the Good Doctor, Cerminan Bahwa Seorang Anak Berkebutuhan Khusus pun Bisa Menjadi 'Orang"
Hey, hey, hey! Semoga pada sehat, ya!
Ada yang keranjingan nonton drama series yang bercerita tentang kehidupan dan aktivitas para dokter, terutama dokter bedah di sebuah rumah sakit ternama?
Nah, aku mulai kena racun serial-serial seperti ini, sebut saja serial Grey Anatomi, the Resident, dan the Good Doctor.
Ah, serial-serial ini beneran bikin aku kesemsem untuk tidak melewatkan satu pun dari serialnya. Walau kisah-kisah yang mereka perankan atau gambarkan di sana tidak lah seutuhnya persis seperti yang terjadi di alam nyata, namun sudah pasti, ada banyak sekali pembelajaran dan insight yang aku dapatkan dari menonton episode demi episodenya, dan sudah pasti aku tonton secara urut season demi seasonnya.
Dan bicara tentang serial para dokter-dokter kece ini, yang kehidupan seksual mereka juga mencengangkan, hihi, aku jadi pengen mengulas tentang serial yang berkisah tentang seorang ABK (anak berkebutuhan khusus) dalam hal ini 'anak autis', yang ternyata justru mampu menjadi seorang dokter bedah yang mumpuni.
About The Good Doctor
the Good Doctor dr. Shaun Murphy |
Drama seri yang aku bahas ini adalah serial yang diremake oleh ABC (American Broadcasting Company), yang terinspirasi dari kisah inspiratif dra-Kor yang berjudul hampir sama, yaitu Good Doctor yang diperankan oleh Park Jae-Bum, 2013.
Nah, versi American-nya diperankan oleh Freddie Highmore, sebagai dr. Shaun Murphy, dan menjadi suatu tontonan yang menurutku sangat menarik untuk diikuti. Ga bikin bosen!
Episode awalnya saja, dimana diperlihatkan tentang kisah perjalanan si anak autis a.k.a dr. Shaun Murphy, menuju salah satu rumah sakit ternama (RS. San Jose St. Bonaventure), untuk interview pekerjaannya di sana, justru terkendala oleh suatu peristiwa tak terduga, yang menarik dirinya menjadi pahlawan ajaib terhadap seorang anak yang secara tak terduga terkena pecahan kaca dari billboard bandara yang terjatuh dari gantungannya. Mengenai leher si anak dan mengalami pendarahan parah.
Kerumunan terbentuk, menyaksikan si anak dibantu oleh seseorang yang mengaku dirinya adalah dokter. Namun Shaun menangkap ada yang keliru di dalam tindakan tersebut dan mencoba mengoreksinya, yang pada awalnya dianggap sebagai tindakan yang menyela dan kurang dipercaya. Namun singkat cerita, Shaun dengan keautisannya, dan sempat dihadang oleh petugas bandara yang mencurigainya, berhasil menyelamatkan si anak dengan kreativitasnya yang keren dalam menggunakan alat-alat yang serba minimalis.
Aksi tersebut pun viral berkat media sosial, dan Shaun pun langsung menjadi pahlawan yang dikagumi dan dielukan.
Namun di RS. San Jose St. Bonaventure...,
Seorang dokter senior, dr. Aaron Glassman, justru sedang mendapat serangan dari para dokter senior lainnya karena kehadiran dr. Murphy yang tak kunjung tiba. Dari awal, sebenarnya jajaran dokter-dokter senior ini keberatan menerima dokter berkebutuhan khusus (autis), karena mereka meragukan kemampuannya dalam bertindak nantinya. Apalagi untuk seorang dokter bedah. Namun dr. Glassman berjuang penuh dalam mempromosikan dr. Murphy untuk menjadi bagian dari tim bedah rumah sakit tersebut.
Menurutku, adegan perdebatan antara para dokter dalam menolak dr. Murphy juga sungguh menarik, terutama ketika tiba-tiba mereka menemukan bahwa dr. Murphy yang mereka nantikan justru telah viral di media sosial karena kepiawaiannya dalam menolong si anak yang mengalami kecelakaan di bandara tadi.
Episode pertama di season pertama ini, benar-benar telah menyedot perhatianku, dan membuatku sangat menikmati adegan demi adegan, dan menambah insight tentang keautisan, kehidupan para dokter yang memang yaaaa, aktivitas mereka itu hampir seluruh waktunya itu memang habis di rumah sakit, gitu, loh! Pantesan ya, hubungan percintaan mereka pun jadinya tak jauh-jauh dengan mereka yang ada di lingkungan tersebut juga. Interesting!
Terus tentang dr. Murphy sendiri, aku jadi belajar banyak, bahwa ternyata anak berkebutuhan khusus pun, jika mendapat didikan yang sesuai dengan kebutuhannya, akan menjadi individu yang cemerlang dan bisa diandalkan!
Singkat cerita, drama seri yang satu ini, menurutku memang menawarkan banyak sekali insight, pembelajaran, dan hiburan. Tanpa sadar, kita menikmati tontonan sembari memetik banyak pembelajaran. Terutama tentang anak autis, ya. Tak hanya menjadi dokter yang andal, namun juga mampu menjadi seorang pasangan kekasih, calon ayah, bahkan kemudian menjadi seorang suami. What an interesting story.
Bagi kalian, nih, bestie, yang juga seneng dengan kisah keseharian para dokter bedah, apalagi yang punya 'keistimewaan' seperti dr. Shaun Murphy, coba deh tonton serialnya. Jangan kuatir, drama series ini komplit, kok. Tamat, tuntas, tanpa menyisakan rasa sebel karena harus menunggu lanjutannya. Tuntas, tas, tas, pokoknya.
Oya, bicara tentang anak berkebutuhan khusus, bagi kalian yang suka baca ketimbang nonton, nah, aku juga punya satu rekomendasi novel remaja yang cucok banget untuk dikoleksi dan dibaca, nih. Check it out, deh, yaa! 😊
Al, RS. MRCC Siloam Semanggi,
Jakarta, 20 Oktober 2022
2 comments
Bener banget, pernah nonton ini juga, percaya sih kalau di balik kekurangan pasti ada kelebihan yang luar biasa dari film ini. Enggak hanya good doctor, banyak cerita yang mengangkat cerita sama seperti ini. Terima kasih sharingnya!
ReplyDeleteGood doctor emang kece banget ceritanya, ya. Bikin susah melepas figur dr. Murphy dari freddy highmore
ReplyDelete