Artikel ini sebenarnya sudah lama tersimpan tak berdaya di dalam draft box in my folder. Entah mengapa, selalu ada saja kendala dalam menuntaskan kisah perjalanan wisata ke sebuah tempat legendaris bernama Situs Manusia Purba Sangiran, The Home Land of Java Man ini.
Ga tau deh, kok rasanya hati ini sulit untuk menerima bahwa ada ‘manusia’ lain yang hidup jutaan tahun sebelum Nabi Adam (kan Nabi Adam manusia pertama di muka bumi?). Rasanya sulit aja sih untuk mengakui kebenaran teori evolusi Darwin dan berbagai tulisan yang terpampang di dalam situs keren ini. Kunjungan ini bagiku malah menghasilkan pertentangan batin yang membuatku semakin sulit dalam menuntaskan tulisan yang tadinya ingin mengulas tentang museum megah dengan isi legendaris ini. Haha… Untung ga sakit jiwa ya, Sobs? Hihi.
Namun, Sobs, apa yang telah dimulai, tentu harus diselesaikan dengan baik dan bertanggung jawab kan, ya? (Jiaaaah!), terutama demi menentramkan jiwa yang sedikit ‘terganggu’ oleh opini dan perang batin sebagai buah dari perjalanan wisata ini. Terlebih dengan adanya undangan dari seorang teman blogger untuk ikut kompetisi yang sedang diadakan Falcon Pictures dengan tema Manusia pertama berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau Nabi Adam, menurut loe? Maka..., pucuk dicinta ulampun tiba nih, Sobs! :) Saatnya menuntaskan artikel terbengkalai dan ikut lomba, yeayyy!!
Baiklah, in the name of God, Bismillahirrahmanirrahim, mari kita mulai….
Ide awal berkunjung ke museum Sangiran adalah usulan dari si Mbah Google,lho, Sobs. Kala itu, aku dan suami, baru dua hari tiba di Solo, bingung ingin jalan kemana. Inginnya sih berwisata ke tempat yang tidak menghabiskan banyak rupiah, hehe. Maklum, Sobs, sedang penghematan, euy!
Maka…, malam itu, berkunjunglah aku ke rumah si Mbah yang baik hati dan tidak sombong, dan setelah minum secangkir teh jahe hangat dan ngobrol ngalor ngidul, akupun bertanya pada si Mbah kece karismatik itu.
“Mbah, enaknya di Kota Solo ini main kemana ya, Mbah? Tapi yang ga membutuhkan biaya banyak, lho. Aku kan sedang berhemat nih, Mbah….”.
Si Mbah pun manggut-manggut seraya tangannya mengelus janggutnya yang memutih, keningnya sedikit bertaut (lagi mikir serius nih kayaknya…). Lalu Mbah pun menjawab.
“Nduk, kamu pernah dengar tentang museum situs manusia purba Sangiran ga?”
Aku menggeleng.
“Mending kamu ke sana, deh, situs yang konon memakan biaya sekitar 47 milyar rupiah ini, baru saja diresmikan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Kebudayaan, Prof. Dr. Windu Nurayati, PHD, pada tanggal 15 Desember 2011. Banyak sekali informasi menarik tentang kehidupan manusia purba dan lingkungannya dipamerkan di sana. Kamu pasti akan senang, dan yang lebih penting lagi nih…, sesuai dengan harapanmu lho, Nduk, murah meriah. Hanya perlu bayar 3000 rupiah per orang untuk pribumi.”
“Oya? Murah banget!! Oke, Mbah, saya akan ke sana deh besok pagi..., terus untuk ke sananya naik apa ya, Mbah?”
“Gampang, sewa mobil aja, pasti dianter sampai tempat deh!”
“Yee si Mbah… kan saya udah bilang tadi, saya sedang ngirit. Rental kan mahal, Mbah. Maunya naik bis… coba tolong Mbah terawang dulu donk, bagusnya naik bus apa ke Sangiran itu?”
Maka menerawanglah si Mbah Google yang baik hati. Tapi kalo dilihat-lihat nih, Sobs, si Mbah itu kok ya ganteng yo walau rambutnya udah memutih dan jenggotan begitu… (#Ngawur dot com).
“Ok, Nduk, besok pagi, kamu ke terminal bus Tirtonadi, inget lho, terminal Tirtonadi yo…, terus naik bus ke arah Purwodadi, bilang sama kondekturnya kamu akan turun di Kalijambe, mau ke Museum Sangiran! Ngono yo! Mereka udah pada tau kok Museum Sangiran. Nah, begitu turun di Kalijambe itu, banyak ojek yang sudah menanti untuk mengantarkan para wisatawan ke Museumnya. Agak jauh ke dalam masuknya, tapi masih murah kok, paling ojeknya dikenai biaya 10 ribu perorang. Coba kamu tawar aja 5 ribu perak mau ndak? Gitu ya, Nduk.”
Wih, emang Mbah Google top banget ih. Keren. Serba tau nih si Mbah. Pasti si Mbah berteman baik dengan Mbah Wikipedia y, Mbah? (Hush…). Btw, kok Mbah Google ngerti bahasa Jawa juga ya? apa dia juga pakai Google Translate? Atau memang dia yang mengelola Google translate juga? (#Makin ngawur deh! Hehe).
Dan, Sobs, akhirnya..., dengan mengikuti petunjuk si Mbah, tibalah kami di situs megah nan bersejarah ini. Aku begitu terpesona menatap gapura gagah yang menyambut kehadiran kami.
Bergetar hati ini membayangkan sebentar lagi aku akan menjelajah tanah yang penuh dengan jejak-jejak manusia purba. Tanah yang merekam aneka kegiatan dan peradaban si manusia purba.
Lihat aja tulisan yang tertera pada gambar di bawah ini:
|
Wow! Jadi ga sabar deh ingin segera menjelajah ke dalamnya.. |
Situs/museum
purbakala yang terletak di sekitar 17 kilometer arah Utara Kota Solo, tepatnya
di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia ini dianugerahi sebuah nama mentereng seperti yang
tercantum jelas di batu prasasti tepat dibawah patung kepala manusia purba yang
terletak pada halaman depan situs. Tulisan mentereng itu bertuliskan ‘Situs Manusia Purba Sangiran, The Home Land of Java Man’.
Keren ya, Sobs?
Memang sih, berbicara tentang manusia purba, banyak sudah tertulis di dalam buku sejarah maupun pemberitaan pemberitaan, bahwa tanah Jawa dikenal sebagai salah satu tempat hunian manusia purba. Terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba di berbagai tempat di Jawa, seperti di Pati Ayam, Sangiran, Ngandong, dan Sambungmacan (Jawa Tengah), serta di daerah Trinil dan Perning (Jawa Timur). Temuan pertama yang dicatat sejarah adalah ekskavasi yang dilakukan Eugene Dubois di Desa Ngandong, Trinil, Mojokerto, Jawa Timur, yang berhasil menemukan fosil Pithecanthropus Erectus pada tahun 1893. Sekitar 40 tahun kemudian, terungkap bahwa selain di Trinil dan Perning, banyak fosil manusia purba dan peralatannya ditemukan di daerah Sangiran, Kabupaten Sragen.
Tapi kok ya
hatiku kayaknya ga rela deh dengan sebutan
“the Home land of Java Man” ini….
Masak sih
Manusia Purba ini dianggap leluhur the Java Man?
Aku aja yang
bukan orang Jawa, rasanya keberatan deh, Sobs.
Gimana dengan Sobats semua? Rela? Hihi
Para arkeolog dalam dan luar negeri terus berupaya melakukan ekskavasi hingga kini terungkap bahwa sekitar 65 persen fosil manusia purba di Indonesia ditemukan di lokasi ekskavasi Sangiran. Jumlah tersebut ternyata mencakup sekitar 50 persen dari populasi takson homo erectus di dunia. Itulah mengapa banyak para peneliti asing tertarik untuk mengunjungi dan meneliti situs terkemuka ini. Menariknya, kawasan kubah Sangiran (Sangiran Dome) yang memiliki luas sekitar 56 kilometer persegi, meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, ternyata merupakan situs yang sangat kaya akan peninggalan kepurbakalaan ini sobs.
Kawasan ini tidak saja menjadi tempat ditemukannya berbagai fosil manusia purba, melainkan juga berbagai fosil makhluk hidup dan tumbuhan yang beraneka, serta lapisan-lapisan tanah yang “terbuka” secara alami yang sangat bermanfaat bagi penelitian-penelitian geologis. Dan untuk melindungi situs purbakala ini, pemerintah menetapkan kawasan Sangiran sebagai cagar budaya ditandai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/0/1977, tanggal 5 Maret 1977.
Antusiasme dunia internasional juga terlihat dengan dikukuhkannya situs Sangiran sebagai salah satu warisan dunia (world heritage) pada tahun 1996. Penetapan ini dilakukan oleh Komite World Heritage UNESCO pada ulang tahun ke-20 organisasi ini di Kota Merida, Meksiko, dengan nomor urut 593 (http://www.lintasdaerah.com).
Memasuki
gedung, hatiku dibikin takjub.
Penataannya
sungguh bikin kita serasa berada di suatu peradaban lain.
Peradaban masa
lampau yang bikin hati gimanaaaa gitu ya?
Terus terang
aku salut dengan design interior dan cara mereka memajang displaynya….
Aneka fosil baik dari hewan purba hingga ke ‘manusia purba’ dipajang, lengkap dengan keterangannya, yang dicatat dengan serius oleh beberapa rombongan pelajar yang sedang berkunjung di sana.
|
Maju Tak Gentar.... Membela Yang Besar... Eh salah! Upps!
|
Hiiii.......
Masih banyak lagi gambar, fosil dan patung yang ditata sedemikian rupa untuk menggambarkan kehidupan dan peradaban masa purbakala sobs, dan mengelilingi gedung yang luas ini, jujur, mengingatkan kembali aku pada pelajaran Sejarah yang pernah diajarkan pada kita saat kita duduk di bangku SMP dan SMA..... Salah satu petugas disana malah menginfokan bahwa museum ini menyimpan fosil dan benda-benda kepurbakalaan yang mencapai 13.809 koleksi, sehingga dianggap sebagai museum purbakala terlengkap di Indonesia. Dari ribuan fosil tersebut, sekitar 2.934 fosil disimpan di ruang pameran Museum Sangiran, sementara 10.875 fosil lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan. Wow!!
|
Siapa coba yang rela punya nenek moyang seperti ini? hehe
|
Setuju sih jika dikatakan bahwa museum ini sangat bermanfaat untuk mengetahui atau memperdalam pengetahuan kita akan ilmu yang berkaitan dengan teori evolusi, antropologi, arkeologi, geologi serta paleoantroplogi. Sengaja aku mencoret teori evolusi karena rasanya kok teori itu sudah ga sinkron lagi di zaman sekarang ini ya? Bukankah teori evolusi Darwin sendiri telah dipatahkan? Tentang hal ini akan diulas pada bagian akhir aja ya, Sobs….
Terus terang, mengunjungi museum Sangiran, jelas membuka wawasan kita akan kisah kehidupan dan peradaban masa purbakala, namun tak urung dan aku yakin sekali, bahwa setiap pengunjung dengan nilai keimanan yang oke, akan diusik dengan pertanyaan-pertanyaaan seperti ini;
Pithecanthropis erectus, Homo Sapiens, Manusia Purba, mereka itu manusia bukan sih? Jika mereka hidup jutaan tahun yang lalu, berarti mereka lebih dulu ada donk dibandingkan dengan Nabi Adam yang baru diciptakan sebelum 8000 tahun yang lalu? Jika mereka adalah nenek moyang manusia? Lalu nabi Adam yang tampan dan sempurna (iya donk, kan Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya?) itu siapa? Dan mengapa mereka (manusia purba) begitu buruk rupa? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang bertentangan dengan ilmu agama manapun yang pernah ada di dunia ini.
Hal ini juga yang menghantui pikiranku sepanjang malam sekembalinya aku dari kunjungan wisata itu, Sobs. Maka demi menenangkan hati dan pikiran, kembalilah aku pada si Mbah, yang menerimaku dalam keadaan yang sudah mengantuk. Jelas donk, wong aku berkunjung sudah larut malam jeh. Hehe.
Setelah mendengar keluhanku, bahwa aku sangat keberatan dan ga rela
jika nenek moyang manusia itu adalah ‘kera besar yang berjalan tegak’ yang kerennya
disebut dengan Pithecanthropus Erectus, akhirnya Mbah Google memberi beberapa
link untuk pencerahan pikiranku.
Hasil baca-baca dari link yang diberikan si Mbah menunjukkan bahwa ternyata bukan aku saja yang mengalami pertentangan batin tentang asal usul manusia ini, Sobs. Bahwa rasanya rancu sekali jika dikatakan bahwa manusia purba adalah nenek moyang manusia. Jika dia nenek moyang manusia, berarti dia Nabi Adam donk? Dan masak buruk sekali rupanya? Nah Loe!! Juga, jelas-jelas dalam Al-Quran dan Alkitab disebutkan bahwa Adam diciptakan sebagai manusia pertama di muka bumi, dilengkapi dengan naluri, akal pikiran dan nalar yang kuat serta bentuk yang sempurna. Nah, manusia purba? Jauuuuh euy!
Bahkan ada yang tegas berpendapat bahwa sebenarnya manusia purba itu tidak pernah ada. Yang ada adalah kebohongan para arkeolog terhadap publik seperti yang dikisahkan berikut ini;
Pada tahun 1912, seorang pengacara yang tinggal di Inggris
Selatan, dekat Sussex, yang adalah juga seorang ahli paleontology amatir yang
antusias, bernama Charles Dawson, bekerja sama dengan partnernya Arthur Smith
Woodward (seorang penjaga Departemen Geologi Museum Inggris, menemukan sebuah tulang rahang dan fragmen tengkorak di sebuah lubang dekat Piltdown, Inggris. Tulang itu mirip tulang rahang hewan namun gigi dan tengkoraknya seperti milik manusia. Spesimen ini dinamakan Manusia Piltdown dan diduga berumur 500.000 tahun. -->
sumber : http://kidsgen.blogspot.com/2011/07/manusia-piltdown-atau-eoanthropus.html
Rekonstruksi terhadap manusia Pildown pun dilakukan dan dipajang di berbagai museum sebagai bukti nyata evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun sejumlah penafsiran dan gambar dibuat. Banyak artikel ilmiah tentang manusia Piltdown ini, termasuk 500 tesis doctor tentangnya.
Namun pada tahun 1953, hasil pengujian secara menyeluruh terhadap fosil tersebut menunjukkan kepalsuannya. Tengkorak tersebut berasal dari manusia yang hidup beberapa ribu tahun yang lalu, sedangkan tulang rahangnya berasal dari bangkai kera yang baru terkubur beberapa tahun. Gigi-giginya ditambahkan kemudian agar terlihat mirip manusia, lalu persendiannya disumpal. Setelah itu seluruh fosil diwarnai dengan potassium dokromat agar tampak kuno.
(Sumber: Ustz.H.Ahmad Sarwat di website:
Maka patahlah berbagai teori sebelumnya yang mengatakan bahwa manusia masa kini berasal dari manusia purba atau pithecanthropus erectus atau homo sapiens atau apalah namanya itu.
Beberapa pendapat lainnya juga mengarah pada bantahan dan ketidaksetujuan mereka akan pernyataan bahwa manusia purba adalah nenek moyang manusia.
Sebuah informasi dari Mbah Wikipedia tentang Adam, juga turut andil dalam memberi pencerahan bagiku, Sobs, hingga akhirnya aku menemukan seberkas cahaya terang, yang membantuku membuat kesimpulan dari pertentangan batin yang berkecamuk dan menghantui jiwa. Juga untuk menjawab pertanyaan Falcon Pitures tentang Manusia pertama berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau Nabi Adam , menurut loe ?
Maka… Menurut aku nih sobs…..jreng jreng!....
Manusia pertama di muka bumi adalah Nabi Adam sedangkan manusia purba adalah suatu makhluk yang menyerupai manusia, yang berjalan tegak tapi tidak memiliki kecerdasan seperti manusia. Hidupnya jauuuuh sebelum Nabi Adam diciptakan dan diturunkan ke bumi. Archeolog yang menemukannya menamakan manusia purba ini sebagai manusia kera yang berjalan tegak (pithecanthropus erectus). Harusnya sih disebut sebagai 'makhluk' yang menyerupai manusia yang berjalan tegak ya? :)
Untuk meyakinkan diri, aku merujuk pada beberapa ayat di dalam Al-Quranul Karim berikut;
Surah Al-Baqarah 30), berbunyi ;
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata); “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu ORANG yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan) padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya”.
Kalimat “…… ORANG yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan)….” Menurutku nih sobs…, kalimat ini menggambarkan bahwa para malaikat telah pernah menyaksikan sebuah kehidupan makhluk yang menyerupai ‘orang’ jauh sebelumnya, yang memiliki peradaban rendah, tidak cerdas dan suka berbunuh-bunuhan/bermusuhan, sehingga pertanyaan ini langsung tercetus saat Allah berfirman akan menjadikan manusia (Adam) sebagai khalifah di muka bumi.
Di dalam Al-Quran memang disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan Allah yaitu manusia, jin dan malaikat. Manusia dan Jin memiliki tujuan penciptaan yang sama, dan oleh karenanya sama-sama memiliki akal yang dinamis dan nafsu, namun hidup pada dimensi yang berbeda. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis dan tidak memiliki nafsu karena tujuan penciptaannya sebagai pesuruh Allah. Nah, Sobs… tidak tertutup kemungkinankan bahwa ada makhluk ‘berakal’ lain selain ketiga makhluk ini?
Dalam Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain yang menyerupai manusia, tetapi memiliki karakteristik yang primitive dan tidak berbudaya. Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, sehingga kemampuan berbicara mereka sangat terbatas, akibat banyak suara vowel yang tidak mampu mereka bunyikan.
Sebagai contoh, Pithecanthropus Erectus, memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo Sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka para ahli menyimpulkan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berfikir manusia pada masa sebelum kedatangan Adam.
Nah sobs…, dari uraian di atas, hatiku akan tentram jika mengulang kembali pernyataan berhuruf merah, paragraph di atas, yaitu;
Manusia pertama di muka bumi adalah Nabi Adam sedangkan manusia purba adalah sebuah makhluk yang menyerupai manusia, yang berjalan tegak tapi tidak memiliki kecerdasan seperti manusia. Hidupnya jauuuuh sebelum Nabi Adam diciptakan dan diturunkan ke bumi. Archeolog yang menemukannya menamakan manusia purba ini sebagai manusia kera yang berjalan tegak (pithecanthropus erectus).
Bagaimana pendapatmu?
Telaah, Al, Bandung, 19 July 2012