Hm, udah lama juga ga menulis di rumah maya yang satu ini.
"Masih cinta enggak, sih, elo, Al, sama 'My Virtual Corner' ini? Tega banget, ih! Ga ditilik-tilik. Ga ditengok-tengok. Ga diupdate-update!"
Aih, kalo blog ini bisa ngomong, mungkin protesnya akan seperti kalimat-kalimat di atas, deh!
"Masih cinta enggak, sih, elo, Al, sama 'My Virtual Corner' ini? Tega banget, ih! Ga ditilik-tilik. Ga ditengok-tengok. Ga diupdate-update!"
Aih, kalo blog ini bisa ngomong, mungkin protesnya akan seperti kalimat-kalimat di atas, deh!
Picture designed using Canva Application, by Alaika Abdullah |
Hm. Sebenarnya, bukannya ga sayang lagi, sih! Cuman emang sedang sibuk aja. Wara wiri sana sini, hingga akhirnya membuat rumah maya tercinta ini jadi sejenak tertinggalkan. Bukan karena lupa. Gimana bisa lupa coba, sama rumah maya termahal yang pernah aku beli di tahun 2009!
Bayangkan, untuk membeli domain www.alaikaabdullah.com saja, aku sampai kelebihan transfer hingga 8,9 juta rupiah, coba! Gimana aku bisa lupa sama lapak tersayang ini?
What? Kelebihan transfer hingga 8,9 juta? Kok bisa? Gimana ceritanya, Al? Hayo, pada kepo kan? Itu cerita lama, sih! Saat masih begitu maruk pengen punya blog dengan nama domain pribadi.
Kepo? Boleh baca di sini, deh, ya! Kelebihan transfer hingga 8,9 juta rupiah untuk sebuah domain.
Bahagia itu Simple Aja!
Yup, balik lagi ke topik yang ingin aku obrolin hari ini, nih! Tentang Bahagia itu sederhana! Pasti sering donk mendengar kalimat ini. "Bahagia itu Sederhana." "Bahagia itu simple banget, kok!" Atau "Bahagia itu ga sulit sebenarnya, sih!"
Hayo, pasti familiar banget deh dengan kalimat-kalimat itu kan? Aku juga. Dan aku sendiri emang sepakat sih dengan ketiga kalimat di atas itu. Bahwa sebenarnya, bahagia itu memang ga muluk-muluk, kok. Dan ga perlu dicari hingga jauh traveling ke ujung dunia, karena sesungguhnya bahagia itu adalah perkara rasa. Ini menurutku, loh!
Bahagia adalah sebuah rasa. Rasa, bersemayamnya di dalam hati. Bahagia itu sesungguhnya ga hilang, sehingga ga perlu dicari, tapi justru 'dibangunkan dari tidurnya'. Bahagia menjadi 'lelap' di lubuk hati, yang diakibatkan oleh pemiliknya yang dirundung oleh berbagai problema kehidupan yang membelit diri. Siapa sih yang ga pernah berhadapan dengan masalah di dunia ini?
"Ah, elu mah enak ngomong, Al! Gue, bisa ngasih makan anak bini aja udah syukur! Bisa nyekolahin anak aja udah hepi! Boro-boro beli baju lebaran, gimana mau bahagia?"
"Ah, elu mah enak, Al. Ga perlu mikirin rumah, ga perlu mikirin kendaraan. Gue? Rumah aja masih nyewa, kendaraan aja kagak punya. Kemana-mana naik busway, commuterline!"
Tuh kaaan? Ga bersyukur! Lihat lagi deh pernyataannya. Bisa ngasih makan anak bini, bisa nyekolahin anak, bukankah itu sesuatu yang harus disyukuri?
Belum punya rumah tapi masih sanggup nyewa, ga punya kendaraan tapi masih sanggup nge-busway dan nge-commuterline. Bukankah itu juga sesuatu yang harus disyukuri?
Baca juga: Bahagia itu Sederhana dan Tak Terduga datangnya.
Yup. Terkadang, kita begitu larut dalam kesusahan yang membelit diri. Aku juga sering banget berada dalam situasi seperti ini. Terlalu tinggi memandang ke atas, dan marah pada diri sendiri yang tak mampu memiliki gemerlap serupa.
Padahal..., andai saja kita mampu menghadirkan sejenak rasa syukur, dijamin deh, si bahagia yang 'tertidur pulas' itu akan tersentak. Bangkit! Namun, terkadang kita lupa untuk melakukannya, karena keterpurukan yang melanda jiwa. Bahkan kita lupa untuk tersenyum. Padahal siapa pun tau bahwa tersenyum itu punya efek magis luar biasa dalam menularkan rasa tenang dan nyaman. Sudah lupa sensasi yang ditimbulkan oleh sebuah senyuman tulus? Coba yuk! Senyum itu menular dan efeknya teramat dasyat!
Bayangkan, untuk membeli domain www.alaikaabdullah.com saja, aku sampai kelebihan transfer hingga 8,9 juta rupiah, coba! Gimana aku bisa lupa sama lapak tersayang ini?
What? Kelebihan transfer hingga 8,9 juta? Kok bisa? Gimana ceritanya, Al? Hayo, pada kepo kan? Itu cerita lama, sih! Saat masih begitu maruk pengen punya blog dengan nama domain pribadi.
Kepo? Boleh baca di sini, deh, ya! Kelebihan transfer hingga 8,9 juta rupiah untuk sebuah domain.
Bahagia itu Simple Aja!
Yup, balik lagi ke topik yang ingin aku obrolin hari ini, nih! Tentang Bahagia itu sederhana! Pasti sering donk mendengar kalimat ini. "Bahagia itu Sederhana." "Bahagia itu simple banget, kok!" Atau "Bahagia itu ga sulit sebenarnya, sih!"
Hayo, pasti familiar banget deh dengan kalimat-kalimat itu kan? Aku juga. Dan aku sendiri emang sepakat sih dengan ketiga kalimat di atas itu. Bahwa sebenarnya, bahagia itu memang ga muluk-muluk, kok. Dan ga perlu dicari hingga jauh traveling ke ujung dunia, karena sesungguhnya bahagia itu adalah perkara rasa. Ini menurutku, loh!
Bahagia adalah sebuah rasa. Rasa, bersemayamnya di dalam hati. Bahagia itu sesungguhnya ga hilang, sehingga ga perlu dicari, tapi justru 'dibangunkan dari tidurnya'. Bahagia menjadi 'lelap' di lubuk hati, yang diakibatkan oleh pemiliknya yang dirundung oleh berbagai problema kehidupan yang membelit diri. Siapa sih yang ga pernah berhadapan dengan masalah di dunia ini?
"Ah, elu mah enak ngomong, Al! Gue, bisa ngasih makan anak bini aja udah syukur! Bisa nyekolahin anak aja udah hepi! Boro-boro beli baju lebaran, gimana mau bahagia?"
"Ah, elu mah enak, Al. Ga perlu mikirin rumah, ga perlu mikirin kendaraan. Gue? Rumah aja masih nyewa, kendaraan aja kagak punya. Kemana-mana naik busway, commuterline!"
Tuh kaaan? Ga bersyukur! Lihat lagi deh pernyataannya. Bisa ngasih makan anak bini, bisa nyekolahin anak, bukankah itu sesuatu yang harus disyukuri?
Belum punya rumah tapi masih sanggup nyewa, ga punya kendaraan tapi masih sanggup nge-busway dan nge-commuterline. Bukankah itu juga sesuatu yang harus disyukuri?
Baca juga: Bahagia itu Sederhana dan Tak Terduga datangnya.
Yup. Terkadang, kita begitu larut dalam kesusahan yang membelit diri. Aku juga sering banget berada dalam situasi seperti ini. Terlalu tinggi memandang ke atas, dan marah pada diri sendiri yang tak mampu memiliki gemerlap serupa.
Padahal..., andai saja kita mampu menghadirkan sejenak rasa syukur, dijamin deh, si bahagia yang 'tertidur pulas' itu akan tersentak. Bangkit! Namun, terkadang kita lupa untuk melakukannya, karena keterpurukan yang melanda jiwa. Bahkan kita lupa untuk tersenyum. Padahal siapa pun tau bahwa tersenyum itu punya efek magis luar biasa dalam menularkan rasa tenang dan nyaman. Sudah lupa sensasi yang ditimbulkan oleh sebuah senyuman tulus? Coba yuk! Senyum itu menular dan efeknya teramat dasyat!
Picture designed using Canva Application, by Alaika Abdullah |
Sepotong kisah pengingat diri,
Al, Bandung, 1 Juni 2018
36 comments
Terkadang banyak yang kurang bersyukur pada nikmat Allah yang terkesan sederhana tapi sangat penting
ReplyDeletePadahal justru karena tidak bersyukur atau tidak update mengeluarkan hak pikir miskin atau orang tua sehingga Tuhan bisa dengan mudah melewati itu semua ya
DeleteSetiap hari saya dan keluarga alhamdulillah sudah bahagia. Mensyukuri apa yang kami dapat, berusaha selalu positif thinking sehingga tidak ada beban dalam hati. Insyaallah.
ReplyDeleteSemoga Mbak Al dan keluarga bahagia selalu. Amin...
Alhamdulillah memang bersyukur bikin kita selalu bahagia
ReplyDeleteHihi aku masih ingatlah pas Mbak Al cerita kelebihan digit transfer itu. Bikin degdegan banget. Tapi Alhamdulillah ya dikembalikan.
ReplyDeleteHeuu aku udah lama gak kemari Mak, rindu sama tulisanmu, bahagia emang punya masing masing ya mba, ukurannya pasti tidak sama untuk setiap orang.
ReplyDeleteYang bisa bikin kita bahagia adalah diri sendiri, setuju banget..
ReplyDeleteBahagia itu simpel, tapi mengapa kafang begitu sulit hehehe. Mungkin karena orang punya target di luar kemampuan
ReplyDeleteIyaa...
ReplyDeleteKdg lebih sering ngelihat ke atas jd lupa sm yg ada di sebelah kanan kiri bahkan bawah. Hiks. Makasih sdh ngingetin ya, Mbk Al.
Terimakasih mbak Al buat sharingnya. Kadang kita sering lupa kalau disekitar kita dan diri kita sendiri juga banyak kebahagiaan yang bisa kita nikmati. Mudah mudahan kita selalu bersyukur yaa.
ReplyDeleteYa mapun mbak, bisa salah transfer gtu hehe... untungnya balik ya...
ReplyDeleteIya bahagia itu simple, bersyukur dulu atas yg kita punya ya mbak...
Bener banget kak, bahagia itu sederhana
ReplyDeletebersyukur menjadi kunci utama bahagia ya Mba, duh makasih buat postingannya jadi belajar banyak mba Al.
ReplyDeleteBener banget, mba al. Bahagia itu sederhana banget. Dengan selalu bersyukur akan hal apa pun, ga sadar bikin hati ikut bahagia.
ReplyDeleteSetuju banget mbak Al, bahagia mah kita yang ciptain yakan. Hidup ini singkat, jadi harus bahagia. Iklas menerima sesuatu yang sangat sederhana pun bisa bikin bahagian kan yaa :)
ReplyDeleteBener banget deh, bahagia itu simple saja. Menerima dengan ikhlas bisa buat kitaa bahagia ya teh :)
ReplyDeleteSaya klik kana lho mbak untuk cerita 8,9 juta itu, lucu deh notif/jawaban dari blog nya wkwkwk, gimana bikin nya itu? btw saya meluncur ke cerita 8,9 juta ya :D
ReplyDeleteSangat lucu
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi
درمان هموروئید
Bersyukur dengan apa yang ada....
ReplyDeleteItu menarik dan indah
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi
فیستول
terimakasih Admin ini sangat bermanfaat dan sangat membantu orang bnyak
ReplyDeleteAdmin sangat lah bener. kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan, terimakasih Admin
ReplyDeleteAyah saya bilang, jika waktu miskin saja kamu tidak bahagia, alhasil waktu kaya pun kamu tidak akan bahagia juga. Hehehe. Jadi sebetulnya hati kita dulu ya Mba Al yg harus bahagia, baru deh nanti ngikut ke kehidupan kita sehari-hari. Sharingnya sangat bermanfaat dan menyejukkan mba. Salam kenal, Mutia (Denpasar).
ReplyDeleteAahh...reminder banget ini.
ReplyDeleteBeneran, bahagia itu simple kok.
Bahagia itu bukan karena A dan B tapi kita keluarkan dari diir sendiri.
Thanks for sharing this, Mbalk Al....
mba beneran beli rumah maya ini seharga 8.9jt? seriusan itu mba? wuah saya jadi penasaran beneran ini
ReplyDeleteSekarang banyak orang suka cemberut, pelit banget buat senyum. Mungkin banyak pikiran, kali ya
ReplyDeleteLangsung klik link tulisan yang insiden 8,9 juta itu. Alhamdulillah udah kembali ya itu dana kan kak (pida baca di komentarnya).
ReplyDeleteBetul sekali mbak. Ini aku yg dulu sih yg masih suka mengeluh. Sekarang mah sdh lebih selow. Dinikmati aja semua. Lagi susah, dinikmati. Lagi senang, ya dinikmati. Pokoknya mah sudah berusaha sebaik2nya, jadi gak terlalu aku pikirin lagi sih.
ReplyDeleteYups, semakin kita bersyukur maka Allah akan memberi keberkahan terhadap apa yang kita miliki kak ya.
ReplyDeleteSuka Mbaaaa :)
ReplyDeleteJujur, untuk saya pribadi, seringnya menyadari, kalau bahagia itu ya kuncinya bersyukur.
Tapi sering juga semacam lupa diri, merasa nothing, lalu tiba-tiba merasa insecure, dan merasa iri liat orang lain.
Tapi, saya berterimakasih banget pada waktu, yang mengajarkan saya bahwa, syukur adalah cara instan untuk bahagia, jadi semacam pengingat banget di saat batin lelah :)
Kunci kebahagiaan emang bersyukur ya mbak Al
ReplyDeleteJika tidak, akan selalu kurang, merembet suka nuduh orang, merasa iri dan Penyakit hati lainnya
Kebahagiaan akan lebih sempurna jika dibarengi dengan rasa syukur. Semoga Tuhan selalu melimpahkan kebahagiaan untuk kita di tahun baru ini. Amin...
ReplyDeleteMasya Alloh...
ReplyDeleteSerasa refleksi diri baca tulisan ini. Kadang saya masih lupa bersyukur. Membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.
Padahal kata orang Jawa hidup itu sawang sinawang. Bisa jadi apa yang kita genggam hari ini masih menjadi mimpi bagi orang lain.
Makasih mba Al.
Love.
Jiahahahah saya malah fokus sama kelebihan bayar 8,9 juta itu. Ya ampun banyak bener...
ReplyDeleteIya Mbak Al, bahagia itu sederhana. Saking sederhananya, banyak yang lupa untuk bahagia.
Setuju mba, kadang mindset kita aja sebenarnya yang harus agak digeser sedikit. Kaya tahun lalu aku ngalami masalah pelik, tapi aku coba bersyukur dan menyibukkan diri dengan mulai nekunin blogging, akhirnya aku lebih bisa merasakan kasih sayang keluarga, waktu sama anak dan jadi ga terlalu baper sama masalah aku. Bahagia itu haarus kita ciptakan sendiri sih.
ReplyDeleteSetuju sekali, rasa syukur memang harus dipupuk dalam-dalam ya, Mbak. Seringkali kita itu lupa bersyukur, sibuk bandingin sama kehidupan orang lain yg dipikir lebih baik. Ujung-ujungnya kia sendiri yang merasa nelangsa.
ReplyDelete