Tak terasa waktu berputar sedemikian cepatnya. Baru saja Senin eh hari ini sudah Rabu, baru saja kita memasuki tanggal 1 February 2012, dan kini? Digital calendar di sudut kanan atas laptopku dengan tegas menyajikan ‘ 8, Wednesday/10;26.
Ya ampun, sudah hari Rabu, dan aku hanya punya dua hari lagi untuk menyelesaikan segala urusan hand over sisa tugasku pada petugas in charge, termasuk hand over note yang harus aku selesaikan ini. Huft. Memang deh, rasanya tak bosan aku mengulangi kalimat ini, bahwa waktu seakan berlari.
Kutatap sekali lagi angka 8 yang tertera tegas di sudut kanan monitorku, Rabu tanggal 8 February 2012. What? Sekelebat ingatan melintas di pikiran. Perasaan ada sebuah moment penting deh diangka delapan ini. Dimana dan apa ya? Kucoba mengingat-ingat.
Yah, bener, beberapa hari yang lalu, aku sempat conference chat di yahoo messenger bersama Maya dan Una, saat itu topic pembicaraan adalah tentang blog Una yang tiba-tiba raib. Lalu pembicaraan berpindah ke giveaway yang sedang diselenggarakan oleh Maya. Yup… bener, aku sempat tanyakan kapan deadline GAnya Maya ini yang dijawab Una masih beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 8. Dan kala itu, aku yang memang sudah komit untuk ikutan, sempat tenang karena masih ada waktu untuk bikin postingan untuk menyukseskan hajatan sang sahabat ini. Tenang Al, masih ada waktu. Begitulah yang ada di pikiranku saat itu.
Berkenalan dengan Maya rasanya belum begitu lama… Justru aku terlebih dahulu mendapatkan buku ‘Kemilau Cahaya Emas’nya daripada berkunjung ke rumah mayanya.
#May, pasti dirimu penasarankan darimana atau bagaimana aku bisa mendapatkan buku itu kan? Hehe. Let me lock the way to get the book safely in my locker of heart yaa… haha.
Persahabatan yang mulai terjalin dari saling berkunjung dan meninggalkan komen itu terbentuk dengan indah, plus rasa penasaran dan gemas oleh situasi yang untuk beberapa lama menempatkan kami dalam permainan petak umpet berkepanjangan. Maya menyapaku di ym saat aku sedang offline, begitu juga balasanku terpaksa kutinggalkan di biliknya maya saat dia juga sedang offline. Hingga suatu malam, kami berhasil juga menyelesaikan permainan petak umpet yang menuai gelak tawa.
Chatting hangat di yahoo messenger pun berkembang, mengundang Ririe Khayan dan dua sobat blogger lainnya. Sungguh indah rasa persahabatan ini. Perbincangan juga mengarah ke giveawaynya Maya dan juga satu giveaway lainnya yang diadakan oleh seorang sahabat blogger lainnya. Kembali aku nyatakan bahwa aku akan ikutan GAnya Maya.
Waktupun berlalu, dan aku tenggelam dalam urusan penyelesaian pekerjaan sebelum aku mengambil cuti panjang dan say good bye pada kantorku. Dan kini? The deadline is a head, bisa kah aku bikin postingan at the last minute? Hehe.
Hm… Baiklah… biarlah kucuri sedikit waktuku (tapi sungguh jangan katakan aku koruptor yaaa), mencoba sekuat daya upaya menghadirkan sebuah tulisan untuk aku ikutsertakan dalam perhelatan yang digelar oleh Sang Putri Cahaya.
Terus terang saat membaca ‘Kemilau Cahaya Emas’, ada sebuah judul yang sungguh menarik hati dan menginspirasiku untuk ikut melaksanakannya juga. Niat ini sebenarnya sudah lama sekali tertanam di hati, hanya saja kesibukanku membuat niat ini tertunda dan tertunda lagi.
Yap. ‘Catatan Perjalanan Umrah’ yang ditulis Maya sungguh memanggil-manggil hatiku untuk turut melaksanakan ibadah ini. Ibadah yang sebenarnya sudah lama aku canangkan untuk aku lakukan. Yang sebenarnya hanya membutuhkan biaya satu bulan gajiku saja, tapi hingga kini aku belum melaksanakannya. Astargfirullah…. Ampuni hamba ya Allah, yang telah menunda-nunda panggilanMu. ☹ Beri hamba kesempatan untuk tetap mampu mengunjungi rumahMu dan melaksanakan ibadah ini ya Allah…..
Sobatku yang satu ini begitu piawai mengurai kata, menggambarkan kisah perjalanan dan pelaksanaan ibadahnya di tanah suci, hingga membuat para pembacanya (khususnya aku) seolah ikut merasakan apa yang sedang dialami/dilakukannya. Tak heran jika di usianya yang masih begitu muda, sobatku ini telah mampu
Back to the topic, satu paragraf yang sangat aku sukai dan mampu membuatku merinding merasakan apa yang dirasakannya adalah kalimat–kalimat ini;
Menuju Ka’bah, qiblat umat Islam yang selama ini hanya pernah saya lihat melalui gambar. Masya Allah… kata-kata luar biasa tidak cukup pantas untuk melukiskan Ka’bah dan Masjidil Haram. Suasananya sangat teduh. Yang terdengar di sana, hanyalah nama Allah saja. Sangat dahsyat merasuk ke hati. Jika sudah masuk ke dalam, tidak ada niat sama sekali untuk ke luar.
Uraiannya sederhana saja tapi makna yang dikandungnya sungguh mampu memanggil muslim/muslimah lainnya untuk berkeinginan kuat mengunjungi tempat nan suci ini.
Penuturan yang mengalir lancar dan simple dari rangkaian kata demi kata, tak hanya memberi gambaran jelas bagi kita tentang suasana peribadatan disana, tapi juga Maya lengkap
Well May, waktuku tidak panjang, dan keikutsertaanku ini juga bukan untuk menjadi pemenang kok…
Aku harus kembali ke pekerjaan, beres-beres dan serah terimakan sisa tugas. Baru kemudian enjoy my free day starting on Friday. Yeaaay!! ☺
yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain"