My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Sebuah buzz di ym window membuat mataku yang sedang focus pada draft english speednya Intan beralih dengan segera. Mencoba melihat si pemberi buzz yang ternyata adalah seorang mantan kekasih hati. Catat, 'mantan' lho yaaa.... 
Dan bukan mantan suami aka ayahnya Intan juga sih, tapi si dia ini adalah mantan kekasih dimasa lalu...Jiaaah...

Eits, jangan curiga dulu, karena sejujurnya aku telah sukses mengubur segala cerita indah masa lalu berikut cerita duka yang terukir saat hubungan itu terpaksa berakhir kala itu. Keputusan yang pada awalnya menyisakan dendam dan kemarahan di hati, namun seiring berjalannya waktu serta matangnya usia, membuat hubungan kami yang awalnya buruk, mampu beralih menjadi hubungan persahabatan kembali. Bahkan kemudian, aku dan istrinya pun membentuk jalinan pertemanan di fesbuk, serta saling bersapa ria.

Dengan sang mantan sendiri gimana Al?
Well, layaknya orang yang telah punya kehidupan masing-masing, kami pun berhasil dengan cara dewasa menjalin pertemanan, yang baik dan saling menghargai.

Beberapa bulan lalu, sang mantan sempat mengabarkan bahwa istrinya sedang dalam keadaan sakit, dan penyakit yang menggerogotinya tampaknya semakin lama semakin mencintai tubuh istrinya, hingga menolak untuk dienyahkan oleh obat-obatan apapun yang dokter berikan.

Beberapa kali aku singgah di fesbuk istrinya, dan menyapa serta mendoakan beliau agar segera mendapat kesembuhan kembali.... Kemudian, karena masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing, akhirnya kami tak lagi sempat saling menyapa.

Hingga barusan, sang mantan mem-buzz ku di ym. Seperti biasa, seperti tak ada kejadian apa-apa [karena memang aku sama sekali ga mengetahui update berita tentang mereka], kubalas buzz nya dengan buzz ku. Lalu masih dengan kocak kutanya kabarnya, kemana aja ga pernah kelihatan dan bersembunyi dimana. Sapaan riang ini tak berbalas serupa, bahkan saat kutanya kabar sang istri, justru dia balas bertanya, 'lho, kamu belum tau Al?"

"Ha, tau apa? Ada apa?" Feelingku jelas ga enak dan sebelum mendapatkan jawaban darinya, jemariku telah terlebih dahulu lari ke fesbukku yang memang sedang online. Segera kuketik nama istrinya di search corner dan ya Allah.....

Banyak sekali ucapan belasungkawa terpampang di halaman fesbuk istrinya itu. Terpana, shocked, terhenyak, sedih, duka, itulah yang memerangkapku seketika. Memang, urusan ajal hanya Allah yang Maha Tahu, dan hanya denganNya kita membuat perjanjian. Dan jika janji itu telah tiba, tak satupun dari kita mampu menegosiasikannya untuk bergeser.

Serta merta kutuliskan ucapan belasungkawaku di halaman fesbuknya, mendoakannya setulus hati.


Dan kembali ke window of Yahoo Messenger, memberinya support atas kehilangan yang sedang dialaminya. Setiap kita pasti akan bertemu dengan peristiwa ini, hanya masalah waktu yang akan membedakannya. 

Sebuah rasa sedih, entah kenapa, begitu lekat mewarnai hatiku setelah ini, padahal jelas, aku belum pernah bertemu sama sekali dengan almarhumah, yang telah 'merampas' dia dariku, belasan tahun yang lalu. Nelangsa ini kok rasanya sulit sekali dihalau, namun setulus hati aku mendoakan seperti apa yang tertulis di fesbuk itu untuknya. Rest in Peace ya mba.... dan bagimu, semoga Allah memberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini yaaa.... :(





Namanya Leno, berwarna hitam, tipis dan elegant. Produknya Lenovo berseri Think Pad yang kata orang, juga para teknisi komputer, adalah berkualitas baik dan bandel. Dalam artian tahan banting [tapi bukan berarti tahan untuk dibanting-banting lho! haha].

Kuhadiahkan dua tahun lalu untuk putri tercinta, yang saat itu telah duduk di kelas satu SMU. Laptop Intan sebelumnya adalah keluaran ACER, dan karena udah dua tahun pakai, dan juga berukuran besar untuk seorang anak ABG semungil Intan, maka aku berinisiatif untuk menggantikannya dengan si mungil Leno. Tentu saja Intan sangat menyukainya, namun bukan jaminan dia akan mampu merawat dan menjaganya dengan baik. Walau niat itu terpatri kuat di hatinya, namun kenyataannya, si Leno sering terlihat kusam dan kurang menawan. Sering juga kuingatkan, bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita miliki dan menjaganya dengan baik, karena belum tentu lho orang lain juga diberi kemudahan untuk memilikinya. Intan setuju, namun beberapa hari kemudian, kembali lagi pada keteledorannya.

Ibuku melaporkan bahwa Intan tuh sering membawa Leno tidur bersamanya, dan akibatnya, si Leno sering ketimpa tubuh Intan saat dalam lelapnya, dia berbalik badan dan menimpa Leno. Duh nak!
Belum lagi keteledoran lainnya. Hingga akhirnya, seminggu setelah tiba di Bandung [dalam liburannya kemarin], Intan minta diserviskan Lenovonya. Katanya sih udah sebulan belakangan ini tuh Leno ga bisa dinyalain. Maka meluncurlah kami ke BEC dan Leno masuk service room. Ada sparepart di mother board yang harus diganti, dan ok, gantikan saja mas, yang penting Leno bisa dioperasikan lagi.

Dua hari kemudian, kami kembali dan si teknisi mengabarkan bahwa walau sudah diganti sparepartnya, Leno masih bermasalah. Perlu perlakuan khusus untuk menyalakannya. Bahwa Intan harus selalu menggunakan sebuah obeng, membongkar bagian belakang Leno, dan mengutak atik sebuah bagian di dalamnya, barulah Leno akan running. Hadeuh, ribet amat yak? Mana mungkin melakukan itu di ruang kelas di sekolahnya? Aku tanyakan, ada alternatif lain ga? Dan jawabannya adalah TIDAK.

Si teknisi juga mengakui, mustahil melakukan perlakuan itu di sekolah, oleh anak sekolah seperti Intan. Paling hanya teknisi-teknisi komputer lah yang akan sabar melakukan itu. Dan no other option. Kulihat Intan sedih akan nasib Leno, yang tak lagi bisa dioperasikan. Aku lebih sedih lagi, karena ini artinya, aku harus siap-siap menguras isi dompet untuk sebuah LAPTOP BARU. Hiks.

Leno memang tak tertolong lagi, kutanyakan pada si teknisi, jika Leno kujual kepada mereka dalam keadaan seperti ini, berapa mereka hargai. Dan si teknisi dengan malu-malu mengatakan gimana kalo tiga ratus ribu saja teh? What???? TIGA RATUS RIBU untuk sebuah Laptop yang kubeli dengan harga TUJUH JUTA an rupiah? Hihi.... No, thanks!
Biarlah Leno masuk gudang dan jadi saksi bahwa dirinya pernah menjadi alat bantu utama bagi putriku dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

Dan akhirnya, kutanyakan apa bisa dipindahkan data-data yang ada di Leno ke dalam external hardisknya Intan sebelum Leno masuk gudang? Dan ternyata, it is so simple. Hardisk tadi bisa dengan gampang dilepaskan dari tubuh Leno, dan beli casing baru, Taraaaaa! Leno si laptop pun kini berubah jadi sebuah External Hardisk! Entahlah, ingin tersenyum tapi hati ini perih mengingat isi dompet akan segera terkuras untuk sebuah Laptop Baru. Huft.

Nasib sebuah Lenovo

Bukan sihir bukan sulap

Berubah! Taraaaa


That's life!
Dan sayang.... tolong jaga barang berharga mu untuk ke depannya ya nak... it is not easy to earn money honey. Kamu akan tahu nanti, jika telah mulai menghasilkan uang. Bahwa setiap sen yang kita hasilkan, adalah ditukar dengan tetesan-tetesan keringat. Jadi, be wise ya sayang!

Sebuah catatan, 
Al, Bandung, 3 Feb 2013.




Langit kelam masih temaram
Awan gelap masih menghitam
Butiran bening kan melesat tajam
Bagai ribuan jarum yang siap menghunjam

Hidup ini terasa hampa
Cobaan datang tak henda mereda
Beginikah nasib kami dimasa tua
Beroleh anak yang jadi durhaka?

Duhai Engkau Ilahi Rabbi
Bantu kami lipurkan diri
Sudahi cobaan ini..
Bebaskan kami dari deraan hati


Wahai engkau putra tersayang
Sehatkah kamu sekarang?
Ayah bahagia kamu datang
Walau hanya dalam impian

Tapi mengapa kamu menangis anakku?
Mengapa kamu minta dibantu?
Apa maksud semua itu?
Adakah itu pesan tertentu?

Katakan nak
Bagaimana kabarmu?
Apa yang dapat ayah bantu?

Al, Bandung, 3 Februari 2013


Sudut layar kanan Macsy kedap kedip, membuat mataku melirik kesana dan Tara....


dan sesuai janji, segera deh aku ubek-ubek koleksi foto yang seabrek-abrek, dan menurutku sih cukup artistik. Tapi pilihanku selalu dan selalu saja jatuh pada beberapa foto berbackground senja dengan semburat jingganya yang begitu menawan.

Misalnya yang ini nih sobs....

atau yang ini nih sobs...

atau yang ini


langit Simeulu yang biru, kapas putih yang bersih
terang benderang yang jadi temaram
Semburat Jingga yang tumpah ruah....

Duhai.... sungguh sebuah lukisan yang indah
tercipta agung, artistik tanpa perlu di utak atik!

Subhanallah, Maha Besar Engkau ya Allah.

"Postingan ini diikutsertakan di Narsisis-Artistik Giveaway."



Pagi-pagi tadi udah dapat colekan di fesbuk dari bunda Yati Rachmat ....
agak kaget, karena jarang-jarang nih bunda tersayang mencolek diriku... :). Walau sedang sibuk dengan urusan taking care my diamond Intan, aku coba intip juga sejenak, oalah.... Alhamdulillah aku dapat award indah berseri dari bunda Yati.... Penasaran langsung meluncur ke blognya bunda via Opera Mini yang telah aku tanam di BB ku. Dan Subhanallah, terharu banget rasanya terpilih menjadi salah satu dari sepuluh orang yang menerima award darinya.... Duh... makasih ya bund.... Muach.

Dan layaknya award, setelah menerimanya, tentu ada pe er yang harus dikerjakan kan sobs? So, malam ini, sebelum menikmati sebuah film [DVD] yang tadi kami beli dari Krang Kring, aku keingat untuk ngerjain bikin postingan tentang award ini dulu ah... hitung-hitung nambah postingan di Virtual Corner tercinta inih... hehe. Toh ga akan lama, paling lima belas menitan lah, setelah itu bisa santai nonton "Stolen" nya si Nicholas Cage. Ada yang udah pada nonton ga nih sobs?

Weleh, kok malah ngobrolin filem sih, yuk ah, langsung ke pe er nya aja yuk... begini nih pertanyaannya sobs...

Favorite Color : banyak! Paling suka coklat, biru, pink dan putih.

Favorite Animal : Sama dengan bunda, aku paling suka kucing. Segala jenis kucing aku suka tuh asal bukan kucing garong lho!

Favorite Number : Have no favorite number sih, semua nomor oke-oke aja tuh.

Favorite Drink : Air putih hangat dan coklat panas/dingin.

Facebook or Twitter : Ngekor jawaban bunda ajah, sehati kita bund! --> Sudah pasti Facebook-lah secara kalo Twitter tuh disamping gak bisa menulis panjang, juga ribet banget dan membingungkan.

Your passion : Menulis apa saja [fiksi, design project, karya ilmiah, dll] dan membaca

Giving or Getting Presents : I will say both. Kedua-duanya menyenangkan, tapi seperti kata bunda, able to give will give us more happiness. :)

Favorite Physical Activity : Sight seeing alias jalan-jalan.

Favorite Day of The Week : Sabtu - Minggu.

Favorite Flower : Roses specially white and red roses.

Nah, terjawab sudah semua pertanyaannya nih sobs, tibalah pada tugas terakhir yaitu menghadiahkan awards ini kepada sepuluh teman blogger lainnya. Tapi aku yakin, rata-rata teman blogger pasti sudah menerima award ini ya?
Jadi supaya lebih enak, aku persilahkan dengan penuh persahabatan, bagi sobats blogger yang tertarik untuk memajang award ini di blognya, monggo atuh sobs.... hayuk diambil ya sobs, dengan catatan..... tolong dijawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ok? Dan persembahkan award ini agar tidak terputus, kepada sobats blogger lainnya, ok?

Well sobs, met bermalam minggu yaaaa....

Saleum,
Alaika, Bandung, 26 Januari 2013

Jika ditanya, pekerjaan mana diantara semua pekerjaan yang pernah aku kerjakan, yang memberi sensasi tersendiri bagiku? Maka jawabanku akan langsung tertuju pada ini. Pada sebuah project pribadi bertajuk 'Pembuatan Novel Selingan Semusim'. Sengaja kukatakan pembuatan, bukan penulisan, karena memang untuk menelurkan novel ini, aku terobsesi untuk melakukannya sendiri. :)

Rakus? Haha. Boleh juga dibilang begitu sih. Tapi sebenarnya bukan itu sobs. Aku hanya ingin menguji kemampuan dan menghemat biaya. Belum lagi ide mendadak yang muncul merampas malamku kala itu. Ide untuk mendirikan sebuah perusahaan penerbitan indie! Yang spontan membuatku ga bisa tidur dan memacu otakku untuk terus berputar, membuatku exciting sekaligus stress! 

Alhamdulillah, akhirnya ide-ide yang berseliweran itu berhasil aku tata dan wujudkan satu persatu. Hingga tercantumlah hasil kerja keras itu seperti ini....


Mengurus ISBN, ternyata sama sekali tidak sulit dan benar-benar GRATIS! Officernya juga ramah-ramah lho sobs! Mengurusnya ternyata juga bisa dilakukan via email-emailan lho! Jadi ga perlu via fax lagi atau ke Jakarta sana. Jadi cukup duduk di hadapan komputer atau laptop kita, connect to internet, siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan, lalu kirim permohonannya. Tunggu beberapa saat, dapat balasan deh. Jika ada yang perlu diedit, maka kita edit lalu kirim lagi, dan nantikan response mereka.

Untuk naskahku, kebetulan semua berkas telah lengkap, hanya perlu mencantumkan nama penerbit pada halaman dalam cover novelnya, dan setelah aku revisi, kirim balik ke Tim ISBN, lalu ga sampai lima menit, nomor ISBN yang begitu aku dambakan itu pun dikirimkan. Dan tarraaaa..... bisa sobats lihat pada cover belakang novel Selingan Semusim tuh barcodenya. Hehe.... 

Idih, begitu aja kok bangga yaaaa? Eits, boleh donk sobs, kan ini usaha mandiri, perdana pula, jadi harap maklum ya sobs jika terkesan begitu bangga pada diri sendiri... haha.

Setelah lengkap semua kebutuhan, maka naskah Selingan Semusim ini pun akan naik cetak besok. Mudah-mudahan akan kelar dalam 2 minggu ke depan ya sobs! Dan sementara ini, aku ingin tampilkan salah satu bagian yang memang disyaratkan untuk ikut dikirimkan dalam berkas pengurusan ISBN, yaitu; Kata Pengantar.

Seperti apakah kata pengantar sebuah novel Selingan Semusim? Hihi, yuk kita intip disini yuk sobs!



Well sobs, itulah sekilas update tentang progress penerbitan Novel Selingan Semusim, ya itung-itung nambah postingan di My Virtual Corner, sembari menjaga Intan yang masih opname di Rumah Sakit nih sobs, mohon doa agar anandaku lekas sembuh kembali yaaa....

Dan see you at Selingan Semusim versi cetaknya yaaa.... :)

Saleum,
Al, Bandung, 21 Januari 2013





Sesuai janji kemarin dalam postingan ini, maka, inilah dia endorsement dari para sahabat lainnya tentang novel perdanaku, Selingan Semusim.








Well sobats tercintah.... itulah endorsement dari para sahabats, dan bagi yang tertarik untuk membaca the whole story, silahkan ditunggu terbitnya [Insyaallah] akhir Januari ini ya sobs!

Saleum,
Al, Bandung, 16 Januari 2013.


Penyakit ini pernah menderaku beberapa bulan yang lalu. Datang tanpa berita dan sok membuat surprise bagi tuan tubuh (pemilik badan) yang dikunjunginya.

Dikiranya tuan tubuh akan senang tuh dengan kehadirannya! Padahal sebel banget lah pastinya.

Dan kini, dia datang pula pada putriku. Tetap dengan polah yang sama! Tanpa aba-aba dan berita sama sekali. Berlagak demam biasa, pura-pura menghilang sejenak lalu muncul lagi.

Dari gejalanya ini, terus terang aku sudah curiga. Ini pasti dia! Tapi kucoba nasehat dokter. Kuberi Intan obat yang diresepkan pak dokter, dan memang, demamnya turun. Tapi naik lagi esoknya. Persis seperti pelana kuda polanya. Ga salah kan jika aku curiga? Dan benar saja, siang ini, hasil pemeriksaan jelas mengharuskan opname!

Opname? Oh my God! Not here please... Kami jauh di rantau! Jauh dari keluarga! Tapi siapa juga yang mau mendengarkan pinta ini? Dia telah berdiri garang, menggerogoti trombosit putriku. Tak bisa diajak kompromi, dengan satu anggukan, aku iyakan Intan untuk segera opname.

Demam Berdarah! Momok yang satu ini membuatku langsung patuh. Kutunjukkan kartu sequishlife Intan, dan petugas administrasi yang kini mengangguk. Alhamdulillah, Rumah sakit ini bekerja sama dengan asuransinya Intan. Good! So I don't have to be worried about the payment.

Kuhubungi agent asuransinya Intan, dan ok, langsung masuk mba, no worries, we will cover all!
Sip! Great!

Kukabari ibuku yang langsung menangis, menguatirkan sang cucu dan putrinya di tanah rantau. Membayangkan betapa akan repotnya aku sendirian menunggui Intan di rumah sakit. Aku jadi ikut sedih, untung tidak ikutan menangis.

'Ga papa kok mi, Intan akan segera sehat. Umi doakan saja agar trombositnya segera naik dan Intan sembuh, ok?'

"Iya nak, tapi kamu kan sendiri di sana. Tuh jangan tidur terlalu nyenyak, jaga infusnya jangan sampai kehabisan karena kamu ketiduran! Kamu tuh kalo udah tidur susah bangunnya. Ingat nak, kamu sendirian disana, jadi harus ekstra kuat.!'

'Iya umi sayang! Insyaallah, dengan doa umi dan ayah, Al ga akan tidur nyenyak dan pasang mata terus untuk pastikan Intan segera sembuh. Ok?'

Dan berbagai nasehat dan dukungan pun mengalir deras melalui suara ibuku di seberang sana, nun jauh di Aceh sana. Bahkan bertekad untuk segera terbang ke Bandung, menemaniku dan Intan. Segera kularang mengingat ibuku baru saja sembuh.

Dan disinilah kini, malam ini, aku dan Intan terdampar. Di sebuah sudut kota Bandung, di rumah sakit bernama Rumah Sakit Rajawali.

Sengaja mengambil kamar berisi 4 pasien dalam satu kamar. Pertimbangan utama adalah agar aku dan Intan tak sendirian. Dengan memiliki teman (senasib) lainnya, aku bisa bergerak leluasa dengan menitipkan Intan sejenak pada mereka jika aku harus ke apotik misalnya, atau apapun keperluan terkait urusan penyembuhan Intan. Dan ternyata, kamarnya pun cukup nyaman dan lapang. Alhamdulillah.

Dan malam ini, kami tak kesepian, aku telah berkenalan dan cukup akrab dengan pasien lain yang sekamar dengan Intan, dan yang menuggui mereka. Jadinya aku ga merasa kesepian deh.

Perlu perjuangan memang untuk menenangkan Intan yang memang takut sekali dengan jarum suntik. Apalagi bolak balik dia harus merelakan tangannya ditusuk si jarum untuk diambil darahnya. Menangis dan menangis setiap jarum itu menusuk tangannya. Duh nak, masak kamu secengeng itu sih nak?

Gemes rasanya dan ingin memarahi, namun sekuat tenaga kucoba konversikan rasa gemes dan marah itu kedalam bujukan dan sugesti. Kubisikkan hatiku bahwa tidak pada tempatnya memarahi Intan dikala seperti ini.

Ayo sayang, ga terlalu sakit kok, hanya sebentar juga sakitnya. Ayo nak, rileks, jangan tegang biar darahnya mengalir dengan baik, ok sayang. Anak Umi kan kuat dan pemberani. Anak Aceh gitu lho!

Dan si perawat juga ikutan membujuk hingga akhirnya proses pengambilan darah berjalan lancar.

Huft, sungguh hari yang melelahkan, dan saking lelahnya, aku ga bisa tidur, apalagi melihat Intan yang masih pucat dan tertidur, namun sebentar sebentar tersentak. Duh nak, sembuhlah sayang... Umi love u so much!
Lindungi anak hamba dan sembuhkan dia ya Allah...

Bandung, 18 Januari 2013
Alaika


Powered by Telkomsel BlackBerry®


Ada yang tidak setuju jika aku mengatakan bahwa perputaran sang waktu seakan berlari? Semuanya berlalu dengan begitu cepat?
Lihat deh, rasanya baru kemarin kita menyambut kehadiran 1 Januari 2013, dan hari ini? It is already 18th of January! Gile bener! Cepet banget ya sobs?

Dan berbicara tentang angka 18, jangan kaget jika most of you will find lots of post talking about the specialty of this day, diposting di halaman maya para emak [anggota KEB]. Emang apa sih istimewanya Al?

Well sobs, aku yakin jika sobats semua tentunya sudah tak asing lagi dengan sebuah komunitas bernama unik ini. Kumpulan Emak Blogger atau akrabnya disebut KEB. Dan...... Hari ini adalah hari jadinya KEB lho sobs!

Postingan tentang komunitas yang telah membuatku begitu terinspirasi ini pernah aku posting disini nih sobs, dan cuplikan tentangnya bisa sobat baca dibawah ini deh; [note: based on 3 Mei 2012 lho ya]

Screen shoot dari artikel tentang KEB di My Virtual Corner
Walau baru akan genap setahun per hari ini, namun KEB telah berkembang pesat, merangkul para emak yang kian hari kian bertambah jumlahnya dan melesat tajam bak anak panah yang dilepas dari busurnya. Menuju sasaran dan membuat kita-kita heran dan tercengang. 

Berbakai aktivitas telah diikutinya, mulai dari sekedar terlibat dalam acara-acara bersama komunitas lainnya, event sosial, tampil di tabloid/majalah untuk berbagi semangat dan inspirasi, sharing ilmu tentang women, mom, career and lifestyle. Keren deh pokoknya? Ga percaya? coba deh arahkan mouse para sahabat ke KEB dalam Berita dan baca sendiri kiprahnya,  dijamin, sobats akan berdecak kagum mengetahuinya. Tapi jangan hanya berdecak kagum lho, yuk sekalian bergabung [bagi yang belum bergabung] dan ikut larut dalam semangatnya yang menginspirasi, ok? :)

Tak hanya itu sobs, 
Beranjak dari tujuan utama pembentukan group ini, yaitu memfasilitasi para bunda yang suka ngeblog atau sekedar curhat online, agar bisa semakin rajin ngeblognya, memperluas pertemanan dan bahkan berkemungkinan untuk mengembangkan blognya kearah bisinis, maka KEB juga tak luput dari upaya untuk memancing dan memacu semangat para anggotanya untuk berkarya lewat tulisan dan bahkan menjadikannya sebagai buku. Sebuah buku antology bertema 'Ngeblog/Menulis sebagai Therapi Jiwa', karya beberapa anggota KEB yang notebene adalah para bunda or bunda wannabe adalah bukti nyata dari kiprah cemerlang komunitas ini. 

Bagiku sendiri, KEB punya arti khusus. I love this community a lots! Bergabung dengannya, menjembataniku dalam mengenal para emak hebat dan smart, yang senantiasa memberiku inspirasi. KEB memberiku ratusan teman-teman baru, yang tanpa mereka sadari telah turut andil dalam memacu semangatku untuk tetap menulis. Untuk tetap bersikap positive dalam menyikapi kehidupan.

Masih emoh untuk gabung di KEB? Duh, bakalan rugi deh sobs! Masih malas untuk menulis di blog dan ingin tetap di buku/diary? Jangan atuh. Saatnya beralih ke diary online lho! Bikin blog itu gampang banget, cuma butuh MAU. Mau belajar untuk mewujudkannya. Manfaatnya? Banyak! Terutama, sobats ga perlu beli buku diary lagi [hemat duit dan turut andil dalam mengurangi sampahkan? :), bisa melatih kemampuan sobats dalam menulis, bisa tambah teman [blogwalking], bisa ikut lomba, dan lain-lain. Hehe.

Well sobs, tak terasa, niat hati ingin bikin postingan singkat kembali mentah deh. Postingan ini menjelma [lagi] sebagai postingan panjang dan semoga tidak membuat sobats lelah dalam memulai hari ini. Jadikan ia sebagai semangat dalam melangkah dan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin yaaaa... :)

Dan untuk Komunitas tercinta ini, Kumpulan Emak Blogger, special for sobat baikku Mira Sahid/Mira Ayank, the founder, juga para board lainnya : Mba Indah July, Mba Nike Rasyid, Mba Sary Melati juga Irma Senja, thanks a lots for your great effort, yang telah membina KEB ini menjadi sebuah komunitas yang begitu asyik, nyaman dan penuh inspirasi. Bangga menjadi bagian dari Komunitas ini, trims sudah mengundangku untuk bergabung dan menjadi bagian darinya.

Happy Anniversary KEB, 
semoga kian sukses dan semakin bermanfaat bagi kita semua. 
Amin ya Rabbal Alamin.



“Menulis adalah kegiatan ‘curhat’ dalam diam yang memberikan efek menenangkan bagi jiwa karena segala uneg-uneg atau pemikiran yang memenuhi benak kita akhirnya secara perlahan dapat tercurahkan.”

Dan

”Ngeblog adalah terapi jiwa lanjutan, yang akan memberikan rasa percaya diri bagi pemiliknya karena telah ikut menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.”

~ Alaika Abdullah ~



Sesuai janji yang pernah aku ucapkan pada postingan ini, tentang kisah 'dibalik layar' Selingan Semusim, maka kali ini, sembari menunggui, merawat dan menjaga Intan yang sedang demam dan radang tenggorokan, kucoba untuk melanjutkan kisahnya.

Mungkin beberapa sahabats telah maklum jika 'calon' novel Selingan Semusim itu, berangkat dari sebuah tantangan dari para kolegaku saat aku masih bekerja di sebuah perusahaan cat terkemuka di kota Medan. Dulu, beberapa tahun yang lalu. Bagaimana bentuk tantangan itu bisa dibaca pada postingan yang ini sobs.

Kala itu, novel ini belumlah selengkap versi yang sekarang, namun menurut para kolega, isinya telah cukup membuat mereka berdecak kagum dan mengakui bahwa aku punya kemampuan untuk menulis dan mengemasnya dengan baik. Walau sebenarnya, menurutku pribadi, pesan moral yang aku semat di dalam kisah awal, masih jauh dari cukup.

Berpindah ke Aceh, dan bekerja sebagai pekerja kemanusiaan, justru kemudian menginspirasiku untuk menambah dan mengemas alur cerita Selingan Semusim menjadi lebih indah dan bermakna, seraya berusaha menyematkan pembelajaran di dalamnya. Bahwa, apapun alasannya, hukum reward and punishment, tetap akan berlaku di dalam kehidupan. Tetap akan ada hukum tabur - tuai yang tak mungkin bisa kita hindari. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita petik. Titik.

Selingan Semusim, kemudian menggelitikku untuk tak hanya terhampar di blog Episode Kehidupan, tapi membawanya bermuara pada sebuah novel dalam bentuk buku/hardcopy. Walau awalnya gundah karena yakin akan banyak hambatan untuk menembus penerbit ternama, namun menjamurnya para publisher indie, memberiku harapan. Bahwa adalah MUNGKIN untuk membukukan Selingan Semusim ini.

Maka, mulailah aku mempersiapkannya dengan penuh semangat! Beberapa penerbit indie telah kulirik untuk membantuku mengerjakan project impian ini. Namun ternyata, sebuah ide gila [yang membuatku hampir tak bisa tidur], mencuat di kepala. Aku tak hanya ingin menerbitkan novelku. Tapi aku juga ingin memangkas biaya dengan melakukannya sendiri. Memproses dan menerbitkannya sendiri!

Maka, ide gila itu segera kutindak lanjuti. Kubajak teman baikku, Asep Firman untuk mengajariku menggunakan adobe InDesign, dan memulai proses layout naskahku. Sebagai seorang yang tergolong perfectionist, aku juga begitu detil dalam memilih dan memilah ornamen apa yang pantas menghias novel perdana ini. Termasuk dalam memilih dan memilah sekuntum mawar merah yang selalu bersanding di samping nama 'alaika abdullah' yang tertera di setiap catatan kaki halaman genap novelku.

Aku melakukannya dengan sepenuh hati dan sekuat kemauan. Seperti saat membajak Asep Firman untuk mengedit si mawar merah ini agar tampil indah. Thanks a lots ya Sep, please jangan kapok yaaa! Haha.

Mas Stupid Monkey, adalah juga seorang sobat yang tak luput dari bajakanku. Bolak balik dirinya aku ganggu untuk urusan cover design. Semoga dirimu ga kapok dan siap-siap untuk cover novel berikutnya ya mas! Haha. Juga untuk Amalia, yang telah berhasil membujuk sahabatnya [sepasang kekasih] untuk bergandeng tangan seperti terlihat pada gambar, thanks a lots dear sista! I do appreciated it! Muaaach for you. :)

Ideku yang berhasil diterjemahkan dengan ciamik oleh mas Stupid Monkey. Ini masih dalam bentuk draft, masih ingin di edit warna huruf pada sinopsis [halaman belakang cover], juga ukuran font pada bagian tengah masih ingin diperkecil.
Tak hanya itu, tindak lanjut lainnya adalah menghubungi notaris, untuk mendirikan perusahaan penerbitan milikku. Ide gila itu benar-benar membuatku terbakar. Terbakar semangat yang begitu berapi-api, walau sempat redam gara-gara notaris di Medan meminta biaya 7 juta rupiah untuk legalisasi CV penerbitanku ini. Di Bandung, seorang notaris mematok harga 750 ribu rupiah [ONLY] untuk pendirian "Smart Garden Publishing and Printing' milikku. Aku sempat begitu bahagia namun langsung redup karena kendalanya adalah aku tak memiliki KTP Bandung!

Kutelefon ayahku, mempertanyakan kemungkinan jika beliau memiliki teman yang notaris dan kira-kira berapa biaya untuk mendirikan sebuah CV. Hanya CV bukan PT. Dan Alhamdulillah, seorang notaris teman ayahku, mematok harga hanya 600 ribu rupiah untuk legalisasi sebuah CV. Dan karena aku bukanlah penduduk Banda Aceh, maka aku harus puas di posisi Vision Comanditer dan menyerahkan posisi Direktur perusahaan ini pada adik bungsuku, DD. Ikhlas donk, yang penting Smart Garden Publishing & Printing terbentuk dan bisa segera aku pakai untuk memproduksi novel perdanaku.

Alhamdulillah, setelah menunggu dengan sabar, kini Smart Garden P & P sudah bisa aku pakai untuk mengurus ISBN Selingan Semusim dan melanjutkan proses cetak nantinya. Semoga bisa segera terwujud ya sobs.

Oh ya, mudah-mudahan Smart Garden P & P ini nantinya juga akan bisa membantu memfasilitasi para sahabat yang ingin menerbitkan buku yaaaa.... Monggo atuh, hubungi kami jika ingin menerbitkan bukunya ya sobs! [Promosi nih ye! :P]

Seperti yang juga sudah aku uraikan pada postingan ini , beberapa sahabat blogger juga tak luput dari 'todongan'ku untuk memberikan endorsementnya. Mereka adalah Pakdhe Cholik, Mira Sahid, Ririe Kinanti, Siti Rasuna, Mimi Radial, Stupid Monkey, Reni Judhanto, Amalia, dua teman sesama pekerja kemanusiaan yang tak ingin disebutkan namanya. Alhamdulillah, dan endorsement dari mereka sungguh membuat aku semakin bersemangat dan berbesar hati untuk segera merilis novel ini. Trims banget lho sobats tercintah! Muaaach!

Dan untuk tidak meninggalkan rasa penasaran akan novel Selingan Semusim ini, berikut adalah beberapa endorsement dari para sahabats.





Dan nantikan endorsement para sahabat lainnya, pada postingan ini
Saleum,
Al, Bandung, 15 Januari 2013.


Sesuai judulnya, maka postingan ini [dengan resmi mencuri waktu], adalah khusus aku persembahkan untuk seorang sahabat karib nun jauh di Jambi sana. Walau belum pernah bertemu muka secara langsung, namun berinteraksi dengannya, baik melalui blogwalking, jejaring sosial, yahoo messenger maupun whatsApp, telah menghadirkan sebuah rasa persahabatan yang hangat dan indah di hati ini. Kuyakin dirinya juga merasakan hal serupa.  [Ya kan mi? Awas lho, aku jotos kalo bilang ga! hehe].

Dan di hari ulang tahunnya, selain memanjatkan doa tulus agar dirinya sekeluarga senantiasa berada dalam lindungan Ilahi Rabbi, selalu dilimpahi kebahagiaan dan kesuksesan dalam menjalani kehidupan, maka ingin kupergunakan momen spesial ini untuk mengikuti giveaway yang sedang digelarnya.

Udah pada tau donk siapa yang aku maksud kan sobs? Yes! Mimi Radial, dan kuyakin sobats juga sudah rame yang ikutan giveawaynya kan?

Oke deh, berhubung waktu yang teramat sempit, dan ingin segera lari untuk shalat zuhur, maka yuk langsung to the point of the Giveaway. Here it is!


Giveaway I Love Mimi
Happy Milad ya Mimi sayang, semoga panjang umur, sehat selalu, murah rezeki dan bahagia senantiasa menyertai dirimu sekeluarga. Amin Ya Rabbal Alamin.

Artikel ini diikutsertakan dalam giveaway I Love Mimi yang diselenggarakan oleh Mimi Radial.





Hari Pertama, Banda Aceh - Medan, 31 December 2012
Bukanlah hal mudah mendapatkan kata 'iya' dari ayah dan bunda saat kuutarakan niat membawa Gliv via darat ke Bandung. Apalagi aku (hanya) akan jalan dengan Intan dan seorang driver (teman dari kantor lama/United Nation/lembaga PBB).

Aku maklum jika kedua orang tua tercinta sangat menguatirkan keselamatan perjalanan kami, mengingat 'pesertanya' hanyalah aku, intan dan si driver. Hanya bertiga, sementara perjalanan ini akan menempuh jalan raya yang akan lintas provinsi dan pulau. Menembus alam raya yang kebanyakannya adalah hutan dan perkebunan, yang kita tahu bahwa banyak hal-hal tidak mengenakkan sering terjadi disana.

Awalnya suami juga menentang keras ide cemerlang (hehe) ini. Namun hapal betul watak istrinya dan berkat kepiawaianku dalam melobby nya, ijin pun keluar. Yes!
Namun melobby ayah bunda? Tentu tak akan mempan oleh rayuan maut. Walau kita telah jadi emak2/bapak2, dimata orang tua, anak ya tetap anak! Dan mereka ga ijinkan anaknya yang 'tangguh' ini untuk jalan hanya bertiga. Hihi.

Belum lagi ayah bunda belum kenal dengan temanku yang akan jadi driver kami ini. Beliau2 berkeras untuk main dulu ke rumah si teman, untuk mengenalnya dan keluarganya. Dasar pemikirannya adalah: masuk akal sih. Begini critanya sobs.
Tengah malam, ayahku ketuk kamar, beliau tau aku belum tidur dan masih bekerja di laptop.
Kupersilahkan masuk, duduk dan mulai ngobrol.

"Ayah ga bisa tidur nak. Kuatir dengan perjalananmu. Kenapa ga berfikir ulang? Kita kirim via kapal saja mobilmu. Kamu dan Dila naik pesawat. Ayah kuatir kalo kalian hanya berangkat bertiga. Itu perjalanan jauh dan ga main-main nak."

Sendu sekali suaranya. Aku tau, pasti selain niatnya sendiri, beliau juga pasti diutus ibuku. Ibuku sengaja ga nimbrung, takut akan luluh oleh rayuanku mungkin. :)

"Yah, ayah ga usah kuatir. Insyaallah akan aman yah. Ayah tolong doakan saja agar perjalanan ini aman terkendali ya..".

"Masalahnya bukan itu nak! Kamu memang nekad. Dari kecil hingga sekarang kamu itu tetap seperti itu. Gimana kami ga kuatir? Ayah dan umi jaga kamu sedari kecil.. Kalo bisa seekor nyamuk pun jangan ada yang hinggap di kulit kamu. Kamu sakit, sampai ke puncak gunung ayah carikan obat untukmu, agar sesak napas yang mendera kamu bisa sembuh. Kamu anak pertama kami, anak perempuan kami nak. Yang kami rawat dengan susah payah. Gimana kami bisa tenang? Kalo adik2mu, mereka itu laki-laki. Mereka jauh lebih kuat dan lebih bisa menjaga diri. Kami ga ingin terjadi apa-apa sama kalian. Apalagi ini ayah ga kenal sama sopirnya. Gimana kalo ternyata dia berkonspirasi dengan teman-temannya untuk melakukan kejahatan terhadapmu? Kita ambil pikiran terburuk saja dulu nak! Jangan bantah dulu!"

Aku diam, mendengarkan. Memang tidak berencana untuk membantah sang komandan tertinggi di keluargaku. Ayahanda yang mulia, yang memang sangat kuhormati.

"Sekarang ini jaman edan. Banyak hal bisa terjadi. Kemana kami akan mencarimu jika hal itu terjadi nak? Hanya kamu yang kenal baik sama dia, kami tidak. Kemana kami akan melacak kalian?"
Ayahku menangis. Aku mendekat. Terharu banget. Kupeluk dirinya.

"Yah, gimana kalo begini saja, Al ajak satu orang driver lagi, jadi akan ada dua laki-laki (driver) yang akan dampingi Al dan Dila dalam perjalanan ini. Dan sebelum berangkat, kita main dulu ke rumah mereka, Agar ayah dan Umi tau keluarga mereka, kenal anak dan istri mereka, agar tau alamat rumah mereka. Gimana yah?"

"Ya, begitu lebih baik nak. Memang seharusnya begitu. Dua driver akan lebih aman. Kalo pun ada apa-apa, ban bocor misalnya, ada dua laki-laki yang akan mengurusnya. Kamu ga harus ikut-ikutan ganti ban! Dan juga akan jauh lebih aman."

"Baik yah, besok Al ajak pak Usman juga, sopir dari joint secretariat kantor gubernur. Al kenal baik dengannya dan Al yakin beliau bersedia. Lalu kita ke rumah mereka ya yah.".

Ayahku mengangguk, terlihat ada rasa lega terpancar di wajahnya.

"Kamu memang keras kepala nak! Ya sudah, kenapa masih di laptopmu jam segini, kan besok siang kamu mau berangkat?"

"Lha, kan nunggu ayah masuk, Al tau ayah akan masuk dan ngobrol, hehe."

Dasar bandel kamu ini ya! Ya sudah sana tidur. Ayah mau masuk kamar, ngasih tau umimu, umimu ga bisa tidur sejak tadi mikirin besok.
Dan sang komandan pun berlalu. Sebuah rasa kagum, haru dan sayang yang semakin mekar, kian membahana di hatiku. Kasih ayah dan bunda memang sepanjang masa, Masyaallah! Subhanallah, Alhamdulillah.

Lalu, sesuai skenerio, kuajak orang tuaku berkenalan dengan pak Usman dan pak Mahyuddin, dua teman yang akan bertindak sebagai driver dalam perjalananku dan Intan ke Bandung.
Orang tuaku 'menginterogasi' mereka dengan apik. Sejak awal sudah kuberi indikasi pada kedua temanku ini, agar mereka dapat memaklumi sikap ayah bundaku ini. Dan sebagai orang tua, kedua temanku ini sangat maklum akan hal itu. Jadi bagi mereka, adalah wajar jika ayah bundaku melakukan ini.

Kami pun berangkat dengan diiringi doa restu ayah bundaku, disertai amanah dan wejangan serta menitipkan aku dan Dila pada pak Usman dan pak Mahyuddin. Ah, parents! Betapa besar kasih sayangmu pada kami, anak-anakmu!

Hari pertama, dimulai pada jam 2 siang, started from Banda Aceh. Perkiraan akan masuk Medan di jam 4 pagi, karena kami akan singgah sebentar di Lhokseumawe, men-drop anak dan istrinya pak Usman di rumah orang tuanya, di Lhokseumawe.

Sesuai perkiraan, kami tepat memasuki kota Medan di jam 4 dinihari. Istirahat sejenak di rumah Sri, mantan adik ipar yang telah lebih dari adikku sendiri. Kupersilahkan Pak Usman dan pak Mahyuddin istirahat sejenak, sementara Intan lgsg asyik dg sepupu2nya, dan aku sendiri langsung ngerumpi penuh kangen dengan Sri. Haha. Barulah jam 7 pagi, kami lanjutkan perjalanan.
Eh iya, aku dan suami jg sempat menyambut saat jelang tahun baru secara bersama lho! Walo dipisahkan oleh jarak yang begitu jauh. Thanks to technology!

Hari Kedua,
Medan - Duri, Riau, 1 January 2013

Sesuai saran Iway, suaminya Sri dan juga petunjuk temannya pak Usman yang sudah sering lakukan perjalanan darat seperti ini, kami pun memilih jalur Timur. Karena lebih aman, terutama dalam hal faktor alamnya.
Jalur Timur adalah: Medan, Riau/Pekan Baru, Jambi, Sumatera Selatan, Palembang, Lampung, Banten, Jakarta dan Bandung.
Sementara jalur Barat akan melintasi Sumatera Barat/Padang, dimana di beberapa lokasi sering terjadi tanah longsor.

Perjalanan di hari kedua, Alhamdulillah berjalan lancar. Lalu lintas aman terkendali, jalanan dipenuhi oleh orang-orang yang bertahun baru, dan ga ada polisi. Hehe.
Intan sendiri asyik tidur sepanjang perjalanan, sementara aku sendiri kalo ga tidur, ya ngobrol dg kedua temanku ini. Membahas segala hal, mulai pekerjaan, politik, gosip dan segala macam, haha.

Menjelang magrib, hujan mulai mengguyur bumi. Perjalananpun mulai ditempuh dengan kecepatan yang mulai dikurangi. Aku juga sempatkan untuk terus berkomunikasi dengan sang komandan dan nyonya komandan di Banda aceh sana, yang terus memantau memastikan kami baik-baik saja. :)
Jam 10 malam kami masuk kota Duri di Riau. Sebenarnya ingin menginap di Pekan Baru sih, tapi ternyata, masih 3 jam lagi masuk Pekan Barunya. Jadi kita putuskan untuk stop saja di Duri agar kedua temanku bisa istirahat, re-energizing agar besok kembali fresh.

Kami menginap di hotel Grand-Mella, sebuah hotel strategis dengan harga ekonomis, terletak tepat di pinggir jalan lintas Riau - Pekan Baru. Harga perkamarnya cukup murah. Hanya Rp. 179 ribu per kamar deluxe nya. :)
Kami beristirahat dengan sempurna, dan kini, pagi ini, setelah sarapan, kami pun melanjutkan perjalanan kembali.

Sobats maya tercinta,

Postingan ini dirilis melalui Ory (Onyxberry ku yang setia), di atas Gliv (my lovely car) yang sedang membelah jalan raya. Doakan kami selamat dalam perjalanan ya sobs.
Target hari ini sih akan sampai ke Jambi atau keatasnya lagi, tapi aku sih ga memaksa, jalani saja dengan nyaman, karena keselamatan adalah hal utama. Doakan ya sobs...
Will be back to you to post the third day of the journey, besok pagi. :)
Selamat beraktivitas di hari kedua, bulan pertama tahun 2013 ini.
Have a great day sobs!

Saleum,
Al, Duri- Kandis, Riau, 2 Jan 2013
Powered by Telkomsel BlackBerry®










































Kebahagiaan Intan terlihat sempurna. Memelukku erat dan bergegas ganti pakaian sekolahnya dan bergabung denganku di tempat tidur. Hari masih sore, kemarin. Bibirnya lancar berceloteh, mengupdate segala info tentang perkembangan sekolahnya, dan bergegas bangkit mengambil sebuah file plastik berisi berkas jawaban ujian semesternya. Dengan bangga memperlihatkan nilai-nilainya yang memang sungguh memuaskan. Tak hanya itu, kami berbagi cerita tentang berbagai hal, hingga perbincangan itu tak berhenti hanya disitu saja, masih dilanjut setelah shalat Magrib, makan malam dan shalat Isya, topik perbincangan masih mengalir bebas.

Namun batinku sebagai seorang ibu, menangkap selapis kesenduan, yang dicoba sembunyikan oleh ananda tercinta. Aku curiga, pasti ada apa-apa nih. Teringat lagi aku akan status Intan dua hari lalu. "JNE oh JNE, kok lama banget sampaimu?"

Hm... itukah yang jadi persoalan? Dengan perlahan kutanyakan padanya.

"Nak, BB Torchnya dah sampai belum?"

Dan apa yang disembunyikan itu kini tersingkap sudah. Mata itu berkaca-kaca. Oh My God. Kejadian deh! Seperti yang sudah aku duga. Ya Allah... kasian anakku.

"Belum mi... katanya sih udah dikirim. Tapi Dila minta resi pengirimannya, ga ada katanya."

Sendu dan sedih sekali nada suaranya. Sebenarnya aku sudah ingin sekali memarahinya. Dari awal sudah kuingatkan, ketika Intan minta ijin padaku untuk menggunakan uangnya sendiri, hasil jerih payahnya jualan online selama ini, untuk beli sebuah BB Torch. Aku sih tidak keberatan jika dia ingin mengupgrade BBnya, apalagi dia akan gunakan uang hasil jerih payahnya sendiri. Apalagi planningnya untuk BB lamanya juga cukup bagus, akan dibeli oleh seorang temannya.

Tapi yang aku kurang sreg adalah dia akan beli online di salah satu toko online di BB.
Kuberi masukan padanya, bahwa berbelanja online dewasa ini adalah hal yang lazim, tapi cermati dulu situs atau toko penjualnya. Cukup kredibel kah? Atau hanya abal-abal. Kita harus hati-hati. Baik ayah, adik maupun aku sendiri memang sering berbelanja online, tapi banyakan juga di situs terpercaya. Intan meyakinkan aku bahwa ini adalah toko yang bisa dipercaya. Dan aku, setelah berusaha memberinya masukan, menyerahkan keputusan padanya. Karena menurutku, sudah tidak zamannya lagi menjadi ibu yang diktator. Apalagi aku juga sedang dalam tahap melatihnya untuk belajar mengambil keputusan.

Maka, tiga hari lalu, Intan mengabariku bahwa dia sudah jadi membeli online si BB Torch idamannya itu, dengan nilai 3,1 juta rupiah. Uang hasil jerih payahnya sendiri. Terus terang, ada sedikit rasa was-was yang hinggap di hatiku, namun aku mencoba untuk berprasangka baik saja, sambil berdoa, semoga BB Torch itu adalah rezeki anakku.

Namun berita dari Intan barusan? Sungguh memancing darahku menggelegak. Namun aku berusaha penuh menekan amarah itu. Tidak pada tempatnya aku memarahinya. Yang sedang terpuruk dalam kecewa berat.

"Itulah sayang, kan umi pernah bilang kan ke Dila, belanja online itu kita harus benar-benar teliti. Harus cek and ricek dulu kredibilitas si toko online itu nak. Juga Umi kan udah bilang, mending kita beli di Bandung aja, toh lusa kita akan ke Bandung. Bisa pilih, lihat, teliti dan komplain langsung jika ada apa-apa. Tapi Dila sih... ga sabaran!"

Wajah itu semakin sendu. Air mata mulai menetes.

"Umi sedih banget jadinya. Kalo itu adalah uang umi, umi ga akan terlalu sedih, tapi ini uang jerih payah Dila sendiri, yang dila kumpulkan dengan sangat hati-hati. Eh kok malah digondol si penipu. Tapi sayang..... kita harus sabar ya nak...."

Kurangkul dia dan kupeluk erat.

"Kita harus percaya bahwa jika rezeki, ga akan kemana. Dan jika belum rezeki kita? Maka walau sudah kita genggam sekalipun, dengan caranya tersendiri, duit tadi akan keluar lagi dari genggaman kita. Seperti duit Dila itu."

Intan menatapku, masih dengan air mata berlinang.

"Mungkin Allah sedang menguji kesabaran Dila. Allah ingin lihat, nih si Dila ini, kalo dikasih cobaan seperti ini akan sabar apa ga? Dan juga nih Dila harus diberi pelajaran, supaya tau persis bahwa mencari duit itu tidak mudah. Dan juga supaya si Dila ini bisa lebih teliti, lebih waspada, dan penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. Jadi untuk menjadi seorang anak yang sabar, teliti dan tekun, dia harus diuji dulu, dengan cobaan seperti ini."

"Iya juga ya mi, tapi Dila rasanya sedih kali. Kita harus gimana ini mi? Dila udah coba kontak si resellernya, minta pertanggung jawaban, tapi dia minta maaf dan mengakui bahwa dia juga sudah tertipu. Katanya, si pemilik toko telah mendelete contact dirinya mi. Dan dia janji akan coba bertanggung jawab, mengembalikan separuh uang dila. Itu juga setelah Dila marah-marahi dan sumpahi dia. Ini coba Umi lihat conversation kami."

Dan aku terpaksa mengambil kaca mataku, membaca kalimat demi kalimat yang menggunakan huruf keciiiiiil banget di BBnya Intan. Dan, memang Intan dengan penuh kemarahan mendesak dan menyudutkan si reseller untuk mengganti uangnya. Hingga si reseller akhirnya terdesak dan berjanji untuk mengembalikan separuhnya. Tapi aku ga yakin dia akan melakukannya. Balasan percakapan si reseller juga terlihat masih seperti seorang anak-anak, sebaya Intan. Hadeuh! Nasibmu lah sayang, Uang itu sepertinya tak akan kembali.

"Ya sudahlah nak, sekarang gini aja, jangan lagi mendesak atau menyudutkannya, karena dia sudah berjanji, walau pun setengah aja, patut disyukuri ya, mari kita berdoa dia akan mewujudkan niat baiknya itu. Tapi jika pun tidak, apa boleh buat. Terkadang untuk belajar sesuatu, kita harus membayarnya dengan harga yang mahal. Dila mengerti maksud Umi kan? Dila bisa tangkap hikmah dari kejadian ini?"

Anandaku tercinta mengangguk.

"Jika belum rezeki, kita harus ikhlas, mari kita berdoa semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik, lebih banyak, ok sayang?"

"Iya mi, Umi ga marah sama Dila kan mi?"

Aku menggeleng, 'Ga donk sayang, Dila kan mendapatkan pelajaran dari Allah, mana berani Umi marah?" Dan kami pun tersenyum, berpelukan.

"Thanks mi, glad to have you here, kalo ga, Dila pasti sedih dan kalut."

Setiap kejadian adalah pembelajaran, mengandung hikmah walau terasa pahit dan menyedihkan. :)


Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes