Hello everyone, how are you doing?
Masih pada stay di rumah kan? 😊 Gimana? Pasti banyak yang udah pada jenuh, donk? Terutama anak-anak dan para lansia (contoh nyata adalah babe eikeh, cyin! Haha). Si babeh udah ga sabar ingin bisa jalan-jalan lagi. Having a leisure time outside, ke taman setidaknya, bertemu dengan banyak orang. Hehe.
Padahal..., namanya sedang pandemic seperti ini, ya enggak mungkin lah kita mewujudkan keinginan untuk having a leisure time outside dan berkumpul dengan orang ramai kan? Kudu jaga jarak lah! Ya, walau pemerintah sudah memberlakukan pola hidup "new normal, tapi kan.....
Yup, tapi kan bukan berarti bahwa kita bebas berkeliaran kemana suka, sesuka sukanya khaaan? Protokol kesehatan melawan Covid 19 tentu tetap harus diaplikasikan demi keselamatan jiwa raga, toh?
Masih pada stay di rumah kan? 😊 Gimana? Pasti banyak yang udah pada jenuh, donk? Terutama anak-anak dan para lansia (contoh nyata adalah babe eikeh, cyin! Haha). Si babeh udah ga sabar ingin bisa jalan-jalan lagi. Having a leisure time outside, ke taman setidaknya, bertemu dengan banyak orang. Hehe.
Padahal..., namanya sedang pandemic seperti ini, ya enggak mungkin lah kita mewujudkan keinginan untuk having a leisure time outside dan berkumpul dengan orang ramai kan? Kudu jaga jarak lah! Ya, walau pemerintah sudah memberlakukan pola hidup "new normal, tapi kan.....
Yup, tapi kan bukan berarti bahwa kita bebas berkeliaran kemana suka, sesuka sukanya khaaan? Protokol kesehatan melawan Covid 19 tentu tetap harus diaplikasikan demi keselamatan jiwa raga, toh?
Aku sendiri memilih untuk bertahan di rumah sedapat mungkin, sih. Berusaha untuk ga kemana-mana dulu jika memang tidak penting-penting banget.
Alhamdulillahnya, sejak masa stay at home marak diberlakukan, aku justru sudah mulai menikmati this "stay at home" mode on, loh!
Banyak banget yang bisa aku lakukan saat harus menempatkan diri di rumah. Staying at home ini sungguh bikin aku betah. Karena ga terbuang waktu untuk driving dari rumah ke tempat kerja, atau meeting dengan orang-orang secara offline.
Staying at home, memberiku kesempatan untuk belajar sepenuh hati di kelas-kelas online yang diselenggarakan oleh coach-coach luar negeri, yang otomatis murid-muridnya merupakan penduduk dari berbagai negara. Jadinya punya kesempatan untuk memperluas networking kan? Berkesempatan menambah teman baru, go global, dan enjoying the new global family relationship yang ternyata tuh seru banget! Ah, I am so grateful for this positive side!
Etapi, selain ada yang merasa happy dengan situasi stay at home, tentu banyak pula yang merasa jenuh dan bosan lah berada di rumah terus menerus? Sudah mulai bosan menjalankan hobi, mulai jenuh nonton drakor, mulai emosian karena sehari-hari hanya ngider dapur sumur kasur doank, mulai dar-ting (naik tensi darah) karena anak-anak yang semakin rewel ga bisa diatur, atau malah yang paling parahnya, mulai bosan lihat wajah suami/istri, karena 7 x 24 jam bertemu terus. Haha.
7 Cara Atasi Rasa Jenuh Karena Stay At Home
1. Set Your Morning Routine
Sudah memiliki morning routine yang ajib? Atau selama ini hanya go-show doank? Hihi. Go show artinya, ga punya agenda khusus. Paling kalo pun rajin shalat subuh (bagi yang muslim/muslimah), setelah itu balik lagi ke tempat tidur dan lanjut meringkuk manja di bawah selimut atau dalam pelukan sang kekasih hati. *It was me. It waaas yaaaa, kalo sekarang mah sudah jauh lebih baik, loh! Huhu.
Memiliki morning routine dan disiplin menerapkannya tentu punya manfaat yang ajib dalam membentuk kepribadian dan juga memberi energi yang berlebih serta kesiapan yang jitu dalam menjalani hari kita.
Banyak orang yang memulai morning routine-nya dengan bangun pagi, langsung lari ke kamar mandi, bebersih diri, wudhu, dan shalat (bagi yang muslim-muslimah). Lalu bagi yang emak-emak, lanjut ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, dan menyiapkan anggota keluarga bekerja dan belajar, dan karena sedang pandemi, jadi aktivitasnya adalah di rumah, namun tentu tetap butuh dipersiapkan, baik sarapan, pakaian, bahkan bagi anak-anak usia sekolah tentu perlu pula didampingi proses belajar dari rumah atau learning from home-nya kan?
Nah, tahu kah teman-teman bahwa sebelum kita mempersembahkan waktu dan upaya kita untuk anggota keluarga tercinta, sebenarnya akan sangat bermanfaat banget jika kita memanfaatkan setidaknya 1 jam di pagi hari, sebelum treating other family members, kita justru men-treat diri kita sendiri terlebih dahulu?
Yes, karena sesungguhnya, tubuh dan jiwa kita juga butuh diperhatikan dan dilayani, loh!
Bukankah kebahagiaan itu bermula dari dalam diri? Bahwa kebahagiaan itu dipancarkan dari diri sendiri ke orang lain di sekitar kita? Jadi jika ingin membahagiakan orang lain, maka make sure bahwa kita sendiri juga bahagia?
Yes. That's it!
Jadi menyediakan 1 jam di pagi hari untuk morning routine (khusus melayani/treating) ourselves itu penting banget, loh!
Dan efeknya itu luar biasa banget! Memberi kita energi yang lebih dari cukup untuk menjalankan aktivitas harian kita, dari pagi hingga tutup mata nanti (hingga kita pergi tidur di malam harinya). Keren kan?
Kok bisa? Ya bisa lah. Karena dengan menyediakan waktu minimal 1 jam untuk treating diri sendiri, kita ibaratnya menyempurnakan diri, agar full of energy dan penuh kontribusi untuk melayani anggota keluarga kita.
Terus, morning routine-nya apa aja, sih, Al? Nah, tentang morning routine, aku sudah pernah uraikan secara lengkap di sini, deh. Sok, click the link and enjoy the reading, ok!
2. Function on Gratitude.
Apa pula ini? Hehe, pasti pada nanya demikian?
Jadi tuh maksudnya gini. Dalam menghadapi berbagai keadaan/situasi, apalagi di tengah pandemi ini, kita jadi gampang marah, panik, was-was, dan tak terkontrol emosi jiwanya kan?
Nah, dengan mendahulukan rasa syukur, dan mencoba untuk melihat sesuatu dari sudut pandang positif, Insyaalah, kita akan jauh lebih mudah dalam mengelola emosi jiwa.
Misalnya, nih.
Kita merasa diri telah terkurung dan pikiran jadi kalut, was-was. Duh, ini sampai kapan ya? Bakalan selamat enggak ya kami sekeluarga? Ada yang terinfeksi/terpapar enggak ya? Dan berbagai tanya negatif lainnya.
Nah, daripada membiarkan diri dihantui oleh pertanyaan yang seperti ini terus menerus, mending kita membimbing pikiran kita untuk melihat negativity ini dari sudut yang bisa kita syukuri.
Misal:
"Duh, jadi terpuruk di rumah deh gara-gara pandemi ini!"
Coba ubah keluhan ini menjadi --> "Alhamdulillah ya Allah, kami masih bisa bernaung dan berlindung di rumah ini. Apa kabar mereka yang harus hidup di jalanan? Gimana mereka melindungi diri di masa pandemi seperti ini?"
Kebayang kan gimana perbedaan energi dari dua sikap yang berlawanan di atas?
So, be grateful, always function on gratitude and positivity.
3. Enjoy Each Moment.
Ini juga penting banget. Karena setiap moment pasti punya harga. Punya kontribusi terhadap kehidupan kita. Dan... belum tentu bisa diulang lagi kan? So, berbesar hati, bergembiralah. Nikmati setiap momen yang hadir.
4. Belajar Online
Ini yang banyak dilakukan masyarakat masa kini selagi pandemi. Dan bener, mumpung sedang stay at home, gunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, misalnya dengan belajar tentang hal-hal yang diminati. Atau belajar untuk upgrading skill. Syukur-syukur jika malah dapat job dengan upgrading skill ini kan?
Jadi, pilihlah materi atau kelas yang diminati, belajarlah dengan riang gembira. Mumpung lagi stay at home kan?
5. Perbanyak waktu untuk bonding dengan keluarga.
Yang ini mah kagak perlu penjelasan, pasti udah dapat banget donk feelnya? Yuhuu. Do it, tunggu apalagi!
6. Nonton Drakor, Movies, dancing, painting, atau lakukan hobbi lain yang kita minati.
Dan yang ini juga pasti udah kebayang banget kan efeknya? Yes, mumpung lagi stay at home, lakukan lah, tapi ingat, perkuat diri untuk stock kuota yaaa. Haha.
7. Patuh, disiplin, dan Supportive.
Kok poin ini bukan di nomor 1 sih, Al?
Ya karena sesungguhnya..., hal-hal yang seperti ini sebenarnya ga perlu ditulis, karena seharusnya sudah terpatri dan terniat dengan kuat di dalam diri kita masing-masing. Jadi tanpa perlu dikomando pun, sebenarnya kita sudah harus ngeh!
Namun, karena kita adalah penduduk dari negeri yang unik, negeri 62, maka hal-hal seperti ini harus diletakkan pada penghujung, karena ketika dilenturkan membentuk lingkaran, maka poin 7 ini akan bertemu dengan poin nomor 1 bukan? Menjadi saling terpadu. Yuhuuu.
Yes, patuh, disiplin dan penuh dukungan terhadap imbauan pemerintah, demi kebaikan kita bersama. Bersama kita pasti bisa. Masalahnya adalah, di luar sana, masih banyak banget orang-orang yang cuek, ga mau pake masker, tak peduli pada protokol kesehatan. Huft, ini yang bikin galau sebenarnya tuh!
Jadi, gimana jika mulai aja dulu, dari diri kita sendiri, terapkan 7 langkah ini, dan edukasi ke the whole member of our family. Mau? Yuuuuk!
Al, Bandung, 18 Juni 2020
34 comments
Mbak Al, sampai saat ini aku bertiga sama anak-anak masih di rumah aja. Aku cuma pergi ke minimarket dan tukang sayur di gerbang komplek dan ke sekolah anak kapan hari. Sementara anakku cuma pergi sekali untuk urusan sekolah. Selain itu masih setia di rumah saja. Yang pergi cuma suamiku karena memang sudah ngantor lagi. Dan aku setuju, beneran bisa banyak waktu bonding saat di rumah aja ini. Seharian sama anak, padahal biasanya pagi sampai sore mereka sekolah lanjut les...Jadi seneng bisa barengan ngerjain apa-apa dan kruntelan sama mereka.
ReplyDeleteBetul banget, Mba. Stay at home ini jika diniatkan untuk enjoy, akan banyak banget manfaat yang bisa kita petik, ya? Selain to make us safer, juga bikin bonding dengan keluarga makin sip!
DeleteMeskipun rasanya cemas dengan kondisi saat ini. Tetapi, saya merasa perlu banyak bersyukur. Setidaknya masih diberi kesehatan. Semoga aja kita seua mampu melewati pandemi. Aamiin
ReplyDeleteAamiin ya Rabbal Alamin. Iya, Mba, cemas ini harus diminimalisir agar ketenangan yang mengemuka. Jadi kita bisa happy. Kuncinya adalah meningkatkan rasa syukur, ya? :)
DeleteWah, bener bgt kak
ReplyDeleteBanyak hal positif yg bisa kita lakukan ya dibanding ngeluh dengan keadaan. Yg ada malah makin stress. Lagian yg kena dampak kan bukan kita aja hehe
Betul, Bang, karena mengeluh tidak akan menyelesaikan persoalan apa pun ya? Jadi mending meningkatkan rasa syukur thd apa yang masih bisa kita nikmati dan syukuri. :)
DeleteSaya juga melakukan beberapa cara tersebut, Mbak Al. Intinya mencoba ambil sisi positifnya aja selama 3 bulan lebih di rumah aja.
ReplyDeleteBetul, Kak. Harus mencoba utk selalu berfikir positif ya?
Delete"Alhamdulillah ya Allah, kami masih bisa bernaung dan berlindung di rumah ini. Apa kabar mereka yang harus hidup di jalanan? Gimana mereka melindungi diri di masa pandemi seperti ini?"
ReplyDeleteOMG. yes, aku banyak menikmati hidup dengan di rumah saja,
semua yang di atas, semuaaa kunikmati saja. Jenuh? Entahlah, tapi so far masih belum jenuh alhamdulillaah.. malah merasa nyaman sama anak dan suami, terkadang sesekali nengok Ibunda dan Ummi, sudah bersyukuuur sekali
ku lanjut ah ke tulisan satunya ^^
Yesss. Nikmat apa lagi yang ingin kita dustakan? Sementara banyak orang di luar sana yang harus berjuang untuk bertahan hidup di jalanan, melawan dinginnya udara malam, dan sulitnya memastikan perut mereka bisa terisi di hari ini?
DeleteAh, mari bersyukur dengan apa yang Allah ijinkan untuk kita nikmati. Gratitude.
Dari ke-7 saran yang paling penting nomor satu ya mbak Alaika?
ReplyDeleteKarena menjadi pembuka hari
Kalo pagi udah ambyar, siang dan sore bisa kacau urusan 😀😀😀
Betul, Ambu. Banget. Memulai hari dengan memberikan waktu bagi diri kita sendiri dulu sblm serving others. :)
DeleteTeh Al, nomor 1 kayanya saya belum sediain me time buat diri sendiri, deh. Hehe ... kadang nyiapin makan, minum buat anak dan suami. Baru inget sendiri ya juga belum sempet minum. Bikin teh atau lemon anget, keburu dingin saking lupa ngerjain yang lain. Hehe ... Poin 2 suka banget tentang ubah persepsi, Karena sudut pandang diubah dikit aja, berubahlah warna dunia ini. Hehe ... Jalani hobi, pererat bonding, ikut training online oke juga. Ini udah mulai dilakukan dan efektif mengusir kebosanan karena pandemi.
ReplyDeleteNah, udah harus mulai alokasikan waktu tuh, Teh, utk diri sendiri, agar persembahan utk keluarga dan yang lainnya jadi lebih kece. :)
DeleteYes, sudut pandang ini berpengaruh banget yaa? Semoga tulisan ini menjadi masukan yang baik dalam meningkatkan kualitas hidup ya, Teh. :)
Baru poin nomer 1 aja sudah jleb banget rasanya. Sejak pandemi ini dan semua di rumah jadi nggak punya morning routine. Go show aja dan memang rasanya jadi nggak produktif. Sudah waktunya memulai morning routine lagi nih.
ReplyDeleteNah, ayo, Mba Alfa, mulai set your time dari sekarang yuk! Utk persembahkan yang jauh lebih baik utk keluarga dan sekitar kita...
DeleteIntinya lebih ke pola pikir yang perlu diubah ya mbak. Kalau mindset nya positif ya akan tetap menarik hikmah bermanfaat dari pandemi ini. Semoga kita tetep berpikir postif and always stay safe
ReplyDeleteBetul, Mba Fen. :)
DeleteBener bnget mba Aku bikin comfort dengan hati melihat keadaan kyk gini klo hati udah nerima biasanya nyaman walaupun di rumah aja
ReplyDeleteBetul banget, Mba. Adalah kita sendiri yang membentuk sudut pandangnya, yang diterima dengan senang hati oleh hati, sehingga semuanya akan berjalan menyenangkan. :)
DeleteSebagai anak rumahan saya gak begitu kesulitan sih menghadapi stay at home ini. Malah senang karena timbunan buku akhirnya bisa dibaca. Membaca pun jadi lebih konsen hehehe... tapi ia anak ku mulai resenya. Jadi ya palingan ke rumah neneknya gitu, meskipun tetap was-was juga kalau kita nantinya menularkan ke mereka
ReplyDeleteYeayyy!! Good for you, Mba. Stay safe, healthy and happy, ya!
DeleteMorning routine itu penting banget di masa pandemi dan di rumah aja ya, mba. Itu penentu kondisi hati untuk sepanjang hari, karena tak ada faktor ekstenal yg menyentuh yg bisa membantu memperbaiki mood, harus diri sendiri yg nyarinya.
ReplyDeleteSemoga kita semua tetap sehat fisik dan pikiran melalui masa pandemi ini.
Betul banget, Mba. Semua terpulang kepada diri kita sendiri. Yuk, mulai hari dengan morning routine yang tertata dari hati. :)
Deleteiya nih mbak, aku suka ikut kelas online selama dirumah aja. kadang juga ikutan IG live buat dapetin ilmu baru, memupuk skill selama dirumah aja. semoga sehat selalu ya mba Al :)
ReplyDeleteThat is so great, Mba! Lanjutkan! Nambah ilmu, developing better personality, dan bikin hati happy. :)
DeleteKebetulan karena memang gak kerja di luar, jadi dari dulu di rumah aja hehe. Tapi banyak banget emang manfaatnya. Jadi lebih kreatif nyari kegiatan untuk anak. Ama suami jadi lebih sering ngobrol, tinggal kita mengatur waktunya lagi aja. Justru meski di rumah aja kadang 24 jam rasanya gak cukup. Banyak sekali yang ingin dikerjakan huhu
ReplyDeleteBebebrapa poinnya aku setuju Mba Al, secara selama WFH ini juga jenuh giman gitu, tapi belajar online itu penting bgt dan diselingin nonton drakor, seru jadinya ahahha
ReplyDeleteSetuju banget sama yang nomor 7, itu harus sudah nggak perlu dikasih tahu lagi ya. Sudah terpatri dalam diri kalau harus patuh, disiplin dan supportif untuk hal apa pun.
ReplyDeleteKalau enggak, bisa babak belur hidup kita.
Upgrade skill and always be grateful paling pasti kulakukan. Pada akhirnya meski stay at home belum berujung aku banyak dapet job justru. Yang penting memang betul pola pikir kak Al.
ReplyDeletewalau dirumah aja, hampir banyak kegiatan yg bisa dilakukan ya....makasi ulasannya. jadi pemicu semangat untuk betah dirumah.
ReplyDeletekantorku memberlakukan wfh bergantian dengan rekan kerja, awal-awal wfh memang agak susah untuk penyesuaian. lama-lama aku bawa positif thingking, jadi bisa curi waktu buat ngerjain hal-hal lain kayak nge-draft. ikutan kelas online juga.
ReplyDeletelumayan buat nambah ilmu
Nice konten ka , Ditunggu kedatangan di bali nyak
ReplyDeleteKalau saya biasanya ngajak keluarga masak-masak, tp lebih banyak bakar-bakar sih.. kaya bikin sate, biar semua orang bisa terlibat, jadi satu rumah ngga jenuh karena ada kegiatan lain
ReplyDelete