My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Postingan ini terinspirasi dari postingan emak Arifah  yang berbicara tentang hak asuh anak di dalam perceraian. Jadi ingin juga angkat bicara tentang perceraian, tentunya from my point of view lah yaaa.

Menikah dan bercerai, adalah dua hal yang saling bertolak belakang. Ibarat siang dan malam, ibarat Yin dan Yang. Yang satu efeknya menjanjikan begitu banyak kebahagiaan, yang satunya lagi, baru mendengar kata 'bercerai'nya saja, sudah membayang aneka penderitaan dan kesedihan di depan mata. Yup, begitulah. Menikah dan bercerai, adalah dua hal yang senantiasa hadir di lingkungan sekitar kita. Menikah, adalah hal yang selalu diharapkan oleh siapa pun, sementara bercerai. Hadeuh, amit-amit jabang bayi! 

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak adalah juga sebuah pribahasa yang kerap membuat kita tak mampu berkata-kata. Karena jika pribahasa ini sudah menghampiri, maka apa lagi daya kita?

Rasulullah sendiri pernah bersabda bahwa perceraian adalah halal namun sangat dibenci oleh Allah SWT. Ini berarti bahwa jangan mentang-mentang hal tersebut adalah halal hukumnya, maka kita seenaknya saja mempraktekkan 'kawin-cerai' dengan begitu saja, karena Allah tidak menghendaki hal demikian. Namun, Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya dengan tidak ingin membelenggu dua insan yang bersatu di dalam sebuah rumah tangga, untuk tetap bersatu, sementara awan panas dan lahar sudah menggelegak hendak meledak. :) Artinya, perceraian menjadi halal, jika sebuah rumah tangga tidak lagi dapat diselamatkan. Jika prosentase mudharatnya menjadi lebih besar dibandingkan manfaatnya.

Intan, putri tercinta, adalah korban dari sebuah bahtera rumah tangga yang kandas di tengah perjalanan kehidupan. Aku sengaja tidak menggunakan kata broken home, karena kok kesan yang muncul di hati setiap mendengar kata itu, rasanya negatif gitu yaaa? Aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari kehidupan ayahnya ketika Intan masih berusia sekitar 10 tahun, tentu saja setelah melalui analisa SWOT yang begitu panjang dan bisa diterima oleh akal sehat. Karena bagaimana pun, aku termasuk orang yang inginnya sih, menikah itu cukup satu kali saja atuh. Hehe. Namun, jika kemudian kenyataan di depan mata mengarahkanku untuk mengubah keinginan tersebut, apa boleh buat lah yaa? Jadi, melayanglah surat gugatan cerai ke pengadilan agama, memohon agar rumah tangga kami diakhiri hingga disitu saja.

Dan setelah melalui proses panjang karena sang mantan suami menolak untuk berpisah, akhirnya permohonanku dikabulkan juga, dengan turut meng-gol-kan segala tuntutan yang aku sertakan di dalam draft gugatan. Yang salah satunya adalah memohon agar hak asuh Intan jatuh ke tanganku. Alhamdulillah. Status baru langsung tersandang di pundak. "Janda" dan "single parent"!  Malu? Ngga tuh. Untungnya, aku hidup di zaman yang wawasan masyarakat sekitar sudah begitu open minded. Menjadi janda bukanlah sebuah momok, tapi adalah pilihan sulit yang terpaksa harus dijalani karena itulah yang terbaik. Menjadi single parent, jelas tidak mudah, sama tidak mudahnya dengan status menjadi janda.

Namun, jika bukan kita sendiri yang membentuk mind set, untuk tetap melanjutkan langkah kehidupan kita dan si buah hati dengan langkah dan pemikiran positif, siapa lagi yang akan melakukannya? Bagaimana kita bisa bangkit? Bagaimana kita bisa melanjutkan kehidupan? The show must go on, karena waktu tidak akan diam dan berhenti di situ saja, hingga kita ready to face the world bravely. 

The time is not able to be frozen, Sobs! Jadi kita harus bergerak cepat. Siapa bilang menyandang status baru seperti itu, menjadi janda dan single parent itu tidak berat dan menggundahkan? Sedih, gundah, banget! Tapi, kita tentu tak boleh berlarut-larut dalam keterpurukan kan? Kita harus segera menyudahi masa 'berkabung' karena the train will be leaving! Kereta akan berangkat, dan tentu kita tak ingin ketinggalan kan? Maka, setting your mind, that you have to prepare your stuffs to leave with the train. Persiapkan diri untuk melaju bersama sang waktu. Jangan biarkan diri menua dan terpuruk karena kelamaan dalam duka lara. Aih, Alaika ini kalo ngomong asal bunyi aja ih! Ngomong emang gampang, Al, coba kalo kamu sendiri yang mengalami, pasti keok juga!

Sobats tersayang, justru aku bisa ngomong lancar begini, karena aku sendiri sudah mengalaminya. Sudah pernah terpuruk dalam duka lara yang begitu menyedihkan. Udah pernah mengalami pahit getirnya perpisahan, dan menatap mata bening Intan, putri yang tak berdosa itu harus hidup dalam rumah tangga yang tidak utuh lagi. Jelas itu tidak menyenangkan bagi seorang anak. Anak mana pun, jika kita lakukan polling, pasti akan memilih untuk tetap berada di rumah tangga yang utuh. Tetap akan berkeras agar ayah ibunya jangan sampai berpisah. Namun, jika itu harus dialami dan dihadapi, maka adalah tugas dari orang tua, terutama yang memperoleh hak asuh terhadap anaknya, untuk membentuk pemikiran positif di hati dan pikiran anaknya, agar tetap mampu menjalani hidup penuh semangat, ceria dan bahagia. Tidak gampang memang, tapi bukan pula hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan. Kunci utama untuk bangkit dan melanjutkan langkah kehidupan adalah niat, waktu, dan latihan keras. Mari menyiasati ombak kehidupan dengan disiplin, cermat dan bijaksana. #Jiah, gaya banget yak! Kayak motivator ajah! :)

Sekedar opini berdasarkan pengalaman dalam kehidupan,
Al, Bandung, 2 Februari 2014

Related Post: 
Janda, emang kenapa?


Aih, ga terasa January telah berlalu, berakhir dengan sempurna. Tiga puluh satu artikel publish sempurna walau isi artikelnya tidaklah selalu harus yang ber-b-o-b-o-t. Bagiku, menulis dan mengisi rumah maya tercinta ini adalah penyegaran jiwa. A kind of soul therapy, jadi dalam mengisinya pun, aku ga selalu mematokkan diri untuk selalu menghadirkan postingan/artikel yang harus ditelaah sempurna dan menyiratkan pesan moral yang gimanaaaa gitu. Menulis, dan isi tulisan yang disampaikan, seharusnya adalah yang benar-benar keluar dari hati kita sendiri. Write anything you like and that make you happy. Jangan merasa dibebani. 
Aku menganut prinsip itu dalam menulis dan mengisi My Virtual Corner ini. Tentu dengan catatan, bahwa apa pun yang kita tuliskan, seringan apa pun itu, tentu masih berpijak pada patokan etika dan tata krama lah. Setuju, Sobs?

Rasanya happy banget melihat arsip blog, melihat ada 31 artikel publish di bulan January, dan artinya aku berhasil mengalahkan tantangan terhadap diri sendiri, yaitu tantangan #1Day1Post! Yeaaay! Lalu hadiahnya apa? GA ADA dan GA PERLU atuh! Ini kan hanya penyemangat diri sendiri, penggugah selera untuk tetap memainkan jemari di atas tuts Macsy dan menghasilkan entry. Jadi ga perlu hadiah lah. Masak dikit-dikit minta hadiah sih? :)

Well, February telah hadir, dan yuk kita isi dengan kegiatan bermanfaat bagi kita sendiri, juga untuk sesama donk pastinya. Dan sebagai blogger yang bertanggung jawab, yuk kita beri nutrisi bagi blog kita yuk! Semangat blogging, Mantemans!

Note:
Sobats tercinta, mohon maaf ya belum sempat berkunjung balik ke rumah maya Sobats nih, maklum, masih wara-wiri tak menentu di kehidupan nyata. Mudah-mudahan bisa segera BW dan bersilaturrahmi kembali secepatnya yaaa. Aamiin.

Welcoming February,
Al, Bandung, 1 February 2014
Menjadi blogger akan kurang sempurna rasanya jika belum bergabung dengan komunitas-komunitas blogger yang begitu banyak bertebaran di jagad maya. Mengapa harus bergabung dengan komunitas? Kalau pertanyaan itu diajukan kepadaku, maka jawabanku adalah, karena blogger tidak akan dapat berkembang seorang diri. Kalo pun dapat, maka kita akan butuh waktu untuk bergerak maju dan mengenalkan diri. Bergabung di salah satu atau beberapa komunitas blogger, adalah jalan untuk mempercepat personal branding! Juga sebagai jembatan tempat kita memperkenalkan tulisan-tulisan kita [SHARE] dan mengundang teman-teman di komunitas untuk berkunjung ke rumah maya kita, sehingga imbasnya adalah meningkatnya page views blog kita. Bener ga, Sobs?

Namun, apa jadinya jika komunitas tempat kita bergabung itu, justru bukannya semakin membuat kita berkembang dan happy? Yang ada malah bikin kita suntuk binti bete? Nah, lho! Pasti banyak di antara Sobats, yang bergabung dengan beberapa komunitas, mengalami hal seperti ini kan? Dimana salah satu atau salah dua dari komunitas itu, malah bikin kita terpaku dan mati gaya? Hehe. Terpaku dan mati gaya gimana, Al? 

Ya gitu deh, misalnya, saat kita masuk dan menyapa dengan ramah di wall komunitas A, lalu share postingan, terus yang terlihat di monitor kita adalah, sapaan kita seen by si anu, si una, si nua, dan lainnya, tapi tak ada komentar sama sekali. Huft, gimana rasanya, Sobs? Sedih yaaa? Ibaratnya di alam nyata nih, kita menyapa dengan ramah sebuah kelompok, tapi orang-orang di kelompok tersebut hanya memandang sekilas, tanpa ada balasan, hadeuh! Sakit donk rasanya? Hehe. Demikian juga saat anggota lainnya menyapa, beramah tamah, jika tidak di tag/colek namanya, maka sapaan itu hanya membeku, berlalu dan ketimpa oleh postingan anggota lainnya, yang tak jarang justru bernasib serupa pula.

Lalu, bagaimana agar Komunitas itu hangat dan interaktif?

Kunci jawabannya sebenarnya terletak pada anggota komunitas itu sendiri. Adalah diri kita sendiri [sesama anggota komunitas] lah juru kunci kehangatan dan kenyamanan sebuah komunitas. Ibarat di dalam sebuah kelurahan [ga usah kecamatan apalagi kabupaten lah yaaa :)], jika penduduknya saling tak acuh, saling tak peduli dan jarang mau bertegur sapa, maka dipastikan, kelurahan tersebut akan menjadi sebuah kelurahan yang penduduknya tidak akan saling mengenal, tidak akan saling peduli apalagi saling membantu. Jadi, kunci agar komunitas kita menjadi tempat bernaung/kongkow yang asyik, hangat dan menyenangkan adalah, be interaktif! Saling menyapa dan saling peduli. Coba deh, pasti akan asyik.

sekedar coretan,
Al, Ciamis, 31 Januari 2014
Ini adalah kisah lain yang aku alami, di samping banyak lagi hal gaib yang tiba-tiba lingkari kehidupanku. Ini, kembali tentang Modem. Lho, apa hubungannya modem dengan hal gaib? Nah, sabar donk, biar aku bisa menuliskannya dengan rinci. J

Udah dua hari ini nih, kuhabiskan waktu duduk menjura [menjadi salah juri Seleksi Srikandi Blogger 2014] di sebuah ruangan dekat tangga menuju lantai bawah tempat tinggalku. Bagiku, duduk di sana tuh mengasyikkan, selain terang, angin sepoi-sepoi membawa oksigen yang begitu fresh dan sukses membuka pikiran dan mata yang mulai siwer melototi parade keren para finalis SB2014. Nah, udah dua hari pula, semuanya lancar jaya alias ga ada 'gangguan apa-apa'. Hingga tadi pagi, aku menemukan keanehan!

Keanehan gimana, Al? 
Ya itu, modem yang biasanya aku simpan di dalam kotak pinsil, eh ga nemu alias raib. Biasanya sih, aku suka minta terawang sama Icha kalo ga nemu barang yang sedang aku cari, tapi karena Icha sedang sakit disebabkan oleh tenaganya baru saja dipake untuk menyembuhkan seseorang, maka Icha, sementara ini drop deh kesaktiannya. Jadinya, aku terpaksa nyari hingga ke sudut-sudut kamar termasuk nyungsep ke bawah tempat tidur sembari diterangi cahaya senter. Si modem ga berhasil ditemukan. Dan udah kebayang nih, 400 - 500 ribu rupiah akan keluar dari dompet untuk menebus sebuah modem baru. Tapi kok rasanya sayang yaaa? Akhirnya kuhubungi Dijah, diskusi gimana solusinya. Apa masih mungkin menggunakan tenaga Icha untuk terawang? 

Dan, Dijah, saking sayangnya dengan kakandanya ini, akhirnya menyalurkan tenaganya ke Icha, dan Icha mulai menerawang. [Aktivitas ini, tentu saja luput dari penglihatanku karena mata batinku kan belum mampu menembus alam mereka]. Lalu, melalui Dijah, kudapatkan arahan, cari di bawah tangga, di dalam salah satu kotak sepatu! Aih....,

Dan, Taraaaaaa, bener saja, modem tercinta yang tak seberapa cantik lagi itu pun ketemukan duduk manis di dalam salah satu kotak sepatu, tersusun paling atas di atas kotak-kotak sepatu lainnya. Aneh kan? Kalo jatuh dari atas, masa iya bisa masuk langsung ke dalam sebuah kotak sepatu yang tertutup? Ga mungkin banget ada manusia lain yang usil melakukannya, sementara tempat tinggalku ini sepi, ga ada siapa-siapa. Aneh! 

Etapi, bulu kudukku merinding. Beberapa malam ini, aku sering mendengar suara lembut yang memanggil namaku. Hiii, diakah yang sedang bermain denganku? Diakah yang sedang menggodaku? Aih, yang bener donk ah! Ga adil banget rasanya kalo kamu seperti ini, aku kan belum siap untuk bermain-main dengan kamu, apalagi untuk membalas mengusili kamu. Tunggu hingga aku mampu melihatmu secara langsung ya, baru kita mulai! Ok?

Nah, Sobats, aneh bangetkan? Mau ga percaya, tapi modem itu tergeletak dengan manisnya di dalam kotak sepatu, yang sudah lama ga disentuh siapa pun. Mana mungkin si modem masuk sendiri kesana jika tak ada yang mengusili. Karena sudah sering menyaksikan dan mengalami keanehan seperti ini, maka kuyakini bahwa si eneng or si akang sedang mengajakku bercanda. :)

Pernahkah Sobats mengalami hal serupa?

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 30 Januari 2014
Pasti udah pada tau donk ya, jika Kumpulan Emak Blogger sedang menggelar hajatan akbar bertajuk Pemilihan Srikandi Blogger 2014? Dan saat ini seleksi telah memasuki tahapan kedua. Di mana para emak finalis yang berjumlah 50 orang [#50FinalisSB2014] diharuskan untuk melakukan promosi diri alias campaign di Grup FB Kumpulan Emak Blogger dan juga di twitternya KEB @Emak2Blogger. Dan diriku, diminta untuk menjadi salah satu juri dalam ajang bergengsi ini. Bakal sibuk donk? Yup, but happy pastinya!

Dan hari ini adalah hari ketiga, campaign digelar. Nah, kebayang donk gimana siwernya mata ini, melototi tayangan per tayangan [baca: post] yang diluncurkan oleh para emak terpilih. Dan memasuki hari ketiga ini, pada pukul 16.26 sore ini, mata ini rasanya udah menyerah. Siwer! Hehe. Maka, refreshingnya adalah merem atau lihat yang ijo2 baca-baca quote apik untuk inspirasi postingan for #1Day1Post. Dan mataku langsung adem deh membaca quote yang satu ini. Tak hanya adem, tapi juga ada rasa terenyuh di hati..... Hiks.

Credit

Yang terpenting bukanlah siapa yang nampak di depan mata,
tapi adalah siapa yang masih setia di belakang kita dikala situasi sedang tidak menguntungkan. 
terjemahan bebas


Sahabat sejati, siapa yang tak ingin memilikinya? Kuyakin semua orang pasti ingin memilikinya. Dan kuyakin pula, bahwa yang namanya sahabat sejati itu, jumlah yang dimiliki oleh masing-masing orang pun biasanya bisa dihitung dengan jari. Hayo, coba dihitung-hitung, ada berapa orang sahabat sejati yang Sobats miliki? J

Seperti yang pernah aku tuliskan pada beberapa postingan sebelumnya, memang tidaklah mudah mencari orang yang setia bersama kita di dalam suka, beda halnya dengan situasi suka/bahagia, sudah pasti kita akan dikelilingi oleh banyak orang kan? Namun, jangan mengutuki musibah yang mendera, karena justru di sanalah kita belajar untuk memetik hikmah dan mengenali siapa sebenarnya sahabat sejati. Eits, sahabat sejati itu, bisa berupa orang tua, kerabat mau pun handai tolan lho. 

Sudahkah Sobats, mengenali sahabat sejatimu? Kalo aku, sahabat sejatiku adalah My Mom and Dad, juga Intan, si buah hati. Kamu? 

Sekedar coretan pelepas mata siwer,
Al, Bandung, 28 Januari 2014,
ditulis disela-sela menjura. 



Dear Kamu,
Hujan masih saja membasahi bumi,
gemericiknya sentuh genting rumah kita, timbulkan bunyi tik tik tik yang menyayat hati. Masih dari jendela yang sama, dari dalam kamarmu, lelaki tua yang kita panggil Ayah, berdiri menembus kaca bening, menantang jarum-jarum tajam yang hunjam tanah basah. Eits, tak hanya jarum-jarum tajam yang melesat hunjam bumi, basahi tanah basah, tapi kulihat, ada bening mengalir perlahan dari bola mata tuanya yang mulai kusam!

Kepergianmu yang telah lebihi dua tahun, tetap tak mampu hapuskan bayangmu dari ingatan. Apalagi wara wirimu yang masih begitu sering di depan mata, terutama mata ayah dan ibu kita, membuat sulit kami melupakanmu. Ingin rasanya menganggapmu tiada, tapi engkau masih berada di alam nyata.

Duhai kamu, mengapa tega bergentayangan di depan Ayah dan Ibu? Atau kamu memang sengaja? Ingin hancurkan keping hatinya yang telah renta? Tidakkah kamu berfikir? Bahwa tak seperti ini harusnya sikapmu? Salahkah mereka membesarkanmu dengan penuh kasih? Salahkah mereka yang selalu mendukung segala aktivitas dan usahamu? Salahkah mereka hingga harus seperti ini balasanmu?

Duhai kamu yang gentayangan di sana,
Tidakkah engkau ingat kami?
Duhai kamu yang diperdaya,
tidakkah ingatanmu mengingat kami?

Kuat nian pengaruh itu,
hingga doa-doa kami pun tak mampu sentuh kalbumu,
duhai engkau yang di sana, tak kah engkau rindu Ibu?
duhai engkau yang di sana, tak kah engkau rindu Ayahmu?



Sekedar coretan,
Al, Bandung, 29 Januari 2014

Related Post:
Kerinduan Di Balik Hujan 1
Kerinduan Di Balik Hujan 2



Srikandi Aceh
foto koleksi pribadi

Judul : Aceh Bumi Srikandi
Penulis: 10 orang penulis Aceh
Editor : Farid Wadji Ibrahim
Diterbitkan oleh : PemProv NAD
Disain Cover: Tim kreatif CV. Citra Kreasi Utama
Layout/Setting : Alwahidi Ilyas
Jumlah halaman: 530 + xv
ISBN : 979-992417-0
Kategori : Sejarah
Cetakan I, Yogyakarta : Multi Solusindo Press.

Buku ini adalah buku utama peganganku dalam menuliskan kisah-kisah heroik para perempuan tangguh ACEH, yang setiap membacanya, selalu saja menimbulkan decak kagum dan rasa hormat terhadap mereka, yang telah hidup dan menorehkan sejarah keberanian bangsa, nun jauh di masa silam.

Adapun penggunaan kata Srikandi, dipilih karena kata ini dianggap paling representatif dalam mengetengahkan, menggambarkan, mewakili dan mengakomodir semua aspek dan nilai lebih yang melekat pada tokoh-tokoh perempuan Aceh tersebut, seperti aspek; politik, militer dan agama.

Istilah Srikandi bagi perempuan Aceh, dalam kajian sejarah bukanlah hal baru, namun telah ditulis oleh sejarawan Aceh seperti H.M Zainuddin dalam bukunya Srikandi Aceh, tahun 1966. Selanjutnya Amran Zamzami dalam bukunya Pocut Meurah Intan; Srikandi Nasional dari Tanah Rencong, 1987.
Dengan demikian, pemakaian istilah srikandi bagi perempuan Aceh seperti untuk Sultanah Safiatuddin, Cut Nyak Dhien, dan Laksamana Keumalahayati sudah merakyat di komunitas masyarakat Aceh.

Tentang Buku ini
'Aceh Bumi Srikandi'

Ada banyak kajian historik yang dilakukan sebelum penulisan buku yang menyerupai sebuah ensiklopedia ini. Yang tentu saja dimaksudkan untuk menghimpun data sejarah secara holistik mengenai kisah perjuangan para Srikandi Aceh sejak kerajaan Samudera Pasai [masa Ratu Nur] hingga abad ke 20, yang tentu saja telah mengukir lembaran sejarah secara menakjubkan. Mereka tidak hanya tampil sebagai pimpinan [sultanah] di istana, akan tetapi juga berkiprah sebagai panglima perang, pemimpin pasukan tempur yang menjadikan hutan belantara sebagai tempat mengatur strategi penyelamatan aqidah, bangsa, negara dan yang lebih penting terpeliharanya harkat dan martabat generasi Aceh di masa-masa berikutnya, di samping mereka juga terlibat sebagai penasehat sultan, anggota parlemen, diplomat dan lain-lain.

Buku ini juga untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang kiprah perempuan Aceh dalam berbagai bidang, sehingga dapat dijadikan potret bagi perempuan masa kini dalam memperjuangkan hak-hak mereka dalam berbagai bidang, atau membangkitkan harapan untuk muncul regenerasi. Selain itu, kajian ini juga bertujuan untuk melihat dengan jelas realitas historis yang menunjukkan bahwa di Aceh, sepanjang perjalanan sejarahnya membuktikan bahwa tidak ada dikotomi dan bias gender dalam ruang sosial.

Antara laki-laki dan perempuan, dalam masyarakat Aceh diberikan kesempatan yang sama dalam berbagai konteks kehidupan. Hal ini berarti bahwa anggapan dan tuduhan orientalis Barat dan sekelompok yang tidak senang terhadap Islam jelas keliru dan tidak berdasar, sebab masyarakat Aceh yang kental dengan nilai keislaman telah membuktikannya sejak abad ke 16 hingga sekarang ini.

Buku ini juga membahas tentang pandangan ulama Aceh terhadap posisi dan peran perempuan di bidang publik, yang tentunya pandangan ini dikaitkan dengan pemahaman mereka tentang ajaran Islam. Di dalam Islam, diajarkan adanya persamaan di antara manusia, baik laki-laki maupun perempuan, mau pun antar bangsa, suku dan keturunan. Hanya ketakwaan dan pengabdian lah yang membedakan nilai satu manusia dengan manusia lainnya di mata Allah SWT. Penciptaan laki-laki dan perempuan, adalah bukti nyata bahwa kedua makhluk berlainan jenis ini saling membutuhkan, yang berarti harus hidup rukun dan saling menghargai satu sama lainnya, bukannya malah saling merendahkan dan menindas.

Pembahasan tentang pro dan kontra pandangan para ulama terhadap tampilnya empat orang ratu yang 59 tahun berturut-turut memerintah Aceh, dibahas dengan menarik, juga mengulas tentang kudeta para hulubalang yang berkonspirasi dengan para petinggi pemerintahan dalam rangka menggulingkan tampuk pemerintahan para ratu. Sementara terhadap para perempuan yang terjun dan memimpin peperangan, sama sekali tidak menimbulkan kontra di dalam pandangan para ulama, sungguh menarik untuk dicermati.

Buku Aceh Bumi Srikandi, berketebalan 545 halaman ini, juga mengulas tentang pergeseran peran perempuan dari peran hebat yang dimainkan oleh para pendahulunya, yaitu dari peran publik dan heroik ke peran domistik! Faktor-faktor yang mengarah kepada kemunduran peran peran perempuan Aceh tersebut di antaranya adalah faktor historis, sosiologis, psikologis, faktor kebijakan pemerintah, faktor pemahaman ajaran agama, fatwa ulama, pendidikan dan lain-lain.

Buku ini menyisipkan harapan penuh agar para perempuan Aceh dapat bangkit kembali dari kuburnya untuk menata kehidupan bangsa yang penuh penantian, lebih-lebih dari kalangan perempuan sendiri yang meras dieliminasi selama puluhan tahun. Harapan tersebut tentu saja akan dapat diwujudkan dengan manuver reposisi peran dan pemberdayaan perempuan Aceh sesusi dengan pertimbangan dan perkembangan jaman.

Buku ini lahir dari inisiatif dan kebijakan Pemerintah Provinsi Aceh dan dipersembahkan bagi para pembacanya agar terbuka wawasannya terhadap kelebihan-kelebihan dan ketangguhan perempuan-perempuan Aceh di masa lalu, dan hendaknya dapat menjadi kajian pembelajaran bagi perempuan Aceh masa kini, untuk dapat bangkit kembali dalam mengharumkan martabat diri, keluarga, agama, bangsa dan negara. Penasaran untuk mengetahui sepak terjang para Srikandi dari Bumi Iskandar Muda? Monggo ditilik beberapa postinganku yang mengulas tentang kepahlawanan dan keberanian mutiara-mutiara dari tanah rencong di bawah ini ya, Sobs! :

Laksamana Malahayati, Kartini lain sebelum Kartini
Pocut Meurah Intan, Kartini lain sebelum Kartini

sebuah catatan resensi buku,
Al, Bandung, 27 Januari 2014

Mendapat kiriman capture untaian kalimat di atas, dari seorang sahabat baik di wall facebook, sungguh membuat hati terenyuh. Dan, tiba-tiba saja hati ini basah! Oh Tuhan, semoga bait terakhir dari untai kalimat di atas tak pernah terjadi. 

If one day you feel like crying,... call me
I don't promise that I will make you laugh
But I can cry with you

If one day you want to run away
Don't be afraid to call me
I don't promise to ask you to stop
But I can run with you

If one day you don't want to listen to any body, call me
I promise to be very quiet

But,...
If one day you call and there is no answer....
Come fast to see me
Perhaps I need you.

Thanks for dropped them on my wall, semoga kamu selalu di sana kala daku memanggil yaaa. :) and thanks for your call today. 

sebuah catatan kaki,
Al, Bandung, 26 Januari 2014


Malam ini, bertempat di sebuah rumah mungil, kota Sukabumi, postingan ini meluncur bebas ke hadapan Sahabat semua. Lagi-lagi rilis via Blackberry dikarenakan koneksi internet yang becandanya keterlaluan banget. Ga ada sinyal! Huft. Maka, sambil tiduran akibat lelah driving seharian, here is the article in order to keep posting! #1Day1Post, kudu ditaklukkan. Hehe.

Driving! Ada yang menyukainya? Bagiku sendiri, mengemudi mobil adalah sebuah aktivitas yang sangat menyenangkan. Apalagi jika sedang stress, mengemudi adalah salah satu caraku meredakan stress. Apalagi jika drivingnya di malam hari, wah, rasanya happy banget. Driving sendirian, adalah hal yg paling aku suka saat sedang galau. Rasanya happy gimana gitu bisa berduaan dengan Gliv (Grand Livina) tersayang.
Nah, apa yang biasanya Sobats lakukan jika sedang stress?

Sekedar coretan menjelang tidur,
Al, Sukabumi, 25 Januari 2014
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Judul ini sudah bolak balik deh kayaknya jadi judul dan thema artikelku. Bukan sekedar memperkaya jumlah entry/postingan, tapi memang begitulah kata hati yang saat ini bergema.

Tinggal jauh dari putri tercinta, membuat kami sangat bergantung pada technology komunikasi dan tentu saja koneksi yang berjaya. Dan Alhamdulillah, akhir2 ini, koneksi baik di tempatku, Bandung mau pun di tempat Intan, Banda Aceh, cukup baik. Terutama saluran seluler. Sehingga, malam ini, diskusi kami berlangsung apik. Alhamdulillah. Dan Alhamdulillah juga, aku masih dipercaya oleh Intan untuk menjadi teman diskusi bisnisnya. Bahkan putri tercinta mengajakku untuk join bisnis dengannya. What? Ya Allah, anakku sudah dewasa! Sudah semakin intens berbisnis, dan barusan malah berdiskusi denganku tentang bagaimana memajukan dan mempromosikan bisnisnya via blog dan socmed. Oh my God! My litle girl is grew up! Udah gede! :)

Dan, obrolan via BBM pun berpindah ke saluran telefon, bicara lebih dari satu jam. Mulai dari bisnis, pelajaran, teman dekat hingga baca doa tidur. Ah, indahnya! Tak terbayangkan bagaimana jadinya kami jika tanpa kecanggihan technology. Bisa mati kutu deh diserang rindu. Thanks, Technology!

Sekedar catatan penutup malam
Al, Bandung, 24 Januari 2014
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Credit
Awan dan hujan sepertinya memang sahabat sejati. Ketika kandungan H2Onya mencapai batas atau melebihi kapasitas, langsung deh sang hujan mengambil peranan. Titik-titik air itu pun menjelma menjadi jarum-jarum kecil yang menghunus bumi. Basahi permukaan tanah juga dedaun dan pepohonan. Bangunan rumah mau pun gedung tak luput dari siraman, termasuk juga siapa pun yang sedang melintas tanpa perlindungan.

Hujan. Siapa yang tak suka hujan? Kuyakin, kehadirannya senantiasa dinanti, terutama oleh para petani untuk sirami padi dan palawija, juga dicinta oleh kanak-kanak yang gemar berlarian berhujan-hujanan. Namun, ketika curahannya tiada henti, disitulah keluh kesah mulai menggema, banjir melanda dan musibah merajalela. Seperti yang sedang terjadi saat ini, di berbagai daerah Indonesia dilanda musibah serupa. Banjir. Juga ibukota Jakarta tak luput dari musibah yang sama. Banjir, tak hanya memakan korban harta benda, tapi juga merenggut jiwa. Seperti halnya api, maka hujan pun punya pemeo yang sama. Kecil jadi kawan, besar jadi lawan.

Photo taken by Teh Dey
Namun, untuk kota Bandung sendiri? Agaknya kekompakan sang awan dan hujan telah berefek sempurna. Eits, jangan salah kira dulu. Efek sempurnanya adalah dalam hal mengembalikan udara kota Bandung! Duluuuu banget, sekitar tahun 2008, rasanya Bandung tuh masih Bandung [baca: berudara dingin] banget deh. Etapi, kok iya sekarang ini, main ke kota Bandung, bahkan tinggal di kota 'dingin' ini udah ga berasa lagi dinginnya? Benerkan, Sobats Blogger Bandung? Rasa dingin itu menguap, berganti panas akibat global warming yang juga telah berhasil menyentuh kota kembang ini. Huft. Suer deh, Sobs! Aku sampai bawa tiga selimut tebal [bed cover] kesayangan lho, waktu baru pindah kesini, untuk antisipasi dinginnya udara di kota ini. Tapi ternyata, Sobs? Udah ga sedingin dulu lagi. Apalagi di tempat tinggalku, ga perlu pake selimut sama sekali deh. Huft! Kuciwa. Hehe.

Tapi akhir-akhir ini? Hujan yang menyeluruh di seluruh tanah air ini, ternyata juga begitu setia membasahi dan mendinginkan udara kota kembang ini. Dan akibatnya? Hiiiii, dingiiiiin! Banget! Ini baru Bandung! Daaaaan, bed coverku berfungsi sempurna deh. Yuk, Sobs, tarik selimut yuk! Hehe.

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 23 Januari 2014


Mie, adalah penganan yang paling diminati oleh banyak orang. Untuk orang Indonesia sendiri, mie pangsit, mie bakso, mie goreng, kwetiaw dan aneka olahan mie lainnya, adalah merupakan penganan yang tak lagi asing di lidah dan menjadi andalan untuk mengisi perut? Betul? :D
Tapi, banyak juga dari kita, yang selalu kuatir akan hal ini;  seberapa sehatkah mie itu? Berapa persenkah pengawet yang disertakan di dalamnya? Terbuat dari daging apakah baksonya? Dan lain sebagainya dan seterusnya. 

Apalagi dengan aneka isu yang suka merebak di lingkungan sekitar kita, tentang rumors yang mengatakan bahwa mie A, baksonya terbuat dari daging tikus, mie B kebanyakan formalin, dan aneka rumors lainnya yang menurut hasil investigasi adalah benar adanya, maka semakin was-was lah sebagian besar dari kita untuk sembarangan mengkonsumsi mie.

Aku sendiri adalah penyuka mie dan walau begitu banyak informasi yang berkembang agar kita berhati-hati dalam mengkonsumsi kuliner yang satu ini, tetap saja kerinduanku untuk mengkonsumsi mie, terutama mie pangsit-baso, tak bisa dikesampingkan. Apalagi ketika mendapat undangan dari Mie Roemah, yang mengundang 20an blogger untuk mencicipi sajian khas mereka, maka aku pun langsung mengiyakan. Sempat juga browsing ke facebook-nya untuk dapatkan info lebih lengkap. Wow, foto-foto aneka mie yang tersedia di sana begitu menggiurkan, dan lebih menariknya lagi, kabarnya mie yang disajikan di Mie Roemah adalah produksi Mie Roemah sendiri, yang artinya adalah bersih/hygienist, dan bebas pengawet pastinya. Maka, semakin tak ragu deh aku untuk hadir di sana nantinya.

Dan tepat di hari H, mengandalkan asisten setiaku, Mba GPS yang bersuara seksi, meluncurlah kami ke tekape. Aih, walau sudah dipandu oleh Mba GPS, teteup aja tradisi nyasar masih melekat di kehidupanku! Hadeuh. Apalagi ketika memasuki kompleks perumahan, ah, yang bener donk Mba, masak Mie Roemah lokasinya di dalam kompleks perumahan? Tapi setelah BBMan sama Neng Evie, ternyata emang bener lho, Mie Roemah itu letaknya memang di dalam kompleks perumahan, makanya dinamakan Mie Roemah. Hm, I see. 

Mie Roemah 

Pinjem Foto dari Kang Adi
Mie Roemah memang terletak di dalam kompleks perumahan, tepatnya di jalan Pasir Luyu V No 4, Bandung. Patokanku adalah Jalan BKR, ketemu Pom Bensin dan Alifa Mart, ada sign board 'Mie Roemah' menuju gang tepat di samping Alifa Mart. :D

Sesampai di tekape, aku disambut oleh Mba Widi [pemilik Mie Roemah], Neng Evie Sri Rahayu, Meti Medya, Kang Adi LeLucky dan beberapa teman blogger yang sudah duluan berada di tekape.  Asyik, jadi bisa langsung makan-makan deh ini, Haha langsung ada teman, ga sendirian! Dan memang, ga pake lama, pegawai Mba Widi pun menghidangkan penganan andalannya, Mie Roemah. Yeaaay!! 

Sumber Foto dari Mie Roemah Facebook
Gimana, Sobs? Kebayangkan lezatnya? Hm, nyam...nyam, yummy!
Kebetulan diriku kebagian menu Yamin Asin Ayam Rica, dan rasanya? Wow, yummy! Pas di lidah banget! Seporsi rasanya kurang bo'. Hehe. 

Ga berlebihan jika kukatakan mie yang satu ini terasa begitu nikmat dan pas di lidah. Mungkin karena mienya sendiri memang diproduksi langsung oleh 'Mie Roemah' dengan mengandalkan resep warisan keluarga. Dan satu hal yang paling ditekankan oleh Mie Roemah adalah bahwa mereka pantang menggunakan pengawet dan pengembang! Sehingga jelas aman bagi perut donk, termasuk perut ibu-ibu hamil dan anak-anak kan? Ah iya, selain bahan baku mie, Mie Roemah juga memproduksi sendiri bahan toppingnya seperti pangsit, bakso dan bahan ayam lainnya. 

Tadinya aku mengira bahwa Mie Roemah ini baru saja berdiri, e-ternyata, Sobs! Sudah ada sejak 4 tahun lalu lho, tepatnya pada tanggal 1 Desember 2009. Dan selama berada di sana, kami juga menyaksikan banyak customer yang datang silih berganti, menikmati sajian-sajian menu Mie Roemah. Tak hanya karena rasanya yang pas di lidah, tapi selain mienya yang diolah secara hygienist dan healthy, resto-nya sendiri juga memang cozy banget sih! Jadi ga heran jika banyak pelanggan yang datang berpasangan mau pun berombongan, untuk kongkow sambil mengisi perut. 

Terus gimana dengan pelanggan yang tak suka mie? Oops, jangan kuatir, Sobs! Mie Roemah juga menyediakan aneka penganan lain lho, seperti Nasi Campur Ayam, Ayam Goreng Kremes, Nasi Ayam Bakar, Ikan Goreng Mujair, dll. Untuk camilan sendiri, banyak juga pilihannya lho. 

Sumber Foto dari Mie Roemah Facebook
Gimana, Sobs? Cukup mengundang selera yaaaa? Tak hanya itu, kongkow-kongkow di sini juga bikin betah banget lho! Lihat aja nih pasukan Blogger Bandung, enggan beranjak euy!


Dan penasaran dengan pemilik Mie Roemah? Ini dia nih, Sobs! Mba Widi, yang sebelah kiri lho yaaa. :)


Nah, bagi Sobats penikmat aneka penganan mie, udah tau kan kemana harus mencari mie nikmat yang hygienist dan healthy? Emang agak jauh sih, tapi demi cita rasa nikmat, jauh dikit ga masalah kali yaaa. Hehe. Biar ga nyasar, sok atuh liat dulu map di bawah ini yaaa....


catatan kuliner,
Al, Bandung, 22 Januari 2014

Rasanya sudah seperti berabad lamanya Nita memendam kebencian pada Rafi, kakaknya yang tak seberapa ganteng dan sok perhatian itu. Ada saja tingkah lelaki itu yang membuat dirinya jengah. Dina, sahabat karibnya sering bilang, "Rafi tuh ga salah, dia peduli denganmu, makanya dia begitu memperhatikan dan selalu ada untukmu. Harusnya kamu bersyukur lho, Nit, punya abang yang begitu menyayangimu. Aku saja, akan bersyukur banget andai Allah memberiku seorang kakak sepertinya."

Ah, kamu ga tau sih. Coba kalo kamu di posisiku, pasti kamu akan muak dan jengah Dit! 

Dulunya, Rafi memang seorang kakak yang hangat, baik dan tidak seperti ini. Tapi sejak kematian suami Nita, justru Rafi tampil sebagai pelindung yang melebihi superhero dan ngalah-ngalahi bodyguard. Membuat Nita jengah sendiri. Kemana-mana, walau tidak terlihat di sampingnya, tapi anehnya, Rafi tuh tau aja setiap aktivitasnya. Apalagi jika Nita ketahuan dating atau kongkow-kongkow berduaan dengan cowok, hadeuh, habis deh, ada aja nanti petuah yang meluncur bebas dari bibir kakaknya yang tak seberapa tampan itu. Jadi janda tuh harus bisa menjaga sikap!

Ingin rasanya Nita mengadu pada ayah ibunya, tapi bagaimana? Keduanya malah telah terlebih dahulu menghadap sang Pencipta. Ah, sudahlah, hadapi saja Rafi dengan lapang dada. Begitu tekadnya suatu ketika. Namun tekad itu raib, setiap sang kakak yang masih melajang itu beraksi, menunjukkan superhero-nya. Dita juga yang jadi tempat pelariannya.

Malam itu, Nita tak lagi mampu menahan dirinya. Baru saja dia menghempaskan dirinya di tempat tidur, lelah setelah seharian meeting yang dilanjut dengan menemani tamu dan bosnya berkaraoke di sebuah cafe, eh si kakak yang super protektif menghubunginya. Menanyakan dari mana? Apa ga bisa menjelaskan pada bosnya agar tidak sampai harus bekerja hingga larut malam seperti itu? Agar Nita ingat untuk menjaga kesehatannya, bla..bla...bla. Akhirnya, mungkin dikarenakan lelah dan juga rasa tak suka yang sudah memuncak, rasa jengah yang telah terakumulasi sedemikian rupa, maka melalui percakapan telefon itu, kemarahannya meledak.

Ucapan penuh emosi yang meluncur dari mulut Nita, ditambah pula dengan aneka kata mutiara yang tak hanya pedas, akhirnya membuat Rafi terkesima. Tertohok tapi juga tersadar. Jika kelakuannya itu ternyata malah telah membuat adiknya terkekang. Telah menimbun kebencian terhadap dirinya dari sang adik terkasih. Satu-satunya saudara kandung yang dia miliki. Pedihnya lagi, Nita dengan begitu semena-mena, meluncurkan sebuah kata yang tajamnya mengalahi mata pedang sembilan benua. Tersadar dan juga terluka. Rafi menutup telefon tanpa sempat meminta maaf jika kelakuannya telah membuat adiknya terbelenggu selama ini.

Lajang tua itu, duduk bersimpuh. Termangu sekian lama, hingga akhirnya sebuah kesadaran membawanya ke kamar mandi untuk berwudhu. Bersujud di atas sajadah, lelaki itu bermohon kepada Allah agar petunjuk dan keselamatan dialamatkan Allah bagi adik terkasih. Sementara untuknya, dia berjanji untuk merubah sikap. Tak akan lagi terlalu ikut campur urusan adiknya. Toh sang adik telah dewasa, bahkan telah menjadi seorang ibu pula. Tak perlu lagi dia sibuk-sibuk menjaga apalagi mengurusnya. Aku akan menarik diri, begitu tekadnya.

Lalu Rafi menepati janjinya pada dirinya sendiri, tak lagi muncul secara intens di hadapan Nita. Tak juga ingin memantaunya lagi. Perlahan dia menghilang, walau tetap tinggal sekota. Rafi menyibukkan diri dengan urusannya sendiri, fokus pada bisnis kehidupannya pribadi.

Nita? Tentu Nita berasa beroleh anugerah akan perubahan ini. Merasa terbebas, tak ada lagi mata-mata! Hingga suatu ketika, dia mendapat telefon dari rumah sakit, bahwa Rafi, kakak semata wayang itu telah berpulang ke rahmatullah, oleh sebuah demam biasa. Tak ada penyakit istimewa, hanya demam biasa! Air mata tak mampu mengobati rasa kehilangannya, air mata tak mampu mengobati rasa sesalnya akan pertengkaran itu. Mendadak, dia rindu segala sikap dan perlindungan sang kakak! Kemana dia harus mencarinya kini?

Credit

Jangan pernah mengabaikan cinta kasih, kepedulian dan rasa rindu seseorang, karena bisa jadi kamu akan terbangun suatu hari dan menyadari bahwa kamu kehilangan bulan hanya karena kamu sibuk menghitung bintang.

sekedar coretan pembelajaran kehidupan
Al, Bandung, 21 Januari 2014 
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • It's Me!
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Jawaban Untuk Sahabat

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes