Belarus, si Negeri Semut adalah sebuah postingan lama yang dipindah ke sini untuk melengkapi tulisan-tulisanku berlabel 'traveling', dan tulisan ini memang ditulis khusus untuk mengikuti giveawaynya Mak Indah Nuria pada saat itu, yang ternyata juga berhasil menjadi salah satu juara dari perhelatan itu. Asyiiik!
Tak hanya itu sih, tulisan ini juga sebagai lanjutan dari tulisan "Sebuah Negeri Bernama Belarus" yang telah tayang pada postingan sebelum ini.
Dari awal menjejak tanah Belarus [di bandaranya], aku tuh udah ngerasa bahwa negeri Eropa yang satu ini termasuk negeri pedalaman yang 'tertinggal' gitu deh. Mengapa? Karena kesannya itu lho! Sepiiii banget! Bandaranya kecil, dan lengang. Keluar dari bandara, dengan taksi yang telah kami pesan, kesan yang sama juga semakin nyata. Kiri kanan jalannya dipagari oleh pepohonan hijau yang meneduhkan, membuatku merasa seakan berada di sebuah desa tempat di mana para tokoh dalam novel detektif remaja "lima sekawan" berasal gitu Sobs! Ih, kok bisa-bisanya ya adikku nemu jodoh di negeri terpencil ini?
Tak hanya itu sih, tulisan ini juga sebagai lanjutan dari tulisan "Sebuah Negeri Bernama Belarus" yang telah tayang pada postingan sebelum ini.
Well, bicara tentang perjalanan atau traveling, kakiku juga termasuk yang memang gatel banget untuk diajak berjalan. Rasanya setiap perjalanan, baik perjalanan dinas mau pun yang bersifat pribadi, selalu saja mampu memberikan kesan tersendiri bagiku. Banyak sekali pembelajaran yang bisa kupetik dari memberikan #myitchyfeet kesempatan untuk terus berjalan. Ada saja pengetahuan dan kesan baru yang membuat diriku semakin kaya akan wawasan dan pengalaman. Seperti perjalananku ke negeri semut ini, nih, Sobs!
Seperti yang dituliskan oleh Mbah Wiki, Belarus atau Belarusia adalah sebuah negeri republik, di belahan Eropa Timur dengan ibu kota negara bernama Minsk. Secara administratif dibagi menjadi 6 provinsi dan sebuah kota khusus. Berpenduduk kurang lebih 10 juta jiwa dalam luas wilayah 207,600 km2 --> info lengkap bisa dibaca pada postingan ini
Dari awal menjejak tanah Belarus [di bandaranya], aku tuh udah ngerasa bahwa negeri Eropa yang satu ini termasuk negeri pedalaman yang 'tertinggal' gitu deh. Mengapa? Karena kesannya itu lho! Sepiiii banget! Bandaranya kecil, dan lengang. Keluar dari bandara, dengan taksi yang telah kami pesan, kesan yang sama juga semakin nyata. Kiri kanan jalannya dipagari oleh pepohonan hijau yang meneduhkan, membuatku merasa seakan berada di sebuah desa tempat di mana para tokoh dalam novel detektif remaja "lima sekawan" berasal gitu Sobs! Ih, kok bisa-bisanya ya adikku nemu jodoh di negeri terpencil ini?
Namun, Sobs! Kesan ini berangsur kabur manakala kami mulai memasuki kota Minsk yang adalah ibukota negara. Geliat kehidupan moderen mulai terlihat nyata dan membuatku terkagum. Jalanan mulus terhampar luas, di pagari oleh deretan gedung-gedung yang berciri khas Eropah. Wow!
Bersama Ayah dan Adik ipar yang asli Belarusian. |
Ternyata perkiraanku salah. Negeri lengang ini menyimpan banyak sekali keunikan dan keindahan tersendiri. Udaranya yang tetap sejuk walau sedang berada pada siklus summer alias musim panas, sungguh menyumbang semilir angin sepoi basah yang bikin perjalanan kami terasa menyenangkan, walau pun dalam kondisi berpuasa dengan rentang waktu imsak ke berbuka yang begitu panjang pula! Jika di tanah air, aku paling ga suka jika disuruh berjalan kaki, nah di negeri ini, aku malah senang banget jika kami harus berjalan kaki.
Gimana tidak coba, Sobs? Siapa yang ga suka berjalan kaki di atas walking area yang begitu bersih, ditemani pula oleh hijaunya pepohonan dan bebunga yang aneka warna?
Teduh dan menyenangkan sekali rasanya ya, Sobs? Jadi seribu langkah per hari, kalo seperti ini tempatnya mah, saya ga nolak atuh kang! Hihi.
Si Negeri Semut
Lalu apa yang membuatmu menggelari negeri ini si negeri semut, Al?
Nah itu!
Belarus, Si Negeri Semut! Istilah ini meluncur dari bibir adikku, saat menjawab pertanyaanku akan ketiadaan jembatan penyeberangan untuk bantu jembatani para penyeberang jalan mencapai jalanan di seberang. Apa karena penduduk dan lalulintasnya yang tak seberapa padat, maka penduduk bebas menyeberang jalan sesuka hatinya? Tapi aku perhatikan, mereka berjalan sepanjang jalan dengan cepat namun tertib, there is no one crossing the street. Hm, apa ga perlu ke seberang? Mbuh lah. Daripada pusing, mending tanyakan ke adikku deh. Dan, taraaa...
Ternyata para penyeberang jalan di negeri ini menggunakan lorong penyeberangan, Sobs! Ternyata kebanyakan aktivitas masyarakat negeri ini berlangsung di bawah tanah lho! Ternyata, di bawah jalanan lebar dan taman yang menghampar indah itu, di bawahnya juga terdapat ruangan-ruangan dan lorong-lorong yang digunakan untuk tak hanya sebagai fasilitas penyeberangan jalan, tapi juga banyak store/toko-toko mungil yang berjejer di sepanjangnya. Tak hanya itu, bahkan kami sempat main ke sebuah mall mentereng yang adanya di bawah tanah! Wow, wow dan wow! Unik.
Belarus memang terlihat lengang. Permukaan tanahnya boleh sepi, tapi bawahnya itu lho! Geliat dan gemuruhnya kehidupan di bawah tanah, mencengangkan! Sukses membuatku takjub. Negeri ini sepertinya mencontoh semut deh, bergerak di bawah tanah sementara di atas permukaannya sepi lengang. :)
Tangga menuju ke Mal Bawah Tanah, terlihat biasa saja ya, Sobs? Nothing Special. Tapiii.., lihat deh! |
Memang sih, di negara kita juga banyak sekali mal mewah, tapi keberadaannya yang di bawah permukaan tanah ini lho yang bikin kagum. Gimana kalo terjadi gempa ya? Hadeuuuh! Bisa tertimbun reruntuhan deh eikeh! Ih, untung saat itu kami ga teringat akan gempa bumi. Hihi.
Btw, ada sebuah foto yang sengaja aku bidik secara usil nih, Sobs! Coba Sobats perhatikan, apa sih yang istimewa dari foto di bawah ini?
Look at the circle deh, Sobs!
Mungkin hal-hal seperti yang terlihat di dalam lingkaran putih pada gambar di atas, bagi orang sana udah menjadi tontotan umum kali ya? Lazim dilakukan tanpa rasa canggung, hihi. Walau sudah terbiasa melihat hal-hal seperti ini berlangsung di negeri-negeri maju, namun pemandangan ini terus terang membuatku risih, soalnya kan diriku sedang berjalan bersisian dengan Ayahanda tercinta. Rencananya mau rehat sejenak di taman ini, setelah keliling-keliling ngiterin mal. Terpaksa deh Ayahanda aku ajak buru-buru melintas dan duduk di tengah-tengah sini. Tapi kuyakin, pasti dalam hati Ayahandaku bergumam, ya ampun, anak remaja negeri ini kok berani sekali beraksi seperti ini di depan umum. Ih! J
Jadi teringat dengan anak remajaku Intan deh, semoga saja putriku dan anak-anak muda di negeri kita, [orang dewasanya juga dunk ah], dijauhkan dari hal-hal yang demikian dan mampu menjaga etika dan norma-norma pergaulan ya, Sobs.
Well, postingan ini terlihat sudah sangat panjang, dan untuk menghindari kebosanan dan tidak terlalu lama mencuri waktu Sobats semua, sebaiknya segera aku akhiri dulu deh yaaa. Sampai jumpa pada reportase lanjutan perjalanan ke Belarus, ala Alaika Abdullah. See you in the next post, Sobs!
My Itchy Feet ... Perjalananku yang tak terlupakan
Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Belarus,
Bandung, 28 Desember 2013
dipindahkan ke blog ini pada 26 Maret 2015
|