Rezeki Nomplok

Apa yang terfikirkan di benak Sobats membaca judul postingan di atas? Hehe. Pasti membayangkan suatu kabar gembira karena hadirnya rezeki tak terduga kan? Dan memang begitulah kenyataannya. Rezeki tak terduga ini menghampiriku, di awal bulan suci Ramadhan yang lalu. Rezeki yang memang sama sekali tak pernah terfikirkan, apalagi aku harapkan, karena planning-ku untuk hal ini, masih jauh di depan, masih menggunakan tagline 'pada saatnya nanti', yang bisa jadi akan terlaksana dua tahun ke depan. Etapi, Sobs, tiba-tiba saja 'nasib' indah [tak cuma baik] menghampiri, diawali oleh sebuah kalimat dalam percakapan via skype antara aku dan adik lelaki ku, Andre.

"Kak, gimana kalo kakak aja yang temani Ayah. Ada waktu enggak kakak pertengahan Ramadhan nanti?"

What? Kubaca lagi kalimat yang tertulis rapi di layar monitorku, darinya. Ga salah, tulisannya masih tetap "Kak, gimana kalo kakak aja yang temani Ayah. Ada waktu enggak kakak pertengahan Ramadhan nanti?" Hm...

"Yakin? Kakak sih oke-oke saja untuk menemani Ayah, tinggal atur schedule aja sih, apalagi saat ini memang kakak sedang break dari ikatan pekerjaan kantoran."

'Great, Kak. Coba kita komunikasikan lagi pada Umi dan Ayah ya, biar segera kita atur ticket arrangement dan berkas perjalanannya. Kakak juga coba hubungi Umi lagi, re-confirm akan keputusannya untuk 'mengundurkan diri itu'."

Dan begitulah, siapa yang bisa membaca skenerio Ilahi secara pasti? Tadinya, adalah Ayah dan Ibuku yang akan berangkat, memenuhi undangan Andre untuk mengunjunginya, berpuasa dan berlebaran di Istanbul, Turkey, sekalian sowan ke Belarus, bersilaturrahmi ke tempat mertua Andre di Eropa Timur sana. Apalagi mengingat, sejak pernikahan mereka [Andre dan adik iparku], Ayah dan Ibu belum pernah bersilaturrahmi ke pihak besan. Dan untuk keperluan ini, Ayah dan Ibuku sudah bersiap-siap, terutama Ibuku, yang memang jika hendak bepergian, pasti sibuk mempersiapkan sesuatu, khususnya baju beliau sendiri. Maka tak heran jika beberapa jaket pun dipesan ke butikku, hehe, sementara untuk pakaian, beliau menjahitnya sendiri, sesuai dengan kebiasaannya. Hihi.

E ternyata, siapa sangka jika kemudian sebuah aral melintang, yang akhirnya membuat Ibunda mengubah pikiran. Tak lagi berminat untuk meneruskan perjalanan, dan memilih untuk jaga gawang. Rencana pun berubah, beliau tak ingin rencana ini berubah hanya karena satu dan lain hal, apalagi beliau paham benar bahwa Ayah begitu ingin mengunjungi negeri dua benua ini. Masak orang lain yang tak punya putra yang menetap di negeri ini saja, sudah beberapa kali main ke Turkey, sementara si Ayah belum? So, Ibu pun mempersilahkan agar rencana ini tetap berjalan. Bahkan harus berjalan, karena tak enak donk jika mengecewakan pihak besan yang juga telah bersiap-siap menyambut kedatangan Ayah dan Ibu.

Lalu, rencana pun di-adjust. Disesuaikan. Alokasi dana yang telah dipersiapkan oleh adikku, tetap akan dipakai untuk perjalanan ini, karena memang begitulah tekadnya. Tak akan dikurangi melainkan me-replace participant. Hehe. Dan larilah rezeki nomplok itu ke haribaanku. Subhanallah, Alhamdulillah donk! Masa ditolak sih?

Jika Sobats dihadapkan pada kesempatan emas ini, di mana kondisi Sobats sedang free [baca: tidak terikat pekerjaan kantor, tidak memiliki anak kecil yang masih harus diasuh, suami/istri mengijinkan dengan senang hati dan perjalanan ini adalah GRATIS], apa yang akan Sobats lakukan? Menolaknya kah? Karena takut dicibir oleh orang-orang dengan tuduhan, 'ih, lihatlah dia itu, ngapain coba bulan-bulan puasa gini malah jalan-jalan narsis ke luar negeri, ninggalin anak dan suami, buang-buang uang saja!' Akankah tuduhan-tuduhan picik tak berdasar itu menghalangi langkahmu meraih rezeki yang dipersembahkan untukmu?

Kalo aku sih, tentu langsung tangkap donk ah! Apalagi ini adalah permintaan dari Ibu tercinta, serta adik tersayang, untuk menemani Ayahanda biar ada teman di perjalanan yang butuh waktu terbang hingga 13 jam. Itu baru untuk perjalanan ke tempat tujuan, belum lagi nanti, di perjalanan wisata di sana. Mampukah kita menolak permintaan mulia nan menyenangkan seperti ini? Ditambah pula support [ijin penuh] dari anak dan kekasih hati? Kalo aku sih, biarin lah orang mau ngomong apa, yang jelas rezeki tak terduga ini adalah anugerah! Kapan lagi mau jalan-jalan gratis seperti ini bo'? It will be so stupid donk jika kita menolaknya!

Maka berangkatlah kami pada tanggal 21 July 2013 kemarin, dari dua titik yang berbeda. Ayah berangkat dari Banda Aceh, dan aku berangkat dari Bandung, dengan meeting point adalah Kuala Lumpur. Baru dari Kuala Lumpur, kami bersama menuju Istanbul. Traveling dengan Ayahanda tercinta, menurutku adalah kesempatan emas, apalagi mengingat sejarah kelabu yang pernah aku goreskan, hingga membuat diriku terlempar keluar dari orbit ber-family name Abdullah selama hampir sepuluh tahun. Jadi tak heran donk, jika aku tak akan pernah menyiakan kesempatan untuk bisa berdua-dua atau bertiga-tiga atau bersama keluarga 'Abdullah' menghabiskan waktu. Bagiku, ini adalah anugerah. Nikmat yang kini aku petik setelah bertahun-tahun aku 'menimba ilmu yang tak mudah' di Universitas Kehidupan. Setelah gelap terbitlah terang, setelah hujan muncullah pelangi. Begitu deh kira-kira gambaran kehidupanku dan Intan kini. Alhamdulillah.

Back to my trip to Istanbul, tentu kulakukan dengan hati yang lapang dan penuh semangat membara donk. Jadi tak heran jika foto-foto narsis pun bermunculan di layar fbku toh? Jangankan untuk perjalanan keren nan gratis pula seperti ini, perjalanan ke hutan belantara saja aku suka pamer kok! Masak yang seperti ini aku mau sembunyikan? Haha. Jadi, suka heran aja sih, Sobs, jika di belakangku masih juga ada yang usil menabur dosa di halaman buku mereka sendiri, dengan mencibir dan berbicara negatif di belakangku. Yang 'sibuk' menyayangkan uangku habis untuk foya-foya. Helloooo!!! Tapi ya, sudahlah, kuanggap saja akal sehat mereka sedang dikuasai oleh iblis sang penggoda, dan sedang dicemari oleh lautan iri hati dan dengki, sehingga tanpa sadar, mereka sedang memperdalam pasir hisap untuk mengubur diri mereka sendiri. Mungkin ucapan 'Ya Allah, ampunilah teman-temanku ini, karena mereka tak sadari apa yang mereka lakukan itu' akan lebih baik daripada membalas kepicikan mereka dengan kata-kata tajam dan kasar ya, Sobs?

Lebih baik membiarkan 'anjing-anjing' ini menggonggong, sementara kita terus berlalu kan, Sobs? Toh semakin kita menjauhinya, gonggongannya juga tak akan terdengar lagi. :)

Don't Cry Just Because of they are talking about you behind. 

Life is still precious by let these 'dogs' barking.

Dan, Alhamdulillah, perjalanan indah mendampingi Ayahanda ke tiga negara ini [Turkey, Belarus dan Iran], sudah pasti membawa berkah luar biasa dunk bagiku, Sobs. Bertambahnya wawasan, bisa melihat budaya dan adat istiadat negeri orang, adalah sebuah kesempatan yang tiada tara menurutku, sehingga aku bisa membagikan catatan-catatan kecil [reportase khas ala Alaika Abdullah] di halaman maya tercinta ini.

Penasaran dengan reportase khas ala Alaika Abdullah yang sudah published? Mangga atuh ke halaman-halaman berikut ini ya, Sobs!

Postingan Reportase Ala Alaika Abdullah

IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

sekedar coretan,
Al, Bandung, 13 September 2013

20 comments

  1. Indahnya momen spesial itu yaa,Mak. Senada deh dengan impianku yang pengin go abroad. Sayangnya sikon tidak support. Semoga saja Allah akan memberikan jalan terbaik deh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mak, diberi rezeki oleh Allah untuk bisa jalan2 gratis, semoga Allah melimpahkan rezekiNya bagi adikku yang telah mensponsori perjalanan ini. Jg bagiku dan kamu ya, Mak. Aamiin.

      Smg impian emak jg tercapai yaaa. Aamiin ya Allah. :)

      Delete
  2. Mantabs kak... mudah2an juga bisa melangkahkan kaki di Turky dan lainnya... :)
    Dibalik kebahagian kita banyak yang ikut bahagia, namun tak sedikit pula yang mencibir dengan berbagai cara... :) santai aja... emang gue pikirin... bodo amat.. hahaha :D maih banyak yang lebih penting ketimbang hanya memikiran cibiran yang tak berarti... :) Mohon doanya ya kak bisa travel ke berbagai belahan benua..

    ReplyDelete
  3. emang ada yang usil komen-komen negatif di belakang Mbak? ya ampun, dunia.. kalau saya sih suka-suaknya orang lain dong. yang dipakai khan uangnya sendiri. lagi pula, yang baca senang aja tuh, bisa dapet referensi mana tahu bisa ikutan jalan-jalan ala mak Alaika. asyik khan...

    ReplyDelete
  4. lha kalau yang begini rezekinya, nggak nolak, mbak al..

    ReplyDelete
  5. Ada yang komen sumbang kah Kak? Aih keterlaluan. Orang jalan2 ke Turki kenapa dikomentari aneh2 ya. Kalo pingin mbok usaha sendirilah :)

    Iya dong, saya juga kalo ditawari seperti ini mah mau saja.

    Sip kak, akhirnya cerita perjalanannya kan terpatri manis di blog ya :)

    ReplyDelete
  6. Wah, ada yg ngomong sinis?
    Saya jg klo dikasih kesempatan ke luar negeri gratis, pasti mau.. mau....apalagi suami mengizinkan. Kesempatan langka.

    ReplyDelete
  7. Wa a aw! Flashback nih ceritanya? Skenario di balik keberangkatan ke eropa timur! Etapi, kenapa belakangan postingannya? Sementara post2 super duper ttg negara2 itu udah publish duluan? Hehe ..

    ReplyDelete
  8. Iya itu namanya rejeki nomplok plok Kak Al. Wah dapat ipar yang berasal dari Eropa Timur ya? beuuh keren banget, nanti ponakan-ponakannya bule semua dong :D

    ReplyDelete
  9. Ya Alla gini hari masih ada aja yg iri pd keberuntungan orang lain, ah semoga mereka juga akan seberuntung dirimu Mbak Al jalan2 gratis ke tiga negara. Amin

    ReplyDelete
  10. hmmm, biarin dah yg lain pada ngomong gimana, yang penting alhamdulillah :D

    ReplyDelete
  11. kalo aku yah sama kaya Mba Al, tetep nangkep tuh rezeki nomplok. lagian perginya khan sama ayah dan diongkosi sama adik sendiri ^^ hhehehehehehe mana mungkin ku tolaaaaaaaaakkk ^^

    ReplyDelete
  12. wee... Mbak Al dah nyampek Turki. Aku ke aceh aja blm pernah hehe...

    ReplyDelete
  13. wah hebat yah bisa jalan - jalan ke turki ,

    ReplyDelete
  14. MEmang yang gratisan biasanya selalu sangat berkesan dan bakal susah dilupain kak.
    ehehehe

    ReplyDelete
  15. Senang sekali ya Mbk.

    Sayangnya saya gak di bawain oleh-oleh.

    Mau nagih eh sudah sampai di Indonesia lagi.

    Emmmm #Merengut

    ReplyDelete
  16. Apapun yang kita lakukan, komentar "miring" pasti datang.
    Kalau saya sudah kebal dibuatnya...

    ReplyDelete
  17. nah, ini membuatku iri Mbak .. hahaha

    Kalau kondisiku kayak mbak Al, pasti aku ambil juga kesempatan itu.

    ReplyDelete
  18. Toss sesama penyuka gratisan mbak... aku juga dapat pengalaman 3x keluar negeri semua gratisan mbak, gak ada yang bayar, tapi orang lain kan gak harus semua tau kan mbak? Gak perlu dipikiran omongan yang gak bener mbak... ^_^

    ReplyDelete