Pernah diminta membubuhkan tanda kaki selain tanda tangan? Hihi. Aku pernah lho! Oleh seorang bocah bernama Intan Faradila. Ya, putri semata wayangku ituh! Tapi itu duluuuu..., kala usianya masih di kisaran 5 tahunan. Hihi.
Saat itu, aku sedang asyik menonton sebuah film action di televisi deh, ketika tiba-tiba, kucluk-kucluk si putri mungilku nan imut dan miskin rambut [kala itu], hihi, datang menghadapku dengan gaya serius banget. Membawa selembar kertas gambar yang telah penuh dengan coretan warna warni, hasil karyanya. Dengan lugu bin polos, ananda tercinta berkata;
"Bu Alaika, tolong tanda tangan dan tanda kakinya donk!"
Dan aku pun terperangah, melongo dan langsung tak mampu meredam tawa. Kutarik bocah cilikku itu dan memeluknya erat. Kuhujani dirinya dengan ciuman gemes tiada terperi hingga bocah berlianku itu gelagapan sendiri.
"Umiiiiiii, kenapa sih? Orang Intan minta tanda tangan dan tanda kaki, kok malah dikasih cium!"
Dan aku pun semakin tak mampu menahan rasa gemas dan gelak tawa. Hingga saat gelak tawa mampu kukuasai, kububuhkan juga tanda tanganku. Untuk tanda kaki, kujelaskan padanya, bahwa tanda kaki, tidak lazim dibubuhkan, paling ada pembubuhan tanda kaki adalah pada saat anak bayi baru dilahirkan. Biasanya, di rumah sakit atau kllinik bersalin, akan ada surat keterangan lahir, yang dibubuhkan tanda kaki si bayi, karena tanda jempol bayi masih terlalu kecil. Dan bocah cilikku pun mengangguk, manggut-manggut. Hahahaha.
Saat itu, aku sedang asyik menonton sebuah film action di televisi deh, ketika tiba-tiba, kucluk-kucluk si putri mungilku nan imut dan miskin rambut [kala itu], hihi, datang menghadapku dengan gaya serius banget. Membawa selembar kertas gambar yang telah penuh dengan coretan warna warni, hasil karyanya. Dengan lugu bin polos, ananda tercinta berkata;
"Bu Alaika, tolong tanda tangan dan tanda kakinya donk!"
Dan aku pun terperangah, melongo dan langsung tak mampu meredam tawa. Kutarik bocah cilikku itu dan memeluknya erat. Kuhujani dirinya dengan ciuman gemes tiada terperi hingga bocah berlianku itu gelagapan sendiri.
"Umiiiiiii, kenapa sih? Orang Intan minta tanda tangan dan tanda kaki, kok malah dikasih cium!"
Dan aku pun semakin tak mampu menahan rasa gemas dan gelak tawa. Hingga saat gelak tawa mampu kukuasai, kububuhkan juga tanda tanganku. Untuk tanda kaki, kujelaskan padanya, bahwa tanda kaki, tidak lazim dibubuhkan, paling ada pembubuhan tanda kaki adalah pada saat anak bayi baru dilahirkan. Biasanya, di rumah sakit atau kllinik bersalin, akan ada surat keterangan lahir, yang dibubuhkan tanda kaki si bayi, karena tanda jempol bayi masih terlalu kecil. Dan bocah cilikku pun mengangguk, manggut-manggut. Hahahaha.
Kini, intan permata itu telah tumbuh menjadi sosok gadis muda, mandiri dan percaya diri. Jauh dari bunda, namun kupercaya mampu menjaga kepercayaan yang kuberikan padanya. Nak, Umi kangen kamu, sayang, banget!
![]() |
Love you, as always, Nak! |
Coretan tentang Intan,
Al, Bandung, 25 Februari 2014