My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Tinjauan Buku: Labirin Rasa

Berkisah tentang seorang gadis 'urakan' bernama Kayla, yang tak hanya berwajah penuh jerawat, berambut lepek kucir kuda dengan bau yang kurang sedap, namun juga ber-kelakuan malas dan tak peduli pada perkuliahan yang dia ikuti, sehingga nilai IPK yang jadi haknya pun begitu mengenaskan. Amukan sang ayah dan amarah sang bunda, tak lagi mempan untuk membuatnya perbaiki keadaan, yang ada malah membuat si gadis petualang dan penakluk gunung ini memutuskan untuk berlibur.

Dan Kayla pun memulainya. Karakternya yang ceplas ceplos penuh percaya diri, menuntunnya untuk berkenalan dengan seorang pemuda tampan yang duduk di sebelahnya dalam perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta. Cara berkenalan yang unik khas Kayla, membuat si tampan Ruben yang tadinya sebel dan ogah-ogahan akhirnya terkesima, bukan karena kecantikan Kayla, karena gadis yang satu ini jelas jauh dari kriteria wanita impian para pria. Bukan pula karena tubuh sexy, karena gadis tomboy ini jelas dilampiri oleh lemak tipis yang membuat perutnya tak rata, serta beberapa bagian yang juga dilampiri lemak yang kian membuat penampilannya tidak langsung menarik para pria pada pandangan pertama. Namun, pancaran keceriaan yang ditawarkan, mulutnya yang bawel berceloteh tiada henti, akhirnya membuat Ruben takluk dan mulai menyukainya dan bersedia menjadi pemandu wisata bagi Kayla selama di Yogya.

Di balik tampilan fisiknya yang tidak menjanjikan keindahan, Kayla justru memberi Ruben banyak aura positif. Bersamanya, si anak mami yang tampan ini belajar untuk lebih berani menentukan sikap dan menikmati hidup. Keduanya pun larut dalam kedekatan rasa yang lahirkan romantisme. Ruben menjadi orang pertama yang membawa Kayla terbang ke awan, saat bibir dan lidah mereka saling bertaut. Ruben menjadi orang pertama yang memberi sensasi indah romantisme bagi Kayla, yang selama ini hanya tau bersentuhan dengan alam dan pendakian gunung.

Namun, kedekatan rasa tanpa ikrar saling mencinta ini pun, terpaksa diakhiri sepihak oleh Ruben, manakala Veni, sang pacar putus sambungnya,  kembali ke pangkuannya. Ternyata Ruben merindukan Veni dan membutuhkan ketergantungan Veni padanya, yang mana itu membuat dirinya jadi merasa berarti, merasa dibutuhkan.

Tinggallah Kayla menghadapi kenyataan pahit dan merasa tolol akan pengorbanan besar yang telah dilakukannya. Demi bersama Ruben, dia nekad pindah ke Yogya, dan merencanakan untuk kuliah di kota ini. Namun kini? Ruben lebih memilih untuk kembali kepada Veni. Pedih, perih, dan sedih. Itulah rasa yang penuhi hatinya. Lalu kemana kah Kayla harus berlari?

Mbak Eka Situmorang, memang cukup piawai mengajak pembacanya [saya] untuk larut dalam setiap langkah dan petualangan Kayla. Turut melo saat Kayla terkenang akan Ruben, turut excited dengan cara Kayla memulai pertemanan dengan si bule yang di Bali, turut deg-degan saat keduanya memanjat pagar dan akhirnya saling mencumbu. Turut takut dan cemas saat menduga bahwa si teman perempuan yang bersama Kayla di Makassar adalah seorang lesbian, dan ternyata she is!  Turut salut akan cara Kayla menata hati dan merubah pola hidupnya. Turut happy saat Kayla kembali bersama Ruben, namun turut gemas saat Ruben kembali berkhianat! Turut was-was memikirkan kekecewaan Patar, saat Kayla justru menyebutkan nama Ruben, dalam desahan kala 'pendakian cinta'nya bersama Patar mencapai puncak, ketika mereka sedang berbulan madu. Turut melo saat Patar tak juga mampu memaafkan kesilapan Kayla. Hiks.Turut bahagia saat semuanya berakhir bahagia.

Sungguh, membaca novel ini, saya tak hanya disuguhkan alur cerita naik turun dengan bahasa ringan yang renyah dicerna, tapi juga tambahan wawasan oleh gambaran detail settingan/lokasi kejadian. Saya jadi lebih tahu tentang lokasi-lokasi yang dikunjungi oleh Kayla. Yogya, Bali, Lombok, Makassar, Jakarta, Medan dan negeri Kiwi. Mba Eka memang cukup piawai membawa 'roh' saya larut dalam petualangan dan kisah cinta Kayla. Penasaran akan kisah lengkap LABIRIN RASA? Ayo baca novelnya ya. :)




Menulislah dari Hati, inilah yang selalu mengawali jawabanku setiap ada teman yang bertanya, baik secara offline [berhadapan] mau pun via chitchat on messengers. Apa pertanyaannya? Ya itu, tentang tips menulis jitu. Agar bisa mengisi blog kita secara kontinue, ga mut2an [moody]. Bagaimana mencari ide dan mengembangkannya menjadi tulisan yang apik, dan beberapa pertanyaaan terkait lainnya, yang intinya adalah ingin bisa menulis produktif. Seperti Mbak Al gitu lho! Pungkas si penanya. Aih, benerkah aku seorang blogger produktif? Hihi, kayaknya tidak terlalu deh, tapi aku memang hobby posting! :D

Jadi, jika ditanya apa sih tips agar kita dapat menjadi penulis/blogger yang produktif, dalam artian konsisten posting/update postingan. Maka jawabanku adalah seperti ini nih, Sobs;

1. Menulislah dari Hati

Inilah saran pertama yang aku berikan. Ya, menurutku, menulis dari hati, adalah kunci utama untuk membuka gerbang pikiran, agar nyaman bekerja hasilkan kata demi kata yang membentuk makna yang baik dan renyah.

2. Mengkreatifkan Pikiran [Menangkap Ide dan memaksimalkannya].

Maksudnya adalah, melatih pikiran kita untuk lebih kritis bekerja. Percaya enggak, Sobs, jika ide itu tersebar di mana-mana?. Bahkan dari selembar tissue atau sampah yang dilemparkan pengendara/penumpang mobil yang sedang melintas di jalan raya sekali pun. Atau dari seorang bocah penjual batu giling/cobek yang menjajakan dagangannya di persimpangan jalan. :)?

Hanya saja, tidak semua pikiran terpacu untuk bekerja maksimal, untuk kreatif mengolah apa yang dilihat oleh mata, dirasa oleh lidah, di dengar oleh telinga, untuk diterjemahkan ke dalam tulisan. Itu saja sih menurutku.

3. Jangan Membebankan Diri Pada Bobot Tulisan

Tulisan yang berkualitas atau berbobot, tentulah menjadi idaman setiap penulis/blogger. Setiap kita, sudah pasti ingin menghasilkan tulisan yang keren, berbobot dan [bahkan mungkin] menjadi trending topic. Tapi yakinlah, Sobs, jika patokan ini kita bebankan kepada diri kita, maka mungkin jumlah tulisan yang akan kita 'telorkan' di blog kita, akan bisa dihitung dengan jari deh. Apalagi jika kita bukanlah orang yang jago menganalisa dan merangkai kata, maka dipastikan, akan sering deh kita berhadapan dengan yang namanya 'writing block' alias ide mentok.

Ya iyalah, gimana mau menghasilkan tulisan keren dan bagus, sementara ide aja sulit kita dapat, gegara setiap ide yang terlintas, sudah berhadapan dengan tuntutan 'harus berbobot', atau 'ini keren ga ya? ini bagus ga ya kalo ditulis?'

Jadi, menurutku sih, jangan dulu paksakan diri untuk menghasilkan sebuah tulisan yang 'berbobot atau sangat berbobot'. Menulis saja dulu deh, menulislah dari hati, bermodalkan ide yang terlintas di kepala, atau yang terlihat oleh mata, didengar oleh telinga atau ditangkap oleh rasa. Singkirkan patokan 'harus berbobot', dan mengalirlah dengan kalimat-kalimatmu sendiri. Jangan pernah mencoba untuk meniru gaya tulisan orang lain, tapi ciptakan karakter tulisanmu sendiri sedari dini. Be different!

Percaya deh, tulisan yang ditulis dari hati, walau awalnya mungkin hanya sebuah tulisan sederhana, lama-kelamaan, kita akan terlatih untuk lebih terampil dalam mengolah dan mengemas ide kita menjadi sebuah tulisan yang apik lho!

Nah, itulah tiga poin sederhana yang biasanya saya pakai dalam menghasilkan tulisan-tulisan di ruang saji saya ini, mau pun di ruang saji pada rumah maya saya yang lainnya.

Semoga postingan ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Sahabats yang memiliki pertanyaan serupa yaaa. Dan bagi para master yang ingin berbagi tipsnya tentang bagaimana melecut diri untuk produktif menulis, monggo atuh ditambahkan tipsnya di kolom komentar. Trims sebelumnya lho.

Sekedar sharing,
Al, Bandung, 15 September 2013


Apa yang terfikirkan di benak Sobats membaca judul postingan di atas? Hehe. Pasti membayangkan suatu kabar gembira karena hadirnya rezeki tak terduga kan? Dan memang begitulah kenyataannya. Rezeki tak terduga ini menghampiriku, di awal bulan suci Ramadhan yang lalu. Rezeki yang memang sama sekali tak pernah terfikirkan, apalagi aku harapkan, karena planning-ku untuk hal ini, masih jauh di depan, masih menggunakan tagline 'pada saatnya nanti', yang bisa jadi akan terlaksana dua tahun ke depan. Etapi, Sobs, tiba-tiba saja 'nasib' indah [tak cuma baik] menghampiri, diawali oleh sebuah kalimat dalam percakapan via skype antara aku dan adik lelaki ku, Andre.

"Kak, gimana kalo kakak aja yang temani Ayah. Ada waktu enggak kakak pertengahan Ramadhan nanti?"

What? Kubaca lagi kalimat yang tertulis rapi di layar monitorku, darinya. Ga salah, tulisannya masih tetap "Kak, gimana kalo kakak aja yang temani Ayah. Ada waktu enggak kakak pertengahan Ramadhan nanti?" Hm...

"Yakin? Kakak sih oke-oke saja untuk menemani Ayah, tinggal atur schedule aja sih, apalagi saat ini memang kakak sedang break dari ikatan pekerjaan kantoran."

'Great, Kak. Coba kita komunikasikan lagi pada Umi dan Ayah ya, biar segera kita atur ticket arrangement dan berkas perjalanannya. Kakak juga coba hubungi Umi lagi, re-confirm akan keputusannya untuk 'mengundurkan diri itu'."

Dan begitulah, siapa yang bisa membaca skenerio Ilahi secara pasti? Tadinya, adalah Ayah dan Ibuku yang akan berangkat, memenuhi undangan Andre untuk mengunjunginya, berpuasa dan berlebaran di Istanbul, Turkey, sekalian sowan ke Belarus, bersilaturrahmi ke tempat mertua Andre di Eropa Timur sana. Apalagi mengingat, sejak pernikahan mereka [Andre dan adik iparku], Ayah dan Ibu belum pernah bersilaturrahmi ke pihak besan. Dan untuk keperluan ini, Ayah dan Ibuku sudah bersiap-siap, terutama Ibuku, yang memang jika hendak bepergian, pasti sibuk mempersiapkan sesuatu, khususnya baju beliau sendiri. Maka tak heran jika beberapa jaket pun dipesan ke butikku, hehe, sementara untuk pakaian, beliau menjahitnya sendiri, sesuai dengan kebiasaannya. Hihi.

E ternyata, siapa sangka jika kemudian sebuah aral melintang, yang akhirnya membuat Ibunda mengubah pikiran. Tak lagi berminat untuk meneruskan perjalanan, dan memilih untuk jaga gawang. Rencana pun berubah, beliau tak ingin rencana ini berubah hanya karena satu dan lain hal, apalagi beliau paham benar bahwa Ayah begitu ingin mengunjungi negeri dua benua ini. Masak orang lain yang tak punya putra yang menetap di negeri ini saja, sudah beberapa kali main ke Turkey, sementara si Ayah belum? So, Ibu pun mempersilahkan agar rencana ini tetap berjalan. Bahkan harus berjalan, karena tak enak donk jika mengecewakan pihak besan yang juga telah bersiap-siap menyambut kedatangan Ayah dan Ibu.

Lalu, rencana pun di-adjust. Disesuaikan. Alokasi dana yang telah dipersiapkan oleh adikku, tetap akan dipakai untuk perjalanan ini, karena memang begitulah tekadnya. Tak akan dikurangi melainkan me-replace participant. Hehe. Dan larilah rezeki nomplok itu ke haribaanku. Subhanallah, Alhamdulillah donk! Masa ditolak sih?

Jika Sobats dihadapkan pada kesempatan emas ini, di mana kondisi Sobats sedang free [baca: tidak terikat pekerjaan kantor, tidak memiliki anak kecil yang masih harus diasuh, suami/istri mengijinkan dengan senang hati dan perjalanan ini adalah GRATIS], apa yang akan Sobats lakukan? Menolaknya kah? Karena takut dicibir oleh orang-orang dengan tuduhan, 'ih, lihatlah dia itu, ngapain coba bulan-bulan puasa gini malah jalan-jalan narsis ke luar negeri, ninggalin anak dan suami, buang-buang uang saja!' Akankah tuduhan-tuduhan picik tak berdasar itu menghalangi langkahmu meraih rezeki yang dipersembahkan untukmu?

Kalo aku sih, tentu langsung tangkap donk ah! Apalagi ini adalah permintaan dari Ibu tercinta, serta adik tersayang, untuk menemani Ayahanda biar ada teman di perjalanan yang butuh waktu terbang hingga 13 jam. Itu baru untuk perjalanan ke tempat tujuan, belum lagi nanti, di perjalanan wisata di sana. Mampukah kita menolak permintaan mulia nan menyenangkan seperti ini? Ditambah pula support [ijin penuh] dari anak dan kekasih hati? Kalo aku sih, biarin lah orang mau ngomong apa, yang jelas rezeki tak terduga ini adalah anugerah! Kapan lagi mau jalan-jalan gratis seperti ini bo'? It will be so stupid donk jika kita menolaknya!

Maka berangkatlah kami pada tanggal 21 July 2013 kemarin, dari dua titik yang berbeda. Ayah berangkat dari Banda Aceh, dan aku berangkat dari Bandung, dengan meeting point adalah Kuala Lumpur. Baru dari Kuala Lumpur, kami bersama menuju Istanbul. Traveling dengan Ayahanda tercinta, menurutku adalah kesempatan emas, apalagi mengingat sejarah kelabu yang pernah aku goreskan, hingga membuat diriku terlempar keluar dari orbit ber-family name Abdullah selama hampir sepuluh tahun. Jadi tak heran donk, jika aku tak akan pernah menyiakan kesempatan untuk bisa berdua-dua atau bertiga-tiga atau bersama keluarga 'Abdullah' menghabiskan waktu. Bagiku, ini adalah anugerah. Nikmat yang kini aku petik setelah bertahun-tahun aku 'menimba ilmu yang tak mudah' di Universitas Kehidupan. Setelah gelap terbitlah terang, setelah hujan muncullah pelangi. Begitu deh kira-kira gambaran kehidupanku dan Intan kini. Alhamdulillah.

Back to my trip to Istanbul, tentu kulakukan dengan hati yang lapang dan penuh semangat membara donk. Jadi tak heran jika foto-foto narsis pun bermunculan di layar fbku toh? Jangankan untuk perjalanan keren nan gratis pula seperti ini, perjalanan ke hutan belantara saja aku suka pamer kok! Masak yang seperti ini aku mau sembunyikan? Haha. Jadi, suka heran aja sih, Sobs, jika di belakangku masih juga ada yang usil menabur dosa di halaman buku mereka sendiri, dengan mencibir dan berbicara negatif di belakangku. Yang 'sibuk' menyayangkan uangku habis untuk foya-foya. Helloooo!!! Tapi ya, sudahlah, kuanggap saja akal sehat mereka sedang dikuasai oleh iblis sang penggoda, dan sedang dicemari oleh lautan iri hati dan dengki, sehingga tanpa sadar, mereka sedang memperdalam pasir hisap untuk mengubur diri mereka sendiri. Mungkin ucapan 'Ya Allah, ampunilah teman-temanku ini, karena mereka tak sadari apa yang mereka lakukan itu' akan lebih baik daripada membalas kepicikan mereka dengan kata-kata tajam dan kasar ya, Sobs?

Lebih baik membiarkan 'anjing-anjing' ini menggonggong, sementara kita terus berlalu kan, Sobs? Toh semakin kita menjauhinya, gonggongannya juga tak akan terdengar lagi. :)

Don't Cry Just Because of they are talking about you behind. 

Life is still precious by let these 'dogs' barking.

Dan, Alhamdulillah, perjalanan indah mendampingi Ayahanda ke tiga negara ini [Turkey, Belarus dan Iran], sudah pasti membawa berkah luar biasa dunk bagiku, Sobs. Bertambahnya wawasan, bisa melihat budaya dan adat istiadat negeri orang, adalah sebuah kesempatan yang tiada tara menurutku, sehingga aku bisa membagikan catatan-catatan kecil [reportase khas ala Alaika Abdullah] di halaman maya tercinta ini.

Penasaran dengan reportase khas ala Alaika Abdullah yang sudah published? Mangga atuh ke halaman-halaman berikut ini ya, Sobs!

Postingan Reportase Ala Alaika Abdullah

IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

sekedar coretan,
Al, Bandung, 13 September 2013
Marah dan tersinggung adalah reaksi awal setiap manusia, saat dirinya atau keluarganya, atau temannya, atau bahkan negerinya dituding. Dikata-katai, dihina atau malah 'sekedar' dibilang 'jorok'. Apalagi jika dituding 'tidak berbudaya' atau beretika. Rasanya marah banget, atau tersinggung banget saat dikatakan seperti itu kan, Sobs? Dan itu adalah reaksi alamiah, yang sudah tertanam di dalam diri setiap manusia, terlepas dari negeri mana pun dia berasal.

Selanjutnya adalah, pernahkah kita berfikir dan menelaah, mengapa sampai tudingan itu muncul dan ditujukan pada diri kita? Pernahkah kita mencoba untuk bersikap bijak, untuk tidak serta merta marah dan mencak-mencak dan menyerang balik si pencetus tudingan itu? Atau, boleh lah marah dan tersinggung, tapi setelah itu, tanpa berlarut-larut, kita mencoba untuk berfikir, mencari tau, bener tidak sih kita, saudara, teman atau negeri kita ini seperti yang ditudingkan itu?

Terus terang, aku ga bisa membela diri jika mendengar komentar dari teman-teman negeri luar [luar Indonesia maksudnya], mengatakan bahwa mostly orang Indonesia itu bandel, ga disiplin, suka ngaret, ga tertib, karena memang kebanyakan ya ngono. Tak ada kata yang mampu terucap untuk membela diri, karena faktanya memang demikian. Hehe. Kebanyakan memang suka jam karet, sudah membudaya, tidak disipilin, iya juga, ga tertib, ho oh, bandel, yups. 

Tapi aku akan tersinggung jika mendengar mereka mengatakan orang kita [Indonesia] itu ga berbudaya bersih alias jorok! Ih, enak aja bilang kami jorok! Mana buktinya? Dan aku terdiam, Sobs, mana kala teman buleku yang sedang hang out di sebuah fast food outlet ternama yang berlokasi di salah satu kota besar di Indonesia,  mengirimkan foto ini.

Foto diambil di sebuah toilet, pada sebuah fast food outlet ternama di salah satu kota Besar Indonesia.
Berdiam diri sejenak, tertunduk malu walau dia tak bisa melihatnya, dan akhirnya hanya mampu membalas dengan sebaris kalimat seperti ini;

J , well,  you are right, but we are on the learning process on how to apply the heathy and sanitary life. I believe that you will see the differences when you return here, next time. But of course, it will time consuming.  

Mau bilang apa lagi coba, Sobs! Ga ada yang lebih pantas dikatakan untuk membela diri kan jika kita menghadapi kenyataan seperti ini. Lagi pula, kok bisa-bisanya ya nih pengguna toilet, mbok ya luangkan 1 menit untuk memasukkan tissue bekas/sampah itu ke dalam tempat yang sudah disediakan, biar rapi dan bersih. Hadeuh! Terlalu deh ih! Padahal melatih diri untuk disiplin menjaga kebersihan adalah mutlak, dan sudah pasti akan menghasilkan kenyamanan bersama toh? Bukankah 'Kebersihan adalah sebagian dari Iman'?

Itu baru satu contoh, pasti Sobats juga menemukan contoh kasus lainnya di sekeliling Sobats kan? J
Wanna share?



sekedar coretan,
Al, Bandung, 12 September 2013, posted from Dewaseo Office.
Pasti banyak dari Sobats, yang pernah mendapatkan rikues dari teman-teman blogger untuk memberikan endorsement terhadap buku yang akan mereka terbitkan, bener kan, Sobs?

Aku juga beberapa bulan terakhir ini sering sekali mendapatkan rikues tersebut. Senang sih, happy pastinya, tapi yang pasti, kita kudu mengalokasikan waktu khusus untuk duduk manis, membaca dan mencermati isi tulisan yang akan diterbitkan tersebut kan? Agar endors yang kita ciptakan itu relevan dan pastinya memiliki nilai jual [selling power]. J

Btw nih, ada yang masih asing dengan arti/makna dari kata 'endorsement'? J
Kalo menurut Mbah Wiki [Wikipedia] sih, endorsement itu adalah;
Testimonial dalam bentuk advertise/iklan, tulisan mau pun berupa ucapan yang mempromosikan suatu produk, sementara endorsement terhadap buku adalah testimoni/komentar yang diberikan untuk memperkuat kualitas isi buku mau pun juga si penulisnya. Diharapkan dengan adanya endorsement ini, maka calon pembaca akan tertarik untuk membeli, mengoleksi dan membaca keseluruhan isi buku mau pun mengenal si penulisnya. Beberapa pengertian tambahan tentang endorsement bisa dilihat di rumahnya si mbah Wiki deh, Sobs.

Bicara tentang membuatkan endorsement, mungkin bagi yang sudah terbiasa, adalah perkara one click ya? Tapi bagiku, biasanya aku selalu berhati-hati dalam melakukannya sih, Sobs. Pasti akan butuh waktu untuk duduk manis seperti yang aku katakan di atas itu. Duduk manis, membaca dengan cermat, dan mulai merangkai kata demi kata yang 'bernilai jual' lah, agar endors yang kuhasilkan sesuai dengan harapan si sahabat.

Tak terasa, sudah beberapa buku sahabats yang memajang namaku sebagai pemberi endors, hehe. Happy donk. Ada nama kita di dalam buku seseorang itu, rasanya gimanaaaa gitu ya, Sobs! #Halah, maruk ih! Tapi beneran lho, aku merasa happy aja melihat tulisan/endors-ku tercetak cantik di halaman endorsement buku mereka. Wajar donk? J

Adalah Ririe Khayan, orang pertama yang memberiku kehormatan untuk memberikan endorsement pada buku 'Mozaik Kinanthi' garapannya. Disusul oleh Pakdhe Cholik untuk bukunya yang berjudul 'Manusia Kaya Arti', lalu Bunda Lily untuk bukunya 'Mom, please stay alive' dan buku 'Rahasia Terbesar Pramugari Udara'. Lalu saat sedang berada di Istanbul kemarin, seorang sahabat maya juga meng-inbox, minta diberikan endorsement untuk calon bukunya yang berjudul 'Saya Orang Kaya'. Tiga teman bloggers lainnya juga ternyata mengirimkan naskah mereka masing-masing untuk mendapatkan endorsement dariku. #Hadeuh, mendadak jadi seleb deh ini. Hihi.

Dan Alhamdulillah, satu persatu endors berhasil aku selesaikan dan diterima dengan senang hati oleh teman-teman. Sayangnya, endors-ku untuk buku 'Saya Orang Kaya' milik Mbak Triana, terlambat sehingga ga tekejar untuk ikut naik cetak. Dan Mbak Triananya sendiri juga merasa sayang banget endors-ku ga bisa ikut tercetak, padahal menurutnya, endors itu sangat bernilai jual. Hiks. Tak apa, masih ada lain waktu kok, Mbak. J

Dan karena gagal naik cetak, biarlah endorsnya aku pasang di sini aja ya, Mbak, hitung-hitung mempromosikan bukumu. Hehe.
“Saya Orang Kaya”, sebuah judul yang sukses menarik rasa penasaran di hati saya untuk membalikkan halaman demi halaman buku ini, menelusuri kalimat demi kalimat yang diurai oleh si penulis. Lyha, sang penulis, tak hanya piawai dalam membidik judul yang eye and ear catching, tapi juga sukses untuk memaku tatapan saya untuk turut serta hingga ke halaman terakhir buku ini.
Buku yang diangkat dari tulisan-tulisan Lyha di blog pribadinya, memang layak memperkaya khasanah buku-buku motivasi di tanah air. Penasaran dengan apa yang dibidik Lyha hingga saya tak rela melepaskan buku ini sebelum mengkhatamkannya? Coba deh baca sendiri, and you will agree with me. J 
Alaika Abdullah | Humanitarian Worker | Freelance Writer | Author Novel Selingan Semusim | Blogger

Sementara endors-ku untuk bukunya Bunda Lily 'Rahasia Terbesar Pramugari Udara' bisa dilihat di sini deh, Sobs.

Dan sore ini, sebuah endorsement dariku telah dinantikan oleh dua sahabat penduduk dunia virtual ini, yang berkolaborasi membentuk kumpulan cerpen berjudul "Pelangi Jingga untuk Anthonia". Hampir saja terlewat alias lupa akan janjiku membuatkan endorsement ini lho, kalo saja tadi pagi si Mbak Niken tidak menyapaku di BBM. Haha. Maaf ya, Mbak cantik, kesibukanku akhir-akhir ini bikin faktor U untuk variabel lupa makin meningkat deh. Maafken..., tapi Alhamdulillah, endorsement ini kuharapkan mampu mendampingi dan menambah 'nilai jual' bagi kumpulan cerpenmu dengan Mas Ridwan Purnomo, ok?

And Sobs, here is my endors for Mbak Niken and Mas Ridwan's book. 


Pelangi Jingga Untuk Anthonia. Eits, jangan dulu membiarkan pikiran anda berlari pada tuduhan bahwa buku ini adalah sebuah novel ABG  nan sedang dirundung suka duka romansa kehidupan bercinta, hanya karena melihat judul yang tertera pada sampulnya lho! Anda salah besar, karena kumpulan cerpen hasil kolaborasi dua penduduk dunia virtual [Niken Kusumowardhani dan M. Ridwan Purnomo] ini, bercerita tentang kisah fiktif yang mengandung banyak sekali makna pembelajaran bagi kehidupan.
Terkadang kita dibuat terhenyak, oleh kesederhanaan dan kepolosan sikap para tokoh, yang tanpa sadar telah menyematkan makna pembelajaran, dan kadang kala kita terseret dalam arus penasaran akan cerita ‘mistis’ yang dikemas apik, yang juga tak lupa menitipkan pesan moral, serta suatu ketika, kita dibuat tercengang oleh kisah mengharukan yang juga menyematkan a good lesson learned. – Jika anda adalah penyuka fiksi, masukkan kumpulan cerpen ini ke dalam list bacaan yang patut anda koleksi.  
Alaika Abdullah | Humanitarian Worker | Author | Blogger | Freelance Writer.

 Alhamdulillah, plong rasanya mana kala satu persatu 'hutang' kita telah terbayarkan. Dan kini, saatnya menyediakan waktu untuk dua draft buku lagi, bagi dua sahabat yang sedang menanti. Yang sabar ya, Jeung. J

Well, Sobats tercinta, adakah Sobats melakukan hal yang sama manakala diminta untuk memberikan endorsement bagi buku teman-teman yang akan terbit? Bagi tips nya dunk agar lebih gampang dan cepat dalam menyelesaikannya. Kira-kira Sobats membaca keseluruhan isi naskahnya enggak sih? 

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 10 September 2013


Lagi-lagi Kumpulan Emak Blogger menggelar sebuah project keren. Tak hanya menginspirasi, tapi juga mengharukan, menggetarkan dan mencengangkan. Tercetus oleh Mak Indah Juli yang tiba-tiba menugaskan para Board dan Makmin KEB untuk berbagi kisah kasih mereka terhadap anak-anak perempuan mereka dalam project menulis di blog bertajuk #DearDaughter, yang ternyata disambut sumringah oleh para emak anggota KEB. Tawa dan airmata silih berganti sebagai ekspresi mereka kala membaca paragraf demi paragraf yang diuntai oleh para MakBoard and Makmin. Berlembar tissue pun satu persatu dipakai untuk menyeka air mata dan me-lap ingus (hehe) sebagai reaksi dari efek yang ditimbulkan dari surat-surat tersebut.

KEB menggeliat, menularkan gairah kasih sayang abadi para ibu terhadap anandanya, hingga berkembanglah project cantik berlabel #DearDaughter ini untuk diteruskan kepada member-member lainnya. Dilakukan secara estafet, sehingga project ini semakin menarik dan exciting. Tak hanya itu, project pun meluas. Jika tadi hanya bertajuk #DearDaughter, maka kini meluas ke label #DearSon, sebagai response terhadap keinginan para Emak yang memiliki anak laki-laki. Mereka pun, tentu ingin berbagi. Ingin menorehkan kisah kasih mereka terhadap anak lelaki mereka.

Permainan semakin seru, kala Mak Indah Juli mulai melanjutkan aksi. Melemparkan tongkat estafet #DearDaughter untuk diteruskan oleh member KEB. Dan, tak tanggung-tanggung, secara kejam si emak ini hanya memberikan deadline 1 x 24 jam saja bagi si penerima tongkat estafet, untuk menyelesaikan tugas mulia itu! Huft.

Dan taukah Sobats, siapa orang pertama yang menerima tongkat estafet ini setelah selesai dari tangan para Makmin? Hihi, eikeh bo'. Takut? No. Am happy! Walau deadline yang begitu singkat, rasanya aku happy banget deh mengerjakan ini. Its so exciting, dan efeknya luar biasa bagiku. Ada rasa lega di hati, diberi kesempatan untuk berbagi tentang hal ini. Yang lebih menarik adalah, aku harus meng-estafetkan tongkat ini kepada emak lainnya, dengan deadline yang sama. 1 x 24 jam! Seru yaaa... :)
Penasaran dengan surat cintaku untuk ananda Intan? Yuk cekidot di sini yaaa. http://tips.alaikaabdullah.com


From my OnyxBerry,
Salam,
Al, Bandung, 9 September 2013 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


Frame is grabbed from here and added with the text.
Ketika Kenyataan Jauh dari Harapan. Pasti sering banget dunk mengalami situasi seperti ini? Hehe. Dan banyak pula cara dari masing-masing kita dalam menyikapinya. Ada yang langsung kecewa, putus asa. Ada pula yang langsung marah dan menyalahkan sana sini, bahkan langsung dengan gagah berani menuding sang Pencipta, Tuhan Tidak Adil! Ada pula yang langsung pasrah, nerimo, sudah begitu garisan sang takdir. Namun ada pula yang berdiam diri sejenak, membiarkan hati menikmati rasa kecewa, lalu bangkit menata hati dan mengajaknya berkompromi tentukan langkah perbaiki keadaan. Dan berbagai cara lainnya dari masing-masing orang lainnya, dalam menyikapi kondisi di atas.

Dari sekian cara-cara menyikapi kenyataan di atas, tentu kita sepakat bahwa cara yang paling akhirlah [bergaris bawah] yang paling bijaksana, ya kan, Sobs?
Memang sih, terlihat bijak dan ideal banget. Dan rasanya bisa sih seperti itu. Tapi...,
tentu tidak mudah. It is not a one click solution!
Butuh kesadaran dan positive mindset, untuk mengarahkan pemikiran kita bersikap demikian. Lalu, apakah karena susah, lalu kita tidak melatih diri untuk mencoba menerapkannya?

Melatih pikiran untuk selalu bersikap positif, bahkan dalam menyikapi setiap kejadian terpahit sekali pun, adalah modal awal dalam melatih kita agar handal dalam mengelola emosi. Awalnya memang sulit, karena reaksi dasar manusia, dalam menghadapi kejadian tidak menyenangkan yang timpa dirinya, adalah marah. Ya, marah adalah reaksi awal kita dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan. Tapi reaksi awal ini bisa di ubah lho, yaitu dengan melatih untuk berfikir positif atau bersikap positif.

Caranya? Caranya yuk kita lihat contoh simple ini yuk.

Mas A sedang terburu-buru ke kantor. Beliau sedang ditunggu untuk ikutan meeting dan memberikan presentasi kepada peserta rapat, tepat pukul 9 nanti. Di tengah perjalanan, eh ban sepeda motor kebanggaannya malah bocor. Reaksi awal mas A bisa saja seperti ini;

A:  Shit! Sial, hadeuh, kenapa sih kamu pake bocor segala?

lalu mulai mengumpat sambil menendang ban motornya. Celingak celinguk cari tukang tambal ban yang ternyata ga keliatan. Emosinya makin memuncak, langsung badmood. Turun dari sepeda motor, nendang ban motornya lagi dan lanjut ngumpat menyesali diri.
Saking badmood, akhirnya dia malah memilih untuk mendorong sepeda motornya ke tempat yang teduh, dan istirahat dengan hati marah.

B: Aduh, Ya Tuhan, kenapa sampai bocor sih?

Selanjutnya, mas A menghentikan motornya, memeriksa ban yang terlihat kempes. menyabarkan diri, melihat kiri kanan mencari kalo2 ada tukang tambal ban terdekat. lalu menelphone kantor memberitahu kemungkinan akan datang terlambat. Mendorong motornya begitu tau ada tukang tambal ban tak jauh dari situ, atau karena tak ada tukang tambal ban terdekat, dia mendorong sepeda motornya ke tempat yang aman, menitipkannya di sana dan memastikan posisinya aman, lalu melanjutkan perjalanan, memberikan presentasi adalah tanggung jawab yang harus dipenuhinya, baru setelah itu, dia akan kembali ke tempat penyimpanan sepeda motor untuk mengurusnya.

See? Kebayangkan, Sobs, hasil akhir dari dua cara mengelola emosi di atas?
Yup, mengelola emosi dan melatihnya kearah yang positif, adalah kunci utama agar kita selalu mampu menghandle situasi di mana 'kenyataan jauh dari harapan'. Karena, situasi seperti ini, mau tak mau memang sering sekali berhadapan dengan kita kan? So, yuk kita coba latih diri, kelola emosi untuk mampu sikapinya dengan hal positif.

sekedar catatan pembelajaran dalam kehidupan,
Al, Bandung, 8 September 2013





Picture from here

Tak terasa, sang mentari telah sedemikian tinggi dan garang dalam memancarkan cahayanya, kala kami memutuskan untuk kembali ke Tehran. Perjalanan wisata religi hari ini, khusus untuk kota suci Qom, rasanya sudah lebih dari cukup untuk menyajikan reportase spektakuler tentang Iran, si negeri Syiah Sejati mau pun Hazrat Fatimah Masyumah Shrine. Mengingat waktu yang terbatas, tentu tak akan cukup untuk minta diajak berkeliling lebih lama lagi pada si mas guide. Apalagi tawaran untuk singgah di makam tokoh legendaris Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, begitu menggoda untuk tidak dilewatkan dengan begitu saja. Rugi banget donk ah, kalo sampai bilang TIDAK pada si mas guide, saat dia menanyakan apa mau singgah di makam Khomeini nanti?

Who Is He? 

Ayatollah Ruhollah Khomeini, siapa sih yang tidak mengenal tokoh legendaris Irani yang satu ini? Pengobar revolusi Iran, yang dengan kepemimpinannya berhasil membawa Iran berganti wajah! Dari Monarki Shah Iran [Monarki Shah Mohammad Reza Pahlevi] menjadi sebuah negara Republik khusus berjuluk Republik Islam Iran. Tak salah lagi, perubahan yang tidak serta merta ini, terwujud di bawah perjuangan dan kepemimpinan mullah yang satu ini. Ya, mullah Ayatollah Ruhollah Khomeini. Tentu saja setelah melalui perjuangan dan pengorbanan panjang, dengan bantuan dan dukungan penuh dari rakyat Iran yang telah lelah oleh kekuasaan Shah Iran yang terkenal korup, gegabah dan dijuluki sebagai 'boneka'nya Amerika Serikat itu.

Oya, sebelum berlanjut jauh, untuk diingat bahwa Imam Khomeini TIDAK termasuk ke dalam salah satu IMAM dari Dua Belas Imam yang dianut/dipercayai oleh kaum Syiah Iran lho ya. Jika pun terlihat banyak sekali peziarah yang berdoa khusyuk di makamnya, dan beribadah di dalam mesjidnya, itu adalah lebih kepada penghormatan dan penghargaan atas jasa perjuangannya dalam mendirikan dan membenahi negeri Persia ini, bukan karena mengkultuskannya setara dengan Imam Dua Belas. Oya, Sobs, postingan ini juga tidak kuperluas dengan bahasan tentang Imam Dua Belas, Imam Mahdi atau yang berkaitan dengannya, karena selain ilmu akan hal itu yang terbatas, aku juga tidak ingin membuka thread diskusi tentang paham ini yang ujung-ujungnya malah akan menimbulkan pro dan kontra. Ga asyik nanti jadinya, jadi kita bicara murni tentang 'laporan pandangan mata' dari tekape yaaaa. Not more than that lho. Jika ingin tau sedikit lebih detail tentang praktek Syiah Iran, Sobats bisa balik kembali ke postingan ini deh. Ok, Sobs? :)

Sekedar informasi juga nih, Sobs, ternyata Ayatollah itu adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para ulama Syiah. Kata ini berarti 'bukti dari Allah' dan mereka yang memiliki gelar tersebut ahli dalam studi tentang Islam, seperti Syariah, filsafat, etika, mistik dan biasanya mengajar di sekolah pengetahuan tentang Islam [hauzah] atau pesantren kalo di Indonesia.
Ayatollah, biasanya ditandai oleh sorban yang dikenakan oleh para ulama ini. Semakin senior seorang Ayatollah dapat dilihat dari warna sorbannya. Sorban hitam adalah untuk Ayatollah yang sudah sangat senior, dan sorban putih adalah untuk Ayatollah biasa.
Sumber: Wikipedia dan juga mas guide.

About The Shrine/Tentang Makam

Berziarah ke makam-makam tokoh ternama, adalah merupakan salah satu bentuk dari wisata religi yang sudah sangat lazim berlangsung di negeri para mullah, Iran, ini. Jadi tak mengherankan jika makam para tokoh ini pun diperindah sedemikian rupa dan megah. Tak sekedar luas dan nyaman, tapi juga dilengkapi dengan aneka hiasan cantik menawan, mulai dari kubah yang berlapis emas hingga dinding dari serpihan kaca berkilau dan pilar-pilar dari marmer dan pualam. Menakjubkan!

Where is it?

Back to Makam Ayatollah Khomeini. Makam ini berada di dalam kompleks pemakaman pahlawan bernama Beheshti [surga] Zahra atau Pemakaman Zahra, terletak di selatan Tehran. Kata Zahra diambil dari nama putri kesayangan Rasulullah SAW, yaitu Sayyidah Fatimah Az-Zahra AS. Pembangunan kompleks yang teramat luas [lebih dari lima ribu hektar/20 km persegi] ini, telah dimulai sejak tahun 1989, setelah kematian sang tokoh legendaris [Imam Khomeini], namun tampaknya, hingga kunjungan kami kemarin ke lokasi ini, masih banyak sekali pengerjaan proyek terhadap object ini. Kata mas guide sih, pembangunan terhadap kompleks ini memang terus saja berkesinambungan, baik berupa maintenance, pembaharuan atau hanya sekedar pembersihan, sehingga selalu saja akan terlihat pemandangan seperti ini [kubah2 yang diselubungi jejaring, dan aneka peralatan proyek yang mejeng di dalam kompleks]. Sehingga beginilah foto kompleks pemakaman yang berhasil ditangkap oleh kamera kami. :)

Kompleks pemakaman Behesti Zahra [Makam Ayatollah Khomeini].
Makam Khomeini

Parkir tepat di halaman parkirnya yang luas, lalu kami pun disambut udara panas yang langsung menerpa wajah. Oh My God, panas nian udara di negeri yang satu ini. Negeri Persia berperadaban tinggi yang begitu masyur dan pernah teramat sangat jaya. Siapa sangka jika kini, aku justru telah menjejakkan kaki di tempat peristirahatan salah satu tokoh paling berjasa dalam perubahan wajah negeri ini. Yup, makam sang mullah, Ayatollah Ruhollah Khomeini, tinggal beberapa langkah lagi. Subhanallah.

Pemandangan di teriknya panas halaman parkir ini, sungguh tak membuat jemu. Justru mata kami kian terbuka lebar menyaksikan banyak tenda-tenda yang terpasang di taman [halaman berumput] di sekitar area parkir. Camping kah mereka di tempat ini?


Menjawab kalimat what are they doing here? Are they having camping ku, mas guide mulai menjelaskan, bahwa lazim di Iran, orang-orang mengadakan ziarah makam. Mereka yang mendirikan tenda-tenda di tempat ini, adalah mereka-mereka yang berasal dari tempat-tempat yang jauh, sehingga perlu bermalam dengan mendirikan tenda-tenda, dan memasang peralatan masak-memasak segala di area ini. Biasanya mereka datang untuk berziarah, beribadah di mesjid 'bertuah' yang mereka yakini akan membuat mereka bisa lebih khusyuk dalam beribadah dan berdoa. Ada juga yang datang untuk melepaskan nazar, dan berbagai alasan lainnya.

Untuk menghormati para 'tamu' yang mengunjunginya, pihak pengelola Shrine/Mesjid ini, menyediakan air bersih siap minum [ready to drink] untuk memudahkan para tamu, bahkan di pagi hari, mereka juga menyediakan kopi/teh untuk para tamu ini. Selain itu, sebuah sudut bernama charging corner juga tersedia lho di tempat ini. Keren yaaa. :)

Makam Ayatollah Khomeini
Kiri - Kanan: Ready to Drink Water  - Charging Corner
Di kompleks ini juga terdapat perumahan, pusat wisata budaya, pusat studi Islam, pusat pembelanjaan dan tempat parkir untuk 20 ribuan mobil lho. Sayangnya, kami tak berkesempatan untuk menjelajahi keseluruhan area dari situs yang digunakan sebagai tempat bagi pengikut Khomeini ini. Situs ini juga sering digunakan secara simbolis oleh tokoh-tokoh pemerintah atau pada saat ada kunjungan dari pejabat negara lain. Perawatan dan managemen bangunan ini, ditangani oleh cucu dari sang mullah Ayatollah Khomeini.

Oke, Sobs, kini saatnya kita memasuki area makam, tapi kita tidak diperkenankan menggunakan alas kaki [ya iyalah, masak masuk ke dalam mesjid pake alas kaki? Hihi] dan juga harus menitipkan kamera pada deposit box yang sudah disediakan. Ada dua bagian pintu masuk, yaitu untuk wanita dan untuk pria. Kuakui, petugas yang memeriksa saat kita masuk cukup ramah, apalagi ketika tahu bahwa kita adalah peziarah dari luar Iran, maka mereka pun memaklumi sikap kita yang mungkin terlihat tidak lazim bagi mereka, misalnya dengan pakaian muslim yang tidak seperti pakaian mereka.

Makam sang mullah terletak di dalam sebuah masjid bermenara empat dengan sebuah kubah besar berlapis emas. Di bawah kubah inilah sang Ayatollah Khomeini bersemayam. Tak sendiri ternyata, Sobs, karena di samping makam sang mullah tersohor ini, berbaring pula jasad dari putra kedua beliau, yaitu Ahmad Khomeini, yang dikenal sebagai pendamping setia Khomeini dalam melawan diktator Shah Pahlevi, yang disokong penuh oleh Amerika Serikat.

Makam ini terlihat special, dikelilingi oleh dzarih [pagar stainless steel apa besi ya ini?] seluas kira-kira 15 x 15 meter dan berpanggung kira-kira 1 meter, ditutup oleh kain hijau, dan dilengkapi oleh foto Imam Khomeini.

Tampak Luar, hasil jepretan my Onyxberry
Kiri ke Kanan: Makam Ahmad Khomeini [Putra Kedua dari Ayatollah Khomeini] dan
makam sang Ayatollah Khomeini
Makam Ayatollah Khomeini

Oya, Sobs, masih ada beberapa makam lainnya lho di dalam mesjid ini, dan terletak rapi dengan begitu saja di atas hamparan karpet persia merah yang lembut dan cantik ini. Sama sekali tak ada kesan seram sih, tapi heran aja, karena baru kali ini aku melihat makam-makam yang terhampar begitu saja di dalam mesjid, dan bahkan beberapa ibu dan anak malah duduk-duduk begitu dekat dengan makam-makam ini tanpa rasa takut. Hm, mungkin kalo di negara kita, ibu-ibu dengan anak kecil, pasti akan jauh-jauh deh dari berdekatan dengan makam-makam, ya enggak, Sobs? Hihi.

Makam lain di mesjid Khomeini

Well, Sobats, mengingat waktu yang kian menanjak petang, akhirnya kami pun memutuskan untuk pamit undur dari hadapan sang Ayatollah [jiaaah, bahasanya itu, Al!]. Alhamdulillah, sungguh sebuah perjalanan yang bahkan belum pernah terfikirkan, tapi malah Allah telah menggerakkan langkahku [melalui undangan perjalanan dari adik tercinta] untuk hadir di sini. Subhanallah, Alhamdulillah, ya Allah. Sungguh, ini adalah sebuah perjalanan di luar dugaan bagiku, dan sungguh membuka mataku, bahwa ada 'peradaban' lain selain dari apa yang selama ini aku saksikan dan ketahui. Alhamdulillah ya, Allah, tambahkan rezeki adikku, lancarkan langkah kehidupannya, ya Allah. Aamiin. Many thanks for everything ya, bro. :)

Oke deh, Sobs, ketemu lagi di dalam reportase Iran lanjutan yaaa, kita main ke Istana Saadabad yang megah dan menakjubkan, don't missed it in the next article!

Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Bandung, 7 September 2013


Related Post;

IRAN 

Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes