My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Hari ini mau nulis apa ya?


Nyantai dulu ah, sambil ngelamun 'aih, enak bener kalo bisa kerja di sinih!' 

Foto ini di ambil di 'warung google', atau lunch room-nya kantor Google Indonesia. Duh, duduk di ruangan ini, rasanya asyik banget deh! Lihat deh, setelah duduk santai having lunch di ruangan dan dapur kyut seperti ini, siapa yang tak ingin santai duduk manis menatap keluar jendela? Menatapi gedung-gedung pencakar langit yang terlihat di luar sana. Kereeeen!
Dijamin, aneka ide akan berseliweran untuk segera dituangkan ke dalam wadah online [blog or whatever].

Para Emak dari KEB having lunch di Warung Google, asyik banget!

Ada yang berani bilang ini dapur tidak kyut? Rasanya bakalan betah masak seharian deh eikeh! He he.
Gimana, Sobs? Keren banget ya, ruang lunchnya rumah si Mbah? Ini baru ruang lunch alias 'warung Google' nya lho! Nantikan catatan/cuplikan lainnya sebelum kita benar-benar menuju pada reportase hasil kunjungan Alaika and Kumpulan Emak Blogger ke rumah si Mbah [Kantor Google Indonesia]. 

See you on the next article!

Photo Sharing,
Al, Bandung, February 17, 2014





Selepas dari Rumah si Mbah Google





Para Finalis Srikandi Blogger 2014 + Juri dan Panitia
Selepas kunjungan ke kantor Google Indonesia

Beginilah jika para emak telah berkumpul, KopDar dan berkesempatan menikmati me time! Serasa bebas merdeka, hilang sudah jaim dan keanggunan yang selama ini melekat. Sejenak bebas lepas, sensational happily dan lupa deh dengan "tugas negara", hehe.

Foto ini diambil oleh Kang Adi Lelucky, pada kunjungan para finalis Srikandi Blogger 2014 beserta Juri dan Panitia, ke Kantor Google Indonesia, pada hari Sabtu, 15 Februari 2014.

Sharing Foto
Al, Bandung, 16 Agustus 2014

Sebagai netizen, pasti setiap harinya kita menyempatkan diri singgah ke rumah Mbah Google kan, Sobs? Ada aja yang dicari di sana, aneka kata kunci dipakai untuk membuka pintu rumah si Mbah. :)

Lalu, pernahkah berangan untuk berkunjung ke rumah si Mbah yang sebenar-benarnya? Ke rumah alias kantornya di alam nyata? Yup, ke kantor Google, maksudnya, Sobs!

Nah, Alhamdulillah, tak disangka, KEB (Kumpulan Emak Blogger) mendapat kesempatan untuk mengajak ke 50 finalis Srikandi Blogger 2014 berkunjung ke 'rumah' si Mbah, yang kabarnya luar biasa keren!
Dan selaku salah satu panitia merangkap juga sebagai salah satu juri seleksi Srikandi Blogger 2014, aku berkesempatan untuk mengawal para finalis yang akan berkunjung ke 'rumah' si mbah. Asyiiiik!

Dan, pagi ini, bersama Meti Medya (salah satu finalis) dan Nhie Hanie (panitia), diantar oleh Kang Adi dibalik kemudi, berangkatlah kami menuju Jekardah. Wow, rasanya ga sabar ih, pengen segera ketemu Makfin (emak2 finalis) dan MakPan (emak panitia) lainnya, melangkah masuk ke pintu rumah si Mbah yang selama ini hanya bisa aku kunjungi secara virtual.

Pasti Sobats juga akan happy banget jika mendapatkan kesempatan seperti ini kan? No worries, mudah2an nanti akan ada kesempatan untuk main ke rumah si Mbah, yaa.

Well Sobs, sekian dulu intermezonya yaaa, cu you in the next post, tentang reportase ala Alaika Abdullah related to her visit to Mbah Google house. Bye!

Sekedar coretan, post ke 15,
Al, on the way to Jakarta, 15 Feb 2014
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Masih asing dengan One Billion Raising Day? Kalo Hari Valentine, J? Pasti udah sangat familiar donk? Yup, hampir di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia, hari ke 14 di bulan Februari ini memang digaungkan sebagai hari Valentine. Terlepas paham atau tidak tentang hari yang berwarna merah jambu itu, mostly of teenagers hingga ke orang dewasa, terpengaruh untuk memberikan setangkai mawar merah jambu, atau coklat cantik plus Teddy bear imut untuk kekasih hati, merayakan sebuah hari yang dielukan sebagai hari 'kasih sayang'. Adakah Sobats juga merayakannya? Kalo eikeh mah TIDAK atuh! J

Lalu apa hubungannya dengan One Billion Raising Day? Nah itu! Disamping diperingati sebagai hari kasih sayang alias Valentine, masyarakat dunia, termasuk Indonesia, mengambil momen ini untuk juga menyuarakan sebuah gerakan international bertajuk 'hentikan kekerasan terhadap perempuan' atau 'End Violence Against Women'. Cara yang dilakukan khusus pada hari ini [14 Februari] adalah dengan 'bergerak' melakukan 'Rise, Release, Dance' secara serentak di tempat-tempat yang telah ditentukan.

Untuk Indonesia sendiri, gerakan ini telah dilakukan sejak tahun lalu, dengan mengambil tempat di kota-kota besar seluruh Indonesia. Gerakan menari bersama ini tentu saja dilakukan tidak hanya oleh kaum wanita, tetapi juga oleh kaum pria, sebagai sikap perlawanan/anti kekerasan terhadap perempuan. Lalu bagaimana dengan kita-kita yang tidak berkesempatan untuk turun ke titik-titik yang ditentukan untuk bergabung melakukan tarian serentak tersebut?

No worries, menyuarakan hal-hal seperti ini bisa dilakukan dalam berbagai cara dan karya kok, misalnya dengan membuat poster-poster yang bisa dikirimkan ke sini nih, Sobs! Aku sendiri memilih untuk membuat postingan ini, sebagai salah satu cara mensosialisasikan aksi kepedulian/dukungan kita terhadap gerakan tolak kekerasan terhadap perempuan. Semoga semakin banyak jiwa yang digerakkan untuk menghentikan kekerasan terhadap kaum perempuan.



Tertarik dengan info lainnya berkenaan dengan gerakan ini, mari merapat ke pusat informasi terkait di sini. 

Perempuan itu adalah makhluk mulia, yang dibawah kakinya terletak surga bagi anak-anaknya. Lalu mengapa, makhluk mulia ini justru harus mengalami tindak kekerasan? Mari, suarakan dukungan anti kekerasan terhadap kaum perempuan. 

Sebuah dukungan dalam bentuk tulisan,
sosialisasi gerakan 'end violence against women'
Al, Bandung, 14 Februari 2014
Pasti langsung merapat kesini membaca judul di atas kan? *kepedean J
Ini sama sekali tidak mengada-ngada kok, Sobs! Terseret masuk dan berinteraksi langsung dengan penghuni alam gaib, sejak memulai petualangan gaib [yang ceritanya hingga kini masih pending], membuatku jadi terbiasa dengan berbagai kejadian aneh bin nyata yang sering hampiri diri. Memang kebanyakannya bukan lagi hal-hal yang mengerikan sih, justru bikin hati kagum hingga kalimat Subhanallah semakin sering meluncur bebas dan tulus dari bibir, memuja Ilahi Rabbi yang mengijinkan segala sesuatu itu terjadi.

Seperti pagi kemarin, Selasa, 11 Februari 2014, saat kami [panitia Relawan TIK] menggelar acara Internet Safer Day, di hotel Lodaya, Bandung. Aku sengaja mengajak Dijah dan Cindy untuk hadir di acara ini, karena selain untuk menambah daftar hadirin, topik dan undangan yang disasar memang cocok untuk mereka, yaitu orang tua murid dan siapa pun yang berminat untuk mengetahui informasi tentang cara-cara berinternet sehat.

Nah, kejutan manis itu muncul sekitar pukul sepuluhan pagi gitu deh. Saat itu, Dijah meminta kunci Gliv [mobilku tercinta] karena ingin mengambil sesuatu. Bukannya mengambil apa yang ingin diambilnya, eh malah Dijah kembali padaku seraya mengajakku ke mobil.

"Kakak beli karangan bunga? Untuk siapa?"

Sungguh sebuah pertanyaan yang membuat alisku bertaut. Kapan pula aku beli karangan bunga? Karangan bunga bagaimana? Bergegas aku ikut ke mobil. Dan olala! Sebuah karangan bunga cantik [cocok untuk meja sudut ruangan] terduduk manis di belakang kursi supir! Aih, cantik banget!


Mengetahui bukan aku yang membeli, Dijah langsung senyum-senyum penuh arti. Aku paham artinya. Yup, si abang [sepupu gaibnya Dijah] tampaknya membelikan aku serangkaian bunga cantik ini. Memang dia tau persis aku suka banget dengan bunga. Tapi bagaimana dia membelikannya dan membawanya ke mobil? Gampang, mereka bisa menyamar sebagai manusia dan melakukan transaksi, dengan menggunakan rupiah yang benar-benar rupiah, lalu membawanya ke dalam mobil!

Segampang itu? Yes. Believe it or not, aku sering mengalami fenomena seperti ini, tapi fenomena diberi bunga baru kali ini sih. Sensasinya, menyunggingkan senyuman di bibir deh pokoknya. Happy! Trims, abang!

Fenomena lainnya? Nantikan pada postingan lainnya yaaaa. Menarik banget deh pokoknya! J

Sekedar sharing,
Al, Bandung, 13 Februari 2014
Postingan ini terinspirasi dari postingan Mak Tyan yang berjudul Kesan Pertama. Mak Tyan bercerita tentang kesan pertama yang sangat menentukan terhadap pertemuan pada kesempatan berikutnya. Bahwa, jika memang pada kesan pertama itu, si A terlihat jutek, maka beliau 'merasa yakin' banget bahwa si A itu memang demikianlah adanya.

Aku sendiri, dulunya pernah menerapkan hal demikian. Bahwa, jika pada perjumpaan pertama dengan seseorang, si orang tersebut terlihat jutek, tidak bersahabat, tidak ramah, maka aku memastikan bahwa si orang itu memang begitu karakternya. Bahwa si orang itu, jelas tidak akan menarik dan tidak akan memberi rasa nyaman untuk dihadapi pada saat-saat berikutnya.

Namun, seiring dengan perguliran sang waktu, aku kok kemudian merubah sikap. Rasanya ga adil juga jika langsung 'menghakimi' seseorang, hanya pada pandangan pertama. Ga adil rasanya menganggapnya jutek, justru pada saat pertama bertemu dengannya. Misalnya nih, bertemu seorang klien untuk pertama kalinya, eh, kok muka si klien itu miskin senyum, tak beraura positif. Maka aku tak serta merta menganggapnya sombong atau sulit, melainkan mencoba memberinya second chance alias kesempatan kedua. Bisa saja kan si klien sedang sakit gigi? Atau mumet kepalanya, atau malah sedang diserbu oleh aneka masalah yang mendera jiwa? Dan tak mampu meng-handle-nya hingga terikut di dalam aktivitas yang harus dilakukannya?

Begitu juga, kini, saat pertama kalinya bertemu atau diperkenalkan dengan seseorang, aku menerapkan azas 'second chance', berkompromi dengan diri sendiri untuk tidak serta merta menghakimi jika sikapnya jutek atau tidak bersahabat. Pasti ada alasan tersendiri di balik sikapnya itu. Namun, jika di the second chance, si orang tersebut masih juga bersikap sama, maka, selamat tinggal alias say good bye dunk ah! Hehe.

Kalo Sobats sendiri, menerapkan kesan pertama begitu menentukan atau mencoba memberi kesempatan kedua/second chance? Yuk, share opini Sobats pada kolom komentar yuk. :)

Sekedar opini,
Al, Bandung, 12 Februari 2014 

Agenda pagi ini dimulai dengan bermacet ria menuju Hotel Lodaya, tempat dimana Relawan TIK Bandung akan menghelat sebuah acara bertaraf nasional bertajuk Safer Internet Day. Sebagai salah satu panitia dan pengurus di Komunitas Relawan TIK Bandung, jelas aku pun ikutan bersibuk ria untuk memulai hari jauh lebih pagi dibanding biasanya dunk. Dan, sesampai di tekape, kesibukan jelas menyita waktu, sehingga perkiraanku bahwa tak akan ada waktu untuk bikin postingan 'bermutu' deh hari ini. Hehe. Emangnya postingan selama ini bermutu gitu?

Dan benar saja, seminar dimulai dari pukul 9.30 hingga 12.00 jelang siang, berlanjut dengan agenda lainnya yang jelas telah duduk manis menyita waktu. Aseli, ga ada waktu untuk posting deh! Eits, siapa bilang, boleh donk sekali-kali posting iseng dan lain dari biasanya? 

Ingin tau apa yang akan tampil pada My Virtual Corner malam ini? Check it out! 

Picture taken by Kang Adi Le'Lucky, edited by Teh Eka Riani.

Gimana, Sobs? Lucu khaaaaan?

Sekedar postingan,
Al, Bandung, 11 Februari 2014


Pasti pernah donk tiba-tiba merasa down? Kehilangan semangat juang dan sekelliling seakan tak lagi bersahabat? Setiap orang pasti pernah merasakannya, karena memang begitulah siklus kehidupan. Ibarat perputaran roda pedati, harus terus bergulir agar sampai ke tujuan. Begitu juga dengan kehidupan. Tawa dan air mata adalah seperti pasangan Yin dan Yang yang senantiasa hadir di dalam ritme kehidupan. Tak ada yang perlu diherankan, apalagi dikutuk dengan kejam ketika kita alami penurunan grafik kebahagiaan.

Sedih? Sudah pasti. Siapa yang tidak gundah gulana mendapati rezeki yang menurun drastis? Siapa yag tak bermuram durja mendapati kekasih hati berpaling ke lain hati? Siapa yang tak berduka mendapati karir yang hanya berjalan ditempat atau bahkan merosot perlahan? Sudah pasti sedih banget donk!

Namun, cukupkah kita berlarut-larut di dalam kesedihan dan mengutuki nasib yang tak lagi berpihak kepada kita? Eh, itu yang menjawab perlu kok semangat banget yak! Hihi. Seperti yang pernah kutulis pada postingan sebelum-sebelumnya, adalah wajar jika kita memberikan space bagi hati dan pikiran kita untuk bersedih hati, atau malah menangis membabi buta.

Tidak ada yang salah dengan hal itu. Etapi, jangan sampai berlarut-larut. Karena membiarkan diri berlarut-larut di dalam kesedihan dan keterpurukan, adalah sama artinya dengan membiarkan diri kita ketinggalan kereta. Ketinggalan pesawat menuju tempat tujuan. Bisa makin terpuruk donk jika kita sampai ketinggalan. Jadi harus gimana donk? Ya gimana lagi, ya harus BANGKIT dan berjuang kembali meraih kemenangan! Hidup ini akan tetap indah, jika kita sigap dan bersungguh-sungguh menyiasati badai kehidupan. Setuju?

secuil coretan, penyemangat kehidupan
Al, Bandung, 10 Februari 2014


Sabtu, 8 Februari 2014 menjelang siang, seorang teman meng-update status yang langsung bikin hati terkejut. "Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun. Selamat jalan, Bang Mawardi Nurdin, semoga Allah Menempatkanmu di tempat yang sangat layak di Sisi-Nya. Aamiin". Sungguh, kaget dan terpana. Tanpa cek and ricek, aku pun langsung pasang status yang sama, karena walau berada jauh dari kota Banda Aceh tercinta, tapi aku mengagumi dan menyintai pemimpin [walikota] yang satu ini. Tak begitu akrab secara pribadi sih, tapi pernah bertemu, berdialog, dan bekerja sama dengannya beberapa kali, hingga membuatku kagum akan sikap, kharisma dan sepak terjangnya dalam membawa kota Banda Aceh menjadi kota yang jauh lebih baik bahkan dibandingkan sebelum tsunami terjadi.

Namun ternyata, berita itu langsung dipatahkan oleh informasi berikutnya. Sang pemimpin berada dalam kondisi kritis dan sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit umum Dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Hampir secara bersamaan, status-status BBM pun berubah, dari belasungkawa menjadi panjatan doa memohon kesembuhan bagi beliau. Hingga kemudian, masih di hari yang sama, 8 Februari 2014 tapi menjelang malam hari, berita terkini via status-status BBM di contact list-ku kembali berubah, kali ini adalah berita belasungkawa yang sebenarnya, bahwa sang walikota yang begitu dicintai oleh warga kota Banda Aceh, telah berpulang ke rahmatullah, akibat penyakit gagal yang telah cukup lama menderanya.

Innalillahi Wainnailaihi Rajiun. Selamat jalan, Pak Mawardy Nurdin, semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah SWT, dan semoga diberi tempat yang teramat layak di sisi-Nya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Aamiin ya Rabbal Alamin.

Sekilas tentang Bapak Mawardi Nurdin

Putra Kembang Tanjung, Kabupaten Pidie yang lahir pada tanggal 30 Mei 1954 ini adalah seorang teknokrat jebolan Institut Teknologi Bandung [1978] dan meraih gelar Magister Engineering [M. Eng] dari University of New South Wales, Sydney Australia. Memulai karirnya dan malang melintang di Inspektorat Pembangunan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum pada 1978 hingga kemudian ditugaskan untuk bergabung di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah [Bappeda] pada tahun 2000 dan mendapat promosi sebagai Kepala Bappedalda Aceh pada tahun berikutnya yaitu pada rentang 2001 - 2003. Perjalanan karirnya yang cemerlang kemudian membawanya menjadi tampuk pimpinan di Dinas Perkotaan dan Permukiman Aceh. 

Lalu pada saat kota Banda Aceh luluh lantak dihantam tsunami, Desember 2004, Mawardi Nurdin ditunjuk menjadi pejabat Walikota Banda Aceh, menggantikan Walikota Banda Aceh saat itu yang tewas oleh tsunami dan setahun kemudian beliau bergabung dengan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi [BRR] Aceh - Nias. Nah, di sinilah aku mulai mengenal Bapak Pimpinan yang satu ini. Kehadirannya di ruangan kerja atasanku, Pak Eddy Purwanto, Chief of Operation - BRR NAD-Nias, memberiku kesempatan untuk juga dapat bertegur sapa dengan beliau. Mawardi adalah sosok yang sangat low profile, ramah dan cerdas. Setahun kemudian, beliau mengundurkan diri dari jabatannya selaku Kepala BRR Regional 1 karena akan ambil bagian dalam kancah Pilkada langsung 2006. Berpasangan dengan Illiza Saaduddin Djamal, beliau terpilih sebagai Walikota Banda Aceh dengan Illiza sebagai Wakil Walikotanya. 

Mawardi adalah sosok yang visioner, terampil, berkemauan keras dan berpandangan modern-acehnese. Bekerjasama apik dan supel dengan BRR NAD-Nias dan lembaga-lembaga kemanusiaan yang sedang bantu Aceh kala itu, Mawardi memangkas aneka birokrasi yang lazimnya berbelit-belit, sehingga mampu mempercepat pembangunan kembali Kota Banda Aceh menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Terbukti dengan aneka penghargaaan terhadap pencapaian yang diraih kota Banda Aceh, yang salah satunya adalah anugerah piala Adipura [kota terbersih] secara berturut-turut sejak tahun 2009 s/d 2013, padahal kita lihat sendiri, Aceh baru saja porak poranda dan dibanjiri oleh lumpur, sampah dan reruntuhan tsunami, namun berhasil bangkit dan berdandan cantik! Subhanallah, Alhamdulillah.

Gambar dipinjam dari sini
Diakui atau tidak, dibawah kepemimpinannya kota Banda Aceh berhasil tampil cantik mempesona, dan bikin betah! Taman-taman kota menjadi tempat yang nyaman untuk disinggahi, event-event budaya sukses digelar, object-object wisata diberdayakan kembali dengan terlebih dahulu dibersihkan dan didandani hingga kemudian slogan 'Visit Aceh Year' pun dicanangkan pada 2011 yang lalu. Wisatan asing mau pun domistik terlihat hilir mudik yang tentu saja membuka kesempatan untuk wara kota mengais rezeki [bangkitnya ekonomi kreatif, misalnya via tour guide, souvenir production and sales, dll]. 

In Memoriam

Banda Aceh kini berduka, kehilangan seorang pemimpin cerdas, supel, tawakkal dan moderen serta menjadi sahabat masyarakat dan rekan-rekan jurnalis. Ribuan status belasungkawa dan panjatan doa untuknya baik di status sosial media, BBM dan berita-berita yang diturunkan oleh media online-offline, mau pun lawatan langsung ke rumah duka, serta jajaran saf yang terbentuk rapi dan tulus untuk melakukan shalat jenazah sang walikota, adalah bukti nyata rasa 'cinta' masyarakat terhadap sosok pimpinan yang satu ini. 

Gambar dipinjem dari Ferhat Muchtar
Selamat jalan Bapak Pembangunan Kota Banda Aceh, rest in peace ya, Pak! Semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT dan menempatkanmu di tempat paling layak di sisi-Nya. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberi kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini. 

Bagi Ibu Illiza Saaduddin, sang wakil walikota, tetap semangat ya, Bu, lanjutkan langkah pembangunan yang telah dan sedang berlanjut, demi kemajuan masyarakat dan Kota Banda Aceh tercinta. Ibu pasti BISA! Semangat yaa. 

sepucuk doa untuk beliau yang telah pergi,
Al, Bandung, 9 Februari 2014


Credit
Pasti sudah familiar dengan pepatah di ataskan?
"Silence is Golden" alias Diam adalah Emas.

Aku sendiri, beranggapan bahwa tidak selamanya 'silence is golden' sih, karena sometimes, justru berdiam diri itu, malah akan membuat perkara tambah runyam. Misalnya, jika sedang terjadi sebuah perselisihan, sementara kita tau persis duduk perkaranya, atau dapat memperkirakan dengan jelas akibat atau efek dari sikap diam, misalnya akan berujung kepada semakin blur dan kabur/muramnya persoalan, maka menurutku, 'angkat bicara' akan jauh lebih baik. Walau, mungkin, akibat dari 'angkat bicara' yang kita lakukan itu, justru akan menambah panas suasana dan menjadikan kita dibenci oleh salah satu pihak. :)

Aku sendiri, berulang kali menanamkan pada diri sendiri, untuk 'diam' dan mengontrol diri untuk tidak ikut campur pada suatu persoalan, namun, terkadang, tanpa disadari, aku kok malah telah larut di dalam persoalan itu, gara-gara tak tahan melihat salah satu pihak terzolimi. Dan pada tahap ini, terkadang, aku merasa 'silence is golden' lebih baik bagiku. Betapa aku tak akan terseret di dalam kancah pertikaian, andai saja aku mampu mengunci rapat lidahku untuk tidak ikut berkata-kata. Namun, terkadang, semuanya terjadi secara serta merta. Tak tahan melihat teman atau keluarga yang di-bully, dilecehkan atau malah difitnah, akhirnya aku kok jadi nekad ikut campur. *Jangan ditiru ya, Sobs! Ga asyik lho kalo udah begini. Mending kita menjadi penengah saja, tanpa harus turut serta di dalamnya.

Etapi, kok rasanya sulit banget menerapkan sikap 'silence is golden' ini ya? Kagak nahan gue! Tapi kalo udah keliatan efeknya, baru deh gue nyesel dan sepakat bahwa 'diam itu emas', diam itu jauh lebih baik! Kalo Sobats sendiri, gimana? Pernah mengalami situasi di mana akhirnya setuju bahwa 'silence is golden'? Share yuk di kolom komentar. :)

Sekedar sharing,
Al, Bandung, 8 Februari 2014

Batu ini kami temukan terduduk manis dalam posisi menakjubkan seperti ini, di celah sebuah jurang yang juga kami temukan tak sengaja saat hunting lokasi keren untuk mancing. Terdapat di sisi kiri jalan Banda Aceh - Meulaboh, tepatnya sebelum Gunung Geurutee. Adalah Heidy, temanku yang awal mula tertarik untuk stop di pinggir jalan itu, feelingnya mengatakan bahwa di bawah sisi jalan itu ada celah menakjubkan yang layak untuk diintip! Dan bener saja, kami pun bertualang dengan nekad. Dengan hanya bermodal sandal jepit, perlahan menuruni celah curam yang bener-benar sempit, dan Taraaaaa.... menemukan batu di atas terduduk manis. [Petualangan sekitar Mai 2005].

Analisa kami:
Adalah tangan Allah yang menggerakkannya hingga duduk manis dalam posisi seperti ini, saat terjadi gempa dasyat berskala 9,1 SR, 26 December 2004 yang lalu, penyebab timbulnya gelombang tsunami.
Subhanallah, lihat deh, posisinya itu lho! Mana mungkin ada manusia atau makhluk apa pun yang dengan sengaja mendudukkan batu besar ini dalam posisi seperti di atas?

Dan di bawah ini adalah foto ciamik yang bikin hati berdebar ngeri-ngeri sedap setiap kali mata memandang ke bawah. Tebingnya itu, tinggi dan curam bo'! Disertai oleh pecahan ombak dengan buih yang seperti ketumpahan deterjen pula. Alamak! 


When Picture talk more than Words,
Al, Bandung, 7 February 2014


Masih ingat akan novel perdanaku berjudul Selingan Semusim? Yang menuai banyak pro tapi juga tentu menghadirkan kontra? Ya, pro dan kontra, adalah juga ibarat Yin dan Yang bukan? Selalu berpasangan dalam setiap sisi kehidupan. Pro dan kontra adalah indikator bagi kita untuk mampu melanjutkan langkah kehidupan. Adalah indikator, dimana kita perlu melakukan adjustment-adjustment atau penyesuaian sehingga mampu meminimalisir 'kontra' yang ada. Tetapi, ini tentu TIDAKlah berarti bahwa kita WAJIB menanggapi kontra. Bagiku sendiri, aku akan menelaah terlebih dahulu, apa yang menyebabkan timbulnya kontra itu, begitu berbahayakah jika tidak ditindaklanjuti [diperbaiki] atau masih berada pada taraf aman, jika sepak terjangku dilanjutkan saja.

Back to the topic, tentang Selingan Semusim, sejujurnya, ada rasa haru di hati menyaksikannya laris manis walau hanya melalui penjualan online [Alhamdulillah]. Gimana ga haru, Sobs, novel ini, adalah murni hasil single fighter lho. Mulai dari menulis naskah, melakukan editing [makanya editingnya amburadul banget, haha], lay out juga sendiri [belajar In-Design sambil praktek langsung pada novel ini] dan akhirnya, pesimis dilirik oleh penerbit mayor dan juga males menghubungi penerbit indie, akhirnya aku malah kepikiran untuk mendirikan penerbitan indie milik sendiri, jadi ke depannya, jika ingin menerbitkan buku lagi, tinggal menggunakan penerbitan sendiri deh, ga ribet! Alhamdulillah, setelah melalui proses yang lumayan panjang, akhirnya penerbitan indie bernama Smartgarden Publishing and Printing pun lahir, dan langsung menangani si Selingan Semusim. Alhamdulillah, kepercayaanku akan pepatah "Ada kemauan pasti ada jalan' terbukti benar adanya. :)
Ah iya, hanya satu pengerjaan yang dibantu oleh seorang teman yaitu untuk mendesign covernya. Nah, kalo urusan itu aku nyerah deh. Akan butuh waktu untuk belajar terlebih dahulu. :)

Selingan Semusim sendiri bercerita tentang sebuah fiksi kehidupan yang sebenarnya banyak sekali terjadi di sekitar kita. Walau hanya sebuah fiksi, tapi pengamatan yang kulakukan di sekeliling, harus diakui sangat membantuku dalam memperkuat penokohan dan penentuan alur cerita. Bercerita tentang kisah cinta dan perselingkuhan, hukum sebab akibat dan konsekuensi yang harus diterima dari perbuatan yang terjadi. Singkat kata, Selingan Semusim, diklaim sebagai sebuah novel dewasa yang sangat berani bercerita secara detil tentang segala hal, baik tentang sex [hubungan intim], kebahagiaan, kesedihan, kehilangan dan air mata. Silih berganti dikemas secara apik dan menarik [ini menurut para pembaca yang  secara langsung menghubungiku untuk menyampaikan kesan mereka lho ya. :), walau tentu saja, typo dan kekurangan terlihat di sana sini [maklum, novel perdana] :).

Beberapa teman [blogger] malah sempat membuat apresiasi berupa;

Review oleh Sahabat
Pakdhe Abdul Cholik
Mimi Radial
Eksak
Noorma FNM
Ririe Khayan
Mas Suro Prapanca
Inilah Koran
Mas Fauzul Andim
Abi dan Noorma
Covalimawati
Lidya - Mama Calvin
Nchie Hanie
Una
Astin Astanti
Monday Flash Fiction

Ending yang sengaja ku'gantung' [open ending], ternyata sesuai dengan harapan! Para pembaca langsung sms, BBM-an, chatting bahkan kirim email, menanyakan kemungkinan untuk dibuatkan lanjutan dari Selingan Semusim, dengan juga menitipkan 'special request'. Apaan special requestnya? Hihi.
Yaitu meminta agar endingnya nanti dibuat happy. Menurut mereka, Novita sudah cukup lama menderita, ada baiknya jika dibuat ending yang membahagiakan baginya di novel kedua [pamungkas] nanti. Toh, Novita sudah lebih dari cukup menuai karma dari kesalahan dan kekhilafan yang dilakukannya?

Well, tertarik banget memang untuk melanjutkan novel ini, apalagi memang dari awal ada niat untuk membuat duologi Selingan Semusim, dengan awal latar yang akan bersetting di Afghanistan, negara di mana Novita dan Dr. Ridge menuju di akhir Selingan Semusim perdana. Etapi, yaitu, Sobs! Waktu dan kesibukan yang begitu menyita perhatian, membuatku belum sempat duduk manis untuk melanjutkan Selingan Semusim Kedua deh. Sabar yaaaaaa. :)

Belum pernah membaca Selingan Semusim perdana? Dan penasaran untuk memilikinya? Sok atuh order di sini, atau boleh juga langsung hubungi Alaika via yahoo messenger or email di bawah ini deh.

ym: alaika_abdullah@yahoo.com
email : alaikaabdul@gmail.com

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 6 Februari 2014




Tentu banyak yang familiar dengan foto disamping ini donk? Yang mana dulu? Yang kiri apa yang kanan?
Ya dua-duanya donk!

Bedanya yang satu adalah icon gunung Merapi, sudah almarhum sementara yang kanan, 'kan sang pemilik blog ini, yang adalah sahabat baik kalian? *kedip2senyummanis.   Dan mudah-mudahan masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya ya, Sobs. ☺Amin.

Yup. Tokoh yang penuh senyum itu adalah almarhum Mbah Maridjan. Namanya begitu sering disebut di layar kaca dan disiarkan di radio, serta hilir mudik di cybersphere [internet] - kala itu. Kepergiannya memang sudah lama sih, tepatnya 26 Oktober 2010. Aku yakin Sobats masih mengingat berita fenomenal tentangnya kan? Pada saat si gunung Merapi mengamuk dan memuntahkan isi perutnya ke Kinahrejo dan sekitarnya, serta menghiasi bumi Yogyakarta dengan debu putihnya selama beberapa minggu atau bulan.

Sebenarnya foto ini diambil tepat tiga tahun yang lalu, pada Februari 2012, saat aku dan kekasih hati melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta dan Solo. Nah, setelah jalan-jalan di Yogya, kok rasanya ada yang kurang lengkap jika trip kami tidak ditutup dengan berkunjung ke wilayah Merapi. Apalagi seorang teman menyarankan untuk main ke dukuh Kinahrejo, tempat di mana si Mbah Maridjan bertempat tinggal dan juga menghembuskan napas terakhirnya.

Maka bermainlah aku ke rumahnya Mbah Google, biasa, minta arahannya tentang transportasi termudah dan termurah menuju kesana. Kok suka banget nanya ke Mbah Google sih, Al? Kenapa ga tanya satpam atau petugas hotel aja? Karena aku suka aja main ke rumah Mbah Google, habis si Mbah baik banget sih! :D

Maka, sesuai dengan arahan si Mbah, kami pun menyewa motor. Berkendara berdua, bener-berner bikin exciting deh! Apalagi saat kami sampai di Gapura ini, Sobs!

foto diambil tiga tahun lalu, saat belum berhijab. :D

Bener-bener bikin rasa hati semakin penasaran. Ingin segera menjelajah ke dalamnya. Namun sayang, Sobs, ternyata kita tidak diijinkan membawa sepeda motor kita ke dalam sana. Harus dititip di parkiran, dan kalo mau bermotor, ya sewa salah satu motor yang memang telah disediakan oleh komunitas masyarakat desa ini. [Ya hitung-hitung memberikan pemasukan rupiah pada masyarakat setempat kan? Apalagi mereka kan korban bencana]. Harga sewanya kalo aku ga salah sih sekitar 30 ribu perak untuk beberapa jam deh, atau malah untuk seharian. Maaf, lupa, soalnya udah lama banget sih perjalanan kesini. Tiga tahunan yang lalu gitu, lho! 

Dan inilah pemandangan yang menyambut kita di sekitar gapura selamat datang ini, Sobs. 


Perjalanan ke atas ternyata tidaklah sulit, karena jalanannya juga sudah beraspal. Kami pun melajukan motor sewaan dengan santai sambil menikmati pemandangan alam, yang gimana ya, dibilang indah, rasanya sih sudah tidak terlalu indah lagi sih, Sobs. 

Walau banyak pohon yang mulai ditanami, tentu butuh waktu bagi sang pohon untuk bertumbuh dan memberikan keteduhan bagi alam raya. Tapi, kuakui, perjalanan ini cukup menarik dan membuat penasaran sih. Terlebih tadi malam aku sudah baca-baca beberapa artikel yang mengulas tentang sang kuncen gunung Merapi ini. Ada yang memandangnya sebagai orang yang keras kepala dan sok tau, namun ada pula yang menghormatinya sebagai orang yang patuh dan taat mengemban amanah, walau untuk itu, adalah nyawanya sendiri sebagai taruhannya.

Memang, sungguh sangat disayangkan sih jika si Mbah yang satu ini, sang abdi dalem keraton Yogya ini, harus tewas oleh awan panas ciptaan erupsi Merapi. Karena berbagai peringatan telah diberitahukan padanya juga pada seluruh warga dusun Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Namun tetap saja, peringatan dari pemerintah [pihak berwenang] sama sekali tidak digubris oleh si Mbah. 

Sayangnya lagi, si Mbah juga menyeret beberapa korban non penduduk setempat untuk ikut bersamanya menghadap sang Pencipta. Itu yang membuat miris! Demi menyelamatkan warga desa yang tadinya begitu ngeyel dan patuh pada keyakinan si Mbah, para relawan ini pun harus merelakan nyawanya. 
Sedih banget rasanya menatap foto-foto ini, Sobs. Hiks.


Kedua relawan ini [Tutur Priyono/relawan PMI dan Yuniawan Wahyu Nugroho/wartawan] terpaksa menghembuskan napas terakhirnya, terpanggang awan panas [wedhus gembel] saat menjemput si Mbah. Keduanya tewas bersama belasan korban lainnya, termasuk si Mbah Maridjan.
Tragis banget ya, Sobs? Semoga arwah keduanya, juga warga lainnya diterima Allah SWT, Aamiin.

Berada di lokasi ini [rumah Mbah Maridjan] sungguh menghasilkan sebuah rasa tersendiri. Mungkin juga karena pikiran ini telah dijejali oleh pengetahuan atau berita tentang kisah di balik kejadian ini ya? Bahwa sebenarnya korban yang berjatuhan ini bisa dihindari, jika saja warga setempat ini, khususnya mbah Maridjan, MAU mendengarkan arahan/berita yang dibawa oleh para petugas [pemerintah] dan juga para relawan ini. Memang sih, kita TIDAK akan mampu MENCEGAH Merapi untuk memuntahkan isi perutnya, namun MEMINIMALISIR RESIKO bencana tentu bisa kita usahakan. 

Namun apa daya? Tentu sangat tidak bijaksana jika kita mengecamnya bertubi-tubi. Apalagi mengingat adat istiadat Yogyakarta yang unik, yang masih meyakini kosmologi keraton Yogyakarta, bahwa dunia ini terdiri atas lima bagian. Bagian tengah yang dihuni manusia dengan keraton Yogyakarta sebagai pusatnya. Keempat bagian lain dihuni oleh makhluk halus. Raja bagian utara bermukim di Gunung Merapi, bagian timur di Gunung Semeru, bagian selatan di Laut Selatan dan bagian barat di Sendang Ndiephi di Gunung Menoreh. 

Kosmologi ini juga melekat kuat pada diri mbah Marijan, selaku kuncen gunung Merapi, yang terbiasa [belajar dari pengalamannya selama puluhan tahun menjadi kuncen] melihat segala sesuatu melalui pertanda. Menurutnya pula, kali ini, walau pemerintah telah memberikan peringatan keras, namun feeling-nya dan 'bisikan' yang diyakininya, justru menyatakan sebaliknya. Bahwa Merapi masih berbaik hati, tidak akan memuntahkan laharnya. Maka bertahanlah dia, sesuai keyakinannya itu, dan beroleh maut, turut pula menyeret korban lainnya, yang adalah penduduk setempat juga beberapa relawan - non penduduk lokal. 

Begitulah, terkadang, sebuah pembelajaran berharga memang harus dibayar dengan teramat mahal, bahkan tak mampu ditebus dengan rupiah sehingga menjadikan nyawa sebagai taruhan. Terutama terkait masalah bencana, nilai pembelajaran yang harus kita bayar sungguh teramat sangat mahal. Indonesia sendiri, melalui berbagai bencana yang demikian kerap menyambangi daerah dan penduduknya, seharusnya mendidik kita untuk tekun dan aktif dalam belajar teknik meminimalisir [pengurangan] resiko bencana, yang beberapa tahun terakhir ini sedang digalang secara menyeluruh oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. Sudahkah seluruh masyarakat kita tersentuh oleh 'penyuluhan' ini? 

Catatan perjalanan,
Al, Bandung, 5 Februari 2014


Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • It's Me!
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes