Ini Yang Bikin Aku Males Ke Bandung

 Ini Yang Bikin Aku Males Ke Bandung 

NO! Bukan karena kotanya yang ga asyik. Bukan pula karena sahabat-sahabat yang sudah ga menyenangkan lagi. Tapi....

Tuh kan...., aku jadi pengen nangis deh! Aku ga kuat jika harus berlama-lama di kota ini! Terutama sepanjang tol Buah Batu - Pasteur, atau sebaliknya. Setiap jengkal jalanannya begitu pekat menyimpan memori kebersamaanku dengan almarhum bapak. Masih lekat di ingatanku ucapan-ucapan gembira bapak setiap aku memacu si putih kami di jalanan mulus bebas hambatan itu. 

"Oman nyak, bapak gembira that duek moto lagee nyoe. Teubuka pikiran bapak ngieng jalanan dan pemandangan meunoe. Adak kon ta meujak u rumoh saket, ta jak sampe u Jakarta laju ya? Hehe." (Bahasa Aceh)

"Duh, Nak, bapak gembira banget deh kayak gini. Pikiran bapak jadi terbuka lebar lihat jalanan dan pemandangan begini. Andai kita bukan sedang ke rumah sakit, kita lanjut sampai Jakarta deh yaa! Hehe."

Itu lah kalimat yang kerap sekali diucapkan oleh bapak setiap kami sudah berada di ruas jalan tol itu. Sejak mengalami serangan jantung beberapa tahun lalu, dan terus dalam perawatan (berobat jalan), kami bolak-balik melaju di jalanan ini, dari rumah ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, dan sebaliknya, hingga aku hapal betul liku-lekuk ruas jalanan ini. 

Juga, sejak sakitnya itu, kami memang sudah tidak mengijinkan bapak untuk menyetir sendiri. Kan juga sudah ada aku, yang khusus resign dari kantor dan pulang ke Bandung untuk temani ibu merawat bapak. 

Tapi...., karena aku paham banget bahwa bapak senang menyetir, maka ketika ibu sedang ga ikut bersama kami, aku mengijinkan bapak untuk menyetir (kira-kira 15 menitan lah dan ga boleh ngebut), sekedar untuk memuaskan rasa kangennya duduk di balik kemudi lah. Hihi.

Yess, bapak tuh hobi banget nyetir, dan beliau adalah guru menyetirku. Thank you, Bapak, sudah mengajarkan aku menyetir di usia 17 tahun, lengkap dengan biaya urus SIM A pertamaku, dan boleh pinjem mobil bapak ketika mobilnya nganggur saat itu. Hihi. Love you to the moon, Dad! 


Aku dan bapak memang punya banyak hobi yang sama, makanya kita tuh sering pula sehati. Misalnya dalam hal traveling, kayaknya darah traveling bapak mengalir cukup deras deh di dalam diriku hingga aku suka banget traveling dan menyempatkan diri untuk main ke tempat-tempat wisata menarik di daerah tersebut. Dalam hal membaca dan menulis, juga film-film yang ditonton, kita tuh punya genre yang mirip. Ah, Bapak, I miss youu, so muccch! RIP, ya, Bapak. 

Bapak juga sangat mendukung kegiatanku menulis dan juga turut bangga saat aku dinobatkan sebagai ACER Srikandi Blogger pada tahun 2013 silam. Dukungan-dukungan bapak pula lah yang membuatku nyaman melanjutkan langkah-langkahku sebagai lifestyle blogger dan meningkatkan aktivitasku di dunia maya bahkan memperdalam eksistensiku sebagai penggiat literasi digital, dengan turut serta menjadi pembicara dalam event-event literasi digital seperti dalam program nasional literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. 

Ah, tak terasa..., waktu seakan berlari. Rasanya baru November kemarin bapak pergi dari kehidupan kami karena harus kembali kepada Sang Maha. Dan kini? It is September already, bahkan sebentar lagi akan masuk ke Oktober donk. Which is hampir setahun kepergian bapak, dan aku masih belum sanggup untuk sering-sering melihat foto-foto apalagi mendengar suara bapak dalam video-video recording kami. Hiks...

Ikhlas sih, Pak. But you know? Ternyata Al belum kuat untuk main ke Bandung berlama-lama, apalagi jika harus ke Buah Batu, langsung halaman demi halaman memori itu menghambur ibarat halaman buku yang terbuka satu persatu. Kangeeeen! 

Tapi..., setuju, Pak. Bandung adalah kota kenangan yang sulit untuk kita lupakan kan? Dan Al ga berniat untuk melupakannya kok, Pak, I really love this beautiful place and its beautiful people. Ada banyak orang baik dan menyenangkan yang juga sayang dengan Al di kota ini. Jadi no worries, walau kini ibu pindah ke Aceh, dan makam bapak juga di sana, nanti (saat rasa males ini sudah memudar) Al akan sering-sering lagi main ke sini. Janji. Love you, Bapak, rest in peace yaaa. Al mau lanjut kegiatan dulu, ya! 


Al, Bandung, 22 September 2022

1 comments

  1. Turut berduka cita, ini punten terlambat banget ngucapinnya tapi memang ditinggal seorang yang penting dan dicintai berat banget. Apalagi sekarang kondisinya sendiri saat mengenang kembali pasti rasanya berat banget, terima kasih sharingnya! Semoga lekas bisa ke Bandung, pengin juga ke kota kenangan ini.

    ReplyDelete