Indonesia dan Garis Cincin Api

Sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, negeri tercinta kita ini sudah tak  asing deh dengan yang namanya bencana alam, ya, gak sih, bestie? Indonesia terletak di dalam 'Cincin Api Pasifik' atau yang familiar dengan istilah Pacific Ring of Fire, yang merupakan wilayah dengan aktivitas tektonik tinggi yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Wilayah ini rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi, dan Indonesia adalah salah satu negara yang terkena dampak terparah. 

Dan dalam tulisan ini, aku pengen ngajakin teman-teman untuk menjelajahi gambaran geologis Indonesia, dampak Cincin Api bagi penduduk dan negeri ini, dan strategi untuk meminimalkan risikonya. 

Ring of Fire (Lingkaran/Cincin Api) Map
Sumber dari sini

Apa itu Cincin Api?

Cincin Api adalah wilayah aktivitas seismik intens berbentuk tapal kuda yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Samudra Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Daerah ini adalah rumah bagi 452 gunung berapi, 75% dari gunung berapi aktif dan tidak aktif di dunia, dan merupakan wilayah yang paling aktif secara seismik di dunia. Itu juga rumah bagi sabuk gempa terbesar di dunia, yang bertanggung jawab atas 90% gempa bumi di dunia.

Hiks..., ngeri ya?

Cincin Api berada di batas beberapa lempeng tektonik, yang merupakan lempengan batu besar yang membentuk kerak bumi. Lempeng-lempeng ini bergerak dan bergesekan satu sama lain, menciptakan tekanan yang dilepaskan melalui bentuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. Indonesia sangat rentan terhadap aktivitas geologis ini, mengingat lokasinya yang berada di tepi beberapa lempeng tektonik.

Gambaran Geologi Indonesia

Sebagaimana sudah tergambar di atas, negeri tercinta kita ini terletak di Cincin Api Pasifik dan merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi paling aktif di dunia. Itu juga terletak di perbatasan beberapa lempeng tektonik, termasuk lempeng Eurasia, Pasifik, India-Australia, dan Laut Filipina. Ini membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas seismik, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Indonesia juga merupakan rumah bagi Palung Sunda, yang merupakan bagian terdalam dari Samudra Hindia. Palung ini bertanggung jawab atas tingginya jumlah gempa bumi dan letusan gunung berapi di wilayah tersebut, karena merupakan titik pertemuan beberapa lempeng tektonik.

Selain itu, Indonesia merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi teraktif di dunia, antara lain Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Tambora. Semua gunung berapi ini terletak di dalam Cincin Api dan telah menyebabkan kehancuran besar-besaran di masa lalu.

Dampak Cincin Api di Indonesia

Cincin Api memiliki dampak besar di Indonesia selama bertahun-tahun. Negeri ini rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi, yang dapat menyebabkan kehancuran besar-besaran dan korban jiwa. Indonesia juga sering mengalami tsunami yang dapat menghancurkan masyarakat pesisir.

Selain itu, Ring of Fire dapat menyebabkan tanah longsor, banjir, dan bencana alam lainnya. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang luas dan mengganggu kehidupan masyarakat di daerah yang terkena dampak.

Bencana Alam di Indonesia

Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan tsunami. Bencana ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang luas.

Pada tahun 2004, serangkaian gempa bumi mengguncang Indonesia dan menyebabkan kehancuran besar-besaran. Yang paling dahsyat dari gempa bumi ini adalah gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yang melanda Aceh di Indonesia pada tanggal 26 Desember 2004, menghancurkan segalanya. 

Rumah-rumah hancur, orang-orang terbunuh, dan banyak lagi yang terluka. Bencana ini sangat tragis bagi para korban yang terpaksa menghadapi dampak gempa dan tsunami secara bersama-sama.

Gempa bumi yang memicu tsunami itu sendiri sangat menghancurkan, menewaskan lebih dari 130 orang dan menyebabkan ribuan lainnya terluka. Tsunami itu sendiri menyebabkan jutaan korban jiwa, menghancurkan rumah-rumah dan memusnahkan seluruh desa. Secara total, diperkirakan lebih dari 230.000 orang tewas dalam tsunami, menjadikannya salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah.

Terlepas dari kerugian besar yang diderita oleh begitu banyak orang, ada beberapa yang melakukan apa saja untuk membantu. Lembaga-lembaga bantuan berdatangan, bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak, dan komunitas lokal berkumpul bersama untuk memberikan dukungan. Banyak orang juga menggalang dana untuk mendukung mereka yang terkena dampak, dan relawan memberikan bantuan penting setelah tragedi ini.

Tahun-tahun berikutnya pun, Indonesia ini masih disambangi oleh berbagai bencana. Ada gempa bumi di Padang, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, hingga ke banjir bandang yang menimpa Cianjur Selatan pada Desember 2022 kemarin. Itu yang langsung muncul di ingatan karena dampaknya yang significant ya, belum lagi yang kecil-kecil kan?

Banjir di Cianjur

Masih segar di ingatan kita tentang musibah yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada akhir tahun kemarin. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2020) mengakibatkan 602 orang tewas, 56 ribu rumah rusak, dan 114 ribu jiwa mengungsi, dan menyebabkan sejumlah kecamatan di wilayah utara itu porak-poranda. 

Ditambah lagi dengan bencana banjir bandang dan longsor melanda beberapa kecamatan di wilayah selatan Cianjur. Terjadi pada Jumat 16 Desember 2022 sore menjelang petang pula, akibat dari guyuran hujan terus menerus, hingga meluapkan sungai Cibala. Merendam rumah dan bangunan yang berdiri di atas tanah berlokasi di lima desa yaitu: Sukanagara, Sukamekar, Sukalaksana, Sukarame, dan Gunungsari. 

Aih, bicara tentang Cianjur, dan mengetahui musibah yang sedang melanda daerah ini, aku langsung teringat dengan seorang teman Blogger Cianjur. Udah lama banget aku tak berkomunikasi dengannya. Aih, semoga Allah SWT melindungi Teh Okti sekeluarga, ya. Semoga Allah meminimalisir resiko bencana yang dihadapi oleh Teh Okti dan masyarakat di sana. Segera dipulihkan kembali kesehatannya, dikuatkan untuk bisa bangkit kembali. Aamiin. 

Gempa di Lombok

Pada tahun 2018, gempa berkekuatan 7,0 melanda pulau Lombok di Indonesia. Gempa ini menyebabkan kehancuran besar-besaran dan mengakibatkan kematian lebih dari 500 orang. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan bangunan.

Gempa tersebut juga memicu serangkaian tanah longsor dan memicu peringatan tsunami. Peringatan tsunami ini akhirnya dicabut, namun menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.

Persiapan menghadapi Bencana Alam

Mengingat frekuensi bencana alam di Indonesia, penting bagi pihak berwenang untuk memiliki rencana untuk mempersiapkan dan menanggapi peristiwa ini. Persiapan menghadapi bencana alam meliputi melatih orang tentang cara menanggapi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, dan membuat rencana evakuasi yang efektif. 

Penting juga bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa orang memiliki akses ke pasokan makanan, air, dan pasokan medis yang memadai

Berada di garis cincin api, memang membuat negeri tercinta ini rentan akan bencana, ya, gaes? Dan of course bikin kita jadi was-was dan sedih. Tapi mau gimana lagi ya? Bencana demi bencana ini terjadi karena memang letak negara kita yang berada pada lingkaran cincin api atau ring of fire. Sehingga mau ga mau, kita memang harus bersahabat dengan bencana, dan bukan berperang melawan bencana.


Salam, 

Al, Jakarta, 6 Februari 2023

0 comments