The Best Gift called Daddy

The Best Gift called Daddy
Credit

Ini adalah versi lain dari cerita Between the Queen and the Princess, and it is my true story, yang membuatku tak mampu menahan tawa jika ingatan ini melayang ke kejadian menggelikan, puluhan tahun lalu.

Ayah, tak hanya kepala keluarga, tapi beliau adalah Raja di hatiku! Bagaimana tidak coba, Sobs?

Konon, aku baru saja menamatkan masa-masa SMP dan bersiap untuk menjadi seorang murid baru di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri ternama di kotaku, Banda Aceh. Sebut saja SMA Negeri 3 Banda Aceh. Eits, jangan salah, saat itu, 1986, SMA Negeri 3 yang kerennya disebut SMANTIG adalah paling top lho di kotaku. Dan di sanalah aku diterima untuk melanjutkan studiku.

Seragam baru, sepatu dan buku baru, semua telah tersedia. Yeay, jadi murid baru di sekolah ternama. Tak terkira girangnya hatiku. Aku udah jadi anak SMA, cantik pula! Begitulah yang ada di hatiku setiap aku berdiri di depan kaca. Weis, pede abis deh pokoke, Sobs! Tapi kok ya, aku masih kurang puas dengan gaya rambutku ya?
Setelah berfikir beberapa kali, akhirnya kuputuskanlah untuk meng-gelombang-kan [waving] yang memang sedang trend kala itu. Ijin pada ayah dan ibu, aku ditemani oleh seorang teman, yang juga akan bersekolah di SMA yang sama, meluncurlah kami ke sebuah salon langganan si teman.

Tak pakai lama, si tukang salon [hair stylist?] pun mulai mengutak atik rambutku. Kupasrahkan tatanan/gaya rambutku padanya, dengan harapan hasil terbaik. Sama sekali tak ada pertanda apalagi firasat buruk. Kupercaya penuh, profesionalitas si mbak ini, pasti akan menghasilkan rambut yang trendy dan menjadikan aku tampil cantik sebagai anak baru di SMA nanti. Asyiik. Tak sabar aku menanti treatment ini selesai. Hingga akhirnya, lebih dari satu jam kemudian...

Taraaaaaa!
Hampir saja aku menjerit histeris, menyaksikan hasil pekerjaan si mbaknya. Ya ampun, oh my God! Rambutku tak ubahnya wanita Africa. Keriting ting ting! Rambut yang tadinya lebih sedikit dari bahu, kini menyingkat/memendek dan keriting ting ting! Air mata yang hendak membuncah, sepertinya kalah oleh emosiku yang hendak meledak. Temanku ikut kaget, dan prihatin. Masyaallah! Dan si mbaknya, ketakutan donk pastinya melihat wajah galakku. Raut wajahnya memucat. Suaraku bergetar, emosi penuh. Menggelegar suaraku, komplain. Pemilik salon menghampiri, bersama si Mbak dia meminta maaf, karena ternyata hasil ini disebabkan oleh proses yang melebihi waktu yang seharusnya. Kesalahan si Mbak sih, tapi apa mau dikata. Saat itu belum mengenal proses rebonding, yang ada hanya curling/pengeritingan and waving. Tak ada upaya yang bisa dilakukan! Artinya aku harus tabah menghadapi kenyataan, bahwa aku akan menjadi murid baru dengan rambut persis wanita Africa! Hahaha. #Ngakak guling-2 lagi deh mengingat kejadian ini. Hahaha.

Emosi tersalur tuntas, menyisakan kepedihan di hati, dan cairan bening yang tak lagi mampu dibendung oleh telaga di mataku. Sepanjang perjalanan pulang, air mata itu menetes dalam diam. Saat itu, aku dibonceng oleh si teman. Kami membisu dalam perjalanan. Tak ada yang perlu dibahas lagi, kuyakin si teman juga sedang prihatin banget akan nasib yang menimpaku ini. Haha. Terbayang di benakku, pasti aku akan ditertawakan oleh adik-adikku nanti begitu kami sampai di rumah. Juga, pasti ayah dan ibu akan ikutan tertawa terbahak-bahak menyaksikan anak perempuan satu-satunya ini yang telah berubah KRIBO! Hiks.. mewek lagi deh akunya membayangkan hal itu.

Dan benar saja, belum lagi masuk ke dalam rumah, aku sudah disambut oleh tawa ngakak ketiga adikku, yang adalah cowok semua. Tertawa sambil menunjuk rambutku. Huaaaaaa, aku mewek lagi. Suasana ribut donk, dan ayah serta ibuku keluar. Ibuku tak bersuara, sepertinya terpana melihat putrinya yang berurai airmata. Tapi ayah? He is the real king of mine!

"Lho, kenapa anak ayah harus menangis? Masih cantik kok! Orang cantik ya tetap cantik walau rambutnya diapa-apain pun! Coba ayah lihat!"

Suaranya begitu teduh. Walau kutau persis, itu hanyalah kalimat penghibur, tapi anehnya, hatiku terasa teduh. Menjadi legowo walau di balik punggung ayah, ketiga adikku masih ngakak guling-guling. Kurang asem deh mereka! TERLALU! Hahaha.

Ibuku masih tak mampu berucap, sedih mungkin melihat putrinya, namun ayah memang tanggap sekali dan tau persis harus bertindak bagaimana. Airmata yang menelaga ini, harus segera dihentikan dengan kalimat-kalimat penghiburannya. Dan itulah yang beliau lakukan.

Again, a woman will be always a princess to her father! Ga salah kan jika aku setuju dengan quote ini:
the greatest gift I ever had came from God, and I call him Daddy.

Well, Sobs, jangan senyum-senyum gitu donk, punya pengalaman heboh bin unik yang bisa dishare? Langsung deh di kolom komentar yaaa. :)

sebuah catatan yang selalu menyunggingkan senyuman,
Al, Bandung, 21 Juni 2013



14 comments

  1. Heboh dengan penampilan baru itu mengasyikan untuk tes mental Mba. Ha,,,,x9

    Salam wisata

    ReplyDelete
  2. Aku juga pernah mengalami itu mbak Al. Saat oarng2 lain menertawakan, bapak justru memeluk dan mengatakan kalimat2 yang membuatku merasa tenang. Membantu bagaimana mengatasi masalah itu.

    Kejadian rambutpun pernah aku alami. Sama. Soal keriting. Aku sampai dikatain mirip singa saking keriting dan mekarnya rambut. Tapi bapak bilang, bagus kok, cantik kok, kalau Niken nggak suka, ayo ke salon lagi dibetulin. Dan bapak mengantarku se salon. Beres akhirnya. Itu juga waktu SMA.

    ReplyDelete
  3. Hi mbak salam kenal ;) baca cerita mbak selain ngakak jd keinget jaman SMA yg suka heri (heboh sdr) ngikutin trend rambut padahal nggak cocok banget sama muka ku yg isinya pipi smua hehehe.... tp ya gtu dyeh... papa cuma blg" tetep cantik ko kak" . Well what can I say ... I have the best dady who always support and stand by me no matter what ;)

    ReplyDelete
  4. Ah... aku iri mba :) Irinya daku, saat kecil ketika semua anak bisa bercanda dengan ayahnya, sedang ayahku galak hahaha. Pertama kali bisa bicara menyejukkan dengan ayah adalah tingkat 2 universitas saat daku pingsan2 krn kehilangan kakek tercinta. Di kakeklah kutemukan sosok ayah. Believe me or not, baru setelah lulus kuliah hubungan kami beneran spt wajarnya ayah-anak :D, terkadang kasihan dg beliau, krn kehilangan momen2 manis kedekatan ayah-anak saat kecil.

    ReplyDelete
  5. the greatest gift I ever had came from God, and I call him Daddy ...

    This is the best qoute ... ever ... !!!

    Mmm ... maaf permisiiii ...
    Mau ngakak koprol dulu ke monas yak ...

    HUahahaha
    (ini tragis sangat kak)

    Salam saya

    ReplyDelete
  6. hahaha... kok aku malah ngebayangin rambut ala2 Oprah Winfrey ya :D

    tapi Bapakku juga "the best king of mine" deh.

    Pernah, aku nangis2 kejer gara2 cowok (enggak bgt ya), yg pada saat itu adalah pacarku, dan ternyata nun jauh di Pulau sebrang sana cowok itu udah punya pacar. Sedihnya berlarut2 hingga pada saat aku pulkam.

    Bapak awalnya bingung, baru pulang kerumah kok aku nangis2 dikamar? Ngga lama mamaku cerita ke Bpk alasan aku nangis kayak gitu (mama sudah tau ceritaku lbh dulu), dan disaat mama ikut nangis karna sedih melihat anak gadisnya disakiti, Bapak malah tersenyum dan bilang "bpk sangat kenal kamu neng, putri bapak itu kuat, selalu bisa mengecilkan masalah yg besar, gak apa2 skr menghadapi masalah sperti ini, bpk yakin ini bisa membuat kamu tambah dewasa, ya neng?"

    dan yg paling bikin ga tahan buat meluk, beliau selalu mencium dan meniup ubun2ku, entah knp itu slalu bisa bikin tenang. Dlm setiap masalah apapun. that works.
    aaahhh, jadi kangen Bapak di Garut sana. #curcolforAgain :D

    ReplyDelete
  7. *bayangin mbk Alaika keriting afro :)) :))

    Bapak ku jg paling baek ma anak perempuan satu2nya ini, klo ngasih hukuman, kelima sodara cowok ku dapet semua, cuma saya yg di skip hehehehe...
    Trus sampe saya SMA bapak masih sering nyuciin baju karena sayanya males suka nampung pakaian kotor :)) *bukan contoh yg baik XD

    ReplyDelete
  8. aku pernah tuh dipotong rambut dulu mbak eh hasilnya mengecewakan seperti batok :)

    ReplyDelete
  9. mbak alll....aku tak ketawa dulu ya bayangin rambut mbak yang kribo waktu itu..hihihi

    memang sih the best prince in the world itu ayah..
    aku pernah ngalamin bagaimana beliau mati-matian membelaku di tengah masalah yang bisa dikatakan saya difitnah habis-habisan sama teman sekantor saya. dan kata2 bapak yg sampai skrg saya ingat tuh "separuh hatine bapak tuh ya anaknya bapak" bikin gimanaaa gitu.....

    salam saya mbak :)

    ReplyDelete
  10. Mbak Al, itu ada fotonya nggak? Hihihihi *cekikikan di pojokan*

    Kayaknya tiap orang punya pengalaman gagal ke salon ya?

    Dan soal Ayah itu, hiks baca perkataannya bikin saya ikutan adem juga.
    Ayah saya dingin, jarang ngomong tapi juga hangat ^_^

    ReplyDelete
  11. wakakkakakkkkkkkkkkk
    keriting nie yeee, rupanya cut kak udah pernah gaya rambut africa ya, btw lisa waktu kecil juga suka keriting rambut, padahal aslinya rambut lisa lurus, waktu itu kan lg getrend rambut keriting, hhehehhehehehhe

    ReplyDelete
  12. Hahaha.. *ups*

    Mbak, my Daddy is the greatest gift I ever had too :-)

    ReplyDelete
  13. seharusnya tampilin sama potonya mbak,,penasaran pengen liat hehehe

    ReplyDelete