My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Sebenarnya postingan ini sudah ingin dirilis di malam hari setelah kedatangan tamu istimewa ini sih, tapi yo ngono, belum sempat aja sih nulisnya… habis… sibuk tak menentu. Kok hari-hariku lebih sibuk dibandingkan pada saat aktif bekerja dulu yaa? L

Pada penasaran deh pastinya membaca judul di atas ya sobs? J
Siapa sih yang akhirnya mendatangi Alaika? Seorang teman lamakah? Seorang mantan rekan kerja kah? Saudara yang udah lama ga ketemu kah? Mantan kekasih kah? Atau jangan-jangan mantan suami? Hihi…. (Hayyah… perasaan dipikirin deh Alaika ini! Emang Gue Pikirin???? Hahah…
Well, walau ga ada yang mikirin apalagi nanyain nih, tapi pertanyaan di atas bakalan aku jawab kok sobs. Apalagi dalam suasana hati yang gembira dan ceria ini…. Syalala…lala….. lili…lili…. @bersenandung ria sambil ngepel lantai menggol menggol… #bahasa apa pula itu?? :D
Yup, bener banget sobs, hati ini bener-bener sedang gembiraaaa banget. Habis yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga sih…..  
He eh…. Penantian panjang itu akhirnya berakhir juga sobs, walau setelah melalui suasana hati kesel bin sebel sih. Habis….. Lama banget datangnya. Kan aku ga sabaran nunggunya…..
Apaan sih Al? Langsung aja deh! Ga usah rahasia-rahasiaan segala deh….
Ok sobats tercinta. Yang aku nanti-nanti itu adalah…….. Ini dia!
Opo iki Al?
Nah, Ini dia sobs!
Nah, yang paling depan itu namanya Laxy (baca: Leksi), cantik ya sobs? Hehe
Benda ini menjadi begitu istimewa bagiku karena cara memperolehnya benar-benar diluar dugaan lho sobs. Bukan karena membeli atau hadiah dari seorang yang sangat mencintaiku. Tapi kedatangan Laxy (namanya Laxy lho sobs, keren khan?? Hehe) adalah karena artikelku berjudul ‘Manusia Pertama, manusia purba atau nabi Adam ya’ menang sebagai juara pertama untuk kategori penilaian terbaik berdasarkan konten artikel, yang diselenggarakan oleh Falcon Picture/Mama Cake. Alhamdulillah ya Allah. Jadi makin semangat deh untuk nulis. J
Rasanya benar-benar ga sabar deh menanti Laxy. Emang sih, dalam pengumumannya diinfokan bahwa hadiah akan dikirimkan dalam waktu beberapa minggu setelah pengumuman. Bersabarlah diriku menanti dan berharap minggu demi minggu segera berlalu agar penantian ini segera ber-ujung.
Dua bulan berlalu, namun hadiah tak juga tiba…. Mulai gusar dan hilang kesabaran donk… hehe. Maka mulailah aku memfollow up issue ini pada panitia. Email pun berbalas dengan penjelasan bahwa panitia mohon pengertian dan masih menanti alamat para pemenang lainnya, agar hadiah dapat dikirimkan dalam waktu yang bersamaan. Okeh. Baiklah, akan aku tunggu.
Lebaran pun usai, dua bulan lebih berlalu. Belum ada berita. Follow up lagi deh. Dan Alhamdulillah, seperti sebelumnya, emailku segera mendapat balasan. Thanks for a very quick response mas Arie. I do appreciate it! J
Berkat follow up mas Arie pula ke pihak terkait (person in charge for the Prize), akhirnya hari itu juga aku dapat kabar bahwa panitia akan segera melakukan pengiriman.
Dan Ta Da…! Siang harinya aku dapat info lagi dari mas Arie bahwa hadiah akan dikirimkan hari ini juga. Wow….
Menurut mereka sih, palingan hadiahku akan sampai seminggu lagi, dikirim by JNE. Tapi ternyata sobs!
Hadiahnya sampai besoknya…..  Rabu dikirim, aku sudah terima di hari Kamisnya! Wow… Keren nih JNE!!
Jadi sobs! Wajarkan jika judul di atas sangat tepat untuk mengungkapkan kegembiraan hatiku? Hehe.
O iya, pernah juga aku sebutkan pada postingan ini… bahwa dalam waktu yang hampir bersamaan kala itu, artikelku yang ini juga menang dalam kontes yang diselenggarakan oleh Pakdhe Cholik, dan memenangkan sebuah buku dan sebuah blouse batik. Horree!!! Hadiahnya juga sudah di tangan, makasih ya Pakdhe….
Well sobs, maksud hati sih, ingin nulis yang pendek-pendek saja, tapi kok ya jadi panjang lebar begini juga yaaa? Yo wes, tak pamit dulu deh sobs….
Selamat beraktifitas di hari Senin yaaaa…. Have a great day sobs!
Saleum,
Alaika


Halo Sobs! Masih sibuk berkutat dengan urusan kantor atau hal lain yang menjemukan? 

Jangan jenuh atuh! Mending ikutan senyum oleh ulah Muinah berikut ini yuk... 



Wanita TKW asal Pekalongan Jawa Tengah γanƍ baru bekerja di Amerika Serikat ini, menyaksikan kecelakaan beruntun di jalan raya tak jauh dari tempatnya bekerja. 
Karena jiwa penolongnya γanƍ begitu tinggi, dia segera menelpon 911 untuk meminta bantuan.. 



Ketika Petugas bertanya, "Good morning Mam, may I help you?" 



Mu'inah baru tersadar akan kemampuan Bahasa Inggrisnya γanƍ sangat terbatas. Tapi, karena waktu itu sudah kepalang tanggung, dia pun nekad melanjutkan pembicaraan. 



"Begini officer. One car come, one car go. The third car nabrak, lha njur, everything ya broke. One car no stop. 
One, two, three cars, bum! bum! buuum! You know?! 
And than, mak grobiiiyyyaaak! 
Yes, like that. Like the rolling stones gumlundhung from the mountain... 
Krosak.. krosak.. krosak.. ! Gabrus, gabrus, gabrus!!" 



Mu'inah mengambil nafas lalu melanjutkan laporan pandangan matanya : "Wah, one car ngguling ping pirang-purang. The sound like mirror-mirror on the wall dibandhem watu. Krompyaaang !!! One people game over, one man bloody-bloody, one woman cry-cry so loudly!" 



Mu'inah pun menutup laporannya : 
"Bingung aku! Wis ngene wae officer. Send me nguing nguing car". 



Hehe... Kira-kira bagaimana reaksi dan ekspressi the officer 911 nya ya sobs? Wkwkwkwk... 



Saleum, 
Alaika 

Sumber: Alaika BB group 

Powered by Telkomsel BlackBerry®








Sobats… apa kabar? Ga terasa udah malam Minggu aja yaaa? Padahal bagiku kok rasanya masih teteup hari itu-itu juga! Hehe. Maklum, keasyikan di rumah sih, menghabiskan waktu dengan nonton DVD beberapa film action yang begitu mengasyikkan. J
Sampe minat posting meredup dan beberapa GA spektakuler juga terlewatkan dengan begitu saja. Hayyyyah… padahal hadiah yang ditawarkan itu begitu mempesona dan bikin mupeng.
Well sobs, malam ini juga, belum punya postingan khusus, namun mengingat komitmen pada diri sendiri untuk bisa terus update atau sekedar berbagi informasi/renungan, maka kali ini, aku ingin share sebuah cerita menarik yang menitik beratkan pada ‘sudut pandang/persepsi’. Dan setelah dipikir-pikir nih sobs… beneran lho, cara kita berfikir itu sangat menentukan dan membantu bagi hati dan pikiran kita dalam menetapkan langkah kehidupan lho.
Coba deh kita lihat kisah berikut ini yuk…. Dikirim oleh seorang teman di Alaika BB Group.
Alkisah, seorang maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyat dan negerinya. Diputuskannya untuk berjalan kaki agar bisa dengan seksama melihat-lihat kedaan. Namun baru beberapa meter saja sang maharaja berjalan keluar dari istananya, kakinya telah terluka karena terantuk batu. Sang maharaja pun berfikir, “Ternyata jalan di negeriku masih buruk sekali. Harus segera diperbaiki agar rakyatku tidak merana.”
Sang maharaja pun lalu memanggil seluruh menteri dan mengadakan mengadakan rapat luar biasa. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalanan di negerinya dengan kulit sapi terbaik. #kok maharaja bego amat yak? Hihi
Lalu para menteri pun segera melalukan persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri. Di tengah-tengah hiruk pikuk luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap sang maharaja. Ia berkata, “Wahai baginda Maharaja, mengapa paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalanan di negeri ini, sementara yang paduka butuhkan sesungguhnya hanyalah masing-masing dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki paduka dan rakyat negeri ini.”.
Konon, sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita kenal sebagai sandal dan berkembang pesat menjadi sepatu.

Lesson Learnt:
Untuk membuat dunia menjadi tempat yang menyenangkan dan nyaman untuk hidup, kadang kala kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri. Dan bukannya dengan jalan berusaha sekuat tenaga mengubah dunia itu atau bahkan malah menyesali takdir yang telah terjadi dalam kehidupan kita.
Kita terkadang begitu sering salah dalam menafsirkan dunia. Dunia dalam pikiran kita, terkadang hanyalah suatu bentuk personal. Bahkan juga sering kita artikan sebagai milik kita sendiri tanpa memperhitungkan orang lain yang juga bermain di atasnya. Karena sering sekali dalam pandangan kita, dunia adalah bayangan diri kita sendiri, yang tidak jarang melahirkan persepsi berbeda. The map is not the territory….
Well sobs, semoga bermanfaat bagi ya, dan bagi yang sudah pernah membacanya, silahkan di skip jika dirasa tidak perlu, ok?

Saleum,
Alaika

gambar pinjem dari sini
Sobats, apa kabar nih? Pasti masih sibuk bersilaturrahmi dan Idul Fithri-an ya? J Atau masih pada di kampung dan jadi males nih balik ke habitat untuk memulai kembali rutinitas yang telah menanti?

Aku sendiri masih di Banda Aceh nih sobs, dan naga-2nya nih, kok males banget untuk kembali ke Bekasi yaaa…? Rasanya enak banget deh ngumpul dengan keluarga tercinta. … kenapa sih harus berpisah lagi… hiks..hiks. Pasti sobats yang harus kembali mengikuti arus balik setelah mudik, juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan ya sobs? Hehe. Sedih sih, tapi mau gimana lagi?
Aku sendiri sih sebenarnya masih ingin banget berlama-lama di kota tercinta ini, bebas dari macet dan kemana-mana serba cepat. Ga harus antri yang berkepanjangan, bla..bla..bla. Lha, kok malah jadi curhat yaaa?  Hehe…
Well sobs… selain males balik dari mudik, kok rasa males juga hinggap di hati untuk bikin postingan yaaa? Rasanya bawaan tuh inginnya nonton film melulu, atau baca or jalan-jalan. Bikin postingan? Hm… lagi males. Tapi bagaimanapun, as I committed to myself untuk selalu update postingan, maka malam ini kudu posting donk. Untungnya ada sebuah cerita inspiratif hasil nyulik dari Alaika BB Group nih yang layak untuk di share bagi sobats semua. Coba deh disimak….

Lakukanlah dengan sepenuh hati
Alkisah, tersebutlah Tukimin, seorang tukang bangunan yang sudah tua dan berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah lama ia geluti selama puluhan tahun.
Pak Tukiman ingin sekali menikmati masa tuanya bersama anak istri dan cucu tercinta. Walau untuk niat ini, konsekuensinya adalah dia akan kehilangan pemasukan keuangan rutin yang setiap bulan dia miliki selama dia bekerja, namun kebutuhan tubuhnya untuk menikmati masa-masa rehat juga tak layak untuk diabaikan. Maka sepakatlah dia dan keluarganya untuk mengajukan pensiun pada sang atasan.
Pak Mandor, tentu saja merasa sangat kehilangan, mengingat selama ini Pak Tukimin adalah merupakan tukang kayu terbaik yang dia miliki, ahli bangunan yang handal, yang bersama timnya telah menyumbangkan sumbangsih bagi kemajuan proyeknya selama ini. Namun dia tak bisa memaksa, dan dengan berat hati diikhlaskannya keinginan pak Tukimin.
Sebuah permintaan terakhir pun diajukan kepada pak Tukimin oleh pak mandor, agar beliau berkenan membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.
Tak enak menolak, maka dengan berat hati pak Tukimin menyanggupi permintaan ini, dengan tak lupa memberitahukan kepada atasannya itu, bahwa mengingat dirinya sudah lemah dan tua, maka kali ini dia tak sanggup lagi mengerjakan pekerjaan ini dengan sepenuh hati. Pak Mandor hanya tersenyum dan berkata “Lakukanlah dengan sepenuh hati dan yang terbaik yang bapak bisa. Bapak bebas membangun dan menggunakan bahan-bahan terbaik yang tersedia.”
Pak Tukimin pun memulai pekerjaan terakhir ini dengan setengah hati, males-malesan dan buru-buru, karena tak sabar untuk menikmati masa pensiunnya. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, males-malesan mencari bahan, maka dia gunakan saja bahan-bahan yang berkualitas rendah yang dekat jangkauannya. Sayang sekali, Pak Tukimin menutup histori pekerjaan yang selama ini  terkenal baik dengan cara yang buruk.
Rumah yang dikerjakan itupun selesai dalam kualitas yang mengenaskan. Dan Pak Mandor hanya dapat tersenyum kecut saat memeriksa hasil pekerjaan itu. Dengan kecewa dia berkata, “Pak Tukimin adalah karyawan terbaik saya, dan untuk itu saya ingin memberikan sebuah cindera mata kepada bapak di saat bapak mengakhiri tugas. Dan rumah ini adalah untuk bapak, dan seperti kebiasaan kita, saya persilahkan bapak mempergunakan semua bahan yang terbaik agar rumah ini berdiri dengan sempurna.”
Betapa terkejutnya pak Tukimin. Sungguh sebuah penyesalan tiada berguna serta merta menjelma. Jika saja sejak awal dia tahu bahwa proyek terakhir ini adalah hadiah untuknya dan keluarga, tentu dia akan mengerjakannya dengan sepenuh hati. Dengan semua bahan terbaik. Sekarang? Penyesalan tiada berguna. Dia terpaksa harus menempati rumah asal-asalan yang telah dia bangun.

Well sobats,
Itulah refleksi kehidupan kita. Sebuah pelajaran yang bisa kita petik bagi kehidupan kita. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan kita. Setiap kali kita memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, mari kita lakukan dengan sepenuh hati, dengan sebaik-baiknya. Sebab kehidupan kita saat ini adalah akibat dari pilihan kita di masa lalu. Masa depan kita adalah hasil dari keputusan kita saat ini.
Semoga kisah ini bermanfaat ya sobs, dan bagi yang sudah membacanya, silahkan di skip aja yaaa… hehe.
Saleum,
Alaika



Sahabats…

Persahabatan maya dan nyata yang telah terjalin indah diantara kita…

Sudah pasti pernah menggoreskan luka…. Baik disengaja maupun tiada…

Oleh ulah tulisan maupun lisan yang tercipta..

Untuk itu, ijinkan daku menghaturkan sepuluh jari di atas kepala,
Mengharapkan ribuan maaf dari sobats semua…

Ya Allah…
Penuhi sahabats ku ini dengan ilmu..
Hiasi hatinya dengan kesabaran
Cerahkan wajahnya dengan ketaqwaan
Anugerahi fisiknya dengan kesehatan
Dan terimalah amal ibadahnya dengan ridhaMu
Karena hanya Engkaulah Tuhan kami, Zat Maha Pengasih lagi Penyayang

Saleum,
Alaika

Hai sobs... Umiku masih tenggelam dalam belantara pasar ikan deh kayaknya...
Kuat bener daya tahan hidungnya deh sobs... Betah banget berlama-lama disana, demi memilih ikan-ikan segar dan penuh protein bagi anak2 dan cucunya... :).. Makasih ya Mi... Ku akan setia menantimu di dalam Gliv deh... Nyantai aja ya umi sayang...

Well sobs, masih ada waktu nih untuk posting lagi... Sebenarnya sih inginnya BW, tapi BW di BB ga asyik sobs! Bikin mata sepet!

Jadi aku ingin share sebuah renungan yang menggugah hati nih sobs... Sumbernya teteup.. Dari Alaika BB Group..

Langsung kita simak yuk sobs!

Seorang anak tuna netra duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk sebuah supermarket. Sebuah kaleng bekas ada di depannya, dengan beberapa keping uang receh, sedÀngkan tangannya memegang, sebuah papan dengan tulisan: "saya buta kasianilah saya".

Ada seorang pria dewasa yang kebetulan lewat memperhatikan tulisan tersebut. Ia merogoh saku, dan meletakkan uangnya di kaleng tersebut, lalu ia memperhatikan kembali tulisan tersebut, seperti memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak. Lalu dimintanya papan itu, dinuliskannya sesuatu diatasnya dan kemudian papan itu dikembalikannya pada si anak, pria itupun pergi. Lebih kurang dari 1 jam, kaleng itu pun penuh.

Sore hari, pria itu kembali, menyapa, dan sianak mengucapkan terimakasih.

Ia bertanya, "apa yang Om dituliskan?

Pria itu menjawab, "Saya menulis; hari yang indah, tetapi sayang saya tidak bisa melihatnya...kamu tau nak, apa artinya?"

Sianak menggeleng dan si pria melanjutkan,

"Saya berharap pengunjung memberikan uang bukan karena kasian sama kamu, melainkan atas dasar telah diingatkan mereka semua, untuk tetap bersyukur atas karunia yang mereka miliki."

Semaaangat siang sobs, apa yang hari ini kita mau syukuri dahulu? Kemerdekaan? Atau kita masih diberi kesempatan utk berbagi?....

Saleum,
Alaika
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Banda Aceh panasnya luaaaar biasa.... Apalagi bagi yang sedang melakukan aktifitas di luar rumah atau luar ruangan... Huft, bener-bener menggoda iman deh panasnya ini... Bikin kita kangen H2O alias air putih dingin!

Aku sendiri dari jam delapan lewat seperempat sudah jadi macan pasar, menemani umi yang ingin main-main ke pasar. Aku sendiri heran, katanya mau beli kue, tapi yang dimasuki kok fashion shop! Lihat-lihat tas... Sandal (yang emang cakep2 banget), tapi akhirnya ga jadi beli karena setelah ditimbang-timbang malah tas yang ditaksir kok mirip yang sudah ada di rumah.

Pindah ke toko lainnya, kali ini malah jadi beli gamis untuk Intan, by Umi. Lagi dan lagi Intan ketiban rezeki... Enak banget nih si Intan, hehe, kok jadi ngiri sama anak sendiri yaaa?

Pindah ke toko lain, jadinya beli sandal, cantik sih, apalagi di kaki umiku, yang emang putih bersih! Keren deh jadinya. Aku sendiri hampir aja tertarik untuk beli sandal yang nemplok manis di kakiku, tapi mengingat jempol ku aja masih di perban, aku ga jadi beli deh, mending nanti di Jakarta aja saat balik kesana. Jadi kan aku hemat tempat nih, ga menuh-menuhi bagasi.

Jam dua belas tepat, kami meninggalkan rupa-rupa fashion shop, dan perburuan dipindahkan ke pasar Peunaying, dimana aneka kue cantik dengan rasa yang enak, dipajang manis. Tapi harga disini lebih tinggi daripada yang di pasar Aceh tadi sih... Tapi ya itu, ada rupa ada rasa ada harga!

Setelah mengantongi beberapa macam kue, akhirnya Umi memintaku untuk bawa belanjaan tadi ke mobil, sementara umi sendiri akan masuk ke pasar sayur, buah dan juga pasar ikan. Emanglah ya... Umi tau banget jika anaknya ini paling ga suka dengan jenis pasar yang disebut belakangan itu... Makasih Mi... Cu in the car lah kalo begitu.. Jadi aku bisa ngadem di dalam mobil sambil mendengarkan radio... Dan bisa posting! Asyik... Asyik...

Dan sobs, here I am! Ngadem in Gliv! Dan karena hanya posting via BB, aku mau share sebuah joke lama yang masih tersimpan di BB ku nih sobs... Pasti banyak yang sudah baca, aku yakin!

Tapi kujamin tetap. Akan bikin sobats senyum2 lagi deh... Yuk cekidot yuk...

Suatu hari Yose menemukan foto laki-laki di dompet istrinya yang telah dinikahinya selama 2 tahun. Terjadilah pertengkaran hebat.

Yose : " Aku gak nyangka ternyata selama ini kamu telah berselingkuh dari aku ! "

Yosie : " Maafkan aku bang, tapi itu tidak seperti yang abang kira.." Ujar istrinya sambil menangis

Yose : " Lalu siapa foto laki2 itu kalo bukan selingkuhan kamu, dan kenapa ada di dompet kamu?! Ayo jawaab!!" Si Yose sudah sangat marah.

Yosie : " Bukan siapa-siapa bang.." Tangis si Yosie makin menjadi-jadi

Yose : " Lantas siapaaa?!"

Maka dengan terisak-isak Yosie pun menjawab : " Itu foto aku bang, waktu dulu sebelum operasi." Jelasnya dilanjut isak tangis yang masih menggebu..
.
‎​Ɠưƀȓªªªªªƙƙ
Si Yose pun langsung pingsan begitu otaknya mencerna ucapan istrinya itu...

Hehe...

Selamat mempersiapkan dan meyambut lebaran sobats tercinta...

Saleum,
Alaika
Powered by Telkomsel BlackBerry®

picture taken from here
Bicara tentang masakan, terutama rendang, tak dapat dicegah, pikiranku pasti akan melayang ke suatu masa menjelang lebaran. Masa dimana aku masih bersuamikan ayahnya Intan, dan kala itu kami masih tinggal di Medan. Masa dimana memoryku merekam dengan kuat ketika wajan rendang yang separuh matang separuh gosong itu kulayangkan ke halaman belakang rumah kami. J

Ha?? Kok bisa sebegitunya sih Al?
Hehe…. Penasaran kan sobs? Yuk aku ceritakan kisah tak terlupakan ini yuk…

Suatu sore sekitar tiga belas tahun yang lalu….
Aku dan yu Niah, asisten rumah tanggaku sekaligus pengasuh Intan  (yang kala itu masih berumur kurang lebih 1,5 tahun), sedang asyik memasak berbagai penganan sebagai pendamping ketupat lebaran besok, ketika bel pintu berdentang nyaring. Sengaja kami tak beranjak karena ayahnya Intan ada di ruang TV, tentu dia bisa membuka pintu dan melihat siapa yang datang sementara kami melanjutkan masak memasak. Beberapa masakan seperti Opor ayam, taoco udang, sambal kentang dan sambal teri kacang sih udah berstatus ready. Tinggal rendang aja nih yang masih nangkring di atas kompor, menanti sedikit kering dan matang.
Sang tamu ternyata adalah temannya ayah Intan, yang datang bersama istrinya. Termasuk tamu jauh karena mereka baru sampai di Medan dari Tebing Tinggi. Karena istrinya ikut, tentu ga enak donk jika aku tak ikut menemani…. Maka kupercayakanlah urusan mematangkan rendang ini pada yu Niah…. Toh tak lama lagi si rendang ini juga siap untuk dimatikan api kompornya. Means: matang.
Setengah jam setelah menemani para tamu, aku beranjak ke dapur untuk melihat situasi. Kutemukan dapur yang sepi. Tak ada lagi yu Niah disana. Kualihkan pandangan ke atas kompor, dan kutemukan rendang yang masih tergenang oleh bumbu yang masih berbentuk kuah. Lho, kok udah dimatikan apinya sih? Gimana yu Niah ini, kayak ga pernah masak rendang aja…. Masak begini udah dimatikan apinya…? Batinku gemes.
Kupanggil dia dengan suara perlahan walau hatiku sebenarnya geram. Yu Niah ini telah bersamaku sekitar dua tahun… dan sifatnya sebenarnya cukup baik. Rajin, jujur dan baik hati. Namun terkadang suka bikin aku marah dan naik darah jika sifat buruknya itu kumat. Dan feelingku sih berkata bahwa yu Niah sedang kumat sifat buruknya. Yup! Sifat buruknya itu adalah kesukaannya bertandang dan ngerumpi di rumah tetangga. Kebetulan tetangga sebelah punya seorang anak perempuan yang, maaf, juga sudah menjanda, kira-kira seusia yu Niah (35 tahunan), yang begitu akrab dengannya. Pasti yu Niah sedang disana deh!
Benar saja sobs! Kulihat dia sedang duduk dan tertawa renyah dengan si wanita tetangga. Entah ngobrolin apa. Menoleh dia saat kupanggil, namun aneh, ekspressinya seperti kurang senang. Kutepis sensi yang mulai merangkak naik ke kepala… masih dengan senyum, kuminta dia untuk pulang ke rumah, tuntaskan masakan rendangnya sedikit lagi..
Dengan wajah ditekuk, yu Niah ini mengikutiku, langsung ke dapur, kutinggalkan dia disana sementara aku langsung kembali ke ruang tamu, menemani sang tamu. Sempat kusampaikan pada yu Niah bahwa para tamu akan berbuka bersama kita, jadi kuminta dia untuk menyiapkan hidangan nanti. Dia hanya mengangguk.
Setengah jam kemudian, aku kembali ke dapur… dan ya ampun… rendangku berubah warna. Kering kerontang dan sama sekali tak sedap dipandang mata! Kurang asem beneeeer ini si yu Niah!
Menjerit aku memanggilnya, sementara yang dipanggil sama sekali tak menjawab. Pasti sudah di rumah tetangga lagi nih. Kususul kesana dan bener saja sobs! Sedang asyik ngobrol berdua wanita sebelah. Tertawa riang dan sumringah. Namun tawa itu terhenti begitu aku telah berhadapan dengannya. Tak mampu kukontrol suaraku yang meninggi.
“Yu, kok rendangnya sampai hangus begitu sih? Diapain tadi?”
“Lho, kan maunya seperti itu? Kering dan jangan basah kayak tadi!” ketus jawaban asistenku. Darahku melesat ke kepala. Emosi tingkat dewa.
“Tapi bukan seperti itu jadinya yu! Masak sampai hangus begitu… sebenarnya yu ini kenapa sih? Kok seperti orang unjuk rasa?” Lanjutku antara marah dan putus asa. Kaget mendapatkan sikap kurang ajar dari seorang (maaf) pembantu.
Tak menjawab, malah bersungut. Beranjak dia balik ke rumah, yang langsung kuikuti langkahnya setelah terlebih dahulu aku pamit pada si wanita tetangga.
Di rumah, kulihat yu Niah sedang menambahkan air ke dalam rendang yang telah separuh gosong. Dinyalakannya api kompor kembali. Tangannya mulai mengaduk-aduk rendang tadi. Emosi yang mulai menggelegak oleh sikap ketusnya itu, membuat aku hilang kendali. Kuraih wajan itu dengan kedua tanganku.
“Matikan aja apinya yu…!” perintahku seraya mengangkat wajan itu, membawanya ke halaman belakang dari pintu dapur. Kucampakkan wajan beserta daging rendang istimewa itu disana. Mau diapain lagi? Emangnya bisa diubah warna dan rasa gosong itu dengan menambahkan air dan memasaknya lagi?
Sedih banget rasa hatiku…. Di Masa itu…membeli 1,5 kg daging bukanlah hal yang gampang bagiku dan ayah Intan. Eh bisa-bisanya dibuat seperti itu oleh asistenku ini…. Teganya kamu Yu…!
Sedih banget rasa hatiku sobs! Apalagi oleh sikap lanjutan yu Niah, yang ngambek dan langsung lari ke kamarnya. Bersungut-sungut. Menitik airmataku, dan tangisku tumpah kala ayah Intan ke dapur dan mendapati raut wajahku yang pilu.
“Kenapa mi? ada apa kok malah nangis?” tanyanya heran.
“Lho, kok malah kebalik? Harusnya umi donk yang marahi dan bikin nangis pembantu, bukan malah kebalikannya!” komentarnya ikutan marah setelah mendengar ceritaku.
“Ya udah…. Biarin aja dia, ntar kita kasih teguran. Udah ngelunjak tuh si Yu…. Kurang ajar bener!”
Malam itu, setelah berbuka puasa bersama kedua tamu, dan sepeninggal mereka, kupanggil yu Niah, dan kuajak bicara baik-baik. Kutegur sikapnya yang sudah keterlaluan itu…. Dia menangis, minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi…. Apalagi saat aku memberinya pilihan… mau tetap tinggal disini dengan mengubah prilakunya, atau pulang kampung saja, akan aku ongkoskan dengan segera. Asistenku itu langsung menangis, minta maaf berulang-ulang dan bermohon agar bisa tetap tinggal disini. Bahkan yu Niah berniat hendak menggantikan rendang yang telah gosong tadi dengan yang baru…. , yang tentu saja kutolak mentah2…
Kuputuskan untuk tetap membiarkannya ikut bersama kami, dengan syarat dia mengubah sikap buruknya itu… karena bagaimanapun, aku sayang padanya, dan telah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri…
Dan sobs….
Jadilah lebaran kami kala itu, hanya berketupat sayur tanpa rendang. Memang agak kurang lengkap dan ga afdol banget sih… tapi cukup berkesan untuk dikenang.
Kini Yu Niah telah menikah kembali (dulu berstatus sebagai janda), sementara aku berpisah dari ayahnya Intan, dan Alhamdulillah beberapa tahun kemudian, Allah mempertemukan aku dengan papa barunya Intan. J
Kehidupan adalah sebuah misteri.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam "GiveAway Nyam Nyam Enny Mamito"
Picture taken from here

Dunia ini adalah panggung sandiwara….
Pasti sering banget dengar kata-kata ini ya sobs? J
Selain syair dalam sebuah lagu, menurutku kalimat ini memang klop banget sih dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan…. Bedanya paling pada sutradara dan skenerionya aja sih sobs.
Jika film atau naskah sandiwara buatan manusia, maka alur cerita hingga ke endingnya diketahui persis oleh para pemerannya, sehingga mereka bisa berperan apik tanpa kesalahan hingga film atau sandiwara itu siap ditayangkan, sementara panggung sandiwara Ilahi Rabbi?
Hanya sang penulis skenerio dan sutradaranya sajalah yang tau alur cerita hingga ke endingnya? Kita para pemeran sandiwara ini, hanya mencoba mengalir memerankan kisah kehidupan yang harus kita perankan, dengan berpatokan pada logframe Amar ma'ruf nahi munkar (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar), yang jika kita alih bahasakan ke bahasa bunda pertiwi akan bermakna sebagai sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
Kehidupan, sering merupakan misteri. Walau telah kita plot sedemikian rupa, kita persiapkan dengan penuh perhitungan dalam meminimalisir sebuah resiko kerugian, tetap saja bisa meleset dan tidak sesuai dengan target yang kita rencanakan… Bener tidak sobs? Pernah pastinya mengalami kejadian seperti ini dalam kehidupan sobats kan?
Pepatah lain yang membuat kita mengangguk setuju adalah bahwa… Manusia hanya bisa berencana, Allah jualah pemegang segala ketentuan. Yup! Bener banget sobs, dan inilah yang tiga hari lalu menimpa diriku…. Sebuah teguran kecil dari Ilahi Rabbi.
Pagi itu, sekitar pukul 9 pagi, matahari telah dengan royal membagikan cahayanya ke dalam kamarku hingga membuat suasana kamar sedikit panas dan terang benderang. Sebenarnya aku tak ingin dibagikan cahaya secerah dan sehangat ini sih sobs… bikin gerah dan mata silau, tapi apa boleh buat sobs… Matahari telah begitu bermurah hati. J
Kubangunkan Intan untuk ikutan membantuku bereskan kamar yang telah kami (aku dan Intan) tinggalkan selama 12 hari, karena kami berkelana ke Medan. Intan menggeliat dan kutinggalkan dia begitu melihatnya telah membuka mata. Beberapa tas pakaian (yang belum sempat kami bongkar muatannya) tergeletak tak berdaya di sudut kamar. Membuat penampakan di dalam kamar ini sedikit berantakan dan tidak enak dipandang mata. Maka sambil bersenandung riang, kutarik sebuah tas pakaian milikku, mencoba memindahkannya ke tengah kamar agar aku bisa duduk santai dan mulai membongkar muatannya. Tapi ya Allah….
Sebuah sentakan kuat terasa begitu nyeri membelah ujung jempol kaki kiriku. Darah mengalir deras dan seketika. Masyaallah….. kenapa ini? Kulepaskan tanganku yang masih memegang handle tas pakaian itu. Kutundukkan tubuhku agar dapat melihat dengan jelas apa yang sebenarnya telah terjadi pada jempol kiri kakiku…
Masyaallah… Nyeri kaki ini semakin terasa seiring aliran darah yang mengucur deras… kuperhatikan dengan seksama dan ya Allah ya Rabbi, kuku jempol kakiku terkuak hampir sempurna. Menganga dan hampir lepas. Menjerit aku memanggil Intan yang tergopoh bangun dari tidurnya…. Mendekat ke kakiku dan menjerit kaget…
“Ya ampun mi, kok bisa gini?” Segera dia berlari ke kotak P3K yang ada di dinding ruang tengah seraya memanggil umiku.
Aku hanya bisa merintih, memencet pangkal jempolku agar darahnya tak semakin mengucur deras. Aku paling ga tahan sakit, dan rintihanku berubah jadi tangisan saat Intan dan Umi kembali ke kamar. Keduanya mendekat dan prihatin menatap kuku jempolku yang menganga, menantang.
“Kenapa? Kok bisa gini sih?” Tanya Umiku prihatin dan heran. Masak di dalam kamar bisa seperti ini…
“Tadi nyeret tas itu, mau bongkar, eh nyangkut di kaki, jadi seperti ini deh….” Jawabku.
Umi menunduk dan ikutan memperhatikan tangan cekatan Intan yang mencoba me-lap darah yang mengalir dari jempolku.
“Aduh Mi, sakit banget, telephone ayah minta antar ke UGD..” Rengekku cengeng.
Tak menunggu lama, Umi langsung keluar kamar dan menelphone ayah yang sedang menuju tukang pangkas saat itu. Sepuluh menit kemudian, ayah sampai di rumah dan langsung memboyongku ditemani Intan ke unit gawat darurat Rumah sakit terdekat.
Prosesi di Rumah Sakit sungguh mendebarkan…. Apalagi buatku yang sangat tak tahan disuntik dan rasa sakit. Ditambah lagi dokternya begitu getol menakut-nakutiku. Bahwa walau sudah dibius sekalipun, nanti akan terasa sakit saat kuku jempol kakiku dicabut. Maka makin mekarlah rasa takutku.
Dan benar saja sobs!
Sakitnya luar biasa saat dua kali jarum suntik ditembuskan di sisi kiri dan kanan jempol kiriku, untuk pembiusan sebelum kuku yang terkoyak menganga lebar itu dilepaskan permanen dari jempolku.
Saking sakitnya aku sampai minta ijin pada dokternya untuk menangis. Tak peduli dengan derai tawa dokter dan perawat serta ayah dan putriku oleh tingkah kekanakan ku, aku hanya bisa menangis kesakitan saat jarum tajam itu menembus jempolku.
Kupejamkan mata saat dokter dan siperawat (aku ga tau yang mana satu), bekerja keras mencabut kuku itu. Sakit banget rasanya, walau hanya sekejap tapi cukup membuat aku shock. Intan dan ayahku menggenggam tanganku kiri dan kanan. Menguatkan dan mencoba menyerap rasa sakit yang sedang aku derita.
Kubuka mata saat si kuku telah benar-benar telah terpisah dan menjauh dari kakiku… rintihan menahan sakit masih lancar mengalir dari mulutku saat si dokter dengan tangannya sendiri membersihkan darah yang masih mengalir dari jempol itu, dan membalutnya dengan perban setelah diberi obat-obatan.
sesaat setelah kuku dicabut, hiks..hiks pedih banget saat dicuci dengan larutan NaClnya..
akhirnya diperban deh...

Perawat setiaku nih sobs, Intan Faradila, sedang mengolesi obat dan ganti perban.. :)
Beginilah sobs….. siapa kira siapa duga jika musibah itu sedang mengintip dan bersiap menghampiri kita? Tiada pertanda tiada isyarat apapun yang aku terima bahkan jauh sebelumnya…. Semua normal dan fine-fine saja. Ealah kok tiba-tiba jadi seperti ini? Hanya karena menyeret tas ini ke tengah kamar…….
Betapa lemahnya hambaMu ini ya Rabbi… betapa kecil diri ini ya Allah… Engkaulah pemilik alam semesta, Engkaulah pemilik segalanya… Ampuni hamba yang sering sekali khilaf ya Allah… yang sering sekali lupa akan KuasaMu… trima kasih atas teguran kecil ini, tuntun Hamba untuk selalu berjalan dalam logframeMu… Jadikan hamba sebagai salah satu dari hamba-2Mu yang senantiasa bersyukur dan bertaqwa… Amin ya Allah…
Duhai kuku ku sayang, kehilanganmu begitu nyeri dan menyakitkan… namun peristiwa ini telah memberiku sebuah pelajaran…. Bahwa musibah bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan dengan cara apa saja, jika Allah berkehendak. Demikian juga rezeki dan kenikmatan, bisa turun dengan cara apa saja, dimana saja dan kepada siapa saja jika Allah juga berkehendak….  Subhanallah…
Well sobs…
Itulah sedikit cerita tentang sebuah pembelajaran dari sepotong kuku yang kini telah terpisah jauh dariku…. Semoga kepergiannya bisa memberi hikmah bagi diriku khususnya, dan hendaknya bagi kita semua….
Malam telah larut, matapun telah berkabut, besok kita lanjut, sekarang kita tidur yuk….. J

Saleum,
Alaika




Dear sobat maya,

Mohon maaf belum bisa berkunjung dan menyapa sobats semua, karena begitu sampai di Aceh dari perjalanan jauh kemarin, eh diriku malah tertimpa kecelakaan tak terduga, yang menyebabkan kuku jempol kaki kiriku terkuak lebar hingga harus dilarikan ke UGD dan dilakukan proses pencabutan kuku tersebut agar jempol kaki ini tidak kena infeksi.... 

Memang ya sobs, jika Allah berkehendak, cukup dengan kun fayakun, maka terjadilah ia... 
Musibah bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan dengan cara apa saja... Sama sekali tak terduga, Maha Kuasa Engkau ya Tuhan kami... Sembuhkanlah dan tumbuhkan kembali kuku kaki hamba ya Allah, dan terima kasih atas teguran kecilMu ini...

Well sobs, sambil tiduran dan BBM-an ria, aku mendapatkan sebuah renungan manis yang aku rasa layak banget nih untuk dishare bagi sobats semua... Bagi yang sudah mendapatkannya dari teman lainnya, just ignore it aja ya sobs...
Renungan ini dimulai dengan sebuah pertanyaan singkat, namun jawabannya panjang dan lebar, :), yuk kita simak yuk...

"APA yang menarik untuk DIBURU manusia didunia....??? "
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.

Setelah berkeluarga, belum memiliki anak, mengeluh,
setelah memiliki anak tetap mengeluh akan biaya hidup dan pendidikan.
Kita tidak pernah bahagia;
sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki, tak lagi menarik.

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki?

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR,..
bersyukurlah senantiasa dengan berkat yang sudah kita miliki".

"Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil
dapat menutupi bumi yang luas ini?
Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita,
maka tertutuplah bumi!"

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun,
maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.
Bumi inipun akan tampak buruk.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil. Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran buruk/negatif!
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua ..

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkan ALLAH.
Karena HIDUP adalah: "waktu yang dipinjamkan"
dan HARTA adalah: "ANUGERAH yang dipercayakan"

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas keluarga dan rumah tangga yg kita miliki.
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki.
Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita...

Well sobs, semoga bermanfaat yaaa...
Saleum,
Alaika
Powered by Telkomsel BlackBerry®



Postingan ini sepenuhnya hasil culik langsung tanpa edit dari Alaika BB Group, sebagai doa dan bahan renungan bagi diriku sendiri, semoga juga bermanfaat hendaknya bagi sobats semua...

Yuk langsung cekidot:

Aku lihat RAMADHAN dari kejauhan... Lalu kusapa ia..."Hendak ke mana?"

Dengan lembut ia berkata, "Aku harus pergi, mungkin JAUH & sangat LAMA...

Tolong sampaikan pesanku untuk orang MUKMIN: Aku akan pergi...Syawal akan tiba...
Sampaikan salam & terima kasihku untuknya karena telah menyambutku dengan suka cita dan melepas kepergianku dengan derai air mata.
Kelak akan kusambut ia di SURGA dari pintu AR RAYAN":) .

Selamat meraih pahala terbaik di detik" terakhir RAMADHAN. Masih ada beberapa hari lagi untuk bercengkrama dengan RAMADHAN..

"Ya ALLAH, andai pagi ini ada diantara hamba2-Mu yang Engkau angkat derajatnya, Engkau ampuni dosa2nya, Engkau lapangkan rizkinya, Engkau muliakan keturunannya, Engkau lepaskan dari semua kesulitannya, Engkau indahkan akhlaknya dan Engkau berkahi segala hartanya...
Maka Insya ALLAH jadikanlah saudaraku yang sedang membaca ini beserta Keluarganya
sebaik2 hamba yang mendapatkannya,
Amin ya Rabbal Alamin

Saleum,
Alaika

Diposting disela2 antrian di sebuah bank di kota Banda Aceh.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • It's Me!
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • KETIKA OTORITAS ALLAH DIAMBIL ALIH

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes