My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Gambar dipinjam dari sini
Wow, membaca judulnya saja, pasti sudah membuat teman-teman tertarik untuk stay reading on this page-kan, ya? Hehe. Apalagi dengan menghilangnya Alaika sekian lama tanpa penjelasan atau say goodbye di halaman maya tercinta ini, terus nongol-nongol kok menggusung judul Petualangan Gaib. Hm, serem tapi kok mengundang rasa penasaran. Begitu kan, teman-teman?

Ya gitu deh. Ketidakhadiranku di halaman maya ini bukan karena keinginan hati kok. Memang sih, ada rencana untuk mundur sedikit dari my corner ini karena pekerjaan yang harus aku lakukan di salah satu pelosok Sumatera Utara, melakukan Need Assessment untuk men-design sebuah Proyek Kesehatan Masyarakat, orderan sebuah instansi yang butuh bantuan untuk hal ini. Sehingga otomatis banyak waktu tersita untuk melakukan kegiatan ini, dan membuatku tak lagi konsisten untuk mengisi halaman tercinta. Bukan, bukan karena malas sih, tapi karena berada di pedalaman wilayah ini, membuat diriku jauh dari sinyal yang biasanya terpancar sempurna. Miskin sinyal mengawali diriku ‘menjauh’ dari dunia maya. Gimana rasanya? Huft, udah jelas kangen berat dunk, wong biasanya, update blog bisa melalui BB, eh ini kok BB pun tak lagi bersahabat.


Pertanda yang Terkuak

Ketiadaan sinyal ini pun berlanjut dengan kejadian pada suatu pagi, di mana diriku terbangun dari tidur yang begitu lelap, dengan keadaan kaki kiri tak lagi berfungsi alias lumpuh. Hadeuh, kenapa ini? Mimpikah aku? Mencoba untuk tak panik sambil berfikir positif, mungkin kakiku kejepit karena salah tidur, kucoba juga untuk menggerak-gerakkan kaki ini, namun tetap saja tak bergerak, bahkan tak ada rasa sama sekali. Waduh, ini baru panik beneran, langsung saja aku teriak memanggil/membangunkan kolegaku yang tidur di ranjang sebelah. Dan si kolega pun langsung panik saat mengetahui kondisiku. Keadaan pun jadi rame karena kolega lainnya juga ikutan bergabung. Semuanya berusaha berfikir positif, bahwa mungkin saja aku terserang stroke atau kecetit urat saraf paha atau apa lah. Berbagi tugas pun kami lakukan, satu kolega mengantarkan aku ke Rumah Sakit ternama di Kota Medan sementara yang lainnya keep doing our job [melanjutkan need assessment].

Kepanikan semakin menyerangku saat tiada perubahan apa-apa meskipun sudah konsumsi obat dan menjalani terapi di unit rehab medis. Akhirnya, oleh salah satu kolega, aku diantar berobat ke seorang pengobat tradisional [paranormal]. Sebutlah namanya Dijah, seorang wanita yang masih berusia sekitar 29 tahunan. Melaluinya [merasuk ke dalam tubuhnya], seorang nenek [bernama Halimah] yang berasal dari negeri gaib [orang bunian] mendeteksi penyakitku. Pemeriksaan awal membuahkan hasil yang mengejutkan, bahwa diriku disantet. What? Wow! Itu adalah reaksi awalku, namun bukan reaksi awal kolega yang mengantarku, karena dirinya sudah menduga demikian. Ingin mendalami lebih jauh, nek Limah meminta waktu satu malam untuk mendeteksi. Kami pun kembali ke mess yang disediakan project kami di Medan.

Sebenarnya Dijah mengundang kami untuk menginap saja di rumahnya, apalagi si kolega yang mengantarku adalah sahabatnya. Namun aku masih segan padanya. Barulah keesokan hari kami kembali padanya, dan langsung shock mendengar penuturan Nek Limah [yang merasuk di dalam tubuh Dijah]. Bahwa memang benar aku disantet. Target utamanya bukan hanya kelumpuhan di kakiku, namun dalam waktu 1,5 tahun lagi, seluruh organ tubuhku lumpuh dan aku menjadi tak waras lagi, jika saja apa yang dituntut oleh si penyantet tidak terkabulkan. What? Oh My God. Gile bener. Dan lebih kaget lagi, saat Nek Limah menuturkan bahwa si pelaku kejahatan ini adalah orang yang pernah begitu dekat denganku di masa lalu, bersama keluarganya. Targetnya adalah agar aku kembali padanya, jika tidak, maka aku dilumpuhkan dan dibuat gila. Tak hanya itu, rejekiku juga dibuat seret dan melarat.

Oh My God, di era canggih seperti ini, dimana banyak orang ter-update dan terkoneksi dengan aneka ilmu pengetahuan dan kemajuan jaman, praktek klenik seperti santet, perdukunan dan sejenisnya masih saja marak berkembang di aneka lapisan masyarakat. Duh Tuhan, bahkan kini, hal di luar nalar ini pun kini menimpa diriku. Sedih hati tiada terkira, namun rasa syukur pada Ilahi Rabbi tak henti aku panjatkan ke haribaan-Nya, yang telah memperlihatkan 'pertanda' tentang santet ini melalui kelumpuhanku.

Jika saja kemarin aku tak terserang kelumpuhan seperti ini, maka kami tak akan pernah tau bahwa diriku sedang menjadi salah satu korbannya, oleh orang yang 'pernah' begitu aku sayangi dan cintai. Memang sih, kita tak boleh langsung percaya akan 'diagnosa' ini, namun aku tak hendak memperlihatkan ketidakpercayaan ini. Bagaimana pun, aku sepakat dengan hati kecilku untuk menjalani pengobatan tradisional via Dijah yang kemudian aku juluki 'Wanita Setengah Peri' ini.

Mengapa Wanita Setengah Peri? Karena begitulah kabarnya. Konon kisahnya, Dijah adalah anak sebatang kara yang telah ditinggal pergi ayah bundanya saat dirinya dan saudari kembarnya berusia satu setengah tahun. Almarhum ibunya Dijah adalah seorang jin muslim dari negeri bunian, bersuku Melayu asal Besilam, Sumut, yang menikah dengan seorang manusia [ayahanda Dijah]. Keduanya telah menghadap sang Pencipta saat Dijah berusia satu setengah tahun, karena kecelakaan lalu lintas. 

Sebenarnya, selaku makhluk berbangsa jin, ibunya Dijah masih hidup setelah tabrakan maut itu, namun karena besarnya rasa cintanya terhadap sang suami, maka rohnya [ibunda Dijah] ikut masuk ke jasad suaminya untuk dikubur bersama. Sang kembaran Dijah sendiri, meninggal dunia saat keduanya berusia sepuluh tahunan. ~Cerita langsung dari Nek Limah, yang adalah nenek kandung Dijah [ibu dari almarhum ibunda Dijah] ~ Benar tidaknya, Wallahu Alam ~

Sesuai dengan permintaan Dijah, maka kolegaku menitipkan aku di sana untuk memulai pengobatan. Sementara itu, keesokan harinya, ibuku sudah berada di sisiku untuk mendampingi putri tercintanya ini menjalani pengobatan, suatu pengobatan yang belum pernah terlintas akan bentuk/rupanya di dalam benakku. Pasrah dalam doa agar Allah bermurah hati mengembalikan kondisiku ke kondisi semula yang penuh stamina. Aamiin ya Allah.


Dan Petualangan Gaib pun Dimulai

Kuyakin, most of us pasti tak ingin berkecimpung terlalu intens dalam hal-hal gaib, ya kan, teman-teman? Begitu juga aku. Belum pernah terlintas di dalam hatiku untuk berkenalan, berinteraksi apalagi bersentuhan secara mendalam dengan hal-hal gaib. Walau pun tentu saja aku percaya penuh, bahwa hal gaib seperti jin, malaikat dan hal gaib lainnya memang ada. Bukankah Allah bahkan terlebih dahulu menciptakan makhluk/benda gaib ini sebelum Adam [manusia] diciptakan-Nya?

Ditinggal pergi oleh kolega yang kembali ke pedalaman di mana kami sedang menunaikan tugas, sungguh membuatku sepi. Apalagi kini diriku tinggal bertiga saja dengan Dijah dan putri semata wayangnya yang saat ini duduk di kelas dua sekolah dasar. Jelas saja membuat diriku canggung, karena perkenalanku dengan wanita baik hati ini baru beberapa hari saja.

Namun Dijah yang begitu lugas dan penyayang, memperlakukan aku dengan begitu akrab dan tulus, membuat sikap canggung ini pupus dengan sendirinya. Apalagi saat Dijah mengatakan dia dan keluarga gaibnya menyukaiku dan ingin menganggap aku sebagai salah satu anggota keluarga mereka, sungguh membuatku terharu. Entah apa yang dilihat oleh wanita ini, yang tiba-tiba saja ingin mengangkatku sebagai kakak angkatnya, sementara usia persahabatan masih berada pada hitungan hari.

Begitu juga dengan Nek Limah yang kerap hadir di dalam diri Dijah untuk mengobatiku. Kasih sayang beliau terhadapku begitu terasa. Tulus dan mampu memancing rasa haru yang menggebu di hatiku. Di balik itu, rasa takjub akan 'keunikan' ini, tak henti membuncah di dada. Takjub, antara mimpi dan nyata. Siapa sangka jika 'garis kehidupan' yang seperti ini [berkenalan dan menjadi dekat dengan makhluk dari dimensi lain] tertera nyata di dalam buku kehidupan seorang Alaika Abdullah. Sungguh, menambah kepercayaan dan ketakjubanku terhadap kekuasaan Ilahi Rabbi. Lahaula Walakuata Illa Billah. Amazing, Subhanallah.

Tak hanya berkenalan dan menjadi cucu angkatnya Nek Limah, kemudian aku juga berkenalan dengan keluarga Dijah yang lainnya, yaitu suami Nek Limah, yang kerap kami panggil dengan sebutan Buya, lalu dengan putrinya Nek Limah serta cucu-cucunya yang lucu dan menggemaskan. Eits, menggemaskan berdasarkan suara dan sikap mereka saat merasuki tubuh Dijah lho ya. Visualnya sendiri, aku belum punya kemampuan untuk melihat mereka secara langsung, karena mata batinku masih belum mampu menembus alam gaib ini. Semoga dalam waktu dekat ke depan nanti, mata batinku mampu tersingkap. :)

Well, kembali ke pengobatan. Hari pertama itu ditinggal oleh kolegaku, Dijah meninggalkan aku sendirian di rumahnya untuk sementara waktu, karena dirinya ditugaskan oleh Nek Limah untuk mencari 'obat-obatan' yang diperlukan bagi pengobatanku. Sepulangnya, Dijah memperlihatkan beberapa jenis kembang dan dedaunan yang sebagian besar aku kenal, yaitu mawar, melati, kenanga, daun sirih bertemu urat dan beberapa jenis dedaunan dan akar-akaran lainnya. Rasa penasaran semakin membuncah di hatiku, menanti pengobatan terhadap diriku yang akan dilaksanakan nanti malam. Rasanya waktu langsung beranjak lemot, lamban bagai bekicot. Hehe.

Dan,...
Malam yang dinantikan pun tiba. Selesai shalat maghrib, Dijah langsung menggulung sajadah, dan mempersiapkan 'obat-obatan' yang telah disediakannya tadi sore. Semuanya dimasukkan ke dalam mangkuk keramik putih ukuran jumbo yang telah diisi air. Disampingnya, dalam sebuah piring yang juga terbuat dari keramik putih, terletak minyak kayu putih, beberapa botol minyak suluk, tasbih, kapas, handiplast dan pisau silet.  Lalu wanita muda ini meminum minyak kayu putih dan berzikir. Butiran tasbih cantik berwarna biru muda itu bergerak cepat oleh jemarinya yang terlihat lincah memindahkan butir demi butir tasbih tersebut. Hingga kemudian, tubuhnya sedikit berguncang dan roh Dijah keluar dari raganya, terganti oleh kehadiran Nek Limah.

"Assalammualaikum" adalah sapaan khas Nek Limah yang diucapkan dengan intonasi khusus, ciri khasnya, seraya mengulurkan tangannya menyalami aku. Kucium tangannya seraya menjawab salam. Seperti biasanya, Nek Limah menanyakan kabarku dan apakah aku sudah siap untuk mulai menjalani pengobatan? Nek Limah menjelaskan bahwa jempol kaki kiriku akan disayat sedikit dengan pisau silet, untuk mulai proses pengobatan.

Kuatir? Takut? Yes. Aku kan paling takut dengan urusan sayat menyayat dan suntik menyuntik! Namun tak mungkin donk jika aku utarakan ketakutan itu pada Nek Limah, yang ternyata tanpa aku katakan pun telah membaca isi hatiku.

"Ga sakit kok, dan ga akan pendarahan. Tenang saja. Kau mau sembuh kan nak?"

Dengan wajah bersemu merah, aku anggukkan kepala seraya mencoba tersenyum.


"Cha, tengoklah, Bundamu ternyata takut dengan pisau dan jarum." Celotehnya. 

Cha adalah singkatan dari Marissa, cucunya Nek Limah. Yup, bahkan kaum jin pun menyukai nama-nama keren yang biasa dipakai oleh manusia lho, dan ga heran sih, karena Dijah lah yang memberikan nama itu bagi ponakannya. :D Icha sendiri memang sudah sangat akrab denganku. Merasuki tubuh Dijah, saat Dijah [dalam bentuk roh] harus bepergian dengan Nek Limah, mencari obat-obatan yang adanya di negeri gaib mereka. Ajaib ya? Aku sendiri ga pernah menduga akan mendapatkan pengetahuan ini lho. Sungguh, amazing deh menemukan fenomena ini. 

Pretty Yellow Stone Jahanam

Well, balik lagi ke kisah pengobatan [pembesetan jempol kakiku]. Sungguh membuatku deg-degan. Kujulurkan kaki kiriku ke hadapan Nek Limah, sesuai dengan permintaannya. Hadeuh, Ya Allah, bantu kami dan beri daku keberanian untuk jalani pengobatan ini. Daku ingin sembuh ya Allah. Kupejamkan mataku seraya meringis, saat kurasakan pisau silet tajam itu menyayat ujung jempol kakiku. Kuintip juga karena penasaran. Nek Limah merapal zikir seraya sekali dua kali menyambit kaki dan betisku dengan tasbishnya. Kedua tangannya lalu memencet jempol yang telah dibesetnya. Wajah Nek Limah [wajah Dijah] terlihat begitu serius, berbicara dengan nada perintah. 

"Keluar kau, tak berhak kau ganggu cucuku! Urut betismu ke bawah, Al! Bantu Nenek!" Perintahnya. 

Refleks kedua tanganku bergerak mengurut betisku dengan gerakan dari lutut ke kaki. Bersamaan dengan urutan tanganku, Nek Limah memiringkan kakiku seperti orang menuang cairan dari wadah ke lantai. Dan, Masyaallah, dari jempol kakiku, melompatlah sebuah benda berkilauan berwarna kuning. Sungguh aneh bin ajaib, tapi nyata. Dengan sigap Nek Limah menjepit permata berwarna kuning itu, dan meletakkannya di atas tissue. 

"Fotolah kalo mau kau foto, Nak. Inilah yang ditanamkan di tubuhmu untuk meracuni aliran darahmu. Ini masih yang satu, betinanya ini. Jantannya besok kita ambil. Awas kena tanganmu, dia akan mencoba masuk lagi ke tubuhmu jika tidak segera kita kunci." 


Sigap kuraih Blackberryku dan click, menjepretnya and here it is! The Yellow Devil Stone!


Jangan ditanya betapa takjubnya aku menyaksikan permata kuning berkilauan yang telah sekian lama bersemayam di dalam tubuhku. Bukan sekedar permata biasa, karena di dalamnya telah diisi dengan roh setan jahanam, untuk membujuk hatiku agar kembali pada si pelaku. Namun aku mampu bertahan dari pengaruh buruknya selama ini, adalah karena aku selalu mendekatkan diri pada Allah. Jika pun kemudian aku mengalami kelumpuhan, itu adalah karena Allah sedang memberi petunjuk padaku, untuk segera mengeluarkannya dari tubuhku. Subhanallah, terima kasih ya Allah. Semakin aku bersyukur mengalami kelumpuhan ini, karena melaluinya lah kami menyadari akan keberadaan si batu laknat ini. 

Nek Limah dengan sigap membersihkan darah yang masih mengalir dari jempol kakiku dengan tissue basah, lalu membungkusnya dengan handiplast setelah terlebih dahulu jempol ku itu diberi ludahnya. Ya, ludah seorang nenek dari bangsa jin muslim inilah anti infeksinya. Sesimpel itu. :) Again, Subhanallah. 

Si yellow stone sendiri, segera dibungkus tissue dan dikunci di dalam plastik kresek yang lumayan tebal, untuk keesokan paginya harus kami buang ke sungai agar mengalir menjauh. Lalu, sudah amankah diriku? 

Belum, teman-teman! Ini baru batu betina, batu jantannya masih bersemayam di dalam tubuhku, di tanam di pangkal paha, yang tentu saja proses pengambilannya akan semakin sulit. Sungguh membuatku takut, bahkan di saat aku memikirkannya, gimana sakitnya nanti saat batu jantan itu diambil dari sela2 pahaku ya? Hiks. 

Penasaran? Baca kisah lanjutannya pd postingan 
Petualangan Gaib 2 - Batu Kuning Jantan ya, Sobs! 

Catatan pembelajaran 
bahwa tiada yang tak mungkin terjadi di dalam kehidupan ini, 
bahkan hal yang sulit diterima oleh nalar sekali pun. 
Al, Medan, 12 November 2013


Image dipinjem dari sini

Bulat tekadmu tak mampu di cegah
Keras kepalamu, tak hendak melemah
Terseok-seok engkau melangkah
Seakan panggilan itu tak mau dibantah

Isyarat? 
Isyarat apa? 
Bukankah hanya kelam dan gerimis yang ada?

Ada duka yang mengiris kalbu
Walau belum nyata gerangan apa
Namun agaknya, mata hatimu tangkap isyarat itu
Isyarat yang kian bertalu-talu

Pagi ini, gelap itu berangsur terang
Lembaran kelam mulai sirna
Temaram pias, beranjak pergi
Sisakan duka, yang tiba-tiba menghentak jiwa

Firasatmu, isyarat itu,
Tersingkap sudah.
Langkahmu yang nekad melaju,
adalah untuk lepaskan si belahan kalbu.

Innalillahi Wainna Ilahi Rajiun
Semoga Allah SWT menempatkannya di tempat yang sangat layak di sisiNya
dan bagimu, semoga Allah menguatkan dan memberikan ribuan kesabaran dan ketabahan menghadapi cobaan ini. Aamiin. 
Be Strong my dear sista....




Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi yang kian canggih, dan kemudahan dalam mengakses internet yang semakin membaik, telah berperan aktif dalam menumbuhkan kembali minat para perempuan Indonesia untuk kembali menulis. Jika dulunya, mereka menulis kegiatan harian atau pun curahan hati mereka di sebuah buku diary, maka kini, geliat itu ditorehkan di halaman buku digital [blog] yang terhampar luar  [baik gratisan maupun berbayar] di ranah maya.
Seiring dengan kiprah para perempuan yang semakin nyata di berbagai bidang dan profesi, maka hasil tulisan di buku digital ini  pun kian beragam. Jika dulunya, mereka hanya menuliskan curhatan hati di dalam buku diary, maka kini, isi tulisan yang dibagikan di dalam blog yang mereka kelola pun menjadi semakin bervariasi dan tentu saja bermanfaat bagi yang lain [para pembacanya].
Blogging atau ngeblog, tak lagi menjadi hal asing bagi para perempuan Indonesia yang senang menulis [di blog]. Blogging semakin memberi kenikmatan tersendiri dan sungguh merupakan ‘Terapi Jiwa’.
Apalagi kala para perempuan yang bersenjatakan ‘hobby menulis’ ini berkumpul di dalam sebuah wadah/komunitas, maka dunia pun terasa kecil, saling terhubung, saling menginspirasi dan saling menguatkan.
Komunitas keren ini bernama Kumpulan Emak Blogger [KEB], yaitu sebuah komunitas yang dibentuk untuk menampung dan meng-erat-kan silaturrahmi para blogger perempuan Indonesia, baik yang berdomisili di dalam mau pun di luar negeri. Di dalam komunitas inilah kemudian, para emak [panggilan akrab untuk anggota KEB], menemukan semangat kebersamaan dan saling menginspirasi.
Tak hanya bercerita urusan sumur, dapur dan kasur, namun topik pembicaraan dan tulisan pun meluas ke berbagai topik lainnya. Mulai dari cakupan pengetahuan yang dianggap kodrat perempuan, mengurus rumah, mengasuh anak dan melayani suami, hingga ke berbagai tulisan motivasi dan penguat jiwa lainnya pun mengalir dengan bahasa ringan dan santai khas emak-emak [perempuan], yang ternyata disambut hangat oleh para pembaca dan pengunjung rumah maya para perempuan ini.
Aneka kegiatan positif telah dilaksanakan oleh KEB, yang muncul diilhami oleh ide briliant dan kreatifitas para anggota mau pun pengurusnya, mulai dari hal ringan hingga yang bersifat serius. Baik di dunia maya [secara online] sebagai basis utama interaksi para anggota dan netizen lainnya, mau pun aktifitas berbasis dunia nyata [offline]. Hal ini, semakin membuat derap langkah KEB semakin bergema dan kian diperhitungkan sebagai sebuah komunitas perempuan blogger Indonesia pertama yang hadir di jagad maya, yang mampu menginspirasi dan menyebar manfaat bagi sesama anggota pada khususnya, mau pun bagi netizen dan anggota masyarakat lainnya.
Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang kedua, serta memberikan penghargaan bagi blogger perempuan yang mampu menginspirasi dan mengaktualisasikan dirinya baik di dunia maya mau pun nyata [online dan offline], serta mempererat silaturrahmi antar anggota nya, kini KEB kembali menggelar acara bergengsi bertajuk Penganugerahan Award Srikandi Blogger 2014 yang rencananya akan dilaksanakan pada Maret 2014. Saat ini, panitia Srikandi Blogger 2014 sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulai proses seleksi para Srikandi. Acara yang sama telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2013 [Srikandi Blogger 2013], dalam rangka memperingati ulang tahun pertama Kumpulan Emak Blogger dengan menganugerahkan 5 Award bergengsi [gelar Srikandi Blogger 2013] kepada ; Alaika Abdullah sebagai Srikandi Blogger 2013, Anazkia sebagai Srikandi Blogger Terfavorit, Myra Anastasia sebagai Srikandi Blogger kategori Persahabatan, Haya Aliya Zaki sebagai Srikandi Blogger Inspiratif dan Bunda Yati Rachmat sebagai Srikandi Blogger kategori Lifetime Achievement.  
Kiri Atas: Anazkia - Srikandi Blogger 2013 Terfavorit
Kanan Atas: Myra Anastasia - Srikandi Blogger 2013 Persahabatan
Tengah; Alaika Abdullah - Srikandi Blogger 2013
Kiri Bawah; Haya Aliya Zaki - Srikandi Blogger 2013 Inspiratif
Kanan Bawah; Yati Rachman - Srikandi Blogger 2013 Life Time Achievement

Dan, jika Sobats adalah blogger perempuan Indonesia [di mana pun Sobats berada], maka kami mengundang Sobats untuk turut serta dalam seleksi Srikandi Blogger 2014 ini lho, dan mari berdampingan dengan kami dalam jajaran para Srikandi Blogger Indonesia. Yuk kita tebarkan virus menulis dan terus menginspirasi dalam berbagai bidang sesuai dengan kemampuan dan passion yang kita miliki. 


Syaratnya utamanya gampang kok, mari bergabung ke dalam komunitas keren ini [KEB], serta beberapa syarat lainnya yang akan kami umumkan pada saat pembukaan proses seleksi Srikandi Blogger 2014 nanti. 

Postingan ini merupakan woro-woro [Road To] Srikandi Blogger 2014, pertanda panitia sedang mempersiapkan agenda keren ini. Nantikan postingan terkait pada edisi berikutnya, ok? :)

Road To Srikandi Blogger 2014,
Al, Bandung, 23 September 2013



Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • It's Me!
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Jawaban Untuk Sahabat

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes