Ga terasa, rumah maya ini kering kerontang gegara ditinggal pemiliknya yang tenggelam dalam lautan aktifitas offline, yang sungguh urgent bahkan tak memberinya kesempatan untuk sekedar update from Blackberry as usual. #Halah, aksi pembenaran diri banget ini intronya yaaa. J Tapi beneran kok, Sobs, rencana untuk update blog terutama ngelanjutin postingan ini jadi ketunda, tapi Alhamdulillah, problem solved dan kini saatnya kembali ke laptop! #Eh, kok jadi kayak mas Tukul ya?
Well, Sobs, sembari menyiapkan bahan untuk postingan yang bermuatan 'lebih', terutama menyangkut tugas Srikandi Blogger untuk memberikan reportase tentang Acara Asean Blogger Festival 2013 di Solo kemarin, baik pada rumah emak mau pun di my Virtual Corner ini, maka sementara waktu, let me release this post dulu yach!
Postingan ini adalah untuk menyukseskan perhelatan yang sedang diselenggarakan oleh seorang sahabat maya, yang kuyakin Sobats juga sudah mengenalnya, yaitu Thia, bundanya Vania, dalam rangka ulang tahun Vania, sang putri tercinta yang kini telah berada di usia lima tahun. Met Ultah ya Vania sayang, panjang umur, sehat selalu dan semoga jadi anak solehah kebanggaan bunda. Ok? Aamin ya Allah.
Sesuai tema dari Giveaway-nya, yaitu celotehan atau cerita lucu anak, maka aku jadi ingin menulis tentang sebuah kisah lucu yang saking lucunya [menurutku], kisah ini tak pernah lekang dari ingatanku setiap aku berkumpul kembali dengan si pemilik kisah ini.
pinjem dari sini |
Sontak, kami [aku dan kedua adikku yang lain] yang saat itu masih 'ingusan', langsung deh terpingkal-pingkal, tak mampu menahan diri. Ngakak dan buyarlah shalat kami. Dasar bocah yaaa? Sementara ibu dan ayah tetap melanjutkan shalatnya. Anehnya, justru Khai, melanjutkan shalatnya setelah nyengir sejenak ke arah kami. Dia malah menyaritilawahkan setiap bacaan Al-Ikhlas yang dibacakan oleh ayahku, yang justru kian membuat kami terpingkal. Kuyakin, ayah sengaja memilih surat pendek itu, untuk menyegerakan selesainya shalat, mengingat makmumnya telah gugur dan malah terpingkal-pingkal di sekitarnya. Duh, kacau banget deh kala itu. Dasar anak-anak, dan kami adalah anak-anak yang begitu gampangnya terpengaruh. Ampun deh.
Selesai shalat, ayah dengan bijak, meminta kami untuk mengulang shalat Magrib, dan dengan bahasa seorang ayah yang bijak dan penuh kasih, menerangkan pada Khai bahwa hanya imam yang boleh menyuarakan bacaan surah dalam shalat, orang lain hanya boleh ikut bilang 'Aamiin'. Kalo diluar shalat, baru boleh menyaritilawahkannya. Dan sejak itu, Khai paham, terlihat dari tak pernahnya lagi dia beraksi serupa. Namun, kejadian itu, sungguh membekas di hatiku dan kedua adikku, sementara Khai malah lupa pernah beraksi seperti itu. J