada hari kerja.

Sebagai orang yang TIDAK MASUK kategori morning person, aku tuh memang sulit sekali bangkit dari tempat tidur. Etapi, dulu banget, waktu masih bekerja di sebuah perusahaan di Medan, yang jam kerja dimulai pada pukul 8 pagi, aku tuh bisa lho bangun pagi. Ga tanggung-tanggung, pukul 5 pagi tuh aku udah bangun, shalat subuh dan lanjut preparing things and siap-siap menuju kantor. Waktu itu masih jadi lady biker, lho! Nah, dari rumah pukul 6.30 pagi dan sekitar pukul 7.30 an udah sampe kantor deh.

Namun, sejak beralih profesi jadi pekerja kemanusiaan di Aceh paska tsunami, di mana jam kerja pun berubah, dimulai pada pukul 9 pagi dan berakhir pada pukul 5 sore hari, maka aku pun mulai berubah. From a morning person, menjadi a Not a morning person. Huft. Etapi, ini artinya, harusnya eikeh bisa donk balik kayak dulu lagi! Ho oh! Catet, ah! I will be able to be a MORNING PERSON AGAIN! Tapi, tapi... kok sulit banget yak? Usai shalat subuh, pasti pengen tarik selimut lagih! Hiks...

Terus apa hubungannya dengan Thanks Go-Jek, Al? 

Hihi, baiklah. Sorry ya, Sobs, jadi melebar kemana-mana deh ceritanya.
Jadi hubungannya adalah, karena aku tuh susah banget berangkat dari rumah lebih awal. Maka sejak tiga bulan lalu, aku mengubah moda transportasi. Jika sebelumnya, moda transportasi pergi ke kantor menggunakan kereta api [commuter line] dari stasiun UI ke stasiun Cawang, terus lanjut dengan Busway dari Cawang turun di Halte Kuningan Timur, maka, sejak tiga bulan lalu, aku mengubah modanya, Sobs.

Dari apartemen, teteup, jalan kaki dulu ke stasiun UI, naik komuter dan turun di stasiun Cawang seperti biasa. Setelah itu, aku ga lagi pake busway, Sobs, takut telat dan terjebak macet. Maka, aku mulai deh pake jasa Go-jek. Biasanya sih, aku akan order Go-Jek begitu komuter memasuki stasiun Pasar Minggu Baru, jadi ada waktu bagi si Mas/Mba Go-Jeknya untuk meluncur ke tekape, sehingga saat aku tiba nanti, ga harus nunggu lama.

Dan? Dan, hasilnya aku sampe di kantor 15 menit lebih cepat dari jam kerja dimulai lho!
Dan? Dan aku bisa memperlambat jam keberangkatan dari rumah, lho! Haha. Jika saat menggunakan busway, aku biasanya berangkat dari rumah sekitaran pukul 7 teng, maka sejak pake jasa Go-Jek, aku bisa berangkat dari rumah tuh pukul 7.45 menit. Lumayan banget kan? Masih bisa nyantai-nyantai dulu di rumah. Dan ga harus bersaing di stasiun dengan para penumpang yang kejar tayang jam 9 juga. Biasanya komuter mulai agak sepi tuh kalo jam 8an.

Yup, aku merasa terbantu banget dengan keberadaan moda transportasi yang satu ini, lho! Ga perlu capek-capek tawar-tawaran harga, yang sering bikin hati panas karena si Mang Ojek pasang harga sesuka hati. Kalo dengan Go-Jek, harga langsung kita ketahui saat orderan kan? Dan termasuk murah banget pulak.

Tak hanya itu, Go-Jek tuh, selain layanannya beragam, mulai dari Go-Ride [antar penumpang], Go-Send [antar kiriman], Go-Food [antar/beli makanan] hingga ke beberapa layanan keren lainnya, Go-Jek juga sering banget ngasih surprise, lho! Seperti yang dilakukan Go-Jek pada hari Kamis, 14 Januari 2016 yang lalu. Yup, sehubungan dengan terjadinya ledakan bom bunuh diri di seputaran Thamrin kemarin itu, yang sempat bikin warga panik dan was-was, maka Go-Jek pun turut serta membantu masyarakat kota Jakarta dan sekitarnya dengan urun bantuan evakuasi. Ga tanggung-tanggung, Go-Jek [dan juga Grab-Bike kalo ga salah tuh], berani memberikan bantuan cuma-cuma dengan cara men-zero-kan alias memberikan tumpangan antar GRATIS customernya ke tempat tujuan si customer. Keren, yak?

Dan..? Dan aku termasuk salah satu penumpang/customer setia Go-Jek yang turut menikmati layanan antar gratis ini. Yup, pulang kerja pada hari Kamis itu, aku pun ikutan order Go-Jek dari Cawang menuju Margonda. Huft, jauh banget emang. Bahkan saat sampai ke Margonda, rasanya kaki gempor lho! Hehe. Habis kelamaan duduknya sih. Dan, rasanya, walo dikatakan free alias nol rupiah ongkosnya, kok ga tega aja rasanya turun dan berlalu tanpa memberikan sepeser rupiah pun ke si Mas yang telah jauh-jauh mengantarku ke rumah. Sehingga, walo pun si Masnya menolak, aku tetap bersikeras agar doi menerimanya sebagai tanda terima kasihku sudah diantar ke rumah, yang begitu jauh, terbebas dari macet dan tiba di rumah dengan aman tanpa hambatan. Alhamdulillah. Thanks Go-Jek!

catatan kecil 
Al, Margonda Raya, 15 January 2016
Words: 735
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • It's Me!
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Jawaban Untuk Sahabat

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes