credit |
Aku yakin semua dari kita pernah mengalaminya. Karena kita ga akan pernah tau apa itu bahagia, sebelum kita mengenal dan merasakan bagaimana rasanya duka lara. Kita tak akan pernah tau bagaimana rasanya kita berkecukupan, sebelum merasakan ketiadaan. Tak akan pernah paham akan kesuksesan jika pembandingnya [kegagalan] tak pernah menghampiri kehidupan. Tak kenal kata menyesal, sebelum menyadari bahwa jalur yang ditempuh adalah telah salah arah.
Jatuh bangun dalam kehidupan, adalah hal yang sangat biasa. Lumrah, normal. Semua orang pernah mengalaminya. Hanya saja, cara orang dalam menyikapinya itulah yang membawa perbedaan. Yang membawa akibat yang bervariasi.
Suatu ketika, di saat sedang terpuruk banget oleh keadaan finansial yang mulai gonjang ganjing, seorang sahabat dekat, dalam sebuah obrolan berkata begini sobs.
"Al, my question is, berapa kali kamu pernah memanjatkan puji syukurmu kepada Allah SECARA KHUSUS, saat kamu diberi kesempatan bertahun-tahun menerima gaji puluhan juta perbulan?"
Sebuah pertanyaan yang sungguh menyentak batin tentu saja, dan langsung menyeret alam fikirku untuk merenung. Iya ya? Tak ada ritual khusus yang aku lakukan saat anugerah itu mengalir lancar. Paling yang aku lakukan adalah membagikan rezeki itu kepada ayah ibu, si adik bungsu, bersedekah ke fakir miskin dan mesjid [itupun tidak setiap waktu], menambah aset, dan jalan-jalan.
Sementara untuk sang Pemberi Rezeki berlimpah itu? There is nothing special I have performed. Bahkan untuk melakukan kewajibanku [Berhaji] pun tidak aku lakukan. Umroh saja, yang hanya butuh kurang dari sebulan gajiku saat itu, tidak terfikirkan. Ya Allah. Benar. Tak ada persembahan khusus untukmu atas segala anugerah yang telah Engkau limpahkan itu.
Aku hanya mampu menggeleng. "Nothing. Ga ada sama sekali. Ga ada yang special." Jawabku sedih, lirih. Bagai tertampar.
"Sama Al, aku juga dulunya begitu. Jangan sedih, ada kawan kok. Hehe." Si teman malah tertawa, dan menyambung.
"My second question is, apakah disaat Allah mengujimu, memberimu cobaan seperti ini, lalu kamu akan tersungkur dan membiarkan dirimu terbenam? Padahal ini adalah ujian. Ingat lho, orang yang ingin naik kelas, harus lulus ujian. Orang yang ingin berhasil, harus berusaha untuk melewati rintangan."
Lagi-lagi aku tepekur. Sungguh benar apa yang diucapkan si sahabatku ini.
Iya, aku yakin, banyak dari kita yang langsung terpuruk, bahkan menyalahkan atau mengeluh pada Tuhan begitu menghadapi sebuah kemalangan atau keadaan yang tidak sesuai harapan. Dan mulai bertanya;
- Tuhan, kenapa aku sampai gagal, padahal aku sudah berusaha sekuat tenaga?
- Tuhan, mengapa penyakit ini menimpaku, apa salahku?
- Tuhan... mengapa Engkau coba aku sekejam ini? Padahal aku selalu berbuat baik?
- Tuhan, mengapa Engkau tidak adil? Engkau beri dia kesuksesan dan keberuntungan, padahal dia sama sekali tidak berbuat baik?
- Mengapa justru aku, yang begitu taat padaMu, malah Engkau buat melarat seperti ini?
- Mengapa engkau beri aku pasangan yang tidak baik padahal aku adalah orang yang baik?
- Dan berbagai keluhan lainnya, yang mungkin membuat sepasang malaikat pencatat di sisi kiri kanan kita, jadi saling melirik satu sama lain sambil mencibir kita.
Aku yakin, banyak dari kita yang terkadang, tanpa sadar mulai mengeluh, merasa tak adil dan tak siap saat menghadapi kenyataan yang tak sesuai harapan. Dan tanpa sadar pula, langsung mengeluh dan menyalahkan yang diatas. Padahal, itu adalah sebuah ujian, untuk melihat dan melatih kita agar tegar dan lebih kokoh dalam menghadapi roda kehidupan ini.
Bahwa segala sesuatunya memang telah digariskan. Bahwa untuk mencapai anak tangga ke tujuh, kita harus menaiki tangga 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 terlebih dahulu... kecuali kita memang pemain akrobat yang sanggup sekali lompat dan hap! langsung di tangga ketujuh. Tapi si pemain akrobat sekalipun, bukankah dia juga berlatih terlebih dahulu sebelum melakukannya?
Jadi... bukan bermaksud menggurui lho sobs... Sikapilah 'jatuh bangun' dalam kehidupan ini dengan sikap yang positif. Karena dengan sikap positif inilah, kita akan mampu berfikir jernih, menentukan langkah ke depan, agar bisa bangkit dari 'jatuh/terjerembab atau bahkan terbanting' sekalipun.
Bayangkan, jika cara mensikapi kita adalah negatif, maka pesimistis, iri dengki, dan berbagai sikap buruk lainnya akan langsung menjadi pendamping setia. Dan bisa dipastikan, kita akan menjadi sosok yang merugi.
So? Yuk bangkit yuk sobs! The show must go on, pelajari:
- Situasi [problem analysis],
- Tentukan langkah [strategic planning],
- Lakukan [Implementation],
- Awasi pelaksanaan dengan disiplin agar tercapai tujuan [Monitoring Evaluation] dan
- Bersyukurlah jika telah sampai ke tujuan [Goal].
Postingan menjelang makan siang, ga enak aja rasanya
jika belum menelurkan postingan sebelum mematikan si cantik Macsy
Semoga bermanfaat ...
Al, Bandung, 28 February 2013
47 comments
Waaaah, saya juga sering mengeluh. Prosentase mengeluh sepertinya malah lebih banyak ya, Mba.
ReplyDeleteMari kita senantiasa bersyukur atas nikmatNya. Terus berbagi dan menebar kebaikan untuk umatNya. :)
Bukan hanya kamu kok Idah... banyak dari kita pasti sering bersikap seperti itu, tinggal sekarang, bagaimana mengingatkan diri sendiri untuk bisa mengurangi secara perlahan, dan kemudian benar2 ga seperti itu lagi... setuju? :)
DeleteHihih. .
DeleteTumben dapat pertama nih, Mba. :D
Aku setujuuu aaah. . :)
hehehe sercara gag langsung kalau habis sholat tuh banyak ngeluhnya mbak, jadi mulai harus nentuin tujuan yaa mbak, makasih yaa mbak :D
ReplyDeletehehe, biasa itu Niar... normal... tapi mulai sekarang, pasti jadi ingin menguranginya dan menggantinya dengan rasa syukur thd apapun anugerahNya kan? :)
DeleteJleb !!! Makasih mba Al. Ngena banget... Semangat...!!! Tuhan selalu punya cara untuk kita, agar kita semakin dewasa dan selalu bersyukur kepadaNya... :)
DeleteMakasih kembali Vi... benar! Yuk semangat karena Tuhan selalu punya cara untuk kita, agar kita semakin dewasa dan terlatih, serta selalu bersyukur padaNya. :)
DeleteSemua itu ada dalam hati kita mbak Al... Kebahagiaan, kedamaian, kepuasan, keindahan... semua ada di hati kita. Tak perlu mencarinya pada hal2 lain. Karena memang tidak ada ditempat lain. Ikut bahagia dengan keberhasilan teman, ikut sedih dan mendoakan kesusahan teman, adalah wujud dari rasa syukur kita pada hidup.
ReplyDeleteSudah sunatullahnya manusia itu mempunyai sifat gelisah (QS. Al-Ma'arij 19-21), dan penawarnya pun diterangkan Allah pada surat yang sama ayat 22-33.
Suka dengan kalimat positif pembangkit semangatmu... So? Yuk bangkit yuk sobs! The show must go on... Hayuuuk mbak...! Thanks for share...
Bener mba Niken! absolutely right, sayangnya tak banyak dari kita yang menyadari ini... sehingga berusaha penuh mencarinya pada yang lain. Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk yaaa.. :)
DeleteSenang deh jika dirimu senang dengan kalimat positif itu. :)
jleb,,jleb deh rasanya baca postingan ini,,
ReplyDeletejleb...jleb deh baca komentarnya neng Alya... :)
Deletesemoga bermanfaat yaaa.
yuk lebih stabil lagi, biar gak puyeng :P
ReplyDeleteyup mas! :P
DeleteRenungan jlg mlm yg...heummmmm sgt bermanfaat.
ReplyDeleteSya srg ngeluh mbk al tp srg jg dmarahin sm suami hehe...disyukuri katanya hehe
Okey..show must go on y mbk al...semangatttttt :)
hehehe...setiap kita pasti sering banget tanpa sadar mengeluh mba Hanna.... itu normal kok. Hanya saja, akan jauh lebih baik, jika kita mulaimenguranginya kan? :)
DeleteYuk semangat yuk!
Betul, hidup ini penuh dengan lika-liku, jatuh dan bangun bahkan harus jatuh lagi. Seperti kehidupan saya ini, tetapi memang harus berpikir positif supaya tidak hilang semangat dan harapan.
ReplyDeleteYUp, bener banget mas Basyir! kita harus tetap berfikir positif dan menjaga semangat juang. :)
Deletejatuh bangun aku mengejarmu... namun dirimu tak mau mengerti... #asyeeekkk...
ReplyDeletebukan kehidupan yang tak mau mengerti kita, tapi kita yang tak mau mngerti kehidupan. So, wajar aja kita lebih sering berkeluh kesah daripada bersyukur dan berbenah diri.... :)
Nice Post, Al.
Thank you Eksak! :)
Deletebeh yang setongkrongan ... #manggil nama
DeleteWaah mbak... terimakasih sekali postingannya sudah mengingatkan aku.
ReplyDeleteAku setuju mbak, kita harus mampu menyikapi jatuh bangun dalam kehidupan dengan sikap mental positif.
Sama-2 mba Reni...
Deleteyup sikap mental positif adalah modal utama dalam menuntun kita melangkah di jalan dan alur yang benar... :)
terkadang, manusia diberi ujian agar ingat kepada Allah. Supaya nggak larut dalam kehidupan duniawi yang membutakan
ReplyDeleteBenar sekali mas Yitno! Trims. :)
Deleteaku juga suka mengeluh mbak, harus banyak2 bersyukur ya
ReplyDeletehehe, aku juga kok mba Lid... , yuk mulai banyak2 bersyukur yuk! :)
DeleteSaya masih ababil dalam hal ini, dan bertanya tanya :/ semoga bisa terus belajar memaknai kehidupan :)
ReplyDeleteGa papa masih ababil, Insyaallah dengan mulai menerapkan sikap mental yang positif, nanti juga akan bisa meniti kehidupan dengan baik yaaa.. :)
Deletepositive thinking dan tetap berusaha adalah kuncinya.. apa yang tidak membuat kita mati, akan membuat kita menjadi kuat.. begitu katanya.... :)
ReplyDeleteAgreed with you mas Rom! Thanks :)
DeleteAlhamdulillah.............mendapatkan lagi pencerahan disini.
ReplyDeleteTerimakasih banyak ya Al utk tulisan yg indah ini, yang membuatku tersadar, betapa banyaaak nikmat yg masih bisa disyukuri ditengah hiruk pikuk kehidupan yg beraneka warna dan rasa.
" nikmat mana lagi yang kudustakan?"
salam
Sama-sama bunda.... semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua ya bund...
Deletehayo, berhenti berdusta yuk, hehe...
well, nice posts mbak Ala.
ReplyDeletesaat ini banyak sekali orang menilai berkat atau berkah dari sisi finansial saja. ketika finansial terpenuhi, orang tersebut menilai ia telah memperoleh berkah itu. padahal nafas hidup, kesehatan, kekuatan, umur panjang merupakan berkah yg luar biasa yang Ia berikan.
saya setuju dengan tulisan ini, harus berfikir positif dalam segala hal, karena apapun yg manusia lakukan semuanya tidak akan pernah abadi. ada masanya, ada kalanya, ada saatnya.
Terimakasih Mba Al.
ReplyDeleteDiingetin ada yang kelupaan kemaren itu. :)
Jatuh bangun dalam kehidupan sudah sering kulalui bersama suami.
ReplyDeleteYang penting terus bersyukur dan selalu berharap kepada Sang Pencipta.
Makasih mb Al, sudah diingatkan :)
Aahhh iya banget Mbak Al. :( Sayangnya aku gak pernah dapat gaji puluhan juta. Xixixi. Gajinya cukup buat makan.
ReplyDeleteAku pernah merasa patah hati pada Tuhan, dua kali Mbak. Tapi akhirnya aku bisa menerima kalau ujian yang kuhadapi itu, suatu saat pasti berakhir, dan itu jadi tes apakah aku boleh melangkah ke step selanjutnya ... Belajar soal kehilangan dan keikhlasan :)
ReplyDeleteTulisan lama yang makin hits.
ReplyDeleteBiar makin bahagia ayo mari berbagi Mbak Al ;)
Mengeluh ga dapat solusi apa-apa ya mba Al. Daripada menggerutu, lebih baik berbuat sesuatu dan mengubah mindset menjadi lebih positif
ReplyDeletesuka ngerasa yang paling sengsara kalau sedang tertimpa kesulitan.
ReplyDeleteTapi merasa paling kece kalau sedang senang.
Itu sifat aku banget, mba Al...
Jadi mulai sekarang, aku biasain hidup seadanya.
Beli karena butuh dan tidak bergaya berlebihan.
Toh hidup ini hanya sesaat.
Semoga kita tergolong ke dalam hamba yang suka bersyukur baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Aamiin.
Makasih sudah diingatkan lewat postingan ini mba Al. Duh harus banyak2 bersyukur deh mulai sekarang, nggak boleh mengeluh terus.
ReplyDeleteNoted banget mba.. apalago bacanya malam2 cucok buat renungan. Setuju mba al selalu lakukan evaluasi dan analisis untuk setiap kejadian.
ReplyDeleteHuiks, postingannya bikin merenung dipojokan cyiin. Semoga selalu diberikan hati tuk bersyukur, alhamdulillah..
ReplyDeleteAku juga suka mengelu mbak Al, apalagi kalau sudah suntuk banget gtu ya huhuhu
ReplyDeleteTapi mengeluhnya ke Tuhan kok, trus abis itu legaaa :D
Kadang saya juga gitu mba lebih tidak mensyukuri hidup haha berada jadi diingatkan Buhun pisan,,, buat muhasabah diri ini
ReplyDeleteTeteh cantik dan keren bisa menelorkan postingan sblm maksi.sy klo laper gak bs nulis malahan. Hahaha. Semoga kita selalu diberi hidayah untuk selalu bs bersyukur ya teh. Mencerahkan sekali tulisannya. Thx
ReplyDelete😢 tulisannya jadi bikin refleksi ke diri sendiri, hiks. Makasi remindernya mba
ReplyDelete