Kemesraan Dalam Rumah Tangga Vs Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Nah, kedua-duanya bisa disingkat dengan singkatan KDRT, tapi artinya jauuuuh banget bedanya, yak? Yang satu bikin tingling di hati, bagaikan ada kupu-kupu imut yang beterbangan di dalam perut, dan KDRT yang satunya justru bikin hati perih dan bulu kuduk merinding. Tersiksa, dan terhina.
Yang satu bikin hati bergetar dan jantung berdetak kenceng, bahagia, sementara yang satunya lagi bikin nyesek dan bodi terluka atau menderita. Hiks...
KDRT Rezky Billar terhadap Lesti Kejora
Aku sendiri bukanlah fans-nya Lesti, tapi karena ibuku penonton tetap Dangdut Academy, dan mengikuti perjalanan artis dangdut terkenal ini sejak awal, jadinya aku ikutan paham akan perjalanan wanita mungil yang walau namanya sudah sangat popular namun tetap berprilaku membumi ini.
Dan aku juga masih ingat ketika ibuku mulai kurang suka dengan Lesti karena (menurut beliau) Lesti berubah menjadi wanita centil begitu pacaran dengan Billar, baik ketika menjadi salah satu juri di acara-acara tersebut atau pun melalui berita-berita yang bermunculan di dunia maya.
Ibuku mulai jengah, karena sebelumnya ibuku begitu menyukai kesantunan sikap Lesti, eh berubah ketika Rezky Billar mendekatinya dan lengket dengannya. Menurut emak, keduanya pamer kemesraan tiada henti. Hayyah. Emak aye, ya!
Sumber |
Billar melakukan KDRT terhadap istrinya, Lesti, karena tersudut oleh kecurigaan Lesti bahwa dirinya berselingkuh. Tada.... sesampai di sini, aku kok kayak dejavu, yak! Haha.
Tiba-tiba saja aku jadi paham banget akan situasi Lesti, karena kejadiannya ini persis seperti yang aku alami, belasan tahun lalu. Dan paham banget gimana seorang suami tiba-tiba bisa berubah menjadi seorang algojo demi menutupi boroknya.
Gimana seorang suami tiba-tiba jadi tega menghajar istrinya secara kalap, menganiaya hingga biru lebam, sulit bernapas karena dicekik, lalu meninju, menendang, dan berubah jadi setan semata-mata karena ingin menutupi kebangsatannya.
I really know this karena udah pernah ngalami, dan (maaf), aku mengisahkan ini bukan karena bangga dan hendak adu derita, bukan, tapi sekedar mengungkapkan bahwa hal-hal seperti ini bukan settingan. Bahwa hal seperti ini memang bisa terjadi. Seorang suami bisa kalap mata jika kesalahannya terungkap, apalagi jika kesalahan itu berupa perselingkuhan. Huhu.
Mereka kehilangan akal sehat, dan tega-teganya berlaku kasar dan tindak penganiayaan terhadap istrinya sendiri. Aih. Sungguh memalukan!
Balik lagi ke kasus Billar - Lesti, nih, sobs, udah persis drama korea (yang bergenre KDRT) gak sih? Jadi inget ada satu review drakor tuh, yang diulas oleh ambu Maria G Soemitro, salah satu teman blogger yang memang rajin banget ngereview film/drama dari negeri ginseng tersebut, kisahnya mirip-mirip seperti ini, deh.
DUKUNG Lapor KDRT
Yess! Hari gini masih mendiamkan aksi-aksi kekerasan dalam rumah tangga? Memberi toleransi sehingga pelakunya berkesempatan untuk mengulang kembali perlakuannya?
Aku setuju banget dengan tindakan Lesti yang melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Toh unit KDRT di Kepolisian sengaja dibentuk untuk memfasilitasi dan membantu para korban KDRT agar mendapatkan keadilan kan? Agar pelakunya bisa belajar dari kesalahannya. Walau bukan salah satu fans Lesti, tapi aku kok sedih banget ya melihat Lesti seperti ini.
Sumber: Tiktok @mariiscaa_official |
Cuma yang aku sering heran tuh, ada banyak sekali video-video di Tiktok mau pun platform media sosial lainnya, yang justru berisi 'guyonan bernada ejekan' terhadap Lesti, yang melaporkan kasus ini. Lebih herannya lagi, justru pencipta video-video tersebut adalah para perempuan, loh! Teman-teman juga mendapati video-video seperti itu lewat di FYP kalian juga kah? Kemana ya empati mereka?
Adu Derita, Pamer Diri Sanggup Bertahan.
Yup, lucunya lagi, konten video-video tersebut jadi kayak ajang adu derita, gitu, loh! Salah satu contoh kontennya berisi ungkapan kayak gini, nih, sobs.
"Baru juga sekali dipukuli, dicekik dan ditendang seperti itu, Lesti sudah lapor polisi, lah gua, udah berulang kali masih tetap bertahan, tuh!".
Lah, yang bener aja, mpok. Ini kan bukan ajang kompetisi, bukan ajang adu derita, justru komen seperti itu jadi terlihat bodoh enggak sih?
Jadi menimbulkan komentar miring dari penonton kamu malah. Jadinya muncul komen 'Lah, jelas aja elu bertahan, mpok, karena kalo sampai gugat cerai, elu mau makan darimana?' Itu baru satu komentar, ya, belum lagi yang lainnya yang lebih pedes lagi. Tau sendiri yang namanya netizen. Hihi.
Terus terang, aku sedih sih lihat orang-orang yang sampai khusus bikin video bernada ejekan atau guyonan seperti ini. Ketika seorang perempuan sedang mengalami kisah pilu seperti ini, bukankah seharusnya kita memberikan dukungan moril? Menyemangati, bukannya malah memberikan komentar atau bikin konten yang memojokkan atau malah dibikin jadi candaan?
Setiap kita memang bebas memilih. Ketika menghadapi hal-hal seperti yang sedang Lesti hadapi, kita bisa memilih, apakah mau tetap melanjutkan hubungan, atau melangkah ke pihak berwajib untuk membuat laporan dan minta diproses dan/atau (kemudian) setelah melalui berbagai pertimbangan, mengajukan gugatan cerai.
That is about the choice, dan kita bebas memilih, toh?
Apapun situasinya, LOVE IS NOT HURT. Cinta tidak pernah menyakiti. Jadi KETIKA CINTA MULAI MELUKAI, maka berhati-hatilah. Mungkin ini saatnya kita duduk, menelaah kembali, apakah the relationship masih bisa menjadi beautiful relationship, atau malah menjadi RELATIONSHIT!
YOU CHOOSE.
Al, Jakarta, 1 Oktober 2022