My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
little girl

Waktu seakan berlari. Tak pernah bosan rasanya aku mengucapkan kalimat ini. Karena, waktu memang serasa berlari. Baru aja kemarin kita menyambut tahun baru. Eh sekarang sudah tanggal tiga aja, dan sebentar lagi malah masuk ke tanggal 4 Januari. Baru aja Jumat pagi kemarin berangkat dari Depok ke Bandung, eh malam ini, aku dan Intan sudah di Depok lagi. Yeah, waktu memang seperti berlari!

Alhamdulillah, walau tadi malam Intan sudah sempat demam, dan aku sendiri juga flu, setelah beristirahat seharian ini, kami berhasil juga recover walo sisa-sisa 'ga enak badan' masih menyertai, and driving well from Bandung to Depok. And.... here we are! Arrived safely at home. Di salah satu building di Margonda Raya. Alhamdulillah. 

Hujan yang tadi sempat mengguyur Gliv sampai basah kuyup, ternyata hanya setia hingga kilometer 88, Ciganea, setelahnya, udara cerah dan jalanan kering mulus. Kemacetan jalan tol yang tadinya aku perkirakan macet total sebagai efek dari arus balik, ternyata malah aman lancar jaya. Ga macet sama sekali, hingga kami bisa melaju dengan lancar, sambil ngobrol sepanjang jalan berdua putri tercinta. Sudah lama juga sih, ga ngobrol santai berdua. Dan malam ini, bener-bener quality time, ngobrol ini itu sampai lupa waktu. Ga terasa, eh udah sampai pintu tol Cikarang Utama. 

Intan sempat nawarin diri untuk gantian driving, in case Uminya ini lelah. Namun melihat wajahnya yang masih pucat, yang masih butuh istirahat, maka kutolak dengan halus niat baiknya, sembari mengingatkan bahwa dia harus segera sembuh, karena besok sudah harus kembali ke kampus. Perkuliahan akan segera dimulai, starting from tomorrow. Malam ini, sengaja dirinya kubawa pulang dulu ke Depok, kasian kalo langsung dianter ke kosannya. Teman satu kosan juga belum balik, ntar kalo demamnya kambuh, siapa yang melihat dan menemani? 

Duh. Nak, nak, selaluuuu aja, giliran mau masuk kuliah lagi, adaaaa aja sakitnya. Yang demam lah, yang flu lah... malah sempat suatu ketika, kala habis dari liburan, malah kena gejala typus. Huft, mudah-mudahan yang kali ini, hanya sakit karena lelah. Bukan karena apa-apa ya, Nak.... Umi kuatir melepasmu kembali ke kampus jika kondisimu belum fit benar.

Dan begitu sampai rumah, kujauhkan Intan dari segala gadget. No more reading or texting thru the smartphone, no more utak atik di ipad. Segera shalat Isya, minum obat dan naik ke tempat tidur. Baca doa tidur, dan besok semoga bangun pagi lebih fresh. Ga boleh dulu balik ke kampus sendirian, Insyaallah kalo udah sehat, sepulang Umi kerja, Umi anterin ke kosan, oke sayang? 

Dan, aku juga merasa lelah akibat flu yang masih setia menemani, nih, Sobs. Kayaknya juga harus segera nyusul Intan, lumayan kan? Nambah satu hari lagi tidur sambil meluk Intan. Nambah quality time satu malam lagi. Hehe. Yuk, ah, Sobs, kita istirahat dulu, yuk! 

Al, Margonda Raya, 3 January 2016






Postingan ini lahir dari sebuah rasa yang tiba-tiba membuncah di dada. Andai saja aku bisa 'mengudara', menelisik tempat keberadaan para spammer yang begitu getol meninggalkan jejak 'amazing'nya pada setiap kotak komentar postingan-postinganku, maka akan kuberi mereka penghargaan tertinggi. Sebuah award atas keberhaasilan mereka memancing badmood dan bikin pemilik blog semakin eneg dan rasanya ingin membungkam aksi mereka dengan sebuah 'klik' yang bisa membuat mereka amnesia, lupa dengan niat untuk spammingnya. Andai saja....

Siapa coba yang ga sebel, jika setiap kotak masuk email kita dipenuhi email tak berguna seperti ini, Sobs! Pasti Sobats juga mengalami hal serupa kan?

Duh, spammer.... Spammer! Bisa2nya kau kirim kami komentar tak berguna, lalu kau tutup pula dengan mengimbuh link hidup yang sukses bikin rate blog kami menurun, dan bikin visitor lain jadi jengah untuk meninggalkan komen, di antara komen2 sampahmu! Takut akan menimbulkan kesan bahwa komentar mereka (the real visitor) juga setara buruknya dengan komentar jelekmu. Aq sih maklum, jika kamu2 tuh mau nebeng promosi, tapi yang eleykhan napa? Jangan nyampah kayak gini? Toh, orang-orang yang baca komenmu itu juga ga akan menilai positif, boro-boro mau berkunjung ke link jelekmu ituh, menuntaskan baca linkmu itu saja orang sudah ogah duluan!

Sebenarnya, fenomena ini bukanlah hal baru. Setiap bloggers pasti sering mengalami hal ini. Mengalami blognya dikunjungi oleh aneka tukang obat, agen togel,  pemberi pinjaman, dan entah apa-apa lagi, dengan sebuah pesan yang kadang singkat kadang panjang, ditambah pula dengan jejak berupa link hidup yang mengarah ke suatu URL. Aku juga sudah lama mengurut dada akan hal ini. Mau tidak mau, pasrah tidak pasrah, aku bahkan sempat membiarkan para spammers itu berpesta pora, di atas blog tercinta ini. Tetap tidak mengaktifkan 'moderasi komentar' karena justru akan takes time untuk approving the incoming comments. Namun, berita buruknya adalah, hati ini ngenes setiap melihat/membaca notifikasi email yang masuk ke android, notify that there were anonymous left comments.


Dan malam ini, setelah dua bulan belakangan mengaktifkan opsi 'moderasi komentar', aku menemukan banyak sekali spam comment yang duduk berdesak-desakan di 'kursi cantik' kolom komentar, pada postingan-postingan terdahulu, yaitu postingan-postingan sebelum aku memoderasi komentar. Hiks....

Memang sih, ada kelegaan menyaksikan para spammer dan anonymous itu tak lagi bisa masuk ke dalam kolom komentar, karena dihadang oleh moderasi system, dan tinggal mereject atau menghapusnya kemudian. Namun menyadari bahwa sesungguhnya, 'virus' lama yang bejibun,  masih duduk manis dengan kukuh di kolom2 komentar pada postingan-postingan terdahulu, jelas bukan sebagai hal yang baik. Beberapa referensi dari hasil main ke rumah si'Mbah' plus hasil discussion di grup Blogger Perempuan Network, memberi pemahaman  bahwa ini ga baik efeknya bagi reputasi sebuah blog, baik di mata google mau pun di mata para visitor lainnya.

Ah, begitukah, Al? Bisa merusak reputasi blog kita? Iya donk! Dan ini dia alasannya!

5 Alasan Utama Mengapa komen spam plus link hidup berefek negatif bagi blog.

1. Menurunkan reputasi blog di mata mesin pencari (search engine) semisal Google. Si 'Mbah' tuh benci banget sama komentar spam, lho! Mereka bisa nganalisis untuk membedakan mana yang spam dan mana yang enggak. Dan efeknya ini tak hanya buruk bagi si spammer dan linknya, namun juga bagi kita, sang pemilik blog. Bisa2 kita alami penurunan rangking. Hadeuh.....

2. Memperlambat waktu loading dikarenakan banyaknya komentar pada sebuah postingan. Kalo komentarnya related dengan isi postingan sih, ga masalah ya, Sobs? Ini malah komentar spam. Rugi banget, udah mencemari image blog kita, eh malah menghambat loading blog pulak. 

3. Membuat repot si blogger. Iya lah, mau ga mau, waktu kita akan tersita untuk menghapus komen spam yang hadirnya bagai dibombardir itu. Kalo sepuluh dua puluh sih ga papa, Sobs, ini ratusan! Huft. 

4. Pengunjung lain yang datang dengan serius dan membaca postingan kita dengan seksama, dan ingin berikan komentar, malah jadi males gara2 baca komen sampah alias ga nyambung yang berderet di kolom komentar. Pkus link hidup pulak. Si pembaca yang mau komen tadi pun jadi ilfil. 

5. Banyaknya komentar spam yang masih duduk manis di kolom komentar, bisa jadi indikasi juga akan seberapa seriusnya si pemilik blog di dalam mengurus blognya. Pedulikah dia pada komentar spamyang bejibun itu, dengan menghapusnya, atau malah membiarkan mereka duduk manis setara dengan komentar lain yang bernilai baik.

See? Masih ingin membiarkan komentar spam nangkring manis di kolom komentar kita? Kalo aku sih, engggaaaak! Lalu apa kiatnya dalam mengatasi komentar spam ini tak lagi menghujani postingan demi postingan kita?

Kiat menghadapi Comment SPAMMER 

1. Aktifkan opsi moderasi komentar, sehingga hanya komentar yang kita setujui saja yang akan tampil. 

2. Gunakan fitur captcha, biar yang komen butuh usaha dikit. Hehe

3. Hapus pilihan anonymous dan Nama/Url, sehingga hanya yang bisa login yang bisa masuk umtuk berikan komentar. Bagi spammer, tentunya mereka akan butuh effort lebih tinggi agar bisa menjejak di postingan kita. Tapi, kalo menurutku sih, opsi ini justru juga akan menyulitkan teman2 blogger yang sedang blogwalking, pasti akan males kan? Kudu login dulu, sementara pengen BW ke tempat lain juga. Hehe.

4. Aktifkan opsi 'nofollow' link yang ada pada kotak komentar, yang sebenarnya sudah otomatis terpasang pada banyak template blogger. 

5. Jika perlu, pasang juga script yang dapat mematikan link aktif pada komentar secara otomatis. 

6. Untuk komentar spam yang sudah terlanjur menumpuk, berjubel2 bagaikan para penumpang KRL di pagi dan sore hari kerja, maka sediakankah waktu untuk menyatroni dan menghapusnya. Dan, tadi malam, eikeh sedang melalukan langkah ini, lho, ngalusin komentar spam sambil ngutuk cantik para spammer ituh!

Well, Sobs, dari ke 6 cara menghadapi komen spam di atas, mana yang telah Sobats lakukan? Kalo aku, memilih poin1 dan 6. Moderasi komentar dan menghapus tuntas komentar spam yang sudH terlanjur duduk cantik di dalam postingan-postingan terdahulu. Capek sih, karena ribuan, etapi, setelahnya, blog kita akan bersih dari virus khaaan? Karena kom ntar selanjutnya baru akan bisa nongkrong damai di kolom komentar, HANYA dengan approval kita. So, good bye comment spammer!

Al, Bandung, 2 January 2016



Selamat Tahun Baru

Happy New Year, dear Friends! Apa kabar hari ini? Pasti lelah atau masih ngantuk lah ya, setelah begadang tadi malam menyambut tahun baru? Ikutan di dalam semaraknya kembang api dan petasan kah? Atau hanya sekedar having fun, barbeque-an atau makan-makan bersama keluarga sambil nunggu peralihan tahun? Atau malah menghabiskan akhir tahun di pantai yang syahdu bersama orang-orang terkasih?

Kalo aku, sih, hanya jalan bersama orang-orang terkasih ke Margocity, itu pun ga lama, cuma sekedar window shopping, lihat-lihat keramaian, terus balik lagi deh ke apartemen. Bukan apa-apa, sih, Sobs, aku tuh termasuk orang yang cepat pusing kalo berada di dalam hingar bingar musik [live show] gitu. Gelegar musicnya kerasa banget, bikin telinga jadi gimanaaa, gitu. Plus, suka pusing juga kalo orang terlalu rame, desak-desakan. 

Sesampai di apartemen, kami duduk-duduk sebentar di lobby, chit chat dengan beberapa teman se apartemen, baru lah kemudian kami balik ke unit, dan dari jendela kamar, bisa melihat langit yang penuh dengan tebaran kembang api cantik yang berwarna warni. Wow, indah banget! 

Namun, di dalam hati, kok tiba-tiba ada rasa sedih yang menyeruak, menyadari tahun 2015 telah berlalu, dan hari ini, kita telah berhadapan dengan lembaran baru 2016. 
Yup, hari ini, kita mulai pada pijakan pertama, 1 January 2016.  Waktu memang tak pernah berhenti. Yang terasa malah seperti berlari. Ini kah karena rotasi dan evolusi bumi yang semakin cepat karena bumi dan seisi tata surya semakin tua? Entahlah, yang kurasakan adalah bahwa perputaran sang waktu memang kian cepat. Baru saja hari Senin, eh sudah Senin lagi. Ngerasa begitu juga kan, Sobs?

Anyway, sekencang apa pun sang waktu berlari, sudah sepantasnya lah jika kita pun menyiapkan diri. Namun, walau pun kita komit untuk menyiapkan diri, adaaaaa aja kendala yang membuat komitmen ini terkendala. Sehingga, beberapa commit list to do pun, terpaksa tak bisa check list, karena masih pending, dan terpaksa dibawa ke tahun berikutnya. I have some pending commit list to do, nih, Sobs, yang harapanku, mudah-mudahan bisa dieksekusi pada tahun ini. Insyaallah, dengan ijin-Mu ya, Allah. Aamiin.

Sobats juga punya pending list to do? No worries, sebagai manusia, kita memang bisa merencanakan dengan sebaik-baiknya, namun tak perlu kecewa ketika eksekusinya malah terkendala, karena pastinya, ada HIKMAH di balik setiap peristiwa, khaaan? 

Well, seperti tahun-tahun lalu, tahun ini, aku juga ga mau terlalu ngoyo ah, ga mau gembar gembor memamerkan resolusi ini dan itu, cuma ingin bisa menuntaskan beberapa draft novel yang udah duduk sendu di dalam draft, di sela-sela pekerjaan harian, serta mengurus beberapa pekerjaan lainnya [online sector] yang dipercayakan kepadaku. Semoga bisa terlaksana dengan baik, ya Allah. Wish me a luck, ya, Sobs! 

Happy New Year Card

Margonda Raya,
Al, 1 January 2016

Ki-Ka: Bang Aswi, Kang Ali Muakhir, Alaika Abdullah, Meti Medya, Tian Lustiana,
 Efi Fitriyah, Nchie Hanie dan Eduard de Grave

Postingan Komunitas Blogger Bandung, adalah lanjutan dari cerita kita kemarin tentang komunitas. Yes, masih pengen ngobrol tentang pentingnya berkomunitas, nih, Sobs! Dan kali ini, aku ingin bercerita tentang komunitas di mana para blogger Bandung mangkal, nih! Blogger Bandung, bisa berarti sebagai blogger yang ber-KTP Bandung dan bekerja di Bandung, atau ber-KTP Bandung tapi kerja di luar Kota Bandung, atau bisa juga blogger yang non KTP Bandung tapi berdomisili dan bekerja di Bandung.

Bicara tentang Blogger Bandung, memang tak bisa lepas dari sebuah perjalanan mengasyikkan dari Bandung ke Solo, dalam rangka acara Asean Blogger pada tahun 2013 yang lalu. Di dalam perjalanan menuju kota ini lah yang menjadi cikal bakal terbentuknya kumpulan blogger Bandung, yang kini beken dikenal sebagai komunitas Blogger Bandung. Adalah sosok itu [baca: Bang Aswi], bersama dengan Nchie Hanie, Meti Medya, Evi Sri Rezeki dan Kang Ade Truna yang menjadi rombongan peserta Asean Blogger Gathering, yang berasal dari Kota Bandung. Aku sendiri, berangkat ke sana sebagai salah satu bentuk hadiah dari anugerah Srikandi Blogger 2013, yang dihibahkan ke pangkuanku. Yes, I am a Srikandi Blogger 2013, hehe, dan dapat tiket gratis deh untuk PP Bandung Solo and Vise Versa.

Sepulang dari Solo, obrolan ringan tentang 'kumpulan blogger Bandung' itu tidak tenggelam begitu saja, melainkan ditindaklanjuti oleh sosok itu, dengan keikutsertaan tim blogger Bandung di dalam beberapa kegiatan sosial yang sedang dilaksanakan di Kota Bandung, seperti Bandung Bebersih Yuk, di mana pada acara ini lah, logo Blogger Bandung pertama kali digunakan. Kemudian, tim Blogger Bandung mendapat undangan untuk piknik sekaligus mereview Floating Market Lembang, yang baru saja launching kala itu, dilanjut dengan berkunjung dan meet up dengan Teh Eka, pemilik Kaos Gurita bisa ngomong yang fenomenal itu, di mana akhirnya menelurkan kaos kebangsaan kaum blogger, 'Sumpah, aku ini Blogger!' yang akhirnya me-Nusantara.

Kiprah ini terus saja berlanjut positif. Bertambahnya partisipan [member] yang ingin bergabung di dalam kumpulan Blogger Bandung ini, akhirnya mengarahkan sosok itu untuk menciptakan grup di FB, teteup dengan nama yang sama, yaitu Blogger Bandung FB Group. Sengaja tidak menetapkan pengurus, karena kala itu, rasanya ga perlu lah sampai ada pengurus segalanya. Semua terbuka dan siapa saja bisa posting dan memberikan undangan terhadap acara-acara yang mengundang Blogger Bandung.

Namun, seiring dengan semakin diliriknya profesi blogger oleh brands dan agencies, sebagai ujung tombak promosi online, maka, kepengurusan terhadap sebuah komunitas pun mulai dipertanyakan. Oleh siapa? Oleh brand atau agency yang mengundang. Mengapa? Ya pasti lah, karena mereka butuh PIC atau orang yang bisa dimintai pertanggungjawab atau menjadi koordinator. Tak hanya itu, mereka juga memandang perlunya tim pengurus dari suatu komunitas, sebagai wujud dari credibilitas komunitas itu sendiri.

Selain dari kebutuhan di atas, sosok itu, selaku founder Komunitas Blogger Bandung, juga merasa bahwa sudah saatnya FB group Blogger Bandung alias Komunitas Blogger Bandung dirapihkan. Diberi aturan dan outline agar tertib dan rapih serta bisa tampil lebih profesional.

Hanamasa, Rabu, 9 December 2015

Bertempat di Hanamasa, Dago - Bandung, bertepatan dengan kumpul-kumpul dan makan-makan dalam rangka merayakan ultah si kembar [Bang Edo dan Meti Mediya], maka kesempatan baik ini juga sekalian dimanfaatkan untuk launching Komunitas Blogger Bandung, yang telah melalui proses musyawarah dan mufakat dengan para sesepuh [pencetus awal terbentuknya komunitas ini].

Turut pula dihadiri oleh para mitra yang telah dan sedang bekerjasama dengan Komunitas Blogger Bandung selama ini, ada Teh Sandra dari XL, Kang Renzha dari Klinik DF, Teh Eka dari Kaos Gurita, Kang Argun dari DewaSeo, Teh Damae dari Smartfren Community dan Kang Gery dari Qwords. Komplitlah acara sederhana peluncuran Komunitas Blogger Bandung ini terlaksana.

Tadinya, aku dan Nchie Hanie, hanya ingin jadi 'rakyat' biasa sih, mengingat kesibukan harian kami yang sedang tinggi-tingginya. Takutnya nanti tidak optimal di dalam menunaikan tanggung jawab sebagai pengurus di Komunitas ini. Namun mengingat satu dan lain hal, apalagi sosok itu juga mengharapka agar kita-kita bersedia membantu dan terlibat di dalam pengurusan Komunitas inni, maka Bismillah, dengan niat tulus, rasanya tak ada salahnay jika aku turut mensupport Komunitas ini semampuku. Posisi sebagai Sosial Media and Website Officer, berbarengan dengan Bang Edo, adalah posisi yang paling pas mengingat keberadaanku yang nun di Depok sana, dan baru akan ada di Bandung hanya pada akhir pekan.

Semoga langkah baik akan senantiasa mengikuti setiap usaha dan upaya memajukan komunitas ini sehingga mampu memberikan manfaat bagi para anggotanya nantinya. Aamiin. Dan bagi Sobats blogger yang berdomisili di Kota Bandung, atau ber-KTP Bandung, yuk, bergabung di Komunitas ini, bergandengan tangan dan jadi blogger yang produktif penuh tebaran manfaat, yuk!

Tentang Komunitas Blogger Bandung,
Al, Margonda Raya, 27 Dec 2015
Words; 730


Hari ini, tepatnya 11 tahun yang lalu. Setiap anak bangsa, pasti akan langsung melesat tajam ingatannya ke masa itu. Masa-masa yang dalam hitungan menit menjadikan bangsa Indonesia, utamanya anak manusia di Nanggroe Aceh Darussalam serta merta berkabung. Suatu masa yang dengan tragis menjadikan seorang istri menjadi janda, seorang suami menjadi duda, anak menjadi yatim atau piatu, atau bahkan menjadi yatim piatu. Suatu masa di mana manusia meregang nyawa secara massal, oleh sebuah gelombang dasyat bernama tsunami. Yang kedatangannya diawali oleh sebuah gempa yang sepanjang umur masyarakat kala itu, belum pernah merasakan goncangan hingga 9,1 skala Reichter itu. Sebuah goncangan yang serta merta melongsorkan bangunan semegah hotel Kuala Tripa, menjadi puing-puing yang menumpuk di atas tanah retak. Sebuah gelombang yang mampu menghantarkan sebuah kapal pembangkit tenaga listrik yang sedianya mengapung di tengah lautan, justru hadir dan mendarat di atas atap dua buah rumah, dan membuat si rumah penyet akibat tak kuasa menahan beban berat sang kapal. Remuk.

Sebuah goncangan yang tak lama sesudahnya, justru menyurutkan air laut, menggeleparkan ikan-ikan oleh mengeringnya air laut, lalu dengan serta merta, justru menghadirkan kembali gelombang lautan dalam kekuatan maha dasyat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Tsunami, nama gelombang itu. Belum pernah terngiang di telinga siapa pun kala itu, sehingga tak ada persiapan apalagi antisipasi di dalam menghadapinya.

Gelombang ini pula, yang telah mengirimkan sebuah balok kayu untuk menghantam mata kaki Ayahandaku, kala beliau sedang mencoba menyelamatkan diri. Mencoba untuk menaiki anak tangga menuju lantai dua sebuah surau di dekat rumah kami, dalam upaya menyelamatkan diri dari amukan sang gelombang. Arus air bah ini pula, yang kemudian menyeret ayah yang terjatuh, dan mengombang-ambingnya hingga ratusan meter, tersangkut di kawat duri sebuah pagar, dan tenggelam di dalam air berlumpur kelam. Jika saja tangan Tuhan tak meraihnya kala itu, maka kami tak akan pernah lagi bertemu dengan lelaki yang kami panggil Ayah itu.

Namun, jika ajal belum menjemput, maka ada saja mukjizat penyelamat di tengah amukan bencana. Setelah dihumbalang oleh amukan gelombang, secara ajaib Ayah berhasil meraih sebuah dahan, dan memanjat serta duduk bergelayut di atasnya. Mencoba sekuat tenaga untuk memeluk sang dahan, agar dasyatnya arus gelombang tak berhasil menyeretnya kembali ke dalam amukan lumpur kelam.

Tsunami, menyisakan banyak keajaiban dan duka lara bagi para survivors. Tsunami, menjadikan Aceh sebagai laboratorium raksasa, di mana umat manusia bisa menjadikannya sebagai tempat pembelajaran for a better life after the disaster. Tsunami pula, dibalik duka lara yang dilukisnya, menyisakan perjuangan hidup dan makna akan mahalnya arti kehidupan bagi para survivors atau siapa pun yang menaruh perhatian akannya.

Hari ini, 26 December 2015, 11 tahun setelah bencana. Aceh, telah kembali berdandan apik. Menapaki Kota Banda Aceh hari ini, orang tak akan percaya jika Kota ini pernah diamuk gelombang dasyat bernama tsunami. Tak ada tanda-tanda bahwa ratusan ribu mayat pernah bergelimpangan di segala penjurunya. Aceh telah berubah, menjadi sebuah kota keren berselimut ilmu pengetahuan dan kemajuan. Aceh telah berhasil bangkit, for a better life, a better place to stay and a better governance, hopefully. :)

Hari ini, selain memperingati hari tsunami, kota yang terkenal dengan istilah kota seribu warung kopi berhotspot ini, akan pula menyelenggarakan sebuah agenda keren bertajuk Aceh Thanks To The World. Ber-hashtag #AcehThanks2TheWorld, Aceh Smartcity bersama rakyat Aceh, akan menjadikan agenda ini sebagai langkah awal [launching] kegiatan keren berupa pendampingan bagi gampong-gampong di Aceh agar dapat memiliki website desa-nya. Sehingga menjadi desa-desa yang melek IT dan siap memperkenalkan kelebihan desanya pada dunia.

Output dari agenda ini adalah diharapkan agar di 26 Dec 2016 nanti, akan ada 6000 web gampong yang siap untuk tampil di satu pusat pameran utama berkelas nasional yang juga akan menghadirkan desa2 lainnya di luar Aceh. Wow! Semoga, pembelajaran yang diberikan oleh tsunami, akan menjadikan Aceh a better province, life, community and governance. Aamiin. Thanks to the world!


dibalik bencana, ada hikmah yang tersembunyi,
Al, Bandung, 26 Dec 2015. 
Words; 621


I am a professional blogger! Malam ini, aku jadi tergelitik untuk menulis tentang sebuah 'profesi' baru bernama Blogger. Sengaja pakai tanda petik, karena sebenarnya usia blogging/blogger bukanlah seumur jagung. Hanya saja, karena dunia blogging dan profesi sebagai blogger sedang naik daun, sedang dilirik secara serius oleh agencies dan brands ternama, maka pekerjaan menulis blog pun menjadi sebuah profesi baru yang menjanjikan prospek cerah bagi para blogger. Bahkan, beberapa teman jurnalis yang pernah meliput acara Festival TIK 2015 yang lalu, sempat chitchat tentang prospek cerah di dunia blogging ini, hingga akhirnya mereka pun tertarik untuk go blogging, dengan harapan juga akan bisa earning income, seperti blogger-blogger lainnya. Of course, every one is free to be a blogger, right?

Di tengah geliat antusiasme bloggers untuk beroleh penghasilan, untuk bisa dilirik dan mendapat orderan dari agencies and branded brands, berbagai upaya pun dilakukan oleh para bloggers. Kaum optimist dengan gegap gempita dan bersemangat berupaya untuk meningkatkan kinerja dan performa blognya, menjadikannya sebuah blog yang credible sehingga akan menuai cring-cring [baca: earning money]. Meningkatkan pengetahuannya agar mumpuni di dalam mengemas ide dan mengolah kata, merapikan atribut dan aksesoris blog agar tampil maksimal dan menarik serta gampang diakses oleh para visitors, dan berbagai upaya positif lainnya.

Sebagian lainnya, tetap pada jalur mereka sendiri.

'Mba Al, mah, emang keren. Srikandi Blogger, gimana ga banyak dapat job? Saya apa atuh, cuma blogger biasa, blogger curhat, bla bla bla...'. 

Hellooo, kata adalah doa, lho! Ucapan adalah sugesti hati, yang akan mengirimkan perintah ke otak kita untuk mengiyakan apa yang terucap itu.

Sebenarnya, aku juga blogger curhat, alias blogger yang suka juga curhat di blog. Toh itu blog adalah blog kita sendiri, jadi suka-suka kita donk mau nulis apa? Hehe. Etapi, aku sih, seiring dengan perjalanan waktu, mulai mikir, ingin agar tulisan-tulisanku bisa lah memberi manfaat bagi pembacaku. Jadi walo masih sering nulis curhatan, teteup aku usahakan agar curhatan itu berbentuk positif dan bermuatan inspirasi bagi pembacaku.

Adalah hak kita kok, mau mengaku sebagai blogger apah. Kalo aku sih dengan pede menuliskan 'Professional Blogger' di mana pun bahkan di CV/Resume saat melamar pekerjaan, sebagai salah satu pekerjaan yang aku lakoni.

Dan seperti dugaanku, mencantumkan profesi tambahan ini [proffesional blogger] memberi nilai tambah yang signifikan bagi CV, sehingga memiliki daya tarik tambahan untuk berpeluang dipanggil mengikuti proses rekrutmen. Beberapa kali, aku mendapatkan panggilan untuk menjalani test dan interview, dan di dalam interview itu, pihak penginterview mengatakan bahwa mereka tertarik untuk menghire seorang professional blogger pada posisi yang sedang mereka buka itu, karena mereka membutuhkan orang yang punya kemampuan copy writing untuk mendukung publikasi, reporting dan media coverage project mereka . See? Professional blogger mulai dipandang dengan hormat dan dibutuhkan, lho! Be confidence!

How to Be a Professional Blogger?

Hm, pertanyaan yang gampang-gampang susah menjawabnya, Sobs!
Gampang, jika kita sepakat akan arti/versi professionalnya. Professional menurut versiku adalah, bersikap serius [tidak main-main] setiap melakukan sesuatu. Misalnya nih, ketika kita hendak menulis tentang sebuah topik. Tulislah dengan serius [bukan kalimat-kalimatnya harus berat dan serius, lho, ya!], melainkan, isi dari tulisan yang kita hasilkan itu, walau pun hanya postingan ringan, tapi mencerminkan niat hati kita yang memang sengaja ingin sharing tentang itu. Jadi, tunjukkan keseriusan di dalam membahas sebuah topik. Boleh saja, dan harus malah, menggunakan gaya menulis kita sendiri. Use our own character and writing style! Jangan lupa, professionalitas seorang blogger, menurutku, juga dinilai dari kedisiplinannya terhadap deadline, outline yang dibutuhkan [content] dan sikap penuh tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diemban.

Sobats punya tips tambahan agar kita bisa lebih proffesional dalam blogging? Sok atuh ditambahkan di kolom komentar, ya! Nuhun...

sharing ringan seputar dunia blogging,
Al, Margonda Raya, 25 Dec 2015
Words: 591



komunitas itu penting

Yuk, berkomunitas dengan apik! Bukannya latah dan ikut-ikutan menelurkan tulisan bertema komunitas. Tapi emang pengin aja nulis tentang komunitas dan pentingnya berkomunitas. Karena bagiku, berkomunitas itu memang penting dan banyak sekali manfaatnya, lho! Jadi keingetan saat awal-awal berkenalan dengan dunia blogging, di awal tahun 2008, saat masih disibukkan oleh pekerjaan di dunia humanity, di salah satu project tsunami recovery, di Aceh dahulu. Saat itu, adalah saat awal aku jatuh hati pada online diary bernama blog. Dikenalkan oleh seorang teman, yang aku ga tau deh, apakah saat ini doi masih rajin ngeblog atau tidak, karena orangnya hilang di dunia antah berantah. Lost connection, semoga saja doi baik-baik saja dan semoga masih berada pada planet yang sama, dan masih di atas permukaan bumi ini. Aamiin. [Dewi.... where are you? I missed you badly, lho!]

Awal ngeblog, aku sama sekali buta akan langkah-langkah apa yang seharusnya aku lakukan agar postinganku mampu menyumbangkan kunjungan. Aku ga ngeh apa yang harus dilakoni agar postingan menuai komentar. Selesai posting, ya sudah, diem, dan balik ke pekerjaan harian. Hanya satu hal yang aku rasakan, karena niat awal menulis adalah untuk sharing dan juga self-healing, ya sudah, ga papa juga kalo ga ada yang berkunjung, setidaknya, ini adalah bentuk self healing atau terapi jiwa, yang beneran bikin daku fresh dan lega setelah menuangkan buah fikiran ke dalam tulisan.

Masih ingat juga aku kala itu, punya beberapa teman Blogger se-nusantara, tapi jarang sekali yang dari Aceh, kami sama-sama menggunakan shoutbox sebagai salah satu aksesoris blog, di mana lebih senang meninggalkan chitchat di situ daripada menulis komen di kolom komentar. Hingga, walo blogwalking, membaca postingan, kami dengan senang hati menuliskannya di chatbox. Hayyah! Lucu juga kalo diingat-ingat sekarang ini. Hehe. Berbekal hubungan pertemanan via chatbox itu pula, aku jadi punya akses untuk menimba ilmu pada para blogger yang telah lebih dulu mumpuni dibanding diriku sendiri. Bisa belajar tentang utak atik blog, yang ternyata begitu mengasyikkan dan bikin melek dunia utak atik.

Pentingnya bergabung dengan Komunitas Blogger




Seorang blogger, sehebat apa pun postingannya, jika bergerak sendiri, tanpa dukungan komunitas, tentu pamornya tak akan sedasyat jika dia bergabung dan didukung oleh berbagai komunitas yang diikutinya. Setuju, Sobs? Itu menurutku, sih. Tapi, alasanku bergabung dengan aneka komunitas blogger yang ada di tanah air, sih, karena aku memang senang sekali menjalin pertemanan. I love to enhance my networking! I also love to increase my capacity by engaging myself to the knowledge shared in the communities. Yup, bergabung dengan aneka komunitas, semakin memperluas jaringan pertemanan, menambah relasi dan pengetahuan pastinya. Selain itu, dengan bergabung di berbagai komunitas, semakin luas peluang kita untuk share artikel-artikel yang sudah kita tulis, kan? Bener ga, sih, Sobs?

Joining the Communities

Sayangnya, di jaman eikeh dulu, Sobs, komunitas-komunitas blogger belum sebanyak ini, lho! Waktu di Aceh, daku merasa sendirian, padahal kala itu semangat blogging sedang luarbiasa hebatnya. Jadilah aku seperti bergerak sendiri. Untungnya, memasuki tahun 2010, mulailah aku berkenalan dengan beberapa komunitas, bahkan kemudian aku mengenal komunitas Aceh Blogger Community, yang menjadi pijakan awal aku berkomunitas. Selanjutnya, ada Kumpulan Emak Blogger, yang foundernya adalah Emak Founder [MakPon] Mira Sahid, sang sohib online yang kemudian mengajakku bergabung pada komunitas yang didirikannya. Gairah dan semangat ngeblogku terdongkrak drastis! Blogging is a really fun and truly self-healing. 

Jika kebanyakan teman-teman blogger ngeblog untuk menghasilkan pundi-pundi penghasilan, maka kala itu, aku sungguh sadar diri, bahwa mustahil menuju ke sana saat itu, karena aku masih terikat kontrak kerja di UNDP yang bener-bener menyita waktu. Jadilah daku tak ngoyo untuk earning money from blogging, walo sebenarnya, ya pengen banget lah!

communties
Kubujuk hatiku untuk bersabar. Akan ada masanya aku sampai pada tahap itu. Yang penting saat itu adalah, enjoying this blogging activity, updating my blogs and sharing my thought and knowledges. Itu saja dulu. Blog Monetizing, ntar aja, kalo saatnya tiba. Menulis saja dulu, ikutan kompetisi menulis jika sempat, dengan prinsip 'nothing to lose'. Menang syukur, ga menang juga ga pa-pa. Setidaknya, nambah entry postingan di blog, toh?

Walo begitu, blogging emang banyak berkahnya, lho, Sobs! Ketekunanku membuahkan beberapa kemenangan yang jelas bikin happy. Sebuah galaxy tab kala tablet keren itu baru saja launching beberapa tahun lalu, menjadi milikku sebagai pemenang utama blogging competition yang diadakan oleh sebuah brand ternama, plus beberapa hadiah lainnya yang juga aku peroleh dari ikutan blogging contest.

Belum lagi hadiah-hadiah dari para sahabat yang ngadain giveaway. Wow, sungguh bikin semangat ngeblog makin tinggi. Ditambah pula dengan kepindahanku ke Bandung kemudian. Semakinlah aku memperoleh kesempatan untuk tak hanya say hi dan chitchat di dunia maya, dengan para sahabat blogger. Kepindahan ini juga menyumbangkan kesempatan bagiku untuk semakin erat menjalin silaturrahmi dengan para sahabat dumay ke dunia nyata. Kopdar dengan Nchie Hanie, Teh Dey, Meti Medya, Lidya Fitrian dan Mira Sahid, adalah bentuk nyata pertemanan maya menjadi nyata. Bertemu sahabat yang telah sekian lama akrab di ruang chitchat yahoo messenger hingga ke whatsapp group [lirik : Una, Ririe Khayan dan Mas Stupid Monkey], adalah berkah dari ngeblog dan rajinnya bersilaturrahmi.

Menjadi Srikandi Blogger Utama 2013

Berkah terindah yang sungguh bikin haru adalah ketika diriku terpilih sebagai Srikandi Blogger Utama 2013 dari 150an kontestan. Rasanya sungguh bikin haru. Bukan apa-apa, Sobs. Ngeblog bagiku adalah untuk terapi jiwa, setidaknya kala itu, dan konsisten menulis adalah upaya untuk merampingkan alexa serta memang karena daku hobby banget menulis. Bukan mau ngejar ini itu, hanya ingin mengalahkan tantangan terhadap diri sendiri, bahwa di kala kesibukan urusan kantoran, daku masih sempat lah ngeblog. Eh, Alhamdulillah, test demi test yang harus dijalani selama masa kompetisi pemilihan Srikandi Blogger 2013 itu, membuahkan hasil yang begitu manis. Wow. Alhamdulillah. Thanks to the communities where I joined, yang telah menginspirasi dan memberi dukungan semangat for this achievement!

Yuk, Berkomunitas dengan apik!

Sering mendapat pertanyaaan dari bloggers yang ngakunya masih newbie. Mba Al, gimana sih agar blog kita banyak dikunjungi visitors?

Pertanyaan yang simple ya, Sobs? Hanya sebaris kalimat. Tapi jawabnya, lumayan juga. Hehe.
Kalo aku sih, biasanya akan menjawab begini.

'Gampang, Mba/Mas. Bergabunglah dengan komunitas-komunitas blogger yang credible. Yang memang konsisten dan care pada members-nya.'

Lha, emang ada komunitas blogger yang ga care pada membersnya? Hm, ada, lho! Coba aja cermati, dari sekian banyak group/komunitas di mana Sobats bergabung, pasti bisa Sobats berikan peringkat akan kepedulian dan program serta interaksi yang terjalin di dalam group itu. Kalo menuruku sih, sah-sah saja bergabung dengan puluhan bahkan ratusan komunitas, asalkan kita sendiri cermat dan ga buang-buang waktu.

Awal-awal kenal komunitas, dulunya aku asal klik tombol 'join' the group lho. Namun, begitu berada di dalamnya, sehari dua atau tiga minggu, baru kerasa, mana grup yang interaktif dan mana yang tidak. Mana yang sebaiknya kita lanjutkan karena memberi manfaat dan mana yang sebaiknya kita mundur dari lingkungan itu. Be selective!

Etika Berkomunitas.

Bergabung dengan aneka komunitas, adalah sah-sah saja. Yang paling penting adalah menjaga dan memelihara hubungan baik dengan setiap komunitas. Yang paling baik lagi adalah, jika kita mampu menjadi jembatan penghubung [sinergi] antara komunitas yang satu dengan komunitas lainnya. Itu pastinya tak hanya memberi manfaat bagi kita sendiri, tetapi juga bagi komunitas dan para member lainnya. Bener ga, Sobs?

Sebaik-baik anggota, kalo ga salah, sih, adalah yang mampu memberi manfaat bagi semuanya. Bener apa bener? Selain itu, yang paling penting harus dijaga adalah bahwa etika di dalam berkomunitas. Aku sendiri, bergabung tak hanya di komunitas-komunitas blogger, tetapi juga tergabung di komunitas lain seperti Relawan TIK Bandung [sebenarnya ini sih, bukan komunitas melainkan organisasi], nah, boleh-2 saja, bahkan bagus banget, asalkan kita tau dan jeli di dalam menggunakan bendera dan seragam komunitas. Misalnya, tidak menggunakan seragam Relawan TIK pada saat acara yang sedang berlangsung justru acara kumpul blogger yang diadakan oleh Kumpulan Emak Blogger, dan kapasitas kita di acara ini adalah sebagai pengurus komunitas ini, misalnya. Atau, tidak menggunakan seragam Blogger Perempuan.com justru pada saat menghadiri acara launching Komunitas Blogger Bandung, di mana kita menjadi salah satu pengurusnya, dan bukan berkapasitas mewakili Blogger Perempuan. Ini, misal, lho, yaaa!

Well, postingan ini kayaknya udah panjang banget deh, sudah saatnya untuk segera diakhiri sebelum Sobats semua malah nekad meng-klik tombol close dan meninggalkan postingan ini tanpa komentar. Hehe.  Anyway, Blogging is a self-healing and I will be back for another sharing. 

catatan kecil tentang komunitas,
Al, Bandung, 26 December 2015
Words: 1346


Happy Mother's Day, tiga rangkai kata ini begitu bergelora menghiasi timeline mau pun status baik di facebook, twitter, instagram, path, maupun berbagai akun-akun sosial media lainnya, yang berseliweran di jagad maya. Yup, hari ini, Indonesia merayakan hari ke dua puluh dua pada bulan Desember ini, sebagai hari Ibu. Tak heran, jika ucapan Selamat Hari Ibu, atau Happy Mother's Day pun, kemudian menghias status masing-masing pemilik akun.

Aku sendiri, pagi-pagi tadi sudah mendapatkan ucapan ini dari sang pendamping jiwa, di atas pembaringan saat bangun tidur pagi tadi. Ehem. Pelukan lembut diiringi bisikan 'Selamat hari ibu, wanita tangguh, happy mother's day, darling,' sungguh menyejukkan hati. Ada kekuatan dan suntikan semangat dari rangkaian kalimat yang disampaikan dengan cara romantik itu. Hm, jadinya ga ingin bangkit dari tempat tidur, eh, apa daya, cahaya mentari sudah mulai tinggi, dan itu artinya I have to get up and preparing myself to go to work. Huft. 

Tak hanya itu, surprise berikutnya adalah dari Icha, si jinny centil. Ternyata si bocah sudah nge-whatsapp sejak subuh, saat dia usai shalat subuh. Etapi, karena aku tak terlihat read the message, dan tak juga membalas, the jinny kid, akhirnya menelphone.

"Assalammualaikum, Bunda sayang, kok whatsapp Icha ga dibalas, sih?" Serbunya dengan suara kanak-kanaknya.

"Waalaikumsalam sayang, aduh, maaf, Bunda belum lihat hape. Ntar ya, Bunda mau berangkat kerja dulu. Nanti Bunda balas, oke?"

"Oke deh, Bundaku sayang, Bunda cantik, Bunda Malaikat Icha..., selamat hari Bunda yaaa, semoga Bunda panjang umur, murah rezeki, dan bahagia selalu, juga makin sayang sama Icha. Aamiin ya Allah."

Ops, ternyata ini bocah mau ngucapin Happy Mother's Day, toh! Jadi haru deh, ih! Soalnya, dunia mereka kan tidak mengenal ucapan-ucapan seperti ini. Eh, kata siapa? Mereka kan juga mengikuti tren kita? Banyak belajar dan meniru prilaku kita, orang-orang kota. Hehe.

Whatever, yang jelas, ucapan ini semakin bikin hatiku bahagia, deh, Sobs! Semangat untuk berkarya meningkat tajam. Yup, sebenarnya, kita ini butuh suntikan semangat, tak harus melalui materi, cukup dari ucapan dan ungkapan penuh kasih dan cinta, rasanya tenaga pun akan bertambah. Tak harus berupa pakaian dan sepatu baru, tapi cukup melalui apresiasi dan ungkapan yang mengalir dari kalbu, sudah cukup menjadi suntikan penyemangat diri. Begitu kan, Sobs?

Lalu, bagaimana halnya dengan yang belum menjadi Ibu? 
Atau wanita-wanita single yang belum berpasangan alias masih senang ngejomblo? Tak bisa berhari ibu, donk? Kalo kata aku, sih, seperti ini, nih, Sobs!


Yup, Ibu, bukan hanya seorang wanita yang dari rahimnya telah lahir seorang anak, melainkan juga adalah wanita-wanita yang di lubuk hatinya terpancar rasa kasih, dan keinginan untuk memberikan perhatian, kasih sayang, naungan dan perlindungan bagi siapa pun, terutama anak. Jadi, happy mother's day untuk semua wanita tangguh dan penuh kasih! 
Yes, jadi siapa pun orangnya, asalkan dia adalah seorang wanita yang memang di dalam lubuk hatinya terpancar rasa kasih dan perlindungan, sudah sewajarnya mendapatkan ucapan Selamat Hari Ibu. Setuju, Sobs? Begitu juga di kantorku hari ini, beberapa diplomats yang ngeh bahwa hari ini Indonesia merayakan hari ibu, turut serta mengucapkan selamat hari ibu untukku dan kolega-kolegaku yang cewek. What a happy day!

Dan soreku, aku masih mendapatkan surprise dari putri tersayang. Intan. Gadisku yang satu ini, tak ketinggalan bikin surprise. Sengaja dia memancing rasa sedihku, karena tak mendapatkan ucapan Happy Mother's Day [seperti tahun-tahun sebelumnya] hingga sore hari. Membuatku nelangsa dan sedih dengan rasa 'terlupakan' oleh putri sendiri. Ealah, ternyata itu adalah rangkaian triknya untuk membuat anti klimaks bagi uminya ini.

Malam harinya, sebuah pesan dan video nangkring manis di chat room whatsappku, dari Intan. Duh, Nak! Andai saja dirimu di sini, sudah Umi peluk dan cubit2 deh pipi kamu, Nak!

Selamat Hari Ibu

Berlinang air mata ini menyaksikan video singkat kreasi ananda. A bunch of love and thank you so much, my lovely diamond, May Allah blessing you, whenever and whereever you are. My best wishes is only for you, my dear! Muaaach!

catatan hari Ibu,
Al, Margonda Raya, 22 December 2015
words: 631








Ga terasa, udah enam bulan juga nih ngantor di Jakarta, tepatnya di seputaran Jakarta Selatan, dan berdomisili di Kota Depok. Dan hampir enam bulan pula, menghabiskan wiken dengan wara-wiri Depok – Bandung dan sebaliknya. Huft, kalo bukan karena ada urusan yang harus diselesaikan di kala wiken di sana, kayaknya ingin juga sih rehat dulu dari wara-wiri seperti ini. Saking seringnya [setiap minggu pula], jadinya eikeh hapal bo’ dengan lika liku jalan tol sepanjang Depok – Bandung dan sebaliknya ituh. Hehe.

Dan…, kayaknya, wiken depan nanti, aku ingin ngisi waktu dengan cara berbeda, ah! Pengen main-main ke kota Bogor yang terkenal ituh! Terkenal dengan asinan bogornya yang bikin ngiler, terkenal dengan udara sejuknya yang bisa menumbuhkan inspirasi menulis, terkenal sebagai kota hujan dan berbagai tempat wisata yang ada di sana. Ha? Emang Bogor punya tempat wisata?

Ya elah, ya punya lah! Pernah dengar Kebun Raya Bogor, donk? Atau Istana Bogor? Kayaknya akan asyik deh jika Sabtu nanti aku main ke sana. Mau ajak Intan, ah. Udah lama juga ga jalan bareng putri tersayang. Setelah dari Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, bisa lanjut ke Rumah Anggrek. Pasti cakep-cakep dan unik tuh, anggreknya. Selain itu, main ke beberapa mal popular seperti Botani square yang terletak di Jalan Pajajaran, atau hangout di Bogor Trade Mal, yang di Jalan H. Juanda, atau main di Lokasari Plaza – Jalan Siliwangi, atau malah duduk cantik sambil shopping di Bogor Plaza – Jalan Surya Kencana, pasti bikin Intan happy, deh!

Terus, kalo mau happy-happy dan pengen suasana yang lain, bisa juga nih ngajak Intan nginep di kota hujan ini, menikmati udara sejuknya yang bikin fresh. Apalagi sekarang ini, masalah penginapan, di Bogor banyaklah, ya? Mau villa, budget hotel, hotel yang mahal pun, tinggal pilih. Hihi, kalo eikeh, mah, cukup budget hotel aja, ah! Adanya aplikasi keren atau website Traveloka, emang ngebantu banget dan bikin liburan makin anteng. Ga perlu susah payah booking ke [hadir di ] hotelnya, cukup mainkan jemari di gadget dan booking hotel berkualitas dengan harga murah dan pantas! Susah nyarinya? Yee, cobain atuh website atau aplikasi travelokanya ituh.

Kalo aku sih, untuk hotel di Bogor, pengen nyobain milik perusahaan Aston International. Aston tuh udah berdiri sejak tahun 1997 dengan market berada di kawasan Asia Pasifik. Merek-merek hotel dari Aston International terdiri dari Aston, Kamuela, Alana, Fave Hotel, Hotel Neo, Quest Hotel, dan Harper. Total sudah ada 204 hotel Aston International, lho, yang tersebar di seluruh Indonesia. Wow, banyak juga yaaa? Mahal? Enggak juga, lho!

Coba deh initps dua hotel keren milik Perusahaan Aston ini. . 



1. Favehotel Padjajaran Bogor

Favehotel Padjajaran Bogor merupakan salah satu hotel murah di Bogor yang berada di Jalan Cidangiang No.1. Letak hotel ini sangatlah strategis yakni dekat dengan dengan Botani Square. Tersedia 2 tipe kamar yang ditawarkan hotel ini yaitu standard room dan suite room. Masing-masing kamar dilengkapi dengan LCD TV, AC, brankas, shower, wifi, meja, fasilitas laundry, linen dan handuk, telepon, hairdryer, serta queen bed. Yang berbeda adalah ukuran kamar serta perabotannya dan beberapa fasilitas tambahan seperti alat pembuat teh dan kopi serta mini bar. Untuk tipe kamar standard, kita dapat memilih mau pesan hanya kamar doank atau lengkap dengan sarapan. Dari situs resminya, harga terendah yang ditawarkan per malam untuk type kamar standard tuh murah banget, lho! Cuma senilai 358.000++ rupiah per malam. Jika kita ingin sekalian sama sarapan, maka harga kamar per malamnya menjadi 418.000++ rupiah. Namun harga mungkin berubah sewaktu-waktu jadi kudu dipastikan dulu kalo mau booking dengan mengecek harganya di situs resminya, deh, biar aman. 

2. Hotel Neo+Green Savana Sentul City

Hotel ini merupakan salah satu hotel murah di Bogor yang berada di Jalan Siliwangi No. 1 Sentul City. Semua kamar di Hotel Neo dilengkapi fasilitas LCD TV 32 inci dengan saluran Internasional dan lokal, kasur dan bantal, kamar mandi dengan shower, mini bar, alat pembuat teh dan kopi, brankas, AC, dan telepon. Ada 2 tipe kamar yang ditawarkan hotel ini yakni standard yang berukuran 32 meter persegi dan suite room yang berukuran 75.5 meter persegi. Untuk kamar tipe standar, kita bisa milih ingin sarapan atau tidak. Dari situs resminya, harga yang ditawarkan untuk kamar tipe standard tanpa sarapan yakni 458.000++ rupiah per malam. Sedangkan jika mau nambah sarapan maka harganya menjadi 518.000++ rupiah per malam. Untuk kamar tipe suite, harganya 728.000++ rupiah per malam. Namun harga mungkin berubah sewaktu-waktu jadi pastikan anda terus mengecek harganya di situs resminya. 

Hm, kayaknya eikeh dan Intan mending nginep di Favehotel Padjajaran Bogor aja, deh! Lebih masuk ke dompet, nih! Kalo kamu?


Planning akhir pekan,
Al, Margonda Raya, 15 December 2015
Hari ini, Senin. Bener-bener pengen aplikasiin semboyan I like Monday. But..., dari pagi tuh, sisa-sisa kebahagiaan dan keinginan untuk lanjut berleyeh-leyeh tak mau pergi. Huft. Udah diusir dan menyibukkan diri dengan list to do yang sebenarnya menumpuk, teteup aja, ga mau pergi juga ini rasa pengen leyeh-leyeh. Apalagi mengingat jalanan tadi pagi menuju kantor, udah agak lowong karena banyak yang sudah nyuri start liburan. They started taking leave deh kayaknya. Sementara eikeh? Aih, daku belum punya cuti, bo'. Baru juga kerja di kantor ini sekitaran 1/2 tahunan, jadi kagak punya eikeh, mah! *gigit jari. Rasa 'iri' mulai menggerogoti, dan jika diijinkan berkembang maka dia akan merajalela. Bah, bahaya ini!

Maka, mulai lah aku menyibukkan diri. Dengan penuh disiplin mulai laksanakan list to do. Sesuai antrian yang sudah tertera di list. Ga boleh saling mendahului. Disiplin dan fokus! Dan Alhamdulillahnya, hingga waktunya lunch, aku berhasil fokus dan selesaikan beberapa list. Yup, disiplin itu, harus. Etapi, justru after lunch godaan itu begitu menggelora. Dasar, ya, Sobs? Sebagai wanita yang berdarah netizen *halah, lebay!*, aku tak mampu menghindar dari dunia yang satu ini. Dumay, begitu mempesona, menarik-narik jemariku untuk ketikkan url ke sosmed di mana aku biasanya bercengkerama. Intip sana intip sini. Facebook, Twitter, Instagram dan whatsapp, meriah silih berganti mencerahkan mata. Haha. Huft. It's so hard to keep focus on my work. Dan jujur, eikeh nyerah, dan sedikit melunak. Haha. Disiplin entar dulu lah, perlu juga kan kita melihat berita-berita gosip terbaru. Hehe. Via tablet yang setia menemani sejak kompi tak leluasa lagi untuk berselancar ke destinasi yang tak pantas untuk dilakukan pada jam kerja [baca: fesbukan, twitteran, instagraman dan semacamnya], aku mulai lincah bergerilya. Dan..., aneh, ada kebahagiaan tersendiri memang, setiap aku berhasil memasuki ranah 'terlarang' ini. Hehe.

Menyapa beberapa teman yang terlihat sedang oline, colak colek teman pada status yang mereka update, sungguh melenakan. Hayyah, betapa menggiurkannya dunia yang satu ini. Kapan ya, bisa meninggalkan dunia kerja yang serius ini, lalu berkecimpung di ranah maya, bekerja sesuai passion dengan gaji di atas yang aku terima sekarang ini? *Eits, bukan tak mungkin kan? Bisa aja khaan? Ini jaman edan teknologi, lho! Bukan hal yang aneh lagi toh, jika orang bisa earning money justru melalui tarian jemari? Nah! Makanya, jangan under-estimate dulu, donk!

Selagi asyik menarikan jemari, berkunjung ke sana kemari, si Mba Ipah, office girl kami malah menghampiri. "Mba, masih ngantuk? Mau tak bikinin Kopi Turki, enggak?" Tawarnya tulus. Emang sih, tadi sehabis shalat, aku sempat mengeluh ngantuk padanya. Eh ternyata, saat masuk ke ruanganku, doi masih ingat jika aku ngantuk.

"Hm, selain kopi Turki ada, enggak, Mba? Aku ga kuat deh kalo kopi Turki. Keras banget khan?"
Tolakku seraya menegaskan akan rasa si kopi. Beberapa teman pernah mengatakan bahwa kopi turki emang keras banget. Dan aku sendiri, bukanlah pecinta kopi hitam. Untuk kopi, aku sebenarnya jatuh cinta akan aromanya saja, untuk rasa pahitnya, aku tak suka. Makanya, paling banter, aku hanya mau minum white coffee, tidak black coffiee. Mau itu kopi Aceh, kopi Lampung, Arabika, Torabika, apapun itu, yang penampakannya gelap alias kelam, aku tak mau. Pahit, dan keras!

"Eh, coba dulu atuh, Mba. Mba belum coba, sih! Kopi Turki mah lain. Apalagi buatan Mba Ipah, enak banget, lho! Kopi Turki tuh, yang bikin enak adalah pada busanya!" Jelas Mba Ipah. Kalimat terakhir si Mba justru menjadi daya tarik tersendiri bagiku. Ha? Busanya? Emang Kopi Turki berbusa? Maka, tak lagi kutolak tawaran si Mba Ipah, melainkan segera kuanggukkan kepala dan memintanya segerakan hidangan kopi turki itu ke mejaku. Dan. tak sampai 5 menit, Mba Ipah telah kembali dengan secangkir mungil imut kopi Turki. Yang unik adalah, cangkirnya yang kecil imut-2 itu lho! Dan rasanya? Oh my God, sedap, man! Langsung bikin aku ketagihan. Ternyata, sangkaku bahwa kopi item itu keras dan pahit, is a BIG NO. Kopi Turki, sedap, Gan!

Dan rahasianya adalah, ternyata bikinnya justru bukan didalam air yang mendidih, melainkan diaduknya di air dingin terlebih dahulu, baru kemudian ditambahin dengan air panas mendidih, maka terciptalah buih yang mantab dan sedap!

catatan kecil tentang kopi turki,
Al, Margonda Raya, 14 Dec 2015
Words: 663







Alaika Abdullah

Seperti yang aku ceritakan pada beberapa postingan sebelumnya, Siti Habibah alias si yatimku, sibuk mempersiapkan hari ulang tahunnya. Mulai dari melobby penjual fried chicken pinggir jalan untuk mendapatkan harga yang lebih bersahabat, sampai membeli undangan untuk teman-temannya, dari uang hasil main arisan sendiri dengan anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Tentu, uang itu tidaklah cukup. Kami pun turun tangan, mengingat keinginannya untuk rayakan ultah begitu tak terbendung. Persiapanpun berjalan lancar, dan kini, aku ingin cerita tentang detik-detik mengharukan dan bikin Bibah bahagia itu, deh. Boleh donk? *Ya iya lah, Al, kan suka-suka elo mau nulis tentang apa..., hehe. 

Singkat cerita, hari itu pun tiba. Aku dan Intan sampai di rumah Dijah pada hari Jumat, tengah malam, karena seperti biasa, Jumat malam menuju Bandung, adalah detik-detik di mana berbagai kendaraan berpacu tiada henti di atas ruas jalan tol menuju Bandung. Termasuklah aku dan Intan, mengendarai Gliv tersayang, ikut berjejer di atas ruas jalan tol itu, berangkat dari Depok menuju Bandung tepatnya keluar dari tol Buah Batu, menuju jalan Soekarno-Hatta, masuk ke Cisaranten, di mana Dijah berdomisili. Waktu ketibaan alias arrival time there sekitar pukul 2 malam deh, dan beneran, aku ngantuk banget. Untungnya Intan sedang getol-getolnya driving, sehingga dengan senang hati dipersilahkannya uminya ini untuk taking rest along the way to Bandung. Etapi, teteup aja, aku masih ngantuk dan sulit banget buka mata, bahkan untuk berpindah tempat dari mobil ke dalam rumah Dijah.

Disambut gembira oleh Bibah dan Icha, si 'anak ajaib'ku, sementara Dijah alias Bundanya Bibah sedang ke rumah 'nenek'. Tak ape, aku dan Intan, sudah biasa berhadapan dengan situasi ini. Aku langsung cuci muka, ambil wudhu, shalat Isya dan kemudian langsung mengajak anak-anak untuk tidur. Sekilas sempat kuperhatikan ruangan yang telah disulap sebagai ruang pesta. Bergerombol balon dan aksesoris penghias ruangan ditata dengan apik pada langit-langit ruangan, plus pernak pernik dari pita, juga sudah menghias dinding rumah Bibah.

Ruangan sederhana itu kini telah berubah, ceria, dan siap membagikan kebahagiaan bagi pemilik mungilnya, semoga, ya Allah. Entah kenapa, selalu ada haru di hatiku, setiap melihat dan memikirkan si yatim ini. Begitu juga terhadap Dijah. Ada rasa yang entah gimanaaaa, gitu. Ada sedih, nelangsa, haru dan juga bahagia di hati, melihat senyum keduanya. Ah, sudahlah, saatnya untuk tidur karena sebelum pesta sederhana yang akan berlangsung besok siang, pagi harinya aku masih ada agenda lain yang juga tak kalah penting. Yaitu urusan me time di klinik dokter David, alias klinik DF, di mana aku kena giliran untuk kontrol plus jadwal untuk peeling treatment. Yup, setelah menjalani laser kemarin itu, aku kena giliran untuk peeling, sebagai treatment lanjutan dalam rangka menghilangkan bekas jerawat dan flek2 hitam di wajahku, yang oleh faktor usia yang tak lagi muda, maka aku harus lebih konsen menjalani perawatan, yang Alhamdulillahnya, walo mahal, masih bisa aku ikuti, karena gratis. Hehe. Iya lah, namanya juga blogger, banyak berkahnya kan yaaa? Hihi, dibahas!

Well, back to Bibah dan pesta ulang tahunnya. Aku tiba kembali di rumah Dijah tepat pada pukul dua siang. Saat-saat acara akan segera dimulai. Itu pun karena aku menggunakan jasa gojek, makanya bisa menembus kemacetan kota Bandung yang sudah ngalah-2in kota Jakarta, lho!
Wajah Bibah langsung merona bahagia kelihat kedatanganku. Anak ini, memang akrab dan manja sekali denganku. Dan tadi sudah sempat 'mendung' karena tak melihat kehadiranku hingga ke pukul dua, padahal acara akan segera dimulai. Tak heran, jika begitu mendengar suaraku, gadis kecil ini menarik napas lega. "Alhamdulillah, Bunda, Umi udah balik", serunya.

Memasuki ruangan, terlihat beberapa orang tamu kecil [teman-teman Bibah] sudah berada di dalam ruangan. Duduk manis seraya memperhatikan Bibah yang sedang di-make-up oleh temannya si kakak MC. Rezeki anak yatim tampaknya masih terus bersama Bibah. Contohnya ya si Kakak MC ini. Dengan sukarela mengajukan diri untuk jadi MC di hari ulang tahunnya Bibah. Padahal untuk sekali ngemci, biasanya lelaki muda yang centil menggemaskan ini, mengenakan tarif yang lumayan juga untuk kantong golongan menengah ke bawah.

Singkat cerita, acara pun dimulai. dibuka dengan ceria dan centil oleh si Kakak MC yang 'gemulai'. Menyapa semua undangan dan kemudian mempersilakan tuan rumah untuk memberikan sepatah dua kata sambutan. Dan, adalah aku yang mewakili Dijah karena wanita ini kurang pede untuk memberikan kata sambutan yang aku sertai dengan memohon doa kepada Sang Pemilik alam, agar yatimku bersama ibunya ini selalu berada di dalam lindungan Allah SWT, serta berlimpah berkah dan rizki-Nya.

Acara selanjutnya adalah pemotongan kue ultah yang juga justru bikin haru, karena sesaat setelah menyuapkan potongan kue ke bundanya, Bibah kami minta mengucapkan sepatah dua kata, yang lucunya, justru apa yang sudah dihapalkannya raib entah kenapa, berganti dengan ucapan tulus untuk pengorbanan sang bunda.

'Bunda, makasih banyak ya, Bunda, udah ngabisin uang Bunda untuk ulang tahun Bibah. Bunda, makasih ya, Bunda, maafkan Bibah ya, Bunda, yang udah bikin habis uang Bunda juga Umi. Maafkan Bibah yaaa, udah bikin Bunda miskin dan ga punya uang lagi.'

Hiks... polosnya anak-anak. Seisi ruangan [yang dewasa], hanya mampu nyengir sambil mengurut dada. Ada haru di hati, mendengar ucapan tulus dari bibir mungil yang masih lugu itu. Semoga kelak, engkau jadi anak yang berbakti, ya, Nak. Jadilah kebanggaan Bunda, agama dan bangsamu....

Catatan kecil,
Al, Margonda Raya, 12 December 2015
Printer, pasti udah pada ngeh banget, donk, akan alat pencetak tulisan atau gambar yang satu ini? Yup, printer. Tak hanya dibutuhkan di kantor-kantor, melainkan juga dibutuhkan oleh para mahasiswa yang sehari-harinya pasti kebanjiran tugas atau pe er. Termasuklah Intan, putri tercinta. Yang sudah beberapa hari ini sibuk minta dibelikan printer baru, karena printer lama mulai ngadat kinerjanya. Sudah coba bawa ke tukang reparasi, sih, tapi ternyata, tetap aja ga bisa pulih sempurna seperti sedia kala, setelah tersiram air hujan akibat genteng kamar kosan anjlok diterpa angin bermuatan hujan gede.

Walo sudah diperbaiki, hasil cetakan atau kualitas printing dari printernya, tetap saja tak sempurna. Hingga akhirnya, Intan mulai merayu minta dibelikan yang baru. Apalagi, saat ini, harga printer kan ga mahal-mahal banget. Banyak sekali printer dari merek-merek ternama yang sudah dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau. Tinggal menanti waktu aja, nih, kapan sempatnya untuk sama-sama ke toko dan membelinya. Rencananya sih, aku akan ajak Intan ke salah satu pusat elektronik dan gadget di Kota Bandung, saat mudik akhir pekan nanti. Namun, sayangnya, kami justru sudah sekian lama tak punya waktu yang pas.

Di saat aku sedang free, justru Intannya yang ga bisa karena kebentur oleh kelas kuliah tambahan yang harus diikutinya pada hari Sabtu, misalnya. Hingga kemudian, aku dan Intan sepakat untuk membelinya via online store aja, deh! Sejak transaksi jual beli bisa dilakukan melalui ujung jemari, kita memang semakin dimudahkan di dalam melaksanakan aktivitas jual beli. Apalagi semenjak e-commerce terpercaya mulai bermunculan di jagad maya. Sebut saja nama besar Lazada, Zalora, Mataharimall, dan aneka e-commerce yang sudah bernama di negeri ini.

Ah iya, selain dari yang sudah aku sebutkan di atas, ada satu lagi pemain e-commerce yang dari negeri asalnya [baca: Tiongkok] sana, memang sudah 'bernama'. Yup, JD kini hadir di Indonesia, dan siap berkompetisi merebut perhatian para calon pelanggannya. Bergerak khusus di bidang barang dagangan elektronik, gadgets dan smartphones, komputer & laptop, peralatan kantor & jaringan serta barang-barang elektronik lainnya sesuai kategori yang tertera pada gambar di samping kiri ini, Sobs! JD tampil dengan harga yang sangat bersahabat.
Itu pula yang menarik perhatianku dan Intan untuk berlama-lama ngendon di halamannya, mengubek-ngubek tak hanya printer yang sedang kami cari, melainkan juga cuci mata terhadap barang-barang keren lainnya yang dipajang di sana. Beberapa buah pajangan TV berlayar datar [smart TV] yang dipajang di sana, tak urung juga sangat menarik perhatian, terutama mengingat Ayah dan Ibu yang akan segera pindah ke Bandung. TV lama yang ada di Banda Aceh sudah dijual, karena terlalu jauh untuk dibawa ke Bandung. Dan tentu saja itu berarti bahwa sebuah televisi baru sangat dibutuhkan untuk mengisi hari-hari dan menjadi hiburan bagi Ayah dan Bunda tercinta. Kayaknya, sebuah Smart TV adalah hadiah yang sangat layak deh, untuk menyambut kepindahan kedua orang terkasih itu nanti.

Etapi, itu ntar dulu aja, deh! Bulan depan kayaknya cocok deh. Semoga aja harganya belum naik malah kalo bisa, sih, mengalami diskon lagi. Hehe.

Balik lagi ke printer yang dibutuhkan Intan, akhirnya kami memilih sebuah printer dengan merk Canon yang harganya cukup bersahabat. Sudah dengan fasilitas scanner dan copy, cuma dibandrol seharga Enam ratusan ribu rupiah. Wow! Worth it, lah, ya!

catatan harian,
Al, 10 December 2015
Alaika Abdullah
When I Wanna be Alone. Ehem, naga-naganya yang punya rumah sedang melo, nih? Lagi bersedih hati? Lagi galau dan hati remu redam? Hehe. '

Sebenarnya enggak juga, sih. Judul ini justru muncul ketika aku sedang asyik ubek-ubek foto hasil perjalanan dan tracking di Ciletuh beberapa minggu lalu. Sebuah foto seperti yang terpajang di samping kiri ini, entah kenapa, menimbulkan rasa ingin untuk menciptakan sebuah postingan tentang kesendirian. Padahal, pastinya, waktu menjelajah ke tempat apik ciamik ini, tentu tidak sendirian, melainkan rame-rame bersama sahabat blogger lainnya. Tapi melihat foto ini, rasanya kiri kanan begitu hening, sepi dan ngademin! Indonesia ini memang indah, banget, ya, Sobs?

Jika katanya Kota Bandung diciptakan Tuhan dalam keadaan tersenyum, maka aku ingin bilang bahwa Allah menciptakan Bumi Persada tercinta ini dalam keadaan fully happy, deh. Lihat saja, setiap pelosok daerah menawarkan keelokannya tersendiri. Menawarkan keapikan dan keunikan kreasi sang Maha Karya. Subhanallah.

Seperti pada foto di bawah ini, Sobs! Berlatar belakang batu cadas tinggi menjulang, yang di sebelah kanannya lagi itu memancur air terjun menakjubkan dengan suara menggemuruh dan sukses bikin hati luruh, mengagumi kreasi sang Penguasa. Yup, it was so so amazing.

Geopark Ciletuh

Memang tak mudah mencapai tempat ini, namun menemukan viewnya yang apik dan nyamannya suasana, sungguh menjadikan pepatah panas setahun dihapus oleh hujan sehari itu bener adanya, lho! Gimana rasa lelah dan ngos-ngosan itu ga akan sirna coba, Sobs! Bebatuan cadas yang besar dan bersih berwarna coklat itu, benar-benar mengundang tubuh untuk duduk bahkan tiduran santai di atasnya, sembari menikmati suara gemuruh air terjun dan indahnya pemandangan alam sekitar. Belum lagi, saat kita duduk menjuntaikan kaki tanpa sepatu ke dalam dinginnya air yang tergenang di sela-sela bebatuan. Amboi.... Nikmat alam mana lagi yang hendak kita pungkiri? Ini benar-benar menakjubkan dan bikin pikiran refresh! Serasa semua beban kehidupan, untuk sejenak terpinggirkan!

Apalagi saat duduk bareng teman-teman di bawah pohon bambu rindang menyejukkan, dilingkari lukisan indah sang Maha Karya seperti ini, nih, Sobs! Rasanya bener-bener bikin happy. Bikin aneka printilan problema yang menggelayuti menjauh seketika.

Geopark Ciletuh
Duduk santai di bawah rindangnya rumpun bambu, duhai... asyiknya. 
Sempat terfikirkan juga di benak kami, para visitors yang adalah orang kota, betapa beruntungnya penduduk Ciletuh ini, dikelilingi oleh berbagai keindahan, kesejukan alam, dan bersihnya udara desa. Di tambah pula dengan harga buah seperti mangga yang sedang musim kala itu, hadeuh, murah banget! Masak sekilonya cuma dua ribu perak? Gile aje, kasian amat para pemilik pohon mangga. Murah banget dihargainya. Sementara di kota, harga termurah adalah 10 ribu perkilonya.

Anyway, kembali ke alam Ciletuh terutama Curug Awang yang aku foto di atas tadi. Memang sungguh menakjubkan. Rasanya akan asyik banget deh jika menyendiri ke bebatuan besarnya itu. Tiduran di atasnya sambil merenungi nasib bikin resolusi untuk tahun 2016 nanti. Ehem! Hehe, masak bikin resolusi aja harus jauh-jauh ke Sukabumi, yak?

Sebenarnya, tentang perjalanan ke Ciletuh ini, aku ingin bikin postingan khusus secara bersambung, sesuai dengan lokasi-lokasi yang kami kunjungi kala itu. Mulai dari titik keberangkatan sampai ke lokasi-lokasi cantik yang kami kunjungi di sana. Namun, seperti yang aku ceritakan tadi, foto goleran di atas bebatuan itu, malah memunculkan ide untuk 'curi start' dan malah bikin postingan tentang kesendirian, yang ujung-ujungnya justru tak lagi bicara tentang kesendirian. Haha.

Catatan Harian,
Al, Margonda Residence, 8 December 2015
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • It's Me!
  • Jawaban Untuk Sahabat
  • How To Write a Motivation/Cover Letter

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes