My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Hello, besties! Membaca judul di atas, pasti akan membawa ingatan kita ke kasus kekerasan dalam rumah tangga yang masih hangat diperbincangkan itu gak, sih? Iya, kisah KDRT yang dialami oleh Lesti Kejora. Dan pasti masih ingat banget donk tentang kisah perjalanan dan tindak lanjut hingga ujung dari KDRT yang dilakukan sang suami, Rizky Billar, terhadap sang istri yang imut kecil mungil itu? 

But..., dalam artikel ini, aku tak hendak mengajak teman-teman untuk membahas kisah dan kasus mereka sih. Selain karena sudah banyak yang membahasnya, juga pasti lah kita sudah harus move on donk dari huru-hara berita seputaran mereka terus?

Etapi, bicara tentang kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT, masih banyak orang yang beranggapan bahwa suatu tindakan baru digolongkan ke dalam KDRT, apabila sudah menyangkut penganiayaan fisik. Padahal..., ada beberapa tahapan yang seharusnya sedari dini sudah kita pahami dan waspadai agar kita tidak memberi space/ruang bagi terjadinya kekerasan fisik itu sendiri. 

Lah, emang ada tahapannya, Al?

Ada, donk. Dan dalam artikel ini, aku ingin mengulas beberapa tahapan KDRT agar kita waspada dan tidak memberi kesempatan untuk berlanjut ke hal-hal yang mengerikan dan membahayakan jiwa, ok? 

Namun sebelum membahas tentang tahapan KDRT ini, aku ingin mengingatkan kembali bahwa yang namanya KDRT ini bukan saja terjadi antara suami istri, namun bisa juga terjadi oleh orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, kakak terhadap adik, atau justru adik terhadap kakak, atau pun anggota keluarga lainnya, ya, bestie? 

Tiga Tahapan KDRT: Mulai dari Kekerasan Verbal, Ekonomi, hingga ke Kekerasan Fisik

1. Kekerasan Verbal

Bicara tentang kekerasan, kekerasan yang satu ini sering TIDAK dianggap sebagai bentuk kekerasan, dan sering ditoleransi sebagai sikap yang sudah menjadi karakter sang pelaku. Bahkan masih banyak para korban yang mencoba untuk 'nerimo' sambil 'mengelus dada' terhadap prilaku ini. 

Padahal kekerasan verbal ini memiliki dampak signifikan di dalam menjatuhkan mental/psikis si korban., baik itu dilakukan dengan tanpa disadari oleh pelaku atau memang dilakukan dengan sengaja. Membuat korban menjadi rendah diri, kurang kepercayaan diri, bersedih hati, kehilangan semangat hidup, bahkan ada yang sampai berniat untuk mengakhiri kehidupannya atau bunuh diri. 

Bentuk-bentuk kekerasan verbal dapat berupa ucapan atau bahasa tubuh yang disadari atau tidak, disengaja atau tidak, membuat pasangan, anak, atau anggota keluarga yang dituju menjadi rendah diri. 

Contoh:

  • Ucapan/kata-kata kasar (hamburan jenis hewan yang ada di kebun binatang, sumpah serapah, ejekan, pelecehan sikap/kata, dan lain sebagainya). 
  • Bahasa tubuh yang merendahkan orang yang dituju/korban.
  • Menuduh/menyalahkan korban
  • Berdebat tanpa ujung
  • Manipulasi
  • Dan lain sebagainya.

2. Kekerasan Ekonomi

Kekerasan dalam bentuk ini disebut juga sebagai penelantaran ekonomi keluarga, dan secara umum korban dari kekerasan ini adalah perempuan dan anak-anak. Tidak hanya terhadap rumah tangga yang mengalami perceraian/perpisahan, namun banyak juga terjadi di mana seorang suami/ayah menelantarkan perekonomian keluarganya. 

Lalu pertanyaannya adalah, apakah tindakan ini bisa dilaporkan sebagai tindakan KDRT atau tindakan yang melanggar hukum? 

Jawabannya; BISA. Hanya saja, banyak sekali kasus-kasus seperti ini yang tidak dilaporkan kepada polisi untuk ditindak sebagaimana mestinya, sehingga semakin sedikit yang diselididi, disidik, dan dituntut di depan pengadilan. Data yang tersedia baik di tingkat regional mau pun tentang kekerasan jenis ini pun sangat sedikit jika tak ingin kita sebut langka, padahal begitu dibutuhkan dalam menetapkan berbagai kebijakan untuk mencegah merajalelanya bentuk kekerasan ini.

3. Kekerasan Fisik

Nah, kekerasan yang satu ini seringkali merupakan KDRT pada wanita dan anak-anak, dimana seorang suami atau ayah, karena satu dan lain hal, dengan mudahnya melayangkan tangan, kaki, atau menggunakan benda-benda lainnya untuk menganiaya istri atau pun anak-anaknya. Ada banyak sekali kisah yang kita temukan di masyarakat, baik yang berada di sekitar kita secara langsung, atau yang kisahnya kita baca atau tonton dari media. 

Namun, walau secara umum kekerasan fisik pelakunya sering didominasi oleh kaum laki-laki, tak berarti bahwa kaum perempuan tidak pernah menjadi pelakunya. 

Ada banyak juga kasus kita temukan di mana ibu-ibu melakukan kekerasan atau KDRT terhadap anak-anak, atau malah terhadap suaminya. 

Apakah bisa ditindak atau dipidanakan? 

Tentu saja, SEJAUH ada laporan dari pihak korban, agar polisi bisa melakukan tindak lanjut. 


Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghentikan/mengurangi tindakan KDRT

Untuk keluar dari kekerasan rumah tangga ini, apa pun bentuknya, tentu harus dimulai dengan keberanian diri untuk menghentikannya. Dimulai dengan mengambil sikap ini, nih, bestie.

1. Niat. 

Katakan pada diri sendiri (jika kamu menjadi korban KDRT), "That's enough, atau cukup sudah. Aku tak akan membiarkan diriku menjadi korban kekerasan lebih lanjut di dalam rumah tanggaku. Aku harus membela diri dan harga diriku."

Kenapa niatnya harus seperti ini?

Karena kita perlu menanamkan prinsip ke alam bawah sadar bahwa kejadian KDRT ini tidak boleh berulang kembali. 

2. Bicara Langsung Kepada Pelaku atau Cari Juru Bicara

Baik suami atau istri yang menjadi korban KDRT, maka sebaiknya langkah berikutnya adalah duduk dan bicara antar kedua belah pihak, suami dan istri, selaku orang dewasa. Jika ga berani, takut di-KDRT-kan lagi, maka cari penengah/facilitator, sebelum mengambil langkah membawa kasus ini ke yang berwajib. Karena jika sudah melapor, maka polisi akan menerima laporan dan menindaklanjuti. Jangan sampai ketika pihak yang berwajib sedang memproses kasusnya, eh kita malah mencabut laporan.

3. Melapor ke Pihak Berwajib

Yess, setelah duduk, berbicara, dan tegaskan sikap, maka lanjutkan ke pihak yang berwajib, jika dirasa itu adalah tindakan yang harus segera dilakukan. Selain memberi efek jera kepada pelakunya, juga agar semakin banyak data yang masuk, dan menjadi contoh bagi warga masyarakat lainnya agar bersikap lebih hati-hati.

4. Minta Bantuan Profesional

Meminta bantuan profesional dalam menghadapi kasus ini juga bisa menjadi jalan keluar yang baik dalam menghindari diri dari depresi selama proses berlangsung. 

Nah, besties, semoga tulisan ini bisa menjadi soft reminder bagi kita semua ya, agar terhindar dari prilaku KDRT, ya!

Salam,

Alaika, Jakarta - 21 November 2021

Hm, udah lama banget nih ga menulis tentang anak perempuan tersayang. Intan. Untuk teman-teman yang adalah generasi blogger jadul, aku yakin banget pasti masih inget donk dengan putri semata wayang aku, yang dulunya, saat kita masih rutin update harian tentang our daily life on the blog, kita terbiasa bertutur tentang anak-anak kita? Hehe.

Ah, time flies! Intan udah tumbuh menjadi seorang perempuan muda berbudi pekerti luhur, sehat, smart, dan cantik. Masyaallah tabarakallah. Alhamdulillah ya Allah. Dan semoga anak-anak kalian, temen-temen 'blogger jadul' juga mengalami progres signifikan yang menenangkan jiwa dan bikin hati bahagia, ya! 

Malam ini, setelah dapat ijin dari Intan, aku pengen menulis tentangnya. Iya donk. Kalo jaman anak-anak ini masih kecil, kita bisa dengan bebas menyusun diksi membentuk cerita, berkisah tentang mereka ya? 

Nah, sekarang? Aku yakin bahwa temen-temen juga pasti kudu ijin dulu pada anak masing-masing jika ingin menulis tentang mereka, ya gak sih? 

Sekilas tentang Intan

Saking lamanya tidak berkisah tentang putri semata wayang ini, aku lupa update terakhir tentangnya kapan ya? Hm, kayaknya saat Intan lulus dari Labschool dan berhasil masuk ke President University, deh, ya? Dan sejak dia ngampus, aku sudah tak pernah lagi berkisah tentangnya, karena apa-apa kudu ijin dulu padanya kan? Haha. 

Dan berbeda dari emaknya yang eksis dan narsis ini, haha, nah Intan tuh kagak. Anak cantikku ini kurang suka diekspos, padahal begitu banyak kisah menarik juga penuh tantangan yang dia jalani saat ngampus di sana. Sehingga vakum lah cerita tentangnya, paling secuplik dua kisah tentangnya sebagai caption saat aku sesekali upload foto berdua dengannya di Instagram. 😊

Balik lagi tentang Intan. Alhamdulillah, anak gadisku ini memiliki sifat supel, friendly, dan berjiwa sosial tinggi, sehingga tak sulit baginya untuk membangun network dengan siapa pun, bahkan dengan orang yang baru dikenalnya. Sifat ini pula yang berkontribusi baginya, sehingga tak lama seusai wisuda, Intan berhasil diterima di sebuah lembaga international yang memang menjadi impiannya sejak lama, yaitu Lembaga PBB, tepatnya UNDP (United Nation Development Program). 

Dan walau emaknya ini juga pernah bekerja di lembaga ini, namun dengan tegas Intan memastikan bahwa dirinya masuk ke sana karena network yang dia jalin sendiri, dan memang layak untuk bekerja di sana. Ah, Nak. Emang siapa yang minta diakui bahwa kamu tuh masuk ke sana karena Umi? Hehe. No body! 

Alhamdulillah, tak terhingga rasa syukurku kepada Allah, yang selalu memudahkan langkahnya. Dan dengan setia aku menuliskan kebahagiaan ini sebagai salah satu dari 7 poin rasa syukur yang biasa aku tuliskan pada jurnal syukur cantik, yang setia menampung curahan rasa syukur harianku. 

Prince Leo - Kado Terindah dari Intan

Dan..., tiba lah kita pada pembicaraan ini. Tentang kado terindah dari Intan. Hihi.

Jadi tuh, sejak tahun lalu, Intan resign dari kantor lama untuk bergabung kembali ke ASEAN Foundation, dan dipercaya untuk turut serta mengawal project yang didanai oleh Google melalui kantornya ini. Ruang lingkup kerjanya adalah di 10 negara ASEAN, sehingga Intan dan timnya perlu melakukan mission (perjalanan dinas) ke 10 negera ASEAN ini. 

Nah, karena sudah sering aku larang untuk belikan aku oleh-oleh, dan sebaiknya uang dari missionnya ini ditabung saja, atau dibelikan emas or crypto coin, kali ini, sepulang dari Brunei, Intan malah menghadiahi aku sesuatu yang bener-bener di luar dugaanku! Dan bikin aku langsung nangis! 

Aku dan Intan memang penyayang kucing. Dan sejak Hazel hilang, aku sudah memutuskan untuk tidak lagi memelihara anabul lucu itu, deh. Sakit, kalo sempat ngalami kehilangan lagi. 

Eh suatu hari, temannya Intan nitip dua ekor anabul jenis british shorthair, yang ternyata emang gemesin banget! Secara cepat Chio dan Kimmy (kedua anabul tersebut) lengket denganku, dan aku pun jatuh hati. Tapi yang namanya dititip, aku tentu menyiapkan diri untuk melepas mereka kembali ke pemiliknya saat dijemput pulang donk. 

Jadi ketika sebulanan kemudian, apa dua bulan ya, lupa. Kimmy dan Chio pun dijemput oleh pemiliknya. Walau sedih, tentu kami melepasnya dengan suka rela lah. Dan seorang teman Intan lainnya, malah menawarkan in case aku dan Intan mau adopsi salah satu anabul mereka, karena ga mungkin dibawa pindahan ke kota lain.

Pucuk dicinta ulam pun tiba donk. Apalagi anabulnya syantik imut menggemaskan. Jenis Persia kayaknya. Sudah ditanya pula oleh temannya itu aku mau pilih yang mana. Dan kami pun memilih donk. Beli peralatan makannya, litter box, dan lainnya. 

Ealah..., tunggu punya tunggu, ternyata para anabul itu justru diadopsi oleh orang lain dan kami tidak kebagian. Sedihnya hatiku..... (jadi kayak lagu apa ini ya?) Pokoknya sedih dan kecewa. Murung lah pokoknya. 

Intan berusaha menenangkan emaknya ini. Mana dia mau berangkat ke Brunei pula saat itu, dan emak bakalan tinggal sendirian. Intan bisikin, "Mi, sabar ya, nanti kita cari anabul lain aja ya. Kita minta sama Allah yuk, Mi."

Aku memang membiasakan sejak Intan kecil, apa pun itu, jangan lupa minta ke Allah, pasti akan dikasih. Dan....?

Sepulangnya Intan dari 5 days missionnya ke Brunei Darussalam, dia bergerak dalam diam. Dan pas hari H-nya (hari kedatangan si anabul), aku diajak menjemput ke kantor ekspedisinya. Masyaallah. Air mataku menetes menyaksikan anak bayi lanang ini. 

Akhirnya punya anak lanang juga! A british shorthair. 

Ini mah sudah kece. Di saat kedatangannya, dikirim dari Jawa Timur, anak lanangku ini masih cemong-cemong, mungkin karena hanya bisa mendekam di dalam pet cargonya tanpa bisa leluasa bergerak, makan tidur dan pup-pee, juga di dalam kandang yang sempit gitu, akhirnya jadi cemang cemong dan bau pup! Hihi.

Namun yang namanya penyayang anabul, aku tak peduli dengan aroma menyengat itu. Dan si anabul pun seperti mengerti my welcoming language! Dia mengeong manja. 

Hihi, iya, manjaaa. Gimana ga manja, umurnya baru tiga bulanan! Dan Masyaallah, ini kaka Intan mengeluarkan dana berapa untuk mengadopsi kamu, nak? British shorthair umur 3 bulanan kan sudah diatas belasan jutaan ya? 

Namun jawaban Intan apa coba, bestie, saat aku desak harga yang harus dia keluarkan?

"Mi, udah, untuk kali ini ga usah umi tanyain berapa-berapanya ya, Mi, plis, yang penting Umi doakan saja agar rezeki Intan ditambah Allah melebihi yang sudah Intan keluarkan. Doakan saja kita semua sehat, dan murah rezeki, ok, Umi sayang?"

Ah..., speechless eikeh, bestie!

Tak menunggu lama, anabul itu kami bawa pulang, dan mandikan sendiri di kosan, karena di beberapa petshop yang kami hubungi tidak tersedia air panas, sehingga dikuatirkan jika anabulnya mandi air dingin, makin stress. 

Jadilah kami mandikan sendiri dengan air hangat di rumah, dan Masyaallah, walau baru berusia tiga bulanan, si anabul ini sangat human friendly, ga galak, nurut pula saat dimandikan. 

Leo, tepatnya Prince Leo, kami beri nama. Anak lanang pertama umi, Intan sibling, kata Intan. Haha. 

Welcome home, Prince Leo. Umi and Sist Intan love you to the moon and back! Makasih ya, Anak Umi sayang, udah ngasih Umi hadiah seindah ini. All of life comes to you with ease, joy, and glory, Nak. Aamiin ya Allah.


Al, Jakarta, 16 November 2022



Dulu banget, aku ga pernah lepas dari buku saat traveling! Baik itu traveling dalam rangka mission/dinas ke luar daerah atau pun luar negeri, mau pun saat traveling dalam rangka leisure atau jalan-jalan saja. 

Namun makin ke sini, seiring dengan semakin mudahnya koneksi internet melalui genggaman tangan, atau ipad kesayangan, dan kemudahan mengakses beraneka-ragam movies yang tersedia di dalam gadget tersebut, dengan hanya berlangganan Netflix, Disney, atau aplikasi penyedia film lainnya, maka kebiasaan membawa buku ketika sedang traveling pun, bagiku, terkesampingkan. Audio visual menjadi begitu menarik dan menghibur. 

Bahkan, dengan kecanggihan teknologi masa kini, kebiasaan membaca buku pun kini teralihkan ke dalam bentuk audio gak sih? Kalian termasuk ke dalam golongan yang suka mendengarkan audio book, atau masih berada dalam tim baca buku? 

Dan bagi yang suka membaca buku, kalian termasuk ke dalam tim baca buku fisik atau sudah beralih juga ke dalam bentuk ebook? Hehe. 


Namun...., secanggih apa pun teknologi, jika koneksi sedang bermasalah, atau ketika kita sedang dalam perjalanan ke daerah yang poor connection, atau ke daerah yang justru no connection sama sekali, maka kehadiran buku sebagai teman perjalanan tentu akan sangat membantu, ye khan bestie? Terutama bagi para book reviewer nih, ga mungkin banget lah ya pisah dari yang namanya buku? Hehe. 

5 Manfaat Bawa Buku Saat Traveling

Nah, bicara tentang buku, berikut aku ingin mengingatkan diriku sendiri lagi nih, tentang manfaat membawa buku dan membacanya saat sedang traveling. Yuk, simak, yuk, siapa tau kan jadi menambah semangat kamu juga nih, bestie, untuk menggalakkan kembali hobi membaca kamu yang sempat tergantikan oleh nonton movies, misalnya, atau tergantikan oleh hobi-hobi lainnya.

1. Buku, adalah teman perjalanan terbaik bagi para solo traveler. 

Baik kamu adalah seorang blogger traveler, atau seseorang yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat sendirian, maka buku adalah sahabat terbaik dalam mengatasi rasa jenuh. Membaca buku akan membuat rasa bosan terobati, karena pikiran kita teralihkan ke dalam bacaan yang sedang kita lahap. Jadi nambah insight juga kan? 

2. Sebagai Pengganti HP, sehingga HP-nya bisa istirahat sejenak.

Yup, semakin ke sini, kita semakin sulit deh untuk lepas dari yang namanya gadget kan? Ada aja alasan agar kita tetap buka HP dan melakukan check and recheck. Cek email lah, buka Media Sosial lah, dan lain sebagainya. Yang pasti, kita terpapar radiasi yang dihasilkan HP sehingga berpotensi merusak otak bahkan tubuh kita. 

Nah, dengan adanya buku, maka peralatan yang selalu dalam genggaman itu bisa rehat sejenak, menjauhkan kita dari pengaruh radiasi tadi, juga membantu kita untuk mengurangi kecanduan terhadap penggunaan HP. Juga pastinya bisa menjaga keawetan HP khaaan?

3. Menenangkan Hati

Yes, membaca buku, menurutku bisa banget bikin hati dan pikiran rileks. Kerasa ga, sih, bestie? Tapi balik lagi ke materi/genre yang kita baca, sih, ya? Makanya, jika memang tujuannya adalah untuk relaksasi, maka bacalah buku-buku yang bergenre demikian, jangan baca yang tentang peperangan, gossip, atau hal-hal negatif lainnya, ya! Hehe. 

4. Menambah Pengetahuan

Sudah pasti, donk! Membaca buku pasti akan menambah pengetahuan, karena buku adalah gudangnya ilmu. Asalkan membaca bukunya dengan serius loh, ya, bukannya lompat sana turun sini. Hehe. 

5. Menambah Pengetahuan

Yup. Terkadang pengetahuan kita mentok akan sesuatu. Misalnya tentang bagaimana melakukan trading forex. Bisa saja sih kita mendapatkan ilmu dari internet, namun biasanya tersedia dalam potongan-potongan yang tidak lengkap kan? Atau yang memang ujung-ujung artikel/videonya mengarahkan kita untuk mengikuti kursus atau membeli buku panduan lengkapnya. 

Nah, belajar dari buku khusus yang memang ditulis untuk hal-hal spesifik tersebut, tentu saja akan memperkaya pengetahuan kita. 

Dan, selain dari lima poin di atas, ada banyak lagi loh manfaat membaca buku. Yuk, bestie, tambahin poin lainnya di kolom komentar, yuk! 

Al, Jakarta -15 November 2022

Bali, siapa yang tak ingin berkunjung, berlibur, atau malah berkegiatan atau living there coba? Pulau dewata ini memang selalu saja menarik minat banyak orang, termasuk aku, yang udah sejak lama menanamkan keinginan untuk bisa duduk manis, menuliskan lanjutan novel Selingan Semusim yang sudah ditunggu-tunggu lanjutannya oleh pembacaku, di sana. 

Ah, Bali, aku tuh memang pengen banget deh ke sana. Tidak hanya untuk writing the novel, tapi juga living my life as the digital nomad. Kayaknya asyik banget ya, menikmati keunikan pulau dewata itu. Bersosialisasi dengan masyarakatnya yang ramah dan baik hati, menikmati alamnya yang indah dan menakjubkan, serta, hm...., bersyukur karena diberi kesempatan oleh-Nya untuk menikmati kehidupan ini. 

Bali, oh Bali.... 


Hm, apakah kini saatnya? Toh Intan sudah mandiri, bekerja dan malah sering mission ke luar kota dan luar negeri, ayahku, sudah setahun beristirahat di alamnya yang baru, dan ibu juga sudah di kampung halaman. Menimang cucu cantik (anaknya adikku) yang baru saja lahir bulan lalu. 

Lalu aku? 
Ah, ini masaku, menikmati kehidupanku. Intan juga mendukung banget sih, agar uminya mulai enjoying this life sesuai dengan yang aku inginkan. Which is stay in Bali, atau di mana pun yang aku suka, dengan tentu saja keep in touch with her. Thank to technology, btw, untuk kemudahan berkomunikasi dan menghubungkan aku dan Intan, bahkan sejak dia kecil dulu, saat aku harus on mission (dinas luar) atau jauh darinya secara fisik. 

Back to Bali. Tapi aku kok kayaknya malah ingin ke Balinya melalui kereta api, ya? Dan melakukan perjalanan estafet gitu. Aih, belum apa-apa aku udah excited sendiri, nih gaes! Haha.

Udah kebayang nih perjalanan estafet ini, dimulai dari Jakarta, turun di Yogyakarta. Stay there for two or three night, menikmati Malioboro dan sekitarnya, dan meet up dengan teman-teman blogger Yogyakarta.

Lalu perjalanan lanjut ke Surabaya. Yuhuu. Stay dua harian, baru kemudian main ke Lamongan dulu. 

Eh, ke Lamongan ngapain, Al? Emang ada sodara di sana? 

Ada donk. Kebetulan aku punya uwak yang sudah lama banget merantau ke Lamongan, dan ibu sempat nitip pesan in case aku ke Surabaya, usahakan untuk sowan ke tempat Uwak di Lamongan. Jadi walau pun nginepnya nanti di Surabaya, pas banget lah ya! Dan bicara tentang Lamongan, sudah pasti donk aku juga pengen kopdaran dengan teman-teman Blogger Lamongan! Seru deh pastinya. 


Surabaya - Bali. 

Nah, tinggal selangkah lagi nih. Dari Surabaya bisa naik kereta dari Stasiun Gubeng. Dan menurut panduan yang aku baca-baca dari beberapa traveler sih, bisa naik kereta api Probowangi tujuang Ketapang Banyuwangi dengan tarif yang ternyata murah banget, euy! Hanya IDR. 56 K dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. 

Turun di Stasiun Ketapang Banyuwangi, tinggal jalan kaki sekitar 600 m ke Pelabuhan Ketapang. Atau bisa naik angkutan umum lah ke Pelabuhan ini. Naik kapal feri ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali dengan tarif kece badai, hanya IDR. 8.500 per orang. Woww!! Seriously??

Turunnya nanti di BALI. Yuhuuu. Semurah itu ternyata, yaaa? Dan sudah pasti asyik karena perjalanannya estafet. Ya setidaknya bagiku itu sih masuk ke dalam kategori asyiiiik! 

Where to Stay in Bali dan mau kemana saja di Bali? 

Nah, ini! Inginnya tinggal minimal sebulanan di sana. Jadi bisa semingguan di Bali Selatan, menikmati Kuta, Seminya, Canggu, Nusa Dua, dan Jimbaran. Menulis di pantai, menikmati semilir angin sepoinya, atau menikmati hempasan ombak yang menjilat jemari-jemari kaki yang telanjang tanpa balutan sepatu atau sandal. It is lovely, isn't it? Hehe. 


Lalu beralih ke suasana tenang persawahan Ubud, menikmati sesi yoga yang menghadap ke hutan, dan bercengkrama dengan damainya alam Ubud, Kintamani, dan Tegallalang di bagian Bali Tengah. 

Minggu berikutnya, setelah menikmati ketenangan dan damainya alam, kita pun bisa beranjak ke bagian timur Bali. Menikmati pantai Sanur, Amed, dan Karangasem. Belajar menyelam, atau menjelajah gunung berapi yang masih aktif? Oh, nooo. What an excitement!


Bali, oh Bali.... 


Al, Jakarta, 5 November 2022

Dunia media sosial khususnya Instagram dan Tiktok heboh! Bergemuruh oleh kehadiran seorang perempuan Indonesia yang tinggal nun jauh di belahan dunia lain, namun vibes-nya menggelegar ke seantero nusantara! Bahkan ke berbagai belahan dunia, di mana ada rakyat Indonesia di dalamnya!

Ups. Langsung pada ngeh ya siapa yang aku maksud? Hihi. Yess. Bener banget, bestie! Bunda Corla!

Bunda Corla

Yup, dunia pertiktokan gemuruh dengan cuplikan-cuplikan live si bunda Corla, yang amazingly mampu menyedot ratusan ribu penonton pada platform Instagram, lalu cuplikan-cuplikan ini diposting pada platform sebelah oleh para Tiktoker untuk menjadi konsumsi para penduduk di dunia Tiktok. 

Ajaibnya, seperti yang kita saksikan sendiri, cuplikan-cuplikan tersebut menjadi viral, dan semakin mendongkrak ketenaran si bunda, yang memang sudah tenar. 

Bukan rahasia umum lagi bahwa yang nongkrongin live si bunda di platform berwarna merah tersebut adalah para artis ternama, seperti Soimah, Saskia Gotic, Siti Badriah, dan nama-nama tenar lainnya, plus para pemilik akun Instagram centang biru, dan pastinya, para Instagramer lainnya, yang pastinya merasa terhibur dengan kehadiran si bunda, yang memang tampil apa adanya, humble, bawel, dan ceplas-ceplos.

Seketika, para penonton merasa terhibur, stres pun hilang, karena ikutan ngakak berjamaah dengan si bunda. Termasuk aku juga, loh, yang langsung merapat begitu dapat notif dari Instagram bahwa si bunda is live. Walau ga mantengin sepenuhnya, karena berbagai aktivitas lainnya, namun aku memang keluar masuk ke live si bunda, demi menyaksikannya cuap-cuap bergembiri, dan merasakan vibes positifnya yang memang bikin aku turut hepi. 

It is About The Attitude

Namun bukan lah hal ini yang ingin aku bahas, sih, melainkan tentang banyaknya para pemilik akun tiktok yang 'numpang viral' alias pansos a.k.a panjat sosial dengan memberikan komentar-komentar negatif, julid, dan pedas terhadap si bunda. 

Mencoba 'memancing' di air keruh. Ngejulidin Bunda Corla agar anak-anak online-nya si bunda Corla emosi, dan berkomentar di lapaknya. Semakin banyak yang berinteraksi di postingan tersebut, baik like mau pun komentar, nantinya oleh platform akan dianggap sebagai postingan yang menuai banyak interaksi kan, sehingga akan direkomendasi ke viewer lainnya, dan berpotensi VIRAL.

But..., apakah demi viral kita harus menjelekkan orang lain? That is the point!

Yup. Ibarat hidup bebas mengenyam kemerdekaan di dunia digital, tidaklah berarti bahwa kita pun bebas dalam meninggalkan jejak digital semau gue. Ada kaidah atau tata krama yang sebenarnya masih tetap kita junjung tinggi, toh?

Kehidupan di dunia digital itu kan sama persis seperti kehidupan kita di dunia nyata? Pelaku di balik akun-akun tersebut adalah manusia, toh? Kalo pun ada yang bot atau robot, toh tetap dikendalikan oleh manusia?

Begitu juga dalam bermedia sosial. Sebebas-bebasnya kita dalam berinteraksi, di dalam upload konten, atau berkomentar di akun atau postingan orang lain, tetap saja sih, menurutku, tata krama atau attitude harus dijaga, ya, gak, sih, bestie? 

Janganlah sampai kita menggores hati orang lain karena keluwesan jemari kita merangkai kata, ketajaman lidah kita berucap di dalam produksi VT (video), hingga terciptalah ujaran kebencian, perbuatan tidak menyenangkan, yang ujung-ujungnya justru menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Berujung pada tuntutan hukum jika orang yang kita cela/julidin ga terima sikap kita tersebut. Ye khaan?

Balik lagi ke Bunda Corla, salutnya tuh, si bunda tetap menjadi dirinya sendiri, terlepas apa pun komentar buruk yang datang terhadapnya. She doesn't care. Yang penting dia ga nyenggol duluan. Kalo pun dia balas komentar terhadap orang yang ngejulidin, lebih ke bentuk balasan yang EGP (emang gue pikirin), haha. Salut deh akutuh sama si bunda ini. 

Bunda Corla, cerminan khas anak Medan

Yup, dari pertama menonton cuplikan live si bunda yang diupload oleh beberapa akun Tiktoker di Tiktok, aku sudah langsung jatuh hati pada perempuan Medan yang sudah sekian tahun merantau di German ini. Kesederhanaannya, rasa syukurnya dalam menjalani dan memaknai kehidupannya, kebahagiaannya bekerja di salah satu resto cepat saji di Jerman itu, dan cerita kesehariannya yang dibagikannya tanpa jaim dalam setiap Live sessionnya, bener-bener membuatku salut dan appreciate banget akan attitudenya.

Gimana, ya? Emang sih, Bunda Corla ini kalo ngomong asal bunyi, sih, ya? Tapi emang begitu sih mamak-mamak Medan. Aku 9 tahun tinggal di Medan, dan memoriku langsung balik sempurna akan bahasa Medan sana, begitu mendengar bunda cuap-cuap dalam live-nya. 

Hamburan kata-kata khas Medan pun, yang mungkin bagi telinga sebagian orang terdengar kasar, dan dijadikan cela untuk menjulidinya, menurutku yang anak medan ini, sih, biasa aja. Lumrah, bagi kami anak medan. Mau digimanain lagi, emang udah begitu. Yang pasti, sebelum menghakimi, menurutku sih, tonton dulu sejenak live si bunda, jangan ujug2 ambil kesimpulan sepotong-sepotong. 

Kecuali emang mau pansos dengan cara menjatuhkan orang lain, itu aku no komen ya. Etapi, aku sempat bikin vt khusus juga sih di Tiktok, nge-stitch sesembak yang hobby banget pansos dengan ngejulidin si bunda. Habis, geram akutuh! Hehe.

Bunda Corla Mau Mudik?

Nah, udah dengar donk bahwa Bunda Corla mau mudik tahun depan? Sekitar Februari kalo ga salah ya? Wuih, asyik banget nih bagi teman-teman travel blogger Medan, bisa curi-curi kesempatan untuk kopdar dan ngajakin si bunda jalan-jalan di Medan donk ini..? Pasti bakalan seru nih, bertemu secara langsung dengan sosok fenomenal yang menjalani hidupnya dengan penuh rasa syukur, apa adanya, dan berhati lembut penuh tanggung jawab terhadap keluarganya.

Ah, kira-kira si bunda bakalan ke Jakarta enggak ya kalo mudik nanti? Pengen juga donk, kopdar dengannya! Hehe.

Al, RS. Siloam Hospital, Jakarta
24 Oktober 2022






Hey, hey, hey! Semoga pada sehat, ya! 

Ada yang keranjingan nonton drama series yang bercerita tentang kehidupan dan aktivitas para dokter, terutama dokter bedah di sebuah rumah sakit ternama? 

Nah, aku mulai kena racun serial-serial seperti ini, sebut saja serial Grey Anatomi, the Resident, dan the Good Doctor. 

Ah, serial-serial ini beneran bikin aku kesemsem untuk tidak melewatkan satu pun dari serialnya. Walau kisah-kisah yang mereka perankan atau gambarkan di sana tidak lah seutuhnya persis seperti yang terjadi di alam nyata, namun sudah pasti, ada banyak sekali pembelajaran dan insight yang aku dapatkan dari menonton episode demi episodenya, dan sudah pasti aku tonton secara urut season demi seasonnya.

Dan bicara tentang serial para dokter-dokter kece ini, yang kehidupan seksual mereka juga mencengangkan, hihi, aku jadi pengen mengulas tentang serial yang berkisah tentang seorang ABK (anak berkebutuhan khusus) dalam hal ini 'anak autis', yang ternyata justru mampu menjadi seorang dokter bedah yang mumpuni. 

About The Good Doctor

the Good Doctor
dr. Shaun Murphy

Drama seri yang aku bahas ini adalah serial yang diremake oleh ABC (American Broadcasting Company), yang terinspirasi dari kisah inspiratif dra-Kor yang berjudul hampir sama, yaitu Good Doctor yang diperankan oleh Park Jae-Bum, 2013. 

Nah, versi American-nya diperankan oleh Freddie Highmore, sebagai dr. Shaun Murphy, dan menjadi suatu tontonan yang menurutku sangat menarik untuk diikuti. Ga bikin bosen! 

Episode awalnya saja, dimana diperlihatkan tentang kisah perjalanan si anak autis a.k.a dr. Shaun Murphy, menuju salah satu rumah sakit ternama (RS. San Jose St. Bonaventure), untuk interview pekerjaannya di sana, justru terkendala oleh suatu peristiwa tak terduga, yang menarik dirinya menjadi pahlawan ajaib terhadap seorang anak yang secara tak terduga terkena pecahan kaca dari billboard bandara yang terjatuh dari gantungannya. Mengenai leher si anak dan mengalami pendarahan parah. 

Kerumunan terbentuk, menyaksikan si anak dibantu oleh seseorang yang mengaku dirinya adalah dokter. Namun Shaun menangkap ada yang keliru di dalam tindakan tersebut dan mencoba mengoreksinya, yang pada awalnya dianggap sebagai tindakan yang menyela dan kurang dipercaya. Namun singkat cerita, Shaun dengan keautisannya, dan sempat dihadang oleh petugas bandara yang mencurigainya, berhasil menyelamatkan si anak dengan kreativitasnya yang keren dalam menggunakan alat-alat yang serba minimalis. 

Aksi tersebut pun viral berkat media sosial, dan Shaun pun langsung menjadi pahlawan yang dikagumi dan dielukan. 


Namun di RS. San Jose St. Bonaventure...,

Seorang dokter senior, dr. Aaron Glassman, justru sedang mendapat serangan dari para dokter senior lainnya karena kehadiran dr. Murphy yang tak kunjung tiba. Dari awal, sebenarnya jajaran dokter-dokter senior ini keberatan menerima dokter berkebutuhan khusus (autis), karena mereka meragukan kemampuannya dalam bertindak nantinya. Apalagi untuk seorang dokter bedah. Namun dr. Glassman berjuang penuh dalam mempromosikan dr. Murphy untuk menjadi bagian dari tim bedah rumah sakit tersebut.

Menurutku, adegan perdebatan antara para dokter dalam menolak dr. Murphy juga sungguh menarik, terutama ketika tiba-tiba mereka menemukan bahwa dr. Murphy yang mereka nantikan justru telah viral di media sosial karena kepiawaiannya dalam menolong si anak yang mengalami kecelakaan di bandara tadi. 

Episode pertama di season pertama ini, benar-benar telah menyedot perhatianku, dan membuatku sangat menikmati adegan demi adegan, dan menambah insight tentang keautisan, kehidupan para dokter yang memang yaaaa, aktivitas mereka itu hampir seluruh waktunya itu memang habis di rumah sakit, gitu, loh! Pantesan ya, hubungan percintaan mereka pun jadinya tak jauh-jauh dengan mereka yang ada di lingkungan tersebut juga. Interesting!

Terus tentang dr. Murphy sendiri, aku jadi belajar banyak, bahwa ternyata anak berkebutuhan khusus pun, jika mendapat didikan yang sesuai dengan kebutuhannya, akan menjadi individu yang cemerlang dan bisa diandalkan!

Singkat cerita, drama seri yang satu ini, menurutku memang menawarkan banyak sekali insight, pembelajaran, dan hiburan. Tanpa sadar, kita menikmati tontonan sembari memetik banyak pembelajaran. Terutama tentang anak autis, ya. Tak hanya menjadi dokter yang andal, namun juga mampu menjadi seorang pasangan kekasih, calon ayah, bahkan kemudian menjadi seorang suami. What an interesting story. 

Bagi kalian, nih, bestie, yang juga seneng dengan kisah keseharian para dokter bedah, apalagi yang punya 'keistimewaan' seperti dr. Shaun Murphy, coba deh tonton serialnya. Jangan kuatir, drama series ini komplit, kok. Tamat, tuntas, tanpa menyisakan rasa sebel karena harus menunggu lanjutannya. Tuntas, tas, tas, pokoknya. 

Oya, bicara tentang anak berkebutuhan khusus, bagi kalian yang suka baca ketimbang nonton, nah, aku juga punya satu rekomendasi novel remaja yang cucok banget untuk dikoleksi dan dibaca, nih. Check it out, deh, yaa! 😊


Al, RS. MRCC Siloam Semanggi, 

Jakarta, 20 Oktober 2022

5 Tips Mengatasi Adiksi Gadget Pada Anak

Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran internet telah mengubah dunia. Telah memberikan begitu banyak pesona dan kemudahan bagi para penggunanya, melenakan, juga membuat lupa waktu. 

Internet memang bak pisau bermata dua, yang jika kita lihai menggunakannya maka kita akan memetik banyak keuntungan, namun jika tak piawai memainkannya justru akan menuai petaka. 

Adiksi Gadget Pada Anak

Baik terkoneksi melalui laptop, smartphone, tablet, atau perangkat lainnya, berada di dunia virtual memang memberikan sensasi dan nuansa tersendiri. Tak kenal usia, masyarakat digital memang begitu menikmati kehidupan yang satu ini. Termasuk pada anak. Yang mungkin dibawa dan diperkenalkan oleh orangtuanya ke dunia digital melalui gadget, sebagai obat mujarab yang bisa membuat mereka 'anteng'.

Awalnya, para orang tua mungkin berfikir bahwa ini hanya sebagai alat bantu yang bersifat sementara saja. Eh siapa sangka jika kemudian justru menjadi pengantar terjangkitnya adiksi terhadap gadget pada si anak. 

Kemarin, dalam salah satu sesi talkshow program literasi digital, di mana aku menjadi salah satu narasumbernya, ada seorang ibu yang berbagi kisah tentang kecanduan atau adiksi terhadap gadget yang telah menjangkiti buah hatinya, yang aku yakin bahwa bukan hanya ibu ini saja yang mengalami hal serupa, melainkan banyak sekali para orang tua di luar sana, yang juga telah 'dealing with this issue'. Tak hanya kecanduan gadget, tapi banyak anak-anak yang justru telah terjangkiti penyakit yang dikenal secara umum dengan istilah text claw.

TEXT CLAW?

Apa itu TEXT CLAW?

Hayo, ada yang baru mendengar tentang syndrome ini? Atau malah memiliki buah hati yang terjangkiti penyakit yang satu ini? Seperti yang diurai oleh dr. Taura, seorang dokter anak dalam blognya, Text Claw atau nama medisnya Cubital Tunnel Syndrome adalah keluhan rasa nyeri dan kram pada jari-jari, pergelangan tangan dan lengan bawah yang diakibatkan penggunaan gadget berlebih (misalnya mengetik di smartphone dalam durasi waktu yang terlalu lama dan berlebihan). 

Dan selain text claw, nih, gaes, pasti kalian pada tahu donk jika ada banyak lagi keluhan lain akibat adiksi gadget ini? Yess, diantaranya adalah terganggunya pola tidur dan makan, alami gangguan pada mata, obesitas, anti sosial, selfish dan agresif, kesehatan mental, otot tubuh menjadi lemah, dan berkemungkinan alami bahaya pikun digital. 

5 TIPS MENGATASI ADIKSI GADGET PADA ANAK

1. Buatlah Aturan

Yup, ini adalah hal pertama yang harus mami-papi lakukan. Selain dalam upaya mengatasi adiksi terhadap gadget, aturan-aturan yang dibuat di dalam keluarga terhadap anak adalah juga sebagai tool pendisiplinan si buah hati, agar menjadi pribadi yang disiplin dan menghargai aturan. Ye khaan? 

So, buat kesepakatan dengan anak tentang waktu dan durasi penggunaan gadget bagi si anak. Dan so pasti pula, orang tua alias mami or papi harus tegas ya di dalam memonitor dan menegakkannya agar anak-anak pun turut disiplin. Kudu konsisten. 

2. Batasi Akses Penggunaan Gadget

Yup, walau pun waktu dan durasinya sudah diatur dan disepakati, teteup saja membiarkan si anak bebas akses terhadap berbagai menu dan fitur yang ada di gawai, akan berbahaya dan memicu timbulnya adiksi.  Jadi kudu dibatasi ya. Misalnya untuk media sosial, batasi penggunaannya cukup untuk yang paling aman baginya. 

Dalam hal gaming, misalnya, pilihkan juga jenis game yang aman dan edukatif lah ya. Batasi juga akses terhadap play store, agar si anak ga asal download. 

3. Alihkan Perhatian Anak

Anak-anak, secara defaultnya sebenarnya adalah pribadi yang aktif. Namun gadget telah menarik dan melenakannya sehingga jadi malas untuk bergerak dan beraktivitas di dunia nyata. Karenanya, coba lah untuk mengajak atau menarik minat anak untuk memainkan permainan-permainan offline, baik yang memerlukan gerak tubuh atau olah otak agar perhatian mereka tak melulu lari ke gadget. 

Misalnya dengan melakukan kegiatan olahraga, bersepeda santai, bermain, berkebun, dan lain sebagainya. 

4. Dampingi Anak Saat Belajar Online

Ini juga merupakan hal yang penting, gaes. Selain untuk memonitor perkembangan edukatif si anak, juga untuk memantau agar si anak tidak terdistraksi oleh hal lain di dunia digital. Misalnya terdistrak oleh game online, media sosial, dan lain sebagainya. 

5. Jadilah Contoh Nyata

Leading by example! Yess, anak belajar dari lingkungan di sekitarnya, termasuk dari kelakuan orang tuanya kan? Pasti hapal donk dengan pepatah 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya?". Hihi. 

Nah, berilah contoh nyata untuk ditiru, jangan sampai anak berkata, "Ah, mama, bisanya ngelarang aku main gadget, nah, tuh, mama sendiri asyik main HP mulu!". Huhu.

Salam,

Al, Jakarta, 14 October 2022

Kemesraan Dalam Rumah Tangga Vs Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 

Nah, kedua-duanya bisa disingkat dengan singkatan KDRT, tapi artinya jauuuuh banget bedanya, yak? Yang satu bikin tingling di hati, bagaikan ada kupu-kupu imut yang beterbangan di dalam perut, dan KDRT yang satunya justru bikin hati perih dan bulu kuduk merinding. Tersiksa, dan terhina.

Yang satu bikin hati bergetar dan jantung berdetak kenceng, bahagia, sementara yang satunya lagi bikin nyesek dan bodi terluka atau menderita. Hiks...

KDRT Rezky Billar terhadap Lesti Kejora

Aku sendiri bukanlah fans-nya Lesti, tapi karena ibuku penonton tetap Dangdut Academy, dan mengikuti perjalanan artis dangdut terkenal ini sejak awal, jadinya aku ikutan paham akan perjalanan wanita mungil yang walau namanya sudah sangat popular namun tetap berprilaku membumi ini. 

Dan aku juga masih ingat ketika ibuku mulai kurang suka dengan Lesti karena (menurut beliau) Lesti berubah menjadi wanita centil begitu pacaran dengan Billar, baik ketika menjadi salah satu juri di acara-acara tersebut atau pun melalui berita-berita yang bermunculan di dunia maya. 

Ibuku mulai jengah, karena sebelumnya ibuku begitu menyukai kesantunan sikap Lesti, eh berubah ketika Rezky Billar mendekatinya dan lengket dengannya. Menurut emak, keduanya pamer kemesraan tiada henti. Hayyah. Emak aye, ya! 

Sumber

Waktu pun berlalu, dan emak sepertinya mulai jarang nonton televisi dan tidak lagi mengikuti perkembangan karir mau pun perjalanan rumah tangga Lesti - Billar ini, hingga kemudian berita KDRT ini merebak. 

Billar melakukan KDRT terhadap istrinya, Lesti, karena tersudut oleh kecurigaan Lesti bahwa dirinya berselingkuh. Tada.... sesampai di sini, aku kok kayak dejavu, yak! Haha. 

Tiba-tiba saja aku jadi paham banget akan situasi Lesti, karena kejadiannya ini persis seperti yang aku alami, belasan tahun lalu. Dan paham banget gimana seorang suami tiba-tiba bisa berubah menjadi seorang algojo demi menutupi boroknya. 

Gimana seorang suami tiba-tiba jadi tega menghajar istrinya secara kalap, menganiaya hingga biru lebam, sulit bernapas karena dicekik, lalu meninju, menendang, dan berubah jadi setan semata-mata karena ingin menutupi kebangsatannya. 

I really know this karena udah pernah ngalami, dan (maaf), aku mengisahkan ini bukan karena bangga dan hendak adu derita, bukan, tapi sekedar mengungkapkan bahwa hal-hal seperti ini bukan settingan. Bahwa hal seperti ini memang bisa terjadi. Seorang suami bisa kalap mata jika kesalahannya terungkap, apalagi jika kesalahan itu berupa perselingkuhan. Huhu.

Mereka kehilangan akal sehat, dan tega-teganya berlaku kasar dan tindak penganiayaan terhadap istrinya sendiri. Aih. Sungguh memalukan! 

Balik lagi ke kasus Billar - Lesti, nih, sobs, udah persis drama korea  (yang bergenre KDRT) gak sih? Jadi inget ada satu review drakor tuh, yang diulas oleh ambu Maria G Soemitro, salah satu teman blogger yang memang rajin banget ngereview film/drama dari negeri ginseng tersebut, kisahnya mirip-mirip seperti ini, deh.

DUKUNG Lapor KDRT

Yess! Hari gini masih mendiamkan aksi-aksi kekerasan dalam rumah tangga? Memberi toleransi sehingga pelakunya berkesempatan untuk mengulang kembali perlakuannya? 

Aku setuju banget dengan tindakan Lesti yang melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Toh unit KDRT di Kepolisian sengaja dibentuk untuk memfasilitasi dan membantu para korban KDRT agar mendapatkan keadilan kan? Agar pelakunya bisa belajar dari kesalahannya. Walau bukan salah satu fans Lesti, tapi aku kok sedih banget ya melihat Lesti seperti ini. 

Sumber: Tiktok @mariiscaa_official

Cuma yang aku sering heran tuh, ada banyak sekali video-video di Tiktok mau pun platform media sosial lainnya, yang justru berisi 'guyonan bernada ejekan' terhadap Lesti, yang melaporkan kasus ini. Lebih herannya lagi, justru pencipta video-video tersebut adalah para perempuan, loh! Teman-teman juga mendapati video-video seperti itu lewat di FYP kalian juga kah? Kemana ya empati mereka? 

Adu Derita, Pamer Diri Sanggup Bertahan.

Yup, lucunya lagi, konten video-video tersebut jadi kayak ajang adu derita, gitu, loh! Salah satu contoh kontennya berisi ungkapan kayak gini, nih, sobs. 

"Baru juga sekali dipukuli, dicekik dan ditendang seperti itu, Lesti sudah lapor polisi, lah gua, udah berulang kali masih tetap bertahan, tuh!". 

Lah, yang bener aja, mpok. Ini kan bukan ajang kompetisi, bukan ajang adu derita, justru komen seperti itu jadi terlihat bodoh enggak sih? 

Jadi menimbulkan komentar miring dari penonton kamu malah. Jadinya muncul komen 'Lah, jelas aja elu bertahan, mpok, karena kalo sampai gugat cerai, elu mau makan darimana?' Itu baru satu komentar, ya, belum lagi yang lainnya yang lebih pedes lagi. Tau sendiri yang namanya netizen. Hihi.

Terus terang, aku sedih sih lihat orang-orang yang sampai khusus bikin video bernada ejekan atau guyonan seperti ini. Ketika seorang perempuan sedang mengalami kisah pilu seperti ini, bukankah seharusnya kita memberikan dukungan moril? Menyemangati, bukannya malah memberikan komentar atau bikin konten yang memojokkan atau malah dibikin jadi candaan?

Setiap kita memang bebas memilih. Ketika menghadapi hal-hal seperti yang sedang Lesti hadapi, kita bisa memilih, apakah mau tetap melanjutkan hubungan, atau melangkah ke pihak berwajib untuk membuat laporan dan minta diproses dan/atau (kemudian) setelah melalui berbagai pertimbangan, mengajukan gugatan cerai. 

That is about the choice, dan kita bebas memilih, toh? 

Apapun situasinya, LOVE IS NOT HURT. Cinta tidak pernah menyakiti. Jadi KETIKA CINTA MULAI MELUKAI, maka berhati-hatilah. Mungkin ini saatnya kita duduk, menelaah kembali, apakah the relationship masih bisa menjadi beautiful relationship, atau malah menjadi RELATIONSHIT! 

YOU CHOOSE. 

Al, Jakarta, 1 Oktober 2022

 Ini Yang Bikin Aku Males Ke Bandung 

NO! Bukan karena kotanya yang ga asyik. Bukan pula karena sahabat-sahabat yang sudah ga menyenangkan lagi. Tapi....

Tuh kan...., aku jadi pengen nangis deh! Aku ga kuat jika harus berlama-lama di kota ini! Terutama sepanjang tol Buah Batu - Pasteur, atau sebaliknya. Setiap jengkal jalanannya begitu pekat menyimpan memori kebersamaanku dengan almarhum bapak. Masih lekat di ingatanku ucapan-ucapan gembira bapak setiap aku memacu si putih kami di jalanan mulus bebas hambatan itu. 

"Oman nyak, bapak gembira that duek moto lagee nyoe. Teubuka pikiran bapak ngieng jalanan dan pemandangan meunoe. Adak kon ta meujak u rumoh saket, ta jak sampe u Jakarta laju ya? Hehe." (Bahasa Aceh)

"Duh, Nak, bapak gembira banget deh kayak gini. Pikiran bapak jadi terbuka lebar lihat jalanan dan pemandangan begini. Andai kita bukan sedang ke rumah sakit, kita lanjut sampai Jakarta deh yaa! Hehe."

Itu lah kalimat yang kerap sekali diucapkan oleh bapak setiap kami sudah berada di ruas jalan tol itu. Sejak mengalami serangan jantung beberapa tahun lalu, dan terus dalam perawatan (berobat jalan), kami bolak-balik melaju di jalanan ini, dari rumah ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, dan sebaliknya, hingga aku hapal betul liku-lekuk ruas jalanan ini. 

Juga, sejak sakitnya itu, kami memang sudah tidak mengijinkan bapak untuk menyetir sendiri. Kan juga sudah ada aku, yang khusus resign dari kantor dan pulang ke Bandung untuk temani ibu merawat bapak. 

Tapi...., karena aku paham banget bahwa bapak senang menyetir, maka ketika ibu sedang ga ikut bersama kami, aku mengijinkan bapak untuk menyetir (kira-kira 15 menitan lah dan ga boleh ngebut), sekedar untuk memuaskan rasa kangennya duduk di balik kemudi lah. Hihi.

Yess, bapak tuh hobi banget nyetir, dan beliau adalah guru menyetirku. Thank you, Bapak, sudah mengajarkan aku menyetir di usia 17 tahun, lengkap dengan biaya urus SIM A pertamaku, dan boleh pinjem mobil bapak ketika mobilnya nganggur saat itu. Hihi. Love you to the moon, Dad! 


Aku dan bapak memang punya banyak hobi yang sama, makanya kita tuh sering pula sehati. Misalnya dalam hal traveling, kayaknya darah traveling bapak mengalir cukup deras deh di dalam diriku hingga aku suka banget traveling dan menyempatkan diri untuk main ke tempat-tempat wisata menarik di daerah tersebut. Dalam hal membaca dan menulis, juga film-film yang ditonton, kita tuh punya genre yang mirip. Ah, Bapak, I miss youu, so muccch! RIP, ya, Bapak. 

Bapak juga sangat mendukung kegiatanku menulis dan juga turut bangga saat aku dinobatkan sebagai ACER Srikandi Blogger pada tahun 2013 silam. Dukungan-dukungan bapak pula lah yang membuatku nyaman melanjutkan langkah-langkahku sebagai lifestyle blogger dan meningkatkan aktivitasku di dunia maya bahkan memperdalam eksistensiku sebagai penggiat literasi digital, dengan turut serta menjadi pembicara dalam event-event literasi digital seperti dalam program nasional literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. 

Ah, tak terasa..., waktu seakan berlari. Rasanya baru November kemarin bapak pergi dari kehidupan kami karena harus kembali kepada Sang Maha. Dan kini? It is September already, bahkan sebentar lagi akan masuk ke Oktober donk. Which is hampir setahun kepergian bapak, dan aku masih belum sanggup untuk sering-sering melihat foto-foto apalagi mendengar suara bapak dalam video-video recording kami. Hiks...

Ikhlas sih, Pak. But you know? Ternyata Al belum kuat untuk main ke Bandung berlama-lama, apalagi jika harus ke Buah Batu, langsung halaman demi halaman memori itu menghambur ibarat halaman buku yang terbuka satu persatu. Kangeeeen! 

Tapi..., setuju, Pak. Bandung adalah kota kenangan yang sulit untuk kita lupakan kan? Dan Al ga berniat untuk melupakannya kok, Pak, I really love this beautiful place and its beautiful people. Ada banyak orang baik dan menyenangkan yang juga sayang dengan Al di kota ini. Jadi no worries, walau kini ibu pindah ke Aceh, dan makam bapak juga di sana, nanti (saat rasa males ini sudah memudar) Al akan sering-sering lagi main ke sini. Janji. Love you, Bapak, rest in peace yaaa. Al mau lanjut kegiatan dulu, ya! 


Al, Bandung, 22 September 2022

Pomodoro Technique -  Teknik Jitu Bantu Kamu Fokus dan Produktif.

Hayo, ada yang sudah pernah menggunakan teknik ini belum? Atau jangan-jangan malah baru kali ini mendengarnya? Hehe.

Aku sendiri baru menggunakannya beberapa kali sih, dan memang tertolong banget, terutama saat sedang dikejar deadline nulis dan ngulik konten. Dan for your information, nih, bestie, artikel ini aku tulis dengan menggunakan the Pomodoro Technique dan menggunakan Pomodoro tracker time dari sini. 

Apa sih Pomodoro Technique itu?

Nah, ini! 

Jadi, the Pomodoro Technique adalah suatu teknik manajemen waktu yang akan menarik kita untuk stay fokus pada apa yang sedang kita kerjakan dalam rentang waktu tertentu. 

Kata Pomodoro sendiri dalam bahasa Italia berarti 'tomat' ya, bestie! Dan kenapa seperti tomat? Karena sistem ini membentuk siklus dimana proses pekerjaan yang akan kita kerjakan tersebut dibagi ke dalam beberapa tahapan melingkar. Setiap tahapannya diberi waktu 25 menit untuk menyelesaikannya, dan jeda antar tahapan (break time) diberi sekitar 5 menit. Seru ya? 

Cocok banget loh ini untuk kita-kita yang katanya sih ingin fokus kerja tapi malah mata, hati, dan pikiran terdistrak oleh berbagai hal 'melenakan' saat kita berinteraksi di dunia maya. Hehe. Dan parahnya lagi, justru kita kelamaan terlena di digital world, sehingga lupa waktu bahkan terkadang yang paling mengerikannya, malah tergiring tanpa sadar ke dalam intaian bahaya kejahatan siber! Amit-amit, ya, bestie. 


Aih, jadi pengen nulis tentang how to play smart and safe on the digital world, deh! Tapi kan...., aku sedang ingin nulis tentang Teknik Pomodoro, which is also a very great technique agar kita bisa bekerja secara efektif dan produktif! 

Ya udah, deh, untuk yang ingin baca-baca tips aman berselancar di dunia maya, bestie-bestieku bisa baca tulisannya Mba Shyntako aja deh, ya, udah lengkap tuh di sana. 

Balik lagi ke teknik tomat alias Pomodoro Technique, agar lebih jelas gambarannya, sok, lihat dulu grafis yang sudah aku coba bikin di bawah ini, ya! 

Teknik Pomodoro

1. Tahap 1: Tentukan Tugas Yang Mau Dikerjakan

Jadi di sini maksudnya adalah setelah kita punya goal, misalnya nih, seperti saat aku menuliskan artikel ini, maka tahapannya adalah: 

Goal: Menulis Artikel Tentang Pomodoro Technique (Dengan Things To Do di bawah ini)

  • Pengumpulan data/materi untuk konten
  • Bikin grafis/gambar yang akan disertakan di dalam postingan
  • Menulis artikel
  • Proofreading
  • Publish

2. Tahap 2: Atur Timer

Ini penting sekali untuk membantu kita fokus dan present. Atur timer 25 menit pertama, dan jauhkan diri dari segala gangguan lainnya seperti chat dan scrolling media sosial, dan gangguan lainnya.

3. Tahap 3: Mulailah bekerja sesuai urutan yang tertera pada Things To Do. 

Fokus dan disiplin, ya. Baru boleh berhenti saat timer sudah berbunyi. 😊

4. Step 4. Istirahat 5 menitan.

Nah, setelah 25 menit pertama, wajib berhenti dan istirahat sebentar (paling lama 5 menitan) agar pikiran rileks kembali. Jangan dipaksa lanjut walau sedang nanggung, ya, bestie! Ikuti rules of the technique! 

5. Step 5: Ulangi Siklusnya Sampai Pekerjaan Selesai

Nah, jika 25 menit pertama sudah selesai dan pekerjaan belum kelar (biasanya sih jarang ada pekerjaan yang memang bisa tuntas tas dalam waktu 25 menit ya?), setelah istirahat 5 menitan pertama, maka lanjutkan 25 menit kedua. Lalu break 5 menitan kedua, lanjut 25 menitan ketiga. Istirahat lagi 5 menit ketiga dan lanjut 25 menit ketiga (jika belum selesai pekerjaannya). 

Jika belum selesai juga, maka take the 5 minutes 4th break(istirahat 5 menitan ke-4), lalu masuk ke 25 menitan ke 4.

Dan jika belum kelar juga, maka...., istirahat dulu yang agak lama ya, bestie. Jangan paksain dulu. Relaksasi dulu, gih! Baru nanti balik lagi dan boleh mulai putaran 'tomat' (Pomodoro) kedua. Begitu, Bestie, dan menurut aku teknik ini jitu banget, loh! 

Cobain deh, pasti kalian akan suka! Jangan lupa pake tracking timernya, ya! Linknya ada pada paragraf kedua, tuh! Selamat bekerja dengan lebih efektif dan produktif, bestie!


Salam,

Jakarta, 10 September 2022

I am always grateful to be an Indonesian. I am blessed to be born here, in my lovely country. Indonesia. Terima kasih, Tuhan. Ku bangga banget dengan negeriku. Indonesia Raya, yang kaya raya dan beragam!

Rasa ini selalu menggelora, berapi-api setiap ada yang berkata-kata baik dan membanggakan tentang Indonesia. Dan sebaliknya amarah akan membara jika ada yang menjelekkan negeriku. Terlepas dari berbagai kekurangannya, aku kok rasanya ga rela aja jika negeriku dijelek-jelekkan apalagi oleh anak bangsanya sendiri. Rasanya pengen maraaah. Huhu.

Dan bicara tentang kebanggaan, rasa ini kembali bergelora setelah mendengar cerita dari seorang teman Penulis Balikpapan, Mba Aisyah Dian, tentang salah satu 'anabul' yang sejak tahun 2002 justru resmi menjadi maskot kota tempat tinggalnya, yaitu Balikpapan. 

Hayo, penasaran kan? Anabul apa sih yang sampai menjadi maskot kota terbesar di Kalimantan itu? 


Beruang Madu. 

Sumber: beruangmadu

Yess. Maskotnya adalah BERUANG MADU alias Helarctos mayalanus. 

Aku ga tau apakah orang lain akan menyebut hewan yang mayoritasnya berbulu hitam pendek dengan mata coklat atau biru ini sebagai anabul, tapi aku sih yes!  Soalnya walau pun dia ini jenisnya beruang, tapi berat badannya itu hanya berkisar antara 30 sampai 65 kilogram gitu, loh. Ga heran kan jika mereka ini diklasifikasikan sebagai spesies beruang terkecil di dunia, serta merupakan salah satu hewan yang paling sedikit dipelajari. 

Keberadaannya yang mulai terancam punah, dikarenakan perusakan habitatnya, kebakaran hutan, perdagangan empedu dan bagian tubuh lain, perdagangan hewan peliharaan ilegal, dan perburuan liar menjadikannya sebagai hewan yang dilindungi di Indonesia sejak tahun 1973, dan mendiami hutan tropis Asia Tenggara, mulai dari ujung timur India, Bangladesh, melalui Burma, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan pulau-pulau Sumatera dan Kalimantan. 

Dan sebagai hewan yang dilindungi, dan menjadi maskot kota Balikpapan, beruang madu dipelihara di penangkaran Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup atau KWPLH yang berlokasi sekitar 23 km di Kota Balikpapan. 


Beberapa hal Unik tentang Beruang Madu

Sebagai hewan yang kini masuk dalam status konservasi RENTAN menurut IUCN, maskot kota Balikpapan ini memiliki beberapa hal unik, gaes. Yuk, kita simak, ya!

1. Merupakan pemanjat pohon yang gesit.

Beruang madu yang tumbuh di pusat penangkaran KWPLH Balikpapan merupakan pemanjat pohon yang lincah. Selain diberi makan oleh para staf penangkaran, mereka juga memetik buah dari pepohonan di hutan buatan. Kegiatan ini bisa kita saksikan antara pukul 9 pagi hingga 9 sore waktu setempat. 

2. Disukai penduduk setempat.

Beruang madu digemari para penduduk setempat karena mereka memiliki tubuh lucu, unik, buntal, dan merupakan binatang pemalu, namun sangat agresif jika merasa terganggu. 

3. Bermata jeli dan penciuman yang tajam.

Beruang madu memiliki mata yang jeli/tajam, bersinar di malam hari, dan memiliki penciuman yang sangat baik. Bertaring dan cakar panjang dan mumpuni dalam melawan musuh. 

4. Aktif di Malam Hari. 

Merupakan hewan yang aktif di malam hari, dan kebanyakan tinggalnya di hutan daratan rendah. 

5. Beruang Madu adalah Hewan Omnivora 

Beruang madu adalah pemakan semua jenis makanan (omnivora), dan makanan utama mereka adalah mamalia kecil, burung, ujung pohon palem, dan buah-buahan. Mereka juga sangat menikmati sarang lebah di hutan-hutan di Indonesia dan Malaysia. Penggemar MADU! Ga heran donk jika mereka dinamai dengan nama beruang madu, yak? 

6. Beruang Madu Sangat Merupakan Sasaran Perburuan Empuk

Yup, banyak orang yang beranggapan bahwa kantung empedu beruang madu bisa menjadi obat, sehingga banyak yang memburu dan menjual kantung empedunya. 

Selain itu, ada banyak kolektor hewan langka yang bersedia membayar mahal hewan-hewan langka atau hewan yang dilindungi, termasuk si beruang madu ini. Semoga dengan adanya undang-undang perlindungan hewan yang dilindungi ini, keberadaan beruang madu bisa kita pertahankan bahkan tingkatkan jumlahnya, ya? Yuk, bantu lestarikan keberadaannya dengan cara apa pun yang kita bisa, yuk!

Dan, tau ga, gaes? Tiba-tiba aku jadi pengen deh traveling ke Balikpapan dan ngajakin teman-teman travel blogger Balikpapan untuk main ke pusat penangkaran si beruang madu ini! Kayaknya bikin vlog serta fota-foto dengan si beruang madu, ini bakalan fun dan bermanfaat banget nih untuk perkenalkan para anabul ini ke ponakan2 krucilku, serta para bocah lainnya agar kenal hewan-hewan langka dan dilindungi di negeri ini. Dan yang paling penting juga, agar para bocil mulai cinta akan hewan-hewan ini hingga tak tergoda untuk memburunya kelak. Ya gak, sih?


Al, Jakarta, 2 September 2022


Bermimpilah Yang Besar, dan Itu Gratis, loh! Mungkin pernah membaca di suatu tempat atau mendengarnya di suatu waktu? Dan sepakat donk bahwa bermimpi itu gratis alias tidak dipungut bayaran, ye khaan? 

Nah, bicara tentang mimpi atau impian, adalah almarhum ayah yang selalu memompa semangatku untuk berani bermimpi. Karena tanpa impian maka kita tidak akan termotivasi untuk mencapainya kan? Dengan kata lain, mimpi atau impian adalah cita-cita. 

Dan aku jadi ingat banget akan jawaban masa kecil dahulu saat ditanya mau jadi apa, maka jawabanku adalah ingin menjadi dokter. Lalu beberapa saat kemudian berubah lagi menjadi insinyur. Eh kemudian bergulir ke impian untuk menjadi pedagang (saat itu aku terinspirasi dengan teman ayah, yang punya toko pakaian yang gede, dan pikirku, asyik banget nih kalo punya toko pakaian, bisa tukar-tukar pakaian sesuka hati, haha). 

Impian demi impian terus bergulir, dan ajaibnya, setiap impian yang aku miliki tersebut mampu menemani hari-hariku menjadi penuh semangat. Setiap aku memiliki impian (misal sedang ingin jadi dokter), maka aku seakan seperti sedang mempersiapkan diri untuk meraihnya, bahkan pretending sedang melakoninya. Ah, keren deh Alaika kecil itu! Kayak udah paham akan praktek Loa of Attraction aja, yak? Hihi. 

Begitu juga ketika ingin jadi insinyur, aku excited banget bertanya-tanya pada teman ayah yang adalah seorang insinyur. Insinyur itu kerjanya ngapain aja, Om, bla bla bla. Ah... geli sendiri jika mengingat hal itu. 

Dream Big!

Berani lah Bermimpi, dan Yakinlah dalam Menggapainya. 

Mengapa sih kita diencourage untuk memasang mimpi yang besar? Untuk bercita-cita setinggi langit, bahkan Bung Karno, presiden pertama negeri ini justru menciptakan quote berisikan, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh , engkau akan jatuh di antara bintang-bintang." <-- Ingat kan quote ini? Keren, ya? 😊

Ini lah sebabnya kenapa kita harus bermimpi besar. 

1. Sebagai Tujuan dan Motivasi Kehidupan

Hidup kita akan terombang ambing tanpa arah jika kita sama sekali tidak memiliki tujuan, right? Nah, memiliki tujuan akan mengarahkan kita untuk bergerak menggapainya, bahkan akan memotivasi kita untuk berupaya sekuat tenaga di dalam menggapainya. 

2. Bekerja Lebih Keras

Iya donk, dengan memiliki tujuan hidup/impian, maka kita pun akan membuat rencana dan berupaya keras untuk menggapainya kan? Kita akan terpacu untuk bekerja keras di dalam mengejar cita-cita. 

3. Memiliki Sikap Pantang Menyerah

Yess. Memiliki impian juga akan membuat kita berupaya keras dan pantang menyerah. Setiap ada kendala atau aral yang melintang, maka kita akan berusaha untuk mencari solusinya dan tetap moving forward menggapai impian kita.

4. Melupakan Hal Negatif

Memiliki mimpi atau impian juga akan membantu kita untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan negatif. Fokus kita akan tertuju pada upaya positif dan menjalankan rencana pencapaian impian tersebut. Dan secara otomatis kita akan meninggalkan hal-hal negatif atau sikap mau pun perbuatan yang merugikan gerak langkah kita di dalam mengejar cita-cita kita. 

Nah, gimana, gaes? Sudah siap untuk bermimpi besar dan menggapainya? Yuk, share impian kamu dan rencana kamu dalam menggapainya di kolom komentar, yuk!


Al, Jakarta, 20 Agustus 2022



Hayo, siapa yang tidak pernah punya kamar kenangan? Kayaknya mostly of us pasti punya deh, ye khaan?

Judul ini pops up begitu saja ketika melihat-lihat hotel room for my honeymoon! Eits, stop! Dilarang kepo, yaa! Haha. 

Bicara tentang kamar kenangan, ga melulu tentang kamar tidur kita di masa kecil, atau di masa kita tumbuh besar atau pun kamar kita saat ini, sih. Namun bisa saja kamar kenangan ini adalah berupa sebuah kamar di mana menempatinya memberi kesan tersendiri bagi kita. Baik itu kesan happy, melo, atau malah mengerikan. Intinya dia membekaskan kenangan yang tak mudah untuk lepas dari ingatan. 

Bagiku sendiri, bicara kamar kenangan, maka yang selalu membekas di hati adalah kamar tidurku saat masih gadis dulu. Di Banda Aceh, di rumah lama yang telah diterpa tsunami. Ah, rumah itu..., bukan hanya kamarku yang menjadi kenangan bagiku, namun setiap inchi bagiannya, kuyakin memiliki cerita tersendiri bagi kami, the member of the family yang menempati rumah itu lebih kurang 30-an tahun. 

Aku sendiri menempati rumah itu kurang lebih 10 tahun, sih, karena selepas wisuda sudah meninggalkan ayah dan ibu demi melanjutkan kehidupan yang aku pilih. 😊

Namun walau hanya 10 tahun, memori yang tercipta di sana dan membekas di jiwa ini jangan ditanya, bestie! Aku bisa menghabiskan berlembar-lembar halaman buku atau word document untuk mengetikkannya jika diminta bercerita. But in this post, tenang saja, aku hanya ingin bercerita khusus tentang kamar kenangan saja, bukan seluruh bagian dari memori yang terekam di jiwa tentang rumah tercinta itu. 

Kamar Kenangan

Terus kenapa sih, Al, kamar tidur masa gadis itu yang justru menjadi kenangan tak terlupakan bagimu? 

Pasti pada nanya gitu kan? 

Hm..., aku juga heran sih, padahal sejalan dengan bertambahnya usia, seiring dengan pengalaman hidup yang semakin bertambah, dan semakin banyak kamar atau ruang yang aku tempati atau inepin (inepin?? haha), harusnya kamar kenangan itu justru berganti dengan kamar-kamar lainnya donk, yang pastinya telah memberi pengalaman dan sensasi tersendiri? 

Nyatanya gaes, justru ketika diminta mengingat akan kamar kenangan, justru alam bawah sadarku sebegitu sinkronnya dengan pikiranku yang langsung berlari ke ingatan akan kamar tidurku di masa gadis itu. Amazing yaa? 

Lalu, apa istimewanya sih kamar itu, Al? 

Nah, ini, gaes! 

Mungkin karena ini adalah kamar di mana aku bertumbuh, dari seorang gadis remaja cilik menjadi perempuan muda, tempat di mana aku menikmati sensasi hati kala menemukan cinta pertama? 

Juga di kamar itu pula aku berkubang dalam genangan air mata lara dan remuknya hati karena cinta pertamaku yang kandas di tengah perjalanan merajut impian masa depan. Itu kali ya? Kamar itu menjadi saksi saat hatiku merekah oleh kuntum bunga cinta pertama yang mekar menebarkan aroma harum semerbak.

Dan kamar itu pula yang menjadi saksi bagaimana untuk pertama kalinya aku membenamkan diri dalam linangan air mata akibat perihnya rasa bernama putus cinta. Ah..., even I can smell and feel it so fresh! 

Tapi yang paling aku ingat sih, kamar ini memang rapi banget! Aku menatanya sedemikian rupa, lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja belajarku, penataan karpet di seluruh lantainya, dan beberapa ornamen cantik yang memang membuat kamar mungilku ngangenin! Bikin betah, bahkan ketika putus cinta. 

Yup, kamar itu adalah istanaku, tempatku menenggelamkan diri dan membenahi kesehatan mental yang sedang tidak seimbang kala itu. Putus cinta memang tak pernah mudah yak, dealingnya butuh faktor pendukung (support system) yang collaborative, termasuk kamar. Karenanya, kini aku yakin banget bahwa hal itu lah penyebab kenapa kamar ini selalu saja menjadi kamar kenangan bagiku.

Kalo kamu, kamar kenangan kalian di mana, gaes? Cerita donk! 

Al, 19 Agustus 2022

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Petualangan Gaib
  • It's Me!
  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak
  • Penculikan tragis nan romantis
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes