5 Tips Mengatasi Adiksi Gadget Pada Anak

5 Tips Mengatasi Adiksi Gadget Pada Anak

Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran internet telah mengubah dunia. Telah memberikan begitu banyak pesona dan kemudahan bagi para penggunanya, melenakan, juga membuat lupa waktu. 

Internet memang bak pisau bermata dua, yang jika kita lihai menggunakannya maka kita akan memetik banyak keuntungan, namun jika tak piawai memainkannya justru akan menuai petaka. 

Adiksi Gadget Pada Anak

Baik terkoneksi melalui laptop, smartphone, tablet, atau perangkat lainnya, berada di dunia virtual memang memberikan sensasi dan nuansa tersendiri. Tak kenal usia, masyarakat digital memang begitu menikmati kehidupan yang satu ini. Termasuk pada anak. Yang mungkin dibawa dan diperkenalkan oleh orangtuanya ke dunia digital melalui gadget, sebagai obat mujarab yang bisa membuat mereka 'anteng'.

Awalnya, para orang tua mungkin berfikir bahwa ini hanya sebagai alat bantu yang bersifat sementara saja. Eh siapa sangka jika kemudian justru menjadi pengantar terjangkitnya adiksi terhadap gadget pada si anak. 

Kemarin, dalam salah satu sesi talkshow program literasi digital, di mana aku menjadi salah satu narasumbernya, ada seorang ibu yang berbagi kisah tentang kecanduan atau adiksi terhadap gadget yang telah menjangkiti buah hatinya, yang aku yakin bahwa bukan hanya ibu ini saja yang mengalami hal serupa, melainkan banyak sekali para orang tua di luar sana, yang juga telah 'dealing with this issue'. Tak hanya kecanduan gadget, tapi banyak anak-anak yang justru telah terjangkiti penyakit yang dikenal secara umum dengan istilah text claw.

TEXT CLAW?

Apa itu TEXT CLAW?

Hayo, ada yang baru mendengar tentang syndrome ini? Atau malah memiliki buah hati yang terjangkiti penyakit yang satu ini? Seperti yang diurai oleh dr. Taura, seorang dokter anak dalam blognya, Text Claw atau nama medisnya Cubital Tunnel Syndrome adalah keluhan rasa nyeri dan kram pada jari-jari, pergelangan tangan dan lengan bawah yang diakibatkan penggunaan gadget berlebih (misalnya mengetik di smartphone dalam durasi waktu yang terlalu lama dan berlebihan). 

Dan selain text claw, nih, gaes, pasti kalian pada tahu donk jika ada banyak lagi keluhan lain akibat adiksi gadget ini? Yess, diantaranya adalah terganggunya pola tidur dan makan, alami gangguan pada mata, obesitas, anti sosial, selfish dan agresif, kesehatan mental, otot tubuh menjadi lemah, dan berkemungkinan alami bahaya pikun digital. 

5 TIPS MENGATASI ADIKSI GADGET PADA ANAK

1. Buatlah Aturan

Yup, ini adalah hal pertama yang harus mami-papi lakukan. Selain dalam upaya mengatasi adiksi terhadap gadget, aturan-aturan yang dibuat di dalam keluarga terhadap anak adalah juga sebagai tool pendisiplinan si buah hati, agar menjadi pribadi yang disiplin dan menghargai aturan. Ye khaan? 

So, buat kesepakatan dengan anak tentang waktu dan durasi penggunaan gadget bagi si anak. Dan so pasti pula, orang tua alias mami or papi harus tegas ya di dalam memonitor dan menegakkannya agar anak-anak pun turut disiplin. Kudu konsisten. 

2. Batasi Akses Penggunaan Gadget

Yup, walau pun waktu dan durasinya sudah diatur dan disepakati, teteup saja membiarkan si anak bebas akses terhadap berbagai menu dan fitur yang ada di gawai, akan berbahaya dan memicu timbulnya adiksi.  Jadi kudu dibatasi ya. Misalnya untuk media sosial, batasi penggunaannya cukup untuk yang paling aman baginya. 

Dalam hal gaming, misalnya, pilihkan juga jenis game yang aman dan edukatif lah ya. Batasi juga akses terhadap play store, agar si anak ga asal download. 

3. Alihkan Perhatian Anak

Anak-anak, secara defaultnya sebenarnya adalah pribadi yang aktif. Namun gadget telah menarik dan melenakannya sehingga jadi malas untuk bergerak dan beraktivitas di dunia nyata. Karenanya, coba lah untuk mengajak atau menarik minat anak untuk memainkan permainan-permainan offline, baik yang memerlukan gerak tubuh atau olah otak agar perhatian mereka tak melulu lari ke gadget. 

Misalnya dengan melakukan kegiatan olahraga, bersepeda santai, bermain, berkebun, dan lain sebagainya. 

4. Dampingi Anak Saat Belajar Online

Ini juga merupakan hal yang penting, gaes. Selain untuk memonitor perkembangan edukatif si anak, juga untuk memantau agar si anak tidak terdistraksi oleh hal lain di dunia digital. Misalnya terdistrak oleh game online, media sosial, dan lain sebagainya. 

5. Jadilah Contoh Nyata

Leading by example! Yess, anak belajar dari lingkungan di sekitarnya, termasuk dari kelakuan orang tuanya kan? Pasti hapal donk dengan pepatah 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya?". Hihi. 

Nah, berilah contoh nyata untuk ditiru, jangan sampai anak berkata, "Ah, mama, bisanya ngelarang aku main gadget, nah, tuh, mama sendiri asyik main HP mulu!". Huhu.

Salam,

Al, Jakarta, 14 October 2022

1 comments

  1. Anak sekarang kalau sudah mengenal gadget, hemm sulit untuk dipisahkan dengan ponselnya. Bahkan, enggak ada bosennya main hape seharian, kadang makan juga kalau engga sama hape engga akan selesai. Memang harus dihindari kecanduan gadget sejak dini, terima kasih informasinya!

    ReplyDelete