My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Bagi Sobats blogger yang tergabung di dalam komunitas Kumpulan Emak Blogger alias KEB, tentu sudah mahfum [halah bahasanya ini lho!] bahwa ada sebuah acara keren bertajuk  KEB Halal Bi Halal, yang diadakan serentak di 6 kota yang ada di Indonesia. Yup, seperti yang aku ceritakan pada postingan kemarin, maka hari ini adalah hari H-nya. Treeeeeng! 

KEB Nyunda

Dilaksanakan di 6 kota, yaitu Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogya, Surabaya dan Denpasar, memberikan keleluasaan bagi tiap kota untuk menetapkan tema dan agenda acara. Bagi KEB Bandung sendiri, para emak sepakat untuk mengambil tema 'KEB Nyunda'. Keren khaaaan?
Yang namanya Nyunda, maka para emak pun sepakat untuk membawa makanan ala Sunda, camilan ala Sunda, bahkan berpakaian [dresscode] pun Nyunda, yaitu ber-KEBAYA. Tak hanya itu, untuk tempat penyelenggaraan acara, para emak lalu sepakat untuk melaksanakannya di sebuah taman! Yes, sebuah taman, dengan perhitungan bahwa alam terbuka nan sejuk ini, tentu akan memberi keleluasaan bagi anak-anak emak bermain, dan para emak pun santai dan bebas bergosip saling bersilaturrahmi dan do positive sharing. Taman Lalu Lintas yang juga dikenal sebagai Taman Ade Irma Suryani, yang terletak di jalan Belitung No. 1, Bandung pun kemudian terpilih sebagai tempat penyelenggaraan acara. 

Hari H


Kado berbungkus koran yang siap ditukarkan
Para panitia yaitu Efi, Tian dan Noniq [yang berhalangan hadir] plus para sepuh aku, Nchie Hanie dan Meti Medya, sepakat untuk sudah berada di tekape sekitar pukul 8.30 or paling lambat pukul 9 pagi. Tentunya untuk mempersiapkan lapak kavling tempat dan persiapan acara. Sayangnya, pagi harinya sekitar waktu shubuh, Mak Meti Medya justru mengabarkan sebuah berita duka, yaitu ga bisa hadir di acara halal bi halal ini, karena putra tercinta harus dirawat di Rumah Sakit. Hiks, jadi kurang seru deh rasanya, cyiiin! Namun, tentu saja the show must go on. Sembari berdoa agar si kaka [putranya Mak Meti] lekas pulih kembali, maka para panitia pun bersibuk-ria mempersiapkan keperluan di tekape. 

Tunggu punya tunggu, setelah jam karet yang lumayan melar [rencana acara mulai jam 10.00 wib, baru mulai jam 11.00 wib], akhirnya hadir juga sekitar 22 emak KEB Bandung, yang disambut hangat saling cipika cipiki antar satu sama lain, sembari mengumpulkan kado yang masing-masingnya telah dibungkus dengan lembaran koran, seperti yang disyaratkan. Oh ya, nominal nilai kado, tidak boleh melebihi angka 20 ribu rupiah. Beberapa emak juga bermurah hati membawakan camilan khas Sunda, yang sukses membuat semangat para emak merebak, dan semakin ceria bercengkrama serta ber-narsis ria. Hehe. 

Panitia, narsis sambil menanti para emak yang akan hadir

Ceria banget khan? Iya dunk, ngumpul sesama anggota KEB gitu lho!


Tak hanya itu, sambil menanti para emak yang belum hadir, Mak Dwi, yang piawai dalam hal fotografi, mulai takes action. Yaitu memotret satu demi satu para emak untuk dinilai dalam acara kontes foto ekspressif nantinya. Yes, selain dua acara talk show, nanti akan ada kontes foto ekspressif, di mana para emak akan difoto dengan gaya se-ekspressif mungkin dan dinilai. Wuih, seru! Siapa coba yang menolak difoto cantik oleh sang fotografer? Hehe.

Mak Dwi, sang fotografer, satu persatu emak diminta untuk berfoto ekspressif

Agenda Acara


Mak Vivera sedang sharing tentang
optimalisasi kamera ponsel
Namanya para emak, tentu mengharapkan acaranya dikemas santai, menarik dan bermanfaat dengan memberdayakan narasumber yang berasal dari emak dan untuk emak. Maka, hatur nuhun pisan untuk Mak Vivera Siregar yang telah berkenan berbagi ilmu keren yang dikuasainya, yaitu tentang bagaimana mengoptimalisasikan kamera hape. Wah, bagi kita yang senang fotografi yang juga adalah seorang blogger, tips-tips seperti ini sudah pasti sangat kita perlukan donk! 
Selain Mak Vivera, aku juga didaulat untuk berbagi sedikit tips tentang menulis dan menerbitkan buku, sebuah isu yang tentu saja menjadi hal menarik tersendiri bagi kita para blogger. :) 

Alaika, sharing tentang menulis dan menerbitkan buku
Keakraban yang tercipta di antara para emak, membuat waktu yang seperti berlari, semakin berlari. Tanya jawab yang begitu interaktif, berlangsung hangat, dan semakin meriah dengan pengumuman pemenang kontes foto ekspresif. Ketiga pemenang langsung sumringah, hingga lupa dengan oskestra biologis yang sejak tadi mulai bergemerincing di seputaran usus besar. Hehe. 

Keceriaan, kehangatan persahabatan yang terjalin, sungguh membuat waktu yang bergulir seakan tak terasa kecepatannya. Sangat cepat! Rasanya baru saja bertemu, eh sudah harus diakhiri. Namun, tentu tidak afdol rasanya jika belum diakhiri dengan doa khaaan?  Maka, Mak Novi Mudhakir pun didaulat untuk menutup acara dengan memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT, diaminkan oleh para emak dengan khidmat. Acara selanjutnya adalah makan siang bersama, seraya menggelar kuis memperebutkan doorprise. 

Usai Acara ada yang leyeh2, ada yang yogaan, wekeke
Setelahnya, bagi yang ingin mengundurkan diri dipersilahkan meninggalkan tempat acara, sementara para emak lainnya, malah masih leyeh-leyeh di atas hamparan tikar yang membentang. Ada yang tiduran sambil online, eh malah ada yang ber-yoga ria. 

Daaaan.... tentu ada yang narsis habis bis bis!
Gokil pisan euy! Tak peduli pengunjung lainnya yang memenuhi taman, para emak dengan santai malah mengambil posisi pualing uenak! Dan begitu PW, jangan harap sudi untuk berpindah tempat. Mau gimana coba? Kalo sudah begini..., siapa berani nyuruh ini itu? Paling mau nurut, ya kalo yang disuruh adalah disuruh bergaya. Haha.

Nah, kalo sudah begini, mana mau disuruh pindah lagi? Hihi.
Narsis, dalam berbagai pose. :D
Waktu terus berlari, hari pun menjelang sore. No more option selain beranjak meninggalkan taman. Tapi, kebersamaan ini, rasanya sulit untuk dibiarkan berlalu. Apalagi ada Mak Vema yang jauh-jauh datang dari Jakarta. :)
Maka, kita pun sepakat untuk melanjutkan kebersamaan dengan hangout lagi di sebuah warung bakso. Yeay!!! Urusan perut dan isi perut lagih, hihi. Lupakan sejenak masalah berat badan, karena kebersamaan ini entah kapan lagi akan tercipta kan? :D 

Tapi, sebelum beranjak, rasanya ga komplit donk kalo ga berfoto dulu di icon Taman Lalu Lintas. So, here it is!


Nah, Sobats tercinta, gimana? Seru kan Kopdarnya Kumpulan Emak Blogger? Halal Bi Halalnya tetap terasa renyah walau bulan Syawal telah berlalu lho! Kehangatan dan keakraban yang tercipta, menorehkan kenangan indah di hati. Setuju? 

Reportase ala Alaika Abdullah,
untuk acara KEB Halal Bi Halal serentak di 6 kota,
Al, Bandung, 7 September 2014












Ga sengaja,  jemariku membuka sebuah pesan yang sudah lama dikirim oleh seorang sahabat.  Sebuah pesan yang persis broadcast message,  sehingga sejak dikirimkan hingga beberapa detik tadi, tak mampu menarik minatku untuk membacanya.  Males aja gituuu..
Lalu,  terbaring lelah dan agak meriang setelah beraktivitas seharian tadi, plus sedikit kesepian karena tiba-tiba saja aku menemukan diriku sendirian wae,  mulai nelangsa merayap di dada.  Kuraih Andro ke dalam genggaman,  dan jemariku tanpa dipandu malah langsung membuka chat room Whatsapp dari si sahabat.  Dan..... Dug!  Terpana...  Subhanallah... Kemana aku selama ini,  mendiamkan sebuah pesan berharga seperti ini? :

[Serial Motivasi Islami]

Semua masalah dan kesulitan sudah ada jawabannya di Al Quran :

➡Ketika kita mengeluh :
"Ah mana mungkin….."😁
✅Allah menjawab :
"Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata 'Jadi', maka jadilah" (QS. Yasin ; 82)

➡Ketika kita mengeluh : 
"Capek banget deeh…."😥
✅Alloh menjawab :
"…dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat." (QS.An- Naba :9)


➡Ketika kita mengeluh : 
"Berat banget yah, gak sanggup rasanya…"😣
✅Allah menjawab : 
"AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan." (QS. Al-Baqarah : 286)


➡Ketika kita mengeluh : "Stressss nih bingung"😖
✅Allah menjawab :
"Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang". (QS. Ar-Ra'd :28)

➡Ketika kita mengeluh : "Yaaaahh… ini mah semua bakal sia-sia.."😞
✅Allah menjawab :
"Siapa yg mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun niscaya ia akan melihat balasannya". (QS. Al- Zalzalah :7)


➡Ketika kita mengeluh :
"Gile aje....gue sendirian....gak ada seorangpun yang mau bantuin…" 😰
✅Allah menjawab :
"Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu". (QS. Al-Mukmin :60)

➡Ketika kita mengeluh :
" Duh..sedih banget deh gue…" 😭
✅Allah menjawab :
"La Tahzan,..Innallaha Ma'ana Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)

➡Ketika kita mengeluh : "ampuuun kenapa sih susah amat nih kerjaan…" 😔
✅Allah menjawab : "sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah;6-7)..

Soo... segeralah kembali kepadaNya.. Karena semua kebutuhan kita ada padaNya...

Muslim itu hanya punya 2 pilihan, yaitu jadi Muslim yg SEMANGAT atau LEBIH SEMANGAT..!!
Man Jadda wa Jada ..!!
Siapa yg BERSUNGGUH-SUNGGUH, maka Dia akan DAPAT apa yg diinginkannya..!!

Oh My God,  tetaplah bersamaku,  jangan menjauh ya Rabbi...  Hanya Engkau tempat kubersandar dan berlindung. 

Untuk sahabat baikku,  trim for share ya,  lihat?  I share it here as well for others, semoga menebar manfaat bagi yang berkunjung dan membacanya yaaa.  :)

Sekedar sharing, 

Sent from my smart andro, 
Al, Bandung,  6 September 2014

Sama sekali ga ada rencana untuk membuat postingan ini. Namun, kejadian tadi pagi dan response teman-teman terhadap status facebook yang aku update setelah 'kejadian' kecil itu, menggoda hati untuk menelurkan artikel ini. Yah, anggaplah ini sebuah postingan intermezo plus tips ringan yang mungkin bisa Sobats manfaatkan jika menghadapi hal yang sama.



Tadi pagi, sedang asyiknya meeting online dengan panitia KEB Halal Bi Halal untuk Kota Bandung, di sambi dengan meeting online lainnya, eh sebuah chatbox [juga di FB] terbuka. Tiada salam tiada sapa, sebuah gambar tak senonoh nampang menjijikkan di layar Macsy tercinta. Gambar sepotong [maaf] kemaluan laki-laki [milik si empunya akun atau malah jangan-jangan modal minjem punya orang lain?] nangkring. Halah! Basi bener modus beginian mah! 

Kututup chatbox itu, karena aku sedang fokus meeting dengan para panitia di chatbox lainnya. Yup, harus ditutup donk dari pada salah kamar nanti khaaan? Hehe. Kuselesaikan dulu obrolan dengan para panitia dan beberapa sahabat yang memang sedang aktif chatbox-nya, barulah kemudian aku kembali padanya. Kutelusuri histori percakapan yang pernah terjadi sebelumnya. Tidak banyak, hanya beberapa kali dan dalam bahasa yang sopan. Orangnya tidak aku kenal secara nyata, tapi dia berasal dari negeri ini bahkan satu provinsi denganku. Histori percakapan kami pun cukup santun dan standar. Tak ada yang salah. Tapi kenapa tiba-tiba dia sekarang malah seperti orang yang kalap begini? Kumulai kalimatku;

"Maaf, kamu ga salah chatroom?"
"Hai Kakak sayang, itu untukmu, semoga suka yaaa."

Aih, pede bener dan bener2 kurang ajar! Kutahan emosiku, sabar Al, sabar! 

"Hm, itu punya kamu? Not bad lah, tapi akan jauuuuuuh lebih baik jika kamu segera upayakan untuk memperbesarnya deh! Sebentar ya, aku coba googling recommendation toys or medicine yang mungkin bisa kamu pakai untuk memperbesar 'senjata' kamu itu. Tinggalkan alamat email kamu biar aku kirim via email linknya nanti, karena aku akan unfriend dan blokir kamu dari FBku. Ok?" Tak lupa kusertakan sebuah icon senyum manis untuknya.

Dan.... lama dia tak menjawab. Kubiarkan beberapa menit sembari melanjutkan komunikasiku dengan teman-teman lainnya. Tak ada response lagi darinya, dan aku pun lakukan dua langkah, unfriend dan blokir! Tak perlu meladeni hal-hal seperti ini dengan bersitegang urat leher, apalagi sampai menguras waktu dan pikiran, masih banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan daripada meladeni banyolan basi seperti ini, bukan begitu, Sobs?

Lalu, apa yang Sobats lakukan ketika berhadapan dengan hal-hal serupa? Yuk share di kolom komentar yuk!

Sekedar sharing,
Al, Bandung, 5 September 2014




Tak dapat dipungkiri bahwa isu tentang pelecehan dan kekerasan/kekejian seksual pada anak semakin merebak, aneka berita terkait hal ini menghiasi headline media, baik massa, online/sosial, layar kaca hingga ke obrolan dari mulut ke mulut di dalam lingkungan masyarakat. Topik ini pula yang telah dengan sukses membuat hati para orang tua ketar ketir, menguatirkan keselamatan putra putri tercinta, yang sedang berada di sekolah, di lingkungan bermain atau bahkan dalam pengasuhan para pengasuh. Isu dan kejadian-kejadian yang telah terjadi, sukses pula membuat hati orang tua tak lagi tentram, karena fakta telah memperlihatkan bahwa para pelaku pelecehan seksual ini bahkan bisa berasal dari lingkungan terdekat.  Seyeeem yak?

Beranjak dari kenyataan ini pula, berbagai yayasan atau kelompok sosial, baik yang berupa kumpulan para orang tua, yayasan sosial lainnya, bahkan perorangan yang peduli akan gentingnya isu ini, berusaha keras untuk menekan peningkatan tindakan pelecehan seksual terhadap anak. Berbagai upaya pun dilakukan, seperti upaya 'pembekalan' [capacity building] bagi anak agar memiliki kemampuan, ketrampilan dan keberanian untuk menolak perlakuan tidak menyenangkan yang dialaminya serta berani melaporkannya kepada pihak yang berwenang [orang tua, guru, atau pihak berwenang lainnya].

Capacity building bagi anak, agar si anak aware akan apa yang harus mereka lakukan dalam rangka melindungi diri mereka sendiri, serta tindakan apa yang harus mereka lakukan ketika tertimpa pelecehan/kekerasan seksual, adalah suatu keniscayaan yang tak dapat ditunda lagi. Sudah saatnya kita dengan lebih serius, melakukan gerakan bersama, bahu membahu dalam membekali ilmu pengetahuan bagi anak-anak kita, juga tentu saja bagi para orang tua, dalam rangka melawan terjadinya pelecehan/kekerasan seksual terhadap anak.

Kumpulan Emak Blogger, sebagai salah satu komunitas yang beranggotakan para ibu [emak] dan emak wannabe, saat ini, melalui unsur Srikandi Bloggernya, sedang meluncurkan sebuah program bertajuk #KEBAgentOfChange dengan tema Tolak Kekerasan Seksual Terhadap Anak melalui Pengetahuan, dalam rangka berpartisipasi menekan peningkatan grafik kekerasan seksual terhadap anak. Melalui ebook yang diluncurkan ini, diharapkan masyarakat luas pada umumnya dan para ibu/orang tua pada khususnya, akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang pelecehan/kekerasan seksual pada anak, bagaimana cara menghindarkan/melindungi si anak dari kemungkinan tertimpa musibah ini, bagaimana cara meminimalisir resiko/efek yang ditimbulkan pada anak yang tertimpa kejadian ini.

Di dalam buku ini, para penulis yang merupakan anggota Kumpulan Emak Blogger, berusaha memberikan masukan bagi para pembacanya, agar aware tentang bagaimana mengajarkan pendidikan seks pada anak-anak di usia dini, remaja hingga yang telah beranjak dewasa. Masukan-masukan ini dibahas dengan gamblang dan berbahasa sederhana, sehingga memudahkan para pembaca, yang bahkan berasal dari kaum awam sekali pun, untuk dapat memahaminya dengan mudah.

Melalui program #KEBAgenOfChange ini, KEB mengharapkan dapat turut berpartisipasi di dalam menyelamatkan anak-anak negeri ini dari pelecehan/kekerasan seksual, sehingga kelak kita berharap akan semakin banyak anak-anak brilliant sebagai penerus generasi bangsa. Ebook sederhana itu, tidak diperjual-belikan, melainkan dibagi secara gratis bagi para anggota Kumpulan Emak Blogger. Ebook ini juga dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas, demi pembekalan pengetahuan dalam rangka melawan tindakan pelecehan/kekerasan seksual terhadap anak, tentunya dengan meminta ijin terlebih dahulu kepada Kumpulan Emak Blogger.

Berminat untuk mendapatkan ebook ini? Silahkan meninggalkan komentar pada kolom komentar untuk informasi download ebook 'Kekerasan Seksual Pada Anak, Lawan dengan Kekerasan', atau dapat menghubungi admin Kumpulan Emak Blogger pada web ini.


Mari selamatkan anak-anak kita dari tindak pelecehan dan kekerasan seksual, dengan membekali ilmu pengetahuan terkait sehingga mereka mampu bersikap asertif. Yuk bantu mereka untuk mampu dan berani mengungkapkan perasaannya dengan tepat lewat ungkapan maupun sikapnya. Ketika dia merasa tidak nyaman, dia akan berani menolak perlakuan yang diterimanya, atau tau persis kemana harus melaporkannya. Mari bekali anak-anak kita pengetahuan tentang informasi terkait dengan apa itu kekerasan [seksual], bagaimana bentuknya dan harus melapor ke siapa jika tindakan itu terjadi. Yuk, saling bahu membahu melawan tindak pelecehan/kekerasan seksual terhadap anak, dimulai dari lingkungan terdekat!

KEB Agent Of Change, Kumpulan Emak Blogger
Al, Bandung, 3 September 2014

Keren yak bannernya? Yes! Sudah pasti sekeren semangat para member KEB yang akan mengadakan acara halal bi halal pada hari Minggu ini donk! Dan ga tanggung-tanggung lho, acara seru ini akan berlangsung di 6 kota, dilaksanakan secara serentak pula! Seru khaaan?

Enam kota itu adalah Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang dan Bali. Weissss, keren abis euy! Aku aja sampai ga sabar nih pengin cepat-cepat hari Minggu. Apalagi kali ini, baik aku, Nchie Hanie dan Meti Medya, sepakat untuk menyerahkan tongkat estafet ke Mak Tian Lustiana, Efi Fitriyah dan Noniq untuk menghandle acara ini. Jadi panitia, gituh! Iya donk, masak harus trio ember cyinnn, terus-terusan seh? Haha, pasti Teh Dey atau yang tau tentang 'trio ember cyiin' ini, senyum-senyum deh kala kusebut tiga kata itu. Haha. Oops! Ga usah dibahas sekarang tentang trio ember cyiiin deh yaaaa....

Tentang KEB Halbi sendiri, setiap kota tentu menggusung tema masing-masing, yang pasti adalah seru, hangat dan akrab penuh kekeluargaan. Rencananya juga, kita akan coba fasilitas hangout nya si Mbah Google untuk saling sharing live event dengan semua emak yang hadir di setiap kota-kota tersebut. Asyik banget khaaan? Ih, beneran jadi ga sabar deh nungguin hari Minggu. :D

Nah, untuk kota Bandung sendiri, emak-emak Bandung sepakat menggusung tema 'KEB Nyunda'. Artinya, semua atribut akan berbau Sundanese gitu deh, mulai dari makanan [serba berbungkus daun], cemilan berupa jajanan Sunda-is, pakaian juga disesuaikan dengan tema itu deh! Hayo, pada penasaran khaaan? Selain itu juga, akan ada agenda tukaran kado yang harganya dibatasi maksimal 20 ribu rupiah, dan itu kado, dibungkus dengan koran, ga boleh dengan kertas kado. Hehe.

Selain agenda ramah tamah, makan-makan dan games, tentunya KEB Halbi Bandung juga akan menghadirkan agenda sharing dari dan untuk emaks, berupa talkshow santai dari Mak Vivera tentang optimalisasi kamera HP dan saya sendiri, yang akan berbincang tentang menulis dan cara mudah menerbitkan buku. Gimana....gimana? Menarik bukan? So, emak-emak blogger yang sedang di Bandung, terutamanya Emak KEB Bandung, ayo atuh, jangan lupa datang di hari H yaaa. Jangan sampai terlewat lho! Kehangatan dan keakraban yang akan tercipta, pasti tak akan terlupa deh!

Info Halal Bi Halal KEB, 
Al, Bandung, 3 September 2014 
Ini cerita Minggu lalu, tapi belum sempat duduk manis untuk menuliskannya karena perlu waktu untuk menenangkan hati sang sahabat yang sedang terpuruk oleh cinta yang tiba-tiba saja jadi hancur berantakan. Ceritanya sebenarnya udah mainstream bahkan klise sih, karena di dunia ini, sering sekali kita menemui kasus-kasus yang seperti ini. Bahwa sepasang kekasih menjalin hubungan dengan begitu bersungguh-sungguh, bersikap serius bahkan pembicaraan pun sudah masuk ke tingkat lamaran dan rencanakan pernikahan. Namun, eh, ga ada angin ga ada hujan, apalagi petir, tiba-tiba si pria menghilang britanya, tanpa aba-aba. Lebih sakitnya lagi, si pria masih wara-wiri di hadapan atau lingkungan tempat tinggal kita, namun kehadirannya mau pun tegur sapanya, tak lagi mampir ke hadapan kita mau pun keluarga. Nah, kalo sudah begini, tentu, moving on bukanlah hal yang mudah!

Itu pula yang sedang dihadapi oleh sahabat karib [masa kuliah dulu], yang sebenarnya udah lama banget ga saling bertemu. Minggu lalu, nomor hapenya muncul di layar my smart andro. Aih, Fera [bukan nama sebenarnya], apa kabarnya teman baikku yang satu ini? Udah married belum ya doi? Komunikasi pun tercipta, dan surprise! Dia sedang di Bandung, dan sama sekali tak tahu jika diriku sudah berdomisili di kota kembang ini. Segera deh kami meet up, tak tanggung-tanggung, Fera mandah ke kosan! Tadinya aku sudah membayangkan sebuah reunian yang penuh sukacita, mengingat banyak hal indah yang perlu kami ungkit dan pasti akan membuat kami berdua terpingkal-pingkal. Namun...,

Ealah, bukannya bersuka cita dan bergosip tentang teman-teman lain, ini malah mata, telinga dan perhatianku tercurah pada tumpahan air mata Fera akibat curhat tentang nasib cintanya yang lagi-lagi patah di tengah jalan! Oh My God! Fera melarikan diri, hati dan penderitaannya ke sini. Ke Bandung. Hiks. Jadi ingat, dulu.... beberapa tahun silam, kisah yang sama pernah terjadi. Fera akan menikah dengan Bima,  kekasihnya yang sudah mempersiapkan segala persiapan untuk melamar Fera ke keluarga besar Fera. Eh, kok bisa-bisanya, beberapa hari berselang setelah kesepakatan itu, Bima menghilang sejenak dan muncul lagi dengan berita luarbiasa menyedihkan! Bima menikah dengan gadis lain!

Dan, herannya, setiap Fera sedang dalam duka, adalah aku yang menjadi pelariannya. Tanpa disengaja sebenarnya. Entah deh, setiap mengalami dukacita oleh cinta, pasti Allah mempertemukan kami berdua. Dan kali ini, juga sama. Fera bersimbah air mata oleh cinta yang tak lagi berpihak kepadanya. Yang menyedihkan kali ini adalah, bahwa pihak keluarga dan handai tolannya, sudah familiar dan welcome banget dengan calon suami Fera. Seorang laki-laki usia 50an [duda?], beranak empat, aparat militer dengan jabatan dan pangkat cukup menggiurkan. Awalnya, Fera memang tidak tertarik untuk menerima Firman [bukan nama sebenarnya], namun karena Firman dibawa oleh salah satu kerabat Fera, untuk dijodohkan dengan Fera, yang hingga usia 44 tahun belum menemukan jodoh, akhirnya Fera mencoba untuk membuka hati. Firman termasuk lelaki yang piawai membuka dan meraih hati Fera yang sangat Islami. Tak heran jika hubungan yang awalnya dingin, berangsur hangat dan semakin serius hingga memasuki usia genap setahun.

Tak tanggung-tanggung, rencana untuk melamar pun telah dicanangkan. Yaitu selepas idul Fithri kemarin, maka Firman akan mendatangkan keluarganya untuk melamar Fera. Pihak keluarga Fera pun bersiap diri, menanti. Ealah, yang dinanti tak kunjung tiba. Bahkan, sekembalinya dari mudik lebaran ke tanah Jawa, Firman tak pernah lagi menyambangi Fera dan keluarganya sebagaimana yang biasa dilakukannya selama ini. Bahkan, sejak kepulangannya mudik itu, Firman sama sekali tak pernah menghubungi Fera via telepon mau pun sms or chat. Weleh-weleh! Yang ada malah, anak dan seorang wanita yang mengaku istri Firman, menelepon dan 'menyerang'nya.

Memang sih, Firman pernah menjelaskan bahwa perceraiannya dengan istrinya itu belum disahkan oleh korpsnya. Bercerai atau pun menikah, bukanlah hal yang sederhana bagi para aparat militer, perlu ini dan itu, tidak segampang yang dibutuhkan warga sipil. Itu pula yang membuat Fera bertahan untuk tidak menerima permintaan Firman yang ingin segera menikahinya. Walau pun sudah lama pisah ranjang, apalagi disinyalir bahwa istri sah Firman telah menikah lagi [secara siri] dengan pria lain, Fera tetap menuntut adanya surat cerai resmi dari Firman dan istrinya, jika Firman serius ingin menikahi Fera. Itu pula yang menyebabkan setahun ini, hubungan mereka hanya terbatas pada hubungan pacaran sambil menanti Firman membereskan perceraiannya.

Namun, nasib berkata lain. Sepulang mudik, Firman malah tak ada kabar beritanya. Sakit memang, tapi rasa sakit itu tak mampu menghapus harapan dan cinta yang telah dipupuk Firman di hati Fera. Walau menyadari, bahwa 'mungkin' ini adalah rencana terbaik Allah baginya, namun tetap saja Fera kok ya merasa berat hati merelakan Firman pergi. Namun di sisi lain hatinya, egoismenya berkata, bahwa tak guna menangisi lelaki tak bertanggung jawab seperti itu. Lihat saja, Firman telah mempermalukan kamu dan keluargamu, dengan tak lagi hadir memberi kabar. Tak pernah lagi singgah di rumahmu untuk sekedar sowan dan bersilaturrahmi, padahal sebelumnya, setiap hari dia mampir ke rumah! Malu kan sama tetangga? Begitulah teriakan-teriakan hati kecilnya, yang membuat kesedihannya semakin menjadi.

Menurutku sih, tidak ada gunanya lagi mengharapkan kehadiran Firman. Bukankah kelakuannya itu mencerminkan dirinya sebagai lelaki yang sulit dipegang? Bukan lelaki yang mengerti etika kehidupan? Bukan lelaki bertanggung jawab? Lihat saja, sudah kembali dari mudik, dan bahkan setiap hari melintas di hadapan rumah Fera [karena memang jalanan itu yang harus dilaluinya jika hendak ke kantornya], mbok ya singgah kek, sowan kek, sampaikan dengan baik dan bertanggung jawab, apa pun perkembangan/rencana kelanjutan hubungan mereka. Jangan main tinggal tanpa pamit begitu saja. Bukankah selaku laki-laki dewasa, aparat militer yang berpangkat pula, harusnya berjiwa besar dan ksatria? Kuyakinkan Fera untuk merelakannya, lepaskan dan ikhlaskan. Camkan dalam hati, bahwa Firman bukan calon imam yang baik untuknya.

Iya sih, it is easy to say but it is difficult to do. Apalagi karena bukan aku yang mengalaminya. Tapi kita juga harus realistis donk...
Dalam tangisnya, Fera berucap bahwa dirinya tak lagi mengharapkannya. Bahkan jika pun Firman ingin kembali, Fera sudah tak sudi. Tapi...... 'How to forget this f*c*in' man?' Itu yang diteriakkannya padaku. Hm...

Kalo aku sih, solusinya adalah, mari kita duduk, ambil secarik kertas dan pulpen. Yuk kita buat dua kolom dan beberapa baris [tabel]. Buat list kebaikan dan keburukannya. Yuk kita telaah. Dengan deretan kebaikan dan keburukan yang tercipta itu, Insyaallah akan terlihat dan lebih mudah mengelola hati. Sobats, any input from your side, please? Ditunggu tambahan solusi yang mungkin bisa menjadi masukan bagi Fera dalam mengelola kembali langkah kehidupannya, ya. Trims.

catatan perjalanan kehidupan anak manusia,
Al, Bandung, 2 September 2014


Grabbed from here
Waktu melesat tajam
Bagai anak panah yang merejam sasaran
Waktu seakan berlari
Bagai kijang yang cari perlindungan diri

Rasanya baru kemarin ku susui kamu
Rasanya baru kemarin ku gendong dan timang kamu
Lihatlah kini, Nak, bahkan tinggimu pun sudah lampaui aku
Bahkan kini, kita sudah bisa saling menasehati :)

Sayang, hari ini, bertambah satu usiamu
Hari ini, hanya doa yang mampu ku persembahkan untukmu
Doa yang sama, plus doa istimewa khusus untuk kado ultahmu
Panjang umurmu, sehat jiwa-ragamu, solehah pekertimu
dan tetap menjadi anak kebanggaanku


Sayangku
Tak peduli berapa pun umurmu,
di mataku, engkau tetap putri kecilku
Yang bau tubuh dan polah kecilmu dulu,
hingga kini masih lekat di ujung rindu.

Anakku, 
Selamat berulang tahun, sayang!
Cinta dan kasih sayangku, tetap untukmu semata
tanpa mampu dilekang bahkan oleh masa 
yang mungkin akan kadaluarsa. 
Happy Birthday, Intan Faradila!


Special post for Intan,
My lovely daughter on her birthday.
Al, Bandung, 1 September 2014

Source
Ini adalah postingan tentang perasaan hati seorang ibu. Sebenarnya ingin nulisnya ntar-ntar aja kalo udah sampai di Bandung. Tapi berhubung sedang di rumah adik, di Sawangan, where the internet connection begitu menggoda untuk menarikan jemari di atas keyboard dan posting, rasanya sayang aja kalo harus membuang kesempatan emas ini. So, sambil downloading dan updating beberapa aplikasi yang aku butuhkan, yuk saling share tentang perasaan hati seorang ibu yuk!

Dulunya, aku tuh sering heran dengan sikap ibu, yang menjadi begitu kuatir jika aku sudah sampai di tempat tugas, tapi lupa memberi kabar, terus ibunda pun marah-marah. Padahal, menurutku kala itu, lho, apa sih yang mesti ibu kuatirkan, toh aku ini udah besar, udah emak-emak pula, masak harus lapor sih? Kan daku baik-baik saja, Mamake. :) Tapi demi menentramkan hati ibu yang senewen, palingan aku minta maaf, dan berjanji lain kali akan lebih ingat untuk memberi kabar. Hingga kemudian, kejadian yang sama berulang dan terus berulang, bukan disengaja sih, tapi karena begitu sampai di tempat tugas, aku biasanya langsung berbaur dengan staf yang berada di daerah dan mengalir di dalam tugas yang harus kami kerjakan. *Alesan.

Hingga kemudian, bertahun kemudian, dan ini masih baru banget kejadiannya, Sobs! Minggu kemarin. Intan, memberiku sebuah pelajaran berharga!
Putri semata wayang yang sudah mulai tinggal di asrama [student housing], karena sedang menimba ilmu di President University Cikarang, pulang ke Bandung untuk weekend, sekalian untuk check up, karena dirinya sedang kurang sehat. Jika biasanya aku yang menjemput bersama Gliv [my lovely car], maka kali ini, Intan ingin menjajal naik bus, agar lebih murah dan efisien. Aku pun setuju bahkan sangat menghargai keputusannnya. Aih, anak Umi udah gede dan jauh lebih dewasa. Keren punya nih!

Namun, sayangnya, Intan tuh paling takut kalo harus naik angkot di Bandung, karena punya pengalaman buruk ketika pertama kali naik angkot di Bandung, dulu. Makanya, dipaksa pun, Intan pasti akan menolak jika disuruh naik angkot sendirian. Trauma. Maka kesepakatan pun tercipta. Intan baru akan aku jemput di BIP, sore hari setelah aku kembali dari Sukabumi, karena agenda ke Sukabumi bersama tim Relawan TIK, juga ga bisa ditunda. Intan sendiri memutuskan untuk hang out dulu bersama sahabatnya, di BIP, sambil menanti Uminya pulang. Deal. Semua happy.

Masalah baru muncul, ketika aku tiba kembali dari Sukabumi. Sengaja aku buru-buru pulang ke rumah untuk menjemput Gliv, baru kemudian ke BIP untuk jemput Intan. Akan lebih mudah dan efektif jika kami berdua naik Gliv aja ketimbang harus berangkot ria, soalnya sebentar lagi juga hari akan gelap alias malam. Etapi..., putri tercinta malah ga aktif hapenya! Ini nih yang paling bikin aku sebel. Soalnya Intan tuh mengantongi 2 blackberry dan 1 tablet, masak satu pun ga bisa dihubungi? Dan kejadian 'tak bisa dihubungi' ini bolak balik terjadi. Sebel kan? Alasannya low bat? Makanya, power bank yang Umi berikan itu harusnya disimpan baik-baik agar bisa dipergunakan untuk charging, bukannya malah dipinjemkan ke teman dan tak pernah kembali lagi. Nak...nak! Hadeuh!

Jadilah diriku kalang kabut. Was-wasku luar biasa. McD adalah tempat pertama yang aku datangi untuk mencari putri tercinta ini. Karena memang Intan dan temannya paling suka nongkrong di McD. Tapi, sejauh mata memandang, selelah kaki berkeliling, aku tak menemukan sosoknya. Bahkan tak ada satu pun yang mirip dengannya. Hiks. Untungnya, aku menyimpan nomor Nada, temannya Intan yang tadi satu bus bersamanya dari Jababeka ke Bandung. Kuhubungi Nada, dan menurutnya, Intan memang sudah di BIP. Malah Nada mengusulkan agar aku mengumumkan di bagian informasi, agar Intan bisa mendengar panggilan untuknya. Bener juga! Kulakukan saran itu, dan berbuah nihil! Hatiku semakin was-was. Kuatirku luar biasa. Apalagi membayangkan kondisi Intan yang sedang dalam keadaan kurang sehat. Demam dan flu sedang berkuasa, membuat suaranya terdengar begitu lemah tadi pagi. Aduh ya Allah, kemana harus kucari putriku itu?

Akhirnya, dalam kekalutan, aku hanya bisa pasrah, kembali ke McD dan duduk di salah satu sudut. Berharap Intan ingat untuk menghubungiku. Azan Maghrib yang berkumandang, semakin membuat hatiku kembang kempis, kuatir banget. Takut Intanku kenapa-napa. Padahal kalo dipikir secara logika, toh Intan itu udah gede, bukan lagi anak kecil. Tapi kok iya aku seperti ingin menumpahkan seluruh air mata yang aku punya, saking galaunya.

Tiba-tiba sebuah sms masuk dari nomor tak dikenal. 'Mi, ini nomornya Kinan. Teman Intan.'
Nah. Tak perlu membalas sms itu, melainkan langsung deh aku dial nomornya, dan diangkat langsung oleh Intan. Entah darimana datangnya amarah itu, suara senduku malah tiba-tiba menggelegak. Marah padanya.

"Aduh, Nak! Kenapa sih hapenya satu pun ga bisa dihubungi? Mohon maaf nih, Umi udah ga bisa sabar lagi, ayo kesini karena Umi ingin ngamuk-ngamuk sama kamu! Umi hampir mati jantungan memikirkan kamu! Kok bisa-bisanya kamu ga menghubungi dan ngabari Umi??"

Tentu Intan kaget donk. Dan gugup suara dari ujung sana. "Mi, maaf banget..., plis, marahin Intan di mobil aja ya, Mi, jangan di tengah keramaian di situ. Umi di mana ini? Biar Intan segera kesitu?"

Dan tak perlu lama, putri tercinta sudah berdiri di hadapanku. Penuh rasa sesal dan permohonan maaf di mata bening itu. Terselip juga rasa takut di pancaran matanya. Takut aku ngamuk. Dan pastinya donk, dengan mengecilkan volume suara, aku menceracau. Mengeluarkan uneg-unegku akan sikapnya yang sudah membuatku kalang kabut. Baru kali ini aku merasa dan jadi tau persis bagaimana perasaan ibuku ketika menguatirkan aku, mau pun adik-adikku. Ya Allah, begini rasanya hati seorang ibu yang sedang menguatirkan anak-anaknya. Aku berusaha menahan air mata yang hendak jatuh berhamburan. Tak elok menangis di tengah keramaian. Maka kupercepat gerak kami menuju parkiran, di mana Gliv berada.

Sesampai di dalam Gliv, sungguh, air mata yang sejak tadi sekuat tenaga aku bendung, kini berhamburan dengan gaya bebas. Melimpah ruah. Intan juga, terikut alunan emosi yang tercipta. Tersedu, memohon maaf karena sama sekali tak menyangka jika [hanya] karena hapenya tak bisa dihubungi, telah menciptakan rasa was-was yang begitu luar biasa pada ibunya. Kami berdua menangis, berpelukan di dalam Gliv. Sesunggukan.

"Mi, maafkan Intan ya, Mi, Intan janji untuk tidak akan mengulang kesalahan ini lagi. Ampuni Intan ya, Mi." Dipeluknya aku dan kami kembali mengurai air mata. Beginilah yang dirasakan ibuku selama ini. Ya Allah, betapa aku ingin segera menelepon ibuku dan meminta maaf atas segala khilaf dan salahku selama ini. Beginilah feeling seorang ibu, beginilah kekuatiran seorang ibu. ~ I Learnt Alots From You Nak, Thank you! ~

Sebuah catatan pembelajaran,
Al, Sawangan, 31 Agustus 2014




Pernah mengalami cinta dikhianati? Wuih, rasanya sakit banget kan ituh? Aku pernah. Sakiiiiiiit banget! Ingin rasanya menumpahkan 10 liter berliter-liter air mata, namun ternyata persediaannya ga cukup. Hehe.

Suer deh, rasanya gimanaaa gitu! Seperti kecolongan benda paling berharga di dalam hidup ini, ketika pertama kali mengetahui bahwa cinta ini telah dikhianati. Rasanya seperti terjerembab ke dalam lembah berlumpur yang di dalamnya penuh dengan pecahan kaca, kala mengetahui bahwa si dia bermain api. Lebih sakitnya lagi, jika ternyata, si selingkuhan itu adalah teman kita sendiri! *Ini persis seperti yang ada di lagu-lagu atau sinetron kan, Sobs? Tapi ternyata, banyak lho kisah nyata yang seperti itu.

Beberapa klien teman yang sering konsul curhat,  laki-laki dan perempuan, secara terbuka bercerita seperti itu. Dikhianati oleh pasangan hidup yang begitu mereka percayai dan cintai dengan cara yang begitu cantik! Pasangan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, seolah si pasangan tetap menjadi istri/suami yang setia, padahal sedang bermain api, dengan wanita/pria lain yang ternyata malah teman mereka sendiri. Duh, sakit banget pastinya!

Lalu, apa yang mereka lakukan begitu mengetahui bahwa pasangannya berkhianat? Mencak-mencakkah? Bersikap kasar/keras? Atau malah berdiam diri, dan menangis berhari-hari? Banyak sekali reaksi, yang sebenarnya adalah reaksi alamiah dari orang-orang yang cintanya dikhianati. Menangis, itu wajar kok. Marah-marah, juga wajar. Menghancurkan peralatan, boleh-boleh saja [tapi mbok ya dipilah-pilah, biar ga rugi gede :)]. Membunuh, wah, jangan atuh!

Well, seperti yang sudah aku posting dalam kultwit sesuai permintaan beberapa klien sahabat, berikut adalah 9 hal yang TIDAK BOLEH di lakukan ketika hati sedang panas dan sulit berfikir logis, gegara cinta yang dikhianati. 

1. TIDAK BOLEH Mengusir si Dia

Ini adalah tindakan utama yang tidak boleh kita lakukan! Mengapa? Karena, jika si dia kita usir, gimana kita mau memantau tindak tanduknya lagi, sementara kita masih harus melanjutkan investigasi kita, untuk memastikan benar tidaknya berita pengkhianatannya itu. Jika pun sudah benar, tentu akan lebih mudah untuk menyelesaikan persoalan, ketika kita masih tinggal serumah dengannya dibanding jika si dia sudah jauh dari jangkauan dan pandangan. Apalagi, jika faktanya adalah, bahwa kita belum yakin benar akan tindakan kita selanjutnya setelah mengetahui perselingkuhan/pengkhianatannya [jika memang benar]. Jadi, daripada tambah runyam, mending pending dulu deh upaya pengusiran itu, agar lebih mudah bagi kita untuk melanjutkan aksi-aksi investigasi atau pun monitoring.

2. TIDAK BOLEH Meninggalkan Rumah

Iya donk, selain tidak boleh mengusirnya, kita sendiri juga TIDAK BOLEH meninggalkan rumah. Rugi donk ah! Rumah bersama, baik sewa atau pun milik berdua, kok seenaknya kita tinggalkan begitu saja hanya karena si dia berbuat ulah. Justru dengan tetap bertahan, kita akan menunjukkan padanya sebagai pasangan yang pantang menyerah dan punya prinsip. Tidak lari dari masalah. Bertahan di rumah yang sama, menunjukkan padanya bahwa kita adalah pribadi yang kuat, tegar dan tidak gentar. Selain itu, seperti pada point 1 di atas, dengan bertahan/tetap serumah, berarti kita masih dapat melanjutkan pemantauan/monitoring, investigasi dalam pengumpulan data yang kita butuhkan dengan lebih mudah.

3. TIDAK BOLEH Konfrontasi Tanpa Bukti Konkrit

Nah, yang ini juga perlu diperhatikan agar kita tetap berada dalam koridor istri/suami elegan!
Iya donk. Kita tidak serta merta menuduhnya, melainkan baru akan me-matikutu-kannya setelah semua bukti terkumpul dan lengkap. Sehingga, begitu kita 'tembak', si dia tak akan mampu berkutik. Rasanya akan keren dan bikin kita legaaaa banget lho, saat mendudukkannya dan mengungkap semua bukti pengkhianatan itu di depannya, tanpa membuatnya mampu mengelak. Hehe. Jadi, bersabarlah dulu untuk memberondongnya sebelum semua bukti terkumpul secara konkrit dan komplit!

4. TIDAK BOLEH Pura-pura ga Tahu

Nah, kalo yang ini hukummnya wajib! Ga boleh pura-pura ga tahu bahwa si dia telah berkhianat. Ya iyalah, jika kita memilih sikap mendiamkan pengkhianatannya, apalagi pura-pura cuek dan ga tahu, maka yang untung adalah si dia dan selingkuhannya. Mereka akan dengan semakin seenaknya bermain api. Ga peduli akan terbakar nanti, yang penting mereka akan dengan semene-mena menikmati perselingkuhan itu, dan menoreh luka di hati kita. Ih, ga mau khaaaan? Jadi, bersikap tegaslah. Menurut aku sih, cukup dengan berkata, 'Mas/dek, hati-hati lho, hidungku sudah mencium aura perselingkuhan nih di sekitarku. Segera hentikan sebelum jadi penyesalan."

Yakin deh, kalimat itu akan membuatnya berfikir keras, untuk mencoba menghentikan perselingkuhan atau malah mencari cara lain melanjutkan perselingkuhannya. Tapi biasanya sih, laki-laki/wanita normal, akan berfikir ulang untuk lanjutkan perselingkuhan itu, jika tau bahwa istri/suaminya MENGETAHUI tindak tanduknya itu.

5. TIDAK BOLEH Curhat ke Semua Orang

Ini artinya bahwa kita harus pilah-pilah dalam memilih orang untuk curhat. Membicarakan hal sensitif seperti ini, butuh orang yang tepat. Salah memilih tempat curhat, justru akan menambah runyam keadaan. Hati-hati! Salah-salah, mereka malah akan menyebar-luaskan berita ini sebagai hot gossip, bukannya berusaha mencarikan jalan keluar bagi persoalan yang sedang kita hadapi. Ya khaaan? :) So, be selective in curhat!

6. TIDAK BOLEH Curhat ke Teman si Dia

Ini juga perlu banget mendapat perhatian. Tidak semua teman si dia [walau akrab dengan kita], bisa kita andalkan dalam mengatasi persoalan seperti ini. Terkadang, si teman itu malah memanfaatkan situasi, sehingga bukan pertolongan yang kita peroleh, melainkan tambahan persoalan.

7. TIDAK BOLEH Terobsesi pada Objek Selingkuhannya

Nah, terkadang, saking sakit hatinya kita, kita malah jadi sibuk menguber-nguber si selingkuhan pasangan kita [obyek selingkuhan]. Jadi penasaran, secantik/seganteng apa sih dia itu sampai bikin hati suami/istri ku kepincut? Sehebat apa sih dia itu? Bla...bla....

Jangan terlalu heboh mengejar kenapa sih suami/istri sampai begitu jatuh hati padanya. Karena ini justru akan membuat suami/istri semakin berfikir serius mencari kelebihan dan membandingkan selingkuhannya itu dengan kita. Jangan pula kita melabrak si selingkuhan, karena itu akan menjatuhkan harga diri kita, baik di depan si selingkuhan mau pun pasangan kita. Mending bersikap 'cantik' tapi menakutkan tegas dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang kita hadapi. Upayakan untuk membahasnya berdua, secara dewasa, sabar dan elegan!

8. TIDAK BOLEH Menghina Obyek Selingkuhan

Yang ini jelas TIDAK BOLEH. Karena bisa-bisa kita malah diseret ke meja hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik atau sejenisnya. Ih, amit-amit deh! Mending menyabarkan hati, dan selesaikan dengan kepala dingin. Mending melarikan kemarahan pada suami/istri kita deh, karena sesungguhnya, semuanya tidak akan terjadi jika si dia bersikap setia kan? Tidak ada asap tanpa api. 

9. TIDAK BOLEH Melabrak Apalagi Membunuh Obyek Selingkuhan

Nah, yang ini jelas ga boleh banget! Menghina saja kita bisa diperkarakan, apalagi melabrak dan melakukan tindak kekerasan hingga membunuh segala. Oh, NO! Sekarang ini kan jaman hukum, jadi kita pun harus pandai-pandai meniti ombak, agar payung hukum tetap bisa melindungi kita dari terpaan ombak dan badai kehidupan. Ok?

Nah, Sobats tercintah, itulah 9 point TIDAK BOLEH dilakukan ketika hati kita sedang membara dan pikiran sulit diajak kompromi, akibat cinta yang dikhianati. Semoga bermanfaat yaaa. :)

Sekedar berbagi tips,
Al, Sawangan, 30 September 2014





Tak dapat dipungkiri bahwa negeri cantik berjuluk mutiara dari Khatulistiwa ini, adalah surga bagi para penikmat wisata eksotika alam tropika. Namun siapa yang berani membantah bahwa dibalik keelokan dan permai alamnya, sentuhan geologis Indonesia justru menempatkannya di daerah ring of fire alias cincin api, yaitu berada di antara wilayah lintasan dua jalur pegunungan [pegunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania], yang memiliki banyak sekali gunung berapi aktif sehingga berpotensi menimbulkan gempa vulkanik. Ditambah pula dengan posisinya yang terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Euro - Asia di bagian Utara dan lempeng Pasifik di bagian Timur, malah menempatkan Indonesia sebagai negara yang sangat rentan terhadap bencana. Kenyataan geologis ini pula yang menjadikan bencana demi bencana yang datang silih berganti atau malah berbarengan di beberapa tempat itu sebagai sebuah hukum alam alias keniscayaan yang tak dapat ditolak. Lihat saja, mulai dari gempa bumi dan tsunami yang telah menggulung dan meluluh-lantakkan jiwa manusia, hewan ternak hingga gedung, rumah, dan berbagai infrastruktur, hingga ke banjir bandang, tanah longsor, letusan gunung berapi, angin puting beliung, kebakaran dan aneka bencana lainnya, tersaji lengkap sebagai bukti bahwa negeri ini memang menjadi langganan bencana, baik bencana alam mau pun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia, sehingga tak heran jika negeri tercinta ini pun mendapat gelar sebagai negeri 1001 bencana.

Sebagai negeri yang begitu rentan akan bencana, dan berkaca pada sejarah kebencanaan yang kerap menerpa negeri ini, sejatinya, kita sudah dapat memetik banyak sekali hikmah pembelajaran di dalam menghadapi bencana. Ini sejatinya lho, ya! Namun lihatlah, berulang kali disambangi oleh bencana, kita tetap saja masih belum mampu menghadapinya dengan sigap. Tetap saja bencana demi bencana yang menerjang, sukses menimbulkan kerugian moril dan material yang luar biasa, serta membekaskan dampak trauma yang juga luar biasa. Tidak seperti halnya Jepang, yang telah begitu akrab hidup berdampingan dengan bencana, utamanya dalam 'bersahabat' dengan gempa bumi dan tsunami.

Berkaca pada Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh

Tentu kita belum lupa akan sebuah peristiwa maha dasyat yang terjadi di Aceh, sekitar 10 tahun yang lalu, tepatnya pada 26 Desember 2004. Sebuah bencana bernama cantik, yang sukses menggoreskan tinta hitam legam tak terlupakan di benak siapa pun - masyarakat Indonesia yang pernah menyaksikan, mengalami atau hanya sekedar melihat beritanya, hingga ke dunia international yang terketuk hatinya untuk urun bantuan. Yah, tsunami! Gelombang maut yang diawali oleh gempa bumi berskala luar biasa besarnya itu [9,1 SR], telah menghumbalang pesisir Aceh dan pulau-pulau sekitarnya hingga 6 kilometer ke arah daratan, telah dengan sukses melayangkan 126.741 nyawa manusia; 93.285 orang hilang; 500.000 orang kehilangan hunian dan 750.000-an orang mendadak berstatus tunakarya.

Tak cukup sampai di situ, dari sektor privat, gelombang maut ini menghancurkan 139.195 rumah [hancur atau rusak parah], 73.869 lahan kehilangan produktivitasnya, 13.828 unit kapal nelayan raib bersama 27.593 hektare kolam air payau dan 104.500 usaha kecil menengah. Pada sektor publik, sedikitnya 669 unit gedung pemerintahan, 517 pusat kesehatan serta ratusan sarana pendidikan hancur atau mandek berfungsi. Selain itu, pada subsektor lingkungan hidup, sebanyak 16.775 hektare hutan pesisir dan bakau serta 29.175 hektare terumbu karang rusak atau musnah.


Kerugian jiwa raga, moril dan material yang luarbiasa ini, tentu saja bukan hanya disebabkan oleh bencana tsunami semata, melainkan disebabkan oleh minimnya pengetahuan kita, akan tsunami itu sendiri. Kenyataan memperlihatkan bahwa pengetahuan akan gelombang maut ini adalah sangat jauh dari jangkauan masyarakat Aceh kala itu [26 Desember 2004]. Tak satu pun yang pernah mendengar tentang tsunami. Tak satu pun yang pernah paham kecuali orang-orang di kepulauan Simeulu tentang hikayat 'smong'-nya, bahwa jika 'terjadi peristiwa di mana air laut surut setelah gempa bumi melanda, segeralah menjauh darinya dan capai tempat yang tinggi. Selamatkan diri," Sehingga yang terjadi adalah, orang-orang di tepi pantai justru bergembira memburu ikan-ikan yang menggelepar karena surutnya air laut dari tepi pantai, sehingga saat gelombang itu menerjang, semua dilahap tanpa sempat berbuat apa. :(

Padahal, saat kita menilik lembaran sejarah, kita pun ternganga, karena ternyata peristiwa yang sama ini sudah pernah menghantam daratan Aceh pada tiga periode, yaitu pada tahun 1797, 1891 dan 1907. Namun sayangnya, pengetahuan akan bencana ini, sama sekali tidak diturunkan kepada generasi penerusnya, sehingga masyarakat Aceh [para korban] langsung panik dan gagap begitu menghadapi musibah dasyat ini.

Pengurangan Resiko Bencana

Berkaca pada kenyataan di atas, maka selain mengupayakan pembangunan kembali di segala bidang, maka sebuah usaha yang sedang dan akan terus diupayakan, baik oleh pemerintah daerah maupun pusat adalah membekali masyarakat Indonesia untuk siaga bencana. Sebuah upaya yang tentu saja tidak mudah dan membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, pastinya. Untuk Aceh sendiri, upaya ini telah dilakukan bahkan pada masa-masa rehab-rekon Aceh dan Nias paska tsunami.

sumber : dari sini


Beberapa NGO-Internasional yang memiliki unit atau pun perhatian ke bidang DRR [Disaster Risk Reduction] atau Pengurangan Resiko Bencana, bahkan telah memulai aktivitas ini sejak dini. Mulai dari membekali anak sekolah akan pengetahuan tentang DRR, hingga ke masyarakat yang dikumpulkan secara berkelompok dan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Tak hanya NGO-Internasional, sebuah institusi penelitian pun kemudian dibentuk. Bernama Tsunami Disaster Research and Mitigation Center [TDRMC], lembaga yang kemudian menjadi tempat pembelajaran bagi daerah mau pun negara lain mengenai kebencanaan. Banyak hal yang telah dilakukan oleh lembaga ini, baik secara mandiri mau pun bekerjasama dengan pihak lain, dalam membekali dan menyiapkan masyarakat Aceh agar siaga bencana. Baik berupa pembekalan pengetahuan tentang kebencanaan, simulasi tsunami [tsunami drill] dan hal terkait lainnya. Sayangnnya, usaha-usaha tersebut tidak berkelanjutan, disebabkan oleh berakhirnya masa tugas lembaga-lembaga internasional [International NGO], yang harus kembali ke negerinya, atau TDRMC sendiri harus melaksanakan program-program lainnya.



Sumber foto 
Mari Berdamai Dengan Bencana

Dari uraian panjang di atas, tentu kita sepakat bahwa banyaknya korban jiwa dan harta benda dalam setiap bencana yang terjadi di negeri ini timbul karena kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapan kita di dalam menyiasati bencana. Kita semakin paham, bahwa bencana yang datang silih berganti ini adalah disebabkan oleh kondisi alam dan letak geologis negeri kita, yang terapit di antara pertemuan tiga lempeng dan juga berada di lingkungan cincin api [lihat keterangan pada awal paragraf]. Bencana demi bencana yang terjadi ini tidak mungkin ditolak, juga mustahil untuk dihentikan. Lalu kita pun mulai harus mengerti bahwa satu-satunya cara menyiasati bencana-bencana ini adalah dengan membekali diri kita untuk mampu hidup berdampingan dengan bencana. Mampu berdamai dan bersahabat dengan bencana. Muluk? Rasanya tidak deh. Rasanya, ketika kita tak lagi punya pilihan lain, mendidik diri agar mampu berdamai dengan bencana adalah langkah paling masuk akal deh. Masak kita harus bermigrasi ke negara lain untuk menghindar dari bencana? Emangnya negara itu mau apa menampung kita sebanyak ini? Hehe.

Well, berbicara tentang 'bersahabat dan berdampingan dengan bencana', tentu bukanlah hal sekali klik! Banyak tahapan yang harus kita lakukan secara sadar dan disiplin. Dan tentunya tidak akan bisa lepas dari partisipasi aktif berbagai pihak, baik pemerintah, warga masyarakat mau pun unsur terkait lainnya.

Lalu apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam membekali diri kita untuk mampu berdamai dengan bencana?

1. Bersikap bijak di dalam memandang musibah yang terjadi.

Seringkali, masyarakat kita langsung menghakimi saat suatu musibah melanda suatu daerah. Tak jarang kita langsung mendengar judgement seperti ini 'itulah, daerah A kebanyakan berbuat maksiat sih, makanya dihukum oleh Allah.'
Padahal, jika wawasan masyarakat kita bisa di-upgrade, dan digiring untuk lebih mampu berfikir kritis, benar dan ilmiah, bahwa alam ini diciptakan Allah dengan hukum-hukumnya sendiri. Bahwa menurut kajian geologi, bumi dengan berbagai lapisan tanahnya selalu berkembang, berubah dan memuai. Tiap satu lapisan dengan lapisan lain bisa bertumbukan dan mengakibatkan gempa bumi, seperti yang terjadi di Tasik Malaya, misalnya. Tumbukan dan gempa bumi ini tetap akan terjadi walau pun masyarakat yang hidup di daerah itu menjalankan syariat dengan baik dan benar.

2. Lebih kritis di dalam menerima isu-isu terkait kebencanaan.

Sering sekali terjadi, adanya oknum yang mengambil manfaat setiap ada bencana gempa bumi, atau bencana lainnya. Misalnya dengan menghembuskan isu bahwa gempa ini berpotensi tsunami, baik melalui sms, sosial media, BBM broadcast, dan lainnya. Masyarakat kita yang gampang panik [terprovokasi], langsung deh mencari upaya penyelamatan dengan melarikan diri, misalnya. Meninggalkan komplek perumahannya dan akhirnya malah 'menyerahkan' rumah dan seisinya untuk 'digarap' habis oleh sang oknum.

Lebih kritis dalam menanggapi isu-isu seperti di atas, adalah juga merupakan salah satu langkah pengurangan resiko bencana [kehilangan harga benda] yang jitu. :).

3. Melatih Masyarakat untuk Siaga Bencana

Bencana tidak bisa ditolak, itu sudah pasti. Yang bisa dilakukan adalah mengupayakan agar resiko bencana ini sendiri bisa diminimalisir. Caranya adalah dengan melatih masyarakat untuk selalu siaga bencana. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti yang telah diterapkan Aceh dan beberapa daerah lainnya. Melakukan tsunami drill, pembekalan pengetahuan tentang karakteristik bencana, dan hal terkait lainnya.

4. Membangun gedung, fasilitas sarana dan prasarana yang tahan gempa.

Sudah bukan hal asing lagi jika masyarakat Aceh masa kini [setelah tsunami], mulai menaruh perhatian serius dalam bidang ketahanan terhadap gempa, bagi rumah yang akan mereka bangun. Rumah beton nan mewah dan cantik saja tidak cukup, faktor ketahanan terhadap gempa adalah salah satu faktor yang kini masuk ke dalam kriteria prioritas. Begitu juga dengan pembangunan perkantoran, fasilitas umum, sarana dan prasaran, semuanya memasukkan unsur ketahanan terhadap gempa ke dalam syarat wajibnya.


5. Membuat jalur evakuasi dan tempat evakuasi yang memadai.

Tidak ada dari kita yang mengharap bencana untuk datang menyambangi. Apalagi mengharapkan tsunami berkunjung kembali. Tentu tidak. Namun, siapa yang bisa menolak jika musibah ini kembali melanda? Maka, membuat jalur evakuasi dan tempat evakuasi [escape building] yang memadai adalah suatu keniscayaan.

6. Membuat sistem peringatan dini dengan jangkauan yang luas.

Nah, yang ini, tentu bukan tugas masyarakat donk, tapi adalah tugas pemerintah untuk membangun sebuah sistem peringatan dini terhadap terjadinya bencana. Selain membangun sistemnya, pemerintah dan pihak terkait juga berkewajiban untuk mengedukasi masyarakat untuk ngeh dan paham akan langkah apa yang harus dilakukan saat mendapatkan pemberitahan/peringatan dini ini, sehingga masyarakat benar-benar siaga dan sigap jika bencana terjadi.

7. Belajar dari Jepang tentang bagaimana negara ini menyiapkan masyarakatnya agar siaga bencana, dan menyebarluaskannya bagi masyarakat Indonesia.

Menyebarluaskan best practices and lesson learnt  negeri matahari terbit [Jepang] dalam kesiap-siagaan dan kesigapan mereka dalam menghadapi bencana [gempa bumi dan tsunami], bukanlah hal yang buruk. Tetapi justru akan menjadi salah satu cara di dalam mengedukasi [menambah pengetahuan] masyarakat kita untuk turut belajar menyiasati bencana.

Bencana memang tidak bisa dihindari, namun berupaya untuk mengurangi resiko bencana yang akan terjadi, adalah suatu keniscayaan. Untuk itu, yuk kita bersiap diri untuk mulai bersahabat dan berdamai dengan bencana.

Artikel ini diikutsertakan pada
Lomba Menulis Kebencanaan Memperingati 10 Tahun Tsunami Aceh,
Kategori Menulis di Blog. 


Sumber referensi:
http://www.scribd.com/doc/91932961/Seri-Buku-BRR-Buku-1-Kisah
https://www.facebook.com/notes/mardy-joeang/cincin-api-indonesia-negeri-dalam-bayang-bayang-bencana/10151175790184615





Udah beberapa hari ga sempat posting di rumah cantik ini. Sibuk banget sih ngga,  cuma agak heboh oleh wara wiri sana sini. Dan,  malam ini, iseng,  cek ricek foto,  nemu foto ini deh.  Eits,  ga boleh iri lho yaaaaa.  :d

Penasaran dimana?  Di rumahnya si mbah Google donk ah! 


mother and daughter

Time is running so fast,
It's like a dream to see you're grown up,
and will make your own decisions,
I will try to respect of that fact, but the thing you must understand
that to me, you will always be my little girl.
I may not be able to carry you in my arms anymore,
but I will always carry you in my heart!

Kupasang puisi di atas bukan tanpa alasan. Tapi deeply from the bottom of my heart, begitulah rasanya. Waktu memang seperti berlari. Ngebut! Rasanya baru kemarin menghadiri rapat orang tua murid dengan pengurus SMU Labschool Universitas Syiah Kuala, tentang iuran siswa baru dan segala tetek bengek lainnya, eh sekarang, para siswa baru itu telah melangkah masuk ke Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah Intan, putri tercinta.

Yes, waktu seakan berlari, tiada henti. Baru kemarin sibuk mendampingi dan mendukungnya persiapkan diri hadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri, eh sekarang malah sudah melangkah masuk ke sebuah asrama keren bernama Student's Housing of President University, untuk tinggal di sana dan menuntut ilmu di salah satu fakultas yang dimiliki oleh Universitas keren ini. Eits! Bukannya sok gaya, lho, Sobs, sebenarnya, aku dan Intan itu berharap banget agar dia bisa lulus di perguruan tinggi negeri yang dibidiknya, namun apa daya, nasib masih berkata lain. Intan kalah bersaing, dan Alhamdulillahnya sudah mempunyai jatah kursi berdasarkan beasiswa yang diperolehnya dari President University ini.

Jadi, walau terkenal sebagai universitas yang mahal dan bolak balik harus setor iuran SPP, karena satu semester di sini jangka waktunya hanya 4 bulan, akunya sih masih bisa bernapas lega. Kan ga harus bayar penuh, 2/3 dari biaya kuliah sudah disubsidi berdasarkan beasiswa yang diperoleh Intan. Sehingga tugasku adalah membayar 1/3 dari iuran SPPnya saja. Jadi, walau pun terasa agak gimanaaaa gitu, tetap harus disyukuri lah ya.

Well, back to the topic. Berpisah lagi dengan putri tercinta memang terasa berat. Yang terlihat lebih berat malah Intan sih. Baru saja happy berkumpul kembali berdua, setelah berpisah hampir dua tahunan lamanya, eh sekarang malah sudah harus berpisah lagi. Intan wajib masuk asrama. Jadi mau ga mau, kebersamaan yang terasa hangat dan bahagia, terpaksa untuk beberapa waktu ke depan, harus ditunda. Terus terang, melepaskan anak gadis semata wayang ke kota besar bukanlah hal gampang. Apalagi Intan belum pernah dilepas sendirian seperti itu. Jika selama ini dia jauh dariku, tapi ada orang tuaku yang mengawasi tumbuh kembang kehidupannya. Dan kini? Dia harus menjalani semuanya seorang diri. Di kota besar pula. Ya Allah, bimbing dia untuk menjadi gadis mandiri dan tetap dalam koridor-Mu, ya Allah. 

Welcome Home!

Kompleks Kampus President University terlihat ramai. Mobil-mobil terlihat satu persatu memasuki pintu gerbang dormitory, setelah terlebih dahulu disambut dengan ramah oleh para panitia 'welcoming new student'. Seorang satpam datang menyapa, saat kami juga telah berada dipintu gerbang, diikuti oleh dua senior [kakak kelas] yang mengucapkan salam hormat begitu kami menurunkan kaca mobil. Yang menawan hatiku adalah, pria berwajah oriental ini, menyapa ramah, mengucapkan selamat pagi dan menanyakan apakah kami lebih senang dia bertegur sapa di dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?

Excited dan penasaran, kami memilih untuk berinteraksi di dalam bahasa Inggris donk. Dan, wow! Sang senior, langsung menyapa Intan dengan sambutan khas Pres-Univ. 'Welcome Home, Intan!' bla..bla...

Ya, dua kata yang pastinya dengan serta merta menyejukkan hati dan menghangatkan jiwa. Berusaha menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan bagi mahasiswa/i baru agar betah di tempat baru mereka ini. Bagiku sendiri, sapaan ini sungguh membuat kepercayaanku meninggalkan putri tercinta di dormitory [asrama] of President University, Cikarang, tumbuh dan menenangkan hati. Tadinya aku masih sempat kuatir, gimana ya pergaulan dan lingkungan tempat tinggal Intan nanti? Glamour kah? Sehatkah? 

Semakin melangkah ke dalam lingkungan asrama, perasaanku semakin nyaman dan bahagia. Sederetan meja untuk masing-masing corner telah menanti. Menyambut kedatangan new student dalam mendaftarkan ini itu. Kuikuti Intan dan kakak senior yang ditugaskan mendampinginya, dengan gembira. Terus terang, aura yang bergelora di sini sangat positif, terbukti dengan cerahnya hatiku mengikuti prosesi ini. Keren deh ih! Intan berpindah dari satu meja ke meja lainnya, untuk keperluan tertentu. Ada rasa bangga yang tumbuh pesat di hatiku menyaksikan Intan yang dengan lugas berinteraksi dalam bahasa Inggris dengan kakak-kakak seniornya itu. Bahasa wajib di Universitas ini memang bahasa Inggris, dan senang rasanya melihat putri tercinta menguasai bahasa yang satu ini dengan lancar dan tanpa malu-malu. Aih, ternyata Intan itu supel banget! Boleh donk muji anak sendiri? Hehe


Tak dapat dipungkiri, Intan yang akan tinggal di sini, eh malah emaknya ini yang excited banget! Habis suasana dan lingkungan asramanya itu lho, bikin betah banget! Padahal merasakan udara Cikarang yang begitu panas sih, ogah stay di sini, namun keakraban yang terpancar, penataan lingkungan serta kamar-kamar pada mahasiswanya itu lho, bikin happy. Aih, jadi ingin kuliah lagi deh ih! *Nasib ga pernah jadi anak kos waktu kuliah dulu*

Setelah mendapatkan kunci kamar, dan arahan dari kakak seniornya, akhirnya kami dipersilahkan untuk menuju ke kamar Intan.
Oya, setiap kamar akan diisi oleh dua new student, dan baik aku maupun Intan, sama-sama penasaran akan siapa yang akan jadi roommate nya Intan nanti.... Ya, mudah-mudahan seorang teman yang  sehati dan se-visi misi dengan Intan, ya, Nak! 

Tak membuang waktu, kami pun memasuki kamar yang dituju, dengan diantarkan oleh kakak pendamping Intan, yang adalah seorang mahasiswi tingkat akhir, jurusan Public Relation. Pantes aja cara bicaranya itu asyik banget, lugas, dan supel!

Tak terasa, waktu seakan berlari! Waktu telah beranjak sore hari, dan kamar Intan telah rapi jali, namun sang room-mate belum juga muncul. Mau tak mau, kami sudah saatnya undur diri, karena peraturannya, selain mahasiswi/penghuni Student Housing, adalah tidak diijinkan untuk menginap di sini. Maka dengan berat hati, kami pun pamit meninggalkan Intan seorang diri. Hiks. Selamat belajar ya, sayang, Umi yakin dan percaya bahwa kamu tetap akan menjadi anak kebanggaan Umi. Selamat menjadi mahasiswi, tekunlah belajar agar bisa cepat keluar dari kampus ini, ya, sayang! Umi ga tahan lama-lama pisah denganmu, sayang....

sekedar catatan harian,
Al, Bandung, 13 Agustus 2014




Yuk, ke Blue Mosque Part -2
Berbicara tentang Blue Mosque alias Mesjid Biru - Istanbul, kurang lengkap rasanya jika kita tidak melongok ke dalamnya, bukan begitu, Sobs? Tapi bagi Sobats yang baru mampir di sini, dan penasaran dengan penampakan bagian luarnya, sok ditilik terlebih dahulu postingan Yuk Ke Blue Mosque - part 1 yaa.

Dan bagi yang sudah ke part 1, yuk kini kita memasuki mesjid cantik yang termasyur ini yuk!

Bagian Dalam Mesjid Biru

Sebenarnya, sudah ingin masuk ke mesjid, pada kunjungan pertama itu [waktu rombongan Presiden Turkey shalat Jumat di sini], namun apa daya, setelah menanti sekian lama, tampaknya Mesjid masih juga ditutup untuk umum dengan alasan keamanan, maka kami pun memutuskan untuk beralih ke object wisata lainnya, dan akan kembali ke bagian dalam mesjid ini pada kesempatan lainnya. Dan.... Taraaaa... Here we are! Balik lagi ke mesjid, dua hari sesudahnya, dan kini siap untuk menghadirkan liputan keren, tentang keadaan di dalam mesjid indah ini. Yup, Mesjid Sultan Ahmed alias the Blue Mosque.

Dari luar, memang mesjid ini tidak menampakkan kesan biru, selain dari kubahnya yang berwarna biru dengan pucuk bernuansa emas. Warna dindingnya, tidak dicat sama sekali, sebagaimana mesjid-mesjid lainnya yang ada di negeri dua benua ini. Namun, Sobs, begitu kita masuk ke dalam mesjidnya, maka mata kita akan takjub dengan keindahan dan keunikannya. Dan jawaban mengapa mesjid ini disebut sebagai mesjid biru pun akan terlihat dengan jelas.

Blue Mosque

Keren amir ya, Sobs? Didominasi oleh warna biru pada ornamen-2 dinding mesjid berupa keramik terbaik sejumlah kurang lebih 20 ribu keping, sungguh bikin mata teduh dan hati takjub. Karpet sutra yang menutup lantai mesjid berasal dari tempat pemintalan sutera terbaik dan lampu-lampu minyak yang tergantung itu, terbuat dari kristal, merupakan produk import. 


Ornamen bunga dan tanaman bersulur juga terpatri dengan indahnya, membiaskan warna biru saat cahaya matahari menyinarinya via 260 jendela kaca patri. Subhanallah, kang Mehmed Agha, sungguh piawai deh dirimu mendisain mesjid ini! :)


Tak hanya indah, tapi juga terlihat kokoh oleh sokongan pilar-pilar marmer yang tersebar proporsianal di seluruh bagian dalam mesjid. Lebih dari 200 kaca patri dengan aneka disain pun, tak ketinggalan memperindah mahakarya yang satu ini, dengan pantulan cahaya dari luar dibantu pula oleh chandeliers. Di dalam chandeliers diletakkan telur burung unta untuk mencegah laba-laba membuat sarang di dalamnya.

Blue Mosque inside


Dekorasi lainnya adalah kaligrafi ayat-ayat Al-Quran yang sebagian besar dibuat oleh Seyyid Kasim Gubari, salah satu kaligrafer terbaik masa itu. Sungguh membuat lidah tak henti berdecak, mengagumi maha karya yang satu ini. Subhanallah, sungguh agung, indah dan nyaman rumahmu ini ya, Allah....

Baca juga: Cara Mengurus Visa Turki


catatan dan kenangan perjalanan ketiga negara,
Al, Bandung, 11 Juli 2014

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • It's Me!
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes