My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Halo, teman-teman semuanya. Semoga pada sehat yaaa. Aih, udah lama juga ga nulis di blog tercinta ini, saking keasyikan beraktivitas pada platform lainnya. Iya, nih, teman-teman. Belakangan ini aku enjoy banget berbagi video-video pendek di Tiktok seputar Law of Attraction dan juga Law of Assumption. Hayo, ada yang suka tema ini, ga, nih? Kalo iya, cus, langsung ke tekape yaaa! 

Bicara tentang kemelekatan, apa sih sebenarnya kemelekatan atau attachment itu? 
Kemelekatan atau keterikatan psikologis adalah suatu kecenderungan yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, baik itu benda, orang, konsep, atau apa pun yang bisa mengganggu keseimbangan mental dan emosional kita. 

Kemelekatan itu sendiri bisa bersifat positif atau pun negatif, tergantung pada keadaan dan jenisnya. Dan, biasanya nih, teman-teman, terutama di dalam praktek LoA atau Law of Attraction mau pun Law of Assumption, kemelekatan ini bisa menghambat terwujudnya hal-hal yang ingin kita attract atau manifestasikan loh! Bisa menghambat kita dalam mencapai kebahagiaan atau membuat kita sulit untuk berkembang. 

Loh, kok bisa? 

Bisa banget, loh! 
Membiarkan kemelekatan ini terus-menerus bercokol di dalam diri kita, akan membuat perhatian kita senantiasa terfokus di sana, sehingga mengganggu konsentrasi kita terhadap hal penting lainnya yang seharusnya kita kerjakan. Akibatnya? Akibatnya, pekerjaan jadi tidak selesai dengan sempurna, atau waktu pengerjaan jadi molor, kitanya jadi kayak orang bingung, dan lain sebagainya. 

Kemelekatan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti keinginan untuk memiliki sesuatu, rasa takut kehilangan sesuatu, atau rasa takut untuk melepaskan sesuatu. Hal-hal ini tentu saja akan membuat kita tidak tenang kan? Jadi was-was. 

Misalnya kemelekatan dalam bentuk kehilangan terhadap orang yang dicintai. Jika berlebihan maka akan menimbulkan berbagai rasa lainnya, seperti: was-was akan kesetiaannya, was-was karena takut orang tersebut diambil oleh orang lain, berpaling, dan sebagainya. Sehingga akan membuat si pemilik kemelekatan ini menjadi posesif, cemburuan, tidak tenang, susah tidur, sulit fokus, dan berbagai rasa lainnya, yang akhirnya berpengaruh tak baik bagi kehidupannya mau pun pasangannya. Ini baru salah satu contoh kan?

"Hm...., tapi kan wajar jika kita sayang terhadap seseorang, maka kita memiliki rasa itu, Al?" Atau, 
"Kan wajar, Al, jika kita terus teringat akan sesuatu yang belum kita miliki, dan termimpi-mimpi? Apa itu salah?"

Tentu saja tidak salah, sih. Tapi, itu juga namanya kemelekatan, yang bisa memberi efek tak baik bagi keseimbangan jiwa kita, loh! 

Dan, yes, of course. Tentu tak mudah melepaskan kemelekatan itu, I know. But..., pasti ada donk cara-caranya. Dan berikut beberapa cara yang bisa dipraktekkan dalam upaya melepaskan kemelekatan itu. Cekidot! 
7 Cara Melepaskan Kemelekatan


7 Cara Melepaskan Kemelekatan

1. Sadari keberadaan kemelekatan itu sendiri. 

Yup, ini adalah langkah pertama yang harus diterapkan. Menyadari keberadaan atau kehadiran si kemelekatan ini, serta mengenali pola pikir atau perasaan kita yang terkait dengan kemelekatan ini, akan sangat membantu, dan menjadi langkah awal yang kudu dilakukan. Caranya? 

Untuk mengenali kemelekatan ini, kita bisa mengajak seseorang yang dapat memberikan padangan objektif tentang situasi tersebut. 

2. Kenali Sumber Kemelekatan itu

Setelah menyadari dan mengakui keberadaan kemelekatan itu, langkah kita selanjutnya adalah mengenali sumbernya. Hal ini dapat membantu kita untuk memahami mengapa kita merasa sulit untuk melepaskan kemelekatan tersebut. Apakah dia berasal dari keinginan untuk memiliki sesuatu atau seseorang, atau dari rasa takut kehilangan atau kekurangan. 

3. Menerima Kenyataan

Setelah mengenali sumber kemelekatan, langkah selanjutnya adalah menerima kenyataan bahwa segala sesuatu bersifat sementara dan berubah. Tidak ada yang saklek atau konstan. Jika kita terlalu terikat pada sesuatu, maka kita cenderung untuk tidak bisa menerima perubahan tersebut, dan akan merasa sangat sulit untuk melepaskan kemelekatan, yang akibatnya tentu membuat kita sendiri jadi tersiksa.

4. Latih Pemusatan Pikiran

Mind Focus Exercise atau latihan pemusatan pikiran bisa membantu kita untuk lebih fokus pada saat ini dan membebaskan diri dari kemelekatan pada masa lalu, atau khawatir terhadap masa depan. Dengan melatih pemusatan pikiran ini, kita bisa menjadi lebih aware/sadr dan memusatkan perhatian pada saat ini. 

5. Berlatih Kehilangan

 Melepaskan kemelekatan juga melibatkan kemampuan untuk menerima kehilangan. Jika kita terlalu takut untuk kehilangan sesuatu atau seseorang, maka kita akan terus berusaha untuk mengendalikan dan mempertahankan hal tersebut. Oleh karena itu, berlatih menerima kehilangan dapat membantu kita untuk mengurangi kemelekatan. 

6. Cari Bantuan Profesional

Jika merasa kesulitan untuk melepaskan kemelekatan, kita bisa mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat membantu kita untuk mengidentifikasi sumber kemelekatan dan memberikan strategi untuk mengatasi kemelekatan tersebut. 

7. Praktekkan Kebaikan Pada Diri Sendiri/Self-Love

The last but not least, praktekkan self-love atau berlaku sayang diri sendiri, act of kindness. Memiliki kasih sayang dan kebaikan pada diri sendiri adalah modal utama dalam membantu meningkatkan semangat hidup kita, loh! Tak hanya itu, tindakan ini juga akan mampu memperkaya energi kita, meningkatkan vibrasi, dan bikin kita paham banget bahwa kita ini layak mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan, tanpa harus terikat pada sesuatu atau seseorang. 

Nah, itu lah 7 cara melepaskan diri dari kemelekatan yang mungkin bisa menjadi solusi bagi teman-teman yang sedang dalam upaya membebaskan diri dari kemelekatan. Dan jika butuh lebih banyak bacaan lagi, teman-teman bisa juga berkunjung ke salah satu blognya temanku, nih, Mba Dhenok Hastuti, yang blognya merupakan blog tentang spritualitas, dan teman-teman bisa belajar spritualitas loh, di sana. 
Cus gih, ke tekape! 😇

Saleum,
Al, Jakarta, 10 Maret 2023

Sama halnya seperti kita, manusia dewasa, maka anak-anak pun rentan terhadap yang namanya stres, trauma, depresi, tekanan batin, derita jiwa, atau apa pun sebutannya. Hanya saja, jika kita yang dewasa, kebanyakan sudah paham akan gejala yang mengarah kesana, atau tau persih jika kita sedang mengalami derita batin ini, namun anak-anak, tidak menyadari bahkan tak paham akan apa yang sedang mereka alami. 

Penyebab dari derita ini bisa beragam, misalnya aktivitas di luar rumah, seperti di sekolah, di tempat bermain, atau bahkan di rumah. Sama halnya seperti orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami stres manakala mendapat banyak tugas (Pekerjaan Rumah) yang sulit/tak mereka pahami, atau ketika berada pada circle pertemanan yang tak sehat alias toxic. Bahkan perkataan yang bersifat merendahkan, tidak menghargai, penuh amarah, dari para guru atau orang-orang di sekitar mereka, menjadi penyebab sakit hati, sedih, minder, dan akhirnya si anak mengalami stres atau bahkan depresi. 

Suasana di dalam rumah, di mana hubungan kedua orang tua yang tidak harmonis, dipenuhi oleh amarah, perlakuan yang tidak bersahabat, jauh dari sifat melindungi, juga menjadi pemicu yang membuat si anak tertekan, dan membuat jiwanya menjadi resah, dan alam bawah sadarnya mencatat hal tersebut sebagai tekanan batin/trauma, yang nantinya akan terus dibawa hingga usia dewasa jika hal ini tidak segera diatasi. 

Show that You CARE, Image created using Canva

Gejala Anak Menderita Tekanan Batin itu Apa Aja, sih? 

Nah, ini. Yuk, disimak, ya bestie. Seorang anak sedang berada dalam keadaan tertekan jika menunjukkan hal-hal berikut ini:

  1. Sulit tidur atau tidurnya tidak lelap, bahkan ngelindur/mengingau.
  2. Nafsu makan berkurang
  3. Tidak bersemangat dan murung
  4. Sulit berkonsentrasi, baik ketika sedang belajar di sekolah, di rumah, atau bahkan ketika bermain
  5. Kehilangan selera untuk bermain
  6. Perasaannya menjadi lebih sensitif dan moody.
Dan jika anak-anak sudah menunjukkan gejala-gejala seperti ini, gaes, maka plis deh, jangan sekali-sekali menganggap remeh akan hal ini. Segera lah lakukan pendekatan agar si anak bisa direngkuh kembali. Biasanya ketika mengalami perasaan tertekan atau stres, anak-anak akan menarik diri, menjauh. Jadi, mami and papi, plis, jangan ditunda lagi, sediakan waktu untuk approaching and reaching them back! 


Berikut 4 Hal Yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Tekanan Batin Pada Anak


1. Communication

Communication is the key. Baik dalam mengatasi persoalan orang dewasa mau pun anak-anak. Sepakat? Nah, ketika menemukan gejala-gejala seperti di atas,  maka jangan hanya menebak-nebak apa yang sedang dialami oleh anak, tapi segera luangkan waktu dan lakukan pendekatan khusus terhadapnya. Percayalah, anak kita sedang membutuhkan mami dan/atau papinya bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sebagai sahabatnya, untuk secara bersama mengatasi hal yang sedang dialaminya. 

So, be her/his best friend as well as parents, yang siap membuka telinga, mata dan hati untuk membantunya. Raih kepercayaannya, lalu ketika dia mulai membuka diri, maka permasalahan yang sedang dihadapinya akan terlihat jelas bagi mami dan papinya, sehingga memudahkan mami-papi untuk membantunya selesaikan persoalannya. 

2. Show Your Care.

Anda tak cukup hanya menerka-nerka apa yang terjadi pada anak. Perlu ada pendekatan khusus. Anda harus bisa menjadi teman cerita yang baik untuknya. 

Dengarkan cerita-ceritanya. Lalu, ajak anak berbicara dari hati ke hati. Anda juga harus terbuka dengannya. Itu berguna untuk menimbulkan kesan bahwa Anda percaya padanya. Secara bertahap, si kecil akan mulai terbuka juga dengan Anda, Moms.

Ketika anak sudah siap bercerita, coba posisikan diri Anda sebagai pendengar aktif. Dengarkan ceritanya tak hanya dengan telinga, tapi juga lewat mata dan hati.

3. Luangkan Waktu Bersama

Masih ingat donk ketika kita masih kecil atau berada di usia anak-anak, rasanya tuh bahagia banget jika bisa menghabiskan waktu bersama ayah dan ibu, ya enggak, sih? 

Apalagi jika ayah dan ibu adalah para pekerja atau orang-orang yang weekday-nya menghabiskan waktu di luar rumah, maka kebersamaan bersama mereka adalah suatu hal yang sungguh membahagiakan! 

So, ketika anak kita sedang berada dalam masa-masa tertekan atau stres ini, segeralah beri anak kita waktu. Luangkan waktu untuk bermain bersamanya. Untuk bercerita, mendengarkan, bercanda, dan beraktivitas yang menyenangkan bersamanya. Ini akan sangat membantunya dan memberinya kepercayaan diri dan membuatnya merasa bahwa dirinya tidak lah sendiri. 

4. Berikan Solusi

Seorang anak, yang sedang berada dalam tekanan, akan sangat merasa bahwa dirinya tak berdaya. Apalagi jika mengalami tekanan batin yang dalam, misalnya karena mengalami perundungan, pelecehan, atau berbagai hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya, akan membuat mereka 'jatuh' dan 'sulit' untuk bangkit. Di sini lah uluran tangan kita selaku orang tua sangat dibutuhkan. Dan di sinilah juga momen penting bagi kita selaku orang tua untuk segera bertindak, memberinya perlindungan sekaligus solusi agar derita yang dihadapinya bisa disembuhkan. 

Jadilah orang pertama yang memberinya uluran tangan, karena di sini juga merupakan kunci dalam mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak. So, jangan sampai kebersamaan ini diberikan oleh orang lain, ya, mami-papi. Be the first!

Nah, itulah 4 tips yang dapat mami-papi lakukan ketika menghadapi kenyataan di mana si buah hati sedang berada dalam situasi tertekan, stres, atau mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Semoga bermanfaat ya. 

Oya, untuk artikel-artikel parenting lainnya, aku punya seorang teman, Mba Ivayana C Wichayanti, a mom blogger yang aktif banget menulis tentang parenting dan home education, yang pastinya tulisan-tulisannya akan sangat mencerahkan mami-papi yang membutuhkan informasi-informasi serupa. Check it out, deh! 


Salam,

Al, Jakarta, 16 Februari 2023

Hari mulai beranjak siang ketika perutku mulai agak bergemuruh memberi isyarat. Ah, tak terasa, sudah sekian lama aku menarikan jemari di keyboard-nya Macsy, ketak-ketik merangkai kata, membentuk alur cerita, dan menjadikannya kisah untuk dibaca. 

Kulirik angka penunjuk waktu yang tertera pada sudut kanan Macsy yang telah memperlihatkan angka 12.30 wib. Wow, pantesan saja perutku mulai keroncongan. Sejak memutuskan untuk melakukan intermittent fasting dua bulan lalu, maka aku komit untuk tidak mengkonsumsi apapun selain air minum sebelum pukul 12 siang. Dan aktivitas makan malam sudah berakhir pada pukul 20.00 wib malam harinya. 

Biscuit Legend

Khong Guan - Regal Biscuit Marie

Sejak tadi pagi, aku memang sudah duduk di laptop ini dan fokus untuk menulis. Dan ajaibnya, karena dari kemarin pikiranku melayang pada beberapa jenis biskuit yang kayaknya bakalan enak nih jika dimakan sambil menyesap teh hangat di sore hari, lalu image beberapa biskuit pun bermunculan di layar laptopku, termasuk sebuah artikel tentang produsen biskuit ini, yang ternyata ditulis oleh teman bloggerku, Mba Lia Latifah. Haha. 

Mengagumkannya adalah, si biskuit legend "Marie-Regal" dan "Khong Guan" justru yang paling sering muncul! Amazing. Sebegitunya ya, gaes? Jadi ingat dengan kalimat ini, 'think become thought, thought become reality'. Wow! 

Ah, tetiba hatiku jadi melow. Ya Allah, kedua biskuit legend ini memang langsung membawa kenanganku pada almarhum ayah. Kedua jenis biskuit ini selalu ada di rumah kami, dan menjadi cemilan favorit aku dan adik-adikku. Herannya, kami tak pernah bosan menikmatinya, karena ibuku selalu saja punya cara dalam mengubah citarasa mau pun bentuknya menjadi penganan lain yang jauh lebih sedap dari sekedar roti kering a.k.a biskuit itu. Hehe. 

Olahan makanan mau pun cemilan dari kreasi tangan dan pemikiran ibuku memang selalu mampu menarik minat aku, adik-adik, juga ayah untuk selalu kangen akan masakan dan cemilan rumahan alias hasil karya ibuku. 

Sebagai ibu rumah tangga sejati, ibu memang selalu memperhatikan pentingnya asupan gizi dan kebersihan makanan yang kami konsumsi demi memastikan seluruh anggota keluarga kami terjamin kesehatannya. Dan benar saja, aku dan adik-adik, juga ayah, jadi tak suka berlama-lama di luar rumah. Begitu aktivitas luar rumah kami selesai, maka kami pun seperti 'tersedot' untuk kembali ke rumah, dan berkumpul bersama, menikmati cemilan atau masakan ibu. Ah, I really missed that moment!

Moment Yang Berlalu dan Tak Mungkin Kembali

Kesempatan memang sungguh jarang untuk terulang. Begitu juga dengan kisah demi kisah yang kita rajut di dalam kehidupan. Ibarat air sungai yang mengalir, maka kita tak akan pernah bisa merengkuh air yang sama untuk kedua kalinya, karena si air telah mengalir jauh, dan tak akan pernah kembali. 

Anak-anak telah dewasa, orang tua beranjak senja. Ayah telah berlalu, kembali kepada Sang Maha. Tinggal kini ibu yang masih ada. Ah, malam ini, sembari merajut untaian kata ini, tak terasa ada bening yang mulai luruh. Runtuh. 

Tak hanya bola mata yang membasah, tapi hati ini pun beranjak biru. Rindu. 

"Assalammualaikum, Mak. Teungoh peu, Mak. Golom teungeut?" (Assalammualaikum, Mak. Lagi apa? Belum tidur?"

Serbuku begitu nada memanggilku pada salah satu aplikasi messenger yang kami gunakan bersambut. 

"Golom, kiban, nyak?" ("Belum, gimana, nak?") Jawaban lembut ibu langsung meneduhkan hatiku. Ah, aku jadi makin kangen. Thanks to technology yang telah virtually menghubungkan aku dengan ibu hanya dalam hitungan detik. Alhamdulillah.

Lalu kami pun ngobrol sejenak, bertukar kabar tentang hari ini, dan ditutup dengan pesan agar menjaga kesehatan masing-masing. Tak sabar rasanya ingin segera membawa ibu kembali tinggal bersamaku. Ijinkan lah ya, Rabb. Please.... 


Sebuah catatan penutup malam,

Al, Jakarta, 15 Feb 2023

Sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, negeri tercinta kita ini sudah tak  asing deh dengan yang namanya bencana alam, ya, gak sih, bestie? Indonesia terletak di dalam 'Cincin Api Pasifik' atau yang familiar dengan istilah Pacific Ring of Fire, yang merupakan wilayah dengan aktivitas tektonik tinggi yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Wilayah ini rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi, dan Indonesia adalah salah satu negara yang terkena dampak terparah. 

Dan dalam tulisan ini, aku pengen ngajakin teman-teman untuk menjelajahi gambaran geologis Indonesia, dampak Cincin Api bagi penduduk dan negeri ini, dan strategi untuk meminimalkan risikonya. 

Ring of Fire (Lingkaran/Cincin Api) Map
Sumber dari sini

Apa itu Cincin Api?

Cincin Api adalah wilayah aktivitas seismik intens berbentuk tapal kuda yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Samudra Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Daerah ini adalah rumah bagi 452 gunung berapi, 75% dari gunung berapi aktif dan tidak aktif di dunia, dan merupakan wilayah yang paling aktif secara seismik di dunia. Itu juga rumah bagi sabuk gempa terbesar di dunia, yang bertanggung jawab atas 90% gempa bumi di dunia.

Hiks..., ngeri ya?

Cincin Api berada di batas beberapa lempeng tektonik, yang merupakan lempengan batu besar yang membentuk kerak bumi. Lempeng-lempeng ini bergerak dan bergesekan satu sama lain, menciptakan tekanan yang dilepaskan melalui bentuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. Indonesia sangat rentan terhadap aktivitas geologis ini, mengingat lokasinya yang berada di tepi beberapa lempeng tektonik.

Gambaran Geologi Indonesia

Sebagaimana sudah tergambar di atas, negeri tercinta kita ini terletak di Cincin Api Pasifik dan merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi paling aktif di dunia. Itu juga terletak di perbatasan beberapa lempeng tektonik, termasuk lempeng Eurasia, Pasifik, India-Australia, dan Laut Filipina. Ini membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas seismik, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Indonesia juga merupakan rumah bagi Palung Sunda, yang merupakan bagian terdalam dari Samudra Hindia. Palung ini bertanggung jawab atas tingginya jumlah gempa bumi dan letusan gunung berapi di wilayah tersebut, karena merupakan titik pertemuan beberapa lempeng tektonik.

Selain itu, Indonesia merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi teraktif di dunia, antara lain Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Tambora. Semua gunung berapi ini terletak di dalam Cincin Api dan telah menyebabkan kehancuran besar-besaran di masa lalu.

Dampak Cincin Api di Indonesia

Cincin Api memiliki dampak besar di Indonesia selama bertahun-tahun. Negeri ini rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi, yang dapat menyebabkan kehancuran besar-besaran dan korban jiwa. Indonesia juga sering mengalami tsunami yang dapat menghancurkan masyarakat pesisir.

Selain itu, Ring of Fire dapat menyebabkan tanah longsor, banjir, dan bencana alam lainnya. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang luas dan mengganggu kehidupan masyarakat di daerah yang terkena dampak.

Bencana Alam di Indonesia

Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan tsunami. Bencana ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang luas.

Pada tahun 2004, serangkaian gempa bumi mengguncang Indonesia dan menyebabkan kehancuran besar-besaran. Yang paling dahsyat dari gempa bumi ini adalah gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yang melanda Aceh di Indonesia pada tanggal 26 Desember 2004, menghancurkan segalanya. 

Rumah-rumah hancur, orang-orang terbunuh, dan banyak lagi yang terluka. Bencana ini sangat tragis bagi para korban yang terpaksa menghadapi dampak gempa dan tsunami secara bersama-sama.

Gempa bumi yang memicu tsunami itu sendiri sangat menghancurkan, menewaskan lebih dari 130 orang dan menyebabkan ribuan lainnya terluka. Tsunami itu sendiri menyebabkan jutaan korban jiwa, menghancurkan rumah-rumah dan memusnahkan seluruh desa. Secara total, diperkirakan lebih dari 230.000 orang tewas dalam tsunami, menjadikannya salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah.

Terlepas dari kerugian besar yang diderita oleh begitu banyak orang, ada beberapa yang melakukan apa saja untuk membantu. Lembaga-lembaga bantuan berdatangan, bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak, dan komunitas lokal berkumpul bersama untuk memberikan dukungan. Banyak orang juga menggalang dana untuk mendukung mereka yang terkena dampak, dan relawan memberikan bantuan penting setelah tragedi ini.

Tahun-tahun berikutnya pun, Indonesia ini masih disambangi oleh berbagai bencana. Ada gempa bumi di Padang, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, hingga ke banjir bandang yang menimpa Cianjur Selatan pada Desember 2022 kemarin. Itu yang langsung muncul di ingatan karena dampaknya yang significant ya, belum lagi yang kecil-kecil kan?

Banjir di Cianjur

Masih segar di ingatan kita tentang musibah yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada akhir tahun kemarin. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2020) mengakibatkan 602 orang tewas, 56 ribu rumah rusak, dan 114 ribu jiwa mengungsi, dan menyebabkan sejumlah kecamatan di wilayah utara itu porak-poranda. 

Ditambah lagi dengan bencana banjir bandang dan longsor melanda beberapa kecamatan di wilayah selatan Cianjur. Terjadi pada Jumat 16 Desember 2022 sore menjelang petang pula, akibat dari guyuran hujan terus menerus, hingga meluapkan sungai Cibala. Merendam rumah dan bangunan yang berdiri di atas tanah berlokasi di lima desa yaitu: Sukanagara, Sukamekar, Sukalaksana, Sukarame, dan Gunungsari. 

Aih, bicara tentang Cianjur, dan mengetahui musibah yang sedang melanda daerah ini, aku langsung teringat dengan seorang teman Blogger Cianjur. Udah lama banget aku tak berkomunikasi dengannya. Aih, semoga Allah SWT melindungi Teh Okti sekeluarga, ya. Semoga Allah meminimalisir resiko bencana yang dihadapi oleh Teh Okti dan masyarakat di sana. Segera dipulihkan kembali kesehatannya, dikuatkan untuk bisa bangkit kembali. Aamiin. 

Gempa di Lombok

Pada tahun 2018, gempa berkekuatan 7,0 melanda pulau Lombok di Indonesia. Gempa ini menyebabkan kehancuran besar-besaran dan mengakibatkan kematian lebih dari 500 orang. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan bangunan.

Gempa tersebut juga memicu serangkaian tanah longsor dan memicu peringatan tsunami. Peringatan tsunami ini akhirnya dicabut, namun menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.

Persiapan menghadapi Bencana Alam

Mengingat frekuensi bencana alam di Indonesia, penting bagi pihak berwenang untuk memiliki rencana untuk mempersiapkan dan menanggapi peristiwa ini. Persiapan menghadapi bencana alam meliputi melatih orang tentang cara menanggapi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, dan membuat rencana evakuasi yang efektif. 

Penting juga bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa orang memiliki akses ke pasokan makanan, air, dan pasokan medis yang memadai

Berada di garis cincin api, memang membuat negeri tercinta ini rentan akan bencana, ya, gaes? Dan of course bikin kita jadi was-was dan sedih. Tapi mau gimana lagi ya? Bencana demi bencana ini terjadi karena memang letak negara kita yang berada pada lingkaran cincin api atau ring of fire. Sehingga mau ga mau, kita memang harus bersahabat dengan bencana, dan bukan berperang melawan bencana.


Salam, 

Al, Jakarta, 6 Februari 2023

Yuhuuu! Siapa yang pernah mengalami mentok ide menulis dan tulisan/artikel pun jadi tertunda untuk diupdate di blog tercinta? 

Aha, banyak banget yang tunjuk tangan, euy! Yess, ternyata untuk hal ini kita tidak sendiri ya, bestie? Hihi. 

Aku pun, sering banget mengalaminya akhir-akhir ini. Udah punya ide dan niat kuat banget, bahkan udah excited untuk menulis, eh malah kemudian, saat udah ready duduk manis di depan laptop, malah kemudian mandeg. Iya sih, pada awalnya tulisan mengalir cantik namun hanya sampai di paragraf pertama doank, lanjutannya stop panjang karena (terkadang) perhatian terdistrack oleh hal lain yang juga sedang mengisi pikiran kita?

Atau malah ide bermain, aih, kok ide bermain sih, ide menulis maksudnya..., jadi menguap justru karena ada ide lainnya yang tiba-tiba hadir dan mendominasi? Dan..., tentu saja ada banyaaak sekali penyebab lainnya yang bikin aktivitas menulis mandeg, namun tentu kita harus melakukan upaya agar tidak sampai kalah oleh cobaan bernama mentok atau mandeg ini donk?

What should we do when we face this situation? 

Harus ngapain jika tulisanmu mentok di tengah jalan?

Nah ini! Berikut aku coba ngasih cara-cara yang biasanya ngebantu banget saat aku terkena 'sindrom' ini, ya, gaes!

Lakukan ini ketika tulisanmu mandeg!

1. Acknowledge and Accept It. 

Ini adalah langkah utama sebelum lanjut ke langkah berikutnya. Kenapa kita harus acknowledge (sadari dan akui) dan kemudian menerima kenyataan itu? Karena ini seperti memberi sinyal ke otak dan kesadaran kita, bahwa hal ini sedang terjadi. Kita sedang mentok. Sehingga dengan kesadaran ini, tubuh, pikiran dan otak kita bisa dengan mudah diajak melanjutkan pekerjaan ini. 

2. Ask Questions. 

Ini adalah langkah berikutnya. Kesadaran pada poin pertama tadi, kemudian perlu dipicu dengan pertanyaan konstruktif untuk menstimulasi otak, pikiran, dan tubuh kita mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut. 

Emang bisa? Bisa donk. 

Pernah dengar bahwa body kita ini SMART donk? Nah, tubuh, otak, dan pikiran akan 'membentuk teamwork yang apik' ketika kita stimulasi dengan pertanyaan konstruktif.

Pertanyaannya seperti apa, Al?

Misal:

Body, what would it take for us to keep writing? How to complete this article?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, akan membuka possibilitas untuk menghasilkan ide-ide atau solusi-solusi, loh! Otak dan pikiran serta tubuh tuh akan mencari cara untuk menuntaskan pekerjaan tadi. 

Misalnya, dengan menggerakkan tangan kita mengambil pulpen. Bikin outline untuk tulisan yang sedang mandeg itu. Atau menggerakkan tangan kita untuk googling, atau buka-buka Pinterest, misalnya, atau aplikasi lainnya yang publishing the same topic. Atau muncul ide-ide lainnya. 

Atau malah, otak dan tubuh kita bersinergi membawa kita untuk rileks dulu, duduk santai, atau malah bergerak mencari suasana baru dulu sejenak, baru nanti balik lagi untuk melanjutkan pekerjaan menulis tadi, tapi dengan rasa yang lebih nyaman. 

Ada banyak sekali peluang/possibilitas yang bisa bermunculan dengan asking questions ini, bestie. You should try, ya! 

3. Searching Topic Sejenis, Perbanyak Membaca

Seperti yang sudah diuraikan pada poin 2, kita bisa melakukan langkah ini. Searching (online mau pun offline) topik-topik serupa, serap idenya, kembangkan dengan style kita sendiri. Tapi ingat ya, bestie, jangan memaksa diri. Beri waktu untuk rileks sejenak, dan yakinkan diri bahwa tulisan ini akan kelar. Oke?

4. Endapkan Tulisan, Baca Ulang.

Ini juga penting banget nih, bestie. Tulisan mentah atau fresh from the oven sebaiknya jangan langsung dipublish, apalagi yang mengalami mentok di tengah jalan kan? Sebaiknya diendapkan dulu semalam, atau setidaknya beberapa saat, baca ulang beberapa kali, karena biasanya ketika kita membaca ulang, otak akan punya suggestion konten atau diksi yang jauh lebih baik, sehingga bisa saja mengalami perubahan ke arah yang lebih nice! 

Setelah dirasa oke punya, baru deh dipublish, bestie! 

Nah, itulah empat tips yang biasanya aku terapkan ketika tulisanku tiba-tiba mandeg di tengah jalan. Mudah-mudahan tips ini bisa membantu, ya! Dan jika ada tambahan/masukan poin lainnya, monggo ya, gaes, feel free to add some more in the comment below. Thank youuu. 

Ah iya, teman-teman bisa juga baca tips tentang topik ini di blognya Mba April F, loh! Ada banyak tips menarik juga tuh di sana. 


Al, Jakarta, 12 Januari 2023

Sudah beberapa hari ini, anabul kesayangan, yang juga aku dan Intan sepakati sebagai anak lanang umi, terlihat lesu. Ga banyak bergerak seperti biasanya, karena memang anak lanang imut dan menggemaskan ini baru saja mengalami shock. 

Gimana enggak coba, sobs? Leo, anabul kicik British Short Hair kesayangan ini, bisa-bisanya tengah malam buta malah jatuh dari balkon belakang (lantai 2) jatuh ke basement. Kebayang donk betapa paniknya aku dan Intan saat menyadari si bocah bulu ini tak ada lagi di kamar? 

Senyap, Tak Berjawab

Biasanya tuh, Leo, kalo dipanggil pasti akan menjawab dengan meongan manjanya. Namun kali ini, saat aku baru selesai shalat isya (terkadang akutu suka shalat isya di tengah malam, huhu, jangan ditiru, ya, sobs), seperti biasa langsung manggil Leo, agar si bocah ikut aku ke atas untuk tidur.

Biasanya juga, di mana pun Leo berada, baik sedang tidur di bawah sofa, di bawah tangga, atau sedang main, dia akan tetap menjawab. "Meong..." sambil mendekat, menunjukkan dirinya. 

Nah, kali ini beda. No answer at all. Aku panggil donk berulang kali, hingga Intan pun ikutan bangun dari tidurnya. Menyadari tak ada jawaban, kita berdua pun langsung ngeri, sobs. Kebayang, ini Leo pasti sudah jatuh dari balkon belakang. Karena kemana lagi coba? Sementara ruangan kita ini cuma kamar kosan tipe mezzanine, yang lantai bawahnya untuk ruang duduk dan lantai atas untuk ruang tidur. 

Pasti lah Leo main-main di balkon belakang, manjat pagar balkon dan tergelincir. Atau jangan-jangan malah dia saking excitednya main sendiri, melompat terlalu tinggi ke pagar dan terpeleset ke bawah.

Tak membiarkan otakku untuk menganalisa lebih jauh, aku pun langsung bersama Intan turun ke basement. Jatuhnya pasti lah di area parkiran, karena di bawah kamar kami adalah area parkir. Suasana sepi, wong sudah tengah malam kan? 

Pak Yadi, the security guard pun heran, "Ada apa, Bu, cari apa tengah malam gini?" sapanya turut bergabung.

"Ini, Pak, si Leo, kucing kami sepertinya jatuh, deh. Dipanggil-panggil ga nyahut lagi, sepertinya sudah ga ada di kamar. Bapak ga lihat?"

"Wah, enggak tuh, Bu." 

Dan kita pun berpencar, lanjut mencari, memanggil-manggil Leo dengan suara khas. Aku sampai merunduk-runduk di bawah mobil yang letaknya pas di bawah kamarku. Dan... ya ampun, ternyata Leo sedang bertengger di ban depan bagian dalam mobil tersebut, ketakutan karena di dekatnya ada seekor kucing domestik yang mencoba mendekatinya. 

Hayyah, Leo..., kacian deh anak lanang umi ini. Kuraih dia, perlahan karena dia meronta, menolak untuk aku ambil, apalagi si kucing domestik juga meong-meong keras ke arahnya. Akhirnya berhasil juga aku raih Leo, dan membawanya ke dalam pelukan. 

Nak, nak! Udah Umi bilang jangan naik ke pagar, ga mau dengar, tuh bener kan, akhirnya jatuh?

Tapi bukan lah saatnya memarahi Leo yang terlihat ketakutan dan juga trauma. Badannya jadi kotor penuh debu, dan ya Allah, bagian mulutnya terlihat berdarah. Kami segera melarikan Leo kembali ke kamar, dan membersihkannya dengan tissue basah. 

Duh, sediiiih banget melihat kondisi Leo. Ga mungkin membawanya ke klinik hewan di tengah malam begini kan? Begini lah rasanya ketika anak sakit ya, moms? Lama sudah aku tak menimang anak kecil, sih, makanya ketika Leo hadir sebagai hadiah dari Intan sebulan lalu, aku merasa jadi kayak punya anak baik lagi. Apalagi Leo kan umurnya baru 5 bulanan, jadi tingkahnya pun persis anak bayi. Hehe.

Jadinya aku langsung teringat teman-teman moms blogger deh, yang sedang beranak balita atau bocil. Betapa panik dan risaunya jika mengalami hal-hal seperti ini kan? 

Tidur Lelap di Pangkuan Umi

Malam itu, tak banyak yang bisa aku dan Intan lakukan. Hanya membersihkan tubuh Leo dengan tissue basah, dan membersihkan darahnya dengan kapas yang aku basahi air. Ga berani memberikan betadine mengingat Leo kan anabul, juga masih bayi banget kan? Jadi kami ga berani mengambil resiko. 

Untuk menenangkan Leo, aku ninabobokan sambil menggendong dan mengayunya dalam pangkuan hingga dia tertidur. Alhamdulillah, ini bocah memang tak rewel, dan langsung aku tidurkan di sisiku begitu dia terlelap. Ah, Leo, what a good boy!

Visiting the Vet

Yup, takut kenapa-napa, keesokan harinya aku dan Intan langsung membawa Leo ke dokter hewan langganan. Antrian terlihat sedikit panjang, sehingga kami harus duduk sabar menanti giliran. Ada satu ibu setengah baya, pemilik anabul yang sedang antri dan duduk tepat di sebelahku, tertarik untuk ngajakin ngobrol bocilku. 

"Aduhai cantek, sakit apa kau nak-ku?" Sapanya dalam Bahasa Melayu. Ah, pasti orang Melayu Sumatera deh ini, batinku.

"Ini, tante, Leo jatuh dari balkon tadi malam. Kegesitan melompatnya, jadi terpeleset deh, dan terjun bebas." Jawabku mewakili Leo. Dan obrolan pun jadi panjang. Logat Bahasa Melayu si ibu membuatku kangen akan teman-teman Medan-Deli. Ih, udah lama juga aku ga pulang ke Medan. Beneran deh, jadi kangen!

Antrian per antrian, akhirnya sampai juga giliran Leo untuk bertemu dokter hewannya. Dan Alhamdulillah banget, setelah berbagai test yang dilakukan untuk melihat apakah ada cidera yang dialami oleh Leo, akhirnya dokter menyatakan bahwa tubuh Leo aman, ga cidera. Hanya saja pada bagian mulut dan bibirnya, tergores dan bengkak. 

Leo pun diberikan suntikan pereda nyeri, salap untuk dioleskan ke bibir dan mulutnya, dan suntikan vitamin agar selera makannya tidak berkurang. Alhamdulillah. Semoga Leo segera bisa aktif lagi ya, nak! Jangan sakit-sakit donk, sayang. Emak kan jadi kalang kabut kalo Leo mau pun kakak Intan sakit. Huhu.

Al, Jakarta, 20 December 2022


Hello, Bestie. Good morning, and how are you doing? Semoga pada sehat dan siap untuk memulai hari ini dengan semangat prima dan penuh rasa syukur, ya! 

Btw, bicara tentang rasa syukur, mantemans terbiasa menuliskan rasa syukur di sebuah buku/jurnal, atau hanya sekedar mengucapkannya di dalam hati atau suara, sih?

Kalo aku, bertahun lalu, biasanya hanya mengucapkannya saja, tanpa merasa perlu untuk menuliskannya, sih. Namun sejak fokus pada self-development beberapa tahun lalu, aku mulai menulis rasa syukur setiap pagi selesai my morning routine, di lembaran halaman buku cantik yang aku namai Gratitude Journaling Book. 

Awalnya memang sering ke-skip, tidak konsisten, namun kemudian menjadi suatu kebiasaan yang menarik dan memberi manfaat nyata bagi kebahagiaan diriku. This is amazing, loh! 

Apa sih Gratitude Journaling itu? 

Gratitude Journaling adalah untaian rasa syukur yang kita tuliskan secara harian di dalam catatan/buku harian/jurnal. Biasanya sih berisi minimal 7 rasa syukur yang kita rasakan di setiap hari, dituliskan di pagi hari setelah usai morning routine, atau di malam hari setelah usai beraktivitas harian. 

Memiliki jurnal ini terbukti mampu meningkatkan kebahagiaan, loh! Kok bisa? Karena dengan menuliskan ketujuh rasa syukur itu secara sadar ke dalam buku, secara tak langsung kita sedang memberitahu ke alam bawah sadar kita bahwa kendala apa pun yang akan kita hadapi di hari tersebut, akan sanggup kita hadapi karena kita telah dipenuhi oleh energi keberkahan dari Sang Pencipta. 

Membaca kejadian-kejadian baik (yang kita tuliskan di dalam gratitude journaling) akan sangat membantu kita ketika sedang berada di masa-masa sulit. Ini akan memanggil energi baik itu untuk hadir kembali, dan membuat kita seakan diselimuti kembali oleh energi kebahagian dan positivity. Mengingatkan kita bahwa badai akan berlalu, dan sesudah kesulitan pasti akan muncul kemudahan. 

Manfaat Gratitude Journaling 

1. Menurunkan Level Stres

Memfokuskan diri pada hal-hal positif, biasanya akan mengarahkan kita untuk tetap terkontrol, tenang, dan secara natural mampu menghindarkan diri dari perasaan stres yang berlebih. Kebiasaan bersyukur akan menuntun kita untuk menjaga diri secara lebih baik, berprilaku hidup sehat, dan memiliki kemampuan manajemen stres yang baik. 

2. Mendapatkan Perspektif Baru

Dengan menulis gratitude journal, kita dapat mulai mengamati dan melihat pola tentang apa saja yang menurut kita penting dalam hidup, sehingga akan membantu kita untuk mampu mengapresiasi tiap hal kecil yang kita alami dan hadapi. 

Selain itu, cara pandang kita terhadap suatu situasi tergantung pada sudut pandang yang kita gunakan. Disaat kita memilih untuk mencari hal-hal yang dapat disyukuri, perspektif kita dalam melihat suatu hal akan berubah dan kita mampu menyadari hal-hal yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

3. Memunculkan Self Awareness

Mengetahui hal apa saja yang penting dalam hidup dapat membantu kita untuk dapat lebih mindfull dalam memutuskan sesuatu. Kita dapat menjadi seseorang yang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan karena kita mengerti hal apa saja yang benar-benar kita sukai. 

Nah, hal ini berguna banget dalam melakukan 'filtrasi' saat kita harus menentukan pilihan. Kita dapat menjadi pribadi yang tidak mudah hanyut pada arus dengan mengikuti apa yang banyak diikuti oleh kebanyakan orang. 

Self awareness juga berarti bahwa kita dapat mengenal diri sendiri secara lebih baik lagi, yang tentunya akan memberi manfaat positif dalam masa perkembangan emosional sekaligus spiritual. 

4. Sebagai Pengingat di Masa Sulit

Gratitude Journal secara tidak langsung membantu kita untuk mengingat hal-hal baik yang pernah kita alami, loh! Yang mana juga akan sangat membantu kita ketika menghadapi masa-masa sulit. Membuka buku gratitude atau gratitude journal, akan memberi pengaruh baik dalam memancarkan energi kebahagiaan. 

Memulai Gratitude Journal 

Nah, how to start? 

Sebenarnya tidak sulit, loh, bestie. Tinggal siapkan buku/jurnal dan alat tulisnya. Kalo aku, sengaja beli buku yang cantik, colourful pen, biar tulisannya cantik, dan menarik. Lalu komit/pasang niat di dalam hati untuk konsisten menulis jurnal gratitude secara harian. Bisa pilih jurnal gratitude pagi, atau jurnal gratitude malam. Atau kalo ingin menulis dua kali sehari, di pagi dan di malam hari juga boleh banget loh. 

Kalo aku sih, memilih di pagi hari saja, usai morning routine. 

Dan, ga harus di buku (hard copy) loh. Bisa juga menulis gratitude journaling itu secara softcopy/e-gratitude journaling). Misalnya dengan menggunakan aplikasi smartphone seperti Presently, atau Notes. 


Apa Yang Ditulis di Dalam Gratitude Journaling?


Ga ada yang saklek, sih. Aku tuh biasanya menuliskannya seperti ini, dan besoknya berubah lagi, sesuai dengan situasi/rasa syukur yang aku rasakan.

Jakarta, 24 November 2022

  • I am so so so grateful for My Lord who allows me to face this new day and getting much much better than yesterday. Thank you, thank you, thank you, My Lord, and the universe for the fresh air I am breathing and I am so thankful that I am able to breathe more comfortably than yesterday. 
  • I am grateful for everything coming to my way, whether the great or not-so-good ones. I am learning to accept this and use them as a tool for my learning journey. They all play an important part in shaping the better version of me. 
  • I am grateful for my mom and dad for their unconditional love and support for me and my daughter.
  • I am grateful for always my daughter's support and unconditional love that is being my weapon to continue this life. Thank you, thank you, thank you. 
  • I am grateful for being connected to many new wonderful people and amazing leaders so that I am able to learn so much from them in my journey toward my goal. Thank you, thank you, thank you.
  • I am so so so happy for the beautiful souls around me because having them made me easier to ignore the negative people who also surround me. I am thankful so so so much for these beautiful souls, your love, encouragement, and support hold me accountable for my action. Thank you, thank you, thank you. 
  • I am grateful for all my support systems, who are always available anytime I faced the challenges in my life.

Nah, bestie, ini hanya sekedar contoh, dan ga harus sama seperti ini. Bisa disesuaikan dengan apa yang teman-teman rasakan. Karena rasa syukur setiap orang tentu berbeda-beda khaan?

Ah, iya, jangan lupa juga untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada tubuh kita, yang telah dengan setiap menopang kita, menjadi kendaraan kita di dalam berkegiatan apa pun yang kita inginkan. Berterima kasih, dan menghargai tubuh kita dengan memberinya nutrisi yang cukup dan pantas, adalah bentuk rasa terima kasih dan apresiasi kita baginya kan?

Menjaga kesehatan tubuh juga adalah bentuk self-love yang pastinya dibutuhkan dan akan membuat tubuh kita happy. Btw, bicara tentang kesehatan tubuh, aku jadi teringat dengan Mba Hidayah Sulistyowati,  seorang blogger kesehatan asal Semarang, yang di dalam blognya tuh banyak ngebahas tentang tips-tips kesehatan, coba deh main ke blognya, bestie, ada juga kiat tentang Self-Love, loh di sana. 

Salam,
Al, Jakarta, 24 November 2022

Hello, besties! Membaca judul di atas, pasti akan membawa ingatan kita ke kasus kekerasan dalam rumah tangga yang masih hangat diperbincangkan itu gak, sih? Iya, kisah KDRT yang dialami oleh Lesti Kejora. Dan pasti masih ingat banget donk tentang kisah perjalanan dan tindak lanjut hingga ujung dari KDRT yang dilakukan sang suami, Rizky Billar, terhadap sang istri yang imut kecil mungil itu? 

But..., dalam artikel ini, aku tak hendak mengajak teman-teman untuk membahas kisah dan kasus mereka sih. Selain karena sudah banyak yang membahasnya, juga pasti lah kita sudah harus move on donk dari huru-hara berita seputaran mereka terus?

Etapi, bicara tentang kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT, masih banyak orang yang beranggapan bahwa suatu tindakan baru digolongkan ke dalam KDRT, apabila sudah menyangkut penganiayaan fisik. Padahal..., ada beberapa tahapan yang seharusnya sedari dini sudah kita pahami dan waspadai agar kita tidak memberi space/ruang bagi terjadinya kekerasan fisik itu sendiri. 

Lah, emang ada tahapannya, Al?

Ada, donk. Dan dalam artikel ini, aku ingin mengulas beberapa tahapan KDRT agar kita waspada dan tidak memberi kesempatan untuk berlanjut ke hal-hal yang mengerikan dan membahayakan jiwa, ok? 

Namun sebelum membahas tentang tahapan KDRT ini, aku ingin mengingatkan kembali bahwa yang namanya KDRT ini bukan saja terjadi antara suami istri, namun bisa juga terjadi oleh orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, kakak terhadap adik, atau justru adik terhadap kakak, atau pun anggota keluarga lainnya, ya, bestie? 

Tiga Tahapan KDRT: Mulai dari Kekerasan Verbal, Ekonomi, hingga ke Kekerasan Fisik

1. Kekerasan Verbal

Bicara tentang kekerasan, kekerasan yang satu ini sering TIDAK dianggap sebagai bentuk kekerasan, dan sering ditoleransi sebagai sikap yang sudah menjadi karakter sang pelaku. Bahkan masih banyak para korban yang mencoba untuk 'nerimo' sambil 'mengelus dada' terhadap prilaku ini. 

Padahal kekerasan verbal ini memiliki dampak signifikan di dalam menjatuhkan mental/psikis si korban., baik itu dilakukan dengan tanpa disadari oleh pelaku atau memang dilakukan dengan sengaja. Membuat korban menjadi rendah diri, kurang kepercayaan diri, bersedih hati, kehilangan semangat hidup, bahkan ada yang sampai berniat untuk mengakhiri kehidupannya atau bunuh diri. 

Bentuk-bentuk kekerasan verbal dapat berupa ucapan atau bahasa tubuh yang disadari atau tidak, disengaja atau tidak, membuat pasangan, anak, atau anggota keluarga yang dituju menjadi rendah diri. 

Contoh:

  • Ucapan/kata-kata kasar (hamburan jenis hewan yang ada di kebun binatang, sumpah serapah, ejekan, pelecehan sikap/kata, dan lain sebagainya). 
  • Bahasa tubuh yang merendahkan orang yang dituju/korban.
  • Menuduh/menyalahkan korban
  • Berdebat tanpa ujung
  • Manipulasi
  • Dan lain sebagainya.

2. Kekerasan Ekonomi

Kekerasan dalam bentuk ini disebut juga sebagai penelantaran ekonomi keluarga, dan secara umum korban dari kekerasan ini adalah perempuan dan anak-anak. Tidak hanya terhadap rumah tangga yang mengalami perceraian/perpisahan, namun banyak juga terjadi di mana seorang suami/ayah menelantarkan perekonomian keluarganya. 

Lalu pertanyaannya adalah, apakah tindakan ini bisa dilaporkan sebagai tindakan KDRT atau tindakan yang melanggar hukum? 

Jawabannya; BISA. Hanya saja, banyak sekali kasus-kasus seperti ini yang tidak dilaporkan kepada polisi untuk ditindak sebagaimana mestinya, sehingga semakin sedikit yang diselididi, disidik, dan dituntut di depan pengadilan. Data yang tersedia baik di tingkat regional mau pun tentang kekerasan jenis ini pun sangat sedikit jika tak ingin kita sebut langka, padahal begitu dibutuhkan dalam menetapkan berbagai kebijakan untuk mencegah merajalelanya bentuk kekerasan ini.

3. Kekerasan Fisik

Nah, kekerasan yang satu ini seringkali merupakan KDRT pada wanita dan anak-anak, dimana seorang suami atau ayah, karena satu dan lain hal, dengan mudahnya melayangkan tangan, kaki, atau menggunakan benda-benda lainnya untuk menganiaya istri atau pun anak-anaknya. Ada banyak sekali kisah yang kita temukan di masyarakat, baik yang berada di sekitar kita secara langsung, atau yang kisahnya kita baca atau tonton dari media. 

Namun, walau secara umum kekerasan fisik pelakunya sering didominasi oleh kaum laki-laki, tak berarti bahwa kaum perempuan tidak pernah menjadi pelakunya. 

Ada banyak juga kasus kita temukan di mana ibu-ibu melakukan kekerasan atau KDRT terhadap anak-anak, atau malah terhadap suaminya. 

Apakah bisa ditindak atau dipidanakan? 

Tentu saja, SEJAUH ada laporan dari pihak korban, agar polisi bisa melakukan tindak lanjut. 


Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghentikan/mengurangi tindakan KDRT

Untuk keluar dari kekerasan rumah tangga ini, apa pun bentuknya, tentu harus dimulai dengan keberanian diri untuk menghentikannya. Dimulai dengan mengambil sikap ini, nih, bestie.

1. Niat. 

Katakan pada diri sendiri (jika kamu menjadi korban KDRT), "That's enough, atau cukup sudah. Aku tak akan membiarkan diriku menjadi korban kekerasan lebih lanjut di dalam rumah tanggaku. Aku harus membela diri dan harga diriku."

Kenapa niatnya harus seperti ini?

Karena kita perlu menanamkan prinsip ke alam bawah sadar bahwa kejadian KDRT ini tidak boleh berulang kembali. 

2. Bicara Langsung Kepada Pelaku atau Cari Juru Bicara

Baik suami atau istri yang menjadi korban KDRT, maka sebaiknya langkah berikutnya adalah duduk dan bicara antar kedua belah pihak, suami dan istri, selaku orang dewasa. Jika ga berani, takut di-KDRT-kan lagi, maka cari penengah/facilitator, sebelum mengambil langkah membawa kasus ini ke yang berwajib. Karena jika sudah melapor, maka polisi akan menerima laporan dan menindaklanjuti. Jangan sampai ketika pihak yang berwajib sedang memproses kasusnya, eh kita malah mencabut laporan.

3. Melapor ke Pihak Berwajib

Yess, setelah duduk, berbicara, dan tegaskan sikap, maka lanjutkan ke pihak yang berwajib, jika dirasa itu adalah tindakan yang harus segera dilakukan. Selain memberi efek jera kepada pelakunya, juga agar semakin banyak data yang masuk, dan menjadi contoh bagi warga masyarakat lainnya agar bersikap lebih hati-hati.

4. Minta Bantuan Profesional

Meminta bantuan profesional dalam menghadapi kasus ini juga bisa menjadi jalan keluar yang baik dalam menghindari diri dari depresi selama proses berlangsung. 

Nah, besties, semoga tulisan ini bisa menjadi soft reminder bagi kita semua ya, agar terhindar dari prilaku KDRT, ya!

Salam,

Alaika, Jakarta - 21 November 2021

Hm, udah lama banget nih ga menulis tentang anak perempuan tersayang. Intan. Untuk teman-teman yang adalah generasi blogger jadul, aku yakin banget pasti masih inget donk dengan putri semata wayang aku, yang dulunya, saat kita masih rutin update harian tentang our daily life on the blog, kita terbiasa bertutur tentang anak-anak kita? Hehe.

Ah, time flies! Intan udah tumbuh menjadi seorang perempuan muda berbudi pekerti luhur, sehat, smart, dan cantik. Masyaallah tabarakallah. Alhamdulillah ya Allah. Dan semoga anak-anak kalian, temen-temen 'blogger jadul' juga mengalami progres signifikan yang menenangkan jiwa dan bikin hati bahagia, ya! 

Malam ini, setelah dapat ijin dari Intan, aku pengen menulis tentangnya. Iya donk. Kalo jaman anak-anak ini masih kecil, kita bisa dengan bebas menyusun diksi membentuk cerita, berkisah tentang mereka ya? 

Nah, sekarang? Aku yakin bahwa temen-temen juga pasti kudu ijin dulu pada anak masing-masing jika ingin menulis tentang mereka, ya gak sih? 

Sekilas tentang Intan

Saking lamanya tidak berkisah tentang putri semata wayang ini, aku lupa update terakhir tentangnya kapan ya? Hm, kayaknya saat Intan lulus dari Labschool dan berhasil masuk ke President University, deh, ya? Dan sejak dia ngampus, aku sudah tak pernah lagi berkisah tentangnya, karena apa-apa kudu ijin dulu padanya kan? Haha. 

Dan berbeda dari emaknya yang eksis dan narsis ini, haha, nah Intan tuh kagak. Anak cantikku ini kurang suka diekspos, padahal begitu banyak kisah menarik juga penuh tantangan yang dia jalani saat ngampus di sana. Sehingga vakum lah cerita tentangnya, paling secuplik dua kisah tentangnya sebagai caption saat aku sesekali upload foto berdua dengannya di Instagram. 😊

Balik lagi tentang Intan. Alhamdulillah, anak gadisku ini memiliki sifat supel, friendly, dan berjiwa sosial tinggi, sehingga tak sulit baginya untuk membangun network dengan siapa pun, bahkan dengan orang yang baru dikenalnya. Sifat ini pula yang berkontribusi baginya, sehingga tak lama seusai wisuda, Intan berhasil diterima di sebuah lembaga international yang memang menjadi impiannya sejak lama, yaitu Lembaga PBB, tepatnya UNDP (United Nation Development Program). 

Dan walau emaknya ini juga pernah bekerja di lembaga ini, namun dengan tegas Intan memastikan bahwa dirinya masuk ke sana karena network yang dia jalin sendiri, dan memang layak untuk bekerja di sana. Ah, Nak. Emang siapa yang minta diakui bahwa kamu tuh masuk ke sana karena Umi? Hehe. No body! 

Alhamdulillah, tak terhingga rasa syukurku kepada Allah, yang selalu memudahkan langkahnya. Dan dengan setia aku menuliskan kebahagiaan ini sebagai salah satu dari 7 poin rasa syukur yang biasa aku tuliskan pada jurnal syukur cantik, yang setia menampung curahan rasa syukur harianku. 

Prince Leo - Kado Terindah dari Intan

Dan..., tiba lah kita pada pembicaraan ini. Tentang kado terindah dari Intan. Hihi.

Jadi tuh, sejak tahun lalu, Intan resign dari kantor lama untuk bergabung kembali ke ASEAN Foundation, dan dipercaya untuk turut serta mengawal project yang didanai oleh Google melalui kantornya ini. Ruang lingkup kerjanya adalah di 10 negara ASEAN, sehingga Intan dan timnya perlu melakukan mission (perjalanan dinas) ke 10 negera ASEAN ini. 

Nah, karena sudah sering aku larang untuk belikan aku oleh-oleh, dan sebaiknya uang dari missionnya ini ditabung saja, atau dibelikan emas or crypto coin, kali ini, sepulang dari Brunei, Intan malah menghadiahi aku sesuatu yang bener-bener di luar dugaanku! Dan bikin aku langsung nangis! 

Aku dan Intan memang penyayang kucing. Dan sejak Hazel hilang, aku sudah memutuskan untuk tidak lagi memelihara anabul lucu itu, deh. Sakit, kalo sempat ngalami kehilangan lagi. 

Eh suatu hari, temannya Intan nitip dua ekor anabul jenis british shorthair, yang ternyata emang gemesin banget! Secara cepat Chio dan Kimmy (kedua anabul tersebut) lengket denganku, dan aku pun jatuh hati. Tapi yang namanya dititip, aku tentu menyiapkan diri untuk melepas mereka kembali ke pemiliknya saat dijemput pulang donk. 

Jadi ketika sebulanan kemudian, apa dua bulan ya, lupa. Kimmy dan Chio pun dijemput oleh pemiliknya. Walau sedih, tentu kami melepasnya dengan suka rela lah. Dan seorang teman Intan lainnya, malah menawarkan in case aku dan Intan mau adopsi salah satu anabul mereka, karena ga mungkin dibawa pindahan ke kota lain.

Pucuk dicinta ulam pun tiba donk. Apalagi anabulnya syantik imut menggemaskan. Jenis Persia kayaknya. Sudah ditanya pula oleh temannya itu aku mau pilih yang mana. Dan kami pun memilih donk. Beli peralatan makannya, litter box, dan lainnya. 

Ealah..., tunggu punya tunggu, ternyata para anabul itu justru diadopsi oleh orang lain dan kami tidak kebagian. Sedihnya hatiku..... (jadi kayak lagu apa ini ya?) Pokoknya sedih dan kecewa. Murung lah pokoknya. 

Intan berusaha menenangkan emaknya ini. Mana dia mau berangkat ke Brunei pula saat itu, dan emak bakalan tinggal sendirian. Intan bisikin, "Mi, sabar ya, nanti kita cari anabul lain aja ya. Kita minta sama Allah yuk, Mi."

Aku memang membiasakan sejak Intan kecil, apa pun itu, jangan lupa minta ke Allah, pasti akan dikasih. Dan....?

Sepulangnya Intan dari 5 days missionnya ke Brunei Darussalam, dia bergerak dalam diam. Dan pas hari H-nya (hari kedatangan si anabul), aku diajak menjemput ke kantor ekspedisinya. Masyaallah. Air mataku menetes menyaksikan anak bayi lanang ini. 

Akhirnya punya anak lanang juga! A british shorthair. 

Ini mah sudah kece. Di saat kedatangannya, dikirim dari Jawa Timur, anak lanangku ini masih cemong-cemong, mungkin karena hanya bisa mendekam di dalam pet cargonya tanpa bisa leluasa bergerak, makan tidur dan pup-pee, juga di dalam kandang yang sempit gitu, akhirnya jadi cemang cemong dan bau pup! Hihi.

Namun yang namanya penyayang anabul, aku tak peduli dengan aroma menyengat itu. Dan si anabul pun seperti mengerti my welcoming language! Dia mengeong manja. 

Hihi, iya, manjaaa. Gimana ga manja, umurnya baru tiga bulanan! Dan Masyaallah, ini kaka Intan mengeluarkan dana berapa untuk mengadopsi kamu, nak? British shorthair umur 3 bulanan kan sudah diatas belasan jutaan ya? 

Namun jawaban Intan apa coba, bestie, saat aku desak harga yang harus dia keluarkan?

"Mi, udah, untuk kali ini ga usah umi tanyain berapa-berapanya ya, Mi, plis, yang penting Umi doakan saja agar rezeki Intan ditambah Allah melebihi yang sudah Intan keluarkan. Doakan saja kita semua sehat, dan murah rezeki, ok, Umi sayang?"

Ah..., speechless eikeh, bestie!

Tak menunggu lama, anabul itu kami bawa pulang, dan mandikan sendiri di kosan, karena di beberapa petshop yang kami hubungi tidak tersedia air panas, sehingga dikuatirkan jika anabulnya mandi air dingin, makin stress. 

Jadilah kami mandikan sendiri dengan air hangat di rumah, dan Masyaallah, walau baru berusia tiga bulanan, si anabul ini sangat human friendly, ga galak, nurut pula saat dimandikan. 

Leo, tepatnya Prince Leo, kami beri nama. Anak lanang pertama umi, Intan sibling, kata Intan. Haha. 

Welcome home, Prince Leo. Umi and Sist Intan love you to the moon and back! Makasih ya, Anak Umi sayang, udah ngasih Umi hadiah seindah ini. All of life comes to you with ease, joy, and glory, Nak. Aamiin ya Allah.


Al, Jakarta, 16 November 2022



Dulu banget, aku ga pernah lepas dari buku saat traveling! Baik itu traveling dalam rangka mission/dinas ke luar daerah atau pun luar negeri, mau pun saat traveling dalam rangka leisure atau jalan-jalan saja. 

Namun makin ke sini, seiring dengan semakin mudahnya koneksi internet melalui genggaman tangan, atau ipad kesayangan, dan kemudahan mengakses beraneka-ragam movies yang tersedia di dalam gadget tersebut, dengan hanya berlangganan Netflix, Disney, atau aplikasi penyedia film lainnya, maka kebiasaan membawa buku ketika sedang traveling pun, bagiku, terkesampingkan. Audio visual menjadi begitu menarik dan menghibur. 

Bahkan, dengan kecanggihan teknologi masa kini, kebiasaan membaca buku pun kini teralihkan ke dalam bentuk audio gak sih? Kalian termasuk ke dalam golongan yang suka mendengarkan audio book, atau masih berada dalam tim baca buku? 

Dan bagi yang suka membaca buku, kalian termasuk ke dalam tim baca buku fisik atau sudah beralih juga ke dalam bentuk ebook? Hehe. 


Namun...., secanggih apa pun teknologi, jika koneksi sedang bermasalah, atau ketika kita sedang dalam perjalanan ke daerah yang poor connection, atau ke daerah yang justru no connection sama sekali, maka kehadiran buku sebagai teman perjalanan tentu akan sangat membantu, ye khan bestie? Terutama bagi para book reviewer nih, ga mungkin banget lah ya pisah dari yang namanya buku? Hehe. 

5 Manfaat Bawa Buku Saat Traveling

Nah, bicara tentang buku, berikut aku ingin mengingatkan diriku sendiri lagi nih, tentang manfaat membawa buku dan membacanya saat sedang traveling. Yuk, simak, yuk, siapa tau kan jadi menambah semangat kamu juga nih, bestie, untuk menggalakkan kembali hobi membaca kamu yang sempat tergantikan oleh nonton movies, misalnya, atau tergantikan oleh hobi-hobi lainnya.

1. Buku, adalah teman perjalanan terbaik bagi para solo traveler. 

Baik kamu adalah seorang blogger traveler, atau seseorang yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat sendirian, maka buku adalah sahabat terbaik dalam mengatasi rasa jenuh. Membaca buku akan membuat rasa bosan terobati, karena pikiran kita teralihkan ke dalam bacaan yang sedang kita lahap. Jadi nambah insight juga kan? 

2. Sebagai Pengganti HP, sehingga HP-nya bisa istirahat sejenak.

Yup, semakin ke sini, kita semakin sulit deh untuk lepas dari yang namanya gadget kan? Ada aja alasan agar kita tetap buka HP dan melakukan check and recheck. Cek email lah, buka Media Sosial lah, dan lain sebagainya. Yang pasti, kita terpapar radiasi yang dihasilkan HP sehingga berpotensi merusak otak bahkan tubuh kita. 

Nah, dengan adanya buku, maka peralatan yang selalu dalam genggaman itu bisa rehat sejenak, menjauhkan kita dari pengaruh radiasi tadi, juga membantu kita untuk mengurangi kecanduan terhadap penggunaan HP. Juga pastinya bisa menjaga keawetan HP khaaan?

3. Menenangkan Hati

Yes, membaca buku, menurutku bisa banget bikin hati dan pikiran rileks. Kerasa ga, sih, bestie? Tapi balik lagi ke materi/genre yang kita baca, sih, ya? Makanya, jika memang tujuannya adalah untuk relaksasi, maka bacalah buku-buku yang bergenre demikian, jangan baca yang tentang peperangan, gossip, atau hal-hal negatif lainnya, ya! Hehe. 

4. Menambah Pengetahuan

Sudah pasti, donk! Membaca buku pasti akan menambah pengetahuan, karena buku adalah gudangnya ilmu. Asalkan membaca bukunya dengan serius loh, ya, bukannya lompat sana turun sini. Hehe. 

5. Menambah Pengetahuan

Yup. Terkadang pengetahuan kita mentok akan sesuatu. Misalnya tentang bagaimana melakukan trading forex. Bisa saja sih kita mendapatkan ilmu dari internet, namun biasanya tersedia dalam potongan-potongan yang tidak lengkap kan? Atau yang memang ujung-ujung artikel/videonya mengarahkan kita untuk mengikuti kursus atau membeli buku panduan lengkapnya. 

Nah, belajar dari buku khusus yang memang ditulis untuk hal-hal spesifik tersebut, tentu saja akan memperkaya pengetahuan kita. 

Dan, selain dari lima poin di atas, ada banyak lagi loh manfaat membaca buku. Yuk, bestie, tambahin poin lainnya di kolom komentar, yuk! 

Al, Jakarta -15 November 2022

Bali, siapa yang tak ingin berkunjung, berlibur, atau malah berkegiatan atau living there coba? Pulau dewata ini memang selalu saja menarik minat banyak orang, termasuk aku, yang udah sejak lama menanamkan keinginan untuk bisa duduk manis, menuliskan lanjutan novel Selingan Semusim yang sudah ditunggu-tunggu lanjutannya oleh pembacaku, di sana. 

Ah, Bali, aku tuh memang pengen banget deh ke sana. Tidak hanya untuk writing the novel, tapi juga living my life as the digital nomad. Kayaknya asyik banget ya, menikmati keunikan pulau dewata itu. Bersosialisasi dengan masyarakatnya yang ramah dan baik hati, menikmati alamnya yang indah dan menakjubkan, serta, hm...., bersyukur karena diberi kesempatan oleh-Nya untuk menikmati kehidupan ini. 

Bali, oh Bali.... 


Hm, apakah kini saatnya? Toh Intan sudah mandiri, bekerja dan malah sering mission ke luar kota dan luar negeri, ayahku, sudah setahun beristirahat di alamnya yang baru, dan ibu juga sudah di kampung halaman. Menimang cucu cantik (anaknya adikku) yang baru saja lahir bulan lalu. 

Lalu aku? 
Ah, ini masaku, menikmati kehidupanku. Intan juga mendukung banget sih, agar uminya mulai enjoying this life sesuai dengan yang aku inginkan. Which is stay in Bali, atau di mana pun yang aku suka, dengan tentu saja keep in touch with her. Thank to technology, btw, untuk kemudahan berkomunikasi dan menghubungkan aku dan Intan, bahkan sejak dia kecil dulu, saat aku harus on mission (dinas luar) atau jauh darinya secara fisik. 

Back to Bali. Tapi aku kok kayaknya malah ingin ke Balinya melalui kereta api, ya? Dan melakukan perjalanan estafet gitu. Aih, belum apa-apa aku udah excited sendiri, nih gaes! Haha.

Udah kebayang nih perjalanan estafet ini, dimulai dari Jakarta, turun di Yogyakarta. Stay there for two or three night, menikmati Malioboro dan sekitarnya, dan meet up dengan teman-teman blogger Yogyakarta.

Lalu perjalanan lanjut ke Surabaya. Yuhuu. Stay dua harian, baru kemudian main ke Lamongan dulu. 

Eh, ke Lamongan ngapain, Al? Emang ada sodara di sana? 

Ada donk. Kebetulan aku punya uwak yang sudah lama banget merantau ke Lamongan, dan ibu sempat nitip pesan in case aku ke Surabaya, usahakan untuk sowan ke tempat Uwak di Lamongan. Jadi walau pun nginepnya nanti di Surabaya, pas banget lah ya! Dan bicara tentang Lamongan, sudah pasti donk aku juga pengen kopdaran dengan teman-teman Blogger Lamongan! Seru deh pastinya. 


Surabaya - Bali. 

Nah, tinggal selangkah lagi nih. Dari Surabaya bisa naik kereta dari Stasiun Gubeng. Dan menurut panduan yang aku baca-baca dari beberapa traveler sih, bisa naik kereta api Probowangi tujuang Ketapang Banyuwangi dengan tarif yang ternyata murah banget, euy! Hanya IDR. 56 K dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. 

Turun di Stasiun Ketapang Banyuwangi, tinggal jalan kaki sekitar 600 m ke Pelabuhan Ketapang. Atau bisa naik angkutan umum lah ke Pelabuhan ini. Naik kapal feri ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali dengan tarif kece badai, hanya IDR. 8.500 per orang. Woww!! Seriously??

Turunnya nanti di BALI. Yuhuuu. Semurah itu ternyata, yaaa? Dan sudah pasti asyik karena perjalanannya estafet. Ya setidaknya bagiku itu sih masuk ke dalam kategori asyiiiik! 

Where to Stay in Bali dan mau kemana saja di Bali? 

Nah, ini! Inginnya tinggal minimal sebulanan di sana. Jadi bisa semingguan di Bali Selatan, menikmati Kuta, Seminya, Canggu, Nusa Dua, dan Jimbaran. Menulis di pantai, menikmati semilir angin sepoinya, atau menikmati hempasan ombak yang menjilat jemari-jemari kaki yang telanjang tanpa balutan sepatu atau sandal. It is lovely, isn't it? Hehe. 


Lalu beralih ke suasana tenang persawahan Ubud, menikmati sesi yoga yang menghadap ke hutan, dan bercengkrama dengan damainya alam Ubud, Kintamani, dan Tegallalang di bagian Bali Tengah. 

Minggu berikutnya, setelah menikmati ketenangan dan damainya alam, kita pun bisa beranjak ke bagian timur Bali. Menikmati pantai Sanur, Amed, dan Karangasem. Belajar menyelam, atau menjelajah gunung berapi yang masih aktif? Oh, nooo. What an excitement!


Bali, oh Bali.... 


Al, Jakarta, 5 November 2022

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes