Tamu dari Aceh

Hari-hariku terasa begitu padat sejak Kamis pagi hingga Senin pagi ini....
Menguras energi sudah pasti, tapi herannya sama sekali tidak menguras apalagi melelahkan pikiran. Heran banget deh. Meski lutut ini rasanya sudah seperti akan lepas dan persendiannya terasa begitu penat tapi tetap aja perasaan senang dan bergairah masih begitu bergaung di dalam dada.

Tapi coba jika kesibukan atau aktifitas itu adalah berkaitan dengan urusan pekerjaan kantor, organizing, meeting, persiapan laporan, sudah bisa dipastikan, efeknya adalah lelahnya badan dan pikiran akan satu paket dan meskipun memberikan rasa lega kala urusan beres, tetap aja badan dan pikiran akan butuh alokasi waktu untuk dipulihkan. Bener ga sobs?

Dikunjungi oleh sahabat yang juga adalah mantan anggota teamku di kantor lama, adalah sebuah kebahagiaan. Keinginannya untuk singgah di tempatku [walau hanya di sebuah kamar kost], adalah bukti nyata bahwa dia menempatkan diriku sebagai kakak dan sahabat, bukan hanya sebagai seorang mantan supervisor. Maka, mulailah aku menyusun rencana untuk menerimanya dengan baik dan menjadi host yang mengesankan. :D

Empat hari yang menakjubkan pun dimulai dengan menjemputnya di Bandara pada Kamis [22 November 2012] menjelang siang, disambut dengan guyuran hujan deras yang membuatku basah kuyup karena lupa membawa payung dan hanya mengandalkan angkutan umum. Hujan deras sedikit membelokkan niat kami untuk tetap menggunakan angkutan umum [angkot] sebagai satu-satunya transportasi yang kami ijinkan untuk kami jalani. Sahabatku Icut, juga ingin merasakan nikmatnya traveling ala backpackers [hehe, Icut teracuni olehku, yang bercerita padanya bahwa menjadi backpackers itu sangat menantang lho. Ada rasa puas di hati kala kita berhasil menikmati sebuah trip, dengan modal kecil tapi jangkauannya luas dan menyenangkan]. 
Hujan deras, memaksa kami untuk menggunakan taksi menuju tempat tinggalku. Barulah kemudian petualangan kami mulai dengan berangkot ria ke kantor.

Yes, kedatangan Icut di hari kerja, otomatis membuatku mengajaknya ikut ngantor. Toh nanti di kantor Icut bisa berselancar dulu di dunia maya sambil menunggu aku selesaikan tugas-tugasku. Baru kemudian, di malam harinya, acara selanjutnya dilanjutkan dengan nonton bareng di XXI nya BIP. Teman-teman kantorku menyambut Icut dengan hangat dan baik [thanks guys!] dan dengan penuh keakraban kita nonton 'Breaking Dawn' yang sedang heboh-hebohnya itu. Barulah setelah itu kita menutup malam dengan istirahat di kamar kost ku yang 'nyaman'. #Ngelirik Icut sambil bertanya, 'nyaman ga sih? kayaknya jauh lebih nyaman yang di Banda yaaa? hihi' 

Hari kedua, Jumat, Icut memutuskan untuk ikut ke kantor lagi, karena takut nyasar jika harus jalan-jalan sendiri keliling kota Bandung. Baru sore harinya aku dan Icut jalan-jalan lagi, diantar oleh temanku Asep ke Cihampelas. Keluar masuk Factory Outlet nyari jeans yang ndilalahnya ga ketemu yang pas. Aku sendiri sih udah niat di hati untuk ga beli apa-apa. Kan aku udah jadi orang Bandung, masak iya masih ngiler juga setiap lihat barang bagus di FO? Ih!

Dikira Kere

Satu kejadian unik yang bikin aku dan Icut tersenyum sendiri adalah saat kami memasuki toko yang menjual aneka jaket/coat berbahan kulit. Di dalamnya beberapa bule cowok sedang memantas-mantaskan jaket di tubuh mereka. Dua pelayan sedang melayani mereka. Seorang pelayan lagi terlihat cuek banget saat kami masuk. Melirik pun tidak! Aku anggap saja si pelayan mungkin sedang sibuk atau tidak melihat kami masuk.

Larak lirik, lihat-lihat, akhirnya aku tertarik pada sebuah coat yang memang keren banget [padahal tadi udah niat untuk ga tertarik apalagi beli-2]. Berwarna coklat. [Sebenarnya aku ga begitu suka pakaian berbahan kulit, tapi yang ini emang keren banget]. Si mba pelayan belum juga menyamperi kami. Akhirnya aku bawa coat itu ke si mba nya dan tanya harganya. Kulihat dua mba yang sedang melayani para bule, cengengesan ga ngerti apa yang ditanyakan si bule.

"Teh, ini berapaan ya?" tanyaku. Si mba melirik dan menjawab.
"Delapan ratus lima puluh ribu." Cara menjawabnya itu lho! Sepele banget. Apa penampakan kami terlihat begitu kere ya? hihi. Aku sempat berfikir, kayaknya nih orang bukan asli orang sini deh. Gaya bahasa dan pembawaan orang Sunda yang aku kenal begitu santun dan lemah lembut. Tidak memandang rendah orang lain. Kulirik Icut yang tersenyum padaku.

"Ada warna lain teh? masih bisa kurang?" aku tanya lagi sambil menekan sebuah rasa khas yang menghangat di dada.

"Harga pas teh, kulit asli makanya mahal." Jawabnya datar, kemudian melihat ke layar hapenya. Ketak ketik sepertinya chatting atau balas sms. Ih, nih anak kalo dilihat bosnya apa ga akan dipecat kalo seperti ini melayani calon pelanggan?

Kulirik Icut, yang masih menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Sambil memantaskan jaket itu ke tubuhku, aku berujar ke Icut, tapi sengaja memperdengarkan suaraku pada si mba nya.

"Kalo warna maroon cantik nih ya Cut? Tapi susah banget cari yang maroon. Delapan ratusan mah masih murah banget yaaa? Masih sisa dua ratus ribuan kalo dihitung uang perjalanan dinas kita sehari. Hehe. Teh, warna merah maroon ada ga?"

Aku tahu pasti, warna yang aku cari itu memang langka banget, dan yakin bahwa di toko ini ga akan ada. Jadi so pasti aku ga akan harus membelinya. Hehe. Ternyata memang bener sobs, ga ada yang warna maroon. Siplah, karena aku ga rela rasanya belanja di tempat yang penjualnya suka under estimate gitu! Kami pun melangkah berbarengan para bule keluar dari toko itu. Para bule juga ga beli apa-apa tuh ternyata. :D

Malam kedua kami akhiri setelah menjelajah Cihampelas Walk serta makan malam di salah satu resto nya. Hari selanjutnya, Sabtu, otomatis menjadi hari penuh kebebasan karena aku ga harus ngantor. Jadi bisa full untuk menemani sang tamu. Rencananya Icut mau cari oleh-oleh di Pasar Baru. Tapi sebelumnya aku sempat chat dulu dengan Nchie Hanie, yang sekarang ini berkantor di ITC. Jadinya mampirlah kami di ITC sebelum melanjutkan dengan angkot lainnya menuju ke Pasar Baru.

Yang paling kiri pasti udah pada kenal semua kan sobs? Yes, Nchie, Icut dan akkkyuuu. 
Nah, baru setelah dari kantornya Nchie, perburuan oleh-oleh pun dimulai. Jangan heran sobs, Icut yang baik hati ini... punya 20an keponakan, dan 6 kakak/abang. Jadi kebayangkan berapa kardus tuh oleh-2nya.... hihi. Perjalanan ini belum berakhir sampai disini lho sobs, karena malam harinya kami masih mengagendakan untuk nongkrong makan jagung bakar yang di dekat Holiday Inn itu tuh. Barulah setelah itu malam ketiga ditutup dengan istirahat sampai pagi. Jangan ditanya betapa nyenyak tidur kami setelah seharian kaki ini lelah menjelajah. Bahkan ga sempat mimpi karena pagi rasanya cepat banget menyapa....

Hari keempat, agenda penuh menanti. Pagi hari ke Gasebu [pasar kaget yang adanya hanya di hari Minggu]. Ingin donk aku tunjukkan ke Icut tentang pasar itu. Dan ternyata sobs, Icut nambah oleh-oleh lagi! Ya ampun! Persis aku kalo sedang jalan-jalan nih. Untungnya aku sedang tidak jalan-jalan dan sudah jadi orang Bandung. Walau ga bisa dipungkiri, aku tergiur beli [borong sih tepatnya] beberapa asesories. Hihi.

Siangnya, kami lanjutkan perjalanan ke Parongpong. Mengunjungi seorang sahabat blogger yang berdomisili di sana. Pada tahu donk siapa sohib yang satu ini? Yes. Teh Dey- Ibunya Fauzan.
Yes, kami ke Parongpong lho. Dan naik apa coba sobs? Teteup! Naik angkot. Setelah mendapatkan arahan dari teh Dey dan Asep  [teman sekantor] tentang arah dan angkot yang menuju ke Parongpong, aku pun dengan pede mengajak Icut kesana. Tapi tidak lagi mengikuti arahan teh Dey atau Asep. Hihi. Kami malah mengambil jalur lain sesuai arahan si supir angkot pertama [untuk ke Parongpong harus menggunakan beberapa angkutan umum]. Dan Alhamdulillah, ga sampai satu jam perjalanan, kami telah tiba di sana lho sobs. Amazing! Ternyata, ga harus punya kendaraan pribadi untuk pergi ke suatu tempat yang jauh. haha.

Icut sampai takjub, karena baru kali ini bepergian keluar daerah, dan kemana-mana nekad naik angkot. Bahkan ke daerah yang belum pernah dikunjungi sekalipun, hanya berdua, bermodalkan tanya sana tanya sini dan google maps di android yang setia di tangan. Wow!
Ternyata berjauhan dengan Gliv membuatku mandiri! haha. Tak bermaksud melupakanmu lho Gliv, tapi membawamu kesini itu perlu perhitungan. Sabar yaaa.... !

Kami pun disambut hangat oleh Teh Dey, disuguhi batagor dan bajigur yang hangat. Hm... nikmat. Baru setelah itu kami memulai petualangan kecil-kecilan di daerah dingin ini. Udaranya sejuk banget sobs! Asyik dan asri. Pas pula dibarengi gerimis. Hm... serasa kembali ke masa kecil, bisa bermain-main hujan.

Dengan berjalan kaki, kami bertiga [Aku, Teh Dey dan Icut] menuju kebun bunganya Mama Krisna [temannya teh Dey] yang langsung membuat mataku segar. Indah banget bebungaan yang ada di sana sobs! Sayangnya aku ga bisa membawanya pulang karena susah kalo harus naik angkot. Padahal ada satu pot dedaunan berwarna kuning yang ingin aku letakkan menghias meja kerjaku... hiks..hiks.

Icut di kebun bunga Mama Krisna
Tak hanya berkunjung ke kebun bunga yang menawarkan keindahan dan kesejukan di mata, kami juga berkunjung dan menyempatkan diri memetik sendiri buah stroberry lho.... sayangnya, buah stroberry nya dikit banget! Dan beberapa malah sudah membusuk karena keseringan kena air hujan. Tapi tak apa, yang penting kami sudah tau bagaimana cara memetik si buah imut berwarna merah itu.

Perjalanan belum selesai lho sobs, teh Dey masih mengajak kami main ke pusatnya Tahu lembang. Dan bisa melihat sendiri bagaimana Tahu lembang di produksi. Juga kemudian kami bisa mencicipi nikmatnya si tahu lembang. Ternyata rasanya memang jauuh lebih enak lho dibandingkan tahu-tahu lainnya. Mungkin karena tambahan susu murni dan keju itu yaa....

Senja telah memeluk bumi Lembang kala kami permisi. Sebuah angkot membawa kami kembali ke kota Bandung, dilepas oleh senyuman manis teh Dey dan bapaknya Fauzan. Hm... Thanks a lots ya teh untuk keramahtamahannya... we do appreciated it!

Well sobs! Hari yang panjang, tapi perjalanan belum berakhir lho. Satu agenda lagi telah menanti. KopDar dengan Nchie, Kang Argun, Ama [teman kantor] di Dago, makan jagung bakar lagi. Hehe. Aku sampai heran. Kok beneran seperti gasing ya aku hari ini? #Lirik Mba Niken yang tadi berkomentar di BBGroup. Haha.
Untungnya aku ga pusing setelah berputar-putar seperti gasing itu. Hihi.
Barulah setelah nongkrong lebih dari satu jam-an di Dago, ngobrol aneka topik dengan sahabat baru [kang Argun], Nchie dan Ama, kami sama-sama memisahkan diri. Saking capeknya, aku dan Icut terpaksa mematahkan niat untuk tetap berangkot.
Cukup sudah naik turun angkot sampai 11 kali hari ini. Pulangnya naik taksi aja biar cepat sampai. Dan sampai di rumah, aku biarkan Icut packing sementara aku setelah cuci muka, ganti pakaian langsung masuk selimut. I am so sleepy!

Pagi ini, jam 6 an kami telah di taksi menuju stasiun Bandung. Icut akan melanjutkan perjalanan ke Yogya. Melanjutkan traveling dan refreshing, mengisi masa-masa indah penganggurannya. [Icut baru selesai kontrak kerja di UNDP September kemarin, jadi saat ini sedang benar-benar enjoying her holiday sebelum memutuskan bekerja kembali.]

Well Cut, selamat melanjutkan liburan ya, dan here I am now, working on my desk.
Postingan ini ditulis di sela-sela makan siang lho sobs! Met makan siang and Have a great Monday yaaa!

Saleum,
Al, Bandung, 26 November 2012

18 comments

  1. hadohh..mba Al emg ga ada cape nya ya. klo mimi udah tumbang tuh,,,heheh

    salam buat temannya ya mba :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, capeknya kalo udah sendirian miii.... baru kerasa tuh.
      ok, udh disampaikan salamnya..

      Delete
  2. waahhh.. jadi kangen deh sama temen lamaku di Jakarta, pasti mereka sudah pada punya anak T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo disamperin, atau paling ga di sms, email atau fesbukin... :D

      Delete
  3. Gasiiiing... !
    Kalau mbak Al ga puyeng sama acara2nya, aku yang puyeng mbayanginnya...

    Pantesan di grup upload makanan melulu *lirik Mridwan... Aktifitas sepadat itu pasti butuh makan yg cukup.

    ReplyDelete
  4. wow itu cantik juga yaa khas wajah orang aceh yaa mbak, icut sepintas kayak cut tari yaa :D

    buset mborong belanjaan seberapa banyak yaa, emang kok waktunya refreshing sebelum dapet kerja tuh bikin makin fresh :D

    ReplyDelete
  5. ehem. . .
    keliling terus ya, mba. . . :)

    Kopdar keberapa nih sama teh nchie. . . :)

    ReplyDelete
  6. Sama2 mbak Al & Icut ... senang juga dikunjungi kalian berdua, mudah2an gak kapok ya ... belum ke kebun teh-nya lho .. ;)

    Mbak, ntar kesini lagi bawa kendaraan, kan udah ditawarin bunga gratisan sama Mama Krisna. Sayang tuh, rejeki dilewatkan ... hihihihi

    eh, kirain ngelanjutin ke Dago mau jalan kaki .. :))

    ReplyDelete
  7. cantiknya orang Aceh khas banget ya.. ketauan jelas..
    mba pindah Bandungnya udah lama kah?
    baru ngeh...

    ReplyDelete
  8. abis turun dieng...giliran naik-turun angkot....hehehe*kebayang cape'nyaa....tp ke'seruannya tiada lawaaan :D

    ReplyDelete
  9. emang beda kok capenya ngantor ma traveling.

    pasti lebih cape duduk manis di kantor
    hehehe . . .

    ReplyDelete
  10. mba tanya dong siapa tuh pemilik Dewa SEO itu... asyik banget bisa jalan jalan di bandung akhirnya...

    ReplyDelete
  11. Dikunjungi oleh sahabat atau kawan lama memang sangat menyenangkan. Terasa sekali diri ini dihargai oleh kawan. Itu yang membuat kita terharu. Teman seperti itu yang selalu didambakan, Setia dan saling menghargai

    ReplyDelete
  12. jalan terus nih mbak AL :) sering banget ketemu teh nchie ya dibandung

    ReplyDelete
  13. Naik angkot sampe 11 kali? Kuat banget kak... Tapi kalau bareng teman ∂άn menikmati sih jadi asik jg ya.

    ReplyDelete
  14. mbak alay?
    tulisanmu puuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuanjang banget?
    nggak ada rencana dijadiin buku?? :p

    eh tapi yang mbak2 penjual tadi tuh ya, kalo orang jawa bilang nggaplek i.
    mendingan dilempar uang seratus ribuan aja mbak :p

    ReplyDelete
  15. yang namanya kenyamanan emang musuh yang ppling utama ya Mba Al. pikran 'nanti panas, ribet dan ga bisa cepet' yang menghalangi niat naik anglot ke mana-mana.

    ReplyDelete