Bali, siapa yang tak ingin berkunjung, berlibur, atau malah berkegiatan atau living there coba? Pulau dewata ini memang selalu saja menarik minat banyak orang, termasuk aku, yang udah sejak lama menanamkan keinginan untuk bisa duduk manis, menuliskan lanjutan novel Selingan Semusim yang sudah ditunggu-tunggu lanjutannya oleh pembacaku, di sana.
Ah, Bali, aku tuh memang pengen banget deh ke sana. Tidak hanya untuk writing the novel, tapi juga living my life as the digital nomad. Kayaknya asyik banget ya, menikmati keunikan pulau dewata itu. Bersosialisasi dengan masyarakatnya yang ramah dan baik hati, menikmati alamnya yang indah dan menakjubkan, serta, hm...., bersyukur karena diberi kesempatan oleh-Nya untuk menikmati kehidupan ini.
Bali, oh Bali....
Hm, apakah kini saatnya? Toh Intan sudah mandiri, bekerja dan malah sering mission ke luar kota dan luar negeri, ayahku, sudah setahun beristirahat di alamnya yang baru, dan ibu juga sudah di kampung halaman. Menimang cucu cantik (anaknya adikku) yang baru saja lahir bulan lalu.
Lalu aku?
Ah, ini masaku, menikmati kehidupanku. Intan juga mendukung banget sih, agar uminya mulai enjoying this life sesuai dengan yang aku inginkan. Which is stay in Bali, atau di mana pun yang aku suka, dengan tentu saja keep in touch with her. Thank to technology, btw, untuk kemudahan berkomunikasi dan menghubungkan aku dan Intan, bahkan sejak dia kecil dulu, saat aku harus on mission (dinas luar) atau jauh darinya secara fisik.
Back to Bali. Tapi aku kok kayaknya malah ingin ke Balinya melalui kereta api, ya? Dan melakukan perjalanan estafet gitu. Aih, belum apa-apa aku udah excited sendiri, nih gaes! Haha.
Udah kebayang nih perjalanan estafet ini, dimulai dari Jakarta, turun di Yogyakarta. Stay there for two or three night, menikmati Malioboro dan sekitarnya, dan meet up dengan teman-teman blogger Yogyakarta.
Lalu perjalanan lanjut ke Surabaya. Yuhuu. Stay dua harian, baru kemudian main ke Lamongan dulu.
Eh, ke Lamongan ngapain, Al? Emang ada sodara di sana?
Ada donk. Kebetulan aku punya uwak yang sudah lama banget merantau ke Lamongan, dan ibu sempat nitip pesan in case aku ke Surabaya, usahakan untuk sowan ke tempat Uwak di Lamongan. Jadi walau pun nginepnya nanti di Surabaya, pas banget lah ya! Dan bicara tentang Lamongan, sudah pasti donk aku juga pengen kopdaran dengan teman-teman Blogger Lamongan! Seru deh pastinya.
Surabaya - Bali.
Nah, tinggal selangkah lagi nih. Dari Surabaya bisa naik kereta dari Stasiun Gubeng. Dan menurut panduan yang aku baca-baca dari beberapa traveler sih, bisa naik kereta api Probowangi tujuang Ketapang Banyuwangi dengan tarif yang ternyata murah banget, euy! Hanya IDR. 56 K dengan waktu tempuh sekitar 7 jam.
Turun di Stasiun Ketapang Banyuwangi, tinggal jalan kaki sekitar 600 m ke Pelabuhan Ketapang. Atau bisa naik angkutan umum lah ke Pelabuhan ini. Naik kapal feri ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali dengan tarif kece badai, hanya IDR. 8.500 per orang. Woww!! Seriously??
Turunnya nanti di BALI. Yuhuuu. Semurah itu ternyata, yaaa? Dan sudah pasti asyik karena perjalanannya estafet. Ya setidaknya bagiku itu sih masuk ke dalam kategori asyiiiik!
Nah, ini! Inginnya tinggal minimal sebulanan di sana. Jadi bisa semingguan di Bali Selatan, menikmati Kuta, Seminya, Canggu, Nusa Dua, dan Jimbaran. Menulis di pantai, menikmati semilir angin sepoinya, atau menikmati hempasan ombak yang menjilat jemari-jemari kaki yang telanjang tanpa balutan sepatu atau sandal. It is lovely, isn't it? Hehe.
Lalu beralih ke suasana tenang persawahan Ubud, menikmati sesi yoga yang menghadap ke hutan, dan bercengkrama dengan damainya alam Ubud, Kintamani, dan Tegallalang di bagian Bali Tengah.
Minggu berikutnya, setelah menikmati ketenangan dan damainya alam, kita pun bisa beranjak ke bagian timur Bali. Menikmati pantai Sanur, Amed, dan Karangasem. Belajar menyelam, atau menjelajah gunung berapi yang masih aktif? Oh, nooo. What an excitement!
Bali, oh Bali....
Al, Jakarta, 5 November 2022
Pandemi dua tahun kemarin, bener-bener mengungkung raga kita dari bepergian dan staycation, ya ga sih? Walau pun dalam dua tahun itu, secara nyata aku beberapa kali bolak balik ke Aceh, untuk urusan pindahan ayah dan ibu, tapi kan itu tidak termasuk yang namanya traveling for a refreshing apalagi healing, yak?
Makanya ketika Mba Ety Budiharjo kemarin ngajakin untuk traveling ke Purwokerto dan Purbalingga, aku tuh langsung feeling sooo excited! Dan naik kereta api pulak! Wohoooo. Mau banget donk!
Udah lama juga ga naik kereta kan? Dan bagiku, sebagai anak yang di daerah kelahirannya ga punya moda transportasi kereta api, melakukan perjalanan dengan kereta api itu selalu punya sensasi tersendiri, deh!
Apalagi saat duduk-duduk di restorasinya, ah, I love it! Haha..
The Trip Started , Jakarta - Purwokerto, Lanjut Purbalingga
Tak sengaja air mata menitik begitu kereta api berjalan dari Jakarta menuju Purwokerto. Terbayang wajah almarhum bapak, yang sempat aku janjikan traveling ke Yogyakarta dengan kereta api ketika pandemi berakhir nanti.
Ah, bapak, maafkan, Allah memanggilmu untuk kembali ke sisi-Nya sebelum aku sempat menepati janjiku. Membawa bapak dan ibu jalan-jalan naik kereta api ke Yogya. Hikss.... Plis, hadirlah bersamaku kini, dan kita nikmati perjalanan ini. Plis ya Rabb, ijinkan bapak turut bersamaku sebentar, boleh yaaa... huhu
Dan...? Masyaallah. Mintalah dan kamu akan diberi. Ask and you will received! As everything is energy, aku jadi merasa seakan kini energi bapak ada bersamaku, turut serta di dalam perjalanan ini, dan rasa melo yang tadi menggenangi hati berangsur menguap, tinggalkan sensasi hepi tersendiri. Thanks, ya Rabb, thanks the Universe.
Perjalanan panjang around 10 jam itu sama sekali tidak membuatku lelah. It was a fun trip! Seperti kata almarhum bapak, semakin banyak berjalan, maka akan semakin banyak kita melihat, mendengar, dan belajar. Bonus dari setiap perjalanan adalah hati yang gembira, mata yang terbuka, wawasan yang berkembang, semangat yang membara, dan energi yang terbarukan. Ah, belum apa-apa, aku sudah merasakan this excitement!
Purwokerto, here we come!
Sampai di Purwokerto masih pagi banget. Jadi kami putuskan untuk duduk-duduk dulu di sebuah kafe di stasiun, menikmati sarapan pagi sembari menanti jemputan dari Purbalingga, untuk menginap di sebuah hotel keren berbintang empat dengan swimming pool amazing yang foto-fotonya sudah menghias jagad maya dan bikin body-ku ga sabar untuk berenang di dalamnya! Yuhuu.
Selain belum pernah main ke Purwokerto, aku juga termasuk yang belum pernah main ke Purbalingga. Aih, Al, kemana aja sih selama ini mainnya? Hihi.
Dan...? Dan ternyata kota Purbalingga ini merupakan sentra industri penghasil rambut wig, sanggul, dan eye lashes alias bulu mata palsu, loh! OMG. Dan tak main-main, produksi hand made kreasi tangan para penduduk Purbalingga ini sangat diminati oleh pasar Amerika Serikat, Eropa dan Asia, karena memang berkualitas tinggi. Amazing, right? Ah, proud of you, Purbalingga!
Dan selain itu, yang aku highligt adalah bahwa Purbalingga juga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah nasional, yang telah memenangkan dan meraih penghargaan di berbagai ajang perfilman nasional. Wohooo!
Terus hal menarik lainnya dari kota yang satu ini apa lagi, Al? Banyak, ada Desa Wisata Karangbanjar, yang merupakan pedesaan dengan suasana alami dan memiliki beragam pusat kerajinan rumah tangga. Ada juga objek wisata yang lagi ngetrend seperti Owabong, Taman Reptil "Sanggaluri Park", Taman Buah dan Museum Uang. Kayaknya selain yang aku sebutkan di atas, Purbalingga juga masih memiliki daya tarik lainnya deh. Monggo di search ke mesin pencari or Mbah Google ya, temans!
Braling Grand Hotel by Azana - Purbalingga.
Hotel ini walau belum pernah aku kunjungi, tapi mulai akrab di mataku karena beberapa hari sebelum berangkat aku memang sudah main ke Instagram maupun ke websitenya. Dan mendapati diri kini berada di sini secara nyata, sungguh bikin hati hepi!
Sambutan sapaan ramah para staff hotel ketika melayani atau saat berpapasan, dengan sopan santun Javanesenya yang kental, sungguh bikin betah! Ah, I love Java, I love Indonesia. I love Bhinneka Tunggal Ika, and I really proud of my country! Indonesia, aku padamu deh pokoknya!
Back to Braling Grand Hotel, hotel berbintang empat ini memang mewah! Apalagi kami menginap di kamar type Loft, which is so unique, di mana kamarnya terbagi atas dua bagian. Bagian bawah sebagai living room/ruang duduk, dan bagian atas sebagai bedroom. Terkesan mewah, dan luxuries!
Sarapan Mewah di swimming pool!
Ini adalah agenda yang aku nantikan! Apalagi setelah exploring the pool dan bagian lain dari hotel kece ini sejak kemarin sore. Melihat kemewahan hotel ini, sempat terlompat cetus di hati, 'Ada juga ya hotel semewah ini di kota kecil seperti ini?'. Ada apa aja sih di Purbalingga ini selain dari yang sudah aku sebutkan di atas tadi?
Anyway, paginya, sekitar jam 8-an kita sudah berada di pool donk, untuk sarapan. Tapi sebelum sarapan, tentu bikin konten dulu donk. Masak udah staycation di hotel mewah gini ga bikin konten foto dan video yang ciamik, sih?
So, kita pun doing the photoshot dengan aku sebagai model dan diarahkan oleh Mba Ety yang bertindak sebagai pengarah gaya plus videografer. Hasilnya? Hm, not bad lah! Have look, gaes!
Keren banget ya, gaes? Kalo sedang ke Purbalingga, dan kalian mendambakan staycation dengan lifestyle mewah yang asyik, plus pengen sekalian ngonten kech, nih, bisa banget loh kalian Braling Grand Hotel Purbalingga ini. Dijamin hepi dan bikin energi kalian kembali asyik dan powerful. Iya donk, staycation gitu loh!
Sayangnya, aku dan Mba Ety ga sempat mengunjungi sentra penghasil rambut dan bulu mata palsu nih, hm. Kayaknya kudu balik deh sini dan stay lebih lama nantinya, biar bisa explore dengan lebih puas kaan?
Kalo kalian nih gaes, terutama temen-temen konten kreator berniche lifestyle dan traveling, biasanya berdasarkan apa sih milih destinasi dan venue untuk staycationnya?
Jalan-jalan Surabaya - Malang dengan kereta Bima? Ih, kenapa enggak?
Aku tuh suka banget, loh, traveling by train! Mungkin karena moda transportasi yang satu ini belum pernah ada di kota kelahiran, kayaknya ya? Ho oh, di Aceh tuh enggak ada kereta api. Dulu sempat ada sih, jaman-jaman para kompeni masih berupaya keras merebut Bumi Iskandar Muda. Nah, justru setelah merdeka, kereta api hingga ke rel kereta apinya pun musnah. Hehe. Dan...? Dan kami pun tak bisa menikmati perjalanan menggunakan moda transportasi yang satu ini.
Makanya ga heran kan ketika diriku tinggal di Medan, Sumatera Utara, jadi getol deh main-main alias jalan-jalan ke Tanjung Balai. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk menikmati perjalanan menggunakan kereta api, haha. Dan setelahnya, rasa bahagia pun membuncah di dada. Bersemangat untuk besok-besoknya, kala liburan tiba, jalan-jalan naik kereta api lagih. 😊
Ngomong-ngomong tentang traveling by train, aku tuh sudah merencanakan untuk main ke Malang pertengahan Agustus nanti. Kebetulan ada abangnya Ibu (abua = pakde) yang berdomisili di Surabaya, dan mengundang kami untuk sowan ke sana. Selain sudah lama tak bersilaturrahmi secara langsung, juga beliau ingin mengadakan kenduri (kirim doa) bagi almarhumah nyakwa (bude).
Surabaya - Malang Naik Kereta Bima.
Nah, sehubungan dengan hobi traveling si ayah yang sudah sempat mandeg lebih dari setahun ini, jadi jauh-jauh hari ayah sudah memintaku menyusun itinerary. Minta diajakin jalan ke Malang. Dulu waktu masih aktif sebagai PNS, beliau beberapa kali sempat main ke kota nan sejuk ini, dan nanti, mumpung sedang di Surabaya, maka beliau minta untuk diajakin main ke Malang.
Dan layaknya diriku, si ayah juga lebih suka naik kereta api daripada moda transportasi darat lainnya. So, klop lah! Aku dan Intan pun excited menyusun agenda. Mulailah kami browsing tiket kereta. Dan beberapa teman rekomendasiin untuk naik kereta Bima. Dan yang paling excited saat mendengar bahwa kita akan traveling ke Malang menggunakan kereta api Bima siapa lagi? It was him! My beloved Dad! Haha. Blio tuh excited banget, karena udah browsing-browsing tentang si Bima ini dan melihat foto-fotonya yang cakep dan comfortable. Dan kalo keretanya begini, saya juga demen atuh lah! Bolak balik dipaksa traveling juga ga akan nangis! Hahaha. Ya pasti senang, donk, masak nangis? 😆
Yup, manakala harga-harga tiket pesawat yang masih melambung tinggi, walau kabarnya mulai ada solusi, bagiku, perjalanan dengan kereta api tetap memberi makna dan nuansa hepi tersendiri. Sejauh..., kereta apinya nyaman dan rute perjalanan tidak lah memakan waktu yang terlalu lama.
Terus kalo ibumu gimana, Al? Suka juga kah blio naik kereta api?
Nah, itu. Awalnya blio agak keberatan sih, maunya sewa mobil aja, dan kita bebas berhenti di mana pun, apalagi jika kebelet ingin ke toilet. Ibuku termasuk yang paling susah buang air (kecil atau pun besar) di tempat yang bergerak (baca: kereta api, pesawat atau pun bus). Pasti kudu lama banget nongkrong di toiletnya, dan kebanyakan ga akan sukses. Nah, beberapa kali naik kereta api eksekutif, blio mulai merasa nyaman untuk pipis di toiletnya, dan karenanya, begitu image-image kereta Bima diperlihatkan kepadanya oleh ayah, langsung deh kepalanya mengangguk setuju.
Jadi urusan moda transportasi ke Malang nanti, klop sudah. Satu suara untuk jalan-jalan Surabaya - Malang naik kereta Bima.
Kalau kalian, suka naik kereta api juga kah, mentemans? Udah sering naik kereta Bima? Cerita donk di kolom komentar! 😊
Btw, ngomong-ngomong tentang traveling, jadi teringat salah satu teman bloggerku, nih, Mba Ika Puspita, yang salah satu topik di blognya juga sering ngebahas tentang traveling. Hayo, pada kepo kan? Cus deh ke rumah mayanya di sini, untuk membaca pengalaman-pengalaman Mba Ika traveling with her family.
Al, Bandung, 20 Juli 2019
Bali - The Paradise, Pulaunya Para Dewa, pasti pada sepakat donk dengan julukan ini? Yes, aku juga! Bali tuh udah bikin jatuh hati bahkan di saat pertama kali aku menginjakkan kakiku di atas tanahnya yang subur, kira-kira belasan tahun lalu.
Saat itu, main ke sana tuh dalam rangka on mission alias dinas, mewakili kantor dan mengawal 'pasukan' yang sedang melakukan studi banding ke beberapa tempat di pulau dewata ini. Kesan pertama yang kurasakan luar biasa. Seakan ada bisikan dalam hati yang tiada henti memintaku untuk kembali ke pulau nan aduhai ini.
Kultur masyarakatnya yang terjaga dengan apik dan tak terpedaya oleh campur baur budaya luar, yang turut serta bersama para wisatawan yang berkunjung, baik dari dalam mau pun luar negeri, sungguh bikin kagum! Mereka tuh kuat banget dalam menjaga adat istiadatnya, ya? Padahal setiap harinya, ratusan wisatawan datang dengan berbagai budaya dan kebiasaannya. Salut, deh dengan orang-orang Bali!
Bali memang sudah membuat siapa pun terpikat. Selain keunikan budayanya, eksotisme panorama alamnya yang aduhai, sudah pasti menjadi daya tarik tersendiri donk? Siapa coba yang tak akan betah berlama-lama menjejakkan telapak kaki telanjangnya di atas pasir putih pantai-pantai yang bertebaran di pulau dewata ini?
Siapa yang tak akan terkesima dengan keindahan hamparan sawah terasiring Tegalalang Ubud-nya? Menatap hamparan sawah berundak dan tersusun rapi, memanjakan mata oleh hamparan padi bak permadani hijau atau menguning, dengan undakan berirama sedemikian rupa? Dijamin deh, mata akan langsung sejuk dan rileks, hati pun adem dan hepi!
Siapa yang tak akan berdecak kagum menyaksikan pertunjukan seni tari atau pun seni lainnya yang dipertontonkan dalam berbagai agenda? Hm...
Beneran deh, memikirkannya saja, udah bikin hati pengen segera balik lagi dan lagi ke sana. Apalagi barusan dikirimi foto-foto Intan dan temannya yang baru saja habis ambil paket liburan ke Bali.
Aih, sungguh, bikin emak langsung ambil kalender, hitung-hitung kapan ya bisa melipir ke pulau dewata ini lagi?
Intan liburan ke Bali
Pengennya sih di pertengahan Juni nanti, saat orang-orang udah beres dari mudiknya, yang artinya harga tiket pesawat juga sudah mulai stabil lagi (walau masih tetap tinggi sih, sebenarnya), nah, melipir ke Bali tentu menjadi momen yang menarik bukan?
Bali memang aduhai. Masyarakatnya, pemerintahnya, pelaku bisnisnya, hingga ke para petaninya turut serta bahu membahu dalam menyambut para tamu. Tak heran jika setiap pelosoknya menjadi begitu nyaman untuk dikunjungi, ya, Sobs? Penginapannya, tempat wisatanya, pasarnya, semuanya deh! Bali emang ngangenin!
Udah ga sabar rasanya ingin berjalan ke pedesaannya, menyapa para penduduknya yang ramah dan berfoto bersama dengan para ibu-ibu yang sedang bersembahyang di pura mini di depan rumah mereka. Aih, kangen suasana seperti ini lagi!
Udah kebayang juga nih di pelupuk mata, duduk cantik di teras sebuah villa, ditemani secangkir teh madu dan beberapa penganan setempat, melanjutkan ketak-ketik draft novel "Bukan Selingan Semusim" yang tertunda. Yang telah sekian lama teronggok tak berdaya di dalam my Novel Draft folder, menanti untuk dituntaskan. Etapi gimana mau tuntas, emak sibuk, Nak! Makanya, udah niat nih, mau nuntasinnya di Bali, pertengahan Juni nanti! Semoga bisa terlaksana dengan baik, tanpa halangan yang berarti. Doakan dunk, Sobs!
Cape Town, South Africa
Image belongs to Traveloka
Weekend adalah hari yang dinanti, bikin happy, tapi juga bikin keinginan merogoh kocek lebih kuat dibanding hari biasanya, karena kita pengen berlibur, donk? Berkunjung ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi, cip-icip kuliner setempat dan menikmati secangkir kopi atau teh bersama teman-teman. Ah, betapa menyenangkan, ya, sobs? Dan pastinya, isi dompet pun tentu akan mengalir deras - keluar. 😊
Namun hal ini ga berlaku jika kita berada di Cape Town, Afrika Selatan, loh!
Mata uang Afrika Selatan yang kini sedang berada dalam pergolakan penurunan (yang stabil) dan ditambah dengan penguatan dolar, menjadikan Cape Town menghadirkan apa yang kita idamkan dalam harga yang wallet friendly alias terjangkau di dompet! Yup. Beneran, deh!
Bahkan jika kita benar-benar kekurangan uang tunai, ada banyak cara untuk menikmati kota ini dengan (hampir) gratis.
Menikmati akhir pekan di Cape Town menjadi pilihan yang sangat tepat nih, sobs. Gimana caranya? Kebayang enggak sih, jika ambil cuti sejenak jelang weekend? Dan menikmati kota itu untuk hilangkan penat dan refresh-kan pikiran?
Emang murah apa ke sana, Al?
Tenang, ada caranya, nih. Kita bisa searching tiket penerbangan Singapore Airlines menuju Cape Town. Banyak tiket murah menuju ke sana, loh! Berikut aku punya beberapa tips dari beberapa teman yang telah kesana, yang bisa kita jadikan panduan jika jadi menjelajai kota ini, nih!
Sabtu: Menjelajahi Sejarah Cape Town
Kita bisa mulai pagi hari dengan sarapan murah di Truth, salah satu kedai kopi terbaik di Cape Town. Kedai ini memiliki kultus mengikuti interior industri yang ciamik. Sandwich alpukat yang disajikan terbuka akan membuat lidah termanjakan secara unik, dan tenang, sobs, ini ga akan mengoyak dompet, loh! Cukup mengeluarkan kocek sekitar Rp 35.000 lalu kita bisa dengan riang gembira menutup santapan pagi dengan secangkir white flat latte seharga Rp 20.000. Gile banget kan? Nun di negeri orang, kita bisa puaskan lidah dan manjakan perut dengan kocek di bawah seratus ribu rupiah? Tentu jadi mood booster yang kece badai untuk lanjutkan weekend seru di negeri orang ini kan?
Lalu, kita bisa menuju Museum District Six untuk awali weekend dengan asupan pengetahuan baru akan sejarah. Lingkungan ini dahulunya merupakan pusat multibudaya yang berkembang pesat sampai apartheid menumbangkan banyak keluarga. Di museum ini, kisah mereka diceritakan kembali melalui pameran intim yang menciptakan kembali masa lalu. Menyambangi museum ini adalah suatu keharusan untuk memahami konteks dari apa yang Afrika Selatan harus atasi dalam 21 tahun terakhir sejak kemerdekaan, dan tiketnya piro? Cukup keluarkan kocek sekitar Rp 25.000 saja!
Terus, setelahnya ngapain? Tenang, pasti ingin donk mengetahui lebih lanjut tentang masa lalu Cape Town secara mendalam? Bisa banget! Banyak tur yang bisa diikuti, lengkap dengan pemandu dengan harga yang affordable. No worries!
Berikutnya, setelah kelelahan berjalan menilik sejarah Cape Town, kita bisa main ke St. George’s Mall, kawasan pejalan kaki yang dipenuhi kios-kios yang menjual segala sesuatu mulai dari karya seni hingga syal. Wow! Di sinilah kita akan menemukan Mariam's Kitchen (101 St. George's Mall), "takeaway" lokal sederhana, yang menjual masakan sederhana, hangat, bergaya rumahan dengan sentuhan local, dan hidangan steak salomie akan dengan senang hati mengisi perut kita dengan hanya senilai Rp 45.000.
Minggu: Mengunjungi Situs Unik
Lingkungan Bo-Kaap adalah situs yang membuat pas banget nih untuk kita-kita yang pengguna Instagram. Spot-spot yang instagrammable dengan lingkungan yang memiliki keunikan tersendiri, tersedia dan ready untuk diakses. Pastikan kamera ponsel atau alat perang penangkap gambar lainnya ready to use, agar kita tak nyesek saat meninggalkan situs ini, ya!
Jangan lupa, setelah mengabadikan momen, pastikan kita lanjut ke Rose Corner Café (100 Wale Street) untuk mencoba hidangan favorit lokal: koesisters, yang merupakan jawaban masyarakat Cape Town untuk donat, dan hidangan ini dapat dijangkau hanya dengan budget kurang dari Rp 10.000, loh! Mupeng khaaan? Haha.
Dan tau enggak, sobs, bahkan Situs Cape Town yang paling megah pun, tidak akan merusak dompet kamu, loh! Main lah ke Table Mountain, no need to pay alias GRATIS! Etapi, jika ingin menuju ke puncaknya, memang bikin lelah banget sih, makanya kudu nyewa mobil kabel deh, untuk kesananya. Lagian, kapan lagi kan nyobain mobil kabel gitu? Harganya juga ga mahal-mahal amat, cuma berkisar sekitar 130 ribu rupiah, kok. Namun, jika kamu males ngeluarin duit lagi untuk mobil kabel, bisa juga sih, mendaki via jalan lain. Cobain deh mendaki Lion’s Head, yang merupakan jalan yang lebih mudah dan lebih cepat, pemandangannya juga ajib, kok! Seru,ya?
Bagi yang masih mikir-mikir soal penganan, yang murah meriah, kita bisa juga nih berbelanja di beberapa tempat lainnya dan masih tetap sesuai dengan anggaran. Untuk salah satu burger terbaik di Cape Town, kunjungi Bree Street, di mana burger barbekyu dan kentang goreng di IYO Burgers yang populer harganya cuma dibanderol seharga Rp 75.000. Wow banget, yaa!!! Pengen juga ah, kesana. Weekend depan, yuk!
Belajar tentang sejarah tentu akan lebih asyik jika dilakoni sembari liburan. Ya enggak sobs? Pasti akan lebih nempel di kepala dibanding belajar melalui duduk manis di kelas, sambil buka buku atau dengar bu/pak guru cuap-cuap di depan kelas kan? Hihi.
Nah, bicara tentang mempelajari sejarah sembari berlibur, Blitar adalah kota terbaik untuk menikmatinya. Di kota ini terdapat makam Bung Karno dan juga museum perjuangan bangsa yang terletak di kompleks makamnya. Selain itu, Blitar juga memiliki Candi Penataran yang megah dan Kampung Cokelat yang lezat. Wow! Menarik banget kan?
Sayangnya Blitar belum memiliki Bandara seperti Malang atau Surabaya. Jadi pilihan perjalanan ke sananya tuh hanya dengan menggunakan jalur darat, bisa dengan bus atau kereta api. Etapi, kalo dari Jakarta naik bus, rasanya duduk manis berjam-jam di dalam bus gitu, pegel juga yak? 😒 Belum lagi harga tiketnya, bus menarifkan harga tiket mulai dari 250 ribu untuk sekali jalan, lo!
Sementara tiket kereta api memiliki range harga yang beragam, tergantung kelas dan kereta apa yang kita tumpangi. Harga termurah adalah dengan menumpang Kereta Matarmaja yang tiketnya sekitar Rp 110 ribu sekali jalan.
Selain ada tiket murahnya, beberapa poin berikut juga menjadi bahan pertimbangan para traveller dalam menentukan moda transportasi, sih!
1. Kemudahan dan ketersediaan tiket/tempat duduk
Tak banyak bus yang melayani rute perjalanan Jakarta – Blitar, yang pada akhirnya membuat jumlah tiket yang dijual pun jadi terbatas. Dalam sekali perjalanan, satu bus hanya bisa membawa sekitar 34 orang saja, sehingga kemungkinan kehabisan tiket sangatlah besar.
Di sisi lain, kapasitas tempat duduk di kereta api jauh lebih banyak daripada bus. Sekali jalan, bisa mengangkut ratusan orang sekaligus. Dan untuk tujuan Blitar, ada beberapa kereta yang melewati kota ini, sehingga pilihan keretanya pun lebih banyak. Tak perlu khawatir pula kehabisan tiket, karena kita bisa membelinya sejak jauh hari secara online.
2. Perbedaan waktu tempuh
Dengan perhitungan normal, perjalanan dengan bus dari Jakarta ke Blitar memerlukan waktu sekitar 20 jam. Sementara untuk perjalanan dengan kereta api kelas ekonomi, perjalanan Jakarta – Blitar memerlukan waktu sekitar 14 jam. Beda jauh yak?
Ga heran deh jika akhirnya banyak traveller jadi lebih memilih naik kereta api daripada bus. Kebayang donk gimana lelahnya duduk terpaku selama 20-an jam di dalam bus? Jika ada yang lebih nyaman dan bisa memangkas waktu, kenapa harus pilih yang lama kan? 😀
3. Kepastian waktu berangkat/sampai
Di sini pula perbedaan antara naik kereta api dengan bus. Melakukan perjalanan melalui bus, sering menghadapkan kita pada kemungkinan molor perjalanan dikarenakan si busnya masih menunggu penumpang yang belum datang sehingga waktu keberangkatan pun jadi bergeser dan akibatnya adalah, ketibaan kita di tempat tujuan pun jadi molor. Huft.
Belum lagi jika di tengah perjalanan terjadi kemacetan atau banyak penumpang yang naik turun. Lamanya waktu transit di satu tempat tidak bisa dipastikan jika kita naik bus. Berbeda dengan kereta api yang memiliki waktu terukur selama perjalanan.
Waktu berangkat sudah bisa dipastikan sesuai dengan jadwal, demikian pula waktu transit dan waktu sampai di tujuan. Biasanya, kalaupun terjadi keterlambatan, jedanya tidak sampai hitungan jam.
Dengan waktu perjalanan yang pasti, kita bisa merencanakan perjalanan yang berkesan dengan lebih nyaman. Tidak takut berantakan gara-gara kena macet di jalan.
Kenyamanan perjalanan itu penting banget!
Yes, tentu kita berharap untuk lakukan perjalanan yang nyaman, aman dan lancar. Bisa sampai ditujuan tepat waktu.
Nah, dibandingkan dengan naik bus, perjalanan jauh dengan kereta api terasa lebih nyaman. Kaki tidak terasa lelah karena tertekuk dalam waktu lama seperti di bus, karena selama di kereta kita bisa jalan-jalan kala mulai terasa lelah atau jenuh. Dan sebagai orang-orang jaman now, colokan charger adalah kebutuhan yang tak bisa dihindari. Tenang, di kereta api, colokan tersedia semua deretan kursinya, lo! Sip banget kan?
Jadi sekarang udah tau pasti kan mau naik apa ke Blitar? Yup!😁
Al, Bandung, 31 Maret 2018
-->
-->
Menjadi blogger itu emang bikin hepi. Selain menjadi sarana untuk self healing atau terapi jiwa, blogging itu juga jadi ajang untuk saling berbagi dan saling menginspirasi. Tak hanya itu, sih. Blogging dan menjadi blogger itu, beneran nambah teman/kenalan banget! Juga ga kalah pentingnya, membuka networking dan peluang! Yang namanya peluang, memang ga melulu terkait dengan uang toh?
Seperti kali ini, aku dan teman-teman pengurus Blogger Bandung dapat undangan dari Kang Indra Darmawan, the manager of Hotel Dafam Rio Bandung untuk berkunjung ke hotel yang berada di bawah managemen DHM (Dafam Hotel Management) ini, dan bersenang-senang di sana!
Ya bersenang-senang lah! Having fun dengan beberapa agenda yang sudah disiapkan oleh Kang Indra and his staff- lah. Eits, ga cuma itu. Istimewanya adalah, Hotel yang berada di Jalan RE. Martadinata NO. 160 Bandung ini, turut pula mempersilakan kami untuk bawa keluarga di dalam undangan ini. Seru kan? Menyertakan anggota keluarga di dalam sebuah kegiatan hepi-hepi, tentu membuat kebahagiaan dan kebersamaan semakin klop!
Hotel Dafam Rio Bandung, Bukan Hanya sebuah Akomodasi, Tapi ...
Yap. Tadinya aku kira hotel ini layaknya hotel-hotel lainnya, yang biasanya hanya dijadikan sebagai tempat menginap bagi para customernya setelah lelah berwisata, berniaga atau pun berbisnis. Eh, ternyata, berkunjung ke sini, telah membuka mata dan memberikan wawasan baru bagiku, Sobs!
Hotel Dafam Rio Bandung tuh, bukan hanya sebuah akomodasi, tapi juga merupakan sebuah tempat yang bisa banget kita jadikan sebagai sarana untuk mempererat silaturrahmi/hubungan kekeluargaan dengan segala fasilitasnya, lho! Dan, aku sendiri jatuh cinta banget dengan living roomnya ini, nih, Sobs! Paduan warnanya itu terasa nyaman banget yak!
Usai breakfast, nyantai sejenak atau duduk ngobrol bersama rekan atau keluarga di living room ini kayaknya asyik ya?
Selain letaknya yang strategis, di mana tak hanya dekat dengan pusat perbelanjaan dan oleh-oleh, juga terdapat beberapa taman yang bisa banget untuk menjadi tempat bermain bagi anak-anak serta keluarga yang menginap di hotel ini. Untuk ke tamannya, cukup dengan berjalan kaki sejenak, maka kita pun akan sampai ke Taman Super Hero di mana para 'super hero' sudah siap sedia untuk diajak berfoto bareng. Seru! Anak-anak pasti hepi dan betah deh di sini! 😀 Silaturrahmi antara Team HRDB dengan Blogger dan keluarganya.
Yes, seperti yang telah aku sebutkan di atas, maka Sabtu pagi itu, kami pun hadir bersama anggota keluarga masing-masing. Ada Tian bersama Marwah plus seorang sepupu Marwah, ada Efi Fitriyah bersama adiknya, ada Kang Ali Muakhir lengkap sekeluarga. Sayangnya, aku hanya bisa datang sendiri karena anak dan suami sedang ada agenda tersendiri. Sementara Nchie Hanie juga datang sendirian karena Kaka Olive, sang putri tercinta juga lagi ada agenda tersendiri. Oya, Bang Aswi, sang Ketua Komunitas Blogger Bandung juga sedang berhalangan untuk hadir. Jadinya hanya kami yang mewakili. Etapi, walau demikian, keseruan yang tercipta pada hari itu sungguh bikin hepi, deh!
Breakfast Bareng dan Bermain seru Di Taman Super Hero
Kedatangan kami disambut hangat dan ramah oleh Kang Indra dan para stafnya, langsung 'digiring' ke dining hall Hotel Dafam Rio Bandung (HDRB) untuk sarapan pagi. Ruang sarapan yang diset dengan ukuran minimalis dan tak terlalu luas itu, justru terkesan akrab dan hangat. Beberapa tamu hotel juga terlihat sedang menikmati menu sarapan pagi sambil ngobrol santai.
Anak-anak terlihat excited, dan ga sabar untuk segera meluncur ke teman superhero, saat Kang Indra menyampaikan bahwa setelah sarapan dan meeting sejenak di meeting room, maka kita akan main di taman superhero. 😀
Yah, namanya juga anak-anak, ya? Eits, jangankan anak-anak, aku aja feeling excited lho, soalnya belum pernah juga main ke Taman Super Hero ini. Habis, mau jalan sama siapa coba, anak juga udah gede banget untuk diajak main ke taman. 😁
Meeting dan Pengenalan tentang Hotel Dafam Rio Bandung.
Sesuai agenda, usai sarapan kami pun 'digiring' masuk ke sebuah meeting room yang terlihat apik. Langsung terlintas di benakku 'Wah, asyik juga nih kalo rapat pengurus komunitas atau pertemuan kecil lainnya diadakan disini. Pasti tenang, nyaman dan menyenangkan!'
Rapat Pengenalan Hotel dan Staf Manajemen HDRB
Kang Indra, the manager of DHRM menjelaskan bahwa Hotel Dafam Rio Bandung ini adalah salah satu hotel yang berada di bawah asuhan naungan dan pengelolaan dari Dafam Hotel Management (DHM), yaitu sebuah perusahaan manajemen perhotelan Indonesia yang berada di bawah Dafam Group, didirikan oleh pengusaha muda berbakat, Billy Dahlan, yang berkolaborasi dengan pakar perhotelan Andhy Irawan. Keduanya bersepakat untuk menjadikan hotel-hotel di bawah bendara DHM sebagai hotel-hotel yang memiliki kualitas layanan yang terinspirasi oleh nilai budaya perhotelan Indonesia'. Jadi core bisnis mereka memang menitikberatkan pada layanan yang berciri khas/signature tradisi budaya leluhur Indonesia, yang tentunya disesuaikan dengan budaya lokal di mana hotelnya berada. Misalnya untuk Kota Bandung, di mana Hotel Dafam Rio Bandung berada, maka tradisi budaya masyarakat Sunda yang ramah tamah terlihat kental menyapa saat kita memasuki hotel ini, sehingga kita merasa seolah sedang pulang ke rumah dan disambut oleh keluarga kita sendiri.
Jadi titik berat pada pengembangan kualitas layanan yang bernilai warisan budaya Indonesia memang dijadikan ciri khas/signature dari setiap hotel yang berada di bawah DHM.
Hotel pertama dibawah bendera DHM dibuka di Kota Semarang, yang disusul oleh tumbuh kembang hotel-hotel yang kini telah berjumlah 23 hotel dengan total karyawan sejumlah 2.355 orang, 1.260 kamar dan tersebar di 16 kota di seluruh Indonesia. Wow! *Data ini diambil per tanggal 2 Mei 2017
Kang Indra menjelaskan bahwa masing-masing unit hotel bertanggung-jawab untuk mengenalkan dan mempromosikan budaya masing-masing lokasi dan kekayaan lokal daerah kepada para tamu, seraya memberi makna nilai lebih untuk layanan kualitas hotel mereka.
Untuk Kota Bandung sendiri, kini tersedia 3 unit hotel di bawah DHM, yang tentunya memiliki nilai layanan dengan tradisi tersendiri, sesuai dengan lokasi, tradisi dan target pasar tersendiri. Ketiga hotel ini adalah:
Hotel Dafam Rio Bandung
Jl. LLRE. Martadinata No. 160 Bandung
36 kamar (23 Superior, 10 Deluxe, 3 Executive)
Hotel Manager: Kang Indra Darmawan
Promo:
- Paket Sumuhun (Sumping Monggon Uih Senen)
-Paket Weekday 65% off
- Paket Weekend 67% off
- Christmas & New Year Packagae
De'Rain Boutique Hotel Bandung | DHM Associates
Jl. Lengkong Kecil No. 76-80 Bandung
Telp. 022-87804800
70 kamar (54 Deluxe, 14 Executive, 2 Suite)
HM. Gumelar
Promo:
- Paket SMS (Sabtu Minggu Senin) - IDR. 888.000,- incl. breakfast
- Meeting packages start from IDR. 50.000,-
- Karaoke disc 20%
- SPA disc 100 rb (Sabtu dan Minggu)
- Christmas & New Year Package
Promo:
- Sunday Monday Packagers
- Meeting Packages disc 15%
- Weekend Packages
- Christmas & New Year Package
Indah dan Hangatnya Keakraban Bermain Bersama di Taman Supere Hero
Yup. Akhirnya anak-anak pun berseru gembira. Yeaaa!! Kita ke taman! Taman Super Hero! Dan asyiknya tuh, ke Taman Super Hero ini cukup dengan berjalan kaki saja dari Hotel Dafam Rio Bandung. Namun sebelumnya, kita bikin foto 'keluarga' dulu, lho!
Foto Bersama Manager & Staff Hotel Dafam Rio Bandung Plus Blogger Bandung
Sesampai di taman, Kang Sule pun sudah menanti. Eits, bukan Sule yang di TV lho, ya, ini mah, lebih kocak lagi 😀 Beliau dipercayakan untuk memandu dan memimpin permainan seru yang memang sukses bikin kita semua tertawa bahagia. Dimulai dengan permainan ringan yang bikin senyam senyum, hingga ke permainan yang menguji konsentrasi hingga bikin kita ngakak bareng. Yup, ngakak bareng memang truly made happy!
Serunya Main Bareng Tim Hotel Dafam Rio Bandung
di Taman Super Hero
A post shared by Alaika Abdullah (@alaikaabdullah) on
Kang Sule emang piawai banget bikin suasana jadi lebur, berbaur tanpa pemisah. Anak-anak terlihat happy, begitu juga dengan orang tua serta para staff and the managers hotel. Semua tertawa bareng, ngakak guling-guling, apalagi saat si Kang Sule meminta kita untuk mencoba ucapkan 'Cengkeh, Cemgkir, Kencur' secara berturut dan semakin cepat. Jadilah pada belepotan lidahnya dan bersalahan. Pada ngakak tanpa kendali deh! 😂 Untungnya, aku dan Bunyang (istrinya Kang Ali) berhasil melewati ujian dengan selamat, means, we could said the words perfectly.
Tour the Room of Hotel Dafam Rio Bandung
Setelah puas bermain, akhirnya kami pun kembali Hotel Dafam Ri Bandung. Lima kunci kamar telah menanti untuk kami buka agar bisa beristirahat di dalamnya. Kelima kunci mewakili 5 keluarga. Aku dan Nchie jadinya sekamar. Asyiik. Kami pun langsung menuju tekape untuk foto-foto and enjoying the room.
Kamarnya nyaman banget. Layaknya hotel-hotel berbintang lainnya lah. Walau ga nginep, bisa beristirahat sejenak setelah puas berkeringat oleh permainan seru tadi, tentu adalah anugerah yang harus disyukuri.
Saking asyiknya, kami bukannya malah istirahat menikmati kamar dengan tidur-tiduran, malah jadi ngelaptop saking kencangnya wifi yang tersedia. Hayyah, dasar netizen, dasar blogger! 😁
Berbelanja ke Factory Outlet via Connecting Door
Yes, asyiknya bagi yang nginep di Hotel Dafam Rio Bandung, kita tuh tinggal menuju connecting door yang terletak di lobby hotel untuk nyebrang dan belanja belinji di Factory Outlet sebelah. Praktis banget kan?
Mau belanja ke outlet sebelah, yang masih satu gedung
dengan Hotel Dafam Rio Bandung?
Cukup via connecting door ajah!
Ga perlu jauh-jauh sih kalo mau wisata fashion. Berlokasi di Jalan Riau, di mana dikenal juga sebagai surganya para penggemar fashion, hotel ini adalah jawabannya. Bahkan, masih satu gedung dengan HDRB, sebuah factory outlet pun tersedia.
Jadi kalo mau cari oleh-oleh untuk kerabat atau pun diri sendiri, tinggal nyebrang aja ke sebelah via connecting doornya. Atau jika kurang puas di outlet sebelah, tinggal jalan kaki aja ke outlet-outlet lain yang ada di sekitar hotel. Kurang asyik gimana lagi coba, Sobs?
Jadi, kalo ke Bandung, boleh banget reservasi hotel ini, deh! Ga usah ke hotelnya untuk booking, bisa langsung via traveloka atau aplikasi penyedia hotel lainnya deh. Dijamin harganya bahkan jauh lebih murah dibanding kita booking langsung ke hotelnya, lho!
Oya? Kok bisa? Ya bisa lah. 😊
Senangnya bersenang-senang di Hotel Dafam Rio Bandung,
Al, Bandung, 30 Oktober 2017
Body Rafting di Sungai Citumang Bikin Nagih!
Ember, cyin! Having body rafting di sungai Citumang itu emang bikin nagih pake banget, lho! Apalagi bagiku, yang memang suka banget dengan kegiatan outdoor yang satu ini. Jika sebelumnya aku beberapa kali ikutan rafting di Pengalengan, di mana raftingnya menggunakan perahu karet, yang pastinya seru banget dan bikin adrenalin melonjak, maka kali ini, aku berkesempatan untuk having fun with the activity called body rafting!
Serunya Body Rafting di Sungai Citumang
Image taken by: Salman Biroe
Yes! Jadi yang rafting adalah badan kita langsung, tanpa perahu karet. Rasanya gimana? Rasanya pasti seru lah! Apalagi yang akan menjadi tempat untuk body rafting ini adalah di Sungai Citumang. Yang terkenal memiliki air yang jernih, bening dan dingin menyejukkan! Huft, rasanya aku ga sabar menanti pergantian malam ke pagi hari deh, saking pengen segera menikmati body rafting ini.
Aktivitas Outdoor di Hari Kedua Staycation di HAU Citumang
Hari masih gelap ketika aku terbangun oleh gemericik air sungai Citumang yang mengalir di bawah Peti Kemas yang telah disulap jadi kamar tidur di HAU Citumang. Peti Kemas? Yang bener, Al? Tidur di Peti Kemas? Emang ga panas?
Ya enggak lah, Sobs! Peti Kemas yang ini beda! Menginap di dalamnya memberi sensasi tersendiri, lho! Ga percaya?
Baca deh di: Sensasi Seru Tidur di dalam Peti Kemas
Melipir ke HAU Citumang ini memang memberi arti tersendiri bagiku. Rasanya bagai berada di negeri khayangan, di mana ada telaga bening yang airnya jernih menyejukkan. Ada kicauan burung yang bersahut-sahutan, mengajak kita membuka mata setelah istirahat malam. Ada ikan-ikan yang berlari kesana kemari di dalam air sungai yang bergemericik menciptakan simfoni tersendiri. Duh, sungguh sebuah surga yang menjanjikan kedamaian tersendiri!
Bersiap untuk having fun outdoor di Sungai Citumang. Yeaay!
Picture taken by @SalmanBiroe
Apalagi agenda kedua dari staycation kami adalah beraktivitas outdoor! Wow! Siapa yang ga akan hepi diajak body rafting. Etapi, sebelum body rafting, kami diajak untuk menikmati terapi kaki oleh ikan terlebih dahulu, lho! Terapi kaki oleh ikan? Maksudnya gimana, sih, Al? Terapi Kaki oleh Ikan Nilam
Serunya Terapi Kaki
di kolam Citumang
Picture by Salman Biroe
Yup. Jadi ada aktivitas yang menarik banget nih yang bisa kita nikmati di area wisata Citumang, sebelum kita ke aktivitas utamanya alias body rafting, Sobs! Aktivitas apa kah itu, Al?
Nah, aktivitas paling menarik yang berhasil bikin orang tergelak-gelak adalah aktivitas terapi kaki menggunakan ikan Nilam. Jadi tuh, sungai Citumang itu tak hanya berair jernih menyejukkan, tapi di dalamnya juga berkembang biak ikan nilam. Yaitu ikan khas sungai Citumang, ukurannya kecil-kecil bergigi runcing (kayaknya, haha), hobinya tuh makanin sel-sel kulit mati yang ada di kulit kita. Jadi kalo yang kita rendam ke dalam kolam terapi adalah kaki, maka kaki kita akan dikerubungi oleh gerombolan si berat ikan nilam, mematuk-matuk dengan ganas hingga kita kegelian atau bahkan serasa kesetrum! Sensasinya itu, lho! Bikin gimanaaaa gituh! Beranikah kita mencelupkan wajah ke kolam terapi itu? Oh, NO! Seyeeeem! Langsung kebayang ikan piranha! 😅
Body Rafting di Sungai Citumang
Ini, Sobs! Paling menyenangkan dan memberikan sensasi tersendiri, dan selalu bikin aku pengen balik ke sini, lagi dan lagi! Habisnya, aktivitas body rafting ini asyik banget, sih! Etapi, body raftingnya rame-rame ya, kalo sendirian mah ga asyik, garing! Makanya kalo mau main ke sini, bareng teman atau keluarga, ya! Biar seru. 😀
Ok, Body Rafting. Jika selama ini kita mengenal rafting, yang menggunakan perahu karet itu, maka di sungai Citumang ini ga pake alat bantu, Sobs! Eh pake sih, yaitu pelampung. Ya, pelampung doank. Dan sensasinya luar biasa. Dinginnya air sungai yang jernih itu, beneran ngangenin, deh! Nih, aku, sambil nulis artikel ini aja, udah pengen balik ke sana lagi, untuk body rafting!
Bersiap untuk body rafting, setelah terapi kaki by Ikan Nilam
Picture taken by @SalmanBiroe
Adalah Aa Jalu yang menjadi pemandu dari kegiatan Body Rafting ini. Pemuda lokal ini orangnya lempeng tapi kocak. Wajahnya serius gitu lho, Sobs, tapi niatnya untuk becanda itu tinggi banget, haha.
Anyway! Si Aa yang udah pengalaman banget akan kegiatan body rafting ini, meminta kita untuk mulai masuk ke sungai yang dinginnya nyusss! Adeem dan bening banget! Pendeknya, kita semua hepi banget deh disuruh nyebur ke dalam air sungai ini. Yang ternyata, di dalamnya juga banyak terdapat ikan Nilam. Dan begitu tubuh kita diam tak beraktivitas, maka jangan heran jika tiba-tiba kaki, tubuh, atau tangan kena setrum oleh gigi-gigi tajam si ikan nilam ini. Haha. Makanya kudu bergerak (gerakin kaki ala-ala berenang gitu, deh!).
Nah, sungai Citumang yang dipakai untuk rafting ini panjang berliku. Ada yang dangkal, ada juga yang lumayan dalamnya. Tapi karena kita semua menggunakan pelampung, maka walau ga bisa berenang pun, kita mah pede aja. Ga akan tenggelam toh?
Yang serunya, body rafting ini bukan sekedar menghanyutkan diri di arus sungai, lho! Tapi ada beberapa tempat di mana kita bisa uji nyali!
Uji Nyali dari Ketinggian.
Yup! Apalagi kalo bukan melompat dari ketinggian ala-ala Deni si Manusia Ikan. Menurut si Aa Ajum, ada 3 titik uji nyali yang patut dicoba oleh setiap peserta uji nyali body rafting, yaitu titik 7 m, 3, serta titik lompatan dari tali yang membuat kita harus bergelantungan ala Tarzan. Nah, untuk ketinggian 7 meter di atas sungai, dimulai oleh Leon, Mas Nuz dan aku lupa sih siapa yang satunya lagi. Untuk sampai ke sana tuh, kita kudu naik dari dinding sungai yang dirambati oleh akar-akar pohon.
Ketiga peserta uji nyali pertama ini pun sudah berada di titik di mana mereka harus melompat. Tapi ya ampun. Ternyata, kalo sudah di ketinggian gitu, ga boleh banyak mikir lagi, ya, Sobs? Kudu langsung lompat (kalo perlu sambil merem deh) agar pikiran dan ketakutan datang menghadang.
Terbukti hal ini berlaku pada Mas Nuz. Si Pakde ini, berdiri penuh keraguan di atas sana. Dan sepertinya telah dikuasai oleh ketakutan sehingga membuatnya terpaku sekian lama untuk berani melompat ke dalam sungai. Dan..., berhasil kah si Pakde menjemput keberanian yang telah raib itu?
NO! Haha. Mas Nuz gagal terjun, malah memilih untuk turun kembali ke ke bawah melalui jalan naik tadi, yaitu dari akar-akar pohon, which is proses turunnya justru jauh lebih sulit. Haha.
Dan gara-gara peserta kloter pertama udah jiper, peserta kloter berikutnya pun jadi mundur teratur, deh! Atut euy! Haha.
Sungai Citumang memiliki beberapa spot di mana kita bisa melompat dari ketinggian, yang tingginya bervariasi. Dan pada ketinggian yang tak terlalu tinggi, serunya, hampir semua dari kami memang berani melakukannya, bahkan berulang-ulang. And it's so fun lho!
Melompat ala-ala Tarzan gini emang seru banget! Byuuur!
Picture taken by @SalmanBiroe
Aku sendiri, begitu excited untuk lagi dan lagi melompat ala-ala Tarzan ini, lho, Sobs! Rasanya seru banget saat tubuh kita byuuurrr ke dalam air sungai yang jernih dan dingin itu. Seru pisan! Rasanya ga ingin udahan, deh! Etapi, si Aa Ajum sudah punya permainan lain lagi lho, yang tentunya tak kalah asyik.
Kereta-keretaan ala Citumang.
Yup, adaaaa aja! Lihat deh!
Serunya bermain mengapung di dinginnya air sungai Citumang,
Membentuk kereta-keretaan yang ditarik oleh si Aa Ajum.
Picture belongs to Salman Biroe
Serunya bermain mengapung di dinginnya air sungai Citumang, Membentuk kereta-keretaan yang ditarik oleh si Aa Ajum. Picture belongs to Salman Biroe
Serunya bermain mengapung di dinginnya air sungai Citumang, Membentuk kereta-keretaan yang ditarik oleh si Aa Ajum. Picture belongs to Salman Biroe
Surga Tersembunyi milik para Dewi
Ini cerita outdoor hari ketiga. Sesuai rencana, maka setelah sarapan, kita memutuskan untuk hiking. Mengambil jalan yang sering dipakai oleh para wisatawan mancanegara, yang katanya sih medannya lumayan melelahkan karena menanjak dan melalui hutan. Aku sih hepi mendengarnya. Karena hiking gitu lho!
Dan, jadilah kami mengikuti langkah kaki si Aa Ajum, yang memandu kami hiking pagi itu. Kami melangkah sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Satu persatu ada yang sudah mulai ngos-ngosan karena memang medannya ternyata lumayan juga.
Ada juga yang sebentar-sebentar bertanya pada si As berwajah lempang hobi bergurau itu, apakah masih jauh? Haha. Lelah ni ye?
Dan, ternyata, Sobs! Akhirnya, lelah itu berbayar sempurna! Lihat deh! Kami menemukan telaga milik para Dewi!
Surga Tersembunyi Di Lokasi Wisata Citumang,
Picture belongs to Alaika Abdullah
Surga Tersembunyi Di Lokasi Wisata Citumang, Picture belongs to Alaika Abdullah
Surga Tersembunyi Di Lokasi Wisata Citumang, Picture belongs to Alaika Abdullah
Siapa yang tak akan hepi bisa berada di surga tersembunyi
seperti ini, kan?
Picture belongs to Alaika Abdullah
Ingin Body Rafting di sini juga, Sobs?
Bisa banget, lho! Cukup dengan budget 85 ribu rupiah aja, kita udah bisa sepuas hati menikmati aktivitas outdoor ini, lho! Sepuasnya! Jika kita bawa rombongan, bisa dapat diskon spesial pula! Oya, Sobs, selain jaket pelampung, kita juga bisa meminta ban sebagai salah satu properti selama kita beraktivitas body rafting ini. Jadi silakan pilih mau yang mana ya!
Terus, Al, itu kudu nginep di HAU Citumang kah untuk bisa ikutan body rafting gitu?
Eits, ga harus kok. Kita boleh datang khusus untuk kegiatan body rafting aja tanpa nginep alias PP (pulang pergi), atau mau nginep di tempat lain, atau nebeng di rumahnya Aa Ajum? Hehe.
Jadi, kapan nih mau ngajak rombongan sirkus mu untuk body rafting di sini? Jangan lupa dimulai dengan terapi kaki dulu ya, biar ngakak berjamaah sebelum terjun bebas ke dalam dinginnya air sungai Citumang! 😁