Ijinkan aku memulai lanjutan dari postingan 'kulit luar Syiah, Tehran' dengan sebuah pertanyaan, Sobs.
Apa yang terpatri di benak Sobats setiap mendengar nama negeri ini disebutkan? Iran, ya Iran. :)
Apakah sama dengan yang terlintas di benak dan imaginasiku? Aku akan serta merta membayangkan, negeri ini dipenuhi oleh pria tampan berjenggot, bersorban, dan alim. Serta kaum wanitanya yang cantik jelita, berjubah hitam dari kepala hingga ke mata kaki.
Sebuah negeri bernama Persia, berbudaya tinggi dengan kaum Adam dan Hawanya yang menawan dan juga merupakan negerinya kaum Syiah. Samakah imaginasi ini dengan bayangan yang ada di benak Sobats?
Bayangan/imagi ini terus tersimpan di benakku hingga pesawat yang aku tumpangi [Turkish Airlines] dari Istanbul hendak mendarat di bandara Ayatullah Khomeini, Tehran. Sebenarnya, sudah mulai ada keraguan di hati ini, gegara melihat kebanyakan penumpang wanita [yang menuju Iran] ini berpakaian tidak muslimah [baju tanpa lengan dan jeans serta tidak menutup kepala/tidak berhijab], namun aku mencoba berfikir positif, mungkin mereka ini adalah para wisatawan yang hendak ke Iran/Tehran. Tapi, wisatawan sekali pun, layaknya kan pake pakaian yang sopan ya, Sobs, karena kan menuju ke sebuah negeri yang memberlakukan regulasi syariah? Nama negaranya saja Republik Islam Iran. Islam gitu lho! So? Tapi ya, sudahlah, tak berhak dunk aku/kita menghakiminya. Haha.
Well, landed safely, perubahan-perubahan drastis seperti yang aku tuliskan di sini pun terjadi. Wanita-wanita seksi tadi pun berubah menjadi wanita berkerudung [menutup rambutnya dengan selendang atau kerudung] dan berjubah! Aku pun manggut-manggut. Oh, begini rupanya. Begini toh? I see. :)
Sedikit nakal, aku pun terpanggil untuk menilik kelakuan orang-orang di toilet wanita, haha. Dan ternyata, beberapa wanita berpakaian seksi berambut blonde, sedang memakaikan jubah hitam panjang [chador trendy] ke tubuhnya, praktis membungkus tubuh yang tadinya hanya dibalut oleh pakaian seksi. Lalu rambut blondenya yang cantik itu, diikat dan diberi sanggul raksasa berjuluk 'punuk unta', haha. Hampir melongo, aku segera masuk ke salah satu ruang kecil berlagak hendak pipis. Ya iyalah, daripada dicurigai sebagai penyusup/mata-mata, mending langsung kamuflase kan ya? :D
Surprise demi surprise memang menyambutku tiada henti. Dimulai dengan temperatur udara yang panasnya minta ampun [sekitar 41 derajat celcius], yang langsung menyapa pipi, hingga ke wajah-wajah cantik dan tampan mempesona yang menyegarkan mata. Namun baru saja menikmati rasa segar oleh pemandangan aduhai itu, rasa damai itu menurun menyaksikan jenis kendaraan yang lalu lalang di jalanan kota metropolis Tehran yang luas dan lapang itu, berupa kendaraan-kendaraan yang menurut pandanganku sih, masuk kategori jadul. Haha. Oops, tak bermaksud merendahkan, tapi begitulah yang tertangkap oleh pandangan mata dan kamera. Apa daya, mata dan kamera tak mungkin bohong kan ya? Dan mungkin, ini adalah efek dari kelamaan diembargo kali ya? :(
Tak sabar rasanya kami untuk segera keluar dari hotel guna sight seeing dan cari bukaan puasa. Kota ini, apalagi pemandangan yang terlihat sepanjang perjalanan dari bandara ke hotel tadi, sungguh membuat rasa exciting di hati seperti meledak meletup deh, Sobs! Haha. Sungguh, sulit bener menggambarkannya, tapi yang pasti, suasana Timur Tengahnya kerasa banget deh. Apalagi dengan view khas Timur Tengah seperti yang terlihat pada foto-foto di bawah ini.
Berwisata ke Iran, beberapa teman memang menyarankan untuk main ke Isfahan dan beberapa tempat keren lainnya. Namun kami malah jadi ingin melawan arus. Iran adalah sebuah negeri yang ‘unik’. Penganut paham Syiah Itsna Asyariyyah atau Syiah Imam Dua Belas. Desas desus tentang paham ini begitu bergema dan sering menjadi buah bibir. Rasanya sungguh disayangkan jika setelah menginjakkan kaki di negeri ini, kami tak memanfaatkan waktu untuk meng-eksplorasi kabar ini secara langsung. Yah, walau pun tentu saja, dengan waktu kami yang sangat sedikit, jelas tak akan mampu mengungkap informasinya secara utuh sih. Namun, setidaknya, berada langsung di negeri ini, kami ingin memuaskan rasa penasaran kami dengan menemukan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang selama ini cukup membuat kami mengerutkan kening.
Apa yang terpatri di benak Sobats setiap mendengar nama negeri ini disebutkan? Iran, ya Iran. :)
Apakah sama dengan yang terlintas di benak dan imaginasiku? Aku akan serta merta membayangkan, negeri ini dipenuhi oleh pria tampan berjenggot, bersorban, dan alim. Serta kaum wanitanya yang cantik jelita, berjubah hitam dari kepala hingga ke mata kaki.
Sebuah negeri bernama Persia, berbudaya tinggi dengan kaum Adam dan Hawanya yang menawan dan juga merupakan negerinya kaum Syiah. Samakah imaginasi ini dengan bayangan yang ada di benak Sobats?
Picture is taken Alaika Abdullah at Bazorgh Bazaar. |
Well, landed safely, perubahan-perubahan drastis seperti yang aku tuliskan di sini pun terjadi. Wanita-wanita seksi tadi pun berubah menjadi wanita berkerudung [menutup rambutnya dengan selendang atau kerudung] dan berjubah! Aku pun manggut-manggut. Oh, begini rupanya. Begini toh? I see. :)
Sedikit nakal, aku pun terpanggil untuk menilik kelakuan orang-orang di toilet wanita, haha. Dan ternyata, beberapa wanita berpakaian seksi berambut blonde, sedang memakaikan jubah hitam panjang [chador trendy] ke tubuhnya, praktis membungkus tubuh yang tadinya hanya dibalut oleh pakaian seksi. Lalu rambut blondenya yang cantik itu, diikat dan diberi sanggul raksasa berjuluk 'punuk unta', haha. Hampir melongo, aku segera masuk ke salah satu ruang kecil berlagak hendak pipis. Ya iyalah, daripada dicurigai sebagai penyusup/mata-mata, mending langsung kamuflase kan ya? :D
Surprise demi surprise memang menyambutku tiada henti. Dimulai dengan temperatur udara yang panasnya minta ampun [sekitar 41 derajat celcius], yang langsung menyapa pipi, hingga ke wajah-wajah cantik dan tampan mempesona yang menyegarkan mata. Namun baru saja menikmati rasa segar oleh pemandangan aduhai itu, rasa damai itu menurun menyaksikan jenis kendaraan yang lalu lalang di jalanan kota metropolis Tehran yang luas dan lapang itu, berupa kendaraan-kendaraan yang menurut pandanganku sih, masuk kategori jadul. Haha. Oops, tak bermaksud merendahkan, tapi begitulah yang tertangkap oleh pandangan mata dan kamera. Apa daya, mata dan kamera tak mungkin bohong kan ya? Dan mungkin, ini adalah efek dari kelamaan diembargo kali ya? :(
Pictures taken by Okana Abdullah, on the way to hotel from Khomeini Airport |
Sulit mengungkapkan rasa yang bergelora di dada saat menyadari
bahwa diriku telah benar-benar berada di negeri yang satu ini. Sebuah negeri
yang sebenarnya belum pernah masuk ke dalam daftar negeri yang ingin aku
kunjungi. Namun, tentu saja hatiku berdegup gembira manakala melihat nama Iran
tercantum di dalam itinerary usulan adikku. Berwisata ke Iran, negerinya
almarhum Ayatullah Khomeini. Wow! Amazing!
Inilah Iran
Tak sabar rasanya kami untuk segera keluar dari hotel guna sight seeing dan cari bukaan puasa. Kota ini, apalagi pemandangan yang terlihat sepanjang perjalanan dari bandara ke hotel tadi, sungguh membuat rasa exciting di hati seperti meledak meletup deh, Sobs! Haha. Sungguh, sulit bener menggambarkannya, tapi yang pasti, suasana Timur Tengahnya kerasa banget deh. Apalagi dengan view khas Timur Tengah seperti yang terlihat pada foto-foto di bawah ini.
Suasana jalanan terlihat lengang kala kami menumpang taksi, mencari tempat untuk berbuka puasa. Tak banyak restoran yang buka atau memang daerah di mana kami tinggal ini termasuk daerah yang sepi? Padahal, kabarnya kota Tehran ini adalah kota metropolitan selaku ibukota negara. Entahlah, kami belum bisa menebaknya. Supir taksi yang kami tumpangi sama sekali tak bisa berbahasa Inggris, sehingga adikku terpaksa mengeluarkan beberapa kata kunci dari 'kantong doraemon' miliknya. Pertama, sudah pasti dicobanya bahasa Inggris. Teryata bahasa international yang sudah merakyat ini, tak sampai menjangkau khalayak di negeri Syiah ini. Supir taksi geleng-geleng kepala sambil tetap berbicara dalam bahasa Farsi. Andri, adikku, tak paham pula bahasa ini.
Dicobanya bahasa Turkey, si supir geleng-geleng kepala. Ayahku mencoba bahasa Arab, No, masih geleng-geleng kepala. Bahasa Rusia, apalagi! Haha. Andri mencoba bahasa Azarbaijan. Dan click! Supir taksi berseru gembira dan percakapan pun on the track alias mengalir lancar! Bravo, Ndri. Salut deh dengan koleksi bahasa yang engkau miliki. Ckckck. Diantarnya lah kami ke sebuah restoran yang lumayan besar, namun lengang. Penataan ruangan seadaanya, padahal jika didecor layaknya restoran besar, kuyakin resto ini akan banyak menarik pengunjung.
Kendala bahasa kembali terjadi di sini. Farsi melawan Turkey. Haha. Akhirnya win-win solution pun diambil, Inggris walau si pelayan sedikit terbata-bata. :D
Giliran membaca menu, ampun bo'. Bisa dibaca tapi ga tau artinya! Haha. Ya iyalah, tulisannya menggunakan huruf arab tapi bahasanya bahasa Farsi. Cakep!
Keren ya menunya? Lalu apa yang kami pesan? |
Inilah yang hadir setelah berdialog sejenak dengan si pelayan dalam menentukan menu berbuka di hari pertama di Tehran. :)
Nasi minyak [lupa nama Irannya], ayam gulai ala Iran, plus Pepsi dan air mineral. Oya, sempat juga beli roti jala ala Iran. :) |
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Berwisata ke Iran, beberapa teman memang menyarankan untuk main ke Isfahan dan beberapa tempat keren lainnya. Namun kami malah jadi ingin melawan arus. Iran adalah sebuah negeri yang ‘unik’. Penganut paham Syiah Itsna Asyariyyah atau Syiah Imam Dua Belas. Desas desus tentang paham ini begitu bergema dan sering menjadi buah bibir. Rasanya sungguh disayangkan jika setelah menginjakkan kaki di negeri ini, kami tak memanfaatkan waktu untuk meng-eksplorasi kabar ini secara langsung. Yah, walau pun tentu saja, dengan waktu kami yang sangat sedikit, jelas tak akan mampu mengungkap informasinya secara utuh sih. Namun, setidaknya, berada langsung di negeri ini, kami ingin memuaskan rasa penasaran kami dengan menemukan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang selama ini cukup membuat kami mengerutkan kening.
Apa benar orang-orang Syiah [Iran] itu hanya melakukan shalat 3 kali sehari? Dengan membawa shalat Ashar ke Zuhur dan Maghrib ke Isya? Apa benar Shalat Jumat tidak wajib di Iran? Atau kalau pun melaksanakan shalat Jumat, maka shalat zuhur tetap harus dilaksanakan? Apa benar Orang Iran kalo shalat senantiasa meletakkan batu kecil [yang terbuat dari tanah Karbala] di bagian kepala sajadah untuk disujudi? Apa benar orang kota Qom dan muslimah pedesaan Iran menggunakan chador? Dan beberapa ‘apa benar’ lainnya.
Tertarik untuk ikut menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, Sobats tercinta? Yuk ikuti lanjutan postingannya di sini yaaa.
Tertarik untuk ikut menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, Sobats tercinta? Yuk ikuti lanjutan postingannya di sini yaaa.
Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Banda Aceh, 21 Agustus 2013
Related Post;
IRAN
Turkey