My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Pasti banyak dari Sobats, yang pernah mendapatkan rikues dari teman-teman blogger untuk memberikan endorsement terhadap buku yang akan mereka terbitkan, bener kan, Sobs?

Aku juga beberapa bulan terakhir ini sering sekali mendapatkan rikues tersebut. Senang sih, happy pastinya, tapi yang pasti, kita kudu mengalokasikan waktu khusus untuk duduk manis, membaca dan mencermati isi tulisan yang akan diterbitkan tersebut kan? Agar endors yang kita ciptakan itu relevan dan pastinya memiliki nilai jual [selling power]. J

Btw nih, ada yang masih asing dengan arti/makna dari kata 'endorsement'? J
Kalo menurut Mbah Wiki [Wikipedia] sih, endorsement itu adalah;
Testimonial dalam bentuk advertise/iklan, tulisan mau pun berupa ucapan yang mempromosikan suatu produk, sementara endorsement terhadap buku adalah testimoni/komentar yang diberikan untuk memperkuat kualitas isi buku mau pun juga si penulisnya. Diharapkan dengan adanya endorsement ini, maka calon pembaca akan tertarik untuk membeli, mengoleksi dan membaca keseluruhan isi buku mau pun mengenal si penulisnya. Beberapa pengertian tambahan tentang endorsement bisa dilihat di rumahnya si mbah Wiki deh, Sobs.

Bicara tentang membuatkan endorsement, mungkin bagi yang sudah terbiasa, adalah perkara one click ya? Tapi bagiku, biasanya aku selalu berhati-hati dalam melakukannya sih, Sobs. Pasti akan butuh waktu untuk duduk manis seperti yang aku katakan di atas itu. Duduk manis, membaca dengan cermat, dan mulai merangkai kata demi kata yang 'bernilai jual' lah, agar endors yang kuhasilkan sesuai dengan harapan si sahabat.

Tak terasa, sudah beberapa buku sahabats yang memajang namaku sebagai pemberi endors, hehe. Happy donk. Ada nama kita di dalam buku seseorang itu, rasanya gimanaaaa gitu ya, Sobs! #Halah, maruk ih! Tapi beneran lho, aku merasa happy aja melihat tulisan/endors-ku tercetak cantik di halaman endorsement buku mereka. Wajar donk? J

Adalah Ririe Khayan, orang pertama yang memberiku kehormatan untuk memberikan endorsement pada buku 'Mozaik Kinanthi' garapannya. Disusul oleh Pakdhe Cholik untuk bukunya yang berjudul 'Manusia Kaya Arti', lalu Bunda Lily untuk bukunya 'Mom, please stay alive' dan buku 'Rahasia Terbesar Pramugari Udara'. Lalu saat sedang berada di Istanbul kemarin, seorang sahabat maya juga meng-inbox, minta diberikan endorsement untuk calon bukunya yang berjudul 'Saya Orang Kaya'. Tiga teman bloggers lainnya juga ternyata mengirimkan naskah mereka masing-masing untuk mendapatkan endorsement dariku. #Hadeuh, mendadak jadi seleb deh ini. Hihi.

Dan Alhamdulillah, satu persatu endors berhasil aku selesaikan dan diterima dengan senang hati oleh teman-teman. Sayangnya, endors-ku untuk buku 'Saya Orang Kaya' milik Mbak Triana, terlambat sehingga ga tekejar untuk ikut naik cetak. Dan Mbak Triananya sendiri juga merasa sayang banget endors-ku ga bisa ikut tercetak, padahal menurutnya, endors itu sangat bernilai jual. Hiks. Tak apa, masih ada lain waktu kok, Mbak. J

Dan karena gagal naik cetak, biarlah endorsnya aku pasang di sini aja ya, Mbak, hitung-hitung mempromosikan bukumu. Hehe.
“Saya Orang Kaya”, sebuah judul yang sukses menarik rasa penasaran di hati saya untuk membalikkan halaman demi halaman buku ini, menelusuri kalimat demi kalimat yang diurai oleh si penulis. Lyha, sang penulis, tak hanya piawai dalam membidik judul yang eye and ear catching, tapi juga sukses untuk memaku tatapan saya untuk turut serta hingga ke halaman terakhir buku ini.
Buku yang diangkat dari tulisan-tulisan Lyha di blog pribadinya, memang layak memperkaya khasanah buku-buku motivasi di tanah air. Penasaran dengan apa yang dibidik Lyha hingga saya tak rela melepaskan buku ini sebelum mengkhatamkannya? Coba deh baca sendiri, and you will agree with me. J 
Alaika Abdullah | Humanitarian Worker | Freelance Writer | Author Novel Selingan Semusim | Blogger

Sementara endors-ku untuk bukunya Bunda Lily 'Rahasia Terbesar Pramugari Udara' bisa dilihat di sini deh, Sobs.

Dan sore ini, sebuah endorsement dariku telah dinantikan oleh dua sahabat penduduk dunia virtual ini, yang berkolaborasi membentuk kumpulan cerpen berjudul "Pelangi Jingga untuk Anthonia". Hampir saja terlewat alias lupa akan janjiku membuatkan endorsement ini lho, kalo saja tadi pagi si Mbak Niken tidak menyapaku di BBM. Haha. Maaf ya, Mbak cantik, kesibukanku akhir-akhir ini bikin faktor U untuk variabel lupa makin meningkat deh. Maafken..., tapi Alhamdulillah, endorsement ini kuharapkan mampu mendampingi dan menambah 'nilai jual' bagi kumpulan cerpenmu dengan Mas Ridwan Purnomo, ok?

And Sobs, here is my endors for Mbak Niken and Mas Ridwan's book. 


Pelangi Jingga Untuk Anthonia. Eits, jangan dulu membiarkan pikiran anda berlari pada tuduhan bahwa buku ini adalah sebuah novel ABG  nan sedang dirundung suka duka romansa kehidupan bercinta, hanya karena melihat judul yang tertera pada sampulnya lho! Anda salah besar, karena kumpulan cerpen hasil kolaborasi dua penduduk dunia virtual [Niken Kusumowardhani dan M. Ridwan Purnomo] ini, bercerita tentang kisah fiktif yang mengandung banyak sekali makna pembelajaran bagi kehidupan.
Terkadang kita dibuat terhenyak, oleh kesederhanaan dan kepolosan sikap para tokoh, yang tanpa sadar telah menyematkan makna pembelajaran, dan kadang kala kita terseret dalam arus penasaran akan cerita ‘mistis’ yang dikemas apik, yang juga tak lupa menitipkan pesan moral, serta suatu ketika, kita dibuat tercengang oleh kisah mengharukan yang juga menyematkan a good lesson learned. – Jika anda adalah penyuka fiksi, masukkan kumpulan cerpen ini ke dalam list bacaan yang patut anda koleksi.  
Alaika Abdullah | Humanitarian Worker | Author | Blogger | Freelance Writer.

 Alhamdulillah, plong rasanya mana kala satu persatu 'hutang' kita telah terbayarkan. Dan kini, saatnya menyediakan waktu untuk dua draft buku lagi, bagi dua sahabat yang sedang menanti. Yang sabar ya, Jeung. J

Well, Sobats tercinta, adakah Sobats melakukan hal yang sama manakala diminta untuk memberikan endorsement bagi buku teman-teman yang akan terbit? Bagi tips nya dunk agar lebih gampang dan cepat dalam menyelesaikannya. Kira-kira Sobats membaca keseluruhan isi naskahnya enggak sih? 

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 10 September 2013


Lagi-lagi Kumpulan Emak Blogger menggelar sebuah project keren. Tak hanya menginspirasi, tapi juga mengharukan, menggetarkan dan mencengangkan. Tercetus oleh Mak Indah Juli yang tiba-tiba menugaskan para Board dan Makmin KEB untuk berbagi kisah kasih mereka terhadap anak-anak perempuan mereka dalam project menulis di blog bertajuk #DearDaughter, yang ternyata disambut sumringah oleh para emak anggota KEB. Tawa dan airmata silih berganti sebagai ekspresi mereka kala membaca paragraf demi paragraf yang diuntai oleh para MakBoard and Makmin. Berlembar tissue pun satu persatu dipakai untuk menyeka air mata dan me-lap ingus (hehe) sebagai reaksi dari efek yang ditimbulkan dari surat-surat tersebut.

KEB menggeliat, menularkan gairah kasih sayang abadi para ibu terhadap anandanya, hingga berkembanglah project cantik berlabel #DearDaughter ini untuk diteruskan kepada member-member lainnya. Dilakukan secara estafet, sehingga project ini semakin menarik dan exciting. Tak hanya itu, project pun meluas. Jika tadi hanya bertajuk #DearDaughter, maka kini meluas ke label #DearSon, sebagai response terhadap keinginan para Emak yang memiliki anak laki-laki. Mereka pun, tentu ingin berbagi. Ingin menorehkan kisah kasih mereka terhadap anak lelaki mereka.

Permainan semakin seru, kala Mak Indah Juli mulai melanjutkan aksi. Melemparkan tongkat estafet #DearDaughter untuk diteruskan oleh member KEB. Dan, tak tanggung-tanggung, secara kejam si emak ini hanya memberikan deadline 1 x 24 jam saja bagi si penerima tongkat estafet, untuk menyelesaikan tugas mulia itu! Huft.

Dan taukah Sobats, siapa orang pertama yang menerima tongkat estafet ini setelah selesai dari tangan para Makmin? Hihi, eikeh bo'. Takut? No. Am happy! Walau deadline yang begitu singkat, rasanya aku happy banget deh mengerjakan ini. Its so exciting, dan efeknya luar biasa bagiku. Ada rasa lega di hati, diberi kesempatan untuk berbagi tentang hal ini. Yang lebih menarik adalah, aku harus meng-estafetkan tongkat ini kepada emak lainnya, dengan deadline yang sama. 1 x 24 jam! Seru yaaa... :)
Penasaran dengan surat cintaku untuk ananda Intan? Yuk cekidot di sini yaaa. http://tips.alaikaabdullah.com


From my OnyxBerry,
Salam,
Al, Bandung, 9 September 2013 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Frame is grabbed from here and added with the text.
Ketika Kenyataan Jauh dari Harapan. Pasti sering banget dunk mengalami situasi seperti ini? Hehe. Dan banyak pula cara dari masing-masing kita dalam menyikapinya. Ada yang langsung kecewa, putus asa. Ada pula yang langsung marah dan menyalahkan sana sini, bahkan langsung dengan gagah berani menuding sang Pencipta, Tuhan Tidak Adil! Ada pula yang langsung pasrah, nerimo, sudah begitu garisan sang takdir. Namun ada pula yang berdiam diri sejenak, membiarkan hati menikmati rasa kecewa, lalu bangkit menata hati dan mengajaknya berkompromi tentukan langkah perbaiki keadaan. Dan berbagai cara lainnya dari masing-masing orang lainnya, dalam menyikapi kondisi di atas.

Dari sekian cara-cara menyikapi kenyataan di atas, tentu kita sepakat bahwa cara yang paling akhirlah [bergaris bawah] yang paling bijaksana, ya kan, Sobs?
Memang sih, terlihat bijak dan ideal banget. Dan rasanya bisa sih seperti itu. Tapi...,
tentu tidak mudah. It is not a one click solution!
Butuh kesadaran dan positive mindset, untuk mengarahkan pemikiran kita bersikap demikian. Lalu, apakah karena susah, lalu kita tidak melatih diri untuk mencoba menerapkannya?

Melatih pikiran untuk selalu bersikap positif, bahkan dalam menyikapi setiap kejadian terpahit sekali pun, adalah modal awal dalam melatih kita agar handal dalam mengelola emosi. Awalnya memang sulit, karena reaksi dasar manusia, dalam menghadapi kejadian tidak menyenangkan yang timpa dirinya, adalah marah. Ya, marah adalah reaksi awal kita dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Tapi reaksi awal ini bisa di ubah lho, yaitu dengan melatih untuk berfikir positif atau bersikap positif.

Caranya? Caranya yuk kita lihat contoh simple ini yuk.

Mas A sedang terburu-buru ke kantor. Beliau sedang ditunggu untuk ikutan meeting dan memberikan presentasi kepada peserta rapat, tepat pukul 9 nanti. Di tengah perjalanan, eh ban sepeda motor kebanggaannya malah bocor. Reaksi awal mas A bisa saja seperti ini;

A:  Shit! Sial, hadeuh, kenapa sih kamu pake bocor segala?

lalu mulai mengumpat sambil menendang ban motornya. Celingak celinguk cari tukang tambal ban yang ternyata ga keliatan. Emosinya makin memuncak, langsung badmood. Turun dari sepeda motor, nendang ban motornya lagi dan lanjut ngumpat menyesali diri.
Saking badmood, akhirnya dia malah memilih untuk mendorong sepeda motornya ke tempat yang teduh, dan istirahat dengan hati marah.

B: Aduh, Ya Tuhan, kenapa sampai bocor sih?

Selanjutnya, mas A menghentikan motornya, memeriksa ban yang terlihat kempes. menyabarkan diri, melihat kiri kanan mencari kalo2 ada tukang tambal ban terdekat. lalu menelphone kantor memberitahu kemungkinan akan datang terlambat. Mendorong motornya begitu tau ada tukang tambal ban tak jauh dari situ, atau karena tak ada tukang tambal ban terdekat, dia mendorong sepeda motornya ke tempat yang aman, menitipkannya di sana dan memastikan posisinya aman, lalu melanjutkan perjalanan, memberikan presentasi adalah tanggung jawab yang harus dipenuhinya, baru setelah itu, dia akan kembali ke tempat penyimpanan sepeda motor untuk mengurusnya.

See? Kebayangkan, Sobs, hasil akhir dari dua cara mengelola emosi di atas?
Yup, mengelola emosi dan melatihnya kearah yang positif, adalah kunci utama agar kita selalu mampu menghandle situasi di mana 'kenyataan jauh dari harapan'. Karena, situasi seperti ini, mau tak mau memang sering sekali berhadapan dengan kita kan? So, yuk kita coba latih diri, kelola emosi untuk mampu sikapinya dengan hal positif.

sekedar catatan pembelajaran dalam kehidupan,
Al, Bandung, 8 September 2013





Picture from here

Tak terasa, sang mentari telah sedemikian tinggi dan garang dalam memancarkan cahayanya, kala kami memutuskan untuk kembali ke Tehran. Perjalanan wisata religi hari ini, khusus untuk kota suci Qom, rasanya sudah lebih dari cukup untuk menyajikan reportase spektakuler tentang Iran, si negeri Syiah Sejati mau pun Hazrat Fatimah Masyumah Shrine. Mengingat waktu yang terbatas, tentu tak akan cukup untuk minta diajak berkeliling lebih lama lagi pada si mas guide. Apalagi tawaran untuk singgah di makam tokoh legendaris Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, begitu menggoda untuk tidak dilewatkan dengan begitu saja. Rugi banget donk ah, kalo sampai bilang TIDAK pada si mas guide, saat dia menanyakan apa mau singgah di makam Khomeini nanti?

Who Is He? 

Ayatollah Ruhollah Khomeini, siapa sih yang tidak mengenal tokoh legendaris Irani yang satu ini? Pengobar revolusi Iran, yang dengan kepemimpinannya berhasil membawa Iran berganti wajah! Dari Monarki Shah Iran [Monarki Shah Mohammad Reza Pahlevi] menjadi sebuah negara Republik khusus berjuluk Republik Islam Iran. Tak salah lagi, perubahan yang tidak serta merta ini, terwujud di bawah perjuangan dan kepemimpinan mullah yang satu ini. Ya, mullah Ayatollah Ruhollah Khomeini. Tentu saja setelah melalui perjuangan dan pengorbanan panjang, dengan bantuan dan dukungan penuh dari rakyat Iran yang telah lelah oleh kekuasaan Shah Iran yang terkenal korup, gegabah dan dijuluki sebagai 'boneka'nya Amerika Serikat itu.

Oya, sebelum berlanjut jauh, untuk diingat bahwa Imam Khomeini TIDAK termasuk ke dalam salah satu IMAM dari Dua Belas Imam yang dianut/dipercayai oleh kaum Syiah Iran lho ya. Jika pun terlihat banyak sekali peziarah yang berdoa khusyuk di makamnya, dan beribadah di dalam mesjidnya, itu adalah lebih kepada penghormatan dan penghargaan atas jasa perjuangannya dalam mendirikan dan membenahi negeri Persia ini, bukan karena mengkultuskannya setara dengan Imam Dua Belas. Oya, Sobs, postingan ini juga tidak kuperluas dengan bahasan tentang Imam Dua Belas, Imam Mahdi atau yang berkaitan dengannya, karena selain ilmu akan hal itu yang terbatas, aku juga tidak ingin membuka thread diskusi tentang paham ini yang ujung-ujungnya malah akan menimbulkan pro dan kontra. Ga asyik nanti jadinya, jadi kita bicara murni tentang 'laporan pandangan mata' dari tekape yaaaa. Not more than that lho. Jika ingin tau sedikit lebih detail tentang praktek Syiah Iran, Sobats bisa balik kembali ke postingan ini deh. Ok, Sobs? :)

Sekedar informasi juga nih, Sobs, ternyata Ayatollah itu adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para ulama Syiah. Kata ini berarti 'bukti dari Allah' dan mereka yang memiliki gelar tersebut ahli dalam studi tentang Islam, seperti Syariah, filsafat, etika, mistik dan biasanya mengajar di sekolah pengetahuan tentang Islam [hauzah] atau pesantren kalo di Indonesia.
Ayatollah, biasanya ditandai oleh sorban yang dikenakan oleh para ulama ini. Semakin senior seorang Ayatollah dapat dilihat dari warna sorbannya. Sorban hitam adalah untuk Ayatollah yang sudah sangat senior, dan sorban putih adalah untuk Ayatollah biasa.
Sumber: Wikipedia dan juga mas guide.

About The Shrine/Tentang Makam

Berziarah ke makam-makam tokoh ternama, adalah merupakan salah satu bentuk dari wisata religi yang sudah sangat lazim berlangsung di negeri para mullah, Iran, ini. Jadi tak mengherankan jika makam para tokoh ini pun diperindah sedemikian rupa dan megah. Tak sekedar luas dan nyaman, tapi juga dilengkapi dengan aneka hiasan cantik menawan, mulai dari kubah yang berlapis emas hingga dinding dari serpihan kaca berkilau dan pilar-pilar dari marmer dan pualam. Menakjubkan!

Where is it?

Back to Makam Ayatollah Khomeini. Makam ini berada di dalam kompleks pemakaman pahlawan bernama Beheshti [surga] Zahra atau Pemakaman Zahra, terletak di selatan Tehran. Kata Zahra diambil dari nama putri kesayangan Rasulullah SAW, yaitu Sayyidah Fatimah Az-Zahra AS. Pembangunan kompleks yang teramat luas [lebih dari lima ribu hektar/20 km persegi] ini, telah dimulai sejak tahun 1989, setelah kematian sang tokoh legendaris [Imam Khomeini], namun tampaknya, hingga kunjungan kami kemarin ke lokasi ini, masih banyak sekali pengerjaan proyek terhadap object ini. Kata mas guide sih, pembangunan terhadap kompleks ini memang terus saja berkesinambungan, baik berupa maintenance, pembaharuan atau hanya sekedar pembersihan, sehingga selalu saja akan terlihat pemandangan seperti ini [kubah2 yang diselubungi jejaring, dan aneka peralatan proyek yang mejeng di dalam kompleks]. Sehingga beginilah foto kompleks pemakaman yang berhasil ditangkap oleh kamera kami. :)

Kompleks pemakaman Behesti Zahra [Makam Ayatollah Khomeini].
Makam Khomeini

Parkir tepat di halaman parkirnya yang luas, lalu kami pun disambut udara panas yang langsung menerpa wajah. Oh My God, panas nian udara di negeri yang satu ini. Negeri Persia berperadaban tinggi yang begitu masyur dan pernah teramat sangat jaya. Siapa sangka jika kini, aku justru telah menjejakkan kaki di tempat peristirahatan salah satu tokoh paling berjasa dalam perubahan wajah negeri ini. Yup, makam sang mullah, Ayatollah Ruhollah Khomeini, tinggal beberapa langkah lagi. Subhanallah.

Pemandangan di teriknya panas halaman parkir ini, sungguh tak membuat jemu. Justru mata kami kian terbuka lebar menyaksikan banyak tenda-tenda yang terpasang di taman [halaman berumput] di sekitar area parkir. Camping kah mereka di tempat ini?


Menjawab kalimat what are they doing here? Are they having camping ku, mas guide mulai menjelaskan, bahwa lazim di Iran, orang-orang mengadakan ziarah makam. Mereka yang mendirikan tenda-tenda di tempat ini, adalah mereka-mereka yang berasal dari tempat-tempat yang jauh, sehingga perlu bermalam dengan mendirikan tenda-tenda, dan memasang peralatan masak-memasak segala di area ini. Biasanya mereka datang untuk berziarah, beribadah di mesjid 'bertuah' yang mereka yakini akan membuat mereka bisa lebih khusyuk dalam beribadah dan berdoa. Ada juga yang datang untuk melepaskan nazar, dan berbagai alasan lainnya.

Untuk menghormati para 'tamu' yang mengunjunginya, pihak pengelola Shrine/Mesjid ini, menyediakan air bersih siap minum [ready to drink] untuk memudahkan para tamu, bahkan di pagi hari, mereka juga menyediakan kopi/teh untuk para tamu ini. Selain itu, sebuah sudut bernama charging corner juga tersedia lho di tempat ini. Keren yaaa. :)

Makam Ayatollah Khomeini
Kiri - Kanan: Ready to Drink Water  - Charging Corner
Di kompleks ini juga terdapat perumahan, pusat wisata budaya, pusat studi Islam, pusat pembelanjaan dan tempat parkir untuk 20 ribuan mobil lho. Sayangnya, kami tak berkesempatan untuk menjelajahi keseluruhan area dari situs yang digunakan sebagai tempat bagi pengikut Khomeini ini. Situs ini juga sering digunakan secara simbolis oleh tokoh-tokoh pemerintah atau pada saat ada kunjungan dari pejabat negara lain. Perawatan dan managemen bangunan ini, ditangani oleh cucu dari sang mullah Ayatollah Khomeini.

Oke, Sobs, kini saatnya kita memasuki area makam, tapi kita tidak diperkenankan menggunakan alas kaki [ya iyalah, masak masuk ke dalam mesjid pake alas kaki? Hihi] dan juga harus menitipkan kamera pada deposit box yang sudah disediakan. Ada dua bagian pintu masuk, yaitu untuk wanita dan untuk pria. Kuakui, petugas yang memeriksa saat kita masuk cukup ramah, apalagi ketika tahu bahwa kita adalah peziarah dari luar Iran, maka mereka pun memaklumi sikap kita yang mungkin terlihat tidak lazim bagi mereka, misalnya dengan pakaian muslim yang tidak seperti pakaian mereka.

Makam sang mullah terletak di dalam sebuah masjid bermenara empat dengan sebuah kubah besar berlapis emas. Di bawah kubah inilah sang Ayatollah Khomeini bersemayam. Tak sendiri ternyata, Sobs, karena di samping makam sang mullah tersohor ini, berbaring pula jasad dari putra kedua beliau, yaitu Ahmad Khomeini, yang dikenal sebagai pendamping setia Khomeini dalam melawan diktator Shah Pahlevi, yang disokong penuh oleh Amerika Serikat.

Makam ini terlihat special, dikelilingi oleh dzarih [pagar stainless steel apa besi ya ini?] seluas kira-kira 15 x 15 meter dan berpanggung kira-kira 1 meter, ditutup oleh kain hijau, dan dilengkapi oleh foto Imam Khomeini.

Tampak Luar, hasil jepretan my Onyxberry
Kiri ke Kanan: Makam Ahmad Khomeini [Putra Kedua dari Ayatollah Khomeini] dan
makam sang Ayatollah Khomeini
Makam Ayatollah Khomeini

Oya, Sobs, masih ada beberapa makam lainnya lho di dalam mesjid ini, dan terletak rapi dengan begitu saja di atas hamparan karpet persia merah yang lembut dan cantik ini. Sama sekali tak ada kesan seram sih, tapi heran aja, karena baru kali ini aku melihat makam-makam yang terhampar begitu saja di dalam mesjid, dan bahkan beberapa ibu dan anak malah duduk-duduk begitu dekat dengan makam-makam ini tanpa rasa takut. Hm, mungkin kalo di negara kita, ibu-ibu dengan anak kecil, pasti akan jauh-jauh deh dari berdekatan dengan makam-makam, ya enggak, Sobs? Hihi.

Makam lain di mesjid Khomeini

Well, Sobats, mengingat waktu yang kian menanjak petang, akhirnya kami pun memutuskan untuk pamit undur dari hadapan sang Ayatollah [jiaaah, bahasanya itu, Al!]. Alhamdulillah, sungguh sebuah perjalanan yang bahkan belum pernah terfikirkan, tapi malah Allah telah menggerakkan langkahku [melalui undangan perjalanan dari adik tercinta] untuk hadir di sini. Subhanallah, Alhamdulillah, ya Allah. Sungguh, ini adalah sebuah perjalanan di luar dugaan bagiku, dan sungguh membuka mataku, bahwa ada 'peradaban' lain selain dari apa yang selama ini aku saksikan dan ketahui. Alhamdulillah ya, Allah, tambahkan rezeki adikku, lancarkan langkah kehidupannya, ya Allah. Aamiin. Many thanks for everything ya, bro. :)

Oke deh, Sobs, ketemu lagi di dalam reportase Iran lanjutan yaaa, kita main ke Istana Saadabad yang megah dan menakjubkan, don't missed it in the next article!

Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Bandung, 7 September 2013


Related Post;

IRAN 

Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

ℍ𝕒𝕫𝕣𝕒𝕥 𝔽𝕒𝕥𝕚𝕞𝕒 𝕄𝕒𝕤𝕪𝕦𝕞𝕒𝕙 𝕊𝕙𝕣𝕚𝕟𝕖 - ℚ𝕠𝕞, 𝕀𝕣𝕒𝕟

Melanjutkan postingan 'Iran, si negeri Syiah Sejati', maka sesuai janji, yuk kita masuk ke salah satu tempat yang sangat dihormati dan di'suci'kan oleh Masyarakat muslim Iran, terutama kaum mayoritas, Syiah. Terletak di tengah kota suci Qom yang berjuluk sebagai kota sejuta ulama, kira-kira berjarak 135 km dari Tehran, ibukota Iran.

Namanya adalah Hazrat Fatima Masyumah Shrine. Sulit mengingatnya memang. Terdengar tidak begitu familiar di telinga kita ya, Sobs?
Shrine dapat diartikan sebagai tempat suci, tempat keramat, kuil/pura dan makam suci. Sementara Hazrat adalah sebutan/gelar penghormatan yang disematkan sebelum nama orang yang dihormati tersebut. 

Jadi, Hazrat Fatima Masyumah Shrine menurutku adalah bangunan suci tempat Yang Mulia Fatimah Masyumah dimakamkan. Hazrat Fatima Masyumah adalah adik perempuan dari Imam ke delapan kaum Syiah Iran, yaitu Imam Reza [Imam Ali ibn Al-Ridha] yang dimakamkan di kota Mashhad, Iran.

Hazrat Fatima Masyumah Shrine  merupakan sebuah bangunan besar nan megah dengan arsitektur yang khas, indah menakjubkan, yang menghampar di atas tanah seluas 38,000 m2.  Tak hanya merupakan tempat dimakamkannya Hazrat Fatima Masyumah, namun di dalam kompleks bangunan suci ini juga terdapat mesjid, dan ruangan-ruangan yang dipakai sebagai tempat kegiatan pendidikan keagamaan. 

Kota Qom sendiri adalah ibukota provinsi Qom, yang terletak di kawasan sahara tengah Iran. Berjarak sekitar 135 km dari Tehran, ibukota Iran. Populasi penduduk kota ini berjumlah sekitar 44,850 jiwa [sensus tahun 1997], di mana 16,91% tinggal di kota dan 82,8% nya tinggal di daerah pedesaan yang kering dan gersang.

Memasuki kota Qom, kita memang langsung disapa oleh aura khas negeri muslim. Wanita-wanita berjubah [chador] hitam terlihat lalu lalang di jalan raya, tempat kami memarkir minibus tumpangan kami. 

Berbeda jauh dengan situasi di Tehran, di mana para wanitanya terlihat begitu modis dan lebih 'terbuka', maka di kota suci ini, wanita-wanitanya terlihat 'tertutup' rapat dan bahkan bagai membungkus diri dengan kain hitam berjuluk chador itu.

Si mas guide, telah memberitau sejak di dalam minibus tadi, bahwa di pintu masuk ke Fatima Masyumah Shrine nanti, aku dan adik ipar akan dikenakan keharusan [halah bahasanya!] menggunakan chador. Kutanyakan bagaimana cara memakainya, lalu si mas guide tampan mengatakan bahwa dia akan mengajarkannya kepada kami nanti. Asyik! 
Hadeuh...hadeuh, Al! Ganjen ih! Hihi, habis, mas guidenya tampan sih! :P [tongue out].

Dan benar saja, sesampai di pintu masuk, kami sudah harus 'melapor' ke si mbak penjaga, yang terlihat ramah. Mempersilahkan kami memilih masing-masing selembar chador untuk membungkus tubuh kami. 

Sungguh, aku begitu terpana menatap chador yang tak ubah seperti sprei ukuran single bed [4 kaki] itu, dan berfikir, ini gimana make-nya? Hihi. Kutatap adik iparku yang juga kebingungan. Si mbak petugas tertawa geli saat melihat si mas guide memakaikan kain itu ke tubuhku, lalu meminta adik iparku menirunya. 

Dan...? Dan walau ga bisa persis seperti wanita-wanita kota Qom, yang bisa dengan begitu rapi mengenakannya, setidaknya, tampilan kami sudah mirip-mirip [dikitlah yaaa] dengan wanita-wanita Iran itu. Cantiklah [menurut versi sendiri], haha.



Kami pun melangkah memasuki bangunan suci tersebut setelah memastikan kepada si mbak petugas bahwa no camera with us, kecuali my cute Onyx-berry yang duduk manis di dalam kantong jeans ku. Kami melangkah dengan rasa excited gimanaaa giccu. Terpana, terkagum oleh pemandangan indah yang sudah menyambut kami. Sungguh, indahnya bangunan ini mencengangkan. Lihat deh, Sobs.

Lihatlah serpihan-serpihan kaca yang disusun sedemikian rupa ini, Sobs, gile indahnya, bener-bener bikin wow deh! Luxury!

Perhatikan deh wanita yang pegang kemoceng hijau ini, dia adalah petugas bangunan suci ini lho. 

Decak kagum tiada henti mengiringi ayunan langkah kami memasuki bagian dalam dari bangunan suci berjuluk Fatima Masyumah Shrine ini. Sayangnya, begitu memasuki area bagian dalam dari bangunan ini, kami tak lagi leluasa menjeprat jepret kamera hape kami, karena berpuluh pasang mata terhunjam ke arah kami dengan tatapan aneh, bagai tatapan orang yang menatap alien dari planet Mars! 

Hadeuh, did we look so 'adorable? Haha. begitu berbeda dan anehkah tampilan kami sehingga harus ditatap seaneh itu, hiks.

Tiba saatnya kami harus membagi kunjungan kami berdasarkan gender [halah halah, bahasanya, Al]. Si mas guide mengarahkan agar kami memasuki ruangan yang khusus untuk para wanita, sementara ayah, adik, dan si mas guide sendiri akan masuk ke ruangan yang khusus untuk laki-laki. Mau ngapain? Ya untuk melihat-lihat ruangan dan kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut donk. 

Kami sepakati untuk bertemu kembali di titik ini sekitar tiga puluh menit ke depan. Lalu kami pun mulai menjelajah. Aku dan adik ipar mulai memasuki ruangan khusus wanita, yang disambut langsung oleh tatapan aneh dari para wanita [tua muda]  ber-chador hitam. 

Sebagian mereka sedang mengaji, sebagian lagi duduk bertumpuk sedang membaca dalam diam lengkap dengan tasbih di tangan masing-masingnya, ada sebagian lagi yang hanya duduk-duduk berdiskusi dengan teman-teman lainnya. 

Ruangan ini sebenarnya luas, tapi padat oleh wanita-wanita yang sedang beraktivitas di ruangan ini. Petugas di bangunan suci ini gampang menandainya, yaitu mereka memegang kemoceng berwarna hijau! Ha? Kemoceng? Hi hi, iyaaaa, beneran lho.

Semakin ke dalam, ruangan ini semakin indah dan kemilau. Sayangnya ga bisa lagi memotret dengan leluasa. Ada satu bagian dari ruangan ini yang begitu padat oleh pengunjung, Sobs. Aku curiga bahwa inilah dia makam Hazrat Fatima Masyumah. 

Ternyata bener, Sobs. 
Padat sekali oleh para wanita yang mendekati dindingnya, menjulurkan tangan mengelus dan menciumnya. Kami perhatikan kekusyukan orang-orang itu, mencoba mendekatkan wajah mereka untuk mencium bagian dinding itu. Hm, mungkin seperti orang yang berlomba mencium Hajar Aswad kali ya? Entahlah, aku sendiri memutuskan untuk menjauhi bagian yang padat itu. Ga asyik soalnya, penuh banget.

Kami pun melangkah ke bagian lain yang lebih luas, mencoba untuk duduk dan berbaur dengan wanita-wanita berchador yang sedang duduk-duduk juga. Mereka menatap kami yang langsung ku-hadiahi sebuah senyum manis. Kuyakin akan the power of smile, dan benar saja, senyum tulusku mencairkan suasana, tatapan aneh ke arah kami itu, berbuah senyuman manis yang langsung diikuti tatapan mata ramah. Alhamdulillah.


Tiga puluh menit kemudian, sesuai janji, kami pun bergabung kembali dengan ayah, adik dan si mas guide. Ayahku berkeinginan untuk shalat zuhur di bagian mesjid dari bangunan ini, sehingga jadilah kami memperpanjang waktu kunjungan di shrine ini. 

Kami pun memasuki ruangan shalat/mesjid, yang terlihat tidaklah semegah design ruangan-ruangan yang kami saksikan tadi. Karena sedang bulan Ramadhan, maka bagian depan tempat sembahyang [bagian podium] mesjid ini dipenuhi oleh banyak sekali bunga mawar merah. Sehingga terlihat cantik dan semarak. 

Iran adalah sebuah negeri yang romantis lho! Banyak sekali penjual bunga [khususnya mawar] yang berjualan di jalan-jalan mau pun tempat umum lainnya. :)

Sayangnya, mawarnya jauh di depan sana, jadi ga keliatan deh di foto. :)

Selama bulan Ramadhan, memang digelar tadarusan di mesjid ini, juga dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan shalat wajib berjamaah. Itu pula yang ditunggu oleh ayahku, yang ingin sekali melaksanakan shalat berjamaah di mesjid ini, bergabung bersama saudara-saudara seiman lainnya, walau berbeda mazhab [kami sunni dan mereka syiah]. Bukan apa-apa sih, ayah ingin melihat dan mengalami langsung praktek syiah di sini bagaimana, jadi ga hanya mendengar 'alkisah' dari orang-orang lain. :)

Dan Alhamdulillah, tak lama kami menanti, kumandang azan pun mulai diperdengarkan. Ini pula yang dinanti ayahandaku, ingin mendengar langsung kumandang azan kaum Syiah. Benarkah memiliki perbedaan dengan kumandang azan yang lazim kita dengarkan [kaum sunni]? Dan ternyata memang berbeda lho, Sobs, berbeda sedikit. Bisa lihat di postingan ini deh tentang hal itu.

Oya, menjelang dilaksanakan shalat zuhur, para wanita dipersilahkan untuk menuju bagian wanita, berupa sebuah ruangan yang disekat khusus untuk wanita. Dan kami pun menuju ruangan ini, bergabung dengan para wanita yang sudah terlebih dahulu memasuki ruangan ini. 

Ingat akan the power of smile, aku pun segera menghadiahi para wanita yang menatap kami itu dengan senyuman manis dan hangat, yang langsung disambut oleh balasan senyum hangat nan menular ke wanita-wanita lainnya. Keakraban terjalin dan mulailah kami kebingungan. Haha. Kenapa? 

Karena mereka berbahasa Farsi sementara aku berbahasa Inggris dan adik iparku berbahasa Rusia. Lengkaplah sudah. Haha. Tak apa, yang penting sesama muslim kita adalah saudara! Hihi.

Shalat zuhur pun dilaksanakan dengan khidmat, dan benar saja, setelah salam untuk shalat zuhur, dilanjutkan dengan shalat sunnah sesudah zuhur, lalu berdoa, baru kemudian sang imam memimpin shalat ashar.

Setelah itu, kami pun bergabung kembali dengan ayah, adik dan si mas guide, duduk-duduk sebentar lagi di bagian di mana kami tadi berkumpul, menyaksikan orang-orang yang hilir mudik berkunjung ke dalam ruangan-ruangan indah itu. lalu kami pun berlalu. Meninggalkan kota suci Qom dan Hazrat Fatimah Masyumah Shrine dengan hati berseri, karena di dalam BB mungilku, telah terdokumentasi sejumlah foto ciamik, yang cukup untuk mengantarku membuat reportase ini. :)


Setelah puas duduk-duduk di ruangan yang teduh ini, akhirnya kami pun memutuskan untuk undur diri, melanjutkan perjalanan kembali ke Tehran. Tentu saja dengan memutuskan untuk singgah di Ayatullah Khomeini Shrine pada perjalanan pulang nanti. Kan letaknya memang di jalan kembali ke kota Tehran. Jadi rugi banget kan kalo tidak menyempatkan untuk singgah terlebih dahulu di makam sekaligus mesjidnya sang legendaris peruntuh dinasti Shah Iran ini. Yup, sang ayatullah Khomeini.

Bagaimana pula kah bentuk makamnya tokoh legendaris yang satu ini? Bisa langsung baca di Yuk, Main ke Makam Ayatullah Khomeini ya, Sobs!

Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Bandung, 6 September 2013


Related Post;

IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

Menunggu, jelas bukan pekerjaan yang bikin happy. Bosan, suntuk, jenuh adalah rasa yang selalu saja setia mendampingi aktivitas yang satu ini. Ngerasa begitu juga ga sih, Sobs?
Lalu, apa yang biasanya Sobats lakukan untuk mengusir rasa jenuh itu? Baca buku, koran, atau berinteraksi di socmed via gadget or smartphone?

Hm, kalo aku sendiri sih macem-macem. Paling sering tuh, memperhatikan tingkah polah orang-orang di sekitar. Tentu cara memperhatikannya juga ga semena-mena dunk, bisa digebuk or ditatap sinis dunk ah kalo memperhatikan itu dengan cara yang 'terlalu'. Hehe.

Atau, kadang berinteraksi di socmed or berselancar di dumay adalah pilihan yang paling aku sukai. Tapi kalo lagi ada tugas, urgency, maka biasanya sih, mau ga mau, aku harus cari tempat yg bisa untuk buka Macsy dan bekerja dengannya.
Tapi kali ini, sebuah post yang mentioned me on my facebook, dari Bunda Lily, memunculkan ide bagiku untuk nambah artikel di my virtual corner deh.

Yes, berita gembira darinya, bahwa buku berjudul 'Rahasia Terbesar Pramugari Udara' telah terbit. Bukan, bukan karyaku lho, tapi karya si Bunda dunk ah. Dan yang bikin hati berseri, ada nama eikeh bo' terpampang manis di salah satu halamannya. Asyik!
Yup, ini adalah endorsement kedua dariku untuk buku Bunda. Endorsement pertama adalah untuk buku Bunda yang berjudul 'Mom, Please Stay Alive' dan yang kedua adalah buku ini. Rahasia Terbesar Pramugari Udara'.

Feeling curious with this book and what my endors says? Check in out deh!

‪Pernah menyimpan rasa penasaran terhadap lika-liku tugas seorang pramugari/a dan kehidupannya? Saya sering. Betapa menyenangkan bisa 'mengepakkan sayap' dan mengembara ke berbagai daerah, kota besar bahkan negeri-negeri lain, secara 'gratis', dengan tugas yang tidak berat pula! Tapi benarkah seindah dan sesederhana itu? Ternyata, it is not as simple as that lho! "Rahasia Terbesar Pramugari Udara", adalah jawaban paling nyata terhadap rasa penasaran itu. Kehadiran buku dengan judul yang begitu eye catching ini juga bertujuan untuk membuka cakrawala berfikir kita [masyarakat awam] serta membantu para muda mudi yang menyimpan harapan/impian menjadi seorang pramugari/pramugara lho! Dikemas apik, runtut dan menarik oleh Bunda Lily, sang mantan pramugari senior dari sebuah maskapai penerbangan ternama negeri ini, sungguh membuat saya merasa mendapat 'access' untuk mengintip segala hal yang berkaitan dengan tata cara, prosedur dan berbagai hal terkait tugas awak kabin dan dunia penerbangan. Sungguh membuat cakrawala berfikir saya terbuka lebar, dan menaruh hormat pada tugas berat yang sesungguhnya 'diemban' oleh para 'burung camar' dan awak kabin lainnya itu. It is not as simple as I think about!
Penasaran? 'Lahap' habis buku ini dan siapkan diri untuk tercengang, kagum dan salut akan 'sebuah dunia di atas awan'.
 [Alaika AbdullahHumanitarian Worker | Freelancer Writer | Author Novel Selingan Semusim |Blogger | http://alaikaabdullah.com]

Sebuah endors yang tidak berlebihan, karena buku ini sungguh membuka cakrawala akan lika liku tugas dan kehidupan seorang pramugari/a udara. Penasaran, ayo atuh pada pesan sama yang empunya buku ke nomor hape beliau yaaaa.  Hp: 0856 1930 316

Dan untuk mengenal lebih jauh si penulis 'tangguh ini', monggo menyingkap misterinya di sini deh, Sobs!


Untuk Bunda Lily sayang, sehat selalu, sukses dan laris manis bukunya yaaa. :)


Diposting from my Blackberry sembari mengusir jemu dalam sebuah penantian. :)

Powered by Telkomsel BlackBerry®








Ananda tersayang, Intan Faradila

I am so grateful that I have a daughter like you,
No matter how many birthdays come and go, 
You will always be my little girl, 
Happy Birthday, My Angel!
The Diamond of My Heart.
Wishing you all the best, Nak. Hope all the dreams will come true.
Yes, it will come true, we will try to reach them one by one, together! 
Thank you very much for always being my lovely soulmate as well as daughter.
Many thanks for every think, Nak. :)
Hug and Kiss.

Umi.


Sebuah catatan Kehidupan, di hari istimewa ananda tersayang
Al, 1 September 2013
Semalaman asli ga tidur. Banyak banget yang harus dibereskan, mulai dari completing the off line works, preparing article #10daysforasean hingga ke menyelesaikan foto-foto untuk bahan presentasi ayahanda, diakhiri dengan packing pada jam 3 lewat 32 menit dini hari tadi. Flightku pagi ini dijadwalkan tepat pada jam 6 pagi, menggunakan lion air [sengaja nyebut nama]. Bukan sekali dua aku menggunakan jasa penerbangan yang terjangkau oleh rakyat Indonesia ini, dan sejauh ini, pelayanannya juga cukup baik alias tidak mengecewakan.

Rasa ngantuk justru mulai menyerang ketika diriku udah rapi jali siap untuk berangkat ke bandara Sultan Iskandar Muda. Kutahankan donk biar ga tertidur karena masih ngobrol dengan ayah dan Khai sepanjang perjalanan yang hanya memakan waktu 30 menitan. Sampai di bandara kira-kira jam 4 lewat 25 menit deh, dan olala, antrian penumpang mengular banget. Rame! Ampun deh, bisa telat nih shalat subuhnya. Kusabarkan diriku untuk antri dengan tertib. Kuperhatikan antrian yang mengular, tidak diimbangi dengan jumlah counter check in yang memadai. Hanya 3 counter yang melayani calon penumpang. Huft, bisa telat ini. Iseng ngobrol dengan dua bapak porter yang ada di sebelahku. Udah kenal sih dengan mereka, saking seringnya wara wiri di bandara Sultan Iskandar Muda ini [dulu, saat masih tinggal dan kerja di Aceh]. Menurutnya, jarang-jarang memang bludakan penumpang sampai seperti ini. Apalagi pesawat pagi seperti ini. Tapi semua optimis, tak akan ada yang ketinggalan pesawat!

Angka di jam tanganku sudah menunjukkan angka 05.46 menit tapi antrian masih panjang aja. Giliranku juga masih ada sekitar 10 orang lagi.  Belum lagi yang di counter lainnya. Hiks. Sabar... sabar. #UrutDada. Kenapa sampai lupa lakukan web check in tadi malam ya? Hiks....

Hingga akhirnya, terdengar suara dengan intonasi meninggi dari si bapak yang berjarak 6 orang dari hadapanku. Disambung dengan suara meninggi orang-orang lainnya. Oops! Ada apa ini? Kutajamkan telinga mencari tau. Dan ya ampun, ternyata kami tak kebagian SEAT! Enggak dapat KURSI! Gile bener! Sungguh aku ga yakin. Pasti salah lihat atau salah info deh mereka ini. Aku tak lagi patuh pada antrian. Mencoba maju ke meja counter dan bertanya baik-baik.

"Ada apa, dek? Ini kenapa counter di sebelah ga buka, sementara antrian masih panjang seperti ini?" Tanyaku pada si petugas yang masih begitu belia.

"Maaf, Kak. Seatnya habis. Counter sebelah sistemnya down." Jawabnya, disambut amarah calon penumpang lainnya.

"Apa? Kehabisan seat? Kok bisa, terus bagaimana dengan saya? Saya ada meeting jam 1 nanti di Menara Thamrin, Jakarta. Gimana donk ini?"

"Maaf, Kak, udah ga ada seat lagi, paling keberangkatan penumpang yang tersisa akan berangkat siang atau sore nanti. Diusahakan." Jelasnya mencoba bersuara lembut.

"Ya ampun, kalian ini gimana? Masak bisa jual tiket tapi ga punya kursinya? Kok bisa? Berani sekali? Apa ga kontrol kalian? How can?" Suaraku yang mulai meninggi langsung disambar dan ditambahi oleh penumpang-penumpang lainnya, yang memang sudah duluan marah.

"Maaf Kak, tunggu sebentar ya bu, kita panggil dan tanyakan orang lion airnya." Jawabnya kikuk seraya memanggil seseorang melalui radio panggilnya.

Seseorang itu [anak muda] datang tergopoh-gopoh. Wajahnya gugup membayangkan akan diserbu oleh amarah atau amukan para penumpang yang kecewa. Benar saja, begitu dia sampai, langsung dihujani oleh kejaran penumpang yang semakin emosi. Bukan ketinggalan pesawat, tapi ga kebagian kursi! Betapa anehnya. Masak maskapai berani jual tiket yang melebihi kapasitas/jumlah kursi yang tersedia? Amboi. Gile bener, nekad!

Tak habis pikir, kutanyakan lagi tentang hal itu, menuntut jawaban yang pasti, kok berani menjual tiket yang melebihi kuantitas/jumlah kursi yang tersedia. Si pemuda hanya bisa meminta maaf, dan mencoba memberi solusi, bahwa kami akan diberangkatkan dengan pesawat susulan nanti, jam 12 belas, yang artinya adalah enam jam ke depan! Huft. Suara protes tak terbendung dan si pemuda hanya bisa mengulang permohonan maaf dan berjanji akan memastikan keberangkatan kami jam 12 nanti. Aku tak lagi berminat memperpanjang amarah.

"Dek, saya heran kenapa hal ini bisa terjadi. Apa sistem penjualan tiket kalian ga bisa memantau jumlah tiket yang sudah keluar sehingga tidak melebihi jumlah kursi yang tersedia? Kenapa bisa kacau seperti ini? Bayangkan, bagaimana ruginya kami jadinya, terbuang waktu percuma, sementara kami sudah punya agenda tersendiri di tempat tujuan kami."

Lagi-lagi dia hanya bisa memohon maaf dan memastikan akan memberangkatkan kami pada pukul 12 nanti. Ya sudahlah, tak banyak yang bisa dilakukan, aku jadi ingat postinganku yang ini deh, Let's Dance in The Rain.


Jadi daripada aku mengutuki kegelapan, biarlah kunyalakan sebatang lilin untuk meneranginya. Jiaaah! Artinya, aku butuh tempat duduk yang nyaman, makanan enak dan gratis, free wifi, untuk menanti penerbangan pengganti, enam jam kemudian. Nah, untuk duduk sampai 6 jam, wajar donk jika aku butuh sebuah lounge dan gratis? Dan sebenarnya itu pun masih jauh dari layak jika kita bicara ganti rugi kan ya? Tapi sudahlah, Life isn't about waiting for the storm to be over, it is about learning how to dance in the rain. 

Jadi biarlah kuhibur hatiku dengan menuliskan postingan ini, menikmati secangkir teh manis hangat dan setangkup roti. Inginnya sih makan nasi dan sup ayam, tapi kok rasanya kenyang. :)


Lalu, bila kantuk itu datang lagi, aku bisa tidur sambil sandaran di sofa yang nyaman ini. Intinya adalah your happiness is when you can enjoy and entertaint yourself even when you are in a bad situation. Hehe. Jadi, mari menikmati setiap momen yang hadir karena pasti akan ada pembelajaran yang bisa dipetik. Untuk hari ini dan kejadian ini, kuyakin, pembelajaran paling nyata adalah latihan kesabaran. Hehe. Begitu kayaknya ya, Sobs?

sebuah catatan pengisi kesuntukan dan penghilang badmood.
Al, bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, 30 Agustus 2013.
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • It's Me!
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes